SAP 6 Perekonomian Indonesia
SAP 6 Perekonomian Indonesia
DISTRIBUSI FUNGSIONAL
Para ekonom pada umumnya membedakan dua ukuran pokok distribusi pendapatan
yaitu distribusi ukuran, yakni besar atau kecilnya bagian pendapatan yang diterima
masing-masing orang; dan distribusi fungsional atau distribusi kepemilikan faktor-
faktor produksi.
2. Distribusi Fungsional
Ukuran distribusi pendapatan kedua yang lazim digunakan oleh kalangan
ekonom adalah distribusi pendapatan fungsional atau pangsa distribusi
pendapatan per faktor produksi. Ukuran ini berfokus pada bagian dari
pendapatan nasional total yang diterima oleh masing-masing faktor
produksi. Teori distribusi pendapatan fngsional ini pada dasarnya
mempersoalkan persentase pendapatan tenaga kerja secara keseluruhan,
bukan sebagian unit-unit usaha atau faktor produksi yang terpisah secara
individual, dan membandingkannya dengan presentase pendapatan total
yang dibagikan dalam bentuk sewa, bunga, dan laba merupakan perolehan
dari tanah, modal uang, dan modal fisik.
3. Perkembangan Indeks Ketimpangan
Kalau kita bergerak dari periode 1970an ke periode 2000an maka dapat kita
katakan bahwa tidak terjadi perubahan yang berarti mengenai ketimpangan
distribusi pendapatan di Indonesia masih tetap secara umum berada pada
ketimpangan yang sedang baik ditunjukkan oleh koefisien Kutnesz maupun
koefisien Gini. Hal ini juga ditunjukkan oleh koefisien Gini yang
menunjukkan distribusi pendapatan menjadi lebih timpang. Memburuknya
distribusi pendapatan dari tahun 2006 ke 2007 mungkin dapat dijelaskan
karena adanya kenaikan harga-harga sebagai akibat naiknya harga harga
bensin ketika itu, kenaikan harga-harga rupannya lebih menguntungkan
kelompok kaya dibandingkan dengan kelompok miskin, sebagaimana
diperjuangkan oleh para demonstran yang menentang kenaikan harga
premium waktu itu.
Yang dimaksud dengan kemiskinan adalah penduduk miskin, yaitu penduduk yang
tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan
dasar.