Anda di halaman 1dari 17

Cumi-cumi

Mastigoteuthis flammea

Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Moluska

Kelas: Cephalopoda

Subkelas: Coleoidea

Superordo: Decapodiformes

Ordo: Teuthida
A. Naef, 1916b

Subordo

†Plesioteuthididae (incertae sedis)


Myopsina
Oegopsina

Cumi-cumi adalah kelompok hewan cephalopoda besar atau jenis moluska yang hidup di
laut.[1] Nama itu ''Cephalopoda''dalam bahasa Yunani berarti "kaki kepala", hal ini karena kakinya
yang terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala.[2] Seperti semua cephalopoda,
cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda. Akson besar cumi-cumi ini memiliki
diameter 1 mm. Cumi-cumi banyak digunakan sebagai makanan.[butuh rujukan]

Moluska bermanfaat
Hasil laut ("seafood")

Abalon

Remis

Kerang

Periwinkel

Kupang

Tiram

Simping

Cumi-cumi

Gurita

Sotong

Industri perikanan

Budi daya perairan

Kotak ini:
 lihat

 bicara

 sunting

Cumi-cumi adalah salah satu hewan dalam golongan invertebrata (tidak bertulang belakang).[3]

Salah satu jenis cumi-cumi laut dalam, ''Heteroteuthis'', adalah yang memiliki kemampuan
memancarkan cahaya.[4] Organ yang mengeluarkan cahaya itu terletak pada ujung suatu juluran
panjang yang menonjol di depan.[4] Hal ini dikarenakan peristiwa luminasi yang terjadi pada
cumi-cumi jenis ini.[4] Heteroteuthis menyemprotkan sejumlah besar cairan bercahaya apabila
dirinya merasa terganggu, proses ini sama seperti pada halnya cumi-cumi biasa yang
menyemprotkan tinta.[4]

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Aneka Jenis Cumi-cumi


 2Anatomi
 3Makanan
 4Cumi-cumi sebagai Komoditas Komersial
 5Referensi
 6Pranala luar

Aneka Jenis Cumi-cumi[sunting | sunting sumber]


Pada umumnya cumi-cumi biasa berukuran sekitar 5,1 cm, namun ada jenis cumi-
cumi Architeuthis princeps atau cumi-cumi raksasa berukuran hingga lebih dari 15 m.[2] Cumi-
cumi raksasa ini sering ditemukan terdampar di sepanjang pantai Newfoundland.[2]

Sedangkan cumi-cumi yang biasa dikonsumsi oleh manusia adalah jenis Loligo Pealei"" dan
tersebar di perairan Laut Tengah, Asia Timur, serta sepanjang pantai timur Amerika Utara.[2] Ada
yang hidup di dekat dengan permukaan air, ada pula yang hidup di tempat yang dalam sekali
atau palung laut.[1]

Ada pula jenis cumi-cumi terbang, Ommastrephes bartrami, yang dapat dibandingkan dengan
ikan terbang.[2] Hewan ini sering melompat keluar dari air, terutama dalam cuaca buruk, dan
kadang - kadang terdampar di atas dek kapal nelayan.[2]

Cumi-cumi jenis kecil tidak mengganggu manusia, namun jenis yang besar dapat menjadi
ancaman yang berbahaya untuk manusia ketika menyelam.[1]

Total jenis cumi-cumi yang tersebar di seluruh bagian dunia, terdapat sekitar 300 spesies cumi-
cumi yang berbeda.[5]
Anatomi[sunting | sunting sumber]
Semua cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan
10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap.[1] Tangan-tangan ini berguna untuk
menjerat mangsanya kemudian disobek menggunakan rahangnya yang kuat, mirip dengan
paruh binatang.[1] Cumi-cumi menghisap air melalui rongga pusat tubuhnya, rongga mantel, dan
memaksanya keluar melalui suatu pembuluh yang lentur yang disebut
dengan sifon.[2] Sifon terletak tepat di belakang tangan.[2] Oleh karena pancaran air yang
mendorong cumi-cumi berenang mundur.[2]

Sirip cumi-cumi merupakan 2 perluasan mantel seperti cuping yang digunakan sebagai kemudi
pergerakannya.[2]

Matanya tidak memiliki kelopak mata, namun tampak seperti mata manusia.[2]

Cumi-cumi mempunyai tiga jantung dan berdarah biru.[6] Dua dari jantung mereka berlokasi
dekat dengan masing-masing insangnya dan karena hal itu mereka dapat memompa oksigen ke
bagian tubuh yang beristirahat dengan mudah.[6] Cumi-cumi memiliki pokok sistem pernapasan
senyawa tembaga, berbeda dengan manusia dimana manusia mempunyai pokok sistem
pernapasan senyawa besi, yang berakibat jika terlalu tertutup pada permukaan di mana terdapat
air panas, cumi-cumi dapat mati dengan mudah karena lemas.[6]

Banyak cumi-cumi yang dapat mengubah warna tubuhnya dari coklat menjadi ungu, merah, atau
kuning sebagai kamuflase agar terhindar dari ancaman pemangsanya.[1]

Cumi-cumi dan sotong termasuk anggotakelas Chepalopoda (Y. chepale = kepala pous = kaki) yang
merupakan kelompok dengan tingkat perkembangan evolusi tertinggi diantara filum Mollusca.

Tubuh lunak cumi-cumi, memiliki cangkang dalam, simetris bilateral, sebuah kaki yang terbagi menjadi
lengan-lengan yang dilengkapi mangkuk penghisap dan sistem syaraf cumi-cumi yang berkembang
baik terpust di kepala.

Pandangan mata cumi-cumi sangat bagus, dapat berenang dengan cepat, menunjukkan emosi,
memiliki kromatofora sehingga mampu merubah warna dengan cepat untuk berkamuflase.

Mantel cumi-cumi yang menyelimuti sekeliling tubuh, membentuk kerah yang agak longgar pada bagian
leher.

Sebuah sifon yang menyedot air lewat insang terletak di bawah mantel dan digunakan unutk
menyemprotkan air saat bergerak cepat. cumi-cumi memiliki paruh yang tajam seperti burung kakak
tua.

Mangsa cumi-cumi ditangkap dengan lengan yang memiliki alat penghisap. Aktif di dasar perairan di
malam hari. Makanan berupa ikan kecil, kepiting kecil, udang dan Mollusca lainnya. Cumi-cumi dan
sotong mampu mengeluarkan cairan tinta hitam untuk untuk mengelabui pemangsa. Jenis cumi-cumi
raksasa hidup di laut dalam dn dapat mencapai ukuran 18 meter.
ANATOMI CUMI-CUMI DAN SOTONG

Struktur organ dalam cumi-cumi tergolong sederhana. Organ dalam cumi-cumi terdapat pada rongga
yang dikelilingi mantel. Di bawah sifon cumi-cumi terdapat kantong tinta, rectum, panis/ gonad, dan
sepasang insang. Massa visceral cumi-cumi dan vena cava posterior mengisi sebagian besar rongga
mantel.

Cumi-cumi merupakan kelompok hewan yang cephalopoda besar, atau jenis moluska yang hidup di
laut. Nama itu “Cephalopoda” dalam bahasa Yunani berarati “Kaki Kepala”, hal ini karena kakinya yang
terpisah menjadi sejumlah tangan yang melingkari kepala.

Dalam hal ini seperti semua cephalopoda, cumi-cumi dipisahkan dengan memiliki kepala yang berbeda.
Akson besar cumi-cumi ini memiliki diamter 1 mm, cumi-cumi banyak digunakan sebagai makanan.

Struktur Tubuh Dan Anatomi Pada Cumi-Cumi


Cumi-cumi merupakan hewan yang cukup unik karena memiliki “kaki” dikepalanya. Yang kita
mengenalnya dengan sebutan tentakel, tentakel ini berada di sekitar atau mengelilingi mulut hewan
yang satu ini. Untuk jumlah tentakel yang ada pada kebanyakan cumi-cumi ialah sekitar 10 buah, yang
dimana setiap tentakel memiliki penghisap di ujungnya. Untuk tubuh makhluk ini berbentuk silindris
dimana meruncing dibagian belakangnya.

Pada tubuh cumi-cumi tidak memiliki tulang luar dan tulang dalam yang cukup keras untuk melindungi
tubuh cumi-cumi tersebut, yang sehingga tubuh cumi-cumi cenderung lunak. Tubuhnya pun terdiri dari
dua bagian yakni bagian mantel dan rongga tubuh. Mantel ini cukup tebal dan beotot untuk melindungi
bagian rongga yang ada di dalamnya, yang dimana mantel ini menutupi rongga tubuhnya dari bagian
leher sampai bagian belakang tubuhnya. Di dalam rongga cumi-cumi terdapat tinta yang dalam hal ini
berguna untuk melindungi diri. Dana pada bagian belakang tubuh cumi-cumi juga dilengkapi dengan
ekor yang menyerupai sirip.

Habitat Dan Tempat Hidup Cumi-Cumi


Pada cumi-cumi menghuni perairan dengan suhu antara 8 sampai 32 derajat celcius dan salinitas 8,5
sampai 30 per mil. Terjadinya kelimpahan cumi-cumi ditunjang oleh adanya zat hara yang terbawa arus
dari daratan. Daerah penyebaran cumi-cumi ialah di perairan pasifik barat, australia utara, pulau filipina,
bagian utara laut cina selatan hingga jepang. Untuk penyebaran cumi-cumi diseluruh perairan
Indonesia hampir merata, yang penyebaran cumi-cumi hampir di seluruh laut di dunia ini, mulai dari
pantai hingga laut lepas dan mulai permukaan sampai kedalaman beberapa ribu meter.

Ciri Khusus Cumi-Cumi


Ada beberapa ciri khusus cumi-cumi yang diantaranya yaitu:

 Hewan cumi-cumi memiliki tentakel yang pendek dan dapat berkerut dengan cepat.
 Cumi-cumi menyemprotkan tinta pekat, yang tinta ini digunakan untuk melindungi cumi-cumi,
karena tinta yang disemprotkan oleh cumi-cumi ini bisa mengejutkan pemangsa selama
beberapa detik, setelah itu cumi-cumi langsung melarikan diri.
 Hewan ini juga dapat memancarkan cahaya yang indah dan gemerlap, supaya memudahkan
cumi-cumi untuk mencari makan pada saat malam hari.
 Cumi-cumi juga dapat bergerak sangat cepat bila pada saat ia dikejar oleh pemangsa.

Cara Berkembangbiak Cumi-Cumi


Untuk hal ini kebanyakan cumi-cumi melakukan reproduksi dengan cara seksual, cara berkembang
biak cumi-cumi yang diawali dengan jantan merayu betina dengan menggunakan warna kulit mereka
dan bila diterima oleh betina kemudian menggunakan lengan yang disebut dengan hectocotylus untuk
mentransfer paket sperma disebut spermatophore ke betinanya. Betina memproduksi sekitar 200 telur
dan menempelkan pada dasar laut dalam kelompok yang besar bergabung dengan telur betina lainnya.

Pada sistem reproduksi seksual pada cumi-cumi terdiri atas sistem reproduksi, reproduksi jantan terdiri
atas testis, pori genital dan penis. Sedangkan betina meliputi ovum, saluran ovum, kelenjar kuning telur.
Cumi-cumi memiliki sistem reproduki yang terpisah yang dimana gonadnya terletak pada bagian
posterior tubuhnya.
Klasifikasi Cumi – Cumi
Domain : Eukarya
Kingdom : Animalia
Filum : Mollusca
Kelas : Cephalopoda
Ordo : Teuthida
Subordo : Myopsina
Famili : Loliginidae
Genus : Loligo
Spesies : Loligo sp.

Menurut Nontji (2002), cumi-cumi memiliki tubuh langsing,


kerangkanyatipis, bening dan terdapat dalam tubuhnya. Cumi-cumi berenang
menggunakan sistem propulsi jet yakni menyemburkan air lewat organberupa
corong. Kelas Cephalopoda umumnya tidak mempunyai cangkang luar, pada
cumi-cumi cangkang terletak di dalam rongga mantel yang berwarna putih
transparan. Tubuh cumi-cumi tertutup oleh mantel tebal yang diselubungi
oleh selaput tipis berlendir, pada bagian bawah mantel terdapat lubang
seperti corong yang berguna untuk mengeluarkan air dari ruang mantel
(Barnes, 1974 dalam Nurcaya, 2004).

Morfologi Cumi – Cumi


Tubuh cumi-cumi dapat dibedakan atas kepala, leher, dan badan. Kepala
cumi-cumi besar, matanya berkembang dengan baik karena dapat berfungsi
untuk melihat. Mulutnya terdapat di tengah-tengah, dikelilingi oleh 10
tentakel, 2 tentakel panjang dan 8 tentakel lebih pendek. Tentakel panjang
berfungsi untuk menangkap mangsa dan berenang. Pada setiap tentakel
terdapat alat penghisap atau sucker. Di sisi kiri dan kanan tubuhnya
terdapat sirip yang penting untuk keseimbangan tubuh.Pada dinding
permukaan dorsal terdapat pen yang penting untuk menyangga tubuh. Seluruh
tubuh cumi-cumi terbungkus oleh mantel. Di bagian punggung, mantel
melekat pada badan, sedangkan di daerah perut tidak melekat, sehingga
terbentuk rongga disebut rongga mentel.
Cumi-cumi dapat bergerak dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
tentakel dan dengan menyemprotkan air dari rongga mantel. Bila rongga
mentel penuh air, dan air menyemprot melalui sifon menyebabkan tubuh
cumi-cumi terdorong mundur. Semprotan air menimbulkan dorongan yang
sangat kuat terhadap tubuh cumi-cumi, sehingga timbul gerakan seperti
panah, itulah sebabnya cumi-cumi sering disebut panah laut. Alat
pencernaan cumi-cumi terdiri atas mulut, pharynx, kerongkongan, lambung,
usus buntu, usus dan anus. Sistem pencernaan cumi-cumi telah dilengkapi
kelenjar pencernaan yang meliputi kelenjar ludah, hati, dan pancreas.
Makanan cumi-cumi adalah udang-udangan, mollusca lain, dan ikan. Anus
cumi cumi bermuara pada rongga mantel. Cumi-cumi hanya dapat berkembang
biak secara kewin. Alat kelaminnya terpisah, masing-masing alat kelamin
terdapat di dekat ujung rongga mantel dekat saluran yang terbuka kearah
corong sifon. Cumi-cumi betina menghasilkan telur yang akan dibuahi di
dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang sudah dibuahi dibungkus dengan
kepsul dari bahan gelatin. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda
berukuran kecil (Jasin, 1984).

Hewan ini mempunyai kepala yang besar dan bermata sangat tajam. Pada
kepala terdapat delapan tangan-tangan dan dua tentakel. Umumnya mereka
juga memiliki kantung tinta, yang menghasilkan cairan tinta hitam yang
akan disemburkan dalam keadaan bahaya untuk menghindar dari musuhnya.
Cephalopoda bernapas dengan insang dan memiliki organ indra serta sistem
saraf yang berkembang baik, yang berguna untuk pergerakan dan mencari
mangsa. Mata cephalophoda dapat melihat dan berfungsi seperti vertebrata.
Cangkang cumi-cumi kecil berupa lempengan yang melekat pada mantel. Cumi-
cumi dapat bergerak sangat cepat dengan cara menyemprotkan air dari bawah
mantelnya. Bila dalam bahaya cumi-cumi melarikan diri sambil
menyemprotkan tinta berwarna hitam bersama-sama dengan air yang digunakan
untuk bergerak dan cairan ini akan menghambat lawan, di dalam mulutnya
terdapat radula. Ukuran tubuhnya berfariasi, dari beberapa centimeter
hingga puluhan meter. Kecuali Nautilus, semua anggota tubuh Cephalopoda
tidak terlindungi oleh cangkang (newmark, 2004).

Anatomi Cumi – Cumi


Hewan ini memiliki dua ginjal atau nefridia berbentuk segitiga berwarna
putih yang berfungsi menapis cairan dari ruang pericardium dan
membuangnya ke dalam rongga mantel melalui lubang yang terletak di sisi
usus (Kastawi, 2003).

 Sistem Pencernaan
Organ pencernaan di mulai dari mulut yang mengandung radula dan dua rahang
yang terbuat dari zat khitin dan berbentuk seperti paruh burung betet.
Gerak kedua rahang tersebut di karenakan kontraksi otot. Terdapat dua
kelenjar ludah yang terletak di masa bukal. Kelenjar ludah ke tiga
terletak ujung anterior hati dan mensekresi racun yang akan bermuara ke
daerah rahang. Kelenjar pencernaan terdiri atas dua bagian yaitu hati
yang terdapat di anterior dan pancreas terletak di posterior. Lambung
bersifat muscular dan berfungsi mencampurkan makanan dari hasil sekresi
dari kelenjar pencernaan. Zat-zat makanan akan menuju ke dalam usus atau
ke dalam sektum, organ pencernaan berikutnya adalah rektum dan anus yang
bermuara dalam rongga mantel (Kastawi, 2003).

 Sistem Saraf
Sistem syaraf terdiri atas tujuh buah ganglion yang terletak di dalam
kepala, dan saraf ganglion serebral, pedal, viseral, suprabukal,
infrabukal, dan optik. Organ sensoriik sangat berkembang dan terdiri atas
mata, dua statosis dan organ pembau. Statosis terletak di masing-masing
lateral kepala dan berperan sebagai organ keseimbangan. Terdapat pula
mata, di mana mata tersebut sudah sama dengan mata pada vertebrata
(Kastawi, 2003).

 Sistem Ekskresi
Alat ekskresi berupa nephridia yang berbentuk segitiga, berwarna putih
terletak di sebelah jantung branchialis.
 Sistem Reproduksi
Suatu organisme dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak serta menjaga
kelangsungan hidupnya hanya dalam batas-batas kisaran toleransi, dengan
kondisi faktor-faktor abiotik dan ketersediaan sumberdaya tertentu saja
(Kramadibrata, 1996).

Beberapa cumi-cumi melakukan reproduksi dengan sexsual. Reproduksi pada


cumi-cumi secara seksual. Sistem reproduksi seksual pada cumi-cumi
terdiri atas sistem reproduksi betina meliputi ovum, saluran ovum,
kelenjar kuning telur. Sedangkan reproduksi jantan terdiri atas testis,
pori genital dan penis (Kramadibrata, 1996).

Untuk udang yang sering di makan, saya hanya bisa memberi tahu hingga genusnya:
Domain: Eukarya
Kingdom: Animalia
Filum: Arthropoda
Subfilum: Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas: Eumalacostraca
Superordo: Eucarida
Ordo: Decapoda
Subordo: Dendrobranchiata
Superfamili: Penaioidea
Famili: Penaeidae
Genus: Penaeus
Spesies: Penaeus sp.

Untuk cumi, saya juga hanya bisa memberi tahu hingga genus:
Domain: Eukarya
Kingdom: Animalia
Filum: Mollusca
Kelas: Cephalopoda
Ordo: Teuthida
Subordo: Myopsina
Famili: Loliginidae
Genus: Loligo
Spesies: Loligo sp.

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Untuk artikel mengenai makanan, lihat udang (makanan).

Udang
Klasifikasi ilmiah

Kingdom: Animalia

Filum: Arthropoda

Subfilum: Crustacea

Kelas: Malacostraca

Ordo: Decapoda

Subordo: Pleocyemata

Infraordo: Caridea
Dana, 1852

Superfamili

Alpheoidea
Atyoidea
Bresilioidea
Campylonotoidea
Crangonoidea
Galatheacaridoidea
Nematocarcinoidea
Oplophoroidea
Palaemonoidea
Pandaloidea
Pasiphaeoidea
Procaridoidea
Processoidea
Psalidopodoidea
Stylodactyloidea

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau danau. Udang
dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air
payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu
meter di bawah permukaan.

Daftar isi
[sembunyikan]

 1Taksonomi
 2Daur hidup udang
 3Udang konsumsi
 4Udang hias
 5Pranala luar

Taksonomi[sunting | sunting sumber]


Lihat pula: kerabat udang

Banyak crustaceae yang dikenal dengan nama "udang". Misalnya mantis shrimp dan mysid
shrimp, keduanya berasal dari kelas Malacostraca sebagai udang sejati, tetapi berasal dari
ordo berbeda, yaitu Stomatopoda dan Mysidaceae.Triops longicaudatus dan Triops
cancriformis juga merupakan hewan populer di air tawar, dan sering disebut udang,
walaupun mereka berasal dari Notostraca, kelompok yang tidak berhubungan.

Daur hidup udang[sunting | sunting sumber]

Larva naupliusudang.

Udang menjadi dewasa dan bertelur hanya di habitat air laut. Betina mampu menelurkan
50.000 hingga 1 juta telur, yang akan menetas setelah 24 jam menjadi larva (nauplius).
Nauplius kemudian bermetamorfosis memasuki fase ke dua yaitu zoea (jamak zoeae). Zoea
memakanganggang liar. Setelah beberapa hari bermetamorfosis lagi
menjadi mysis (jamak myses). Mysis memakan ganggang dan zooplankton. Setelah tiga
sampai empat hari kemudian mereka bermetamorfosis terakhir kali memasuki tahap
pascalarva: udang muda yang sudah memiliki ciri-ciri hewan dewasa. Seluruh proses
memakan waktu sekitar 12 hari dari pertama kali menetas. Pada tahap ini, udang budidaya
siap untuk diperdagangkan, dan disebut sebagai benur. Di alam liar, postlarvae kemudian
bermigrasi ke estuari, yang sangat kaya akan nutrisi dan bersalinitas rendah. Di sana
mereka tumbuh dan kadang-kadang bermigrasi lagi ke perairan terbuka di mana mereka
menjadi dewasa. Udang dewasa merupakan hewan bentik yang utamanya tinggal di dasar
laut, udang masih kerabat jauh dari serangga seperti ulat bulu, kupu-kupu, cencorang dsb.

Udang konsumsi[sunting | sunting sumber]

Udang sebagai makanan.

Banyak resep menggunakan udang dari berbagai kebudayaan:


contoh jambalaya,okonomiyaki, poon choi, bagoong, dan scampi.

Sama seperti makanan laut lainnya, udang kaya akan kalsium dan protein tetapi
rendah energi. Makanan yang bahan utamanya udang merupakan sumber kolesterol.
sebagai tambahan, udang mengalami metamorfosis sempurna.

Beberapa jenis udang pangan telah dibudidayakan di tambak, seperti udang galah , udang
windu, dan udang vaname. Udang-udang konsumsi lainnya masih ditangkap langsung dari
alam.

Udang hias[sunting | sunting sumber]


Udang juga dibudidayakan sebagai hewan peliharaan dalam akuarium. Beberapa jenis
udang hias yang populer di antaranya:

1. Cherry shrimp (Neocaridina heteropoda) Ada beberapa varietas Cherry shrimp


berdasarkan warna: Red, Black, Blue, dan Yellow (Golden). Grade dengan warna yg
lebih pekat selalu diawali kata 'Super', misal Super Red Cherry shrimp, tentu harga
lebih mahal dari grade biasa.
2. Bee shrimp (Caridina cantonensis sp.) Bee shrimp adalah spesies udang air tawar
kecil yang berasal dari sungai di Cina selatan, memiliki masa hidup sekitar 18 bulan.
Crystal/Bee adalah spesies udang hias yang relatif cukup mahal harganya, berkisar
puluhan ribu hingga ratusan ribu per ekor. Ada beberapa varietas yang terkenal,
yaitu Red Bee shrimp, Black Bee shrimp, White Bee shrimp, dan Golden Bee
shrimp. Pada suhu air 22 derajat Celcius, waktu penetasan adalah 28 hari. Bee
shrimp akan mengembangkan warna terbaiknya bila berada pada suhu sekitar 24–
25 derajat Celcius.
3. Udang Sulawesi Spesies endemik dari sebuah danau di Sulawesi. Terdapat 12
spesies udang Sulawesi yang terkenal di dunia, di antaranya: Celebes/Harlequin,
Caridina Tigris, Orchid, Red Line, White Spot, Yellow Cheek, Yellow Nose.

Udang adalah binatang yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut, atau
danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang
berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman
bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah
permukaan

Hewan-hewan Crustacea seperti udang bernapas dengan insang yang melekat pada
anggota tubuhnya dan sistem peredaran darah yang dimilikinya adalah sistem
peredaran darah terbuka. O2 masuk dari air ke pembuluh insang, sedangkan CO2
berdifusi dengan arah berlawanan. O2 ini akan diedarkan ke seluruh tumbuh tanpa
melalui pembuluh darah

Ciri Ciri Udang


1. Hidup di air laut dan air tawar.
2. Bisa di konsumsi oleh manusia.
3. Memiliki sepasang antena di kepalanya.
4. Udang termasuk hewan akuatik.
5. Memiliki nama latin crustacea.
6. Berkembang biak dengan cara bertelur.
7. Tubuh udang di lindungi kulit transparan.
8. Bentuk tubuhnya kecil kecil.
9. Memiliki sepasang mata di wajahnya.
10. Memiliki warna kulit kuning keorengan dan cokelat.
11. memiliki kaki jalan (pereipoda) dan kaki renang (pleopoda).
12. Kepala udang di lindungi oleh kulit keras.
13. Udang bernafas dengan insang.
14. Bergerak dengan cara berenang.
15. Pada bagian kepala – dada terdapat 5 pasang kaki ( 1 pasang capit dan 4
pasang kaki jalan)
 Udang ini hidup dilubang-lubang pasir dan umumnya keluar dimalam hari untuk mencari mangsa. Udang
kipas (cmiw) ini memiliki warna yang sangat menarik. Biota ini dalam mencari makan memanfaatkan
cakarnya yang terletak didekat kepalanya dan berguna juga sebagai alat pertahanan.
 Cakar biasa digunakan untuk memecahkan cangkang kerang dan beberapa kasus membuktikan
cakarnya dapat meretakan kaca aquarium. Sistem kerjanya tidak seperti hewan-hewan bercakar lainnya
yang digunakan untuk mencengkram kemudian merobek mangsanya, udang justru mengandalkan
momentum kecepatan cakarnya untuk memberikan efek yang serius pada targetnya. Terdapat juga alat
pertahanan keduanya di udang ini, yaitu pada bagian ekornya terdapat duri yang tajam
1.
Thanks! Please check (r*******r@m***.ru) for a link to reset your password.
1 Tesalonika 3:12-13
Konteks
3:12 Dan kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan
berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain q dan terhadap
semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu. 3:13 Kiranya Dia
menguatkan hatimu, supaya tak bercacat r dan kudus, di hadapan Allah dan
Bapa s kita pada waktu kedatangan t Yesus, Tuhan kita 1 , dengan semua
orang kudus-Nya. u
MENYAMBUT KEDATANGAN TUHAN
Disadur dari Renungan Harian Air Hidup, edisi 12 Maret 2016

Baca: 1 Tesalonika 3:1-13

"Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di


hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita,
dengan semua orang kudus-Nya." 1 Tesalonika 3:13

Berbicara tentang akhir zaman seringkali menjadikan orang penasaran,


kapan sih Tuhan Yesus datang kembali? Yang menjadi persoalan bukan
soal hari atau kapan Tuhan akan datang, tetapi bagaimana kesiapan orang
percaya menyambut kedatangan-Nya itu. "...jika Anak Manusia itu datang,
adakah Ia mendapati iman di bumi?" (Lukas 18:8). Dalam ajaran-Nya
Tuhan Yesus berulangkali mengingatkan bahwa Dia akan pergi dan
kemudian datang kembali untuk menjemput umat-Nya. "Dan apabila Aku
telah pergi ke situ dan telah menyediakan tempat bagimu, Aku akan datang
kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di tempat di mana Aku
berada, kamupun berada." (Yohanes 14:3). Tanpa ditunda-tunda lagi
Tuhan Yesus akan datang segera!

Apakah kita sudah siap menyambut kedatangan Tuhan? Selagi ada


waktu dan kesempatan marilah kita mempersiapkan diri sebaik mungkin
seperti lima gadis yang bijaksana. Adalah sia-sia menjadi orang Kristen
sekian lama jika pada waktu Dia datang Dia menolak kita, sebab "Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke
dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku
yang di sorga. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku:
Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir
setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu
juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan
berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu
sekalian pembuat kejahatan!" (Matius 7:21-23).

Yang berhak masuk ke pesta perjamuan kawin Anak Domba adalah


orang-orang percaya yang melakukan kehendak Bapa. Jadi kunci untuk
dapat tinggal di tempat di mana Tuhan Yesus berada adalah ketaatan,
bukan berapa lama kita menjadi Kristen atau seberapa aktif kita terlibat
dalam pelayanan. Bagi orang percaya melayani Tuhan adalah sebua
keharusan, tapi jika pelayanan itu hanya sebatas aktivitas jasmaniah,
apalagi disertai motivasi tidak benar, maka pelayanannya tidak akan
mendapatkan upah di sorga.

Tuhan datang untuk menjemput umat-Nya yang hidup dalam


ketaatan!

Anda mungkin juga menyukai