Anda di halaman 1dari 25

CRITICAL BOOK REview

Disusun oleh:
Agung vinel putra s. depari
nim : 5181121009
dosen: prof. DR. julaga situmorang, m.pd

Pendidkan teknik mesin


Falkutas teknik
Universitas negeri medan
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa ,Karna atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah FILSAFAT PENDIDIKAN ini yang
berjudul ‘’Critical Book Review’’.kami berterima kasih kepada bapak dosen yang
bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Kami sadar bahwa tugas ini memiliki banyak kekurangan oleh karena itu kami minta
maaf jika ada kesalahan dalam penulisan kami dan kami juga mengharapkan kritik dan saran
dalam tugas ini agar di lain waktu kami bisa membuat tugas dengan lebih baik lagi.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih semoga apa yang kami kerjakan bisa
bermanfaat bagi orang lain.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………....
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………….….
1.1 LatarBelakang………………………………………………………………………………………………………….……….
1.2 Tujuan………………………………………………………………………………………………………………………………
1.3 Manfaat……………………………………………………………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………
2.1 Identitas Buku…………………………………………………………………………………………………………………..
2.2 Ringkasan isi buku…………………………………………………………………………………………………………….
2.3 Penilaian Terhadap Buku………………………………………………………………………………………………….
BAB III IMPLIKASI…………………………………………………………………………….
3.1 implikkasi terhadap teori…………………………………………………………………………………………………
3.2 implikasi terhadap analisis mahasiswa…………………………………………………………………………...
BAB IV PENUTUP……………………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………………………………………………
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..
BAB I

PENDAHULUAN

1.1LATAR BELAKANG

Kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan


pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya.
Menurut Abrams, kritik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan dan
penilaian karya sastra. Kritik buku adalah analisa terhadap suatu buku untuk mengamati
atau menilai baik buruknya buku secara objektif. Kritik buku adalah kegiatan
penganalisisan dan pengevaluasian suatu buku dengan tujuan untuk meningkatkan
pemahaman, memperluas apresiasi, atau menganalisis kelebihan dan kekurangan buku
dan membantu memperbaiki kesalahan pada buku agar tidak terjadi kekeliruan kembali.
Kegiatan mengkritik buku sangatlah penting mengingat bahwa pembaca dituntut
untuk memahami suatu buku secara kritis. Setiap buku yang dikritik akan menjadi rujukan
pembuatan buku yang lebih baik kedepannya. Apabila kegiatan ini tidak dilakukan maka
tidak akan terjadi kemajuan literasi dalam dunia perbukuan terutama di Indonesia. Karena
dari kegiatan ini kualitas buku yang baik dapat diketahui secara detail dan mendalam.
Dalam hal ini pengkritik akan mengkritik sebuah buku yang berjudul Filsafat Pendidikan.
Demi terwujudnya pemahaman tentang materi pembelajaran Filsafat Pendidikan bagi
mahasiswa yang akan menjadi seorang pendidik.
1.2TUJUAN
Adapun tujuan dari Critical Book Report ini, yaitu:
1. Mengulas isi buku
2. Mencari dan mengetahui informasi yang terdapat dalam buku
3. Membandingkan isi buku utama dan buku pembanding

1.3 MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapakan tercapai setelah mengkritik buku ini adalah :
1. Memahami dengan jelas materi yang terkandung di dalam buku ini
2. Dapat dijadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karya serupa yang
lebih baik dan bermutu
3. Menambah ilmu pengetahuan tentang Filsafat Pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 IDENTITAS BUKU

A. BUKU UTAMA

 Judul buku : Filsafat Pendidikan


 Pengarang : Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag
 Penerbit : Refika Aditama
 Tahun terbit : 2011
 Kota terbit : Bandung
 ISBN : 978-602-8650-39-7
 Jumlah halaman : 228 halaman
 Cover buku :
B. BUKU PEMBANDING

 Judul buku : Filsafat Pendidikan


 Pengarang : - Prof. Dr. H. Jalaluddin
- Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M. Ed
 Penerbit : Raja Grafindo Persada
 Tahun terbit : 2013
 Kota terbit : Jakarta
 ISBN : 978-979-769-372-5
 Jumlah halaman : 244 halaman
 Cover buku :
2.2 RINGKASAN ISI BUKU

A. BUKU UTAMA

BAB I. MENGENAL KAWASAN FILSAFAT

Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “philos” dan “sophia”. Philos
artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan. Filsafat
secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan.
Berfilsafat berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan berfilsafat. Berpikir
yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu
radikal, sistematis dan universal.

