Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Teknik Geofisika, Universitas Pertamina


Modul 2 Pemodelan Menggunakan Metode Hagiwara
Mata Kuliah GP2204 Seismik Refraksi

Nama : Lutfi Nur Hidayat


NIM : 101116006
Kelas : GP1
Shift : 1 – Selasa, 13.00-15.00 WIB
Tanggal Praktikum : 20 Februari 2018

ABSTRAK
Metode Hagiwara dapat mencitrakan kondisi bawah permukaan dengan mengetahui kecepatan masing –
masing lapisan. Pemberian dua shot dapat menggambarkan dua lapisan bawah permukaan dengan menggunakan
penjalaran gelombang seismik refraksi. Hal yang sangat penting yaitu dengan mengetahui travel time dari
penjalaran gelombang kemudian ditentukan delay time dan menggunakan persamaan Hagiwara akan
memperoleh kedalaman dari suatu lapisan. Hasil yang diperoleh berupa citra lapisan bawah permukaan berupa
dua lapisan dengan undulasi pada jarak tertentu. Bentuk citra detail yang menggambarkan bahwa kenyataan
lapisan bawah permukaan tidak berupa lapisan datar, akan tetapi berupa lapisan yang berundulasi.
Kata kunci : Metode Hagiwara, Delay Time, Kecepatan Lapisan, Kedalaman.

I. TUJUAN
Tujuan praktikum modul 2:
1. Mengaplikasikan prinsip metode Hagiwara.
2. Mengolah data seismik refraksi menggunakan metode Hagiwara.
3. Menggambarkan citra bawah permukaan dari data seismik refraksi menggunakan
metode Hagiwara.

II. DASAR TEORI


Metode Hagiwara merupakan salah satu metode yang dapat mencerminkan citra
bawah permukaan dengan konsep perhitungan waktu tiba gelombang seismik pada seismik
refraksi. Metode ini merupakan metode menggunakan konsep waktu tunda (delay time)
dengan asumsi bahwa undulasi di bawah permukaan tidak terlalu besar (<200).
Metode ini memiliki kelebihan yaitu dapat menggambarkan lapisan permukaan
dengan mengikuti kontur bawah permukaan. Hal ini yang menyebabkan perbedaan dengan
metode intercept time yang mengasumsikan bahwa lapisan yang terdapat di bawah
permukaan merupakan lapisan yang datar. Perhitungan yang digunakan pada metode ini
adalah perhitungan bawah permukaan dua lapis. Batas lapisan yang ada pada bawah
permukaan dapat diperlihatkan dengan hasil perhitungan kedalaman yang memiliki
kerapatan berbeda – beda. Ketika kerapatan dari suatu lapisan berbeda – beda maka akan
mengakibatkan kecepatan dari gelombang seismik juga berbeda sehingga penjalaran
gelombang seismik akan dibiaskan yang menghasilkan gelombang seismik refraksi.

Gambar 1. Lintasan Perambatan Gelombang, Forward & Reverse (Heriyanto, 2017)

Dengan menggunakan hukum snellius dan critical angle, gelombang seismik refraksi
pada gambar di atas dapat diperoleh besarnya kecepatan pada masing – masing lapisan.
Pada gambar 1dapat dibentuk persamaan :
𝑃𝑃′′′ 𝑃𝑅 𝑅𝑃′′ ℎ𝑝 cos 𝑖 𝑅𝑃′′
= + = + (1)
𝑉1 𝑉1 𝑉1 𝑉1 𝑉1
𝑅𝑃′′ 𝑅𝑃′′ 𝑃′𝑃′′
= = (2)
𝑉1 𝑉2 sin 𝑖 𝑉2
Persamaan yang lain juga dapat diperoleh dari shot point (A dan B) dan receiver (P):
𝑃𝑃′′′ ℎ𝑝 cos 𝑖 𝑃′𝑃′′′
= + (3)
𝑉1 𝑉1 𝑉2
𝐴𝐴′′ ℎ𝐴 cos 𝑖 𝐴′𝐴′′
= + (4)
𝑉1 𝑉1 𝑉2
𝐵𝐵′′ ℎ𝐵 cos 𝑖 𝐵′𝐵′′
= + (5)
𝑉1 𝑉1 𝑉2

Melalui persamaan (3), (4), dan (5) dapat diperoleh persamaan travel time gelombang
seismik:

𝐴𝐴′′ 𝐴′′𝑃′′ 𝑃′′𝑃 ℎ𝐴 cos 𝑖 ℎ𝑃 cos 𝑖 𝐴′𝑃′


𝑇𝐴𝑃 = + + = + + (6)
𝑉1 𝑉2 𝑉1 𝑉1 𝑉1 𝑉2
𝐵𝐵′′ 𝐵 ′′ 𝑃′′′ 𝑃′′′𝑃 ℎ𝐵 cos 𝑖 ℎ𝑃 cos 𝑖 𝐵′𝑃′
𝑇𝐵𝑃 = + + = + + (7)
𝑉1 𝑉2 𝑉1 𝑉1 𝑉1 𝑉2
𝐴𝐴′′ 𝐴′′ 𝐵 ′′ 𝐵 ′′ 𝑃 ℎ𝐴 cos 𝑖 ℎ𝐵 cos 𝑖 𝐴′ 𝐵 ′
𝑇𝐴𝐵 = + + = + + (8)
𝑉1 𝑉2 𝑉1 𝑉1 𝑉1 𝑉2

Dari persamaan (6),(7), dan (8) diperoleh persamaan untuk mendapatkan ketebalan lapisan
(hp):
𝑉1
ℎ𝑃 = (𝑇 + 𝑇𝐵𝑃 − 𝑇𝐴𝐵 ) (9)
2 cos 𝑖 𝐴𝑃

𝑉1 2
𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 cos 𝑖 = √1 − ( )
𝑉2
Pada metode ini dapat diperoleh nilai kecepatan lapisan pertama dan kecepatan lapisan
kedua:
a. Lapisan pertama pada penjalaran gelombang langsung
𝑉1𝑓𝑜𝑟𝑤𝑎𝑟𝑑 + 𝑉1𝑟𝑒𝑣𝑒𝑟𝑠𝑒
𝑉1 = (10)
2
b. Lapisan kedua pada grafik T’AP dengan jarak(x)
ℎ𝐴 cos 𝑖 𝑥
𝑇 ′ 𝐴𝑃 = + (11)
𝑉1 𝑉2

III. DATA DAN PENGOLAHAN


Tabel 1. Data Awal
Shot
Posisi (m) 2.5 122.5

Posisi (m) Forward Reverse Posisi (m) Forward Reverse

5 7.1 148.2 65 89.7 77.8


10 16.2 140.7 70 95.5 73.7
15 26.4 135 75 102.1 70.6
20 35.7 129.8 80 108.8 67.6
25 50 124.4 85 117 64.7
30 58 116.3 90 122 59.9
35 60.3 107.5 95 127.2 54
40 63.2 101.1 100 131.4 47.2
45 67.8 95.8 105 134.5 35.7
50 69.8 88 110 138.9 26.4
55 74.9 83.1 115 142.6 16.2
60 83.6 81.4 120 146.9 7.1
Grafik T - X
160 y = -1.0499x + 147.96
140 y = 1.0838x + 20.513
UGW 1
120
DGW 1
Times (ms)

100
UGW 2
80
DGW 2
60
y = -1.82x + 226.31 Linear (UGW 1)
40
20 Linear (DGW 1)
y = 2.0869x - 4.2867
0 Linear (UGW 2)
0 20 40 60 80 100 120 140 Linear (DGW 2)
Posisi (m)

Gambar 2. Grafik T – X Saat Data Awal Diplot

Tabel 2. Data yang Telah Melalui Proses

Forwar Revers
Sho Forw Rever Depth
d e TAB TP T'P V1 (m/s) V2 (m/s)
t ard se (m)
(TAP) (TBP)
Posi
si 2.5 122.5
(m)
5 7.1 148.2 25.932 148.2 149.3069 24.8251 13.51945 514.3151 932.2271 -7.65427
10 16.2 140.7 31.351 140.7 149.3069 22.7441 19.97895 514.3151 932.2271 -7.01264
15 26.4 135 36.77 135 149.3069 22.4631 25.53845 514.3151 932.2271 -6.926
20 35.7 129.8 42.189 129.8 149.3069 22.6821 30.84795 514.3151 932.2271 -6.99353
25 50 124.4 47.608 124.4 149.3069 22.7011 36.25745 514.3151 932.2271 -6.99939
30 58 116.3 53.027 116.3 149.3069 20.0201 43.01695 514.3151 932.2271 -6.17276
35 60.3 107.5 60.3 107.5 149.3069 18.4931 51.05345 514.3151 932.2271 -5.70194
40 63.2 101.1 63.2 101.1 149.3069 14.9931 55.70345 514.3151 932.2271 -4.62279
45 67.8 95.8 67.8 95.8 149.3069 14.2931 60.65345 514.3151 932.2271 -4.40696
50 69.8 88 69.8 88 149.3069 8.4931 65.55345 514.3151 932.2271 -2.61866
55 74.9 83.1 74.9 83.1 149.3069 8.6931 70.55345 514.3151 932.2271 -2.68033
60 83.6 81.4 83.6 81.4 149.3069 15.6931 75.75345 514.3151 932.2271 -4.83862
65 89.7 77.8 89.7 77.8 149.3069 18.1931 80.60345 514.3151 932.2271 -5.60944
70 95.5 73.7 95.5 73.7 149.3069 19.8931 85.55345 514.3151 932.2271 -6.1336
75 102.1 70.6 102.1 70.6 149.3069 23.3931 90.40345 514.3151 932.2271 -7.21275
80 108.8 67.6 108.8 67.6 149.3069 27.0931 95.25345 514.3151 932.2271 -8.35356
85 117 64.7 117 64.7 149.3069 32.3931 100.8035 514.3151 932.2271 -9.9877
90 122 59.9 122 53.469 149.3069 26.1621 108.919 514.3151 932.2271 -8.06651
95 127.2 54 127.2 48.2195 149.3069 26.1126 114.1437 514.3151 932.2271 -8.05125
100 131.4 47.2 131.4 42.97 149.3069 25.0631 118.8685 514.3151 932.2271 -7.72766
105 134.5 35.7 134.5 37.7205 149.3069 22.9136 123.0432 514.3151 932.2271 -7.06491
110 138.9 26.4 138.9 32.471 149.3069 22.0641 127.868 514.3151 932.2271 -6.80298
115 142.6 16.2 142.6 27.2215 149.3069 20.5146 132.3427 514.3151 932.2271 -6.32523
120 146.9 7.1 146.9 21.972 149.3069 19.5651 137.1175 514.3151 932.2271 -6.03247
Grafik T'P - X
160
140 y = 1.0727x + 10.593
Times (ms) 120
100
80
60
40
20
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Posisi (m)

Gambar 3. Grafik T’P – X (Menggambarkan Kecepatan Lapisan Kedua)

Model Penampang
0
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120
-2

-4
Depth (m)

-6

-8

-10

-12
Distance (m)

Gambar 4. Model Penampang Bawah Permukaan

IV. ANALISIS
Dari hasil percobaan dapat dilakukan analisis dalam mendapatkan angka (nilai) yang
terdapat pada tabel 2 (untuk poin a sampai f menggunakan data pada gambar 2 yang
merupakan hasil plot data pada table 2 kolom 1-3)
a. Nilai Forward (TAP)
Merupakan nilai dari waktu (arrival time) saat kemiringan lapisan 2 diteruskan ke jarak
geofon pertama sampai cross-over point untuk shot pertama.
Persamaan garis kemiringan lapisan 2:
𝑦 = 1.0838𝑥 + 20.513
𝑦1 = 1.0838 × 5 + 20.513 = 25.932 𝑚𝑠
𝑦2 = 1.0838 × 10 + 20.513 = 31.351 𝑚𝑠
𝑦3 = 1.0838 × 15 + 20.513 = 36.77 𝑚𝑠
𝑦4 = 1.0838 × 20 + 20.513 = 42.189 𝑚𝑠
𝑦5 = 1.0838 × 25 + 20.513 = 47.608 𝑚𝑠
𝑦6 = 1.0838 × 30 + 20.513 = 53.027 𝑚𝑠
Selanjutnya pada geofon ke – 7 sampai terakhir merupakan data waktu pada
kemiringan 2, sehingga diperoleh garis kemiringan lapisan 2 dari geofon pertama
sampai terakhir.
b. Nilai Reverse (TBP)
Merupakan nilai dari waktu (arrival time) saat kemiringan lapisan 2 diteruskan ke jarak
geofon terakhir sampai cross-over point untuk shot kedua.
Persamaan garis kemiringan lapisan 2:
𝑦 = −1.0499𝑥 + 147.96
𝑦24 = −1.0499 × 120 + 147.96 = 21.972 𝑚𝑠
𝑦23 = −1.0499 × 115 + 147.96 = 27.2215 𝑚𝑠
𝑦22 = −1.0449 × 110 + 147.96 = 32.471 𝑚𝑠
𝑦21 = −1.0499 × 105 + 147.96 = 37.7205 𝑚𝑠
𝑦20 = −1.0499 × 100 + 147.96 = 42.97 𝑚𝑠
𝑦19 = −1.0499 × 95 + 147.96 = 48.2195 𝑚𝑠
𝑦18 = −1.0499 × 90 + 147.96 = 53.469 𝑚𝑠
Selanjutnya pada geofon pertama sampai geofon ke – 17 merupakan data yang sudah
ada pada kemiringan 2, sehingga diperoleh garis kemiringan lapisan 2 dari geofon
terakhir sampai pertama.
c. Nilai TAB
Merupakan rata – rata (forward and reverse) dari waktu gelombang seismik refraksi
ketika mencapai jarak dari shot yang lainnya
- Forward
𝑥 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠ℎ𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛 = 122.5
𝑦 = 1.0838 × 122.5 + 20.513 = 153.2785 𝑚𝑠
- Reverse
𝑥 = 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑠ℎ𝑜𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑎𝑖𝑛 = 2.5
𝑦 = −1.0499 × 2.5 + 147.96 = 145.3353 𝑚𝑠
- Rata – Rata TAB
153.2785 + 145.3353
𝑦= = 149.3069 𝑚𝑠
2
d. Nilai TP
Merupakan waktu dari gelombang seismik refraksi untuk mencapai pada setiap
receiver. Nilai TP dapat diperoleh melalui persamaan
𝑇𝑃 = 𝑇𝐴𝑃 + 𝑇𝐵𝑃 − 𝑇𝐴𝐵
Analisis nilai TP untuk 5 receiver pertama:
𝑇𝑃1 = 25.932 + 148.2 − 149.3069 = 24.8251 𝑚𝑠
𝑇𝑃2 = 31.351 + 140.7 − 149.3069 = 22.7441 𝑚𝑠
𝑇𝑃3 = 36.77 + 135 − 149.3069 = 22.4631 𝑚𝑠
𝑇𝑃4 = 42.189 + 129.8 − 149.3069 = 22.6821 𝑚𝑠
𝑇𝑃5 = 47.608 + 124.4 − 149.3069 = 22.7011 𝑚𝑠
Dan selanjutnya data TP6-TP24 dapat dihitung menggunakan persamaan yang sama
sehingga mempunyai hasil yang akan sama pada table 2 kolom 7. Pada setiap receiver
memiliki nilai TP yang berbeda – beda. Hal ini disebabkan oleh jarak setiap receiver
yang berbeda.

e. Nilai T’P
Merupakan waktu yang diperoleh dari persamaan:
𝑇𝑃
𝑇 ′ 𝑃 = 𝑇𝐴𝑃 −
2
Nilai T’P merupakan nilai yang menunjukkan waktu untuk menentukan kemiringan
dari suatu garis yang akan menunjukkan nilai kecepatan lapisan 2. Supaya dapat
menunjukkan, kolom T’P dan posisi diplot. Analisis T’P untuk 5 receiver pertama:
24.8251
𝑇 ′ 𝑃1 = 25.932 − = 13.51945 𝑚𝑠
2
22.7441
𝑇 ′ 𝑃2 = 31.351 − = 19.97895 𝑚𝑠
2
22.4631
𝑇 ′ 𝑃3 = 36.77 − = 25.53845 𝑚𝑠
2
22.6821
𝑇 ′ 𝑃4 = 42.189 − = 30.84795 𝑚𝑠
2
22.7011
𝑇 ′ 𝑃5 = 47.608 − = 36.25745 𝑚𝑠
2
Dan untuk mengisi T’P pada geofon selanjutnya, melakukan langkah yang sama
sehingga terdapat nilai yang relevan seperti pada tabel 2 kolom 8.
f. Nilai V1
Merupakan nilai kecepatan lapisan pertama yang diperoleh dari rata - rata antara
kecepatan saat shot di dekat receiver pertama (forward) dan kecepatan ketika shot di
dekat receiver terakhir (reverse).
- Forward
𝑚1 = 2.0869
Maka diperoleh kecepatan:
1000
𝑉11 = = 479.1796 𝑚/𝑠
2.0869
- Reverse
𝑚2 = 1.82
Maka diperoleh kecepatan:
1000
𝑉12 = = 549.4505 𝑚/𝑠
1.82

- Rata – rata kecepatan (tabel 2 kolom 9)


Setelah memperoleh nilai kecepatan lapisan pertama secara forward maupun
reverse, maka dapat diperoleh rata – rata kecepatan lapisan pertama :
𝑉11 + 𝑉12 479.1796 + 549.4505
𝑉1 = = = 514.3151 𝑚/𝑠
2 2
g. Nilai V2
Kecepatan lapisan kedua dapat diperoleh dari kemiringan hasil dari plotting data T’P
dan posisi receiver. Seperti yang terlihat pada gambar 3 dapat ditentukan besarnya
kecepatan lapisan kedua:
𝑚2 = 1.0727
1000 1000
𝑉2 = = = 932.2271 𝑚/𝑠
𝑚2 1.0727
Sehingga diperoleh kecepatan lapisan kedua sebesar 932.2271 m/s (tabel 2 kolom 10).

h. Kedalaman Lapisan pada Setiap Undulasinya


Kedalaman lapisan pada setiap undulasinya merupakan kedalaman dari lapisan
pertama yang dapar diperoleh dari kedalaman pada setiap receiver-nya kemudian
dihubungkan oleh suatu garis sehingga terbentuk batas antara lapisan pertama dengan
lapisan kedua (gambar 4). Data kedalaman bernilai negatif menunjukkan nilak
kedalaman ke arah bawah. Analisis dari kedalaman setiap undulasinya untuk 5 receiver
pertama :
(−1) × 𝑉1 × 𝑇𝑃 (−1) × 𝑉1 × 𝑇𝑃
𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ = =
𝑉1 2 2 × 0.834039
2 × cos √1 − (𝑉2)

(−1) × 514.3151 × 24.8251


𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 1 = = −7.65427 𝑚
2 × 0.834039
(−1) × 514.3151 × 22.7441
𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 2 = = −7.01264 𝑚
2 × 0.834039
(−1) × 514.3151 × 22.4631
𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 3 = = −6.926 𝑚
2 × 0.834039
(−1) × 514.3151 × 22.6821
𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 4 = = −6.99353 𝑚
2 × 0.834039
(−1) × 514.3151 × 22.7011
𝐷𝑒𝑝𝑡ℎ 5 = == −6.99939 𝑚
2 × 0.834039

Dan dapat dilanjutkan perhitungan dengan cara yang sama untuk mendapatkan
kedalaman pada receiver ke -6 sampai receiver terakhir (terdapat pada tabel 2 kolom
11). Untuk memperoleh lapisan yang berundulasi seperti pada gambar 4 maka
dilakukan plotting antara posisi terhadap kedalaman.
Setelah dilakukan analisis dari poin a sampai h diperoleh suatu hasil berupa citra
bawah permukaan menggunakan metode Hagiwara seperti pada gambar yang
menunjukkan adanya dua lapisan yang tidak datar/berundulasi yang mempunyai kecepatan
masing – masing (V2>V1).

V. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Metode Hagiwara dapat digunakan untuk menentukan bentuk citra permukaan bawah
tanah dua lapisan dengan menggunakan end shot (dua shot di receiver pertama dan
terakhir).
2. Melalui Metode Hagiwara, seismik refraksi dapat dijelaskan dengan menggunakan
data arrival time dan jarak untuk mendapatkan kecepatan lapisan pertama dan kedua.
3. Bentuk citra permukaan yang berundulasi dapat diperoleh dari kedalaman pada
masing – masing receiver melalui Metode Hagiwara.
MANFAAT PRAKTIKUM
 Hal-hal apa yang bisa dipelajari dari praktikum ini:
a. Mengetahui bahwa Microsoft Excel dapat digunakan untuk mencitrakan bawah
permukaan.
b. Mengetahui langkah untuk menggambarkan bentuk lapisan bawah permukaan.
c. Memperoleh ilmu bahwa melalui dua shot menggunakan Metode Hagiwara dapat
menggambarkan bentuk lapisan bawah permukaan.
 Manfaat atau aplikasi apa yang bisa menggunakan praktikum ini di dunia kerja nanti:
a. Metode Hagiwara dapat digunakan untuk eksplorasi lapisan dangkal.
b. Melalui perhitungan travel time dapat memperkirakan kecepatan lapisan bawah
permukaan.
c. Memudahkan dalam melakukan processing dengan menggunakan metode hagiwara.

REFERENSI
[1] Assistan Lab GP. 2018. Modul 2 Pemodelan Menggunakan Metode Hagiwara. URL :
https://drive.google.com/file/d/1CMZTbPutiXwbxMpjpg6ECaDl1Vzei2Je/view [23/02/2018]
[2] Hudha, S.N., dkk. 2014 . Penentuan Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan
Metode Seismik Refraksi di Lapangan Panas Bumi Diwak dan Derekan, Kecamatan Bergas,
Kabupaten Semarang. URL :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=173888&val=4710&title=PENENTUA
N%20STRUKTUR%20BAWAH%20PERMUKAAN%20DENGAN%20MENGGUNAKAN
%20METODE%20SEISMIK%20REFRAKSI%20DI%20LAPANGAN%20PANAS%20BU
MI%20DIWAK%20DAN%20DEREKAN,%20KECAMATAN%20BERGAS,%20KABUPA
TEN%20SEMARANG [23/02/2018]

Anda mungkin juga menyukai