Laporan Lengkap Percobaan Lazzarro Spallanzani
Laporan Lengkap Percobaan Lazzarro Spallanzani
NIM : 1313040011
Jurusan : Kimia
Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab
Faisal, S.Pd, M. Pd
NIP. 19840619200801 1 003
` BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penemuan Leuwenhoek melalui mikroskop buatannya tentang
hewan – hewan yang sangat kecil menjadi perebatan dari mana asal
kehidupan tersebut. Ada 2 pendapat yang muncul, pertama mengatakan
makhluk hidup ada karena proses pembusukan tanaman atau hewan,
melalui proses fermentasi. Pendapat ini mendukung teori yang
mengatakan makhluk hidup berasal dari benda mati melalui proses
abiogenesis (Gharenk, 2013).
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan ?” , telah dicoba dijawab
engan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan
Spallanzani yang meragukan kebenaran teori Abiogenesis dari Aristoteles.
Jadi, menurut paham generatio spontae, semua kehidupan berasal dari
benda taka hidup secara spontan, seperti ikan dan katak berasal dari
lumpur, cacing berasal dari tanah, belatung berasal dari daging yang
membusuk, tikus berasal dari sekam dan kain kotor (Tim Penyusun, 2013).
Pendapat lain mengatakan bahwa makhluk hidup tadi berasal dari
makhluk hidup sebelumnya seperti halnya organism tingkat tinggi.
Pendapat ini disebut biogenensis, mikrobiologi tidak berkembang sampai
perdebatan tersebut terselesaikan dengan buktinya kebenaran teori
biogenesis.
Lazzarro Spallanzani (1792 – 1799), Teodor Schwan (1810 – 1822)
telah membuktikan kesalahan percobaan tersebut karena bila
pemanasannya dilakukan cukup lama dan sumbatnya dipanaskan juga
ternyata tidak terjadi pertemuan mikroba (Saktiyono,2004)
Menurut Gharenk,2013 bahwa salah satu pendukung teori
biogensis adalah Lazzarro Spallanzani yang merupakan ahli dari Italia
melalui eksperimennya menggunakan air kaldu yang membuktikan jasad
renik (mikroorganisme) yang mencemari kaldu. Beberapa teori tentang
asal – usul kehidupan, sebagai berikut :
1. Teori Abiogenesis
Menurut penganut paham abiogenesis. Makhluk hidup terjadi
secara spontan atau disebut paham generato spontae. Contoh paham
generatio spntae :
a. Ikan dan katak berasal dari lumpur.
b. Cacing berasal dari tanah.
c. Belatung berasal dari daging yang membusuk.
d. Tikus berasal dari sekam dan kain kotor.
2. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup (omne vivum ex vivo, omne ovum ex vivo).
Pendukung teor biogenensis adalah :
a. Fransisco Redi (1626 – 1697)
Fransisco Redi melakukan percobaan dengan menggunakan 3
tabung yang diisi dengan sekerat daging, percobaannya sebagai
berikut :
Tabung I : diisi sekerat daging, lalu ditutup.
Tabung II : diisi sekerat daging dan ditutp dengan kain
kasa.
Tabung III : diisi sekerat daging dan dibiarkan terbuka.
Hasil percobaan beberapa hari kemudian pada ketiga tabung
yang diisi dengan sekerat daging, yaitu :
Pada tabung I : tidak terdapat seekorpun belatung dalam
daging.
Pada tabung II : ditemukan beberapa ekor belatung.
Pada tabung III : daging pada tabung ini membusuk dan
didalamnnya banyak terdapat belatung.
b. Lazzarro Spallanzani
Lazzarro Spallanzani melakukan percobaan yang ada pada
prinsipnya sama dengan percobaan Fransisco Redi. Tetapi langkah
percobaan Lazzarro Spallanzani lebih sempurna. Adapun
percobaan yang dilakukan Lazzarro Spallanzani adalah sebagai
berikut :
Labu I :diisi 70 cc air kaldu, kemudian dipanaskan 150C
selema beberapa hari dan dibiarkan terbuka.