BAB II. PENGERTIAN, KEGUNAAN, DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT


PENDIDIKAN

a. Pengertian

Pendidikan diartikan sebagai proses dimana pendidikan merupakan usaha sadar dan
penuh tanggung jawab dari orang dewasa dalam membimbing, memimpin, mengarahkan
peserta didik dengan berbagai problema atau persoalan dan pertanyaan yang mungkin timbul
dalam pelaksanaanya. Menurut Mudyahardjo filsafat pendidikan dibedakan menjadi dua
macam yaitu :

 Filsafat praktek pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang bagaimana
seharusnya pendidikan diselengarakan dan dilaksanaan dalam kehidupan.
 Filsafat ilmu pendidikan yaitu analisis kritis dan kompherensif tentang pendidikan dan
konsep – konsep psikologi pendidikan sebagai acuan teori pendidikan.
b. Kegunaan Filsafat Pendidikan

Filsafat itu sangat penting di dalam dunia pendidikan karena di dalam pengertian
secara mendalam tentang filsafat itu sendiri mempunyai arti yang sangat positif, murni, asli,
tanpa rekayasa. Setiap masyarakat hidup dengan pandangan filsafat hidupnya sendiri-sendiri
yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dan dengan sendirinya akan menyangkut
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Disinilah letak fungsi filsafat dan filsafat pendidikan dalam
memilih dan mengarahkan teori-teori pendidikan dan kalau perlu juga merevisi teori
pendidikan tersebut, yang sesuai dan relevan dengan kebutuhan, tujuan dan pandangan
hidup dari masyarakat.

c. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah semua lapangan pemikiran manusia yang
komprehensif. Segala sesuatu yang mungkin ada dan benar-benar ada (nyata), baik material
konkret maupun nonmaterial (abstrak). Objek filsafat itu tidak terbatas. Objek filsafat
pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan
memahami dan hakikat pendidikan itu sendiri, yang berhubungan dengan bagaimana
pelaksanaan pendidikan dan bagaimana tujuan pendidikan itu dapat dicapai seperti yang
dicita-citakan.

BAB III MANUSIA DAN PENDIDIKAN

Pendidikan dalam hal ini dapat dilihat sebagai pengupayaan manusia sejatinya,
disengaja, terarah, dan tertata sedemikian rupa menuju pembentukan manusia yang ideal
bagi kehidupannya, atau dengan kata lain, pendidikan tidak lain adalah segala pengupayaan
yang dilakukan secara sadar dan terarah untuk menjadikan manusia sebagai manusia yang
baik dan ideal. Pendidikan merupakan penyediaan kondisi yang baik untuk menjadikan
perilaku-perilaku potensial yang dianugerahkan kepada manusia tidak lagi sebatas
kecenderungan manusiawi, tetapi benar-benar actual dalam realita kehidupannya. Jika
demikian, pendidikan adalah suatu kemestian bagi pemanusiaan manusia.
Sedemikian berartinya pendidikan bagi pemanusiaan manusia, maka sudah
semestinya pendidikan ditata dan dipersiapkan sebaiknya sehingga cita-cita luhurnya dapat
diwujudkan.

BAB IV. PENGETAHUAN DAN NILAI

 Pengertian Pengetahuan

Istilah Ilmu Pengetahuan merupakan suatu pleonasme, yakni pemakaian lebih


daripada satu perkataan yang sama artinya. Menurut kamus bahasa Indonesia (KBBI)
Pengetahuan berarti segala sesuatu yang diketahui; kepandaian; atau segala sesuatu yang
diketahui berkenaan dengan hal (mata pelajaran). Berikut arti pengetahuan menurut para
ahli.

1) Menurut Pudjawidjana (1983)

Pengetahuan adalah reaksi dari manusia atas rangsangannya oleh alam sekitar
melalui persentuhan melalu objek dengan indera dan pengetahuan merupakan hasil yang
terjadi setelah orang melakukan penginderaan sebuah objek tertentu.

2) Menurut Ngatimin (1990)

Pengetahuan adalah sebagai ingatan atas bahan-bahan yang telah dipelajari dan
mungkin ini menyangkut tentang mengikat kembali sekumpulan bahan –bahan yang luas
dari hal-hal yang terperinci oleh teori,tetapi apa yang diberikan menggunakan ingatan
akan keterangan yang sesuai.

3) Menurut Notoatmojo (2007)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini setelah orang yang melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui


yang diperoleh dari persentuhan panca indera terhadap objek tertentu. Artinya, pengetahuan
berasal dari hasil kita melihat, mendengar, merasakan dan berfikir.
 Pengertian Nilai

Nilai adalah Sesuatu yang berharga,bermutu,menunjukkan kualitas dan berguna bagi


manusia. Ada dua macam nilai yang berharga sejalan dengan penegasan pancasila sebagai
ideology terbuka. Alinea ke-4 pada pembukaan UUD 1945 dinyatakan sebagai nilai dasar dan
penjabarannya sebagai nilai instrumental. Nilai dikelompokkan menjadi 3 bagian besar,
yaitu nilai kebenaran, nilai kebaikan, dan nilai keindahan. Ketiga nilai tersebut ada pada diri
manusia, karena setiap manuasia bersatu dalam sebuah karakter, yaitu karakter
kemanusiaan. Karakter kemanuasiaan berarti mengisyaratkan adanya penggabungan antara
akal dan sensasi secara bersamaan. Sementara aksiologi dalam filsafat dibagi menjadi 3
cabang, yaitu logika yang membahas tentang nilai kebenaran, etika yang membahas tentang
nilai kebaikan, dan ilmu estetika yang membahas tentang nilai dari sutu keindahan.

Ciri-ciri dari suatu nilai adalah sebagai berikut :

1. Nilai itu suatu realitas abstrak dalam nada dalam kehidupan manusia. Nilai abstrak
tidak dapat menggunkan indra hanya dapat diamati melalui objek yang
bernilai,misalnya orang yang memiliki kejujuran.
2. Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu
keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal.
3. Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
BAB V. TEORI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM ALIRAN-
ALIRAN FILSAFAT

 Aliran Idealisme

Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi, bukan
fisik.

 Aliran Realisme

Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas.
Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik dan dunia
rohaniah.

 Aliran Eksistensialisme

Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman- pengalaman


individu.

BAB VI

ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN

a. Progresivisme

Progresivisme dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan


secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan, progesivisme merupakan suatu aliran yang
menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekadar upaya pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi beragam aktivitas yang mengarah
pada pelatihan kemampuan berpikir mereka secara menyeluruh, sehingga mereka dapat
berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti penyediaan ragam data empiris dan
informasi teoritis, memberikan analisis, pertimbangan, dan pembuatan kesimpulan menuju
pemillihan alternatif yang paling memungkinkan untuk pemecahan masalah yang tengah
dihadapi.
Progresivisme beranggapan bahwa kemajuan yang telah dicapai oleh manusia tidak
lain adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan
berdasarkan tata logis dan sistematisasi berpikir ilmiah. Aliran ini selalu memandang bahwa
pendidikan tidak lain adalah proses perkembangan, sehingga seorang pendidik mesti selalu
siap untuk senantiasa memodifikasi berbagai metode dan strategi dalam pengupayaan ilmu
pengetahuan terbaru dan berbagai perubahan yang menjadi kecenderungan dalam
masyarakat.

b. Perenialisme

Perenialsme dengan kata dasarnya perennial, yang berarti abadi atau kekal yang terus
tanpa ada kata akhir. Dalam pengertian yang lebih umum dapat dikatakan bahwa tradisi
dipandang juga sebagai prinsip yang abadi sepanjang sejarah manusia. Sebagaimana pada
perkembangan filsafat pada umumnya, dasar pemikiran perenialisme ini pun terlihat dari
keyakinan ontologism tentang manusia dan alam.

Perenialisme dalam konteks pendidikan dibangun atas dasar suatu keyakinan


ontologism, bahwa batang tubuh pengetahuan yang berlangsung dalam ruang dan waktu ini
terbentuk melalui dasar pendidikan yang diterima manusia. Aliran ini meyakini bahwa
pendidikan adalah transfer ilmu pengetahuan tentang kebenaran abadi.

c. Esensialisme

Filsafat esensialisme adalah suatu airan filsafat yang lebih merupakan perpaduan ide
filsafat idealisme-objektif di satu sisi dan realisme-objektif di sisi lainnya. Dalam konteks
filsafat pendidikan, aliran ini menekankan bahwa pendidikan mesti dibangun di atas nilai-nilai
yang kukuh, tetap dan stabil.

Esensialisme memandang bahwa pendidikan yang didasari pada nilai-nilai yang


fleksibel dapat menjadikan pendidikan ambivalen dan tidak memiliki arah dan orientasi yang
jelas. Pelaksanaan pendidikan memerlukan modifikasi, dan penyempurnaan sesuai dengan
kondisi manusia yang bersifat dinamis dan selalu berkembang.
d. Rekontruksionisme

Dalam konteks filsafat pendidikan, rekontruksionisme adalah sebuah aliran yang


berupaya merombak tata susunan lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan
yang bercorak modern. Aliran rekontruksionisme memandang bahwa realitas itu bersifat
universal, ada dimana saja.

Aliran ini yakin bahwa pendidikan adalah tanggung jawab sosial. Rekontruksionisme
tidak saja berkonsentrasi tentang hal-hal yang berkenaan tentang hakikat manusia, tetapi
juga terhadap teori belajar yang dikaitkan dengan pembentukan kepribadian subjek didik
yang berorientasi pada masa depan.

B. BUKU PEMBANDING

BAB I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN

a. Filsafat Pendidikan

Filsafat dan pendidikan merupakan dua istilah yang berdiri pada makna dan hakikat
masing-masing, namun ketika keduanya digabungkan ke dalam satu tema khusus, maka ia
pun memiliki makna tersendiri yang menunjuk ke dalam suatu kesatuan pengertian yang tidak
terpisahkan.

Pengertian filsafat pendidikan menurut beberapa ahli yaitu :

a. Ali Khalil Abu Alainain, mengemukakan pula bahwa filsafat pendidikan adalah upaya
berfikir filosofis tealitas ke pendidikan dalam segala, sehingga melahirkan teori-teori
pendidikan yang berguna bagi kemajuan aktivitas pendidikan itu sendiri.
b. John Dewey, filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental, baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan
(emosional), menuju tabiat manusia.
c. Imam Barnadi, filsafat pendidikan merupak ilmu yang pada hakikatnya merupaka jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan. Baginya filsafat pendidikan
merupakan aplikasi suatu analisis filosofis terhadap bidang pendidikan.
b. Hubungan Filsafat dengan Pendidikan

Filsafat dan pendidikan terdapat hubungan horizontal, meluas kesamping yaitu


hubungan antara cabang disiplin ilmu yang satu dengan yang lain yang berbeda-beda,
sehingga merupakan synthesa yang merupakan terapan nilmu pada bidang kehidupan yaitu
ilmu filsafat pada penyesuaian problema-problema pendidikan dan pengajaran. Filsafat
pendidikan dengan demikian merupakan pola-pola pemikiran dan pendekatan filosofis
terhadap permasalahan bidang pendidikan dan pengajaran. Hubungan antara filsafat dan
filsafat pendidikan menjadi sangat penting sekali, sebab ia menjadi dasar, arah, dan pedoman
suatu sistem pendidikan.

BAB II. LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN

Sejarah menunjukkan bahwa kini filsafat tidak lagi mebawa pemikiran mengenai
adanya subjek besar sebagaimana masa lalu. Latar belakang biasanya diidentikkan dengan
sejarah tentang suatu masalah yang akan diteliti. Suatau pandangan teoritis itu mempunyai
hubungan erat dengan lingkungan, dimana pemikiran itu dijalankan. Bagi orang Yunani,
filsafat merupakan ilmu yang meliputi semua pengetahuan ilmiah.

Menurut Aristoteles, agar orang dapat hidup baik maka ia harus mendapatkan
pendidikan. Pendidikan bukanlah soal kal-akalan semata, melainkan soal member bimbingan
pada perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal.
BAB III. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI,
EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI

a. Pengertian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi

Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana keadaan
yang sebenarnya. Ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang
sangat terbatas bagi pancaindra.

Epistemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan


pengetahuan, cara mausia memperoleh dan menangkap pengetahan. Setiap pengetahuan
merupakan hasildari pemeriksaan dan penyelidikan hingga akhirnya diketahui manusia.

Aksiologi menyangkut nilai-nilai yang berupa pertanyaan tentang yang baik dan yang
bagus. Aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua
nilai tersebut dalam kehidupan manusia.

b. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan Modern


 Progresivisme

Progresivisme disebut sebagai naturalisme yang mempunyai pandangan bahwa


kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta ini dan bukan kenyataan spiritual dan
supranatural.

Proressivisme mempunyai pandangan bahwa banyak hal itu mempunyai sifat yang
serba fleksibel dan nilai-nilai itu berubah dan berkembang.

 Esensialisme

Esensialisme menganggap bahwa dasar pijak fleksibilitas dalam segala bentuk dapat
menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang kurang stabil
dan tidak menentu.

Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan


lama yang warisan sejarah telah membuktikan kebaikan-kebaikannya bagi kehidupan
manusia.
 Perenialisme

Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan, ketidakpastian,


dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual dan sosio kultural.

Dewasa ini telah terjadi krisis moral yang luar biasa yang menyebabkan anak didik
berjalan semuanya sendiri tanpa melihat dasar-dasar atau prinsip-prinsip moral yang
berlandaskan ajaran agama masing-masing.

 Rekontruksionalisme

Rekontruksionalisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama
dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern, melalui lembaga
dan proses pendidikan.

Aliran ini berkeyakinan bahwa tugas penyelamatan dunia merupakan tugas seluruh
umat manusia atau bangsa.Menurut aliran ini, filsafat dipandang lebih tinggi daripada ilmu
pendidikan.

BAB IV. HUBUNGAN ANTARA MANUSIA, FILSAFAT, DAN PENDIDIKAN

Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke
akar-akarnya mengenal pendidikan. Dengan kemampuan pengetahuan yang benar, manusia
berusaha menjaga dan mengembangkann kelangsungan hidupnya. Manusia berusaha
mengamalkan ilmu pengetahuannya dalam perilaku sehari-hari. Dalam perilaku sehari-hari,
pengetahuan berubah menjadi moral dan kemudian menjadi etika kehidupan, sedemikian
rupa sehingga kecenderungan untuk mempertanggungjawabkan kelangsungan dan
perkembangan hidup dan kehidupan ini sepenuhnya.

Manusia adalah makhluk yang perlu dididik dan mendidik dirinya. Terdapat tiga
prinsip antopologis yang menjadi perlunya manusia mendapatkan pendidikan dan perlu
mendidik diri, yaitu: prinsip historias, prinsip idealitas, dan prinsip posibilitas/aktualitas.

Berbagai kemampuan manusia yang seharusnya dilakukan manusia tidak dibawa sejak
kelahiran, melainkan harus diperoleh setelah kelahirannya dalam perkembangan menuju
kedewasaannya. Disatu pihak, berbagai kemampuan tersebut diperoleh manusia melalui
upaya bantuan dari pihak lain. Mungkin dalam bentuk pengasuhan, pengajaran, latihan,
bimbingan, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya yang dapat dirangkumkan dalam istilah
pendidikan.

Manusia sebagai makhluk yang dapat di didik ada lima prinsip antopologis yang
menjadi landasan berrdasarkan hakikat manusia, yaitu:

1. Prinsip potensialitas yaitu Pendidikan ini bertujuan agar seseorang menjadi manusia yang
ideal artinya manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral,
cerdas, dan mampu berkarya.

2. Prinsip dinamika, yaitu Pendidikan diupayakan dalam rangka mmbantu manusia agar
menjadi manusia yang ideal, baik dalam rangka interaksi/komunikasinya secara horizontal
maupun vertikal.

3. Prinsip individualitas, yaitu pendidikan diupayakan dalam membantu manusia agar mampu
menjadi dirinya sendiri.

4. Prinsip sosialitas, yaitu Pendidikan berlangsung dalam pergaulan antar sesama


manusia.Melalui pergaulan tersebut pengaruh pendidikan disampaikan pendidik dan
diterima peserta didik.

5. Prinsip moralitas, yaitu pendidikan bertujuan agar manusia berperilaku sesuai dengan nilai-
nilai dan norma-norma yang bersumber dari agama, masyarakat dan budayanya.

Manusia sebagai objek pendidikan adalah manusia dalam perwujudannya sebagai


individu yang menjadi bagian integral dari masyarakatnya. Berulangkali dinyatakan bahwa
tanpa pendidikan, manusia tidak mungkin bisa menjalankan tugas dan kewajibannya dalam
kehidupan, sesuai dengan hakikat asal-mula dan hakikat tujuan hidupnya. Sehubungan
dengan hal itu, pendidikan secara khusus difungsikan untuk menumbuh kembangkan segala
potensi kodrat yang ada dalam diri manusia.
BAB V. FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA

Pancasila merupakan dasar dari pembentukan negara Indonesia sebagaimana yang


dikemukakan oleh Bung Karno di dalam lahirnya Pancasila. Setiap negara mempunyai dasar
atau ideologinya. Fungsi dari suatu dari ideologi atau dogama yaitu serangkaian nilai-nilai
yang dijadikan pegangan oleh setiap warga negara untuk mengikat seluruh anggotanya dalam
suatu organisasi negara Republik Indonesia. Sebagai ideologi, Pancasila sebagai dasar negara.
Oleh sebab itu, setiap warga negara wajib mengikuti dan menghormati nilai-nilai tersebut dan
secara kolekti ingin mewujudkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya.

 Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Manusia


Pancasila sebagai dasar dan nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan
Negara Indonesia memandang bahwa manusia adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan Yang
Maha Kuasa dan Maha Mulia yang dianugerahi kemampuan atau potensi untuk bertumbuh
dan berkembang, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat atau sosial.

 Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Masyarakat


Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan terwujud sesuai dengan
perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai. Karena itu nilai-nilai luhur Pancasila tidak
pernah tertinggal oleh perkembangan dan kemajuan nilai-nilai itulah sebagai ciri
kepribadian masyarakat-bangsa dan negara Indonesia.
Akuntasi nilai filsafat Pancasila dalam membangun diformulasikan dalam konsep
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Di atas dalam penjelasan hakekat masyarakat telah di jelaskan bahwa masyarakat
bangsa dan negara Indonesia menuju masyarakat madani yang aman, damai, sejahtera,
terbuka serta toleran, adil dan makmur. Berarti masyarakat Indonesia berkembang dengan
tetap memperhatikan dan menghargai masing-masing budaya etnis yang ada di dalam
masyarakat, untuk dapat berkembang.
 Pandangan Filsafat Pancasila Tentang Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembakan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB VI. FILSAFAT PENDIDIKAN PENINGKATAN SUMER DAYA MANUSIA


Peningkatan sumber daya manusisa tentunya berbeda dari zaman ke zaman. Sifat,
bentuk, dan arahannya tergatung dari kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
Imam Barnadid mengemukakan filsafat pendidikan disusun atas dua pendekatan.
Pendekatan pertama bahwa filsafat pendidikan diartikan sebagai aliran yang didasarkan pada
padangan filosofis. Sedangkan pandangan kedua adalah usaha untuk menemukan jawaban
dari pendidikan beserta problema yang ada yang memerlukan tinjauan filosofis.
Kemajuan peradaban manuasia sebagian besar ditentukan oleh daya iptek. Makin
inggi penguasaan iptek, makin maju oula peradaban suatu bangsa, juga tingkat kualitas
sumber daya manusianya. Salah satu sarana yang paling efektif dalam pengembangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB VII. PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBINAAN KARAKTER

 Urgensi Pendidikan Karakter


 Dengan berfikir filsafat seseorang bisa menjadi manusia, lebih mendidik dan
membangun diri sendiri.
 Seseorang dapat menjadi orang yang dapat berfikir sendiri.
 Memberikan dasar-dasar pengetahuan, memberikan pandangan yang sintesis pula
sehingga seluruh pengetahuan merupakan satu kesatuan.
 Hidup seseorang tersebut dipimpin oleh oleh pengtahuan yang dimiliki oleh seseorang
tersebut.
 Proses Pembentukan Karakter

Dalam proses pembentukan dan menanamkan nilai kebajikan (moral, karakter,


akhlak) pada anak didik sangat bergantung pada pola asuh yang diterapkan orang tua. Pola
asuh meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak.
Keluarga memiliki peran terdepan dalam pembentukan watak dasar atau karakter. Antara
peran orang tua dan pengembangan karakter pribadi anak tidak dapat dipisahkan.

Pertumbuhan dan pembinaan karakter generasi muda paling strategis terletak pada
kebijakan Negara. Optimalisasi, keseriusan, dan konsistensi peran pemerintah dalam
melaksanakan program kebijakan pembangunan, akan sangat mungkin meningkatkan
kualitas karakter generasi muda jauh lebih baik. Maju mundurnya bangsa lebih ditentukan
kualitas karakter individu dalam suatu bangsa.

2.3 PENILAIAN TERHADAP BUKU

A. KELEMAHAN & KELEBIHAN BUKU

Buku Filsafat Pendidikan dari Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag memiliki cover buku yang
berwarna cerah tetapi sederhana,yang membuat rasa ingin tahu pembaca buku tertarik
untuk melihat dan membacanya,Sedangkan Buku dari Prof.Dr.H.Jalaluddin memiliki cover
buku yang berwarna kusam yang membuat daya tarik pembaca yang baru pertama
melihatnya Buku dari Prof. Dr. H. Jalaluddin mengurangi minat orang yang pertama melihat
bukunya.
Buku dari Prof. Dr. Muhmidayeli, M.Ag sedikit memberi latihan di akhir pembahasan
sehingga sedikit sulit untuk memahami isi nya jika tidak ada Dosen Pembimbing,Buku dari
Jalaluddin memberi banyak latihan sehingga membuat pembacanya lebih mengerti dari
tiap-tiap materi yang diberikan.
Buku Dr. Muhmidayeli, M.Ag sangat detail dan banyak memberikan contoh-contoh dari
materi yang di bahas ,misalnya di awal materi Buku Dr. Muhmidayeli, M.Ag memberi
Standar Kompetensi,Kompetensi dasar ,dan indikator,agar mahasiswa tau inti dari materi
yang di jelaskan.
Buku Dr. Muhmidayeli, M.Ag tidak terlalu menonjolkan ilmu Filsafat dalam materi
yang terlalu keagamaan,Sedangkan buku dari Jalaluddin terlalu menonjolkan keagamaan
dari agama tertentu dari sebagian besar materi yang ia berikan,hal ini akan
menimbulkan rasa dari pembaca yang berbeda agama malas untuk lanjut
membacanya,Karena Terkadang sebagian orang tidak suka untuk mempelajari apa yang
diajarkan agama lain.
B. KETERKAITAN ANTAR BAB
Keterkaitan antar bab pada buku utama sangat kurang karena antara bab yang satu
dengan bab yang selanjutnya tidak berkaitan. Sementara pada buku pembanding materi yang
ada antar bab saling berkaitan dan penyusunan materinya rapi, misalnya setiap bab pasti ada
sub judul yang akan menjelaskan bab secara terperinci. Jadi, dalam keterkaitan antar bab
buku pembanding lebih unggul daripada buku utama.

