Anda di halaman 1dari 17

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum biologi dasar dengan judul praktikum


“Percobaan Lazzarro Spallanzani ’’ disusun oleh :

Nama : Oktadiana Pakiding

NIM : 1313040011

Kelas/ Kelompok : Pendidikan Kimia/VI

Jurusan : Kimia

telah diperiksa dan dikonsultaasikan oleh asisten dan koordinator asisten,maka


dinyatakan diterima.

Makassar, Desember 2013

Koordinator Asisten Asisten

Aswal Salewangeng Aswal Salewangeng


NIM. 1114040003 NIM. 1114040003

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

Faisal, S.Pd, M. Pd
NIP. 19840619200801 1 003
` BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Sudah sejak dahulu kala, orang – orang mempertanyakan asal – usul


makhluk hidup dan kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau pendapat
dikemukakan orang mengenai hal ini. Sebelum abad ke – 17, banyak orang
beranggapan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Misalnya, ikan,
katak berasal dari lumpur. Lalat berasal dari daging yang telah membusuk,
cacing dari tanah, belatung timbul dan terbentuk dari daging yang membusuk,
tikus berasal dari sekam dan kain kotor. Konsep ini dikenal dengan generatio
spontae yang mengemukakan bahwa semua kehidupan berasal dari benda tak
hidup secara spontan, dan yang mengemukakan konsep ini adalah Aristoteles
(384-322 SM), seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani Kuno.
Pendapat lain menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya, seperti halnya organisme tingkat tinggi ,dimana pendapat atau
teori ini disebut biogenesis. Mikrobiologi tidak berkembang sampai
perdebatan tersebut terselesaikan dengan dibuktikannya kebenaran teori
biogenesis. Pembuktian ini memerlukan berbagai macam eksperimen yang
tampaknya sederhana dan perlu waktu lebih dari 100 tahun.

Salah satu pendukung teori biogenesis adalah Lazzarro Spallanzani dengan


eksperimennya menggunakan air. Louis Pasteur (1822 – 1895), sarjana kimia
Perancis, melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai
organisme. Akhirnya beliau dapat menunjukkan bahwa harus ada kehidupan
sebelumnya agar tumbuh kehidupaan baru. Teori ini disebut omne vivum ex
vivo yang disebut juga teori biogenesis dengan konsep dasar bahwa kehidupan
itu berasal dari kehidupan juga. Dengan teori itu, teori abiogenesis
ditinggalkan orang. Sebenarnya teori ini belum menunjukkan asal mula
kehidupan ,tetapi merupan perkembangan.
B. Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan memberi kesempatan kepada mahasiswa
mengikuti jalan pekiran dan langkah – langkah yang pernah dilakukan para
ilmuwan / peneliti dalam memecahkan masalah biologi “ dari manakah asal
kehidupan ?”
C. Manfaat praktikum
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang langkah – langkah
yang pernah dilkakuakan oleh para ilmuwan dalam memecahkan masalah
biologi dan kebenaran dari para ilmuwan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penemuan Leuwenhoek melalui mikroskop buatannya tentang
hewan – hewan yang sangat kecil menjadi perebatan dari mana asal
kehidupan tersebut. Ada 2 pendapat yang muncul, pertama mengatakan
makhluk hidup ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan,
melalui proses fermentasi. Pendapat ini mendukung teori yang
mengatakan makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses
abiogenesis (Gharenk, 2013).
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan ?” , telah dicoba dijawab
engan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan
Spallanzani yang meragukan kebenaran teori Abiogenesis dari Aristoteles.
Jadi, menurut paham generatio spontae, semua kehidupan berasal dari
benda taka hidup secara spontan, seperti ikan dan katak berasal dari
lumpur, cacing berasal dari tanah, belatung berasal dari daging yang
membusuk, tikus berasal dari sekam dan kain kotor (Tim Penyusun, 2013).
Pendapat lain mengatakan bahwa makhluk hidup tadi berasal dari
makhluk hidup sebelumnya seperti halnya organism tingkat tinggi.
Pendapat ini disebut biogenensis, mikrobiologi tidak berkembang sampai
perdebatan tersebut terselesaikan dengan buktinya kebenaran teori
biogenesis.
Lazzarro Spallanzani (1792 – 1799), Teodor Schwan (1810 – 1822)
telah membuktikan kesalahan percobaan tersebut karena bila
pemanasannya dilakukan cukup lama dan sumbatnya dipanaskan juga
ternyata tidak terjadi pertemuan mikroba (Saktiyono,2004)
Menurut Gharenk,2013 bahwa salah satu pendukung teori
biogensis adalah Lazzarro Spallanzani yang merupakan ahli dari Italia
melalui eksperimennya menggunakan air kaldu yang membuktikan jasad
renik (mikroorganisme) yang mencemari kaldu. Beberapa teori tentang
asal – usul kehidupan, sebagai berikut :
1. Teori Abiogenesis
Menurut penganut paham abiogenesis. Makhluk hidup terjadi
secara spontan atau disebut paham generato spontae. Contoh paham
generatio spntae :
a. Ikan dan katak berasal dari lumpur.
b. Cacing berasal dari tanah.
c. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
d. Tikus berasal dari sekam dan kain kotor.

Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu sejak zaman Yunani


Kuno hingga pertengahan abad ke – 17. Pada pertengahan abad ke –
17, Antonie van Leuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang
dapat digunakan mengamati benda – benda yang sangat kecil dalam
setetes air rendaman jerami. Benda – benda kecil tersebut dinamakan
mikroorganisme yang artinya binatang renik. Oleh para pendukung
paham abiogenesis, hasil pengamatan Antonie van Leuwenhoek ini
seolah – olah memperkuat pendapat mereka.

2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup (omne vivum ex vivo, omne ovum ex vivo).
Pendukung teor biogenensis adalah :
a. Fransisco Redi (1626 – 1697)
Fransisco Redi melakukan percobaan dengan menggunakan 3
tabung yang diisi dengan sekerat daging, percobaannya sebagai
berikut :
Tabung I : diisi sekerat daging, lalu ditutup.
Tabung II : diisi sekerat daging dan ditutp dengan kain
kasa.
Tabung III : diisi sekerat daging dan dibiarkan terbuka.
Hasil percobaan beberapa hari kemudian pada ketiga tabung
yang diisi dengan sekerat daging, yaitu :
Pada tabung I : tidak terdapat seekorpun belatung dalam
daging.
Pada tabung II : ditemukan beberapa ekor belatung.
Pada tabung III : daging pada tabung ini membusuk dan
didalamnnya banyak terdapat belatung.
b. Lazzarro Spallanzani
Lazzarro Spallanzani melakukan percobaan yang ada pada
prinsipnya sama dengan percobaan Fransisco Redi. Tetapi langkah
percobaan Lazzarro Spallanzani lebih sempurna. Adapun
percobaan yang dilakukan Lazzarro Spallanzani adalah sebagai
berikut :
Labu I :diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 150C
selema beberapa hari dan dibiarkan terbuka.
Labu II :diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat – rapat dengan
dengan sumbat gabus. Selanjutnya kedua labu itu
dipanaskan dan kemudian didinginkan. Setelah
dingin keduanya diletakkan di tempat terbuka yang
bebas dari gangguan orang dan hewan. Setelah kira
– kira 1 minggu, diadakan pengamatan terhadap
keadaan kaldu pada kedua labu tersebut.

Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :

Labu I : air kaldu mengalami perubahan, yaitu airnya keruh

dan baunya menjadi tidak enak.

Labu II :air kaldu labu ini tidak mengalami perubahan,


tetap jernih seperti semula, dan juga tidak
mengandung mikroba.

Berdasarkan hasil percobaan, Lazzarro Spallanzani


menyimpulkan bahwa mikroba yang ada di dalam kaldu tersebut
bukan berasal dari air kaldu (benda mati) teJapi berasl dari
kehidupan udara. Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi
kontaminasi mikroba dari udara ke dalam air kaldu tersebut.

c. Loius Pasteur
Louis Pasteur menjawab keraguannya terhadap paham
Abiogenesis. Pasteur melaksanakan pecobaan untuk
menyempurnakan percobaan Spallanzani. Dalam percobaannya,
Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu, langkah –
langkah percobaan Louis Pasteur sebagai berikut :
Langkah I : Labu diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup
rapat – rapat dengan gabus dengan mulut labu
paraffin cair, setelag itu pada gabus tersebut
dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa ini
bertujuan membuktika bahwa mikroorganisme
tepat di udara.

Langkah II : Selanjutnya, labu didinginkan dan diletakkan di


tempat aman. Setelah beberapa hari, keadaan air
kaldu diamati. Ternyata air kaldu tersebut tetap
jernih dan tidak mengandung mikroorganisme.
Langkah III : Labu yang air kaldu didalmnya tetap dimiringkan
sampai bau kaldu dalamnya mengalir ke
permukaan pipa hingga bersentuhan dengan udara.
Setelah itu, labu diletakkan kembali pada tempat
yang aman selama beberapa hari kemudian
keadaan air kaldu tinggi diamati lagi. Ternyata air
kaldu di dalam labu menjadi busuk dan banyak
mengandung mikroorganisme.

Beberapa ahli telah melakukan berbagai usaha untuk


penelitian terhadap pandangan generatio spontae, diantaranya
Fransisco Redi, Lazzarro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Louis
Pasteur mencoba memperbaiki percobaan Lazzarro Spallanzani
dengan menggunakan tabung kaca berleher angsa, maka gagallah
semua uasaha untuk mempertahankan pandangan generatio spontae
dan muncullah teori biogenesis yang berpandangan bahwa
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.

3. Teori Evolusi Kimia


Ahli biokimia berkebangsaan Rusia (1894) A.I. Oparin adalah
orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat – zat kimia
telah terjadi jauh sebelum kehidupan ini ada. Dia mengemukakan
bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan evolusi
terbentuknya bumi serta atmosferya. Atmosfer bumi mula – mula
memiliki air, metana, dan ammonium namun tidak memiliki oksigen.
Dengan adanya panas dari berbagai sumber energy maka zat – zat
tersebut mengalami serangkaian perubahan menjadi berbagai molekul
organic sederhana. Senyawa – senyawa ini membentuk semacam
campuran yang kaya akan materi – materi, dalam lautan yang masih
panas, yang disebut primordial soup. Bahan campuran ini belum
merupakan makhluk hidup tetapi bertingkah laku mirip sperti system
biologi. Primordial soup ini melakukan sintesis dan berakumulasi
membentuk molekul, organic keci, atau monomer, misalnya asam
amino dan nukleotida.
Monomer – monomer labu bergabung membentuk polimer,
misalnya protein dan asam nukleat, kemudian agreasi ini membentuk
molekul dalam bentuk tetesan yang disebut protobion. Protobion ini
memiliki cirri kimia yang berbeda dengan lingkungannya.
Kondisi atmosfer masa kini tidak lagi memungkinkan untuk
terbentuknya sintesis molekul organic secara spontan karena oksigen
di atmosfer akan mencairkan ikatan kimia dan mengeskstraksi
electron.Polimerisasi atau penggabungan monomer ini dapat
dibuktikan oleh Sydney Fox, dia melakukan pecobaan dengan
memanaska larutan kental monomer organic yang mengandung asam
amino, asam amino pada suhu titik leburnya. Saat air menguap,
terbentuklah lapisan monomer – monomer yang berpolimerisasi.
Polimer ini oleh Sydney Fox disebut proteinoid.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
1. Hari / tanggal : Senin, 25 November 2013
2. Waktu : 16.00 – selesai WITA
3. Tempat: Green House Jurusan Biologi FMIPA UNM
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. 4 buah tabung reaksi
b. 1 buah rak tabung / aqua gelas
c. 1 buah lampu spritus
d. 2 buah gabus
e. 1 buah penjepit kayu
2. Bahan
a. Korek api
b. 40 ml kaldu cair
c. 1 potong lilin
C. Prosedur Kerja
1. Mengiisi keempat tabung reaksi dengan kaldu masing –
masing 10 ml.
2. Menyumbat tabung I dengan sumbat gabus dan menetesi
lilin cair sela antara mulut tabung dengan penutupnya dan tidak
dipanaskan.
3. Tabung II, mendidihkan kaldunya di atas api lampu spritus
sampai mendidih, tabung tersebut tidak beri sumbat / penutup.
4. Pada tabung III,mendidihkan kaldu di atas api lampu
spritus sampai kaldu dalam tabung tersebut mendidih,kemudian
segera ditutup dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin cair sela antra
mulut tabung dengan penutupnya.
5. Tabung IV, tidak ditutup dan tidak dipanaskan (tidak diberi
perlakuan).
6. Meletakkan semua tabung percobaan pada aqua gela dan
menyimpannya di atas meja kerja, diusahakan terhindar dari
gangguan hewan, cahaya matahari langsung, dan sumber panas
lainnya.
7. Melakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama
lma hari.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
1. Keadaan tabung pada hari I

Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV

2. Keadaan tabung pada hari II


Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV

3. Keadaan tabung pada hari III

Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV

4. Keadaan tabung pada hari IV

Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV

5. Keadaan tabung pada hari V


Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV

Tabel Pengamatan :

Hari Tabung I Tabung II Tabung III Tabung IV


B W B E B W B E B W B E B W Bu E
u u u
I - - - - - - - - - - - - - - - -

II - - - - - + - - - - - - - + - -

III - - - - - + - + - - - - - + - +

IV - + - - + ++ - + - - - + + ++ - +

V - + - - + ++ + + - - - + + ++ + +
+ + + + + +
Keterangan :

B : bau - : tidak ada perubahan


W : warna + : ada perubahan
Bu : busa ++ : perubahan meningkat
E : endapan +++ : perubahan semakin meningkat

B. Pembahasan
1. Tabung I
Pada tabung I diberi perlakuan yaitu air kaldu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi lalu disumbat dengan gabus,kemudian ditetesi
lilin cair sela antara mulut tabung dengan sumbat gabus. Pada hari
pertama ,kedua,dan ketiga tidak ada perubahan yang terjadi ,tetapi
pada hari keempat dan kelima pada tabung terlihat sedikit endapan,hal
ini disebabkan karena mungkin pada saat penutupan mulut tabung
dengan sumbat masih ada sedikit celah yang memungkinkan udara
masuk ke dalam tabung yang berisi air kaldu yang mengakibatkan
adanya timbulnya endapan dalam tabung. Hal ini memperlihatkan
bahwa pada tabung I ini tidak sesuai dengan percobaan yang dilakukan
oleh Lazzarro Spallanzani.
2. Tabung II
Pada tabung II, air kaldu dipanaskan sampai mendidih diatas api
lampu spritus sampai air kaldu dalam tabung mendidih dan tidak
ditutup. Pengamatan pada hari pertama dengan hari kedua, ketiga,
keempat, dan kelima mengalami perubahan atau terjadi perubahan.
Dimana pada hari pertama warna kaldu berbeda dengan hari
kedua,pada hari kedua warna kaldu berubah,pada hari ketiga warna
kaldu tetap seperti pada hari kedua dan terdapat endapan dalam tabung.
Kemudian pada hari keempat, bau air kaldu dalam tabung mulai
tercium, warna air kaldu mengalami peningkatan perubahan, dan
endapan yang terdapat pada hari ketiga juga terdapat pada hari
keempat. Selanjutnya, pengamatan pada hari kelima dimana bau air
kaldu meningkat, warna air kaldu semakin meningkat, terdapat busa
pada air kaldu ,dan endapan juga meningkat. Perubahan dari hari ke
hari terjadi karena air kaldu yang telah dipanaskan itu tidak ditutup
sehingga air kaldu tersebut terkontaminasi bebas dengan udara,yang
banyak mengandung mikroba, sehingga mikroba tersebut berkembang
biak sehingga mengakibatkan air kaldu menjadi keruh dan berbau.
3. Tabung III
Pada tabung III, air kaldunya didihkan sampai mendidih dan
ditutup dengan gabus ,kemudian pada mulut tabung dan penutupnya
ditetesi lilin cair. Pengamatan yang dilakukan pada hari pertama,
kedua, dan ketiga yaitu tidak ada perubahan yang terjadi pada air kaldu
yang terdapat dalam tabung. Namun pada hari keempat dan kelima,
pada air kaldu terlihat sedikit endapan. Hal ini berbeda dengan
percobaan yang dilakukan oleh Lazzarro Spallanzani, dimana
percobaan Spallanzani air kaldu dalam tabung yang didihkan dan
ditutup akan mengalami perubahan warna, tetapi berdasarkan hasil
pengamatan tidak terjadi perubahan warna, yang terjadi adalah adanya
endapan dalam tabung. Hal tersebut terjadi karena pada saat penutupan
mulut tabung masih ada sedikit celah yang mengakibatkan udara dapat
masuk ke dalam tabung.
4. Tabung IV
Pada tabung keempat, tidak diberi perlakuan yaitu tidak
dipanaskan dan tidak ditutup. Pada hari pertama air kaldu masih
normal / tetap. Namun pada hari kedua, ketiga, keempat, dan kelima
terjadi perubahan. Hari kedua terjadi perubahan warna. Kemudian hari
ketiga, warna air kaldu masih sama dengan hari kedua,pada air kaldu
dalam tabung terdapat endapan. Hari keempat bau air kaldu mulai
tercium, warna air kaldu meningkat, dan terdapat endapan.
Selanjutnya, hari hari kelima bau semakin tercium, warna air kaldu
semakin meningkat, terdapat sedikit busa, dan endapan bertambah. Hal
ini terjadi karena air kaldu dalam tabung tidak diberi perlakuan
apapun,seperti tidak ditutup yang udara dapat terkontaminasi bebas
dengan air kaldu yang terdapat dalam tabung, yang dapat
mengakibatkan mikroorganisme muncul dan berkembang biak di
dalam tabung.
Dari pengamatan yang dilakukan, tidak jauh berbeda dengan
percobaan Lazzarro Spallanzani, dimana beliau melakukan percobaan
dengan duah buah labu yang berisi air kaldu nutrient yang dipanaskan.
Labu pertama diisi dengan air kaldu yang dipanaskan hingga suhu
mencapai 150C dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air kaldu
kemudian dipanaskan dan disumbat. Sesudah itu, kedua labu
didinginkan dan didiamkan selama 1 minggu. Hasil percobaannya
adalah pada labu pertama air kaldu keruh dan pada labu kedua air
kaldu jernih, tidak berbau dan tidak mengandung mikroorganisme.
Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah
beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau. Hal itu sperti halnya
dengan percobaan yang telah dilakukan dimana pada percobaan
tersenut, 4 tabung yang masing – masing diberi perlakuan berbeda
hasil akhir yang dipeoleh yaitu tabung yang dibiarkan terbuka warnya
menjadi keruh dan berbau, sedangkan tabung yang tertutup warnyanya
bening. Dari hasil percobaan tersebut, terbukti bahwa mikroorganisme
berasla dari udara bebas dan mikroorganisme yang sudah ada.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Perubahan warna pada air kaldu menjadi keruh disebabkan karena
adanya mikroba atau mikroorganisme. Mikroorganisme pada air kaldu
berasal dari mikroorganisme yang telah ada sebelumnya dan
mikroorganisme yang ada pada udara bebas. Dari percobaan yang
dilakukan maka percobaan Lazzarro Spallanzani terbukti
kebenarannya yaitu dari percobaannya ia membuktikan bahwa
makhluk hidup bukan berasal dari benda mati melainkan makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
B. Saran
Adapun saran saya utnuk laboratorium, asisten dan rekan
kerja,yaitu :
a. Untuk laboratorium
Sebaiknya alat – alat yang disediakan laboratorium diperhatikan,
sehingga praktikan tidak menggunkan alat yang kurang baik.
b. Untuk asisten
Sebaiknya asisten mendampingi kelompok yang kurang memahami
percobaan yang dilakukan.
c. Untuk rekan kerja
Diharapkan agar rekan kerja dapat meningkatkan kerjasama dan
ketelitian dalam melakukan suatu percobaan.

