Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

DASAR DASAR AGRONOMI

BUDIDAYA TANAMAN KACANG TANAH

Disusun Oleh :

Nama :Wafiyudin
NPM : E1J016117
Shift : Jum’at, Jam 08.00-09.40
Dosen Pembimbing : Dr.Ir.Catur Herison M.Si
Coass : Reko saputra jaya

LABORATORIUM AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di


kebun percobaan yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan budidaya
tanaman.Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman empiris
melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, penggunaan sarana produksi (benih,
pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman, pemeiharaan tanaman,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, dan pemanenan.
Salah satu praktik budidaya tanaman yang sering dilakukan adalah budidaya
tanaman kacang tanah ( Arachis hypogaea L. ). Kacang tanah (Arachis hypogaea L.)
merupakan salah satu tanaman polong- polongan di Indonesia. Tanaman ini sebetulnya
bukanlah tanaman asli Indonesia, melainkan berasal dari Brazillia (Amerika Selatan),
namun saat ini telah menyebar ke seluruh dunia yang beriklim tropis atau subtropis.
Mula-mula kacang tanah ini dibawa dan disebarkan ke Benua Eropa kemudian menyebar
ke Benua Asia. Penghasil kacang tanah yang terbesar di dunia adalah Tiongkok dan
India. Tanaman kacang tanah ini diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad-16.
Tanaman ini dibawa oleh seorang berkebangsaan spanyol yang mengadakan pelayaran
dan perdagangan antara Meksiko dan Kepulauan Maluku (Tim Bina Karya Tani,
2009).
Kandungan gizi pada kacang tanah cukup tinggi.Dalam 100 g kacang tanah
mengandung Kalori 452 kal,Protein 25.3 g, Lemak 42.8 g,Karbohidrat 21.1 g, Kalsium
58 mg,Fosfor 335 mg, Zat besi 1.3 mg,Vitamin B1 0.30 mg dan Vitamin C 3 mg
(Pitojo,2005).
Untuk memperoleh hasil tanaman yang tinggi dapat dilakukan manipulasi genetik
maupun lingkungan.Manipulasi lingkungan dimaksudkan agar tanaman memperoleh
faktor-faktor pertumbuhan seperti hara air,cahaya dan ruang tumbuh yang optimal.
Manipulasi lingkungan tersebut diantaranya adalah pengaturan populasi tanaman atau
konfigurasi tanaman.Populasi tanaman maupun konfigurasi tanaman akan mempengaruhi
efisiensi tanaman dalam memperoleh faktor-faktor tumbuh atau kondisi iklim mikronya.
Terdapat hubungan antara habitus suatu varietas dengan persyaratan pengaturan
tanaman yang akhirnya berpengaruh pada pertumbuhan dan hasil.Hal ini berkaitan
dengan percabangan, ketegakan batang dan sudut daun yang berbeda-beda.Demikian pula
terbentuknya buku subur atau produktif, pengisian biji yang akhirnya berpengaruh pada
hasil panen.
Jumlah populasi tanaman ditentukan oleh jarak tanam atau jumlah tanaman per
rumput (hill). Peningkatan populasi tanaman sampai dengan tingkat tertentu dapat
meningkatkan produktivitas lahan. Namun, setelah mencapai produktivitas maksimum,
peningkatan populasi akan menurun, sedangkan produktivitas per tanaman kemungkinan
memiliki pola tetap sampai dengan tingkat populasi tertentu kemudian menurun,..
Didalam penilitian sangat erat kaitannya dengan pengamatan,pentingnya
penelitian disini yaitu sebagai suatu cara yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan
suatu penilitian,banyak define dari pengamatan itu sendiri. Pengamatan dapat di bagi
menjadi 2 yaitu pengamatan kuantitatif dan pengamatan kualitatif.
Pengamatan kualitatif adalah pengamatan yang dilakukan alat indra
tanpa mengacu kepada satuan pengukuran baku tertentu, tidak menggunakan alat ukur.
Contohnya pengamatan warna daun, pengamatan rasa buah-buahan, pengamatan bentuk
paruh burung, pengamatan bentuk biji-bijian.
Pengamatan kuantitatif adalah pengamatan yang dilakukan dengan
menggunakan alat ukur yang mengacu pada satuan baku tertentu. Contohnya
pengamatan panjang daun, pengamatan lebar daun, pengamatan berat biji,pengamatan
jumlah daun, pengamatan tinggi batang dll.
Berdasarkan tipe data kualitatif, terdapat 4 (empat) macam tipe pengumpulan
data, yaitu observasi, wawancara, dokumen, alat-alat audiovisual. Atas dasar hal tersebut
penulis mengklasifikasi kan teknik pengumpulan informasi (data) menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu observasi, wawancara, dokumen, sedangkan alat-alat audiovisual penulis sebut
sebagai alat bantu pengumpulan data. Selanjutnya masing-masing teknik pengumpulan
data tersebut akan diuraikan pengertian dan ciri-cirinya.

1.2 TUJUAN
Untuk mempelajari teknik pembudidayaan kacang tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman kacang tanah mempunyai sistematika sebagai berikut :

Divisio : Spermatophyta

Klassis : Angiospermae

Sub Klassis : Dicotyledoneae

Ordo : Polypetalae

Familia : Leguminosae

Sub Familia : Papilionoidae

Genus : Arachis

Species : Arachis hypogaea L. (Soeprapto,2000).

Varietas kacang tanah, baik varietas lokal maupun varietas unggul, yang umum
ditanam pada daerah tropis adalah tipe Spanish dengan polong berbiji 1 – 2 dan tipe
Valencia dengan polong berbiji 3 –4, keduanya merupakan tipe pertumbuhan tegak pada
kacang tanah. Tipe tegak lebih disukai petani karena umurnya lebih genjah yaitu 80–110
hari dan lebih mudah dipungut hasilnya daripada tipe menjalar. Sedangkan didaerah
subtropis kebanyakan termasuk tipe Virginia (tipe menjalar). Umumnya umur dari tipe
menjalar ini adalah 150 – 170 hari (Adisarwanto, 2000)
Berdasarkan tipe pertumbuhannya tanaman kacang tanah dapat di golongkan
menjadi tipe tegak dan menjalar. Tanaman kacang tanah yang bertipe tegak mempunyai
cabang percabangan banyak dan lurus. Pada tanaman kacang tanah yang tipe menjalar
pertumbuhan cabang lebih mengarah ke atas. batang utama kacang tanah tipe menjalar
rata-rata lebih panjang dari yang bertipe tegak. Umur tanaman kacang tanah tipe tegak
berkisar antara 100-120 hari, sedangkan yang bertipe menjalar berkisar antara 5- 6 bulan
(Purnamawati, 2009).
Dilihat dari kandungan gizinya,kacang tanah memiliki nilai gizi yang tinggi.
Kadar protein mencapai 25 g per 100 g. Protein kacang merupakan protein nabati
berkualitas tinggi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan anak, vegetarian dan orang
yang mengkonsumsi sedikit daging.Kadar lemak kacang tanah merupakan bahan pangan
sumber minyak.Kadar lemak tanah mencapai 43 g per 100 g. Kacang tanah kaya akan
asam lemak tidak jenuh yang dapat menurunkan kolesterol darah (Astawan, 2009).
Daun pertama terangkat ke atas permukaan tanah selagi benih kacang tanah
berkecambah. Daun berikutnya berupa daun tunggal dan berbentuk bundar. Pada
pertumbuhan selanjutnya tanaman kacang tanah membentuk daun majemuk bersirip
genap, terdiri atas empat anak daun dengan tangkai daun agak panjang. Helaian anak
daun ini beragam ada yang berbentuk bulat, elips dan agak lancip tergantung
varietasnya.Permukaan daun ada yang tidak berbulu dan ada yang berbulu.Bulu daun
ada yang hanya sedikit dan pendek,sedikit dan panjang,banyak dan pendek, ataupun
banyak dan panjang(Tim Bina karya Tani, 2009).
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus hingga kedalaman 40 cm.
Bagian akar tunggang tersebut akan tumbuh akar cabang dan diikuti oleh akar serabut.
Akar kacang berfungsi sebagai penopang berdirinya tanaman serta alat penyerap air dan
zat-zat hara serta mineral dalam tanah. Cabang dan akar rambut berperan untuk
memperluas permukaan akar guna meningkatkan daya serap akar tanaman tersebut. Pada
pangkal dan cabang akar tunggang kacang tanah biasanya terdapat bintil-bintil bakteri
Rhizobium yang berperan dalam penyerapan nitrogen dari udara bebas (Tim Bina Karya
Tani, 2009).
Kacang tanah berbuah polong.Polongnya terbentuk setelah terjadi pembuahan.
Setelah terjadi pembuahan,bakal buah tumbuh memanjang.Inilah yang disebut ginofora,
yang nantinya akan menjadi tangkai polong.Mula-mula ujung ginofora tersebut mengarah
ke atas, tetapi setelah tumbuh memanjang, ginofora tadi mengarah ke bawah dan
selanjutnya masuk ke dalam tanah. Pada waktu ginofora menembus tanah,peranan
hujan sangat membantu.Setelah terbentuk polong, pertumbuhan memanjang ginofora
berhenti. Ginofora dapat tumbuh memanjang dan mencapai ukuran antara 6-18 cm.
Kacang tanah yang tipe pertumbuhannya tegak, ginofora yang terbentuk panjang. hal ini
menjadi catatan bahwa tidak semua ginofora dapat masuk ke dalam tanah, terutama pada
tipe tegak, ginofora yang terbentuk dari bunga terletak di bagian atas cabang,sehingga
tidak mencapai 15 cm. Pada saat berlangsung pembentukan polong, harus memperhatikan
kelembaban dan kegemburan tanah, sebab kadar air sangat menentukan dalam proses
pembentukan ginofora dan proses pembuahan (Pitojo,2005).
Kacang tanah sangat cocok ditanam pada jenis tanah lempung berpasir, liat
berpasir,atau lempung liat.kemasaman (pH) tanah yang cocok adalah 6.5 dengan sistem
drainase yang baik.Drainase yang baik menciptakan aerasi yang baik pula sehingga akar
tanaman akan lebih mudah menyerap air, hara nitrogen dan oksigen.Tingkat kesuburan
tanah dipengaruhi oleh kandungan atau kecukupan unsur hara dalam tanah.Semakin
tinggi tingkat kesuburan tanah maka semakin banyak unsur hara yang tersedia bagi
tanaman. Semua tanaman termasuk kacang tanah memerlukan unsur hara esensial
makro (C, H, O, N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro (Fe, Mn, Cu,Zn,Mo,B,dan Cl).
Kebutuhan hara tersebut diperoleh dari udara, air, tanah, sisa-sisa tanaman dan
pupuk.Semua unsur hara esensial tersebut harus tersedia dalam jumlah yang optimum
sesuai dengan kebutuhan kacang tanah dan mudah diserap agar dicapai hasil maksimal.
(Adisarwanto,2000).
Optimalisasi budidaya kacang tanah dapat dilakukan dengan memperhatikan dan
memenuhi kondisi serta persyaratan yang diperlukan oleh tanaman kacang tanah tersebut.
Untuk tumbuh dan berkembang, tanaman kacang tanah memerlukan persyaratan tumbuh
tertentu. Persyaratan ini meliputi faktor kondisi tanah dan iklim. Kedua faktor tersebut
akan sangat mempengaruhi penentuan saat tanam yang tepat. Kacang tanah tidak terlalu
memilih jenis tanah. Pada tanah yang berat kacang tanah masih dapat menghasilkan jika
pengolahan tanahnya dilakukan dengan baik. Tetapi, kacang tanah dapat tumbuh optimal
pada tanah yang ringan yang cukup mengandung unsur hara (Fachruddin, 2000).
Kacang tanah juga dapat tumbuh baik dengan memberikan pupuk kandang,cara
pemberian pupuk kandang pada lahan tergantung musim,jenis,dan umur tanaman. Pada
musim hujan pupuk kandang dapat ditaburkan di permukaan tanah, tetapi pada musim
kemarau dibenamkan atau dicampurkan dengan tanah agar tidak mengering.Pada lahan
usahatani tanaman semusim,pupuk kandang diaduk dengan tanah lapisan atas pada waktu
pengolahan tanah, sedangkan pada tanaman tahunan pupuk kandang dimasukkan ke
dalam lubang tanam dicampur dengan kapur dolomit, sebelum benih ditanam. Pemberian
pupuk kandang akan memperbaiki sifat fisika antara lain : struktur, permeabilitas dan
pori-pori tanah, konsistensi dan suhu tanah. Bahan organik mempunyai sifat higroskopis,
sehingga tanah menjadi lembab dan lebih dingin. Keadaan ini menyebabkan aktivitas
organisme mikro bertambah,ukuran dan bentuk struktur mengalami perubahan, pori-pori
tanah juga bertambah.Dengan bertambahnya pori-pori tanah permeabilitas dan
konsistensi tanah semakin baik.Pemberian bahan organik juga memperbaiki sifat
kimia,antara lain: meningkatkan kandungan bahan organik tanah, unsur hara dan
kapasitas tukar kation tanah.Bahan organik berbentuk humus dapat menahan hara
tanaman menjadi bentuk tidak larut dan tidak mudah tercuci air hujan.Makin tinggi bahan
organik, makin banyak hara dapat ditahan, sehingga pemupukan(an-organik)yang
dilakukan dapat lebih efisien(Sutedjo,2002).

Penggunaan pupuk sangat penting dalam peningkatan produksi kacang tanah


karena pupuk mengandung hara dengan konsentrasi relatif tinggi. Untuk kacang tanah,
pupuk yang banyak dipakai adalah pupuk nitrogen (N), fosfat (P), dan kalium (K).
Kacang tanah termasuk tanaman Leguminosae yang mampu mengikat nitrogen dari
udara. Namun, kemampuannya mengikat nitrogen baru dimiliki pada umur 15 –20 hari
setelah tanam. Oleh karena itu, pupuk nitrogen tetap diperlukan. Pemberiannya dilakukan
bersamaan dengan saat tanam dengan dosis 15 –20 kg N/ha. Pupuk fosfat berfungsi
mendorong pertumbuhan akar. Bagi kacang tanah, pupuk fosfat dibutuhkan lebih banyak
dibanding pupuk nitrogen yaitu 45 kg P2O2/ha. Sedangkan pupuk kalium berperan
penting dalam fotosintesis. Tanah yang mengandung cukup kalium akan menghasilkan
kacang tanah yang berkualitas tinggi. Pemberian kalium yang cukup akan membuat
polong tumbuh baik dan berisi penuh. Dosis yang diperlukan kacang tanah yaitu 50 –60
kg K2O/ha (Sutedjo,2002).

Penandaan fase tumbuh kacang tanah didasarkan pada pertumbuhan jumlah buku
pada batang utama dan perkembangan bunga hingga menjadi polong masak, serta buku-
buku pada batang utama yang telah berkembang penuh. Fase vegetatif berlangsung sejak
biji berkecambah hingga kanopi (tajuk) mencapai maksimum. Penandaan fase reproduktif
ditandai dengan adanya bunga, buah dan biji. Pembungaan pada kacang tanah dimulai
pada hari ke-27 sampai ke-32 setelah tanam yang ditandai dengan munculnya
bunga pertama. Jumlah bunga yang dihasilkan setiap harinya akan meningkat
sampai maksimum dan menurun mendekati nol selama periode pengisian polong.
Ginofor(tangkai kepala putik) muncul pada hari ke-4 atau ke-5 setelah bunga
mekar, kemudian akan memanjang, serta menuju dan menembus tanah untuk
memulai pembentukan polong. Pembentukan polong dimulai ketika ujung ginofor
mulaimembengkak,yaitu pada hari ke-40 hingga hari ke-45 setelah tanam atau
sekitar satu minggu setelah ginofor masuk ke dalam tanah (Trustinah,2011).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1.ALAT DAN BAHAN


3.1.1. Alat
 Sabit
 Tali rafia
 Map plastik
 Tugal
 Ajir
 Alat tulis
 Alat ukur
 Meteran
 Jangka sorong
 Timbangan
 Kertas
 Cangkul
 Parang
 Gembor
 pengaris
3.1.2. Bahan
 Benih ( kacang tanah )
 Pupuk Urea
 SP 36
 Furadan 3G
 Pestisida (Decis 25 E)
 KCL
3.2. Metode
3.2.1. Acara I Persiapan Tanam
1. Membuat alat Bantu Jarak Tanam (Cablak/Caplak)
a. Menyiapkan 2 utas tali rafia sepanjang 3,5 meter dan 1 utas tali rafia
sepanjang 2,5 meter. Kedua tali ini akan menjadi tali utama.
b. Menyiapkan potongan tali rafia sepanjang 15 cm. Warna tali rafia yang
berbeda dari tali yang digunakan pada nomor 1 akan lebih baik, tali – tali
kecil ini berfungsi sebagai tali penanda jarak tanam.
c. Mengukur dari ujung tali utama jarak 25 cm, memberi penanda dengan
spidol. Selanjutnya menyesuai dengan jarak tanam dari komoditi yang
akan di tanam, memberi tanda dengan spidol hingga selesai di ujung tali.
Untuk jarak tanam masing – masing komoditi dapat dilihat di tabel jarak
tanam pada buku panduan praktikum di halaman 2.
d. Pada setiap titik spidol yang telah diberi tanda, membuat simpul – simpul
dengan tali rafia penanda jarak tanam.
2. Persiapan Benih
a. Mengambil benih yang akan ditaman sesuai dengan jenis komoditi yang
menjadi tanggung jawab..
b. Membersihkan benih dari kotoran biji lain, pasir dan sebagainya.
c. Memilih benih yang utuh, tidak berlubang, dan tidak berjamur.
d. Merendam benih dalam air, membiarkan beberapa saat. Memperhatikan
benih yang tenggelam dan mengapung. Benih yang tenggelam
menandakan kualitas benih yang lebih baik dibandingkan benih yang
mengapung.
3. Menghitung Dosis Pupuk
a. Dosis pupuk umumnya disebut untuk luasan area perhektar.
b. Menghitung kebutuhan pupuk pada luasan lahan yang kita tanami sebagai
berikut.
luas lahan yang ditanami
Kebutuhan pupuk = X dosis pupuk perhektar
luas lahan 1 hektar

c. Menghitung dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCL pada lahan sesuai dengan
komoditi yang di tanami.
4. Penanaman
a. Membersihkan petakan dari gulma yang tumbuh
b. Menentukan letak lubang tanam pertama berdasarkan jarak yang akan
diaplikasikan dengan menetapkan letak tanaman sudut = 1/2 x jarak tanam.
c. Merentangkan tali cablak ukuran 3,5 meter ysng telah disiapkan
sebelumnya pada kedua sisi lahan saudara lalu diikatkan bagian ujungnya
pada ajir.
d. Merentangkan tali cablak ukuran 2,5 meter pada sisi lahan tegak lurus dan
sesuai dengan penanda lubang tanam.
e. Membuat lubang tanam dengan kedalaman 5-7 cm sesuai jarak tanam
dengan menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam.
f. Memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanaman
g. Menanam benih yang tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 1
atau 2 butir sesuai intruksi Co.Assisten pada setiap lubang tanam.
h. Setelah selesai, lalu memindahkan tali cablak 2,5 m ke tanda jarak tanam
berikutnya. Jangan memindahkan tali cablak 3,5 m.
i. Memeriksa bahwa lubang tanam ada benih dan Furadan yang dimasukkan,
kemudian lubang tanam ditutup dengan tanah yang remah.
j. Melakukan pemupukan dasar dengan dosis sebagaimana pada tabel
halaman 11 dengan cara membuat alur terlebih dahulu berjarak 10 cm
sejajar dengan barisan tanaman, kemudian menaburkan pupuk lalu
menimbunnya.
k. Melakukan pengairan dengan cara menyiram pada setiap alur lubang
tanam hingga tanah cukup basah.
l. Membuat tabel dan memberi nama praktikan, NPM, Shift Praktikum,
nama tanaman pada petakan dengan map plastik berukuran 30 cm x 15 cm.

3.2.2. Acara II Daya Tumbuh, Penjarangan, Penyulaman Tanaman dan


Penetuan Sampel
a. Melakukan pengamatan secara umum terhadap semua tanaman meliputi
tipe perkecambahan, daya tumbuh tanaman
Σ tanaman yang tumbuh
Daya tumbuh = X 100%
Σ benih yang ditanam
Luas Area
Populasi tanaman = Jarak Tanam

b. Membuat diagram tanaman pada petakan masing-masing di kertas.


c. Membuat nomor 1 sampai seterusnya, namun tidak termasuk tanaman
yang berada di pinggir setelah menentukan berapa sampel (10 % dari
populasi).
d. Membuat tanda pada tanaman dilapangan sesuai sampel yang dipilih.
e. Merawat tanaman dengan baik sampai panen.
f. Mengumpulkan data yang peroleh untuk ditandatangani oleh co-ass.

3.2.3. Acara III Pengamatan Pertumbuhan Vegetatif Tanaman dan


Pengendalian OPT
1. Pengamatan Pertumbuhan Tanaman
a. Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan tanaman vegetatif tanaman
sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Melakukan pengamatan peubah
perkembangan generatif tanaman ketika tanaman telah masuk fase
generatif.
b. Mevariabelkan pertumbuhan yang diamati yaitu Mengukur Tinggi
Tanaman, Menghitung Jumlah Daun, Menghtung Jumlah Anakan.
c. Melakukan pengamatan peubah pertumbuhan vegetatif tanaman sejak
tanaman berumur 3 minggu setelah tanam (3 MST). Melakukan
pengamatan peubah perkembangan generatif tanaman ketika tanaman telah
memasuki fase generatif.
d. Mengukur tinggi tanaman pada tanaman monokotil mengukur tinggi dari
pangkal batang/ permukaan tanah hingga ujung daun tertinggi dengan
menguncupkan tanaman secara vertikal. Sedangkan pada tanaman dikotil
mengukur tinggi tanaman dari pangkal batang / permukaan tanah hingga
titik tumbuh tanaman.
e. Menghitung jumlah daun dari seluruh daun yang berwarna hijau dan telah
membuka sempurna pada setiap tanaman sampel.
f. Menghitung anakan tanaman dengan teliti, lalu mencatat hasil untuk di
tanda tangani Coass.
2. Pengamatan Pengendalian OPT
a. Mengamati jenis gulma yang tumbuh (gulma daun lebar atau gulma daun
sempit) lalu memfotokan jenis gulma tersebut.
b. Melakukan pengendalian gulma secara manual (mekanik) dengan cara
mencabuti atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh
pada petakan dan sekitar petakan, mengumpulkan semua gulma dan buang
jauh dari petakan tanaman.
c. Mengamati gejala dan kelainan dijumpai yang disebabkan oleh hama atau
penyakit.
d. Melakukan pengendalian terhadap organisme penggangu tanaman. Jika
memungkinkan pengendalian hama melakukannya secara mekanik dengan
cara menangkap dan membunuh hama yang menggangu tanaman. Jika
serangan sudah diatas ambang batas, mengendalikan dengan pestisida
sesuai dengan kebutuhan. Mengkonsultasikan dengan co. Asisten atau
dosen pembimbing.

3.2.4. Acara IV Teknik Pengamatan Dan Metode Analisis Pertumbuhan


Tanaman
a. Mengambil sampel sebagai objek pengamatan dengan cara mencabut
batang tanaman kacang tanah (akar dan batang) yang telah bersih oleh
tanah.
b. Memotong kacang tanah sehingga akar dan batang yang masih memiliki
daun terpisah 2 bagian.
c. Menimbang batang yang masih memiliki daun lalu menimbang akar
seterusnya begitu hingga sampel 5.
d. Mencatat hasil pengamatan dalam suatu tabel yang sistematis.
e. Melakukan perhitungan analisis pertumbuhan tanaman dari data dengan
bobot bagian tanaman diatas permukaan tanah
rumus NPA = bobot bagian tanaman dibawah permukaan tanah ,

3.2.5. Acara V Panen


a Melakukan pemanenan bagian vegetatif dan bagian ekonomis tanaman
apabila sudah menunjukkan tanda-tanda siap panen atau sudah waktunya
panen.
b Melakukan pengukuran:
 Menimbang jumlah bobot basah perumpun (akar dan batangnya).
 Menimbang bobot tajuk.
 Menimbang bobot akar.
 Menghitung jumlah polong kacang tanah.
 Menghitung jumlah daun.
 Menghitung tinggi tanaman.
 Menghitung jumlah cabang produktif
 Menghitung NPA dari jumlah bobot basah perumpun.
 Menghitung luas daun tanaman padi gogo.
c Mencatat seluruh data untuk di acc co. Asisten.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

4.1.1 Daya Tumbuh dan Penentuan Sampel


 Daya Tumbuh Tanaman
∑ 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑡𝑢𝑚𝑏𝑢ℎ
Daya Tumbuh Tanaman = ∑ 𝐵𝑒𝑛𝑖ℎ 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑎𝑚 x 100%
141
Daya Tumbuh Tanaman = 200 x 100%

Daya Tumbuh Tanaman = 70,5 %


 Pertumbuhan Tanaman

 Tipe Perkecambahan kacang tanah : tipe epigeal


 Popolasi Tanaman
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐴𝑟𝑒𝑎
Populasi Tanaman = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑇𝑎𝑛𝑎𝑚
2𝑚 𝑥 3𝑚
Populasi Tanaman = 0,2𝑚 𝑥 0,3𝑚
6𝑚
Populasi Tanaman = 0,06𝑚

Populasi Tanaman = 100 populasi


 Penentuan Sampel
Sampel = 10% x populasi
10
Sampel = 100 x 100

Sampel = 10 sampel
**) Dikarenakan sampel ada 10, maka dosen memberi keringanan kepada
praktikan dengan mengamati hanya 5 sampel.
4.1.2 Pengamatan Vegetatif Tanaman
 Table Pengamatan Tinggi Tanaman
Sampel Tinggi tanaman (cm) Pengamatan ke- Rata-rata
Ke 1 2 3 4 5
1 14 18 30 34
2 16 17 24 28
3 15 20 26 32
4 16 20 26 29
5 18 22 31 34
Rata-
Rata

45
40
35
30 sampel 1
25 sampel 2
20 sampe l3
15
sampel 4
10
sampel 5
5
0
3 4 5 6 7

rata - rata
40
35
30
25
20
rata - rata
15
10
5
0
3 4 5 6 7
 Tabel Pengamatan Jumlah Daun
No Jumlah daun (helai) Minggu ke-
Rata-rata
sampel 3 4 5 6 7
1 40 49 54 63 75 56,2
2 60 77 82 86 90 79
3 20 29 32 36 40 31,4
4 25 28 32 36 42 32,6
5 51 62 70 76 84 68,6
Rata-
39,2 49 54 59,4
Rata 66,2

100
90
80
70
sampel 1
60
sampel 2
50
sampel 3
40
sampel 4
30
sampel 5
20
10
0
3 4 5 6 7

rata - rata
70

60

50

40

30 rata - rata

20

10

0
3 4 5 6 7
 Tabel Pengamatan Jumlah cabang
No Jumlah Cabang Minggu ke-
Rata-rata
sampel 3 4 5 6 7
1 9 10 12 13 15 11,8
2 16 18 20 24 25 20,5
3 8 8 9 10 13 9,6
4 6 7 8 12 15 9,6
5 11 13 14 16 19 14,6
Rata- 17,4
10 11,2 12,6 15
Rata

30

25

20 sampel 1
sampel 2
15
sampel 3

10 sampel 4
sampel 5
5

0
3 4 5 6 7

rata - rata
20
18
16
14
12
10
rata - rata
8
6
4
2
0
3 4 5 6 7
4.1.3 Pengamatan Saat Panen
Bobot Jumlah Berat Berat Berat Berat
Sampel Segar Polong Tajuk akar polong Daun
Tanaman
1 100 g 23 70 g 6g 20 g 4g
2 220 g 50 162 g 9g 42 g 7g
3 200 g 27 159 g 8g 28 g 5g
4 120 g 32 74 g 7g 33 g 6g
5 300 g 60 272 g 12 g 52 g 9g

 Perhitungan Luas Daun


Luas Daun = p x l x Indeks Indeks :
- Sudah Berbunga = 76%
- Belum Berbunga = 67%
Sampel 1 LD = 221,28 : 5 = 44,26

1. 32 x 1,2 x 0,67 = 25,73 Sampel 3


2. 41,5 x 1,1 x 0,67 = 30,59
1. 51,5 x 1,3 x 0,76 = 50,88
3. 54 x 1,3 x 0,67 = 47,03
2. 50 x 1,4 x 0,76 = 53,2
4. 53 x 1,2 x 0,67 = 42,61
3. 43 x 1,6 x 0,76 = 52,29
5. 54 x 1,1 x 0,67 = 39,79
4. 49 x 1,6 x 0,76 = 59,58
∑ = 185,75
5. 42,5 x 1,2 x 0,76 = 38,76
LD = 185,75 : 5 = 37,15 ∑ = 254,71
Sampel 2
LD = 254,71 : 5 = 50,94
1. 51 x 1,3 x 0,76 = 50,39 Sampel 4
2. 44 x 1 x 0,76 = 33,44 1. 47 x 1,5 x 0,67 = 47,24
3. 58 x 1,1 x 0,76 = 48,49 2. 49 x 1,3 x 0,67 = 42,68
4. 48,5 x 1,1 x 0,76 = 40,55 3. 53,5 x 1,3 x 0,67 = 46,59
5. 49 x 1,3 x 0,76 = 48,41 4. 54,5 x 1,3 x 0,67 = 47,47
∑ = 221,28 5. 56 x 1,6 x 0,67 = 60,03
∑ = 244,01
LD = 244,01 : 5 = 48,80
Sampel 5

1. 32,2 x 1 x 0,67 = 21,57


2. 26,2 x 1,1 x 0,67 = 19,31
3. 33 x 1,2 x 0,67 = 26,33
4. 44 x 1,2 x 0,67 = 35,38
5. 48 x 1,4 x 0,67 = 45,02
∑ = 147,81

LD = 147,81 : 5 = 29,56

 Perhitungan NPA
𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝐴𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ
NPA = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝐵𝑎𝑔𝑖𝑎𝑛 𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑎𝑛𝑎ℎ

Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3


500 356 180
NPA = 150 NPA = 100 NPA = 50

= 3,33 = 3,56 = 3,6

Sampel 4 Sampel 5
510 350
NPA = 150 NPA = 170

= 3,4 = 2,06
4.2. Pembahasan
Praktikan melakukan praktikum Dasar-Dasar Agronomi di lahan dekat gedung
laboratorium Agroekoteknologi selama kurang lebih 3 bulan. Praktikum diawali dengan
beberapa tahap sehingga mendapatkan hasil pengamatan yang telah dipaparkan. Tahapan
pertama praktikum diawali dari persiapan, seperti membuat petakan dengan ukuran 2 x 3
meter dengan tali rafia lalu menggemburkan tanah dengan cangkul.Disaat men
gemburkan tanah di petakan,kami mengalami sedikit kendala yang dikarenakan padatnya
tanah pada petakan dan keadaan petakan yang tergenang banyak air sehingga
menyulitkan kami untuk menggemburkannya,namun dengan perlahan kamipun dapat
menyelesaikan tanah pada petakan.Setelah persiapan lahan selesai, waktunya persiapan
tanam. Sebelum penanaman kacang tanah,yang pertama dilakukan yaitu dengan membuat
lubang tanam sebanyak 100 lubang dengan jarak 20 x 30 cm. Lubang dibuat
menggunakan tugal dengan kedalaman 2 cm dan setiap lubang ditanam masing-masing
dua benih kacang tanah sehingga total 200 benih.
Setelah pengolahan lahan selesai, akhirnya benihpun dimasukkan,dengan
memberikan Furadan 3G bersama dengan benih agar benih tidak dimakan serangga.
Setelah benih dimasukkan ke dalam lubang tanam dan ditutup,selanjutnya yaitu membuat
siring kecil tempat meletakkan/menebar pupuk disekitar area beni.Cara pemupukannya
yaitu semua pupuk dicampur jadi satu,kemudian pupukpun ditebar pada siring kecil
tersebut dekat barisan tanaman (sekitar 5 cm dari barisan tanaman dengan kedalaman
antara 2-3 cm), pupuk ditabur sepanjang larikan kemudian ditutup kembali dengan
tanah.Pupuk yang digunakan yaitu Urea, SP-36, dan KCL, dengan dosis pupuk untuk
kacang tanah adalah 100 g Urea, 150 g SP- 36 dan 100 g KCL. Kegiatan ini dilakukan
agar kebutuhan hara untuk tanaman tercukupi pada saat tumbuh.Untuk pemberian pupuk
urea diberikan dua kali, pertama pada awal penanaman, lalu diberikan lagi pada minggu
kelima setelah tanam.
Setelah satu minggu tanam kacang tanah menunjukkan
pertumbuhannya.perkecambahan kacang tanah merupakan tipe perkecambahan
epigeal,karena terjadi pertumbuhan memanjang dari hipokotil ysng menyebabkan
plumula dan kotiledon terdorong ke permukaan tanah,serta kotiledon berada di atas
tanah.Pada saat itu juga dilakukan penghitungan daya tumbuh pertama.Jumlah benih
yang yaitu sebanyak 141 benih dari 200 benih yang ditanam, kemudian dilakukan
perhitungan daya tumbuh dan diketahui benih presentase benih yang tumbuh yaitu
sebesar 70,5%,terdapat cukup banyak benih yang tidak tumbuh yaitu sebanyak 59
benih,hal ini terjadi karena benih membusuk sebab sekitar petakan yang tergenang air
sehingga tanah terlalu lembab akibat curah hujan yang tinggi setelah dilakukan
penanaman.Sehingga dilakukan penyulaman untuk mengganti tanaman yang tidak
tumbuh tersebut, penyulaman yaitu penanaman kembali benih dengan cara dan perlakuan
yang sama pada waktu penanaman awal. Penyulaman yang dilakukan hanya pada lubang
yang benihnya tidak tumbuh.
Pada setiap lubang tanam,tanaman yang akan dibiarkan hidup hanya satu tanaman
saja. Maka dari itu dilakukan penjarangan,penjarangan dilakukan setelah tanaman
berumur 1 bulan.Penjarangan dilakukan dengan cara mencabut salah satu tanaman dari
dua tanaman yang tumbuh pada satu lubang.Hal ini perlu dilakukan agar kepadatan
populasi mencapai tingkat yang paling optimal untuk mencapai hasil yang optimal.
Pengamatan pertumbuhan tanaman kacang tanah yang dilakukan pada 10 sampel
namun dosen memberikan keringanan sehingga menjadi 5 tanaman sampel yang diamati.
Penentuan tanaman sampel dilakukan secara acak.Pengambilan sampel dilakukan pada
tanaman tengah,tanaman pinggir tidak termasuk dalam pengambilan sampel.Hal ini
dilakukan karena jika tanaman pinggir dijadikan sampel,maka akan banyak terdapat
potensi gangguan yang mudah datang terhadap tanaman karena tidak ada penghalang jika
serangan hama datang.
Kelima tanaman sampel diamati pertumbuhan vegetatifnya yaitu meliputi tinggi
tanaman,jumlah cabang tanaman dan jumlah daun tanaman selama 5 minggu.Dilihat dari
pertumbuhan tinggi tanaman, tanaman kacang tanah mengalami kenaikan tinggi batang
disetiap minggunya.Fase vegetetif pada kacang tanah yaitu pada minggu 3-6 dimana telah
menunjukkan pertumbuhan tinggi tanaman dan pertumbuhan generative terjadi mulai
pada minggu ke 7.Tinggi tanaman diukur mulai dari batang yang berada di atas
permukaan tanah sampai pada titik tumbuh atas tanaman batang pokok/inti.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,terlihat jumlah daun tanaman selalu
mengalami penambahan selama fase vegetatifnya,dari data pengamatan terlihat pada
minggu ke 3-4, jumlah daun mangalami peningkatan yang cukup pesat.Dan kemudian
terjadi penurunan jumlah daun pada saat mulai medekati waktu panen.Ini merupakan hal
wajar karena tanaman tidak lagi mengalami pertumbuhan vegetatif,melainkan telah
mengalami pertumbuhan generative.
Yang terakhir dalam pengamatan pertumbuhan vegetatif tanaman kacang tanah ini
adalah jumlah cabang,cabang mulai tumbuh di minggu ke 2. Cabang baru tersebut akan
terus berkembang hingga memasukki minggu ke 5.Pengendalian OPT yang dilakukan
yaitu penyiangan gulma,penyiangan dilakukan secara manual yaitu mengguanan tangan
atau alat bantu sperti koret,hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan populasi
gulma sampai jumlah tertentu hingga tidak menimbulkan gangguan terhadap
tanaman.Gulma yang tumbuh di area petakan meliputi gulma berdaun sempit dan gulma
berdaun lebar.Selain itu pengendalian opt yang dilakukan yaitu seperti mengamati dan
mengendalikan hama pengganggu seperti ulat dan belalang dengan cara manual yaitu
menggunakan tangan.
Setelah tanaman berumur +_ 3 bulan,maka di lakukan pemanenan.Selanjutnya
tanaman yang telah dipanen tersebut dilakukan pengamatan kembali yaitu meliputi
pengamatan jumlah cabang, jumlah daun,tinggi tanam,bobot segar tanaman,bobot
tajuk,dan jumlah polong, Dari jumlah cabang produktif terlihat pada sampel 2 dan 4
terdapat cabang produktif yang cukup banyak.
Jumlah bobot segar tanaman diperoleh dari berat total dari akar sampai daun
sampel tanaman yang telah dicabut dari lahan. Tanaman lalu dicuci agar bersih dari tanah
lalu satu persatu tanamn sampel ditimbang.Penimbangan tanama kacang tanah pada
bobot basah di timbang secara keseluruhan mulai dari daun,batang,akar dan polong
kacang,kemudian di lanjutkan dengan dari masing - masing bagian tubuh tanaman kacang
tanah sepeti berat akar dan berat tajuk,pada penimbanga berat tajuk bagian tubuh
tanaman yang di timbang mulai dari ujung daun sampai dengan pangkal akar.
Setelah didapat berat akar dan berat tajuk,maka selanjutnya yaitu perhitungan nilai
NPA(Nisbah Pupus Akar).NPA diperoleh dengan membandingkan bobot segar bagian
tanaman diatas permukaan tanah dengan bobot segar bagian tanaman dibawah permukaan
tanah.
Pada praktikum Dasar-dasar agronomi ini,tanaman yang di budidaya dan diamati
tidak hanya kacang tanah,melainkan juga komoditi lain seperti padi gogo,jagung,kacang
merah dan kacang hijau.Dilihat dari pertumbuhannya,pada minggu 3-4 pertumbuhan
masing-masing komoditi terlihat normal dan baik,terlihat disini pertumbuhan kacang
merah sangat pesat jika dibandingkan komoditi lain.Namun pada beberapa minggu
selanjutnya terlihat pertumbuhan kacang merah mulai mengalami penurunan,daun-daun
tua terlihat mulai ada yang layu,dan semakin hari semakin memburuk sehingga pada
akhirnya tanaman kacang merah mulai mati satu persatu.Hal ini terjadi kemungkinan
karena kurang teraturnya penyiraman sehingga tananaman mengalami kekurangan air dan
proses pertumbuhannyapun terhambat,ataupun hal-hal yang lain.

BAB V
KESIMPULAN

Dari yang dipraktikumkan salam kurang lebih 3 bulan hasil praktikum dapat
disimpulkan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah yang di amati
pada tahap petumbuhan vegetatife mulai dari perkecabahan pada minggu pertama hingga
minggu keenam menujukan pertumbuhan yang signifikan pada bagian vegetatife seperti
pertumbuhan dan perkembangan daun,batang dan akar.sedangkan pada petumbuhan
generatifnya di mulai pada minggu ketujuh menunjukan pertumbuhan dan perkembangan
pada alat generatifnya seperti buah dan bunganya.
Jarak tanam dan jumlah benih yang di tanam perlubang tanam pada tanaman
kacang tanah ini juga mempengaruhi jumlah produksi tanaman terutama polong,itu
semua dapat dilihat dari tanaman kacang tanah yang kami tanam ada yang 1 tanam
perlubang tanam dan ada yang 2 batang per lubang tanaman,pada lubang yang berisi 1
tanamn kacang tanah pertumbuhan dan perkembanganya produktif,dan polong yang di
hasilkan juga banyak,sedangkan pada tanaman kacang tanah yang terdiri dari 2 batang
perlubang tanaman menunjukan ketidak maksimalan pertumbuhan dan
perkembanganya,sehingga jumlah polong yang di hasikan juga lebih sedikit.
DAFTAR PUSTAKA

Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan
Kering. Penebar Swadaya. Jakarta. 9 hal.

Alibasyah, M.R,. 2000. Efek sistem olah tanah dan mulsa jagung terhadap stabilitas
agregat dan kandungan C. organik tanah ultisol pada musim tanam ke-3. J. Agrista.
3(4) : 228 –237.

Allard, R.W. 1992. Pemuliaan Tanaman. Rineka Cipta. Jakarta. 336 hal.

Arifin, Z. 1996. Azolla :Pembudidayaan dan Pemanfaatan Pada Tanaman Padi. Penebar
Swadaya. Jakarta. 11 hal.

Astanto, K., A. Winarno dan Sunardi. 1993. Kacang Tanah. Departemen Pertanian Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai Penelitian Tanaman Pangan.
Malang. 3 –112 hal.

Basuki. 2000. Respon tanaman kacang tanah (Arachis hypogaeaL.) terhadap cara
pengelolaan tanah dan pemberian kompos azolla. Skripsi S1

Dwidjoseputro. 1994. Pengetahuan Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. 232 hal.

Engelstad, O.P. 1997. Teknologi dan Penggunaan Pupuk(diterjemahkan oleh

Didiek H.G). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 799 hal.

Zulputra, P., Wawan dan Nelvia. 2014. Respon Padi Gogo (Oryza sativa L.) Terhadap
Pemberian Silikat Dan Pupuk Fosfat Pada Tanah Ultisol. Jurnal Agroteknologi,
Vol. 4 No. 2 : 1-10. Februari 2014.

Adisarwanto, T., 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan
Lahan kering. Penebar Swadaya, Jakarta.
Astawan, M., 2009. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2010. Produksi
Kacang Tanah 2006-2010. http://www.BPS.go.id. Diakses pada Tanggal 3
September 2013
Badan Pusat Statistik 2013. Produksi Tanaman Pangan. Badan Pusat Statistik
Provinsi Kalimantan Tengah.
Hardjowigeno, S., 1995. Ilmu Tanah. PT Mediatama Sarana Perkasa, Jakarta. Jamilah,
2002. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan SP-36 Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hipogea L). Palangka
Raya

Pitojo S., 2005. Benih Kacang Tanah. Kanisius, Jakarta.

Purnamawati, 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar


Swadaya. Jakarta.
Rahayu, Dewi Indah, 2014. Panen Varietas Bison. Desa Hampalit. Soepudinsba. 2009.
Aneka Pestisida Alami.
http://dinsembawang.wikifoundry.com/page/Pestisida+Alami. Diakses pada Tanggal 10
Maret 2014.

Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Sinar Baru, Bandung.


Suprapto, H.S. 2000. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta. Suriatna,
1988. Pupuk dan Pemupukan. Mediatama Sarana Perkasa. Jakarta Sutedjo, M.M,
2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Syarief, E. S., 1986. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana,
Bandung.

Tawakkal, M.I. 2009. Respons Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas


Kedelai (Glycine max L. Merril). Skeripsi. Fakultas Pertanian USU, Medan.
repository.usu.ac.id. (diakses 5 Nopember 2013).
Tim Bina Karya Tani. 2009. Budidaya Kacang Tanah. Bandung
Trustinah. 2011. Keragaman dan Potensinya untuk Perbaikan Sifat-Sifat Kacang
Tanah. Bogor.
LAMPIRAN

Tanaman kacang tanah :mingu pertama sampai mnggu ketujuh

Hama dan Gulma Tanamn Kacang Tanah :

Anda mungkin juga menyukai