c. KEMUTAKHIRAN ISI BUKU

Pembahasan yang disuguhkan pada buku utama dinilai masih kurang dibandingkan
dengan buku pembanding. Hal ini dibuktikan dengan adanya penambahan materi tentang
“filsafat pendidikan pancasila” yang berupa dasar dari negara Indonesia pada buku
pembanding. Jadi, dalam kemutakhiran isi buku, buku pembanding juga lebih unggul daripada
buku utama.
BAB III

IMPLIKASI

3.1. IMPLIKASI TERHADAP TEORI

Apabila konsekuen terhadap upaya memprofesionalkan pekerjaan guru maka filsafat


pendidikan merupakan landasan berpijak yang mutlak. Artinya, sebagai guru tidaklah cukup
hanya menguasai apa yang harus dikerjakan. Guru juga harus menguadai mengapa ia
melakukan setiap bagian serta tahp tugasnya. Teori filsafat pendidikan adalah yang member
rambu-rambu yang memadai dalam merancang serta mengimplementasikan program
pendidikan. Rambu-rambu yang dimaksud, yaitu pendapat ahli, penelitian, analisis tugas,
serta pilihan nilai yang dianut masyarakat.

3.2 IMPLIKASI TERHADAP ANALISIS MAHASISWA

Cara kerja dan hasil filsafat pendidikan dapat dipergunakan untuk memecahkan
permasalahan hidup mahasiswa. Pendidikan merupakan filsafat karena dalam pendidikan
terdapat berbagai permasalahan yang kompleks dan luas. Selanjutnya dari filsafat
pendidikan terlahir ilmu pendidikan yang menjadi acuan bagi penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan merupakan usaha untuk mewujudkan ide-ide mahasiswa dalam tindakan dan
tingkah laku.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bahwa filsafat pendidikan adalah aktivittas pemikiran teratur yang menjadikan
filsafat sebagai medianya untuk menyusun proses pendidikan, menyelaraskan,
mengharmoniskan, dan menerangkan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai. Filsafat
pendidikan mempunyai tiga cabang utama yaitu ontologi, espistomologi, dan aksiologi.
Filsafat pendidikan memiliki ruang lingkup maupun tujuannya. Praktek pelaksanaan
pendidikan harus berlandaskan nilai dan budaya jangan mengarah pada terbentuknya
pengelompokkan praktek hidup dan kehidupan masyarakat. Kedudukan filsafat pendidikan
dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian fondasi-fondasi pendidikan dan filsafat
pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu sistem pendidikan, karena
filsafat merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha perbaikan,
meningkatkan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegaknya sistem pendidikan.

B. SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, penulis menyarankan agar
jauh lebih baik apabila pengarang buku tersebut menjelaskan isi buku dengan bahasa yang
singkat saja dan terperinci agar pembaca merasa nyaman membacanya. Dalam pemanfaatan
kertas juga sebaiknya pengarang buku memanfaatkan kertas dengan maksimal agar tidak
banyak bagian yang kosong di tiap lembar buku.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Utama

Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Buku Pembanding

Jalaluddin dan Idi, A. 2013. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai