Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Harsono (Siahaan,2008) mengatakan bahwa narapidana adalah seseorang yang telah


dijatuhi vonis bersalah olehh okum dan harus menjalani hukuman atau sanksi, yang
kemudian akan ditempatkan didalam sebuah bangunan yang disebut rutan,penjara
ataulembaga pemasyarakatan.

Rahmawati (Shofia,2009) melalui penelitiannya tentang kepercayaan diri


narapidana pasca hukuman pidana menyatakan bahwa pada dasarnya mantan
narapidana memiliki harga diri rendah dan konsep diri yang negative.Secara garis
besar hal ini disebabkan karena masyarakat cenderung menolak kehadiran mereka
dalam kehidupan yang normal.Penolakan masyarakat terhadap narapidana dianggap
sebagai masalah yang harus diwaspadai.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud pengertian dari NARAPIDANA?
1.2.2 Apa Asuhan keperawatan klien dengan status NARAPIDANA?

1.3 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memahami proses asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap


klien dengan status NARAPIDANA

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah melakukan asuhan keperawatan kepada klien dengan Status
NARAPIDANA Mahasiswa/i diharapkan mampu :
a. Mengetahui pengertian NARAPIDANA

1
b. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dan keluarga dengan status
NARAPIDANA

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN DEFISIT PERAWATAN DIRI


Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya,kesehatan dan kesejateraan sesuai dengan kondisi
kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperatawan dirinya jika tidak dapat
melakukan keperawatan diri (Depkes, 2000)

Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga
kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang
perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya
mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, toileting
(BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)

Kurang perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan


aktivitas perawatan diri mandi, berhias, makan, toileting (Nurjannah, 2004).

Kurang keperawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu


melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Wartonah, 2009).

2.2 ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN STATUS NARAPIDANA


1. Pengkajian
a. Identitas klien meliputi Nama,umur,jenis kelamin,tanggal dirawat,tanggal
pengkajian,nomor rekam medis.
b. Faktor predisposisi merupakan factor pendukung yang meliputi factor
biologis,factor psikologis,social budaya,dan factor genetic.
c. Faktor presipitasi merupakan factor pencetus yang meliputi sikap persepsi
merasa tidak mampu,putus asa,tidak percaya diri,merasa gagal,merasa
malang,kehilangan,rendah diri,perilaku agresif,kekerasan,ketidak

3
adekuatan pengobatan dan penanganan gejala stress pencetus pada
umunya mencakup kejadian kehidupan yang penuh dengan stress seperti
kehilangan yang mempengaruhi kemampuan individu untuk berhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas.
d. Psikososial yang terdiri dari genogram,konsep diri,hubungan social dan
spiritual
e. Status mental yangt erdiri dari penampilan,pembicaraan,aktifitas
motorik,alam perasaan,afek pasien,interaksi selama
wawancara,persepsi,proses pikir,isipikir,tingkat kesadaran,memori,tingkat
kosentrasi dan berhitung,kemampuan penilaian,dandaya tilik diri.
f. Mekanisme koping: koping yang dimiliki klien baik adaptif maupun
maladaptive
g. Aspek medic yang terdiri dari diagnose medis dan terapi medis

2. Diagnosa

1.Harga Diri Rendah Kronis

2.IsolasiSosial

3. Intervensi
1. HDR :

a) Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP).

b) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien.

c) Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.

d) Klien dapat menetapkan atau merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan


yang dimiliki.

e) Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi sakit dam kemampuannya.

f) Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada dikeluarga.Hal ini


dimaksudkan agar tindakan keperawatan selanjutnya dapat
dilanjutkan(GaffarL.J.,1997).

4
2. ISOS :

a) Bina Hubungan Saling Percaya (BHSP).

b) Klien dapat mengenal perasaan yang menyebabkan prilaku menarik diri

c) Klien dapat mengetahui keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian
bila tidak berhubungan dengan orang lain.

d) Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap.

e) Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga mampu


mengembangkan kemampuan klien untuk berhubungan dengan orang lain.

4. Implementasi
1. HDR :

1.1.1 Sapa ramah klien(verbal,nonverbal)

1.1.2 Perkenalan diri dengan sopan

1.1.3 Tanya nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien

1.1.4 Jelaskan tujuan pertemuan

1.1.5 Jujur,menepati janji

1.1.6 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya

1.1.7 Beri klien perhatian dan perhatikan kebutuhan dasar klien

2.1.1 Diskusikan kemampaun dan aspek positif yang dimiliki klien

2.1.2 Setiap bertemu klien,hindarkan member i penilaian yang negatif

2.1.3 Utamakan member pujian yang realistik

3.1.1 Diskusikan dengan klien kemampian yang masih dapat digunakan selama sakit

5
3.1.2 Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya

4.1.1Rencanakan bersama klien aktifitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan: Kegiatan mandiri, kegiatan dengan bantuan sebagian,kegiatan yang
membutuhkan bantuan total

4.1.2 Tingkatkan kegiatan yang sesuai dengan toleransi kondisi klien

4.1.3 Beri contoh cara pelaksanan kegiatan yang boleh dilakukan

5.1.1 Berikesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan

5.1.2 Beri pujian atas keberhasilan klien

5.1.3 Diskusikan kemungkinan pelaksanaan dirumah

6.1.1 Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan
Harga Diri Rendah.

6.1.2 Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

6.1.3 Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah.

2. ISOS :

1.1.1 Bina hubungan saling percaya.

2.1.1 Kaji pengetahuan klien tentang menarik diri.

2.1.2 Diskusikan bersama klien tentangp rilaku menarik diri.

2.1.3 Beri pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya.

3.1.1 Diskusikan tentang manfaat berhubungan dengan orang lain.

3.1.2 Dorong dan bantu klien berhubungan dengan orang lain secara bertahap.

6
3.1.3 Beri pijian terhadap kemampuan klien dalam menyebutkan manfaat
berhubungan dengan orang lain.:

4.1.1 Dorong klien untuk menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain.

4.1.2 Dorong dan bantu klien berhubungan dengan orang lain secara bertahap.

4.1.3 Libatkan klien dalam kegiatan TAK dan ADL ruangan.

4.1.4 Reinforcement positif atas keberhasilan yang telah dicapai.

5.1.1 Bisa berhubungan saling percaya dengan keluarga:salam perkenalkan


diri,sampaikan tujuan,buat kontrak,eksplorasi perasaan keluarga.

5.1.2 Diskusikan dengan anggota keluarga tentang:perilaku menarik diri,penyebab


perilaku menarik diri,akibat yang akan terjadi jika perilaku menarik diri tidak
ditanggapi,cara keluarga menghadapi klien menarik diri.

5.1.3 Dorong anggota keluarga untuk memberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan orang lain.

5.1.4 Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien
minimal 1minggu sekali.

5.1.5 Berireinforcement atas hal–hal yang telah dicapai oleh keluarga.

5. Evaluasi
1. HDR :
a) Ancaman integritas fisik atau Harga Diri Rendah klien sudah berkurang.
b) Perilaku klien menunjukkan kemajuan dalam menerima,menghargai dan
meyakini diri sendiri.
c) Sumber koping yang adekuats udah dimiliki klien dan digunakannya.
d) Klien dapa tmemperluas kesadaran diri,menyelidiki dan mengevaluasi diri.
e) Klien menggunakan respon koping yang adaptif.
f) Klien sudah mempelajari strategi baru untuk beradaptasi,dan meningkatkan
aktualisasi diri.

7
g) Klien sudah menggunakan pemahaman yang tinggi tentang diri sendiri untuk
meningkatkan pertumbuhan kepribadian

2. ISOS :
a) Klien dapat menerima kehadiran perawat.
b) Klien dapat menyebutkan penyebab/alasan menarik diri.
c) Klien dapat menebutkan 2 dari 3 manfaat berhubungan dengan orang lain.
d) Klien dapat menyebutkan cara berhubungan dengan orang lain.
e) Keluarga dapat: menjelaskan perasaannya,menjelaskan caramerawat klien
menarik diri,mendemonstrasikan cara perawatan klien menarik
diri,berpartisipasi dalam perawatan klien menarik diri.

BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

Narapidana yang sedang menjalani hukuman pidana tidak hanya akan


mengalami hukuman secara fisik,tetapi juga mengalami hukuman secara psikologis
seperti kehilangan kebebasan dan kasih sayang dari pasangan,anak,maupun
orangtuanya.Frank (Siahaan,2008) menambhakan bahwa dampak fisik dan psikologis
yang dialami narapidana dapat membuat narapidana merasakan perasaan tidak
bermakna yang ditandai dengan perasaan hampa,gersang,bosan dan penuh dengan
keputusasaan.

Diagnosa Keperawatan yang akan muncul pada kasus ini yaitu : 1. Harga Diri Rendah
dan 2. Isolasi Sosial.
3.2 saran

8
Dengan terbentuknya makalah ini, mahasiswa sebagai calon perawat dapat
mengaplikasikan asuhan keperawatan defisit perawatan diri ini dengan baik, baik
teori maupun praktik di lapangan.
Untuk pembuatan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan,
kami berharap bagi pembaca untuk mengkritik guna untuk menyempurnakan
makalah ini.

DAFTAR PUSATKA
Keliat, B. A., dkk. 2009. Model praktek Keperawatan Profesional : JIWA. Jakarta :
EGC.

Keliat, B. A,dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Jakarta : EGC

Nurjannah, 2004.Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :


Momedia

Wartonah, H (2009) Asuhan Keperawatan Jiwa, Yogyakarta : Nuha Medika

Damaiyanti.(2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Depkes, R. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori dan Tindakan keperawatan Jiwa.


Jakarta: Depkes RI. Herman ade. (2011). buku ajar asuhan keperawatan
jiwa.yogyakarta: nuha medika.

9
Dochteman, J. M., &Bulecheck, G. M. (2004). Nursing Interventions Classification
(NIC) (5thed.). America: Mosby Elsevier

Moorhead, S., Jhonson, dkk. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC) (5th
ed). United states of America: Mosby Elsevier

10

Anda mungkin juga menyukai