LAMPIRAN
Jawaban dari pertanyaan :

1. Penyebab terjadinya perubahan air kaldu yaitu karena tabung


reaksi tersebut terbuka sehingga kaldu terkontaminasi mikroba dari udara
ke dalam air kaldu yang mengakibatkan ada yang bau busuk yang
membuat adanya makhluk hidup.
2. Makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldu
adalah berasal dari pembusukan akibat kontaminasi udara.
3. Perubahan yang terjadi pada tabung I, II, III yaitu “
a. Tabung I, tidak dipanaskan dan tidak ditutup sehingga mengandung
mikroba karena berkontaminasi dengan udara.
b. Tabung II, tidak dipanaskan tetapi ditutup namun masih ada
aktivitas mikroba,
c. Tabung II, dipanaskan dan tidak ditutup ada mikroba dari
lingkungan yang memengaruhi.
4. Tabung yang tidak mengalami perubahan warna adalah tabung IV
yang dipanaskan dan ditutup, karena pemanasan yang diberikan sehingga
mikroba mati dan tabung itu ditutup sehinggga tidak bias terkontaminasi
dengan lingkungan.
5. Pada kaldu yang tidak dipanaskan atau ditutp pada tabung I,
kemungknan terdapat makhluk hidup baru karena adanya kontaminasi dari
udara.
6. Percobaan yang dilakukan sangat jelas dapat menyangkal/
menentang pendapat teori Generatio Spontae karena bertolak belakang
dengan teorinya yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
benda mati secara spontan dapat muncul akibat adanya gaya hidup.

DAFTAR PUSTAKA

Gharenk. 2013. Teori Asal Usul Kehidupan.http://teori-asal-usul-kehidupan-


gharenk’10blog.html Diakses pada tanggal 1 Desember 2013. Makassar.

Saktiyono. 2004. Sains Biologi. Jakarta : Penerbit Erlangga

Tim Penyusun. 2013. Biologi Dasar. Makassar : Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai