Di SUSUN OLEH:
JURUSAN AKUNTASI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
TAHUN 2016/2017
Auditor harus merencanakan pekerjaan secara memadai dan jika digunakan asisten harus
disupervisi dengan semestinya.
Ada tiga alasan utama mengapa auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat:
untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat yang mencukupi pada situasi
yang dihadapi, untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar, dan untuk menghindarkan
kesalahpahaman dengan klien.
Risiko audit yang dapat diterima (acceptable audit risk) adalah ukuran seberapa besar
auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah
audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan.
Risiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji
yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan pengendalian
internal.
Perencanaan audit awal (initial audit planning) melibatkan empat hal yang semuanya harus
dilakukan lebih dulu dalam audit.
1. Auditor memutuskan apakah akan menerima klien baru atau terus melayani klien
yang ada sekarang. Penentuan ini biasanya dilakukan oleh auditor yang
berpengalaman yang berwenang mengambil keputusan penting. Auditor ingin
membuat keputusan ini lebih awal, sebelum mengeluarkan biaya yang cukup besar
yang tidak bisa ditutup kembali.
2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit.
Informasi ini akan mempengaruhi bagian dari proses perencanaan selanjutnya.
3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat
penugasan yang ditetapkan klien.
4. Auditor harus mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, termasuk staf
penugasan dan setiap spesialis audit yang diperlukan.
Investigasi atas Klien Baru Sebelum menerima klien baru, kebanyakan kantor akuntansi
publik akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. Kantor itu
melakukannya dengan memeriksa, sejauh memungkinkan, prospektif klien ini dalam
komunitas bisnis, stabilitas keuangannya, dan hubungannya dengan kantor akuntan publik
sebeleumnya.
Klien yang Berlanjut Setiap tahun banyak kantor akuntan publik mengevaluasi klien-klien
yang ada saat ini guna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Konflik
yang terjadi sebelumnya menyangkut ruang lingkup audit yang tepat, jenis pendapat yang
akan diberikan, jumlah fee, atau hal-hal lain dapat menyebabkan auditor menghentikan kerja
samanya.
Mengevaluasi Kebutuhan akan Spesialis dari Luar Auditor harus memiliki pemahaman
yang memadai atas bisnis klien untuk mengetahui apakah spesialis memang diperlukan,
auditor perlu mengevaluasi kualifikasi profesional spesialis itu dan memahami tujuan serta
ruang lingkup pekerjaannya. Auditor juga harus mempertimbangkan hubungan spesialis
tersebut dengan klien, termasuk situasi yang mungkin mengganggu objektivitasnya.
Auditor harus memperoleh pemahaman yang memadai tentang entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material pada laporan
keuangan baik karena kekeliruan maupun kecurangan, dan untuk merancang sifat, penetapan
waktu, serta luas prosedur audit selanjutnya.
Dalam tahun-tahun terakhir ini, beberapa faktor telah meningkatkan arti penting dari
pemahaman atas bisnis dan industri klien:
Tiga alasan utama untuk mendapatkan pemahaman yang baik tentang industri klien dan
lingkungan eksternal adalah:
1. Risiko yang berkaitan dengan idnsutri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor
atas risiko bisnis klien dan risiko audit yang dapat diterima---dan bahkan dapat
mempengaruhi auditor dalam menerima penugasan pada industri yang lebih berisiko,
seperti industri simpan-pinjam dan asuransi kesehatan.
2. Risiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam industri tertentu.
Familiaritas dengan risiko-risiko tersebut akan membantu auditor dalam menilai
relevansinya bagi klien bersangkutan.
3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami
auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Strategi adalah pendekatan yang diikuti oleh entitas untuk mencapai tujuan organisasi.
Auditor, harus memahami tujuan klien yang berkiaitan dengan:
Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman strategis atas bisnis
dan industri lien untuk menilai resiko bisnis klien (client business risk), yaitu resiko bahwa
klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. Resiko bisnis klien dapat timbul dari banyak
faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannya, seperti teknologi baru yang mengikis
keunggulan kompetitif klien , atau klien gagal melaksanakan strategi sebaik pesaing.
Perhaitian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
yang disebebkan oleh risiko bisnis klien.
Auditor melaksanakan prosedur analitis pendahuluan untuk memahami dengan lebih baik
bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien. Salah satu prosedur tersebut
membandingkan rasio klien dengan benchmark industri atau pesaing untuk mendedikasikan
kinerja perusahaan. Pengujian pendahuluan seperti itu dapat mengungakapkan perubahan
yang tidak biasa dalamrasio yang dibandingkan dengan tahun sebelumnya, atau dengan rata-
rata industri, sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan
risiko salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama audit.
Tujuan utama dari perencanaan audit adalah memahami bisnis dan industri klien yang akan
digunakan untuk menilai risiko audit yang dapat diterma,risiko bisnis klien, dan risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan.
Ada empat bagian tambahan dari perencanaan audit yang dibahas dalam bab-bab
berikutnya.bagian-bagian tersebut adalah:
Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko
inheren (Bab 9)
Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengndalian (Bab 10)
Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan (Bab 11)
Mengembangkan rencana audit dan program audit secara keseluruhan (Bab 13)
PROSEDUR ANALITIS
Penekunan pada prosedur analitis dalam defenisi SAS 56 tertuju pada ekspektasi yang
dikembangkan oleh auditor.
Prosedur analitis dapat dilaksanakan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan:
1. Proseduranalitis diwajibkan dalamtahap perencanaan untuk membantu menentukan
sifat, luas dan penetapan waktu prosedur audit.
2. Prosedur analitis sering kali dilakukan selama tahap pengujian audit sebagai
pengujian substansif untuk mendukung saldo akun.
3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelidikan audit.
Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang
mengembangkanekspektasi tentang berapa saldo akun atau rasio yang harus dicatat, tanpa
memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan.
1. Data industri
2. Data periode sebelum yang serupa
3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien
4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor
5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data non keuangan
Berbagai prosedur analitis akan memungkinkan auditor untuk membandingkan data klien
dengan data serupa dari satu lebih periode sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa contoh
yang umum :
Membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun seblumnya, salah satu cara
termudah untuk melaksanakan pengujian ini adalah mencantumkan hasil neraca saldo tahun
lalu yang telah disesuaikan kedalam kolom terpisah dari spreadsgeet nera saldo tahun
berjalan.
Membandingkan rincian total saldo tahun berjalan dengan rincian yang serupa
untuk tahun sebelumnya, jika operasi klien pada tahun berjalan tidak terlalu banyak
berubah, sebagian besar rincian yang membentuk total laporan keuangan juga harus tetap
tidak berubah.
Menghitung rasio dan hubungan tahun berjalan untuk dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
Jika sebuah perusahaan tidak memiliki kas dan item yang mirip dengan kas yang
mencukupi untuk memenuhi kewajibannya,kunci bagi kemampuan membayar uatngnya
adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengkonvensi aktiva lancar yang kurang
likuid menjadi kas.
4. Rasio Profitabitas
Laba per saham = laba bersih . 3.934 = 0,79
Rata2 saham biasa yang 5.000
Beredar
Persentase laba kotor memperlihatkan bagian penjualan yang tersedia untuk menutupi
semua beban dan laba setelah dikurangi biaya produk. Marjin laba serupa dengan marjin laba
kotor tetapi setelah dikunrangi dengan harga pokok penjualan dan beban operasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arens., Elder., Beasley., Auditing and Assurance Services, 12th Edition, Prentice Hall, 2008.