(K3) LABORATORIUM
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja. Laboratorium
adalah suatu institusi dengan petugas kesehatan dan non kesehatan yang cukup besar. Bekerja di
laboratorium tidak akan lepas dari kemungkinan bahaya dari berbagai faktor bahan kimia, fisik,
ergonomic dll. Petugas laboratorium merupakan orang yang berkecimbung dengan bahan kimia
yang anatara lain bahan toksik korosif, mudah meledak dan terbakar. Selain itu dalam
pekerjaannya menggunakan alat-alat yang mudah pecah serta alat-alat elektronik dengan voltase
yang mematikan dan selalu berkecimbung dengan bakteri/virus. Penerapan K3 di laboratorium
adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari
pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat yang pada akhirnya dapat mempengaruhi efesiensi dan produktivitas kerja.
Kaca mata ini harus terbuat dari bahan yang dapat melindungi mata dari
bahan-bahan berbahaya yang terdapat dalam laboratorium.
C. MASKER
Merupakan pengamanan langsung untuk hidung agar terhindar dari bau-
bau yang menyengat yang dapat menyebabkan saluran pernafasan terganggu dan
dapat menyebabkan sulit bernafas.
D. SARUNG TANGAN (HAND SCONE)
Pengamanan yang diperuntukkan untuk melindungi permukaan tangan
dari bahan-bahan kimia yang bersifat korosit yang dapat menimbulkan cidera
pada kulit tangan.
E. TUTUP KEPALA
Merupakan pengamanan langsung untuk rambut, agar tidak mengganggu
kinerja pekerja dalam melakukan aktifitas di dalam laboratorium dan dapat
menghindari bahayanya kerusakan pada rambut.
F. VENTILASI
Desain laboratorium yang baik harus memiliki ventilasi yang cukup dan
memadai dengan sirkulasi udara segar yang baik.
G. ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Mutlak di miliki setiap laboratorium karena kebanyakan laboratorium
telah terhubung dengan arus listrik tegangan tinggi sebagai sumber energinya
terhadap alat praktikum yang digunakan di dalamnya. Dan dari situlah jika sebuah
laboratorim tidak dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran, maka hal itu sangat
membahayakan para pekerjaan didalamnya.
2. KEMAMPUAN PEKERA
Pada dasarnya kemampuan seorang pekerja lainnya dalam hal melakukan
aktivitas di dalam lab, ialah tidak sama satu dengan lainnya dan untuk menyamakan
masing-masig para pekerja dengan cara memberikan pengetahuan praktis kepada pekerja
tentang prosedur penggunaan alat serta prosedur melakukan kegiatan laboratorium sesuai
dengan penerapan keselamatan kerja.
3. PENANGANAN KECELAKAAN DI LABORATORIUM
A. PENYEDIAAN P3K
Meskipun penerapaan prosedur keselamatan kerja telah diberlakukan, bukan tidak
mungkin akan terjadi kecelakaan yang tidak dinginkan. Maka dari itu untuk
mengantisipasinya setiap laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan p3k agar
jika terjadi kecelakaan kerja maka dapat dengan cepat untuk diselamatkan.
B. TERBENTUKNYA JALAN EVALUASI
Sebaiknya laboratorium yang baik adalah laboratorium yang mempunyai
ruang/jalan evaluasi yang luas agar jika terjadi kecelakaan dapat dievakuasi secepat
mungkin.
C. BEKERJA SAMA DENGAN INSTALASI TERKAIT
Fungsi kerjasama ini agar jika ada kecelakaan yang terjadi maka dengan cepat dan
tepat dapat diatasi dengan tenaga propesional dan dapat menjaga keselamatan para
pekerja.
D. MENSTERILKAN TEMPAT KECELAKAAN
Tujuannya adalah untuk menjaga agar tempat kecelakaan tersebut tidak
membahayakan bagi orang lain dan untuk mencegah jatuhnya korban selanjutnya.
E. PENGADAAN TANDA-TANDA PERINGATAN BAHAYA
Pengadaan ini dapat digunakan untuk peringatan pertama sebelum terjadi
kecelakaan yang lebih serius dan dari pengadaan ini dapat juga untuk mengurangi
statistic kecelakaan dalam laboratorium dalam alarm kode tertulis seperti poster
sebagainya.
F. MEMBUAT PERATURAN LABORATORIUM
Selain kategori K3 yang berada diatas, ada satu lagi yang sangat penting dan
harus ada dalam sebuah laboratorium, yaitu peraturan laboratorium. Peraturan ini
mempunyai peranan penting dalam terwujudnya keselamatan pekerja, karena dengan
pengaturan ini para pekerja dapat membatasi dari perbuatan – perbuatan yang dapat
merugikan para pekerja. Berikut ini adalah peraturan laboratorium yang sering
digunakan :
Melaksanakan pekerjaan laboratorium dibawah pengawasan guru atau
pembimbing dan jangan sekali – kali melakukan percobaan didalam lab bila
tidak diijinkan oleh guru.
Selalu membaca, memikirkan tugas – tugas lab sebelum dimulai.
Harus mengetahui tempat – tempat atau alat – alat keselamatan di dalam lab
begitu juga cara penggunaannya.
Pakailah APD lengkap yang dapat melindungi dari semua tugas di dalam lab.
Lebih baik memakai sepatu daripada sandal, karena sepatu dapat melindungi
kaki dari bahan - bahan berbahaya.
Bersihkan meja dan kursi pemeriksaan dari semua barang – barang yang tidak
diperlukan.
Periksalah kembali label bahan kimia yang tertera pada botol agar
memastikan unsur benar
Hindari pergerakan dan pembicaraan yang tidak perlu di dalam lab
Jangan pernah mencicipi bahan material lab dan jangan membawa makanan
dan minuman di dalam lab
Dan jika terjadi kecelakaan sekecil apapun harap segeera lapor kepada guru /
pengawas lab
Jika membuang material lab harus dengan hati – hati
Kembalikan peralatan dan perlengkapan pekerjaan ketempat semula jika
tugas di dalam lab telah selesai
Sebelum meninggalkan lab pastikan lab bersih dan rapi
A. KECELAKAAN KERJA
Kecelakaan kerja adalah kejadian tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya
kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderita dari yang paling ringan sampai
yang paling berat.
Kecelakaan di laboratorium dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Kecelakaan medis, jika yang menjadi korban pasien
2. Kecelakaan kerja, jika yang mejadi korba petugas laboratorium itu sendiri
Penyebab kecelakaan kerja dapat di bagi dalam kelompok :
1. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi ytidak aman dari :
a) Mesin, peralatan, bahan dll
b) Lingkungan kerja
c) Proses kerja
d) Sifat pekerja
e) Cara kerja
2. Perbuatan perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya yang berasal
adari manusia :
a) Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana
b) Cacat tubuh
c) Keletihan dan kelemahan daya tahan tubuh
d) Sikap yang perilaku yang tidak baik