Anda di halaman 1dari 4

3.

PENGAUDITAN BEBAN DIBAYAR DI MUKA

Beban dibayar di muka, tagihan di muka, dan aset tak berwujud adalah aset yang
umurnya bervariasi dari hitungan bulan sampai bertahun-tahun.

3.1 Gambaran Umum Asuransi Dibayar Di Muka

Akun yang biasanya digunakan untuk asuransi dibayar di muka dan hubungan antara
asuransi dibayar di muka dan siklus akuisisi dan pembayaran dengan mendebet akun asuransi
dibayar di muka.

3.2 Pengendalian Internal

Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di muka dan biaya asuransi dapat dibagi
menjadi tiga kategori: pengendalian akuisisi dan pencatatan asuransi, pengendalian register
asuransi, dan pengendalian pencatatan beban asuransi.

3.3 Pengujian Audit

Melalui audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor harus selalu
berpikir bahwa jumlah dalam beban asuransi adalah nilai sisa (residual). Residual ini berasal
dari saldo awal pada asuransi dibayar di muka, pembayara premi selama tahun tersebut dan
saldo akhirnya.

Auditor biasanya melakukan prosedur analitis ini untuk asuransi dibayar di muka dan biaya
asuransi:

 Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi dengan tahun-
tahun sebelumnya.
 Membandingkan rasio asuransi dibayar di muka ke beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun-tahun sebelumnya.
 Membandingkan masing-masing cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujia pengurangan
kebijakan tertentu atau perusahaan cakupan asuransi.
 Membandingkan perhitungan saldo asuransi dibayar di muka untuk tahun berjalan
berdasarkan masing-masing polis dengan tahun sebelumnya sebagai pengujian atas
kesalahan perhitungan.
 Review kewajaran cakupan asuransi pada skedul asuransi dibayar di muka bersama
pegawai klien atau pegawai asuransi.

Polis Asuransi dalam Daftar Asuransi Dibayar di Muka Benar-benar Ada dan Semua
Polis yang Berlaku Tercantum dalam Daftar (Keberadaan dan Kelengkapan)

Pengujian atas keberadaan dan penghapusan polis asuransi dari skedul klien dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:

1. Menguji sampel faktur asuransi dan polis sebagai perbandingan dengan skedul.

2. Melakukan konfirmasi atas informasi asuransi dari agen asuransi perusahaan.


Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi yang Tercantum dalam Daftar Asuransi
Dibayar di Muka (Hak)

Pihak yang akan menerima keuntungan bila klaim asuransi diajukan dinyatakan sebagai
pihak yang memiliki hak.

Jumlah yang Dibayar di Muka dalam Daftar adalah Akurat dan Totalnya telah
Dijumlah dengan Benar dan Cocok dengan Buku Besar (Ketlitian dan Kecocokan
Saldo)

Pengujian audit untuk melakukan verifikasi terhadap akurasi asuransi dibayar di muka juga
meliputi verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode asuransi, dan alokasi premi atas
asuransi yang belum jatuh tempo.

Beban Asuransi yang Berkaitan dengan Asuransi Dibayar di Muka telah Digolongkan
dengan Benar (Penggolongan)

Klasifikasi pendebetan yang benar atas akun beban asuransi yang berbeda perlu ditelaah
sebagai pengujian laporan laba/rugi.

Transaksi Asuransi Dicatat pada Periode yang Tepat (Pisah Batas)

Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan masalah penting karena jumlah polis tidak
banyak dan jumlahnya tidak material.

4. PENGAUDITAN BEBAN-BEBAN TERUTANG

Kategori ketiga dalam siklus akuisisi dari pembayaran adalah utang akrual, yaitu
estimasi kewajiban yang belum dibayarkan atas jasa atau keuntungan yang telah diterima
sebelum tanggal neraca. Banyak utang akrual merupakan utang masa depan untuk jasa yang
belum dibayarkan, tetapi sebenarnya belum berutang pada tanggal neraca. Utang sejenis
lainnya adalah :

1. Utang Gaji

2. Utang Pajak penghasilan karyawan

3. Utang Bonus Pimpinan

4. Utang Komisi

5. Utang Honorarium Profesional

6. Utang Sewa

7. Utang Bunga
4.1 Pengauditan Pajak Kekayaan Terutang

Sumber pendebetan adalah jurnal pengeluaran kas, maka pembayaran pajak properti
sudah diuji melalui pengujian transaksi siklus akuisisi dan pembayaran.

Dua hal di bawah ini merupakan hal penting, yaitu:

 Pajak kekayaan terutang tercantum dalam daftra beban – beban terutang. Tidak
mencantumkan pajak kekayaan yang terutang akan menyebabkan utang pajak
kekayaan menjadi kurang saji (kelengkapan). Kesalahan penyajian material bisa
terjadi, apabila pajak kekayaan tidak dibayar sebelum tanggal neraca dan tidak
dimasukkan keutang pajak(tidak disesuaikan)

 Pajak kekayaan akrual dicatat secara akurat. Auditor perlu memperhatikan konsistensi
perlakuan akrual dari tahun ke tahun (akurasi).

Auditor dapat memeriksa pajak kekayaan terutang dengan melakukan rekalkulasi bagian dari
total pajak yang berlaku untuk tahun ini untuk setiap unit kekayaan.

5. PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN BEBAN

Untuk menentukan apakah akun pendapatan dan beban dalam laporan keuangan
sudah disajikan dengan wajar sesuai GAAP, Auditor harus mengecek apakah masing-masing
dari total pendapatan dan beban sudah dimasukkan dalam laporan laba/rugi dan laba bersih
tanpa salah saji material. Dua konsep berikut dalam audit akun pendapatan dan beban
merupakan hal penting dalam mempertimbangkan tujuan laporan laba/rugi:

a. Kesesuaian antara periode pendapatan dan beban diperlukan untuk menentukan hasil
yang benar.
b. Penerapan prinsip akuntansi yang konsisten dalam beberapa periode penting untuk
perbandingan.

PENDEKATAN UNTUK PENGAUDITAN AKUN-AKUN PENDAPATAN DAN


BEBAN

Audit akun pendapatan dan beban langsung terkait dengan neraca dan bukan bagian terpisah
dari proses audit. Audit akun pendapatan dan beban berkaitan dengan audit pada bagian lain.
Bagian dari audit yang langsung memengaruhi akun-akun ini adalah:

• Prosedur Analitis.

• Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi.

• Pengujian perincian saldo.

PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis harus dipandang sebagai bagian dari pengujian kewajaran penyajian,
baik untuk akun,akun neraca maupun akun-akun laba rugi.

PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF GOLONGAN


TRANSAKSI

Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi berdampak


simultan terhadap verifikasi akun neraca dan laporan laba/rugi.

PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN – ANALISIS BEBAN

Analisis akun beban adalah pemeriksaan yang dilakukan auditor atas dokumen-dokumen
pendukung transaksi individual dan jumlah yang membentuk rincian dari total suatu akun
beban. Dokumen-dokumen sama jenisnya dengan yang telah diuraikan dan digunakan untuk
pengujian transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi pembelian, termasuk misalnya
faktur, laporan penerimaan barang, order pembelian dan kontrak-kontrak pembelian.

6. PENGUJIAN RINCI SALDO AKUN-PENGALOKASIAN

Sejumlah saldo akun merupakan akibat dari pengalokasian data akuntansi dan bukan
merupakan transaksi tersendiri. Beban seperti itu misalnya depresiasi, dan amortisasi
copyright. Pengalokasian overhead pabrik menjadi persediaan dan harga pokok penjualan
adalah contoh tipe lain pengalokasian yang mempengaruhi beban.
Pengalokasian penting karena hal tersebut mempengaruhi apakah suatu pengeluaran
merupakan aset atau beban periode ini. Apabila klien gagal mengikuti standar akuntansi
keuangan atau gagal menghitung kesalahan penyajian material. Pengalokasian beban seperti
depresiasi aset tetap dan amortisasi copyright diperlukan karena aset memiliki masa manfaat
lebih dari setahun. Biaya perolehan asli dari suatu aset diverifikasi pada saat pembelian,
tetapi penyusutan terjadi selama bertahun-tahun.
Tipe lain pengalokasian yang langsung mempengaruhi laporan keuangan timbul
karena aset berumur pendek masih belum terpakai seluruhnya pada tanggal neraca. Dalam
pengauditan pengalokasian pengeluaran seperti misalnya asuransi dibayar dimuka dan
overhead pabrik, dua pertimbangan penting yang harus diperhatikan auditor adalah ketaatan
pada standar akuntansi keuangan dan dan konsistensi dengan periode sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai