PENDAHULUAN
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) atau yang biasa disebut dengan penyakit
disebabkan karena infeksi virus dengue yang dapat ditularkan melalui gigitan
penghujan dan merupakan salah satu masalah kesehatan utama serta penyakit
yang ditakuti oleh masyarakat ( Hasdianah & Dewi, 2014). Penyakit DHF ini
dapat menyerang usia anak-anak sampai usia dewasa, akan tetapi beberapa
2008).
Prevelensi kasus DHF menurut WHO (2017) berdasarkan data resmi yang
Barat dilaporkan bahwa jumlah kasus DHF terus meningkat. Pada tahun 2008
terdapat lebih dari 1,2 juta kasus dan pada tahun 2015 terdapat lebih dari 3,2
juta kasus. Di Amerika pada tahun 2015 dilaporkan kasus demam berdarah
sebanyak 2,35 juta kasus, dimana 10.200 kasus didiagnosa sebagai demam
871 orang (Kemenkes RI, 2015). Di Indonesia pada bulan Januari dan
Februari 2016 penderita DHF sebanyak 8.487 orang dengan jumlah kematian
sebanyak 108 orang. Pada kasus ini paling banyak di alami pada anak-anak
usia 5-14 tahun mencapai 43,44% dibandingkan pada dewasa yang mencapai
33,25% (Kemenkes RI, 2016). Pada januari 2015, di Jawa Timur mengalami
peningkatan kasus DHF pada anak sebesar 46% bila dibandingkan pada tahun
2014 yang lalu (Depkes RI, 2016). Data rekam medis di Rumah Sakit Panti
Waluya Malang menunjukkan angka kejadian DHF dari bulan Januari sampai
Penyakit DHF ditandai dengan gejala yang tidak spesifik, seperti demam
tinggi yang mendadak, tubuh menggigil, sakit kepala berat, nyeri persendian
dan otot, mual, muntah, serta dapat timbul ruam. Masa inkubasi DHF dimulai
dari gigitan nyamuk sehingga virus tersebut masuk ke dalam pembuluh darah
yang berlangsung selama dua minggu. Jika daya tahan tubuh seseorang tidak
cukup kuat untuk melawan virus dengue tersebut maka akan mengalami
berbagai gejala, seperti demam tinggi. Demam pada penyakit DHF ini muncul
berlangsung selama selama 2-7 hari yang muncul secara tiba-tiba dan
Harlinawati, 2008).
Demam atau hipertermi adalah suatu kondisi saat suhu tubuh lebih tinggi atau
berbagai penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Apabila ada suatu kuman,
bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh secara otomatis tubuh akan
mengeluarkan zat antibodi yang lebih banyak dan diikuti dengan kenaikan
suhu tubuh. Ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan anak
yang diderita pada anak diikuti dengan perubahan sikap atau sifat, misalnya
lesu, pandangan mata redup, rewel, sering menangis dan cenderung bermalas-
Naiknya suhu tubuh yang tinggi pada anak dapat saja merangsang kerja
syaraf jaringan otak secara berlebihan, sehingga jaringan otak tidak dapat
membiru atau sianosis, lengan dan kaki tersentak-sentak tak terkendali selama
dan lidah yang tidak terkontrol. Lidah dapat seketika tergigit atau berbalik
dingin dan menggigil, sakit kepala, perut terasa mual, nyeri otot, suhu tubuh
meningkat 39,7°C. Pasien tersebut sudah keliatan sangat lemas, pucat, denyut
sianosis di sekitar wajah dan mengalami kejang. kejang tersebut dapat terjadi
dalam waktu yang singkat sehingga bila pasien tidak ditangani dengan cara
yang baik dan tepat akan memperparah kondisi pasien dan bisa
Peran perawat untuk memberikan penanganan yang tepat pada kasus tersebut
anak yang mengalami kasus DHF dengan masalah hipertermi yaitu dengan
lainnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian studi
kasus ini yang bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan DHF dengan
Masalah pada studi kasus ini dibatasi pada Asuhan Keperawatan pada Klien
Waluya Malang?
1.4 Tujuan
Malang.
Malang.
Malang.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien anak yang
Malang.
1.5 Manfaat
1. Perawat
hipertemi.
2. Rumah Sakit
3. Institusi Pendidikan