BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan operasional sistem tenaga listrik yang modern adalah untuk menyediakan
suatu kualitas pelayanan yang berkesinambungan (continuous) dengan pengaruh yang
kecil terhadap lingkungan dan dengan biaya minimum untuk pengguna. Tujuan-tujuan
ini bisa dijabarkan sebagai : pertama sistem seharusnya dioperasikan sehingga energi
yang disediakan ke pengguna mempunyai pengaturan tegangan dan frekuensi yang dapat
diterima; kedua, energi yang dihasilkan tidak memperburuk dan membahayakan
lingkungan serta pengguna itu sendiri; ketiga, pelayanan energi ke pengguna mempunyai
kesinambungan yang cukup, yaitu yang aman (secure) dan andal (reliable); keempat,
energi diproduksi dengan biaya minimum untuk pengguna. Tujuan-tujuan di atas bisa
diringkas menjadi tiga faktor, yaitu sekuritas (security), kualitas (quality), dan ekonomi
(economy).
Ada tiga kelompok kegiatan pada operasi sistem tenaga listrik, yaitu :
1. Perencanaan Operasi
3. Evaluasi Operasi
Gambar 1.2 Sistem manajemen energi dan fungsi-fungsinya terhapan waktu keputusan
3
Masalah perencanaan operasi dapat dibagi menjadi empat tugas yang berbeda,
seperti ditunjukkan pada gambar 1.3. Pertama penjadwalan seluruh sumber energi dan
fasilitas tahunan pada basis perbulan untuk memenuhi beban puncak bulanan yang
diramalkan, kemudian menggunakan hasil bulanan ini untuk menghasilkan jadwal
mingguan sehingga memenuhi beban puncak mingguan yang diramalkan, kemudian
menggunakan hasil mingguan ini untuk menghasilkan jadwal harian, dan akhirnya
menggunakan jadwal harian untuk membandingkan jadwal harian yang layak dan aman (
feasible secure).
Tugas pertama merupakan perencanaan operasi jamgka panjang yang terdiri atas
dua fungsi, yaitu program peramalan beban bulanan dan program penjadwalan
pemeliharaan (maintenance). Program peramalan beban bulanan memperkirakan beban
puncak tiap bulan. Program penjadwalan pemeliharaan menjadwalkan unit-unit untuk
4
Penjadwalan sumber-sumber energi dan fasilitas bulanan pada basis per minggu
merupakan perencanaan operasi jangka menengah (lihat gambar 2.2 dan 2.3). Tugas ini
terdiri atas dua fungsi, yaitu: program peramalan beban mingguan dan program
koordinasi hidrotermal. Program peramalan beban mingguan memperkirakan beban
puncak tiap minggu, dalam suatu periode bulan. Program koordinasi hidrotermal
menentukan jadwal terbaik untuk operasi unit-unit hidro dan termal sedemikian sehingga
jumlah bahan bakar yang dipakai diminimumkan dan beban puncak mingguan sistem
dapat dipenuhi.
Penjadwalan sumber-sumber energi dan fasilitas bulanan pada basis per hari
merupakan perencanaan operasi jangka pendek yang terdiri atas tiga fungsi, yaitu :
program peramalan beban jangka pendek, program simulasi analisis sekuritas (security
analysis simulation), dan program unit commitment. Peramalan beban jangka pendek
memperkirakan beban per jam pada 168 jam ke depan. Unit commitment atau
penjadwalan pembangkitan secara ekonomis yang juga merupakan ordering method atau
predispatch, menentukan pembangkitan unit-unit untuk operasi yang didasarkan pada
kesediaan (availability) unit-unit yang berbeda, seperti yang ditentukan pada
perencanaan operasi, jangka panjang dan menengah, sehingga beban per jam yang
diramalkan untuk 24 jam sampai 168 jam ke depan dapat dipenuhi. Fungsi unit
commitment membuat sederetan keputusan, terutama untuk menghidupkan (starting) dan
menghentikan (stopping) unit-unit termal sehingga menjamin kemampuan sistem, tetapi
tidak melebihi jumlah kapasitas pembangkitan untuk memenuhi beban sistem per jam
yang diramalkan. Oleh karena adanya ketidaktentuan (uncertainly) pada peramalan
beban, biasanya untuk merencanakan tambahan kapasitas, diperlukan cadangan berputar
atau cadangan yang siap untuk diputar dalam suatu periode yang pendek. Kelebihan
kapasitas ini disebut cadangan operasi.
fungsi simulasi analisis sekuritas memeriksa kondisi tegangan pada tiap bus dan kondisi
beban lebih pada tiap saluran transmisi. Jika untuk pembebanan per jam yang diharapkan,
penjadwalan pembangkitan dan konfigurasi sistem yang dijadwalkan atau diharapkan,
kondisi operasi tidak dapat diterima, maka perubahan pada konfigurasi sistem (yakni
peubahan penyetelab tap transformator atau pembangkitan yang dijadwalkan) akan
dikerjakan dan prosedur akan diulangi.
Sekali jadwal penbangkitan per jam yang ekonomis dan layak telat ditentukan,
perencanaan operasi sistem akan dilewatkan ke pengendalian operasi, yang akan
mengusahakan untuk memenuhi beban sistem dari menit ke menit sebagaimana telah
diterangkan sebelumnya
b. Sistem mesin-manusia
c. Sistem komputer
d. Program aplikasi
Di samping flasilitas on line untuk SCADA, Pusat Pengatur Beban juga memiliki
fasilitas off line bagi keperluan perencanaan operasi, analisis hasil-hasil operasi, dan
untuk evaluasi operasi di masa mendatang.
Pemanfaatan tenaga listrik tidak bersifat statis, tetapi akan selalu mengalami
perubahan sesuai dengan kebutuhan beban yang bersifat dinamis. Disamping itu
faktor biaya operasi yang tinggi dan pengaruh dampak lingkungan juga
memegang peranan yang sangat penting. Dengan dasar pemikiran tersebut
berbagai persoalan pokok operasi sistem tenaga listrik dapat di identifikasikan
sebagai berikut :
a. Pengaturan frekuensi
Apabila beban ( daya aktif ) bertambah besar, maka frekuensi sistem akan
turun, sebaliknya jika beban turun maka frekuensi sistem akan naik untuk
menjaga agar frekuensi sistem tetap, maka diperlukan pengaturan frekuensi,
di antaranya (untuk pembangkit dengan penggerak mula berupa turbin)
dengan menggunakan governor pada penggerak mulanya. Jika frekuensi turun
(putaran penggerak mula turun), maka pembukaan katup turbin menjadi lebih
lebar dan daya masukan bertambah besar sejalan dengan kenaikan beban.
Apabila sistem tenaga listrik harus mengatur banyak beban indukif, maka
tegangan sistem akan turun dan faktor daya nya rendah. Untuk memperbaiki
profil tegangan dan menaikkan faktor daya diperlukan pengendalian daya reaktif
sistem, di antara nya dengan memasang kapasitor yang terdistribusi maupun
yang terpusat, atau memasang motor sinkron di berbagai lokasi yang tepat.
d. Pemeliharaan peralatan
Untuk menjamin agar semua peralatan dapat berfungsi dengan baik sesuai
dengan kinerja yang seharusnya, maka sangat diperlukan perawatan secara
teratur/periodik sehingga perlu diperhatikan jadwal peralatan nya, baik
perawatan kecil maupun overhaul. Perawatan yang baik akan megurangi
kemungkinan timbulnya gangguan, memperkevil kemungkinan pelepasan beban,
dan akan meningkatkan keandalan sistem.
e. Biaya operasi
Biaya operasi, khusus nya biaya bahan bakar ( untuk pusat listrik tenaga
termal ), mengambil persentase yang terbesar dari seluruh biaya pengusahaan
tenaga listrik yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu perlu
diterapkan berbagai cara minimisasi biaya agar operasi sistem layak dan
ekonomis.
f. Perkembangan sistem
Kebutuhan tenaga listrik selalu naik dari tahun ke tahun. Untuk dapat
memberikan pelayanan kebutuhan tenaga listrik yang selalu naik ini perlu
dilakukan berbagai usaha untuk mengembangkan sistem agar tidak terjadi
adanya kebutuhan daya yang tidak dapat dilayani. Pengembangan sistem
memerlukan biaya yang sangat besar. Bagi PLN, hal ini merupakan beban yang
cukup berat. Salah satu kebijakan pemerintah dalam usaha mengurangi beban
berat ini adalah pemberian kesempatan kepada sektor swasta untuk berperan
serta dalam penyediaan dan pengusahaan tenaga listrik.
Untuk keperluan analisis dan evaluasi operasi sistem tenaga listrik diperlukan
laporan operasi yang meliputi hal-hal beikut :
dan data peralatan lainnya yang erat hubungan nya dengan instalasi seperti
sarana telekomunikasi dan komputer.
Laporan ini menampilkan perkiraan beban dan realisasinya yang terjadi pada sistem.
d. Laporan produksi
- Gangguan instalasi
- Kerusakan instalasi
Laporan operasi sistem dituangkan pula dalam bentuk statistik tahuan dan
bualan. Dengan laporan statistik ini dapat diketahui kemungkinan kesalahan
10
angka dalam laporan. Di samping itu, laporan statistik ini juga dapat dipakai
untuk mengetahui kecenderungan perubahan besaran operasi dalam sistem
tenaga listrik.
transmisi. Keuntungan dari saluran transmisi udara adalah lebih murah, mudah
dalamperawatan, mudah dalam mengetahui letak gangguan, mudah dalam
perbaikan ,dan lainnya. Namun juga memiliki kerugian, antara lain: karena berada
di ruangterbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap keandalannya, dengan
katalain mudah terjadi gangguan, seperti gangguan hubung singkat,
gangguantegangan lebih karena tersambar petir, dan gangguan-gangguan lainnya .
Darisegi estetika/keindahan juga kurang, sehingga saluran transmisi bukan
pilihanyang ideal untuk suatu saluran transmisi didalam kota.
Jawab:
Saluran transmisi udara umumnya menggunakan kawat penghantar jenis ACSR
(Aluminium Conductor Steel Reinforced) yaitu kawat penghantar berlilit (stranded)
dengan inti serat baja ditengah yang dikelilingi oleh lapisan-lapisan serataluminium.
Aluminium mempunyai tahanan jenis rendah membuat kemampuanhantar arus ACSR
cukup tinggi. Sedangkan kawat baja yang berada ditengahmenyebabkan kuat tarik
penghantar ACSR lebih baik dari kawat penghantar aluminium biasa.
Jawab:
BAB II
II.1 PENGANTAR
Energi air, yang merupakan sumber yang berharga, harus dapat dimanfaatkan
oleh pembangkit listrik hidro dengan cara yang seoptimum mungkin. Jika energi air ini
dapat disimpan, energi ini lebih berharga karena dapat digunakan pada
waktu-waktu yang tepat. Volume air pada suatu waduk dalam setahun terbatas dan tidak
dapat diperkirakan secara tepat sehingga volume air ini tidak dapat dijadwalkan dengan
optimum tanpa memperhatikan kondisi-kondisi operasi di waktu-waktu yang akan
datang. Nilai energi air dimaksimumkan jika nilai air ini digunakan untuk menggantikan
biaya tertinggi sumber-sumber energi pengganti lainnya. Hal ini memerlukan
penjadwalan tiap-tiap sumber energi yang ada pada basis per jam sehingga biaya
produksi listrik pertahun diminimumkan.
Pasokan air untuk pembangkit listrik hidro dapat mempunyai nilai yang berbeda
dari waktu ke waktu, dan penggunaan air oleh pembangkit listrik hidro ini harus di
integrasikan ke dalam pasokan tenaga listrik di sistem sehingga menghasilkan biaya
operasi keseluruhan terendah.
Tentunya, nilai energi air ini berubah-ubah dari waktu ke waktu, yaitu bernilai rendah
selama periode aliran air rendah.
14
Karena tiap volume air yang melewati pembangkit listrik hidro akan menghasilkan
sejumlah energi tertentu, bergantung pada ketinggian duga muka air (head) waduk,
energi air ekuivalen dengan bahan bakar seperti gas atau minyak untuk menghasilkan
tenaga listrik.
Pada operasi sistem tenaga listrik, ada tiga masalah umum yang timbul.
Masalah-masalah ini bergantung pada keseimbangan antara pembangkitan listrik
hidro, pembangkitan listrik termal, serta beban sistem dan rugi-rugi jaringan
transmisi, seperti ditunjukkan pada persamaan 2.1.
n m
H 1
PH +
T 1
PT = P L + PR (2.1)
dalam hal ini PH, PT, PL dan PR masing-masing adalah pembangkitan listrik hidro,
pembangkitan listrik termal, beban sistem, dan rugi-rugi jaringan transmisi.
b. Penjadwalan Energi
Misalkan ada dua sumber energi listrik untuk memasok beban sistem, satu
pembangkit listrik hidro dan satu pembangkit listrik termal, seperti pada gambar 2.1.
Pembangkit listrik hidro dapat memasok beban dengan dayanya sendiri untuk waktu
yang terbatas. Oleh karena itu, untuk periode waktu j.
Ɋ F
H S
PH PS
Hidro ↓ ↓ Termal
↓ PL
Beban
Gambar 2.1. Dua unit sistem pembangkit listrik hidro dan termal
Tetapi, energi yang tersedia untuk pembangkit trik hidro tidak cukup untuk memenuhi
beban. jmaks jmaks
j 1
PHJ nj ≤ j 1
PLJ nj (2.3)
j 1
nj = Tmaks = total kisaran waktu
17
18
19
20
Masalah yang mendasar pada penjadwalan pembangkitan listrik hidro dan termal jangka
pendek adalah diperlukannya sejumlah air tertentu sedemikian sehingga meminimumkan
biaya pembangkitan listrik termal. Gambar 2.3 digunakan untuk menunjukkan masalah
ini. Pada masalah penjadwalan pembangkitan listrik hidro dan termal jangka pendek,
sistem pembangkit listrik termal dawakili oleh suatu unit ekuivalen 𝑃𝑠 , dan ada suatu
pembangkit listrik hidro 𝑃𝐻 . Dianggap bahwa pembangkit listrik hidro tidak cukup
untuk memasok seluruh kebutuhan beban selama suatu periode dan bahwa ada sejumlah
volume air total maksimum yang bisa dilepaskan selama kisaran waktu 𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠
21
22
23
24
25
26
BAB III
UNIT COMMITMENT
III.1 PENGANTAR
Fungsi unit commitment adalah menentukan unit pembangkit listrik termal yang
akan beroperasi di sistem,yaitu membuat sederetan keputusan untuk menghidupkan
dan/atau menghentikan unit-unit sehingga menjamin kemampuan sistem, tetapi tidak
melebihi jumlah kapasitas pembangkitan untuk memenuhi beban sistem per jam yang
diramalkan serta cadangan berputar yang diperlukan. Unit commitment dilakukan
berdasarkan hasil koordinasi hidro-termal, yaitu setelah daya unit pembangkit listrik
hidro ditentukan, sehingga persoalan unit commitment merupakan kombinasi antara unit
pembangkit listrik termal saja.
Kurun waktu studi unit commitment lebih cenderung untuk 8 jam hingga 1 minggu
ke depan dan masalah ini bersifat deterministik . Kurun waktu studi biasanya dibagi
menjadi beberapa periode, misalnya jam, sehinga penentuan besar beban sistem juga
mengikuti hal ini.
Adapun fungsi obyektif unit commitment ini adalah meminimumkan biaya total
bahan bakar pembangkit listrik termal dalam kurun waktu studi, yaitu meliputi biaya
produksi atau pembangkitan dan biaya transisi, serta melibatkan minimum up/down-time.
Peubah masalahnya adalah status unit
pembangkit listrik termal per jam, yaitu unit berputar atau berhenti.
Biaya bahan bakar dalam masalah unit commitment bisa dibagi menjadi dua
kategori, yaitu : biaya transisi, dan biaya produksi atau pembangkitan. Biasanya, biaya
transisi berhubungan dengan biaya menghidupkan unit, dan bisa juga termasuk biaya
menghentikan unit. Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memenuhi beban,
dan biaya ini bergantung pada pembebanan unit, heat rate, dan biaya bahan bakar.
a. Biaya Transisi
27
Dalam praktek, biasanya tidak ada biaya untuk menghentikan unit, tetapi untuk
keperluan studi, biaya menghentikan unit dilibatkan dalam perhitungan biaya
pembangkitan total. Biaya menghentikan untuk tiap unit bisa ditetapkan pada suatu harga
tertentu dan biaya ini tidak bergantung pada lamanya unit telah berputar sebelum di
hentikan.
Biasanya, lebih ekonomis untuk mempertahankan unit pada suhu operasinya ( hot
stanby/banking ) daripada menghentikan suatu unit. Pemilihan antara menghentikan dan
hot stanby unit bergantung pada kurva biaya dan lama suatu unit tidak melayani beban
(out-of-service). Umumnya laju bahan bakar yang konstan diperlukan untuk
mempertahankan suhu dan tekanan ketel, sehingga kurva biaya “penyimpanan” (banking)
bisa dianggap sebagai fungsi linear dari lama berhenti unit.
b. Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya bahan bakar yang diperlukan unit-unit pembangkit
listrik termal yang berputar untuk memenuhi beban sistem. Karena masalah unit
commitment dimaksudkan untuk meminimumkan biaya total bahan bakar, biaya
produksi harus diminimumkan juga. Banyak metode pembebanan secara ekonomis
(economic dispatch) yang digunakan untuk meminimumkan biaya produksi.
Prosedur unit commitment disusun untuk menentukan jadwal yang paling layak
dan ekonomis dalam menghidupkan dan menghentikan unit-unit pembangkit listrik
termal di sistem. Jadwal yang layak adalah jadwal yang memenuhi beban yang diramal,
cadangan berputar yang diperlukan, dan beberapa kekangan operasi pada seluruh waktu
dalam kurun waktu studi. Untuk memudahkan gambaran, periode waktu dibagi menjadi
28
beberapa kisaran waktu per jam, dan unit commitment diperlukan sebagai suatu masalah
dengan waktu diskrit.
Masalah unit commitment dapat menjadi sangat sulit. Misalkan ada suatu pola
beban untuk M periode dan unit akan dipilih dan dibebani, serta M aras beban dengan
batas-batas operasi N unit adalah sedemikian sehingga suatu unit dapat memasok beban
nya sendiri, sehingga suatu unit dapat juga memasok bahan sistem. Jumlah kombinasi
pada tiap jam adalah :
Dengan C (N, j) adalah kombinasi N sebagai j bagian pada suatu waktu. Oleh karena itu,
N!
C (N, j) = ( N j)! j !
( 3.2 )
j ! = 1 × 2 × 3 × ... x j
a. Shut-down Rule
Jika unit-unit memasok suatu beban sistem, unit atau kombinasi unit yang mana
yang sebaiknya digunakan untuk memasok beban ini secara ekonomis. Untuk
menyelesaikan masalah ini, dicoba seluruh kombinasi unit. Beberapa kombinasi akan
tidak layak jika jumlah seluruh batas maksimum pembangkitan unit lebih besar daripada
beban. Untuk seluruh kombinasi yang layak, unit-unit akan dibebani secara ekonomi.
Shut down-rule diperoleh dengan cara di atas, yaitu dengan membentuk daftar unit yang
dipilih sebagai fungsi beban ( beban dalam urutan descending ).
29
Daftar prioritas dibentuk berdasarkan algoritma shut down rute sebagai berikut :
Pada tiap jam, jika beban berkurang, tentukan apakah pengurangan unit
berikutnya pada daftar prioritas akan menghasilkan pembangkitan yang cukup
untuk memasok beban dan cadangan berputar yang dibutuhkan. Jika tidak,
lanjutkan operasi itu, jika ya, teruskan ke langkah berikut.
Tentukan sejumlah jam, H, sebelum unit dibutuhkan lagi. Oleh karena itu,
anggap bahwa beban berkurang dan kemudian kembali lagi beberapa jam
kemudian.
Jika H lebih kecil daripada minimum down-time unit pertahankan unit-unit yang
telah berputar. Jika tidak, teruskan ke langkah-langkah.
Hitung dua biaya berikut : pertama, jumlah biaya produksi per jam dari H jam
berikutnya untuk unit yang berputar; kemudian hitung kembali jumlah yang
sama untuk unit yang tidak berputar dan tambahkan pada biaya menghidupkan
unit, baik untuk “pendinginan” ( cooling ) maupun “penyimpanan” ( banking ).
Bandingkan kedua biaya ini, yang mana lebih mahal. Jika lebih murah dengan
menghentikan unit, unit sebaiknya dihentikan berputar, sebaliknya, unit
dipertahankan berputar.
Ulangi semua prosedur di atas untuk unit berikutnya pada daftar prioritas. Jika
beban juga berkurang, teruskan ke langkah berikutnya, dan seterusnya.
pendekatan ini ditunjukkan oleh diagram alir pada gambar 3.1. Sebelum menggambarkan
prosedur ini, berikut ini ada dua batasan istilah yang perlu diketahui.
Kombinasi : Suatu kombinasi adalah suatu himpunan bagian dari suatu himpunan unit.
Sebagai contoh, untuk N unit ada ( 2N-1) kombinasi yang berbeda.
Strategi : Suatu strategi menunjukkan suatu transisi atau path dari suatu kombinasi pada
suatu jam tertentu ke suatu kombinasi pada jam berikutnya. Pada masalah unit
comitment suatu transisi bisa untuk menghidupkan/atau menghentikan unit-unit tertentu.
Prosedur unit comitment bisa dibagi menjadi menjadi dua bagian utama, yaitu :
Kemudian tentukan cacah minimum unit yang harus berputar sesuai urutan pada
daftar pemilihan sehingga memenuhi beban sistem dan cadangan berputar yang
diperlikan. Anggap bahwa cacah minimum unit yang harus berputar adalah 8, kemudian
suatu penyelidikan dibentuk sekitar unit 8 sedemikian sehingga beberapa unit diatas dan
dibawah unit 8 bisa dievaluasi. Selang penyelidikan ini dibatasi oleh cacah unit dibawah
unit 8 dan cacah unit pada selang penyelidikan. Jika dianggap cacah unit dibawah unit 8
adalah 1 dan cacah unit pada selang penyelidikan adalah 4, maka selang penyelidikan
adalah dari unit 7 sampai unit 10. Unit 5 dan 6 sekarang menjadi unit yang harus
32
berputar. Unit-unit di atas unit 10 disebut unit-unit lebih (excess units), seperti
ditunjukkan pada gambar 3.2.b.
Sebagai contoh di atas, ada 4 unit pada selang penyelidikan, akan menghasilkan 2 4-1
= 15 kombinasi yang dievaluasi. Karena ada 6 unit yang harus berputar, beberapa
kombinasi mempunyai kapasitas yang cukup untuk memenuhi beban dan cadangan
berputar yang diperlukan, sedangkan kombinasi lainnya tidak memenuhi. Untuk
kombinasi yang tidak memenuhi beban dan cadangan berputar, beberapa unit pada
kelompok unit lebih perlu ditambahkan sesuai urutan prioritas nya, sampai diperoleh
kapasitas yang cukup. Dimungkinkan bahwa beberapa kombinasi ini tetap tidak
mempunyai kapasitas yang cukup meskipun sudah ditambahkan beberapa unit pada
unit-unit lebih. Keadaan yang tidak dapat diterima ini, kemudian diabaikan dari
pertimbangan.
Tiap kombinasi unit pada selang penyelidikan bersama-sama dengan unit-unit yang
harus berputar, dan jika perlu dengan beberapa unit dari unit-unit lebih, menghasilkan
unit-unit yang berputar, sedangkan unit-unit lainnya tidak berputar. Karena seluruh
kombinasi adalah berbeda, tampak bahwa seluruh himpunan unit yang berputar juga
berbeda. Jadi, di dalam konteks masalah ini, suatu kombinasi bisa didefinisikan sebagai
sekelompok unit yang berputar.
a.Saluran distribusi Primer , Terletak pada sisi primer trafo distribusi ,yaitu antara
titik Sekunder trafo substation ( Gardu Induk ) dengan titikprimer trafo distribusi .
Saluran ini ber tegangan menengah 20 kV Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV ,
jika langsung melayani pelanggan,bisa disebut jaringan distribusi.
b.Saluran Distribusi Sekunder , Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi,yaitu antara
titik sekunder dengan titik cabang menuju beban
2. Baik buruknya sistem distribusi tenaga listrik dapat dilihat dari kontinuita pelayanan
dan kualitas daya. Jelaskan?
Jawab:
1) Kontinyuitas Pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baikkarena
gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan. Biasanya,kontinyuitas pelayanan
terbaik diprioritaskan pada beban-beban yangdianggap vital dan sama sekali tidak
dikehendaki mengalami pemadaman,misalnya: instalasi militer, pusat pelayanan
komunikasi, rumah sakit, dll. 2) Kualitas Daya yang baik, antara lain
meliputi:a. kapasitas daya yang memenuhi.b. tegangan yang selalu konstan dan
nominal.c. frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC). Catatan : Tegangan
nominal di sini dapat pula diartikan kerugian teganganyang terjadi pada saluran relatif
kecil sekali.
3)Perluasan dan Penyebaran daerah beban yang dilayani seimbang.
4) Fleksibel dalam pengembangan dan perluaan daerah beban.Perencanaan sistem
distribusi yang baik, tidak hanya bertitik tolak padakebutuhan beban sesaat, tetapi perlu
diperhatikan pula secara telitimengenai pengembangan beban yang harus dilayani, bukan
saja dalamhal penambahan kapasitas dayanya, tetapi juga dalam hal perluasandaerah
beban yang harus dilayani.
5) Kondisi dan Situasi Lingkungan . Faktor ini merupakan pertimbangandalam
perencanaan untuk menentukan tipe-tipe atau macam sistemdistribusi mana yang
sesuai untuk lingkungan bersangkutan, misalnyatentang konduktornya, konfigurasinya,
tata letaknya, dsb. Termasukpertimbangan segi estetika (keindahan) nya.
34
Keuntungan :
Kerugian :
a.Saluran distribusi Primer , Terletak pada sisi primer trafo distribusi ,yaitu antara
titik Sekunder trafo substation ( Gardu Induk ) dengan titikprimer trafo distribusi .
Saluran ini ber tegangan menengah 20 kV Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV ,
jika langsung melayani pelanggan,bisa disebut jaringan distribusi.
b.Saluran Distribusi Sekunder , Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi,yaitu antara
titik sekunder dengan titik cabang menuju beban
2. Baik buruknya sistem distribusi tenaga listrik dapat dilihat dari kontinuita pelayanan
dan kualitas daya. Jelaskan?
Jawab:
1) Kontinyuitas Pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baikkarena
gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan. Biasanya,kontinyuitas pelayanan
terbaik diprioritaskan pada beban-beban yangdianggap vital dan sama sekali tidak
dikehendaki mengalami pemadaman,misalnya: instalasi militer, pusat pelayanan
komunikasi, rumah sakit, dll. 2) Kualitas Daya yang baik, antara lain
meliputi:a. kapasitas daya yang memenuhi.b. tegangan yang selalu konstan dan
nominal.c. frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC). Catatan : Tegangan
nominal di sini dapat pula diartikan kerugian teganganyang terjadi pada saluran relatif
kecil sekali.
3)Perluasan dan Penyebaran daerah beban yang dilayani seimbang.
4) Fleksibel dalam pengembangan dan perluaan daerah beban.Perencanaan sistem
distribusi yang baik, tidak hanya bertitik tolak padakebutuhan beban sesaat, tetapi perlu
diperhatikan pula secara telitimengenai pengembangan beban yang harus dilayani, bukan
saja dalamhal penambahan kapasitas dayanya, tetapi juga dalam hal perluasandaerah
beban yang harus dilayani.
5) Kondisi dan Situasi Lingkungan . Faktor ini merupakan pertimbangandalam
36
Keuntungan :
Kerugian :
2. SKTM , terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan lain-lain.
Keuntungan :
Kerugian :
BAB IV
a. Model Sistem
Volume air awal dan akhir, VO dan Vjmaks dianggap diketahui. Pembangkit listrik termal
dianggap tersedia untuk keseluruhan periode. Karakterisitk masukan-keluaran adalah
bp cp
Fj = a + Sj + Sj2 Rp/jam ( 4.1 )
dan
39
qj = 0 untuk PHJ = 0
Koefisien-koefisien a sampai h adalah konstan. Jika tiap kisaran waktu, j, dan lama
nj jam, perusahaan volume air adalah :
Vj = Vj-l + nj ( rj - qj - sj ) (4.3)
Jika Vi dan VK menunjukkan dua keadaan volume air yang berbeda, dan
Vj-l = Vi
Vj = Vk
maka laju aliran yang melalui unit pembangkit listrik hidro selama kisaran waktu j
adalah
(Vi Vk )
qj =
rj
nj
di sini qj harus non-negatif dan dibatasi sampai laju pelepasan air maksimum, qmaks, yang
berhubungan dengan daya keluaran maksimum unit pembangkit listrik hidro. Masalah
penjadwalan termasuk menemukan lintasan biaya minimum (yaitu volume air pada tiap
stage). Seperti ditunjukkan pada gambar 4.1. lintasan yang layak bisa diperoleh.
Harus ditentukan beban dan pemasukan air ke waduk , laju pelepasan air yang melalui
unit pembangkit listrik hidro ditentukan oleh aras volume air awal dan akhir hal ini untuk
menghasilkan nilai-nilai 𝑃𝐻 dan 𝑃𝑆 . Perhitungan biaya produksi listrik termal akan
mengikutinya secara langsung.
Ada keadaan-keadaan volume air yang tidak dapat dicapai dari beberapa keadaan
volume air awal 𝑉𝑖 karena batas-batas operasi pembangkit listrik hidro. Juga banyak
kekangan-kekangan hidrolis yang tidak bisa dimasukkan pada pemrograman dinamik.
Sebagai contoh, laju pelepasan air bisa ditetapkan selama kisaran waktu tertentu
sehingga memberikan air yang cukup untuk irigasi.
Dengan menggunakan aras volume air sebagai peubah keadaan (state variable),
akan dibatasi aras daya keluaran unit hidro pada tiap state karena laju pelepasan air akan
menentukan nilai daya yang dibangkitkan. Jika peubah duga maka muka air (head)
pembangkit listrik hidro diperhatikan, akan lebih menyulitkan perhitungan aras daya,
karena rata-rata duga muka air harus digunakan untuk menentukan nilai PH
41
b. Pendekatan Penyelesaian
Mengingat besarnya masalah pada penjadwalan pembagkitan litrik hidro dan termal,
teknik pendekatan secara berturut-turut (successive approximation). Gambar 4.2.
menunjukkan diagram alir rangkaian penyelesaian ini.
di sini :
k = nomor jam
Metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah pada karya tulis ini
adalah pemrograman dinamik dan dengan menggunakan pendekatan threshold and
window break points serta coverage factor. Pemrograman dinamik telah dikenal
sebagai suatu metodologi yang efektif untuk memperoleh suatu penyelesaian yang
optimum dalam menyelesaikan masalah unit commitment. Pemrograman dinamik
banyak memberikan perbaikan pada metode daftar prioritas, yaitu suatu metode
yang memilih unit-unit pembangkit listrik dengan prioritas yang paling ekonomis.
a. Deskripsi Algoritma
merupakan penyelesaian yang optimum, yaitu suatu konfigurasi yang optimum pada
tiap jam penyelidikan sampai awal penyelidikan. Jalur penghubungan kembali yang
telah dilacak merupakan jalur yang sesuai dengan konfigurasi pada tiap jam
penyelidikan terakhir yang memiliki biaya total terendah..
Algoritma recursive untuk menghitung biaya minimum pada jam K dengan kombinasi I
adalah :
SCOST (K-l, L;K, I) : biaya transisi dari state (K-l, L) le state (K,I)
47
dengan state (K,I) adalah kombinasi ke-I pada jam K. Untuk pendekatan pemrograman
dinamik maju, didefinisikan suatu strategi sebagai transisi, atau path, dari suatu state
pada suatu jam ke suatu state pada jam berikutnya.
Sesudah biaya komulatif total terendah untuk tiap kombinasi pada jam K
ditentukan, prosedur penyelidikan dilanjutkan dengan kombinasi-kombinasi pada jam
berikut nya. Prosedur penyelidikan berakhir pada jam terakhir pada kurun waktu studi.
Jadwal unit commitment yang paling ekonomis ditentukan dengan pelacakan kembali
(back tracking) strategi dari kombinasi dengan biaya komulatif total terendah pada jam
terakhir ke jam awal kurun waktu studi.
a. Klasifikasi Unit
Unit-unit dikelompokan pada suatu kelas berdasarkan karakteristik unit yang sama,
seperti minimun up/down/-time, bentuk kurve heat rate, dan biaya menghidupkan unit.
Tujuannya adalah untuk mengelompokan unit dengan prioritas pilihan relatif yang tidak
akan berubah karena bervariasinya aras beban dan kondisi operasi. Sebagai contoh jika
48
unit A dan B ditempatkan pada kelas yang sama dan unit A dianggap mempunyai
prioritas yang lebih tinggi daripada unit B, maka sebaiknya selalu lebih ekonomis untuk
memilih unit A sebelum unit B dipilih tanpa memperhatikan aras beban, kecenderungan
pembebanan, atau kondisi operasi lainnya. Dengan kata lain, tidak ada keadaan yang
akan ditemukan untuk lebih ekonomis memilih unit B yang mendahului pemilihan unit A.
Manfaat penentuan kelas ini adalah bahwa unit dapat secara berurutan dipilih di dalam
tiap kelas tanpa resiko kehilangan konfigurasi yang optimum.
Suatu threshold dan window yang ditentukan pada tiap kelas unit adalah untuk
mengurangi sejumlah konfigurasi yang dievaluasi. Threshold ditentukan sebagai unit
dengan prioritas tertinggi yang merupakan unit yang paling efisien dan unit ini dipilih
tanpa ada halangan apapun jika unit itu tersedia. Threshold bisa berubah dari jam ke jam
dan bisa saja tanpa satu unit pun dalam suatu kelas pada suatu jam. Window ditentukan
sebagai unit dengan prioritas tertinggi berikutnya, di bawah threshold yang merupakan
unit yang perlu atau tidak perlu dievaluasi, untuk dipilih. Istilah window digunakan
karena merupakan kelompok unit yang secara efektif diperhatikan pada prosedur
evaluasi. Window bisa juga berubah dari jam ke jam dan bisa saja termasuk seluruh unit
selain unit pada threshold suatu unit yang tidak termasuk pada pada window maupun
threshold pada suatu jam, tidak dapat dipilih pada jam itu, yaitu unit itu tidak efisien
sehingga tidak menguntungkan untik dipilih. Unit-unit pemikul beban puncak (peacking
units), sebagai contoh, dapat dikeluarkan dari threshold maupun window selama peruide
diluar beban-pun-cak, (oof-peak).
Unit-unit pembangkit listrik pada suatu kelas ditempatkan pada threshold atau
window (atau tidak berada pada thresold maupun window) pada suatu jam berdasarkan
pasangan titik-titik perubahan aras beban (deman break-points) dan suatu faktpr
pencakupan (coverage factor). Titik-titik perubahan aras beban ini dibagi menjadi titik
threshold dan titik window. Pembangkitan listrik total yang diperlukan bisa diatur
dengan menghilangkan pembangkitan listrik beban dasar sedemikian sehingga beban
tersebut hanya merupakan beban pada unit-unit yang dapat berputar (cyclable unit).
Jika titik thresold dengan titik window ditetapkan pada suatu bilangan besar atau
kecil (akan diterapkan kemudian), penempatan unit pada threshold dan window tidak
tergantung pada unit beban, yaitu penempatan unit akan sama pada seluruh jam
49
penyelidikan. Penempatan secara tetap untuk unit yang besar, yaitu unit yang berputar
untuk sesuatu periode waktu yang panjang, harus dipertimbangkan untuk kemungkinan
pemilihan unit pada seluruh jam penyelidikan jika unit tersebut dipertimbangkan
seluruhnya
Jika titik threshold dan atau titik window ditentukan pada aras beban yang
sebenarnya. Penempatan unit pada threshold dan window akan menjadi suatu fungsi
beban. Peubah penempatan unit adalah sesuai untuk unit pada saat berputar dengan basis
perhari sebagai fungsi beban dan pada saat unit tidak pertimbangkan untuk dipilih pada
seluruh jam penyelidikan.
Titik window menunjukkan aras beban untuk memulai suatu pertimbangan unit yang
akan dievaluasi. Suatu bilangan yang sangat besar diatas suatu arah beban yang layak,
akan secara otomatis mengeluarkan seluruh unit yang berhubungan tersebut dari
pertimbangan.
Titik threshold harus lebih besar daripada titik window dan menunjukkan arah beban
yang secara otomatis memilih unit yang berhubungan tersebut. Jika titik threshold adalah
0, seluruh unit yang berhubungan tersebut akan tetap dipilih. Jika titik window adalah
nol dan titik threshold merupakan bilangan yang sangat besar, unit tersebut akan tetap
ditempatkan pada window, yaitu unit akan selalu dievaluasi untuk dipilih tetapi tidak
akan pernah dipilih secara otomatis.
Pasangan titik threshold dan titik window ditentukan untuk tiap kelas unit
meskipun dapat lebih dari satu kelas mempunyai titik-titik perubahan aras beban yang
sama. Coverage factor harus juga ditentukan bilamana unit dipilih sebagai fungsi aras
beban.
Untuk suatu kelas yang hanya memiliki satu unit, unit tersebut secara otomatos
ditempatkan pada window bilamana beban berada pada atau di atas titik window tetapi
dibawah titik threshold. Unit tersebut secara otomatis ditempatkan pada threshold
bilamana beban berada pada atau di atas titik threshold. Coverage factor tidak
berpengaruh pada suatu kelas yang hanya memiliki satu unit.
Untuk titik window dan titik threshold yang berada di dalam kisaran aras beban,
unit ditempatkan pada window dan threshold pada suatu jam sebagai fungsi jumlah pada
saat beban melebihi titik window dan titik threshold. Fungsi ini sebaiknya diterangkan
50
dengan contoh berikut. Anggap bahwa titik window untuk suatu kelas adalah 300-MW,
titik threshold adalah 500 MW, beban adalah 700 MW, dan coverage factor adalah 0,5.
Beban melebihi titik window sebesar 400 MW dan titik threshold sebesar 200 MW.
Coverage factor menentukan pembagian kelebihan beban ini yang harus dicakup oleh
kapasitas unit pada suatu kelas. Pada contoh ini, unit-unit harus ditempatkan pada
threshold sampai kapasitas unit-unit ini lebih besar atau sama dengan 0,5 x 200 MW =
100 MW. Tambahan unit-unit berikutnya harus ditempatkan pada window sampai
kapasitas kombinasi unit pada window dan threshold pada kelas ini lebih besar atau sama
dengan 0,5 x 400 MW = 200 MW. Unit-unit pada suatu kelas ditempatkan sesuai dengan
urutan prioritasnya pada kelas tersebut. Tidak ada unit yang ditempatkan pada threshold
bilamana beban berada di bawah titik threshold dan tidak ada unit yang ditempatkan
pada window atau threshold bilamana beban berada dibawah titik window.
C. Penalaan
Ada suatu keadaan yang mungkin dijumpai, yaitu kapasitas lebih (overcapacity)
atau kapasitas kurang (under capacity). Hal ini menunjukkan tidak cukupnya unit
ditempatkan pada window pada suatu jam. Titik threshold dan titik window bisa
dimodifikasi sehingga lebih banyak kapasitas yang ditempatkan pada window (untuk
keadaan under capacity) atau lebih sedikit kapasitas yang ditempatkan pada threshold
(untuk keadaan overcapacity). Unit-unit yang besar yang ditempatkan secara tetap pada
threshold, pada window, atau pada threshold dan window, sebaiknya juga
dipertimbangkan lagi.
51
Waktu perhitungan yang lama biasanya menunjukkan terlalu banyak unit yang
ditempatkan pada window, yaitu terlalu banyak konfigurasi yang harus dievaluasi. Titik
window, yang menunjukkan aras beban sebenarnya, dapat ditentukan untuk menjamin
bahwa unit yang berhubungan tersebut tidak perlu dipertimbangkan selama periode
diluar beban puncak, jika unit hanya di inginkan dan dipilih selama periode
beban-puncak. Sebaiknya, perlu untuk menempatkan kembali (reclassify) unit
pembangkit listrik pada threshold dan window. Penempatan kembali memerlukan
beberapa kelas unit, khususnya yang mengandung satu atau dua unit, dikombinasi kan ke
dalam lebih sedikit kelas yang masing-masing mengandung lebih banyak unit. Tetapi,
hal ini sebaiknya tidak dikerjakan jika ada suatu prioritas tetap yang tidak dapat
ditetapkan di antara kombinasi unit. Biasanya, pengalaman dispatcher dapat menentukan
unit mana yang sebaiknya dipilih. Pengalaman ini dapat membantu program dengan
menentukan unit tertentu yang harus berputar atau tidak tersedia pada beberapa jam
penyelidikan.
Jika pada suatu kombinasi/konfigurasi unit ada N unit pembangkit listrik yang siap
operasi, maka optimisasi biaya bahan bakar adalah :
dengan batasan :
aN ≤ PN ≤ bN
N 1
cN-1 = 1 l
a1
52
N 1
dN-1 =
1 l
b1
di sini :
FN(PN) = biaya bahan bakar (Rp/jam) yang minimum untuk unit pembangkit
listrik ke-N dalam memasok daya PN MW.
fN-1(D-PN) = biaya bahan bakar (Rp/jam) yang minimum untuk (N-1) unit
pembangkit listrik dalam memasok daya (D-PN) MW.
Rumusan 4.8 dapat diartikan bahwa, dengan tersedia-nya N unit pembangkit listrik
untuk memasok beban sebesar D MW, supaya diperoleh biaya bahan bakar yang
minimum, unit pembangkit listrik ke-N harus menanggung beban PN MW sedemikian
besarnya sehingga sisa beban sebesar (D-PN) MW ditanggung oleh sisa (N-1) unit
pembangkit listrik dengan biaya minimum pula. Jadi, untuk menghitung besarnya harga
fN(D), harus dipilih harga PN yaitu daya yang harus dibangkitkan oleh unit pembangkit
listrik ke-N.
Besarnya PN tersebut harus terletak dalam batas-batas yang ditentukan dalam 4.9.
Rumusan 4.8 merupakan rumus rekursif untuk menghitung optimisasi biaya bahan bakar.
53
BAB V
V.1 PENDAHULUAN
Pada operasi sistem tenaga listrik, aspek pengaturan, baik pengaturan frekuensi
maupun pengaturan tegangan, adalah hal yang mutlak harus diperhatikan.
ENERGY MANAGEMENT
GGGEE SYSTEM
(EMS)
DISTRIBUTION CONNECTED
GENERATION AND TRANSMISION
SYSTEM LOAD
SYSTEM
Automation and Control (DAC) meliputi sistem distribusi, termasuk beban terpa
sang. SCADA meliputi akuisasi data dan kontrol perangkatkeras man-machine syst
em dan sistem dual komputer bersama-sama
kan informasi dalam sistem, menampilkan informasi itu di control center, dan
menampilkan serta mengoperasikan alat tempat terjadi
gangguan.
maupun energi.
pembangkitan.
Sistem radio yang banyak digunakan dalam operasi sistem tenaga listrik
adalah :
A. Sistem Simplex
B. Sistem Duplex
Pada sistem ini selalu digunakan frekuensi yang lain antara penerima dan
pengirim walaupun tanpa repeater,sehingga penerima dan pengirim dapat
berfungsi bersamaan. Dibanding kan dengnsistem simplex, sistem duplex
memerlukan lebih banyak alokasi frekuensi
Pada sistem ini digunakan saluran telefon yang ada untuk penyaluran
informasi, oleh karena itu biayanya relatif mahal.Kerugian sistem ini adalah
sulitnya pe-ngontrolan secara lengkap karena jauhnya jalur telefon.
Sistem kontrol dan proteksi pada GI yang lain yang dikembangkan oleh EP
RI (Electrical Power Research Institude) dapat dilihat pada gambar .3.Pada sistem
tersebut terdapat bus sinyal untuk mencatat pengaturan, membandingkan dan mem
berikan tindakan. Sistem ini mencakup proteksi saluran dan transformeter serta sec
ara langsung dihubungkan berdasar relai mikroprosesor digital yang mempunyai ko
mponen pengantaraan dengan transformator arus ataupun transformator tegangan ko
nvensional dan menerima data digital dari GI.
Sistem ini juga mampu berfungsi sebagai interface, hubungan ke atas dapat
dilakukan dengan control dispetcher dan kebawah dengan kontrol sistem distribusi
(gambar 5.4)
58
Gambar 5.3 Sistem pengaturan dan proteksi substation menggunakan bus sunyal
DPM dan FRU mengumpulkan data dan membentuk basis data real
(Bf Δf).
Bias frekuensi positif jika frekuensi sebenarnya lebih kecil dari pada frekuen
si yang dijadwalkan, dikurangi dari Pa-Ps pada posisi 5 untuk memperoleh kesalah
an pengaturan daerah (ACE), yang mungkin positif atau negatif. Dalam bentuk pe
rsamaan :
Suatu ACE yang negatif berarti bahwa daerahnya tidak membangkitkan cukup
daya untuk mengirim jumlah daya yang dikehendaki keluar daerah. Jadi ada mutu
kekurangan dalam keluaran daya bersih. Tanpa bias frekuensi, kekurangan yang
telah ditunjukkan akan mengecil karena tidak akan ada penyimpangan positif
Bf Δf yang ditambahkan pada Ps (dan yang terakhir ini dikurangkan dari Pa) bila
60
frekuensi yang sebenarnya kurang dari frekuensi yang dijadwalkandan ACE juga
akan berkurang. Daerah itu akan menghasilkan pembangkitan yang cukup untuk
mencatu bebannya sendiri dan pertukaran daya yang telah direncanakan, tetapi
tidak akan menyediakan keluaran tambahan untuk membantu daerah-daerah
interkoneksi yang berdekatan untuk menaikkan frekuensi nya.Kesalahan pengaturan
stasiun (SCE) adalah banyaknya pembangkitan yang sebenarnya dari seluruh
stasiun dalam seperti ditunjukkan pada posisi 6..
Suatu hal yang penting (yang tidak ditunjukkan pada diagram) adalah
penyimpangan dalam pertukaran daya bersih yang dijadwalkan, yang berubah-ubah
sebanding dengan integral dalam periode-periode antara frekuensi sebenarnya dan
frekuensi nominal.Penyimpangan ini adalah ke arah yang akan membantu mengur
angi selisih yang diintegrasikan menjadi nol.
61
1. Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt
digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator1.100
lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?
2. Sebuah transformator step down mempunyai jumlah lilitan primer 1000
danlilitan sekunder 200, digunakan untuk menyalakan lampu 12 V, 48 W.
Tentukan:
a. arus listrik sekunder
b. arus listrik primer.
3. Daya listrik 2 MW ditransmisikan sampai jarak tertentu melalui
kabelberhambatan 0,01 ohm. Hitung daya listrik yang hilang oleh
transmisitersebut, jika:
a. menggunakan tegangan 200 Volt,
b. menggunakan tegangan 400 kiloVolt ?
4. Sebuah transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika
lilitan primerdihubungkan dengan tegangan 200 V dan mengalir kuat arus
listrik 5 A,
Tentukan:
a. daya primer,
b. daya sekunder
4. Sebuah trafo arus mempunyai rasio 100:5 yang dihubungkan dengan
amperemeter pada range 5 A . jika pembacaan alat ukur 3,5 A , hitunglaharus
yang mengalir pada saluran?
Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa (alternator) pada dasarnyasama dengan
generator arus bolak-balik satu fasa, akan tetapi padagenerator tiga fasa memiliki
tiga lilitan yang sama dan tiga teganganoutputnya berbeda fasa 1200 pada masing2 fasa
Skema lilitan stator generator 3fasa Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa
(alternator) pada dasarnyasama dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan
tetapi padagenerator tiga fasa memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga teganganoutputnya
berbeda fasa 1200 pada masing2 fasa
• Generator yang umumnya digunakan dalam pusat listrik adalah generatorsinkron tiga
fasa. Tegangan generator maksimum saat ini adalah 23 kV
3. Generator dengan f = 50 Hz, dan mempunyai jumlah pasang kutub (P=4), Tentukan
besarnyaputaran mesin!Jawab:4. Apakah fungsi exciter pada generator ACJawab:
1. Kecepatan putaran (N)2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)3.
Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)3. Konstruksi
Generator
65
• Generator yang umumnya digunakan dalam pusat listrik adalah generatorsinkron tiga
fasa. Tegangan generator maksimum saat ini adalah 23 kV
3. Generator dengan f = 50 Hz, dan mempunyai jumlah pasang kutub (P=4), Tentukan
besarnyaputaran mesin!Jawab:4. Apakah fungsi exciter pada generator ACJawab:
LEMBAR MATERI
Adalah : Peralatan Keselamatan Kerja yang digunakan untuk bekerja pada jaring HUTM
misalnya memperbaiki isolator yang pecah, memasang Jamoer memasang Cut
Out dan lain-lain dalam keadaan tidak bertegangan maka harus dipasang
PEKERJAAN
LEMBAR MATERI
LEMBAR PEKERJAAN
NO.LEMBAR PEKERJAAN : 1
KESELAMATAN KERJA : Hati-hati memeprgunakan perkakas kerja, jangan sampau terkena tagangan.
68
LEMBAR MATERI
PROSEDUR ALAT/PERLENGKAPAN/BAHAN
dikerjakan.
kepada instruktur.
69
REFERENSI
RANGKUMAN
LEMBAR MATERI
RANGKUMAN
1. Jadi mempergunakan perkakas kerja dan alat ukur harus betul-betul sesui
dengan yang akan dikerjakan dan pilih peralatan kerja dan alay ukur yang
2. Menggunakan perkakas kerja dan alat ukur dengan baik dan benar akan
mempercepat pekerjaan.
REFERENSI
70
Pokok Bahasan :
2. Gardu Distribusi
3. Saluran Distribusi
4. Transformator
5. PHB Konsumen
TUJUAN :
LEMBAR MATERI
DAFTAR ISI
1.2.3.1 Sekering.
MATERI
LEMBAR MATERI
5. Khusus untuk Gardu tiang perawatan dan pemelihara secara routine minimal 2
- Maksud dari pengukuran dan daya pada kabel jurusan adalah untuk mengetahui
beban pada tiap-tiap kabel jurusan.
kira pada jam 17.00 sampai dengan jam 22.00 (sesuai dengan
keadaan daerahnya).
VI.2.1.3
Mengganti dan Menentukan Besarnya Sekering dan Cut Out
Fungsi Sekering
2.2.1.
- sekering dalam hal ini adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi.
- TR trafo yang gunanya untuk mengamankan trafo terhadap gangguan hubung singkat sisi TR sampai
Cut Out adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang gunanya untuk
mengamankan jari ngan TM dan peralatan ke arah GI terhadap hubung singkat di trafo
atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out
76
2.2.3.
Menentukan Sekering dan Cut Out
Sekering
2.2.3.1.
Besarnya sekering yang terpasang adalah sesuai dengan arus nominal beban yang disalurkan pada tiap
tiap jurusan sedangkan bila satu trafo terdiri dari satu jurusan, maka besarnya sekering adalah sesuai
dengan arus trafo terpasang.
Cut Out
VI.2.1.4
Untuk menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui arus nominal trafo pada
sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar dari arus nominal trafo sisi TM.
2.3.
Pengukuran ini dimaksudkan untuk mencari perbandingan antara daya aktif (watt) yang dihasil
Cara pelaksanaan nya adalah dengan menggunakan Cosα meter, atau pengukuran dengan
Apabila Cosα beban semakin rendah, maka untuk menghasilkan daya aktif (watt) tertentu
memerlukan daya semu (VA) yang lebih besar, pada tegangan yang sama (tetap) arusnya akan
Gbr.21
78
Gbr.22
79
Gbr.23
80
Gbr.24
81
LEMBAR MATERI
LEMBAR PEKERJAAN
WAKTU : 60 menit.
PROSEDUR ALAT/PERLENGKAPAN/BAHAN
3. Apabila ada hal-hal yang kurang pada 3. Sarung tangan karet (isolasi).
dengan skala.
dan N.
hitung dayanya.
instruktur.
83
LEMBAR MATERI
LEMBAR PEKERJAAN
pisau sekring kemudian pisau sekring bagian atas dan sebaliknya bila
melepas sekring.
WAKTU : 60 menit
84
PROSEDUR ALAT/PERLENGKAPAN/BAHAN
LEMBAR MATERI
PROSEDUR
tersebut.
LEMBAR MATERI
LEMBAR PEKERJAAN
penggantian.
87
sekring TM.
dilengkapi Gronding.
terisolasi.
LEMBAR MATERI
PROSEDUR ALAT/PERLENGKAPAN/BAHAN
5. Pasanglah Fuse Cut Out pada Schakel Stok dan 2. Tas Kerja
(bila ada dengan membuka LBS). Karena bila 2. Alas berpijak terisolasi 20 KV
tidak demikian akan dapat timbul bunga api 3. Schakel Stok 20 KV panjang
tersebut.
Perbaikan Andongan
Garis Normal
- Bila andongan terlalu besar maka jumlah kawat yang dipakai makin banyak/panjang
sehingga akan menimbulkan kerugian pada :
- rugi-rugi daya
- rugi-rugi investasi tembaga/Al
3.5 MACAM-MACAM TABEL ANDONGAN (SAG)
f = sag dalam cm
92
t=temperatur sekeliling(oC)
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
1. William D. Stevenson, Jr, Analisis Sistem Tenaga Listrik , Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1990
2. G.W. Stagg and A.H. El Abiad : Computer Methods In Power System
Analysis, Mc. Graw Hill, Newyork, 1963
3. SS Vadhera, Power System analysis abd Stability, Khama Publisher Delhi,
1981, New Delhi.q
4. Stevenson, William D. 1984. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Jakarta. Penerbit
Erlangga
5. Marsudi, Djiteng. (2006). Operasi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta: Penerbit Graha
Ilmu
6. J.Wood (1984). Power Generation, Operation,and Control. John Wiley and Sons.
7. Sadat, Hadi. (1999). Power System Analysis. Singapore: McGraw-Hill.