Anda di halaman 1dari 116

1

BAB I

PENDAHULUAN

Tujuan operasional sistem tenaga listrik yang modern adalah untuk menyediakan
suatu kualitas pelayanan yang berkesinambungan (continuous) dengan pengaruh yang
kecil terhadap lingkungan dan dengan biaya minimum untuk pengguna. Tujuan-tujuan
ini bisa dijabarkan sebagai : pertama sistem seharusnya dioperasikan sehingga energi
yang disediakan ke pengguna mempunyai pengaturan tegangan dan frekuensi yang dapat
diterima; kedua, energi yang dihasilkan tidak memperburuk dan membahayakan
lingkungan serta pengguna itu sendiri; ketiga, pelayanan energi ke pengguna mempunyai
kesinambungan yang cukup, yaitu yang aman (secure) dan andal (reliable); keempat,
energi diproduksi dengan biaya minimum untuk pengguna. Tujuan-tujuan di atas bisa
diringkas menjadi tiga faktor, yaitu sekuritas (security), kualitas (quality), dan ekonomi
(economy).

I.1 KEGIATAN PADA OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Ada tiga kelompok kegiatan pada operasi sistem tenaga listrik, yaitu :

1. Perencanaan Operasi

2. Pengendalian Operasi, dan

3. Evaluasi Operasi

Keterkaitan kegiatan-kegiatan ini bisa ditunjukkan pada gambar (1.1).


Perencanaan operasi berhubungan dengan perencanaan operasi jangka pendek,
menengah dan panjang. Pengendalian operasi berhubungan dengan pengendalian
sistem pada operssi real-time. Evaluasi operasi merekam kejadian-kejadian yang
terjadi pada sistem dan dengan melihat kejadian kembali pada rekaman data,
dicoba untuk menghitung berbagai kejadian yang terjadi di sistem pada masa
yang lalu. Hasil evaluasi operasi akan digunakan untuk mengoptimisasikan
perencanaan operasi sistem di masa yang akan datang.
2

Gambar 1.1 Keterkaitan kegiatan-kegiatan pada operasi sistem tenaga listrik

Untuk menggambarkan pengertian perencanaan dan pengendalian operasi kedalam


skala waktu keputusan (decision time ) , dibentuk diagram seperti pada gambar 1.2 .
Garis tegak pada gambar menunjukkan waktu keputusan untuk pelaksanaan suatu fungsi
dan skala mendatar menunjukkan tempat keberadaan pengendalian suatu fungsi.

Gambar 1.2 Sistem manajemen energi dan fungsi-fungsinya terhapan waktu keputusan
3

I.2 PERENCANAAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Masalah perencanaan operasi dapat dibagi menjadi empat tugas yang berbeda,
seperti ditunjukkan pada gambar 1.3. Pertama penjadwalan seluruh sumber energi dan
fasilitas tahunan pada basis perbulan untuk memenuhi beban puncak bulanan yang
diramalkan, kemudian menggunakan hasil bulanan ini untuk menghasilkan jadwal
mingguan sehingga memenuhi beban puncak mingguan yang diramalkan, kemudian
menggunakan hasil mingguan ini untuk menghasilkan jadwal harian, dan akhirnya
menggunakan jadwal harian untuk membandingkan jadwal harian yang layak dan aman (
feasible secure).

Gambar 1.3 Keterkaitan kegiatan-kegiatan pada perencanaan operasi

Tugas pertama merupakan perencanaan operasi jamgka panjang yang terdiri atas
dua fungsi, yaitu program peramalan beban bulanan dan program penjadwalan
pemeliharaan (maintenance). Program peramalan beban bulanan memperkirakan beban
puncak tiap bulan. Program penjadwalan pemeliharaan menjadwalkan unit-unit untuk
4

pemeliharaan sesuai dengan kekangan-kekangan (contrainte), seperti yang disarankan


oleh pabrik pembuat, pengalaman yang dialami mesin-mesin, dan seterusnya.

Penjadwalan sumber-sumber energi dan fasilitas bulanan pada basis per minggu
merupakan perencanaan operasi jangka menengah (lihat gambar 2.2 dan 2.3). Tugas ini
terdiri atas dua fungsi, yaitu: program peramalan beban mingguan dan program
koordinasi hidrotermal. Program peramalan beban mingguan memperkirakan beban
puncak tiap minggu, dalam suatu periode bulan. Program koordinasi hidrotermal
menentukan jadwal terbaik untuk operasi unit-unit hidro dan termal sedemikian sehingga
jumlah bahan bakar yang dipakai diminimumkan dan beban puncak mingguan sistem
dapat dipenuhi.

Penjadwalan sumber-sumber energi dan fasilitas bulanan pada basis per hari
merupakan perencanaan operasi jangka pendek yang terdiri atas tiga fungsi, yaitu :
program peramalan beban jangka pendek, program simulasi analisis sekuritas (security
analysis simulation), dan program unit commitment. Peramalan beban jangka pendek
memperkirakan beban per jam pada 168 jam ke depan. Unit commitment atau
penjadwalan pembangkitan secara ekonomis yang juga merupakan ordering method atau
predispatch, menentukan pembangkitan unit-unit untuk operasi yang didasarkan pada
kesediaan (availability) unit-unit yang berbeda, seperti yang ditentukan pada
perencanaan operasi, jangka panjang dan menengah, sehingga beban per jam yang
diramalkan untuk 24 jam sampai 168 jam ke depan dapat dipenuhi. Fungsi unit
commitment membuat sederetan keputusan, terutama untuk menghidupkan (starting) dan
menghentikan (stopping) unit-unit termal sehingga menjamin kemampuan sistem, tetapi
tidak melebihi jumlah kapasitas pembangkitan untuk memenuhi beban sistem per jam
yang diramalkan. Oleh karena adanya ketidaktentuan (uncertainly) pada peramalan
beban, biasanya untuk merencanakan tambahan kapasitas, diperlukan cadangan berputar
atau cadangan yang siap untuk diputar dalam suatu periode yang pendek. Kelebihan
kapasitas ini disebut cadangan operasi.

Fungsi simulasi analisis sekuritas merupakan sekelompok dispatcher-oriented,


penuh interaksi dan berhubungan dengan aliran beban AC untuk simulasi operasi steady
state sistem tenaga listrik. Kegiatan terakhir perencanaan operasi jangka pendek
merupakan fungsi simulasi analisis sekuritas. Berdasarkan jadwal pembangkitan per jam
dari program unit commitment dan peramalan beban bus per jam dari bus-bus sistem,
5

fungsi simulasi analisis sekuritas memeriksa kondisi tegangan pada tiap bus dan kondisi
beban lebih pada tiap saluran transmisi. Jika untuk pembebanan per jam yang diharapkan,
penjadwalan pembangkitan dan konfigurasi sistem yang dijadwalkan atau diharapkan,
kondisi operasi tidak dapat diterima, maka perubahan pada konfigurasi sistem (yakni
peubahan penyetelab tap transformator atau pembangkitan yang dijadwalkan) akan
dikerjakan dan prosedur akan diulangi.

Sekali jadwal penbangkitan per jam yang ekonomis dan layak telat ditentukan,
perencanaan operasi sistem akan dilewatkan ke pengendalian operasi, yang akan
mengusahakan untuk memenuhi beban sistem dari menit ke menit sebagaimana telah
diterangkan sebelumnya

I.3 SISTEM MANAJEMEN TENAGA LISTRIK

Sistem manajemen tenaga terdiri atas elemen-elemen perangkat keras atau


subsistem berikut :

a. Akuisisi data dan pengendalian

b. Sistem mesin-manusia

c. Sistem komputer

Perangkat lunak sistem manajemen tenaga terdiri atas elemen-elemen atau


subsistem di bawah ini :

a. Sistem operasi real time

b. Perangkat lunak untuk akuisi data

c. Perangkat lunak antarmuka mesin-manusia

d. Program aplikasi

Kumpulan perangkat keras untuk akuisisi data dan pengendalian, sistem


mesin-manusia dan sistem komputer, sistem operasi real time, perangkat lunak akuisisi
data, dan perangkat lunak antarmuka mesin-manusia membentuk Supervisory Control
and Data Acquistion (SCADA) di Pusat Pengatur Beban.
6

Di samping flasilitas on line untuk SCADA, Pusat Pengatur Beban juga memiliki
fasilitas off line bagi keperluan perencanaan operasi, analisis hasil-hasil operasi, dan
untuk evaluasi operasi di masa mendatang.

Gambar 1.4. Diagram kotak Remote Terminal Unit

Gambar 1.5 Hubungan antara komputer di P2B dengan Remote Terminal


Unit
7

I.4 BERBAGAI PERSOALAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Pemanfaatan tenaga listrik tidak bersifat statis, tetapi akan selalu mengalami
perubahan sesuai dengan kebutuhan beban yang bersifat dinamis. Disamping itu
faktor biaya operasi yang tinggi dan pengaruh dampak lingkungan juga
memegang peranan yang sangat penting. Dengan dasar pemikiran tersebut
berbagai persoalan pokok operasi sistem tenaga listrik dapat di identifikasikan
sebagai berikut :
a. Pengaturan frekuensi
Apabila beban ( daya aktif ) bertambah besar, maka frekuensi sistem akan
turun, sebaliknya jika beban turun maka frekuensi sistem akan naik untuk
menjaga agar frekuensi sistem tetap, maka diperlukan pengaturan frekuensi,
di antaranya (untuk pembangkit dengan penggerak mula berupa turbin)
dengan menggunakan governor pada penggerak mulanya. Jika frekuensi turun
(putaran penggerak mula turun), maka pembukaan katup turbin menjadi lebih
lebar dan daya masukan bertambah besar sejalan dengan kenaikan beban.

b. Pengendalian tegangan sistem/daya reaktif

Apabila sistem tenaga listrik harus mengatur banyak beban indukif, maka
tegangan sistem akan turun dan faktor daya nya rendah. Untuk memperbaiki
profil tegangan dan menaikkan faktor daya diperlukan pengendalian daya reaktif
sistem, di antara nya dengan memasang kapasitor yang terdistribusi maupun
yang terpusat, atau memasang motor sinkron di berbagai lokasi yang tepat.

c . Gangguan operasional sistem

Pada sistem tenaga listrik, gangguan operasional tidak akan dapat


sepenuhnya dihindarkan, baik gangguan internal maupun gangguan eksternal.
Untuk daerah tropis seperti Indonesia, gangguan eksternal yang paling sering
terjadi adalah gangguan petir. Gangguan internal dapat berupa gangguan
hubungan singkat ataupun hubungan terbuka. Sistem proteksi yang baik
memegang peranan yang sangat penting dalam mengantisipasi dan mengatasi
berbagai jenis gangguan.
8

d. Pemeliharaan peralatan

Untuk menjamin agar semua peralatan dapat berfungsi dengan baik sesuai
dengan kinerja yang seharusnya, maka sangat diperlukan perawatan secara
teratur/periodik sehingga perlu diperhatikan jadwal peralatan nya, baik
perawatan kecil maupun overhaul. Perawatan yang baik akan megurangi
kemungkinan timbulnya gangguan, memperkevil kemungkinan pelepasan beban,
dan akan meningkatkan keandalan sistem.

e. Biaya operasi

Biaya operasi, khusus nya biaya bahan bakar ( untuk pusat listrik tenaga
termal ), mengambil persentase yang terbesar dari seluruh biaya pengusahaan
tenaga listrik yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Oleh karena itu perlu
diterapkan berbagai cara minimisasi biaya agar operasi sistem layak dan
ekonomis.

f. Perkembangan sistem

Kebutuhan tenaga listrik selalu naik dari tahun ke tahun. Untuk dapat
memberikan pelayanan kebutuhan tenaga listrik yang selalu naik ini perlu
dilakukan berbagai usaha untuk mengembangkan sistem agar tidak terjadi
adanya kebutuhan daya yang tidak dapat dilayani. Pengembangan sistem
memerlukan biaya yang sangat besar. Bagi PLN, hal ini merupakan beban yang
cukup berat. Salah satu kebijakan pemerintah dalam usaha mengurangi beban
berat ini adalah pemberian kesempatan kepada sektor swasta untuk berperan
serta dalam penyediaan dan pengusahaan tenaga listrik.

I.5 LAPORAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK

Untuk keperluan analisis dan evaluasi operasi sistem tenaga listrik diperlukan
laporan operasi yang meliputi hal-hal beikut :

a. Daya instalasi terpasang

Laporan mengenai daya instalasi terpasang meliputi daya terpasang unit


pembangkit, daya terpasang transformator, panjang dan luas penampang jaringan,
9

dan data peralatan lainnya yang erat hubungan nya dengan instalasi seperti
sarana telekomunikasi dan komputer.

b. Laporan pemeliharaan dan perbaikan

Laporan ini berisi rencana dan pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan


bagian-bagian instalasi, khususnya unit-unit pembangkit.

c. Laporan pembebanan instalasi

Laporan ini menampilkan perkiraan beban dan realisasinya yang terjadi pada sistem.

d. Laporan produksi

Laporan produksi ini memberikan gambaran tentang kegiatan produksi


secara keseluruhan yang biasanya berupa laporan neraca tenaga yang dikaitkan
dengan laporan laba rugi perusahaan.

e. Laporan berbagai hambatan operasi

Hambatan-hambatan operasi biasanya berupa :

- Gangguan instalasi

- Kerusakan instalasi

- Unsur manusia ( operator/teknisi perawatan ) :

kurang terampil dalam pengoperasian peralatan, pemeliharaan, dan perawatan


peralatan.

f. Laporan bahan bakar

Laporan bahan bakar meliputi hal-hal berikut :

- Persediaan bahan bakar di setiap Pusat Listrik Tenaga Termis

- Jumlah pemakaian bahan bakar

g. Laporan statistik operasi

Laporan operasi sistem dituangkan pula dalam bentuk statistik tahuan dan
bualan. Dengan laporan statistik ini dapat diketahui kemungkinan kesalahan
10

angka dalam laporan. Di samping itu, laporan statistik ini juga dapat dipakai
untuk mengetahui kecenderungan perubahan besaran operasi dalam sistem
tenaga listrik.

h. Laporan aliran daya

Laporan aliran daya menunjukkan aliran daya yang terjadi dalam


bagian-bagian sistem beserta tegangan rel sistem pada saat beban puncak
sehingga didapat gambaran menyeluruh tentang situasi pembebanan sistem dan
profil tegangan nya.

I.6 Soal dan jawaban

1. Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan dengan menggunakan tegangan


tinggi,Jelaskan alasan2nya?.
Jawab:
Beberapa alasan Transmisi energi listrik jarak jauh dilakukan dengan
menggunakantegangan tinggi, yaitu:
a. Bila tegangan dibuat tinggi maka arus listriknya menjadi kecil.
b. Dengan arus listrik yang kecil maka energi yang hilang pada kawat transmisi
(energidisipasi) juga kecil.
c.Jugaa dengan arus kecil cukup digunakan kawat berpenampang relatif lebih kecil,
sehingga lebih ekonomis.

2. Sebutkan komponen utama saluran transmisi. (minimal 4 buah) ?


Jawab:
Komponen-komponen utama :
a. Menara/tiang Transmisi
b. Isolator
c. Kawat Penghantar (Conductor)d. Kawat Tanah (Ground wire)
3. Sebutkan kelebihan dan kekurangan Saluran Udara (Overhead Lines)
dibandingSaluran Kabel Tanah (Underground Cable)?.
Jawab:
Berdasarkan pemasangannya,saluran transmisi dibagi menjadi dua kategori, yaitu:

1.saluran udara (overhead lines); saluran transmisi yang menyalurkan energi


listrikmelalui kawat-kawat yang digantung pada isolator antar menara atau tiang
11

transmisi. Keuntungan dari saluran transmisi udara adalah lebih murah, mudah
dalamperawatan, mudah dalam mengetahui letak gangguan, mudah dalam
perbaikan ,dan lainnya. Namun juga memiliki kerugian, antara lain: karena berada
di ruangterbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap keandalannya, dengan
katalain mudah terjadi gangguan, seperti gangguan hubung singkat,
gangguantegangan lebih karena tersambar petir, dan gangguan-gangguan lainnya .
Darisegi estetika/keindahan juga kurang, sehingga saluran transmisi bukan
pilihanyang ideal untuk suatu saluran transmisi didalam kota.

2.saluran kabel tanah (underground cable); saluran transmisi yang


menyalurkanenergi istrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori
salurantransmisi seperti ini adalah yang favorite untuk pemasangan di dalam kota,
karenaberada didalam tanah, maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga
tidakmudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam.Namun juga
memilik kekurangan. Seperti: mahalnya biaya investasi dansulitnyamenentukan
titik gangguan dan perbaikannya.

4. Mengapa saluran transmisi udara umumnya menggunakan kawat penghantar


jenis ACSR (Aluminium Conductor Steel Reinforced)?

Jawab:
Saluran transmisi udara umumnya menggunakan kawat penghantar jenis ACSR
(Aluminium Conductor Steel Reinforced) yaitu kawat penghantar berlilit (stranded)
dengan inti serat baja ditengah yang dikelilingi oleh lapisan-lapisan serataluminium.
Aluminium mempunyai tahanan jenis rendah membuat kemampuanhantar arus ACSR
cukup tinggi. Sedangkan kawat baja yang berada ditengahmenyebabkan kuat tarik
penghantar ACSR lebih baik dari kawat penghantar aluminium biasa.

5. Jelaskan, mengapa pertumbuhan beban dimasa yang akan datang berpengaruh


dalamperencanaan saluran transmisi tenaga listrik?

Jawab:

Pada proses perencanaan pengembangan sistem tenaga listrik diperlukan adanyasuatu


prakiraan kebutuhan tenaga listrik yang dapat memberikan informasi kepadapembuat
kebijakan sehingga dengan prakiraan yang baik akan dapat mengurangiresiko
pembangunan yang tidak dibutuhkan. Kebutuhan tenaga listrik suatu daerahtergantung
12

dari letak daerah, jumlah penduduk, standar kehidupan, rencanapembangunan atau


pengembangan daerah dimasa yang akan datang. Sehingga dalamprakiraan diperlukan
data yang mencakup perkembangan daerah, tingkatperekonomian daerah maka dapat
digunakan jumlah Produk Domestik Regional Bruto,kemudian jumlah penduduk daerah
tersebut, dan sebagainya.Prakiraan kebutuhan tenaga listrik yang kurang tepat (lebih
rendah dari permintaan)dapat menyebabkan kapasitas pembangkitan tidak mencukupi
untuk melayanikonsumen yang dapat merugikan perekonomian Negara, bila prakiraan
terlalu besardari permintaan maka akan mengalami kelebihan pembangkitan yang
merupakanpemborosan karena listrik tidak dapat disimpan. Agar gambaran akan
kebutuhan energilistrik dan kebijakan energi listrik dapat diketahui, maka perlu kiranya
untuk melakukanperkiraan kebutuhan energi listrik
13

BAB II

KOORDINASI HIDRO TERMAL

II.1 PENGANTAR

Koordinasi hidro dan termal atau pengaturan penjadwalan pembangkitan listrik


hidro dan termal diartikan sebagai suatu prosedur untuk mengintegrasikan operasi
pembangkit listrik hidro dan termal pada suatu sistem tenaga listrik dengan menentukan
ragam operasi yang optimum dari suatu sistem kombinasi unit pembangkit listrik hidro
dan termal sehingga meminimumkan biaya pembangkitan listrik untuk suatu periode
waktu tertentu serta memenuhi berbagai kekangan-kekangan fisik dan cadangan berputar
pada sistem. Koordinasi hidro dan termal, yang merupakan salah satu faktor pada
perencanaan operasi jangka pendek sampai menengah, menentukan jadwal yang terbaik
untuk operasi unit-unit pembangkit listrik hidro dan termal dengan memanfaatkan energi
air seoptimum mungkin sedemikian sehingga meminimumkan jumlah bahan bakar yang
dipakai pembangkit listrik termal dan beban puncak mingguan sistem dapat dipenuhi.

Energi air, yang merupakan sumber yang berharga, harus dapat dimanfaatkan
oleh pembangkit listrik hidro dengan cara yang seoptimum mungkin. Jika energi air ini
dapat disimpan, energi ini lebih berharga karena dapat digunakan pada

waktu-waktu yang tepat. Volume air pada suatu waduk dalam setahun terbatas dan tidak
dapat diperkirakan secara tepat sehingga volume air ini tidak dapat dijadwalkan dengan
optimum tanpa memperhatikan kondisi-kondisi operasi di waktu-waktu yang akan
datang. Nilai energi air dimaksimumkan jika nilai air ini digunakan untuk menggantikan
biaya tertinggi sumber-sumber energi pengganti lainnya. Hal ini memerlukan
penjadwalan tiap-tiap sumber energi yang ada pada basis per jam sehingga biaya
produksi listrik pertahun diminimumkan.

Pasokan air untuk pembangkit listrik hidro dapat mempunyai nilai yang berbeda
dari waktu ke waktu, dan penggunaan air oleh pembangkit listrik hidro ini harus di
integrasikan ke dalam pasokan tenaga listrik di sistem sehingga menghasilkan biaya
operasi keseluruhan terendah.

Tentunya, nilai energi air ini berubah-ubah dari waktu ke waktu, yaitu bernilai rendah
selama periode aliran air rendah.
14

Karena tiap volume air yang melewati pembangkit listrik hidro akan menghasilkan
sejumlah energi tertentu, bergantung pada ketinggian duga muka air (head) waduk,
energi air ekuivalen dengan bahan bakar seperti gas atau minyak untuk menghasilkan
tenaga listrik.

Penggunaan air untuk irigasi harus disesuaikan dengan kebijaksanaan penguasa


waduk, dikoordinasikan dengan kepentingan-kepentingan lain seperti untuk
pengendalian banjir, untuk memproduksi listrik, dan lain sebagainya.

II.2 MASALAH PENJADWALAN PEMBANGKIT LISTRIK

a. Jenis Masalah Penjadwalan

Pada operasi sistem tenaga listrik, ada tiga masalah umum yang timbul.
Masalah-masalah ini bergantung pada keseimbangan antara pembangkitan listrik
hidro, pembangkitan listrik termal, serta beban sistem dan rugi-rugi jaringan
transmisi, seperti ditunjukkan pada persamaan 2.1.

n m


H 1
PH +

T 1
PT = P L + PR (2.1)

dalam hal ini PH, PT, PL dan PR masing-masing adalah pembangkitan listrik hidro,
pembangkitan listrik termal, beban sistem, dan rugi-rugi jaringan transmisi.

Jarang ada sistem tenaga listrik tanpa pembangkit listrik termal.


Penjadwalan sistem ini secara ekonomis merupakan suatu masalah dalam
penjadwalan pelepasan air untuk memenuhi seluruh kekangan hidrolis dan beban
sistem. Pada sistem pembangkit listrik hidro, penjadwalan dapat dilakukan
dengan menyimulasikan sistem air dan mengembangkan suatu jadwal
permukaan air pada waduk dengan memaksimumkan jumlah energi yang
disimpan. Pada sistem pembangkit listrik hidro yang secara geografis besar,
simulasi ini harus memperhatikan waktu perjalanan air antar pembangkit.

Masalah yang mendasar pada penjadwalan pembangkitan listrik adalah


untuk menjadwalkan sistem pembangkit listrik hidro dan termal sehingga
meminimumkan biaya bahan bakar untuk pembangkit listrik termal. Biasanya,
15

masalah penjadwalan pembangkit listrik dipecah menjadi dua sub masalah


( skala waktu ), yaitu penjadwalan seluruh sumber energi pada basis per minggu
selama setahun; kemudian menggunakan hasil mingguan ini untuk penjadwalan
seluruh sumber energi pada basis per jam selama seminggu. Pada beberapa
keadaan lainnya, bisa diperlukan tiga atau empat sub-masalah, yaitu : optimisai
perbulan selama setahun. Optimisasi perhari selama sebulan, dan optimisasi per
jam selama 48 jam. Koordinasi antara sub-sub masalah harus dilakukan dengan
berhati-hati untuk menjamin bahwa seluruh penyelesaian optimum dapat
diperoleh. Konsep dasarnya adalah menyelesaikan sub-sub masalah dari kisaran
waktu terpanjang ke kisaran waktu terpendek; pada keadaan sub-masalah
mingguan, maka sub-masalah tahunan yang pertama kali diselesaikan.

I) Penjadwalan Jangka Pendek

Penjadwalan pembangkitan listrik hidro jangka pendek

( 1 hari sampai 1 minggu ) merupakan penjadwalan per jam seluruh


pembangkit listrik pada sistem untuk memperoleh biaya produksi listrik
minimum dalam suatu periode waktu tertentu. Pembangkitan listrik yang dihitung
pada program tahunan untuk tiap sumber energi pada suatu minggu tertentu,
digunakan sebagai sarana pembangkitan untuk sumber itu; target
pembangkitan ini kemudian di distribusikan pada tiap-tiap minggu secara
optimum. Pada masalah penjadwalan ini, beban, pemasukan (inflow) air, dan
kesediaan unit di anggap diketahui. Kondisi kondisi “awal”, seperti ketinggian
permukaan air, pada waduk dianggap diketahui, dan penjadwalan per
jam yang optimum ditentukan untuk meminimumkan tujuan yang di inginkan
dengan dipenuhi nya kondisi “akhir” pada ujung kisaran waktu penjadwalan
dalam rangka untuk memenuhi penjadwalan pelepasan ( discharger ) air jangka
panjang yang telah di tentukan sebelumnya.

ii) Penjadwalan Jangka Panjang

Penjadwalan pemabangkitan listrik hidro jangka panjang ( biasanya antara 1


minggu sampai 1 atau beberapa tahun ) meliputi peramalan tersedianya air pada
waduk, penjadwalan pengeluaran air dari waduk, serta analisis data statistik dan
meterologis.
16

b. Penjadwalan Energi

Misalkan ada dua sumber energi listrik untuk memasok beban sistem, satu
pembangkit listrik hidro dan satu pembangkit listrik termal, seperti pada gambar 2.1.
Pembangkit listrik hidro dapat memasok beban dengan dayanya sendiri untuk waktu
yang terbatas. Oleh karena itu, untuk periode waktu j.

PHJmaks > PLJ


(2.2)

Ɋ F
H S

PH PS

Hidro ↓ ↓ Termal

↓ PL

Beban

Gambar 2.1. Dua unit sistem pembangkit listrik hidro dan termal

Tetapi, energi yang tersedia untuk pembangkit trik hidro tidak cukup untuk memenuhi
beban. jmaks jmaks

j 1
PHJ nj ≤ j 1
PLJ nj (2.3)

nj = banyaknya jam dalam periode jmaks

j 1
nj = Tmaks = total kisaran waktu
17
18
19
20

II.3 Masalah Penjadwalan Listrik Hidro da Termal Jangka Pendek

Masalah yang mendasar pada penjadwalan pembangkitan listrik hidro dan termal jangka
pendek adalah diperlukannya sejumlah air tertentu sedemikian sehingga meminimumkan
biaya pembangkitan listrik termal. Gambar 2.3 digunakan untuk menunjukkan masalah
ini. Pada masalah penjadwalan pembangkitan listrik hidro dan termal jangka pendek,
sistem pembangkit listrik termal dawakili oleh suatu unit ekuivalen 𝑃𝑠 , dan ada suatu
pembangkit listrik hidro 𝑃𝐻 . Dianggap bahwa pembangkit listrik hidro tidak cukup
untuk memasok seluruh kebutuhan beban selama suatu periode dan bahwa ada sejumlah
volume air total maksimum yang bisa dilepaskan selama kisaran waktu 𝑃𝑚𝑎𝑘𝑠
21
22
23
24
25
26

BAB III

UNIT COMMITMENT

III.1 PENGANTAR

Fungsi unit commitment adalah menentukan unit pembangkit listrik termal yang
akan beroperasi di sistem,yaitu membuat sederetan keputusan untuk menghidupkan
dan/atau menghentikan unit-unit sehingga menjamin kemampuan sistem, tetapi tidak
melebihi jumlah kapasitas pembangkitan untuk memenuhi beban sistem per jam yang
diramalkan serta cadangan berputar yang diperlukan. Unit commitment dilakukan
berdasarkan hasil koordinasi hidro-termal, yaitu setelah daya unit pembangkit listrik
hidro ditentukan, sehingga persoalan unit commitment merupakan kombinasi antara unit
pembangkit listrik termal saja.

Kurun waktu studi unit commitment lebih cenderung untuk 8 jam hingga 1 minggu
ke depan dan masalah ini bersifat deterministik . Kurun waktu studi biasanya dibagi
menjadi beberapa periode, misalnya jam, sehinga penentuan besar beban sistem juga
mengikuti hal ini.

Adapun fungsi obyektif unit commitment ini adalah meminimumkan biaya total
bahan bakar pembangkit listrik termal dalam kurun waktu studi, yaitu meliputi biaya
produksi atau pembangkitan dan biaya transisi, serta melibatkan minimum up/down-time.
Peubah masalahnya adalah status unit

pembangkit listrik termal per jam, yaitu unit berputar atau berhenti.

III.2. PERHITUNGAN BIAYA BAHAN BAKAR

Biaya bahan bakar dalam masalah unit commitment bisa dibagi menjadi dua
kategori, yaitu : biaya transisi, dan biaya produksi atau pembangkitan. Biasanya, biaya
transisi berhubungan dengan biaya menghidupkan unit, dan bisa juga termasuk biaya
menghentikan unit. Biaya produksi adalah biaya yang diperlukan untuk memenuhi beban,
dan biaya ini bergantung pada pembebanan unit, heat rate, dan biaya bahan bakar.

a. Biaya Transisi
27

Dalam praktek, biasanya tidak ada biaya untuk menghentikan unit, tetapi untuk
keperluan studi, biaya menghentikan unit dilibatkan dalam perhitungan biaya
pembangkitan total. Biaya menghentikan untuk tiap unit bisa ditetapkan pada suatu harga
tertentu dan biaya ini tidak bergantung pada lamanya unit telah berputar sebelum di
hentikan.

Ada beberapa bentuk biaya menghidupkan unit yang di pertimbangkan pada


masalah unit commitment. Suatu pendekatan yang sederhana dalam praktek menganggap
bahwa biaya menghidupkan unit konstan, tidak bergantung pada lama berhenti unit.
Tetapi, untuk memberikan hasil yang lebih teliti, biaya menghidupkan unit yang
sebenarnya perlu diperhitungkan, yaitu bergantung pada lama berhenti unit. Biaya
menghidupkan unit juga bergantung pada suhu. Karena laju pendinginan (cooling rate)
unit mendekati ekponensial, kurva biaya menghidupkan unit juga berbentuk eksponensial,
suatu kurva yang umumnya banyak digunakan.

Biasanya, lebih ekonomis untuk mempertahankan unit pada suhu operasinya ( hot
stanby/banking ) daripada menghentikan suatu unit. Pemilihan antara menghentikan dan
hot stanby unit bergantung pada kurva biaya dan lama suatu unit tidak melayani beban
(out-of-service). Umumnya laju bahan bakar yang konstan diperlukan untuk
mempertahankan suhu dan tekanan ketel, sehingga kurva biaya “penyimpanan” (banking)
bisa dianggap sebagai fungsi linear dari lama berhenti unit.

b. Biaya Produksi

Biaya produksi adalah biaya bahan bakar yang diperlukan unit-unit pembangkit
listrik termal yang berputar untuk memenuhi beban sistem. Karena masalah unit
commitment dimaksudkan untuk meminimumkan biaya total bahan bakar, biaya
produksi harus diminimumkan juga. Banyak metode pembebanan secara ekonomis
(economic dispatch) yang digunakan untuk meminimumkan biaya produksi.

III.3. METODE PENYELESAIAN

Prosedur unit commitment disusun untuk menentukan jadwal yang paling layak
dan ekonomis dalam menghidupkan dan menghentikan unit-unit pembangkit listrik
termal di sistem. Jadwal yang layak adalah jadwal yang memenuhi beban yang diramal,
cadangan berputar yang diperlukan, dan beberapa kekangan operasi pada seluruh waktu
dalam kurun waktu studi. Untuk memudahkan gambaran, periode waktu dibagi menjadi
28

beberapa kisaran waktu per jam, dan unit commitment diperlukan sebagai suatu masalah
dengan waktu diskrit.

Masalah unit commitment dapat menjadi sangat sulit. Misalkan ada suatu pola
beban untuk M periode dan unit akan dipilih dan dibebani, serta M aras beban dengan
batas-batas operasi N unit adalah sedemikian sehingga suatu unit dapat memasok beban
nya sendiri, sehingga suatu unit dapat juga memasok bahan sistem. Jumlah kombinasi
pada tiap jam adalah :

C (N,1) + C (N,2) + ... + C (N, N-1) + C(N,N) = 2N-1


(3.1)

Dengan C (N, j) adalah kombinasi N sebagai j bagian pada suatu waktu. Oleh karena itu,

 N! 
C (N, j) =  ( N  j)! j !
 
( 3.2 )

j ! = 1 × 2 × 3 × ... x j

Untuk periode total sebanyak M kisaran waktu, cacah maksimum kemungkinan


kombinasi adalah ( 2N-1 )M. Cacah kombinasi yang sangat besar ini harus ditanggulangi.
Teknik teknik yang paling sering digunakan untuk memecahkan masalah unit
commitment antara lain : metode daftar prioritas, pemrograman dinamik, pemrograman
campuran integer linear ( mixed integer linear programming, MILP ). Dari teknik-teknik
ini, daftar prioritas yang paling sering dipakai. Algoritma pemrograman dinamik
merupakan salah satu pendekatan penyelesaian yang optimum untuk sistem yang besar.
Algoritma MILP mulai diteliti dan tidak banyak digunakan pada sistem yang besar.

a. Shut-down Rule

Jika unit-unit memasok suatu beban sistem, unit atau kombinasi unit yang mana
yang sebaiknya digunakan untuk memasok beban ini secara ekonomis. Untuk
menyelesaikan masalah ini, dicoba seluruh kombinasi unit. Beberapa kombinasi akan
tidak layak jika jumlah seluruh batas maksimum pembangkitan unit lebih besar daripada
beban. Untuk seluruh kombinasi yang layak, unit-unit akan dibebani secara ekonomi.
Shut down-rule diperoleh dengan cara di atas, yaitu dengan membentuk daftar unit yang
dipilih sebagai fungsi beban ( beban dalam urutan descending ).
29

b. Metode Daftar Prioritas

Metode penyelesaian unit commitment yang paling sederhana adalah membentuk


suatu daftar prioritas unit. Daftar prioritas unit diperoleh dengan mengurutkan (ascending)
biaya pertambahan produksi rata-rata unit pada beban penuh. Biaya pertambahan
produksi rata-rata pada beban penuh adalah hasil kali incremental heat rate pada beban
penuh dengan biaya bahan bakar.

Daftar prioritas dibentuk berdasarkan algoritma shut down rute sebagai berikut :

 Pada tiap jam, jika beban berkurang, tentukan apakah pengurangan unit
berikutnya pada daftar prioritas akan menghasilkan pembangkitan yang cukup
untuk memasok beban dan cadangan berputar yang dibutuhkan. Jika tidak,
lanjutkan operasi itu, jika ya, teruskan ke langkah berikut.

 Tentukan sejumlah jam, H, sebelum unit dibutuhkan lagi. Oleh karena itu,
anggap bahwa beban berkurang dan kemudian kembali lagi beberapa jam
kemudian.

 Jika H lebih kecil daripada minimum down-time unit pertahankan unit-unit yang
telah berputar. Jika tidak, teruskan ke langkah-langkah.

 Hitung dua biaya berikut : pertama, jumlah biaya produksi per jam dari H jam
berikutnya untuk unit yang berputar; kemudian hitung kembali jumlah yang
sama untuk unit yang tidak berputar dan tambahkan pada biaya menghidupkan
unit, baik untuk “pendinginan” ( cooling ) maupun “penyimpanan” ( banking ).
Bandingkan kedua biaya ini, yang mana lebih mahal. Jika lebih murah dengan
menghentikan unit, unit sebaiknya dihentikan berputar, sebaliknya, unit
dipertahankan berputar.

 Ulangi semua prosedur di atas untuk unit berikutnya pada daftar prioritas. Jika
beban juga berkurang, teruskan ke langkah berikutnya, dan seterusnya.

c. Daftar Pemilihan Unit

Suatu teknik penyelidikan recursive, yang disebut truncated dynamic programming,


digunakan untuk menentukan jadwal unit comitment yang paling ekonomis. Garis besar
30

pendekatan ini ditunjukkan oleh diagram alir pada gambar 3.1. Sebelum menggambarkan
prosedur ini, berikut ini ada dua batasan istilah yang perlu diketahui.

Kombinasi : Suatu kombinasi adalah suatu himpunan bagian dari suatu himpunan unit.
Sebagai contoh, untuk N unit ada ( 2N-1) kombinasi yang berbeda.

Strategi : Suatu strategi menunjukkan suatu transisi atau path dari suatu kombinasi pada
suatu jam tertentu ke suatu kombinasi pada jam berikutnya. Pada masalah unit
comitment suatu transisi bisa untuk menghidupkan/atau menghentikan unit-unit tertentu.

Prosedur unit comitment bisa dibagi menjadi menjadi dua bagian utama, yaitu :

a. Pembentukan daftar pemilihan unit, dan


b. Teknik/prosedur penyelidikan

Gambar 3.1 Diagram alir prosedur unit commitment


31

III. 3.1 Pembentuka Daftar Pemilihan Unit

Tujuan membentuk daftar pemilihan unit adalah untuk mengurangi cacah


kombinasi unit yang diselidiki pada tiap jam. Jika tanpa suatu pembatasan, suatu sistem
dengan N unit akan menghasilkan ( 2𝑁 – 1) kemungkinan kombinasi unit pada tiap
jam, dan untuk keperluan-keperluan praktis diperlukan beberapa bentuk pembatasan.
Pembentukan daftar prioritas didasarkan pada daftar prioritas seluruh unit dalam
sistem dan kriteria untuk menempatkan unit-unit pada berbagai aras prioritas adalah
biaya pertambahan produksi rata-rata. Sebagai gambaran metode ini, dianggap bahwa
suatu sistem mempunyai 13 unit dan 4 unit diantaranya harus berputar pada suatu jam.
Unit-unit ini akan membentuk 4 unit pertama pada daftar pemilihan. Unit-unit yang
harus lepas atau tidak tersedia harus dikeluarkan dari daftar, dan unit-unit sisanya
ditambahkan pada daftar pemilihan sesuai urutan prioritasnya. Unit-unit pada daftar
pemilihan diberi nomor 1,2 ….13 seperti ditunjukkan pada gambar 3.2 .a

Gambar 3.2 Contoh daftar pemilihan unit

Kemudian tentukan cacah minimum unit yang harus berputar sesuai urutan pada
daftar pemilihan sehingga memenuhi beban sistem dan cadangan berputar yang
diperlikan. Anggap bahwa cacah minimum unit yang harus berputar adalah 8, kemudian
suatu penyelidikan dibentuk sekitar unit 8 sedemikian sehingga beberapa unit diatas dan
dibawah unit 8 bisa dievaluasi. Selang penyelidikan ini dibatasi oleh cacah unit dibawah
unit 8 dan cacah unit pada selang penyelidikan. Jika dianggap cacah unit dibawah unit 8
adalah 1 dan cacah unit pada selang penyelidikan adalah 4, maka selang penyelidikan
adalah dari unit 7 sampai unit 10. Unit 5 dan 6 sekarang menjadi unit yang harus
32

berputar. Unit-unit di atas unit 10 disebut unit-unit lebih (excess units), seperti
ditunjukkan pada gambar 3.2.b.

Sebagai contoh di atas, ada 4 unit pada selang penyelidikan, akan menghasilkan 2 4-1
= 15 kombinasi yang dievaluasi. Karena ada 6 unit yang harus berputar, beberapa
kombinasi mempunyai kapasitas yang cukup untuk memenuhi beban dan cadangan
berputar yang diperlukan, sedangkan kombinasi lainnya tidak memenuhi. Untuk
kombinasi yang tidak memenuhi beban dan cadangan berputar, beberapa unit pada
kelompok unit lebih perlu ditambahkan sesuai urutan prioritas nya, sampai diperoleh
kapasitas yang cukup. Dimungkinkan bahwa beberapa kombinasi ini tetap tidak
mempunyai kapasitas yang cukup meskipun sudah ditambahkan beberapa unit pada
unit-unit lebih. Keadaan yang tidak dapat diterima ini, kemudian diabaikan dari
pertimbangan.

Tiap kombinasi unit pada selang penyelidikan bersama-sama dengan unit-unit yang
harus berputar, dan jika perlu dengan beberapa unit dari unit-unit lebih, menghasilkan
unit-unit yang berputar, sedangkan unit-unit lainnya tidak berputar. Karena seluruh
kombinasi adalah berbeda, tampak bahwa seluruh himpunan unit yang berputar juga
berbeda. Jadi, di dalam konteks masalah ini, suatu kombinasi bisa didefinisikan sebagai
sekelompok unit yang berputar.

Dengan mengubah selang peyelidikan, luas penyelidikan untuk jadwal unit


commitement yang layak dan ekonomis dapat dikendalikan.

III.3.2 Prosedur Penyelidikan

Setelah ditentukan selang penyelidikan dan kemungkinan kombinasi unit untuk


suatu jam pada kurun waktu studi, langkah berikutnya adalah menentukan jadwal
unit commitment yang layak dan ekonomis. Suatu metode yang mungkin dan
langsung adalah menentukan jadwal yang terbaik atau optimum dengan
mempertimbangkan seluruh kemungkinan jadwal yang ada. Tetapi, cacah
kemungkinan jadwal dapat menjadi sangat besar, yaitu sama dengan hasil cacah
kemungkinan kombinasi pada tiap jam. Hal ini memerlukan usaha dan waktu
perhitungan yang sangat banyak untuk penggunaan praktis. Prosedur unit
commitment yang menggunakan suatu teknik penyelidikan recursive akan mengatasi
kelemahan di atas, yang umumnya dikenal sebagai pemrograman dinamik maju.
33

III.3.3 Soal da Jawab

1. Sebutkan perbedaan dan persamaan jaringan distribusi primer dan jaringandistribusi


sekunder?
Jawab:
Perbedaan dan persamaan jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder.

a.Saluran distribusi Primer , Terletak pada sisi primer trafo distribusi ,yaitu antara
titik Sekunder trafo substation ( Gardu Induk ) dengan titikprimer trafo distribusi .
Saluran ini ber tegangan menengah 20 kV Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV ,
jika langsung melayani pelanggan,bisa disebut jaringan distribusi.
b.Saluran Distribusi Sekunder , Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi,yaitu antara
titik sekunder dengan titik cabang menuju beban
2. Baik buruknya sistem distribusi tenaga listrik dapat dilihat dari kontinuita pelayanan
dan kualitas daya. Jelaskan?
Jawab:
1) Kontinyuitas Pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baikkarena
gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan. Biasanya,kontinyuitas pelayanan
terbaik diprioritaskan pada beban-beban yangdianggap vital dan sama sekali tidak
dikehendaki mengalami pemadaman,misalnya: instalasi militer, pusat pelayanan
komunikasi, rumah sakit, dll. 2) Kualitas Daya yang baik, antara lain
meliputi:a. kapasitas daya yang memenuhi.b. tegangan yang selalu konstan dan
nominal.c. frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC). Catatan : Tegangan
nominal di sini dapat pula diartikan kerugian teganganyang terjadi pada saluran relatif
kecil sekali.
3)Perluasan dan Penyebaran daerah beban yang dilayani seimbang.
4) Fleksibel dalam pengembangan dan perluaan daerah beban.Perencanaan sistem
distribusi yang baik, tidak hanya bertitik tolak padakebutuhan beban sesaat, tetapi perlu
diperhatikan pula secara telitimengenai pengembangan beban yang harus dilayani, bukan
saja dalamhal penambahan kapasitas dayanya, tetapi juga dalam hal perluasandaerah
beban yang harus dilayani.
5) Kondisi dan Situasi Lingkungan . Faktor ini merupakan pertimbangandalam
perencanaan untuk menentukan tipe-tipe atau macam sistemdistribusi mana yang
sesuai untuk lingkungan bersangkutan, misalnyatentang konduktornya, konfigurasinya,
tata letaknya, dsb. Termasukpertimbangan segi estetika (keindahan) nya.
34

6)Pertimbangan Ekonomis . Faktor ini menyangkut erhitungan untung rugiditinjau dari


segi ekonomis, baik secara komersiil maupun dalam rangkapenghematan anggaran yang
tersedia. 3. Apakah yang dimaksud dengan Jaringan Distribusi Radial dengan pusat
beban. jelaskan.? Jawab:

Jaringan Distribusi Radial.


• Bila antara titik sumber dan titik bebannya hanya terdapat satu saluran (line),tidak ada
alternatif saluran lainnya. Bentuk Jaringan ini merupakan bentukdasar, paling sederhana
dan paling banyak digunakan. Dinamakan radialkarena saluran ini ditarik secara
radial dari suatu titik yang merupakansumber dari jaringan itu,dan dicabang-cabang ke
titik-titik beban yang dilayani.
• Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah:
a. Bentuknya sederhana.(+)
b. Biaya investasinya relatip murah.(+)
c. Kualitas pelayanan dayanya relatip jelek, karena rugi tegangan dan rugidaya yang
terjadi pada relatip besar.(-)
d. Kontinyuitas pelayanan daya tidak terjamin, sebab antara titik sumberdan titik beban
hanya ada saluran satu alternatif saluran sehingga bila Jaringan distribusi radial ini
memiliki beberapa bentuk modifikasi, antara lain:a. Radial tipe pohon.b. Radial dengan
tie dan switch pemisah.c. Radial dengan pusat beban.d. Radial dengan
pembagian phase area.

4. Apakah kelebihan dan kekurangan SKTM dibanding SUTM ?


Jawab:
kelebihan dan kekurangan SKTM dibanding SUTM:
1. SUTM , terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor danperalatan
perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.

Keuntungan :

1).Pemasangan lebih mudah dibandingkan dengan sistemhantaran kabel bawah tanah.


2).Pemeliharaan jaringan lebih mudah dibandingkandengan sistem kabel bawah tanah.
3).Biaya pemasangan jauh lebih murah.
4).Lokasi gangguan langsung dapat dideteksi.
5).Mudah untuk perluasan jaringan.
35

Kerugian :

1).Mudah mendapat gangguan2).Pencurian melalui jaringan mudah dilakukan.

2).Pencurian melalui jaringan mudah dilakukan

1. Sebutkan perbedaan dan persamaan jaringan distribusi primer dan jaringandistribusi


sekunder?
Jawab:
Perbedaan dan persamaan jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi sekunder.

a.Saluran distribusi Primer , Terletak pada sisi primer trafo distribusi ,yaitu antara
titik Sekunder trafo substation ( Gardu Induk ) dengan titikprimer trafo distribusi .
Saluran ini ber tegangan menengah 20 kV Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV ,
jika langsung melayani pelanggan,bisa disebut jaringan distribusi.
b.Saluran Distribusi Sekunder , Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi,yaitu antara
titik sekunder dengan titik cabang menuju beban
2. Baik buruknya sistem distribusi tenaga listrik dapat dilihat dari kontinuita pelayanan
dan kualitas daya. Jelaskan?
Jawab:
1) Kontinyuitas Pelayanan yang baik, tidak sering terjadi pemutusan, baikkarena
gangguan maupun karena hal-hal yang direncanakan. Biasanya,kontinyuitas pelayanan
terbaik diprioritaskan pada beban-beban yangdianggap vital dan sama sekali tidak
dikehendaki mengalami pemadaman,misalnya: instalasi militer, pusat pelayanan
komunikasi, rumah sakit, dll. 2) Kualitas Daya yang baik, antara lain
meliputi:a. kapasitas daya yang memenuhi.b. tegangan yang selalu konstan dan
nominal.c. frekuensi yang selalu konstan (untuk sistem AC). Catatan : Tegangan
nominal di sini dapat pula diartikan kerugian teganganyang terjadi pada saluran relatif
kecil sekali.
3)Perluasan dan Penyebaran daerah beban yang dilayani seimbang.
4) Fleksibel dalam pengembangan dan perluaan daerah beban.Perencanaan sistem
distribusi yang baik, tidak hanya bertitik tolak padakebutuhan beban sesaat, tetapi perlu
diperhatikan pula secara telitimengenai pengembangan beban yang harus dilayani, bukan
saja dalamhal penambahan kapasitas dayanya, tetapi juga dalam hal perluasandaerah
beban yang harus dilayani.
5) Kondisi dan Situasi Lingkungan . Faktor ini merupakan pertimbangandalam
36

perencanaan untuk menentukan tipe-tipe atau macam sistemdistribusi mana yang


sesuai untuk lingkungan bersangkutan, misalnyatentang konduktornya, konfigurasinya,
tata letaknya, dsb. Termasukpertimbangan segi estetika (keindahan) nya.

6)Pertimbangan Ekonomis . Faktor ini menyangkut erhitungan untung rugiditinjau dari


segi ekonomis, baik secara komersiil maupun dalam rangkapenghematan anggaran yang
tersedia. 3. Apakah yang dimaksud dengan Jaringan Distribusi Radial dengan pusat
beban. jelaskan.? Jawab:

Jaringan Distribusi Radial.


• Bila antara titik sumber dan titik bebannya hanya terdapat satu saluran (line),tidak ada
alternatif saluran lainnya. Bentuk Jaringan ini merupakan bentukdasar, paling sederhana
dan paling banyak digunakan. Dinamakan radialkarena saluran ini ditarik secara
radial dari suatu titik yang merupakansumber dari jaringan itu,dan dicabang-cabang ke
titik-titik beban yang dilayani.
• Spesifikasi dari jaringan bentuk radial ini adalah:
a. Bentuknya sederhana.(+)
b. Biaya investasinya relatip murah.(+)
c. Kualitas pelayanan dayanya relatip jelek, karena rugi tegangan dan rugidaya yang
terjadi pada relatip besar.(-)
d. Kontinyuitas pelayanan daya tidak terjamin, sebab antara titik sumberdan titik beban
hanya ada saluran satu alternatif saluran sehingga bila Jaringan distribusi radial ini
memiliki beberapa bentuk modifikasi, antara lain:a. Radial tipe pohon.b. Radial dengan
tie dan switch pemisah.c. Radial dengan pusat beban.d. Radial dengan
pembagian phase area.

4. Apakah kelebihan dan kekurangan SKTM dibanding SUTM ?


Jawab:
kelebihan dan kekurangan SKTM dibanding SUTM:
1. SUTM , terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor danperalatan
perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus.

Keuntungan :

1).Pemasangan lebih mudah dibandingkan dengan sistemhantaran kabel bawah tanah.


2).Pemeliharaan jaringan lebih mudah dibandingkandengan sistem kabel bawah tanah.
37

3).Biaya pemasangan jauh lebih murah.


4).Lokasi gangguan langsung dapat dideteksi.
5).Mudah untuk perluasan jaringan.

Kerugian :

1).Mudah mendapat gangguan2).Pencurian melalui jaringan mudah dilakukan.

2).Pencurian melalui jaringan mudah dilakukan

2. SKTM , terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan lain-lain.

Keuntungan :

1) Tidak mudah mengalami gangguan.


2) Faktor keindahan lingkungan tidakterganggu.
3) Tidak mudah dipengaruhi keadaan cuaca,seperti : cuaca buruk, taufan,
hujan angin,bahaya petir dan sebagainya.
4) Faktor terhadap keselamatan jiwa terjamin.

Kerugian :

1) Biaya pembuatan mahal.2) Gangguan biasanya bersifat permanent.3) Pencarian


lokasi gangguan jauh lebih sulitdibandingkan menggunakan sistem hantaranudara.

2) Gangguan biasanya bersifat permanent.


3) Pencarian lokasi gangguan jauh lebih sulitdibandingkan menggunakan sistem
hantaranudara
38

BAB IV

OPTIMISASI PENJADWALAN PEMBANGKITAN

IV.1 TEKNIK PENYELESAIAN DENGAN PEMROGRAMAN DINAMIK

a. Model Sistem

Pemrograman dinamik bisa diterapkan untuk menyelesaikan masalah


penjadwalan pembangkitan listrik hidro dan termal. Di sini, akan ditunjukkan
penerapan pemrograman dinamik pada suatu model sistem dengan satu pembangkit
listrik hidro yang dioperasikan dengan satu sistem pembangkit listrik termal. Lihat
kembali gambar 2.3. yang menunjukkan satu pembangkit listrik termal ekuivalen, PS,
dan satu pembangkit listrik hidro, PH, yang memikul beban, PL. Kisaran waktu j,
bergerak antara l dan jmaks. Anggap :

rj = laju pemasukan air selama periode j

Vj = volume air pada akhir periode j

qj = laju pelepasan air yang melalui turbin selama periode j

PHJ = daya keluaran pembangkit listrik hidro selama periode j

sj = laju luapan air selama periode j

PSj = daya keluaran pembangkit listrik termal

PLj = aras beban

Fj = laju biaya bahan bakar untuk periode j

Volume air awal dan akhir, VO dan Vjmaks dianggap diketahui. Pembangkit listrik termal
dianggap tersedia untuk keseluruhan periode. Karakterisitk masukan-keluaran adalah

bp cp
Fj = a + Sj + Sj2 Rp/jam ( 4.1 )

Karakteristik laju penggunaan air untuk pembangkit listrik hidro adalah :

qj = d + gpHj + hpHJ2 acre-ft/jam untuk PHJ > 0 ( 4.2 )

dan
39

qj = 0 untuk PHJ = 0

Koefisien-koefisien a sampai h adalah konstan. Jika tiap kisaran waktu, j, dan lama
nj jam, perusahaan volume air adalah :

Vj = Vj-l + nj ( rj - qj - sj ) (4.3)

Luapan air dianggap tidak ada (yaitu seluruh sj = 0 ).

Jika Vi dan VK menunjukkan dua keadaan volume air yang berbeda, dan

Vj-l = Vi

Vj = Vk

maka laju aliran yang melalui unit pembangkit listrik hidro selama kisaran waktu j
adalah

(Vi  Vk )
qj =
 rj
nj
di sini qj harus non-negatif dan dibatasi sampai laju pelepasan air maksimum, qmaks, yang
berhubungan dengan daya keluaran maksimum unit pembangkit listrik hidro. Masalah
penjadwalan termasuk menemukan lintasan biaya minimum (yaitu volume air pada tiap
stage). Seperti ditunjukkan pada gambar 4.1. lintasan yang layak bisa diperoleh.

Algoritma pemrograman dinamik adalah :

Anggap : (i) = keadaan volume pada awal periode j

(k) = keadaan volueme pada akhir periode j

(j) = biaya total dari awal periode penjadwalan

sampai akhir periode j untuk keadaan

volume bendungan Vk.

PC (i, j-l; k, j) = biaya produksi sistem termal pada periode j dari


volume awal Vi sampai volume pada akhir periode Vk.
40

Sehingga algoritma pemrograman dinamik maju ( forward ) adalah :

𝑇𝐶𝐾 (O) = 0 dan

𝑇𝐶𝐾 (j) = min [(𝑇𝐶𝑖 (j – 1) + PC ( i , j ;k,j)] ( 4. 5 )


(i)
Volume penyimpanan air

Gambar 4.1 Lintasan-lintasan untuk operasi pembangkit listrik hidro

Harus ditentukan beban dan pemasukan air ke waduk , laju pelepasan air yang melalui
unit pembangkit listrik hidro ditentukan oleh aras volume air awal dan akhir hal ini untuk
menghasilkan nilai-nilai 𝑃𝐻 dan 𝑃𝑆 . Perhitungan biaya produksi listrik termal akan
mengikutinya secara langsung.

Ada keadaan-keadaan volume air yang tidak dapat dicapai dari beberapa keadaan
volume air awal 𝑉𝑖 karena batas-batas operasi pembangkit listrik hidro. Juga banyak
kekangan-kekangan hidrolis yang tidak bisa dimasukkan pada pemrograman dinamik.
Sebagai contoh, laju pelepasan air bisa ditetapkan selama kisaran waktu tertentu
sehingga memberikan air yang cukup untuk irigasi.

Dengan menggunakan aras volume air sebagai peubah keadaan (state variable),
akan dibatasi aras daya keluaran unit hidro pada tiap state karena laju pelepasan air akan
menentukan nilai daya yang dibangkitkan. Jika peubah duga maka muka air (head)
pembangkit listrik hidro diperhatikan, akan lebih menyulitkan perhitungan aras daya,
karena rata-rata duga muka air harus digunakan untuk menentukan nilai PH
41

b. Pendekatan Penyelesaian

Mengingat besarnya masalah pada penjadwalan pembagkitan litrik hidro dan termal,
teknik pendekatan secara berturut-turut (successive approximation). Gambar 4.2.
menunjukkan diagram alir rangkaian penyelesaian ini.

b.1. Tahap Pemulaian

Meskipun rincian proses pemulaian bergantung pada masalah itu sendiri,


garis besar berikut ini menunjukkan strategi pemulaian yang baik, yaitu: jadwal
sumber-sumber pembangkitan disusun berdasarkan fleksibelitasnya. Hal ini
mempunyai keuntungan yang memberikan kemungkinan jadwal yang terbaik. Jika
ada pembangkit listrik hidro dan termal saja, pembangkit listrik hidro sebaiknya
dijadwalkan pertama kali karena lebih fleksibel.

Gambar 4.2 Rangkaian penyelesaian penjadwalan pembangkitan listrik hidro dan


termal

(1) Pemulaian Sistem Pembangkit Listrik Hidro

Tujuan untuk menjadwalkan pembangkit listrik hidro pertama kali adalah


menghasilkan kemungkinan jadwal yang terbaik bagi pembangkit listrik termal.
Peak shaving yang mencoba untuk menyamakan pembangkit listrik termal,
42

dilakukan sehingga tujuan untuk meminimumkan biaya pembangkitan listrik


termal tercapai jika pembangkitan listrik termal disamakan pada seluruh jam dalam
seminggu (dengan menganggap tidak ada perubahan dalam commitment unit
pembangkit listri termal. Fungsi obyektif yang menghasilkan suatu jadwal peak
shaving pembangkit listrik hidro adalah untuk meminimumkan J , dalam hal ini : J
2
= ∑𝑘 (Lk - Hk ) ( 4.6 )

di sini :

k = nomor jam

Lk = beban sistem pada jam k

Hk = pembangkitan listrik hidro total pada jam k

(1) Pemulaian Sistem Pembangkitan Listrik Termal

Hasil peak shaving adalah jadwal pembangkitan untuk memenuhi beban


siswa dengan biaya minimum tanpa melanggar suatu kekangan pada pembangkit
listrik termal.

Pemualaian sistem pembangkit listrik termal terdiri atas dua langkah


masalah optimisasi : pertama, menentuka unit-unit yang berputar (on-line) pada
tiap jam; dan kedua, menentukan pembebanan tiap unit pada tiap jam.
Pembebanan per jam untuk tiap kelompok unit yang dipilih ditentukan dengan
menggunakan optimisasi pembebanan secara ekonomis (economic load dispatch)
yang menghitung pembebanan seluruh unit dengan biaya pertambahan yang sama.
Masalah unit commitment dapat diselesaikan dengan beberapa cara, termasuk
pemrograman dinamik.

Kombinasi penyelesaian masalah ini adalah biaya pembangkitan listrik termal


yang berhubungan dengan jadwal awal sistem pembangkit listrik hidro.

Hasil pemulaian sistem pembangkit listrik termal adalah jadwal unit


commitment, yaitu daftar unit-unit yang berputar pada tiap jam, dan jadwal
pembebanan untuk tiap unit jika unit-unit itu berputar.
43

b.2. Tahap Pendekatan Secara Berturut-turut

Pada tahap pendekatan secara berturut-turut, pertama kali pembangkit


listrik hidro dijadwalkan kembali untuk meminimumkan biaya pembangkitan
listrik termal, dan kemudian unit commitment termal diulangi kembali. Siklus ini
diulangi, dengan masing-masing waduk dioptimisasikan, di ikuti dengan unit
commitment termal yang baru, sampai konvergansi tercapai. Jika jadwal
pembangkit listrik hidro atau unit commitment termal berubah, optimisasi telah
dikerjakan.

Optimisasi sistem pembangkit listrik termal sama seperti optimisasi nya


pada tahap pemulaian. Optimisasi pemrograman dinamik untuk tiap pembangkit
listrik hidro adalah sama seperti optimisasi nya pada tahap pemulaian, kecuali
fungsi obyektif nya adalah biaya pembangkitan listrik termal yang berhubungan
dengan jadwal unit commitment termal pada waktu perhitungan itu.

IV.2. METODE YANG DIPAKAI

Metode yang dipakai untuk menyelesaikan masalah pada karya tulis ini
adalah pemrograman dinamik dan dengan menggunakan pendekatan threshold and
window break points serta coverage factor. Pemrograman dinamik telah dikenal
sebagai suatu metodologi yang efektif untuk memperoleh suatu penyelesaian yang
optimum dalam menyelesaikan masalah unit commitment. Pemrograman dinamik
banyak memberikan perbaikan pada metode daftar prioritas, yaitu suatu metode
yang memilih unit-unit pembangkit listrik dengan prioritas yang paling ekonomis.

Banyak usaha yang harus dikerjakan untuk mengendalikan besarnya


masalah yaitu cacah kombinasi unit pembangkit listrik yang dievaluasi pada tiap
jam dalam kurun waktu studi. Beberapa kriteria telah dirancang untuk memberikan
pilihan dari seluruh kemungkinan kombinasi. Teknik ini telah diperluas dalam
berbagai jenis atau kelas unit yang berbeda dan secara dinamik diselesaikan untuk
perubahan aras (level) beban.
44

IV.3. ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK

a. Deskripsi Algoritma

Pemrograman dinamik adalah suatu prosedur yang dengan sistematik


mengevaluasi sejumlah besar kemungkinan keputusan dalam suatu masalah
dengan banyak-langkah (multi-step). Himpunan bagian dari suatu kemungkinan
keputusan berhubungan dengan tiap sederetan langkah masalah dan satu keputusan
harus dipilih, yaitu keputusan tunggal yang masing-masing berhubungan dengan
kemungkinan keputusan dan biaya ini bisa dipengaruhi oleh keputusan yang telah
dibuat pada langkah sebelumnya. Biaya tambahan, katakanlah biaya transisi, dapat
terjadi pada perpindahan dari suatu keputusan dalam satu langkah masalah ke
suatu keputusan dalam langkah masalah berikutnya, yaitu pada jalur transisi.
Tujuan algoritma pemrograman dinamik adalah untuk membuat suatu keputusan
pada tiap langkah masalah yang meminimumkan biaya total untuk seluruh
keputusan yang dibuat.

Pada unit commitment, tiap kemugkinan keputusan meliputi pemilihan


sekelompok unit pembangkit yang berbeda. Tiap kelompok adalah himpunan
bagian dari seluruh unit pembangkit yang tersedia dan diberi istilah sebagai
konfigurasi. Tiap langkah masalah merupakan suatu satuan waktu, biasanya satu
jam.

Untuk kepentingan pembicaraan berikutnya, langkah-langkah masalah


dinamakan sebagai jam dan kemungkinan keputusan dinamakan sebagai
kemungkinan konfigurasi unit-unit pembangkit listrik yang dipilih atau disingkat
kemungkinan konfigurasi.

Prosedur pemrograman dinamik terdiri atas dua bagian. Pertama, evaluasi


seluruh kemungkinan kombinasi pada tiap jam dari awal sampai akhir kurun waktu
studi, dan kedua, pelacakan jejak-kembali dari akhir kurun waktu studi ke awal
kurun waktu studi yang menghasilkan jalur yang optimum. Diagram alir algoritma
pemrograman dinamik maju, ditunjukkan pada gambae gambar 3.2.
45

a.1. Evaluasi Konfigurasi

Prosedur untuk mengevaluasi kemungkinan konfigurasi dimulai pada


jam penyelidikan pertama dan bergerak ke tiap jam berikutnya. Bagian
prosedur ini akan membentuk jalur transisi yang memberikan penyelesaian
yang optimum. Pada tiap jam, biaya dihitung untuk tiap kemungkinan
konfigurasi dengan pembebanan unit secara ekonomis pada konfigurasi itu.
Tiap kemungkinan konfigurasi pada suatu jam berhubungan dengan suatu
konfigurasi tunggal pada jam sebelumnya, yaitu menunjuk kembali pada
konfigurasi tunggal pada jam sebelumnya. Prosedur ini dinamakan sebagai
prosedur penghubungan kembali (link back) karena kemungkinan konfigurasi
pada tiap jam dihubungkan kembali ke kemungkinan konfigurasi pada jam
sebelumnya. Prosedur penghubungan kembali menentukan jalur transisi
antar kemungkinan konfigurasi. Kelompok jalur-jalur transisi ini menjadi suatu
jaringan yang dapat melacak kembali suatu kemungkinan konfigurasi ke awal
masalah melalui jalur penghubungan kembali.

Pada tiap jam, biaya total dihitung untuk tiap kemungkinan


konfigurasi pada jam itu. Biaya total ini adalah jumlah seluruh biaya konfigurasi
(pembebanan unit) dan biaya transisi (menghidupkan unit) yang dihubungkan
jalur penghubungan kembali yang sesuai. Jadi, biaya total untuk suatu
kemungkinan konfigurasi menunjukkan suatu kumpulan biaya yang khas yang
berhubungan dengan pemilihan konfigurasi itu. Kumpulan biaya ini termasuk
seluruh aktivitas pemilihan pada jam-jam penyelidikan sebelumnya.

a.2. Pelacakan Jejak-Kembali

Prosedur kedua pemrograman dinamik adalah pelacakan jejak kembali


(back track) yang dilaksanakan setelah prosedur evaluasi kombinasi/konfigurasi.
Sebagai hasil prosedur evaluasi, biaya total dihitung untuk tiap kemungkinan
konfigurasi pada jam penyelidikan terakhir. Tiap biaya total pada jam penyelidikan
terakhir ini menunjukkan suatu konfigurasi untuk tiap jam penyelidikan, yaitu suatu
rekaman kemungkinan pemilihan unit pembangkit listrik pada keseluruhan kisaran
waktu studi. Tiap rekaman pemilihan unit pembangkit listrik akan menghasilkan
biaya total minimum pada konfigurasi dalam jam penyelidikan terakhir, Oleh karena
itu, konfigurasi pada jam penyelidikan terakhir dengan biaya total terendah
46

merupakan penyelesaian yang optimum, yaitu suatu konfigurasi yang optimum pada
tiap jam penyelidikan sampai awal penyelidikan. Jalur penghubungan kembali yang
telah dilacak merupakan jalur yang sesuai dengan konfigurasi pada tiap jam
penyelidikan terakhir yang memiliki biaya total terendah..

b.Algoritma pemrograman dinamik maju

Gambar 4.3 Unit commitment dengan pemrograman dinamik maju

Algoritma recursive untuk menghitung biaya minimum pada jam K dengan kombinasi I
adalah :

𝐹𝑐𝑜𝑠𝑡 (K , I ) = Min [𝑃𝑐𝑜𝑠𝑡 ( K , I ) + 𝑆𝑐𝑜𝑠𝑡 ( K – 1 , L ; K , I ) + 𝐹𝑐𝑜𝑠𝑡 (K – 1, L)] (4.7)

Dalam hal ini :

Fcost (K,I) : biaya total terendah sampai pada state (K,I)

Fcost (K,I) : biaya produksi untuk state (K,I)

SCOST (K-l, L;K, I) : biaya transisi dari state (K-l, L) le state (K,I)
47

dengan state (K,I) adalah kombinasi ke-I pada jam K. Untuk pendekatan pemrograman
dinamik maju, didefinisikan suatu strategi sebagai transisi, atau path, dari suatu state
pada suatu jam ke suatu state pada jam berikutnya.

Sesudah biaya komulatif total terendah untuk tiap kombinasi pada jam K
ditentukan, prosedur penyelidikan dilanjutkan dengan kombinasi-kombinasi pada jam
berikut nya. Prosedur penyelidikan berakhir pada jam terakhir pada kurun waktu studi.
Jadwal unit commitment yang paling ekonomis ditentukan dengan pelacakan kembali
(back tracking) strategi dari kombinasi dengan biaya komulatif total terendah pada jam
terakhir ke jam awal kurun waktu studi.

X = cacah state yang diamati pada tiap periode

N = cacah strategi atau path yang digunakan tiap


langkah.

Peubah-peubah memungkinkan untuk mengendalikan usaha perhitungan. Untuk


perhitungan yang lengkap, cacah maksimun nilai X atau N adalah 2n-1.

IV.4. PENGENDALIAN BESARNYA MASALAH

a. Klasifikasi Unit

Pendekatan untuk mengendalikan besarnya masalah unit comitmen meliputi


pengelompokan unit pembangkit listrik kedalam kelas-kelas, urutan prioritas unit pada
tiap kelas, dan definisi threshold dan window pada tiap kelas. Threshold dan window
ditentukan oleh titik-titik perubahan aras beban (demand breakpoints). Titik -titik
perubahan ini menentukan unit pada tiap kelas yang secara otomatis dipilih (threshold),
unit yang dievaluasi untuk dipilih (window), dan unit yang tidak dipertimbangkan untuk
dievaluasi (tidak termasuk threshold maupun window). Unit-unit pada window akan
membentuk beberapa kemungkinan konfigurasi. Titik-titik perubahan aras beban
memungkinkan suatu unit dipertimbangkan untuk dipilih hanya pada beberapa jam
penyelidikan, yaitu pada periode beban puncak.

Unit-unit dikelompokan pada suatu kelas berdasarkan karakteristik unit yang sama,
seperti minimun up/down/-time, bentuk kurve heat rate, dan biaya menghidupkan unit.
Tujuannya adalah untuk mengelompokan unit dengan prioritas pilihan relatif yang tidak
akan berubah karena bervariasinya aras beban dan kondisi operasi. Sebagai contoh jika
48

unit A dan B ditempatkan pada kelas yang sama dan unit A dianggap mempunyai
prioritas yang lebih tinggi daripada unit B, maka sebaiknya selalu lebih ekonomis untuk
memilih unit A sebelum unit B dipilih tanpa memperhatikan aras beban, kecenderungan
pembebanan, atau kondisi operasi lainnya. Dengan kata lain, tidak ada keadaan yang
akan ditemukan untuk lebih ekonomis memilih unit B yang mendahului pemilihan unit A.
Manfaat penentuan kelas ini adalah bahwa unit dapat secara berurutan dipilih di dalam
tiap kelas tanpa resiko kehilangan konfigurasi yang optimum.

Suatu threshold dan window yang ditentukan pada tiap kelas unit adalah untuk
mengurangi sejumlah konfigurasi yang dievaluasi. Threshold ditentukan sebagai unit
dengan prioritas tertinggi yang merupakan unit yang paling efisien dan unit ini dipilih
tanpa ada halangan apapun jika unit itu tersedia. Threshold bisa berubah dari jam ke jam
dan bisa saja tanpa satu unit pun dalam suatu kelas pada suatu jam. Window ditentukan
sebagai unit dengan prioritas tertinggi berikutnya, di bawah threshold yang merupakan
unit yang perlu atau tidak perlu dievaluasi, untuk dipilih. Istilah window digunakan
karena merupakan kelompok unit yang secara efektif diperhatikan pada prosedur
evaluasi. Window bisa juga berubah dari jam ke jam dan bisa saja termasuk seluruh unit
selain unit pada threshold suatu unit yang tidak termasuk pada pada window maupun
threshold pada suatu jam, tidak dapat dipilih pada jam itu, yaitu unit itu tidak efisien
sehingga tidak menguntungkan untik dipilih. Unit-unit pemikul beban puncak (peacking
units), sebagai contoh, dapat dikeluarkan dari threshold maupun window selama peruide
diluar beban-pun-cak, (oof-peak).

b. Penempatan unit pada Thresold dan Window

Unit-unit pembangkit listrik pada suatu kelas ditempatkan pada threshold atau
window (atau tidak berada pada thresold maupun window) pada suatu jam berdasarkan
pasangan titik-titik perubahan aras beban (deman break-points) dan suatu faktpr
pencakupan (coverage factor). Titik-titik perubahan aras beban ini dibagi menjadi titik
threshold dan titik window. Pembangkitan listrik total yang diperlukan bisa diatur
dengan menghilangkan pembangkitan listrik beban dasar sedemikian sehingga beban
tersebut hanya merupakan beban pada unit-unit yang dapat berputar (cyclable unit).

Jika titik thresold dengan titik window ditetapkan pada suatu bilangan besar atau
kecil (akan diterapkan kemudian), penempatan unit pada threshold dan window tidak
tergantung pada unit beban, yaitu penempatan unit akan sama pada seluruh jam
49

penyelidikan. Penempatan secara tetap untuk unit yang besar, yaitu unit yang berputar
untuk sesuatu periode waktu yang panjang, harus dipertimbangkan untuk kemungkinan
pemilihan unit pada seluruh jam penyelidikan jika unit tersebut dipertimbangkan
seluruhnya

Jika titik threshold dan atau titik window ditentukan pada aras beban yang
sebenarnya. Penempatan unit pada threshold dan window akan menjadi suatu fungsi
beban. Peubah penempatan unit adalah sesuai untuk unit pada saat berputar dengan basis
perhari sebagai fungsi beban dan pada saat unit tidak pertimbangkan untuk dipilih pada
seluruh jam penyelidikan.

Titik window menunjukkan aras beban untuk memulai suatu pertimbangan unit yang
akan dievaluasi. Suatu bilangan yang sangat besar diatas suatu arah beban yang layak,
akan secara otomatis mengeluarkan seluruh unit yang berhubungan tersebut dari
pertimbangan.

Titik threshold harus lebih besar daripada titik window dan menunjukkan arah beban
yang secara otomatis memilih unit yang berhubungan tersebut. Jika titik threshold adalah
0, seluruh unit yang berhubungan tersebut akan tetap dipilih. Jika titik window adalah
nol dan titik threshold merupakan bilangan yang sangat besar, unit tersebut akan tetap
ditempatkan pada window, yaitu unit akan selalu dievaluasi untuk dipilih tetapi tidak
akan pernah dipilih secara otomatis.

Pasangan titik threshold dan titik window ditentukan untuk tiap kelas unit
meskipun dapat lebih dari satu kelas mempunyai titik-titik perubahan aras beban yang
sama. Coverage factor harus juga ditentukan bilamana unit dipilih sebagai fungsi aras
beban.

Untuk suatu kelas yang hanya memiliki satu unit, unit tersebut secara otomatos
ditempatkan pada window bilamana beban berada pada atau di atas titik window tetapi
dibawah titik threshold. Unit tersebut secara otomatis ditempatkan pada threshold
bilamana beban berada pada atau di atas titik threshold. Coverage factor tidak
berpengaruh pada suatu kelas yang hanya memiliki satu unit.

Untuk titik window dan titik threshold yang berada di dalam kisaran aras beban,
unit ditempatkan pada window dan threshold pada suatu jam sebagai fungsi jumlah pada
saat beban melebihi titik window dan titik threshold. Fungsi ini sebaiknya diterangkan
50

dengan contoh berikut. Anggap bahwa titik window untuk suatu kelas adalah 300-MW,
titik threshold adalah 500 MW, beban adalah 700 MW, dan coverage factor adalah 0,5.
Beban melebihi titik window sebesar 400 MW dan titik threshold sebesar 200 MW.
Coverage factor menentukan pembagian kelebihan beban ini yang harus dicakup oleh
kapasitas unit pada suatu kelas. Pada contoh ini, unit-unit harus ditempatkan pada
threshold sampai kapasitas unit-unit ini lebih besar atau sama dengan 0,5 x 200 MW =
100 MW. Tambahan unit-unit berikutnya harus ditempatkan pada window sampai
kapasitas kombinasi unit pada window dan threshold pada kelas ini lebih besar atau sama
dengan 0,5 x 400 MW = 200 MW. Unit-unit pada suatu kelas ditempatkan sesuai dengan
urutan prioritasnya pada kelas tersebut. Tidak ada unit yang ditempatkan pada threshold
bilamana beban berada di bawah titik threshold dan tidak ada unit yang ditempatkan
pada window atau threshold bilamana beban berada dibawah titik window.

C. Penalaan

Penalaan (tuning) merupakan pengaturan perameter-parameter yang tekag


diterangkan diatas. Tujuan penalaan ini adalah untuk mengatur parameter-parameter
sampai program memperoleh konfigurasi yang cukup untuk menemukan penyelesaian
yang optimum. Langkah-langkah penelaan adalah sebagai berikut :

1. Mengelempokkan unit pembangkit listrik dan menentukan nilai awal untuk


titik threshold, titik window, dan coverage factor.

2. Melaksanakan unit commitmen. Hasil unit commitmen harus diperlukan


untuk menentukan pengaturan, jika ada, yaitu nilai awal parameter dan
penempatan kelas unit.

Ada suatu keadaan yang mungkin dijumpai, yaitu kapasitas lebih (overcapacity)
atau kapasitas kurang (under capacity). Hal ini menunjukkan tidak cukupnya unit
ditempatkan pada window pada suatu jam. Titik threshold dan titik window bisa
dimodifikasi sehingga lebih banyak kapasitas yang ditempatkan pada window (untuk
keadaan under capacity) atau lebih sedikit kapasitas yang ditempatkan pada threshold
(untuk keadaan overcapacity). Unit-unit yang besar yang ditempatkan secara tetap pada
threshold, pada window, atau pada threshold dan window, sebaiknya juga
dipertimbangkan lagi.
51

Waktu perhitungan yang lama biasanya menunjukkan terlalu banyak unit yang
ditempatkan pada window, yaitu terlalu banyak konfigurasi yang harus dievaluasi. Titik
window, yang menunjukkan aras beban sebenarnya, dapat ditentukan untuk menjamin
bahwa unit yang berhubungan tersebut tidak perlu dipertimbangkan selama periode
diluar beban puncak, jika unit hanya di inginkan dan dipilih selama periode
beban-puncak. Sebaiknya, perlu untuk menempatkan kembali (reclassify) unit
pembangkit listrik pada threshold dan window. Penempatan kembali memerlukan
beberapa kelas unit, khususnya yang mengandung satu atau dua unit, dikombinasi kan ke
dalam lebih sedikit kelas yang masing-masing mengandung lebih banyak unit. Tetapi,
hal ini sebaiknya tidak dikerjakan jika ada suatu prioritas tetap yang tidak dapat
ditetapkan di antara kombinasi unit. Biasanya, pengalaman dispatcher dapat menentukan
unit mana yang sebaiknya dipilih. Pengalaman ini dapat membantu program dengan
menentukan unit tertentu yang harus berputar atau tidak tersedia pada beberapa jam
penyelidikan.

IV.5 OPTIMISASI BIAYA PRODUKSI

Optimisasi biaya produksi listrik bertujuan untuk meminimumkan biaya bahan


bakar, yaitu dengan membebani unit-unit pembangkit listrik secara ekonomis (economic
dispatch). Beberapa metode telah dikembangkan untuk optimisasi ini. Pada penyelesaian
masalah ini, dipakai metode pemrograman dinamik.

Jika pada suatu kombinasi/konfigurasi unit ada N unit pembangkit listrik yang siap
operasi, maka optimisasi biaya bahan bakar adalah :

Fn(D) = Min [FN(PN) + fN-1 (D-PN)] (4.8)

dengan batasan :

aN ≤ PN ≤ bN

cN-1 ≤ D-PN ≤ dN-1

N 1

cN-1 =  1 l
a1
52

N 1

dN-1 = 
1 l
b1

di sini :

FN(D) = biaya bahan bakar (Rp/jam) yang minimum untuk N unit


pembangkit listrik dalam memasok daya D MW.

FN(PN) = biaya bahan bakar (Rp/jam) yang minimum untuk unit pembangkit
listrik ke-N dalam memasok daya PN MW.

fN-1(D-PN) = biaya bahan bakar (Rp/jam) yang minimum untuk (N-1) unit
pembangkit listrik dalam memasok daya (D-PN) MW.

aN = kemampuan minimum unit pembangkit listrik ke-N.

bN = kemampuan maksimum unit pembangkit listrik ke-N

Rumusan 4.8 dapat diartikan bahwa, dengan tersedia-nya N unit pembangkit listrik
untuk memasok beban sebesar D MW, supaya diperoleh biaya bahan bakar yang
minimum, unit pembangkit listrik ke-N harus menanggung beban PN MW sedemikian
besarnya sehingga sisa beban sebesar (D-PN) MW ditanggung oleh sisa (N-1) unit
pembangkit listrik dengan biaya minimum pula. Jadi, untuk menghitung besarnya harga
fN(D), harus dipilih harga PN yaitu daya yang harus dibangkitkan oleh unit pembangkit
listrik ke-N.

Besarnya PN tersebut harus terletak dalam batas-batas yang ditentukan dalam 4.9.
Rumusan 4.8 merupakan rumus rekursif untuk menghitung optimisasi biaya bahan bakar.
53

BAB V

KOMUNIKASI DAN PENGATURAN

V.1 PENDAHULUAN

Pada operasi sistem tenaga listrik, aspek pengaturan, baik pengaturan frekuensi
maupun pengaturan tegangan, adalah hal yang mutlak harus diperhatikan.

Dalam pengaturan harus diperhatikan efisiensi pembangkitan, penyaluran, dan


pendistribusian energi listrik. Untuk itu perlu diperhatikan tinjauan terhadap masalah
tersebut seperti terlihat pada gambar berikut :

ENERGY MANAGEMENT
GGGEE SYSTEM
(EMS)

SUPERVISORY CONTROL AND DATA


OCCUISTION (SCADA) DISTRIBUTION OUTOMATION AND
CONTROL (DAC) SYSTEM
SYSTEM

DISTRIBUTION CONNECTED
GENERATION AND TRANSMISION
SYSTEM LOAD
SYSTEM

Gambar 5.1. Pemantauan dan pengontrolan sistem tenaga listrik

Dari gambar tersebut terlihat bahwa Energy Management System

(EMS) adalah sistem pengontrolan secara keseluruhan. Sistem Supervisory Control


And Data Acquisition (SCADA) mencakup sistem

pembangkitan dan transmisi, sedangkan sistem Distribution


54

Automation and Control (DAC) meliputi sistem distribusi, termasuk beban terpa
sang. SCADA meliputi akuisasi data dan kontrol perangkatkeras man-machine syst
em dan sistem dual komputer bersama-sama

dengan sistemrealtime, data acquilition software, dan man-

Machineinterface software. Fungsi utama SCADA adalah mengumpul

kan informasi dalam sistem, menampilkan informasi itu di control center, dan
menampilkan serta mengoperasikan alat tempat terjadi

gangguan.

Manfaat penggunaan DAC system adalah :

A. Memperbaiki efisiensi sistem secara keseluruhan, baik biaya

maupun energi.

B. Mengurangi peralatan untuk perbaikan pada transmisi dan

pembangkitan.

C. Menaikkan keandalan pada pelayanan beban esensial.

Istilah automatisasi mempunyai arti yang sangat luas.

Dalam distribusi, automatisasi dapat berarti suatu sistem

telekomunikasi pada aras distribusi yang dapat mengontrol beban

pemakai dan dapat mengantisipasi beban puncak pembangkit melalui

managemen beban. Pengertian lain, automatisasi sering dihubungkan

dengan penggunaan mikroprosesor yang diletakkan pada GI distribusi.

Mikroprosesor yang diletakkan pada GI distribusi dapat terus

memonitor sistem, membuat keputusan operasi, memberi pemerintah

dan memberikan laporan perubahan status sistem pada Distribution

Dispatch Center (DDC). Data akan disimpan untuk penggunaan


55

selanjutnya atau diabaikan, bergantung pada kemanfaatan nya.

Untuk memperlancar operasi sistem tenaga listrik,

diperlukan sarana komunikasi yang memadai. Sistem komunikasi

yang dapat dipakai adalah :

Power Line Carrier, Radio Carrier, Telephon Carrier, Microwave,

dan Private Cables (termasuk optical fiber).

V.2. SISTEM KOMUNIKASI

V.2.1. Sistem Power Line Carrier (PLC)

Sistem PLC menggunakan Saluran Udara Tegangan Tinggi(SUTT) untuk


transmisi sinyal komunikasi. Jadi SUTT selain digunakan untuk menyalurkan
energi tenaga listrik juga digunakan untuk menyalurkan sinyal telekomunikasi.
Sinyal telekomunikasi yang disalurkan adalah sinyal data atau sinyal pembicaraan.
Untuk keperluan ini maka harus ada peralatan khusus yang berfungsi
memasukkan (mencampur) dan mengeluarkan (memisahkan) sinyal telekomunikasi
diujung SUTT dari sinyal dengan frekuensi 50 Hz, yaitu sinyal energi listrik
yang disalurkan melalui SUTT. Keuntungan PLC meliputi pemberitahuan yang
lengkap sistem ke listrikan secara keseluruhan, dan pengontrolan yang lengkap.

V.2.2. Sistem Radio

Sistem radio yang banyak digunakan dalam operasi sistem tenaga listrik
adalah :

A. Sistem Simplex

Sistem menggunakan satu atau dua frekuensi untuk pengirim. sistem


radio dengan satu atau dua frekuensi ini kebanyakan memakai modulasi frekuensi
sehingga distorsi relatif tidak banyak, tetapi jangkauan komunikasi nya relatif
pendek. Untuk memperpanjang jarak komunikasi digunakan repeater. Repeater
harus diletakkan pada tempat yang tinggi dan seringkali tempat yang demikian
belumterjangkau jaringan listrik sehingga perlu disediakan sumber tenaga listrik
secara khusus.
56

B. Sistem Duplex

Pada sistem ini selalu digunakan frekuensi yang lain antara penerima dan
pengirim walaupun tanpa repeater,sehingga penerima dan pengirim dapat
berfungsi bersamaan. Dibanding kan dengnsistem simplex, sistem duplex
memerlukan lebih banyak alokasi frekuensi

C. Sistem Single Side Band (SSB)

Single Side Band adalah sistem radio dengan modulasi amplitudo


dan seperti namanya (single side band), yang dipakai hanya salah satu
band, upper and lower side band. Sistem radio dengan modulasi amplitudo
mempunyai kualitas suara yang tidak sebaik sistem yang menggunakan
modulasi frekuensi, tetapi jangkauannya lebih jauh.

V.2.3. Sistem Telefon

Pada sistem ini digunakan saluran telefon yang ada untuk penyaluran
informasi, oleh karena itu biayanya relatif mahal.Kerugian sistem ini adalah
sulitnya pe-ngontrolan secara lengkap karena jauhnya jalur telefon.

V.3. SISTEM PENGATURAN

V.3.1. Pengaturan Distribusi

Sistem pengaturan secara automatis (gambar V.2) dikembangkan oleh The


Lagrange Park Substation of Commonwealth Edison Company Of Chicago. Sistem
ini meliputi 2 minikomputer sebuah radio pemancar dan penerima VHF dan
perlengkapan yang dipasang sebagai fasilitas khusus yang dinamakan probe .
Mikroprosesor dapat menutup atau membuka secara automatis dua bagian sebuah
saluran distribusi atas instruksi base station.
57

Gambar 5.2 Pengaturan dengan dua minikomputer

Sistem kontrol dan proteksi pada GI yang lain yang dikembangkan oleh EP
RI (Electrical Power Research Institude) dapat dilihat pada gambar .3.Pada sistem
tersebut terdapat bus sinyal untuk mencatat pengaturan, membandingkan dan mem
berikan tindakan. Sistem ini mencakup proteksi saluran dan transformeter serta sec
ara langsung dihubungkan berdasar relai mikroprosesor digital yang mempunyai ko
mponen pengantaraan dengan transformator arus ataupun transformator tegangan ko
nvensional dan menerima data digital dari GI.

Alat proteksi pada sistem dapat berkomunikasi dengan mikrokomputer GI


yang mampu mengontrol urutan kejadian, merekam gangguan, dan menampilkan
pengaturan operator.

Sistem ini juga mampu berfungsi sebagai interface, hubungan ke atas dapat
dilakukan dengan control dispetcher dan kebawah dengan kontrol sistem distribusi
(gambar 5.4)
58

Gambar 5.3 Sistem pengaturan dan proteksi substation menggunakan bus sunyal

Gambar 5.4 Sistem pengaturan dan proteksi distribusi terintegrasi(EPRI)


59

Sistem pengaturan dan proteksi terintegrasi mencakup 4

subsistem sebagai berikut :

a. Substation Integration Module (SIM)

b. Data Acquisition System (DAS)

c. Digital Protection Module (DPM)

d. Feeder Remote Unit (FRU)

SIM berfungsi sabagai koordinator sistem kontrol dan akuisasi data.

DPM dan FRU mengumpulkan data dan membentuk basis data real

time yang diperlukan GI dan kontrol saluran. DPM beroperasi

dengan koordinasi dengan DAS dan dapat juga berdiri sendiri.

V.3.2. Pengaturan Pembangkitan Automatis

Posisi 3 pada diagram menunjukkan pengurangan frekuensi yangdijadwalkan


fs dari frekuensi sesungguhnya fa untuk mendapatkan Δf, yaitu penyimpangan
frekuensi. Posisi 4 pada gambar menunjukkan setelan bias frekuensi B f, suatu fak
tor dengan tanda negatif dikalikan dengan Δf untuk memperoleh suatu nilai MW

(Bf Δf).

Bias frekuensi positif jika frekuensi sebenarnya lebih kecil dari pada frekuen
si yang dijadwalkan, dikurangi dari Pa-Ps pada posisi 5 untuk memperoleh kesalah
an pengaturan daerah (ACE), yang mungkin positif atau negatif. Dalam bentuk pe
rsamaan :

ACE = Pa - Ps - Bf (fa - fs)

Suatu ACE yang negatif berarti bahwa daerahnya tidak membangkitkan cukup
daya untuk mengirim jumlah daya yang dikehendaki keluar daerah. Jadi ada mutu
kekurangan dalam keluaran daya bersih. Tanpa bias frekuensi, kekurangan yang
telah ditunjukkan akan mengecil karena tidak akan ada penyimpangan positif
Bf Δf yang ditambahkan pada Ps (dan yang terakhir ini dikurangkan dari Pa) bila
60

frekuensi yang sebenarnya kurang dari frekuensi yang dijadwalkandan ACE juga
akan berkurang. Daerah itu akan menghasilkan pembangkitan yang cukup untuk
mencatu bebannya sendiri dan pertukaran daya yang telah direncanakan, tetapi
tidak akan menyediakan keluaran tambahan untuk membantu daerah-daerah
interkoneksi yang berdekatan untuk menaikkan frekuensi nya.Kesalahan pengaturan
stasiun (SCE) adalah banyaknya pembangkitan yang sebenarnya dari seluruh
stasiun dalam seperti ditunjukkan pada posisi 6..

Kunci seluruh operasi pengaturan ini adalah pembandingan ACEdengan SCE.


Selisih dari keduanya merupakan sinyal kesalahan sepertiterlihat pada posisi 7.
Jika ACE dan SCE negatif dan sama besar, kekurangan keluaran dari daerah itu
sama dengan kelebihan pembangkitan yang dikehendaki. Hal ini akan mengakibat
kan suatu sinyal atau tanda pada posisi 11 yang menuju stasiun-stasiun untuk men
aikkan pembangkitannya dan mengurangi besar SCE, dan sebagai akibat meningkat
nya keluaran daerah itu maka besar ACE juga akan berkurang pada waktu yang
sama. Jika ACE lebih negatif daripada SCE, akan timbul suatu sinyal kesalahan
untuk menaikkan ʎ daerah dan kenaikkan ini selanjutnya akan menyebabkan
meningkatnya pembangkitan stasiun yang dikehendaki (posisi 9). Masing-masing
stasiunakan menerima suatu sinyal untuk menaikkan keluarannya seperti yang
ditetapkan oleh prinsip-prinsip pengiriman beban yang ekonomis.

Posisi 10 pada diagram menunjukkan perhitungan faktor-faktor hukuman


buntuk masing-masing stasiun. Di sini koefisien-koefisien B disimpan untuk
menghitung Ə P1/Ə Pn. Beban-beban yang tidak sesuai, stasiun-stasiun yang
pembangkitannya tidak boleh berubah, dan pembebanan saluran penghubung,
semuanya dimasukkan ke dalam perhitungan faktor-faktor hukuman. Faktor-faktor
hukuman dikirimkan ke bagian yang menghitung pembangkitan masing-masing
stasiun (posisi 9) untuk menempatkan pembangkitan total stasiun yang dikehendaki
dengan pengiriman yang ekonomis.

Suatu hal yang penting (yang tidak ditunjukkan pada diagram) adalah
penyimpangan dalam pertukaran daya bersih yang dijadwalkan, yang berubah-ubah
sebanding dengan integral dalam periode-periode antara frekuensi sebenarnya dan
frekuensi nominal.Penyimpangan ini adalah ke arah yang akan membantu mengur
angi selisih yang diintegrasikan menjadi nol.
61

V.3.3 Soal dan Jawab

1. Untuk menyalakan lampu 10 volt dengan tegangan listrik dari PLN 220 volt
digunakan transformator step down. Jika jumlah lilitan primer transformator1.100
lilitan, berapakah jumlah lilitan pada kumparan sekundernya ?
2. Sebuah transformator step down mempunyai jumlah lilitan primer 1000
danlilitan sekunder 200, digunakan untuk menyalakan lampu 12 V, 48 W.
Tentukan:
a. arus listrik sekunder
b. arus listrik primer.
3. Daya listrik 2 MW ditransmisikan sampai jarak tertentu melalui
kabelberhambatan 0,01 ohm. Hitung daya listrik yang hilang oleh
transmisitersebut, jika:
a. menggunakan tegangan 200 Volt,
b. menggunakan tegangan 400 kiloVolt ?
4. Sebuah transformator mempunyai efisiensi 80%. Jika
lilitan primerdihubungkan dengan tegangan 200 V dan mengalir kuat arus
listrik 5 A,
Tentukan:
a. daya primer,
b. daya sekunder
4. Sebuah trafo arus mempunyai rasio 100:5 yang dihubungkan dengan
amperemeter pada range 5 A . jika pembacaan alat ukur 3,5 A , hitunglaharus
yang mengalir pada saluran?

1 . Sebut dan jelaskankan bagian-bagian utama dari generator arus


bolak-baliktiga fasa! Jawab:
a. Bagian-bagian generator & Konstruksi generator arus bolak-balik
1. Rotor, adalah bagian yang berputar yang mempunyai bagian terdiri dariporos, inti,
kumparan, cincin geser, dan sikat-sikat. Rotor, yakni bagianbergerak yang menghasilkan
medan magnit yang menginduksikan kestator.
2. Stator, adalah bagian yang tak berputar (diam) yang mempunyaibagian terdiri dari
rangka stator yang merupakan salah satu bagianutama dari generator yang terbuat
dari besi tuang dan ini merupakanrumah dari semua bagian-bagian generator, kutub
62

utama besertabelitannya, kutub-kutub pembantu beserta belitannya, bantalan-bantalan


poros. Stator, yakni bagian diam yang mengeluarkantegangan bolak balik

Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa (alternator) pada dasarnyasama dengan
generator arus bolak-balik satu fasa, akan tetapi padagenerator tiga fasa memiliki
tiga lilitan yang sama dan tiga teganganoutputnya berbeda fasa 1200 pada masing2 fasa
Skema lilitan stator generator 3fasa Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa
(alternator) pada dasarnyasama dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan
tetapi padagenerator tiga fasa memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga teganganoutputnya
berbeda fasa 1200 pada masing2 fasa

2. Terangkan prinsip dasar kerja generator arus bolak-balik!


Jawab:
Prinsip Kerja
Generator

Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday


yangmenyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnetyang berubah-ubah,
maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gayagerak listrik. Besar tegangan
generator bergantung pada :

1. Kecepatan putaran (N)


2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)
4. Konstruksi Generator

• Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjaditenaga listrik


arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga Alternator, generator
AC (alternating current), atau generator sinkron.

• Generator yang umumnya digunakan dalam pusat listrik adalah generatorsinkron tiga
fasa. Tegangan generator maksimum saat ini adalah 23 kV

• Gb.3.1a sebuah konduktor bergerak melaluimedan magnet.

• Gb.3.1b sebuah kumparan berputar dalammedan magnet.- 1 kumparan : teg ac 1fasa- 3


kumparan : teg ac 3fasa berbeda fasa 120o
63

3. Generator dengan f = 50 Hz, dan mempunyai jumlah pasang kutub (P=4), Tentukan
besarnyaputaran mesin!Jawab:4. Apakah fungsi exciter pada generator ACJawab:

Sistem Penguat (Exciter)

Saat generator dihubungkan dengan beban akan menyebabkan tegangankeluaran


generator akan turun, karena medan magnet yang dihasilkan dariarus penguat relatif
konstan.

Agar tegangan generator konstan, maka harus ada peningkatan aruspenguatan


sebanding dengan kenaikan beban.
64

2. Terangkan prinsip dasar kerja generator arus bolak-balik!Jawab:

Prinsip Kerja Generator

Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yangmenyatakan


jika sebatang penghantar berada pada medan magnetyang berubah-ubah, maka pada
penghantar tersebut akan terbentuk gayagerak listrik.

Besar tegangan generator bergantung pada :

1. Kecepatan putaran (N)2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)3.
Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)3. Konstruksi
Generator
65

• Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjaditenaga listrik


arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga Alternator, generator
AC (alternating current), atau generator sinkron.

• Generator yang umumnya digunakan dalam pusat listrik adalah generatorsinkron tiga
fasa. Tegangan generator maksimum saat ini adalah 23 kV

• Gb.3.1a sebuah konduktor bergerak melaluimedan magnet.

• Gb.3.1b sebuah kumparan berputar dalammedan magnet.- 1 kumparan : teg ac 1fasa- 3


kumparan : teg ac 3fasa berbeda fasa 120

3. Generator dengan f = 50 Hz, dan mempunyai jumlah pasang kutub (P=4), Tentukan
besarnyaputaran mesin!Jawab:4. Apakah fungsi exciter pada generator ACJawab:

Sistem Penguat (Exciter)

Saat generator dihubungkan dengan beban akan menyebabkan tegangankeluaran


generator akan turun, karena medan magnet yang dihasilkan dariarus penguat relatif
konstan.

Agar tegangan generator konstan, maka harus ada peningkatan aruspenguatan


sebanding dengan kenaikan beban.
66

VI. MATERI PRAKTEK

LEMBAR MATERI

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

VI.1 Pokok Bahasan : Mempergunakan Perkakas Kerja dan Alat Ukur

Peralatan Pentanahan (grounding equipment)


.

Adalah : Peralatan Keselamatan Kerja yang digunakan untuk bekerja pada jaring HUTM
misalnya memperbaiki isolator yang pecah, memasang Jamoer memasang Cut
Out dan lain-lain dalam keadaan tidak bertegangan maka harus dipasang

peralatan pertanahan di khawatirkan ada petugas yang khilaf memberi

tegangan pada HUTM tersebut sehingga pekerja dapat sangat berbahaya.


67

PEKERJAAN

LEMBAR MATERI

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Mempergunakan Perkakas Kerja dan Alat Ukur

LEMBAR PEKERJAAN

MATA PELAJARAN : Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi

PEKERJAAN : Mempergunakan perkakas kerja dan alat ukur

NO.LEMBAR PEKERJAAN : 1

TUJUAN : Diakhir pengajaran diharapkan para siswa dapat memperguna


kan perkakas kerja & alat ukur dengan baik & benar, sesuai
petunjuk penggunaan perkakas kerja dan alat ukur.

PETUNJUK : A. Perhatikan pekerjaan apa yang dikerjakan

B. Pilih perkakas kerja atau alat ukur yang sesuai dengan

jenis atau ukuran nya dengan yang akan dikerjakan.k

KESELAMATAN KERJA : Hati-hati memeprgunakan perkakas kerja, jangan sampau terkena tagangan.
68

LEMBAR MATERI

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Mempergunakan Perkakas Kerja dan Alat Ukur

PROSEDUR ALAT/PERLENGKAPAN/BAHAN

1. Perhatikan, ukuran dan jenis dari

pekerjaan yanga akan dikerjakan.

2. Perhatikan apakah pekerjaan daoat

dikerjakan tanpa dipmatikan tagangan

nya atau tidak.

3. Apabila harus tidak dimatikan, pilih

perkakas yang berisolasi.

4. Ambil peralatan yang cocok dengan

jenis dan ukuran dari yang akan

dikerjakan.

5. Laporkan segala yang telah dikerjakan

kepada instruktur.
69

REFERENSI

RANGKUMAN

LEMBAR MATERI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Mempergunakan Perkakas Kerja dan Alat Ukur

RANGKUMAN

1. Jadi mempergunakan perkakas kerja dan alat ukur harus betul-betul sesui

dengan yang akan dikerjakan dan pilih peralatan kerja dan alay ukur yang

cocok dengan fungsi dan kegunaan nya.

2. Menggunakan perkakas kerja dan alat ukur dengan baik dan benar akan

mempercepat pekerjaan.

3. Menggunakan perkakas kerja dengan sambungan dapat merusak peralatan dan m


enghambat pekerjaan.

REFERENSI
70

Pokok Bahasan :

1. Mempergunakan perkakas kerja dan alat ukur

2. Gardu Distribusi

3. Saluran Distribusi

4. Transformator

5. PHB Konsumen

6. Pengukuran Tahanan Pertanahan

7. Penyelamatan Korban Dari Atas Tiang

TUJUAN :

Diakhir pengajaran diharapkan siswa dapat :

A. Menjelaskan prosedur pengukuran beban, arus, dan daya di Gardu distribusi.

B. Melaksanakan pengukuran arus dan daya di Gardu distribusi.

C. Menjelaskan prosedur penggantian sekring dan Cut Out.

D. Melaksanakan penggantian sekring dan Cut Out.

E. Menjelaskan arti faktor daya.

F. Mengukur faktor daya.


71

LEMBAR MATERI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

VI.2 Pokok Bahasan : Gardu Distribusi

Pemeliharaan Gardu Distribusi


VI.2.1

DAFTAR ISI

1.1. Pengukuran Arus dan Daya pada Kabel Jurusan.

1.2. Mengganti dan Menentukan besarnya Sekering dan Cut Out.

1.2.1 Fungsi Sekering.

1.2.2 Fungsi Cut Out.

1.2.3 Menentukan Sekering dan Cut Out.

1.2.3.1 Sekering.

1.2.3.2 Cut Out.

2.3. Pengukuran Faktor Daya.

2.4. Macam-macam Cut Out.

2.4.1 Element-element untuk Cut Out.

2.5. Posisi Cut Out.

2.5.1 Posisi Cut Out dalam keadaan tertutup (posisi kerja).

2.5.2 Posisi Cut Out dalam keadaan bebas.


72

MATERI

LEMBAR MATERI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi

Pemeliharaan Gardu Distribusi

1. Pekarangan gardu harus baik dan bersih.

2. Pagar harus terawat baik.

3. Didalam gardu harus bersih dan tidak berdebu.

4. Perawatan dan pemeliharaannya dilakukan secara routine minimal

sekali dalam setahun.

5. Khusus untuk Gardu tiang perawatan dan pemelihara secara routine minimal 2

kali dalam setahun.

6. Perlu dibuat jadwal pemeliharaan.

Pengukuran Arus dan Daya pada Kabel Jurusan


VI.2.1.2

- Maksud dari pengukuran dan daya pada kabel jurusan adalah untuk mengetahui
beban pada tiap-tiap kabel jurusan.

- Setelah diketahui beban tiap-tiap jurusan, maka dapat pula untuk


73

menyesuaikan besarnya penampang kabel jurusan dengan beban.

- Pengukuran beban biasanya dilakukan pada saat beban puncak kira-

kira pada jam 17.00 sampai dengan jam 22.00 (sesuai dengan

keadaan daerahnya).

- Mengetahui keseimbangan beban pada tiap-tiap jurusan.

VI.2.1.3
Mengganti dan Menentukan Besarnya Sekering dan Cut Out

Fungsi Sekering
2.2.1.

- sekering dalam hal ini adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi.

- TR trafo yang gunanya untuk mengamankan trafo terhadap gangguan hubung singkat sisi TR sampai

dengan ujung jaringan TR.


74
75

Fungsi Cut Out

Cut Out adalah pengaman lebur yang ditempatkan pada sisi TM yang gunanya untuk
mengamankan jari ngan TM dan peralatan ke arah GI terhadap hubung singkat di trafo
atau sisi TM sebelum trafo tetapi sesudah cut out
76

2.2.3.
Menentukan Sekering dan Cut Out

Sekering
2.2.3.1.

Besarnya sekering yang terpasang adalah sesuai dengan arus nominal beban yang disalurkan pada tiap
tiap jurusan sedangkan bila satu trafo terdiri dari satu jurusan, maka besarnya sekering adalah sesuai
dengan arus trafo terpasang.

Cut Out
VI.2.1.4

Untuk menentukan besarnya cut out yang harus dipasang, maka harus diketahui arus nominal trafo pada
sisi TM, sedangkan besarnya cut out harus lebih besar dari arus nominal trafo sisi TM.

2.3.

Pengukuran Faktor Daya

Pengukuran ini dimaksudkan untuk mencari perbandingan antara daya aktif (watt) yang dihasil

kan dengan daya semu (KVA) yang disalurkan/dicatu dari PLN.

Cara pelaksanaan nya adalah dengan menggunakan Cosα meter, atau pengukuran dengan

Ampere Meter, Volt Meter, dan Watt Meter

Apabila Cosα beban semakin rendah, maka untuk menghasilkan daya aktif (watt) tertentu

memerlukan daya semu (VA) yang lebih besar, pada tegangan yang sama (tetap) arusnya akan

semakin besar. Besarnya arus yang mengalir dapat mengakibatkan

- Rugi2 daya semakin besar (I2R)

- Rugi2 tegangan semakin besar (L.R.)


77

0PERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi

Macam-macam Cut Out

Gbr.21
78

OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi

Elemen-elemen untuk Cut Out

Gbr.22
79

OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi

POSISI CUT OUT

POSISI CUT OUT DALAM KEADAAN TERTUTUP ( POSISI KERJA)

Gbr.23
80

OPERASI DAN PEMELIHARAN JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi

POSISI CUT OUT

POSISI CUT OUT DALAM KEADAAN TERTUTUP

Gbr.24
81

LEMBAR MATERI

Pokok Bahasan : Gandu Distribusi

LEMBAR PEKERJAAN

MATA PELAJARAN : Operasi Dan Pemeliharaan Jaringan Distribusi

POKOK BAHASAN : 2. Gardu Distribusi

PEKERJAAN : Mengukur arus dan daya kabel jurusan Tegangan Rendah.

No LEMBAR PEKERJAAN : 1./2.14/86

TUJUAN : Diakhir pengajaran diharapkan para siswa dapat :

- Dengan diberikan tang ampere meter,

rubber mat, sarung tangan, dapat

mengukur arus & daya pada kabel

jurusan tegangan rendah.

- Dapat mengukur beban pada masing-

masing jurusan kabel TR.

- Dapat menunjukkan keseimbangan beban.

PETUNJUK : a. Perhatikan posisi saudara, harus cukup

aman terhadap tegangan.

b. Ukurlah arus dan tegangan pada waktu

beban puncak dan hitung dayanya.

c. Bekerja harus dengan alas berpijak

terisolasi (Rubber Mat).


82

d. Gunakan sarung tangan berisolasi.

KESELAMATAN KERJA : Hati-hati terhadap kemungkinan

menyeluruh benda-benda bertegangan.

WAKTU : 60 menit.

PROSEDUR ALAT/PERLENGKAPAN/BAHAN

1. Bukalah Gardu Distribusi. 1. Tang Ampere Meter.

2. Teliti keadaan sekeliling. 2. Rubber mat.

3. Apabila ada hal-hal yang kurang pada 3. Sarung tangan karet (isolasi).

tempatnya laporan segera kepada instruktur. 4. Volt meter.

4. Pastikan bahwa mana yang akan diukur.

5. Ambil Tang ampere meter dan rubber mat.

6. Setelah batas ukur Ampere Meter, sesuai

dengan skala.

7. Ukurlah, satu persatu tiap-tiap phase, RST

dan N.

8. Ukur tegangan nya masing phasenya dan

hitung dayanya.

9. Catat hasilnya dan laporkan ke pada

instruktur.
83

LEMBAR MATERI

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi

LEMBAR PEKERJAAN

TUJUAN : Diakhir pelajaran diharapkan siswa :

1. Dengan diberikan Fuse TR, Pemegang Fuse, sarung tangan TR


alas kaki terisolasi dapat memasang dan memasukkan kembali
sekring TR yang putus sesuai prosedur.

2. Dapat menentukan besarnya sekring dengan membaca tabel-tabel

yang diberikan untuk penggantian

PETUNJUK : 1. Perhatikan sikap berdiri yang benar.

2. Perhatikan apabila beban terlalu besar dapat menimbulkan bunga api.

3. Perhatikan dalam memasukkan sekring bagian bawah dahulu yang dari

pisau sekring kemudian pisau sekring bagian atas dan sebaliknya bila

melepas sekring.

KESELAMATAN KERJA : Hati-hati tegangan jangan sampai tersentuh.

WAKTU : 60 menit
84

PROSEDUR ALAT/PERLENGKAPAN/BAHAN

1. Perhatikan arus masuk dari Trafo ke PPTR/LVC. Perlengkapan Kerja

2. Pakailah sarung tangan dan letakkan alas karet 1. Topi pengaman.

terisolasi didekat PPTR dan berdirilah di 2. Pakaian kerja.

atasnya. 3. Pemegang Sekring TR.

3. Bukalah sekring TR yang telah putus dengan Perlengkapan Keslamatan Kerja

menggunakan Pemegang sekring yang telah 1. Sarung tangan TR.

disediakan pada waktu membuka bagian atas 2. Alas kaki terisolasi.

dahulu yangg dibuka kemudian bagian sekring Alat

disebelah bawah. 1. Sekring TR sesuai aslinya.

4. Ambillah sekring yang baik, sesuai dengan 2. Sekring TR sesuai kemampuan

sekring yang rusak atau sesuaikan dengan Trafo.

tabel (kemampuan besarnya trafo)


85

LEMBAR MATERI

OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi Lembar Materi :2 - 14

PROSEDUR

5. Tempatkan sekring TR tersebut pada pemegang

sekring dan masukkan pertama-tama ujung

pisau sekring bagian bawah dahulu kemudian

ujung pisau betul-betul rapat.

6. Laporkan hasil pekerjaan dalam buku laporan

gangguan dan beri tanda tangan pada laporan

tersebut.

7. Kembalikan alat-alat KK dan kerja yang telah

digunakan ke ruang dinas gangguan.


86

LEMBAR MATERI

Kursus : OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI (DASAR)

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi Lembar Materi :2 - 15

LEMBAR PEKERJAAN

TUJUAN : Diakhir Pelajaran diharapkan siswa :

1. Dengan diberikan Fuse Cut Out, stick cut out,

Sarung tangan 20 KV, alas terisolasi dapat

memasang dan memasukkan kembali Fuse Cut Out

yang utus sesuai prosedur.

2. Dapat menentukan besarnya sekring dan Fuse Cut

Out dengan membaca tabel 2 yang diberi kayu/

penggantian.
87

PETUNJUK : 1. Hati-hati didalam membuka dan memasang

sekring TM.

2. Schakel Stok jangan menyentuh yang bertegangan.

3. Gunakan Schakel Stok yang panjang yang

dilengkapi Gronding.

4. Gunakan sarung tangan 20 KV dan alas berpijak

terisolasi.

5. Cek lah jangan ada jaringan 20 KV yang terhubung


singkat.

KESELAMATAN KERJA : Hati-hati kemungkinan memasukkan Cut Out jangan


miring dan mintalah data jaringan apakah bebannya

besar/kecil, bila besar dapat timbul bunga api pada

Cut Out dapat membahayakan manusia dan alatnya.

WAKTU : 240 menit.


88

LEMBAR MATERI

Kursus : OPERASI DAN PEMELIHARAAN DISTRIBUSI (DASAR)

Mata Pelajaran : OP & PEM JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Gardu Distribusi Lembar Materi :2 - 16

PROSEDUR ALAT/PERLENGKAPAN/BAHAN

1. Cek lah darimana arah sumber nya.

2. Fuse di cek dengan teropong atau dengan

menaiki Tiang untuk membuka Fuse Cut Out.

3. Cek lah data-data jaringan pada bagian Operasi

(TM) dan ambil Fuse Cut Out yang sama.

4. Bila beban kecil dapat dimasukkan langsung

dengan cara memasukkan Cut Out dari bawah

(dengan mobil tangga) dan jangan lupa, pekerja

menggunakan topi pengaman. Sarung tangan 20

KV, alas berpijak terisolasi dan terlebih dahulu Perlengkapan kerja

memasang gronding Schakel Stok. 1. Topi Pengaman

5. Pasanglah Fuse Cut Out pada Schakel Stok dan 2. Tas Kerja

letakkan Cut Out nya di jaringan dan perhatikan 3. Kunci Pas


89

posisi badan waktu bekerja harus siap. 4. Kunci Inggris

6. Ceklah dahulu apabila beban kecil dapat segera 5. Pakaian Kerja

dimasukkan Fuse Cut Outnya dan apabila beban Perlengkapan KK

besar terpaksa kita memadamkan sementara 1. Sarung tangan 20 KV

(bila ada dengan membuka LBS). Karena bila 2. Alas berpijak terisolasi 20 KV

tidak demikian akan dapat timbul bunga api 3. Schakel Stok 20 KV panjang

yang besar dan membahayakan manusia dan 4. Alat Grounding

peralatan. 5. Sepatu kerja berisolasi

7. Didalam memasukkan Fuse Cut Out diusahakan Alat

phasanya berurutan (U, V, W). 1. Sekring TM sesuai aslinya

8. Laporkan hasil pekerjaan dalam buku laporan

ganggguan dan beri tanda tangan pada laporan

tersebut.

9. Kembalikan alat-alat KK dan Kerja yang telah

digunakan ke ruang dinas gangguan.


90

OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN DISTRIBUSI

Pokok Bahasan : Saluran Distribusi

Perbaikan Andongan

- Maksud dari perbaikan andongan adalah untuk mengembalikan posisi kawat


agar sesuai dengan besar andongan yang normal (sesuai ketentuan)

Garis Normal

Kerugian andongan yang besar adalah karena :

- Jarak terhadap tanah terlalu dekat sehingga menimbulkan bahaya


- Apabila andongan terlalu besar, maka apabila ada angin antara kawat yang satu
dengan
Yang lain akan menimbulkan gangguan
91

- Bila andongan terlalu besar maka jumlah kawat yang dipakai makin banyak/panjang
sehingga akan menimbulkan kerugian pada :
- rugi-rugi daya
- rugi-rugi investasi tembaga/Al
3.5 MACAM-MACAM TABEL ANDONGAN (SAG)

Tabel dari Sag untuk kawat-kawat tembaga 10 sampai dengan 70 mm2


Pada suatu tegangan tarik 8 kg/mm2

f = sag dalam cm
92

ALUMUNIUM ALLOY BARE CONDUCTORS WITH SUSPENSION


INSULATORS SAG IN TERMS OF ACTUAL SPAN AND
TEMPERATURE OF STRINGING

Parameter 700 m ,Cable 150 sqmm (mm2)

a=panjang gawang (m)


93

t=temperatur sekeliling(oC)
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116

DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka
1. William D. Stevenson, Jr, Analisis Sistem Tenaga Listrik , Penerbit
Erlangga, Jakarta, 1990
2. G.W. Stagg and A.H. El Abiad : Computer Methods In Power System
Analysis, Mc. Graw Hill, Newyork, 1963
3. SS Vadhera, Power System analysis abd Stability, Khama Publisher Delhi,
1981, New Delhi.q
4. Stevenson, William D. 1984. Analisis Sistem Tenaga Listrik. Jakarta. Penerbit
Erlangga
5. Marsudi, Djiteng. (2006). Operasi Sistem Tenaga Listrik. Yogyakarta: Penerbit Graha
Ilmu
6. J.Wood (1984). Power Generation, Operation,and Control. John Wiley and Sons.
7. Sadat, Hadi. (1999). Power System Analysis. Singapore: McGraw-Hill.

Anda mungkin juga menyukai