Labu II :diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat – rapat dengan
dengan sumbat gabus. Selanjutnya kedua labu itu
dipanaskan dan kemudian didinginkan. Setelah
dingin keduanya diletakkan di tempat terbuka yang
bebas dari gangguan orang dan hewan. Setelah kira
– kira 1 minggu, diadakan pengamatan terhadap
keadaan kaldu pada kedua labu tersebut.
c. Loius Pasteur
Louis Pasteur menjawab keraguannya terhadap paham
Abiogenesis. Pasteur melaksanakan pecobaan untuk
menyempurnakan percobaan Spallanzani. Dalam percobaannya,
Pasteur menggunakan bahan air kaldu dengan alat labu, langkah –
langkah percobaan Louis Pasteur sebagai berikut :
Langkah I : Labu diisi 70 cc air kaldu, kemudian ditutup
rapat – rapat dengan gabus dengan mulut labu
paraffin cair, setelag itu pada gabus tersebut
dipasang pipa kaca berbentuk leher angsa ini
bertujuan membuktika bahwa mikroorganisme
tepat di udara.
Tabel Pengamatan :
II - - - - - + - - - - - - - + - -
III - - - - - + - + - - - - - + - +
IV - + - - + ++ - + - - - + + ++ - +
V - + - - + ++ + + - - - + + ++ + +
+ + + + + +
Keterangan :
B. Pembahasan
1. Tabung I
Pada tabung I diberi perlakuan yaitu air kaldu dimasukkan ke
dalam tabung reaksi lalu disumbat dengan gabus,kemudian ditetesi
lilin cair sela antara mulut tabung dengan sumbat gabus. Pada hari
pertama ,kedua,dan ketiga tidak ada perubahan yang terjadi ,tetapi
pada hari keempat dan kelima pada tabung terlihat sedikit endapan,hal
ini disebabkan karena mungkin pada saat penutupan mulut tabung
dengan sumbat masih ada sedikit celah yang memungkinkan udara
masuk ke dalam tabung yang berisi air kaldu yang mengakibatkan
adanya timbulnya endapan dalam tabung. Hal ini memperlihatkan
bahwa pada tabung I ini tidak sesuai dengan percobaan yang dilakukan
oleh Lazzarro Spallanzani.
2. Tabung II
Pada tabung II, air kaldu dipanaskan sampai mendidih diatas api
lampu spritus sampai air kaldu dalam tabung mendidih dan tidak
ditutup. Pengamatan pada hari pertama dengan hari kedua, ketiga,
keempat, dan kelima mengalami perubahan atau terjadi perubahan.
Dimana pada hari pertama warna kaldu berbeda dengan hari
kedua,pada hari kedua warna kaldu berubah,pada hari ketiga warna
kaldu tetap seperti pada hari kedua dan terdapat endapan dalam tabung.
Kemudian pada hari keempat, bau air kaldu dalam tabung mulai
tercium, warna air kaldu mengalami peningkatan perubahan, dan
endapan yang terdapat pada hari ketiga juga terdapat pada hari
keempat. Selanjutnya, pengamatan pada hari kelima dimana bau air
kaldu meningkat, warna air kaldu semakin meningkat, terdapat busa
pada air kaldu ,dan endapan juga meningkat. Perubahan dari hari ke
hari terjadi karena air kaldu yang telah dipanaskan itu tidak ditutup
sehingga air kaldu tersebut terkontaminasi bebas dengan udara,yang
banyak mengandung mikroba, sehingga mikroba tersebut berkembang
biak sehingga mengakibatkan air kaldu menjadi keruh dan berbau.
3. Tabung III
Pada tabung III, air kaldunya didihkan sampai mendidih dan
ditutup dengan gabus ,kemudian pada mulut tabung dan penutupnya
ditetesi lilin cair. Pengamatan yang dilakukan pada hari pertama,
kedua, dan ketiga yaitu tidak ada perubahan yang terjadi pada air kaldu
yang terdapat dalam tabung. Namun pada hari keempat dan kelima,
pada air kaldu terlihat sedikit endapan. Hal ini berbeda dengan
percobaan yang dilakukan oleh Lazzarro Spallanzani, dimana
percobaan Spallanzani air kaldu dalam tabung yang didihkan dan
ditutup akan mengalami perubahan warna, tetapi berdasarkan hasil
pengamatan tidak terjadi perubahan warna, yang terjadi adalah adanya
endapan dalam tabung. Hal tersebut terjadi karena pada saat penutupan
mulut tabung masih ada sedikit celah yang mengakibatkan udara dapat
masuk ke dalam tabung.
4. Tabung IV
Pada tabung keempat, tidak diberi perlakuan yaitu tidak
dipanaskan dan tidak ditutup. Pada hari pertama air kaldu masih
normal / tetap. Namun pada hari kedua, ketiga, keempat, dan kelima
terjadi perubahan. Hari kedua terjadi perubahan warna. Kemudian hari
ketiga, warna air kaldu masih sama dengan hari kedua,pada air kaldu
dalam tabung terdapat endapan. Hari keempat bau air kaldu mulai
tercium, warna air kaldu meningkat, dan terdapat endapan.
Selanjutnya, hari hari kelima bau semakin tercium, warna air kaldu
semakin meningkat, terdapat sedikit busa, dan endapan bertambah. Hal
ini terjadi karena air kaldu dalam tabung tidak diberi perlakuan
apapun,seperti tidak ditutup yang udara dapat terkontaminasi bebas
dengan air kaldu yang terdapat dalam tabung, yang dapat
mengakibatkan mikroorganisme muncul dan berkembang biak di
dalam tabung.
Dari pengamatan yang dilakukan, tidak jauh berbeda dengan
percobaan Lazzarro Spallanzani, dimana beliau melakukan percobaan
dengan duah buah labu yang berisi air kaldu nutrient yang dipanaskan.
Labu pertama diisi dengan air kaldu yang dipanaskan hingga suhu
mencapai 150C dan dibiarkan terbuka. Labu kedua diisi air kaldu
kemudian dipanaskan dan disumbat. Sesudah itu, kedua labu
didinginkan dan didiamkan selama 1 minggu. Hasil percobaannya
adalah pada labu pertama air kaldu keruh dan pada labu kedua air
kaldu jernih, tidak berbau dan tidak mengandung mikroorganisme.
Tetapi, jika selanjutnya labu kedua dibiarkan terbuka maka setelah
beberapa hari air kaldu menjadi keruh dan berbau. Hal itu sperti halnya
dengan percobaan yang telah dilakukan dimana pada percobaan
tersenut, 4 tabung yang masing – masing diberi perlakuan berbeda
hasil akhir yang dipeoleh yaitu tabung yang dibiarkan terbuka warnya
menjadi keruh dan berbau, sedangkan tabung yang tertutup warnyanya
bening. Dari hasil percobaan tersebut, terbukti bahwa mikroorganisme
berasla dari udara bebas dan mikroorganisme yang sudah ada.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Perubahan warna pada air kaldu menjadi keruh disebabkan karena
adanya mikroba atau mikroorganisme. Mikroorganisme pada air kaldu
berasal dari mikroorganisme yang telah ada sebelumnya dan
mikroorganisme yang ada pada udara bebas. Dari percobaan yang
dilakukan maka percobaan Lazzarro Spallanzani terbukti
kebenarannya yaitu dari percobaannya ia membuktikan bahwa
makhluk hidup bukan berasal dari benda mati melainkan makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
B. Saran
Adapun saran saya utnuk laboratorium, asisten dan rekan
kerja,yaitu :
a. Untuk laboratorium
Sebaiknya alat – alat yang disediakan laboratorium diperhatikan,
sehingga praktikan tidak menggunkan alat yang kurang baik.
b. Untuk asisten
Sebaiknya asisten mendampingi kelompok yang kurang memahami
percobaan yang dilakukan.
c. Untuk rekan kerja
Diharapkan agar rekan kerja dapat meningkatkan kerjasama dan
ketelitian dalam melakukan suatu percobaan.
LAMPIRAN
Jawaban dari pertanyaan :
DAFTAR PUSTAKA