Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh terapi musik instrumental ....

(Nicki Yutapratama) 1146

PENGARUH TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP


PERILAKU INATENSI PADA ANAK ADHD KELAS III DI SDN GEJAYAN
THE INFLUENCE OF THERAPY INSTRUMENTAL MUSIC IN LEARNING TO BEHAVIOR
INATTENTION ON CHILD ADHD CLASS III IN SDN GEJAYAN

Oleh: Nicki Yutapratama. Universitas Negeri Yogyakarta. Karangmalang, Depok, Sleman, Yogyakarta.
nickiyuta@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari terapi musik instrumental dalam pembelajaran terhadap
anak ADHD khususnya perilaku inatensi anak di kelas Dasar III di SDN Gejayan Yogyakarta. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen yang menggunakan metode Single Subject Research (SSR), dengan pendekatan
penelitian kuantitatif. Penelitian dilaksanakan sebanyak 12 x pertemuan dalam 3 fase (A – B – A’). Data dikumpulkan
menggunakan data observasi frekuensi perilaku inatensi anak, serta wawancara, dan analisis data menggunakan
analisis antar kondisi dan dalam kondisi. Penyajian data dalam bentuk tabel dan grafik, pengujian hipotesis dengan
melihat hasil yang mengalami penurunan pada frekuensi perilaku pada hasil observasi dari fase Baseline (A1),
Intervensi (B), dan Baseline (A2). Hasil penelitian ini adalah terapi musik instrumental mampu menurunkan frekuensi
perilaku inatensi pada siswa ADHD kelas Dasar III. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penurunan frekuensi
perilaku dari 12, 14, 14 pada fase Baseline-1 menjadi 7, 6, 6, 4, 5 frekuensi perilaku per hari pada fase Intervensi,
dan kembali menurun bila dibandingkan pada fasae Baseline-1 menjadi 10, 11, 9, 9 kali frekuensi pada fase Baseline-
2. Hal ini menunjukkan bahwa terapi musik instrumental dapat menurunkan frekuensi perilaku inatensi anak ADHD.

Kata kunci: anak ADHD, terapi musik instrumental, inatensi, SSR.

Abstract
This study aims to look at the effect of instrumental music therapy in the study of ADHD in particular the
behavior of inatention children in grade III in SDN Gejayan. This research is experimental research using the method
of Single Subject Research (SSR), with quantitative research approach. The research was carried out as many as 12
x meeting in 3 phases (A – B – A '). The data collected using the observation data frequency behavior of inatention
children, as well as interviews, and analysis of data using the analysis between conditions and in conditions. The
presentation of the data in the form of tables and charts, hypothesis testing with seeing the results that experienced
a decline in the frequency of the behavior on the results of observation of the Baseline phase (A1), intervention (B),
and Baseline (A2). The results of this research are instrumental music therapy was able to lower the frequency of the
behavior of inatention in students of ADHD in grade III. This is evidenced by the existence of a decrease in the
frequency of the behavior of the 12, 14, 14 in the Baseline-1 phase to 7, 6, 6, 4, 5 the frequency per day in behavior
Intervention phase, and returns to decline when compared on Baseline-1 phase to 10, 11, 9, 9 times the frequency on
Baseline-2 phase. This shows that the instrumental music therapy can reduce the frequency of inatention behavior of
ADHD children.

Keywords: ADHD children, the instrumental music therapy, inatetion, SSR

PENDAHULUAN Hyperactivity (Hallahan, dkk, 2009: 229). Anak


Anak ADHD (Attention Deficit dengan gangguan Inattention (inatensi)
Hyperactivity Disorder) merupakan salah satu merupakan perilaku dimana anak sulit untuk
kategori anak berkebutuhan khusus yang memusatkan perhatiannya/ memperhatikan
mengalami gangguan pada perkembangan otak sesuatu terhadap satu kegiatan yang dilakukan
yang menyebabkan hiperaktif, impulsif, serta siswa (Arga P, 2010: 3). Anak ADHD yang
susah memusatkan perhatian (inatensi). Tiga mengalami gangguan pemusatan perhatian
gejala utama ADHD yang umum pada anak- (inatensi) kesulitan mengendalikan perilaku
anak, yaitu Inattention, Impulsivity, dan karena mereka lebih suka melakukan sesuatu
1147 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016

sesuai kehendak sendiri. Rangsangan dari dunia kondisi siswa sulit untuk fokus terhadap
luar atau aktifitas sekitar akan mengakibatkan pekerjaan atau tugas yang diberikan karena
siswa sulit untuk berkonsentrasi bahkan sering kurangnya berlatih untuk fokus pada suatu
meninggalkan tempat duduk ketika pelajaran tugas/ pekerjaan yang diberikan oleh orang tua
berlangsung. pada masa pertumbuhan, sedangkan
Perilaku inatensi dapat mengganggu penanganan yang diberikan oleh guru terhadap
prestasi akademik anak. Gangguan perhatian siswa ADHD dengan gejala inatensi masih
anak dapat mengakibatkan anak mengalami belum maksimal karena terbatasnya waktu dan
hambatan dalam proses pembelajaran, terutama tenaga, serta metode pembelajaran yang kurang
bahasa, menulis, dan membaca (Marlina, 2007: tepat untuk menangani inatensi anak, sehingga
21). Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa perlu diterapkan metode terapi musik
penanganan perilaku yang menyimpang lebih instrumental dalam pembelajaran untuk
baik diprioritaskan sebelum menangani mengurangi frekuensi perilaku inatensi yang
masalah akademik anak. Dalam perilaku, anak terjadi pada siswa ADHD. Satiadarma (2004:
dapat membentuk kebiasaan yang 17) menyatakan bahwa:
membawanya menuju sikap untuk kedepannya. Terapi musik adalah materi yang mampu
mempengaruhi kondisi seseorang baik fisik
Anak yang mengalami gangguan perhatian
maupun mental. Musik memberikan
kesulitan fokus saat mengerjakan tugas dan rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi otak
seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar,
sering sekali merasa enggan ketika anak
berbicara, serta analisi intelek dan fungsi
tersebut sudah merasa bosan dengan tugas yang kesadaran.
diberikan, sehingga tugas tidak terselesaikan
Terapi musik instrumental untuk
dengan baik.
penelitian ini dibatasi pada kegiatan sehari-hari
Dalam inatensi, terdapat ciri-ciri yang
siswa, yaitu kegiatan di sekolah, dikhususkan
dapat dijelaskan sebagai berikut (Dayu P, 2013:
untuk menurunkan perilaku inatensi siswa
51):
dengan menggunakan musik bertemakan
1) Jarang menyelesaikan perintah
sampai tuntas. instrumental. Tujuan penelitian ini adalah
2) Mainan, buku, dan sebagainya sering
untuk melihat pengaruh dari terapi musik
kali tertinggal.
3) Sering membuat kesalahan. instrumental dalam pembelajaran pada siswa
4) Mudah beralih perhatian (terutama
dengan perilaku inatensi kelas Dasar III SDN
oleh rangsangan luar).
5) Sulit menyelesaikan tugas atau Gejayan. Manfaat dari penelitian ini secara
pekerjaan sekolah.
teoritis yaitu untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan bidang pendidikan khusus ABK,
Permasalahan dalam penelitian ini
utamanya dalam hal menurunkan perilaku
dibatasi pada beberapa hal, yaitu siswa kelas
inatensi anak ADHD menggunakan metode
Dasar III di SDN Gejayan mempunyai
terapi musik instrumental dan meningkatkan
gangguan pada pemusatan perhatian, yakni
Pengaruh terapi musik instrumental .... (Nicki Yutapratama) 1148

kualitas pelayanan pendidikan bagi anak METODE PENELITIAN


ADHD dengan menggunakan musik yang Jenis dan Pendekatan Penelitian
bertema instrumental. Penelitian ini menggunakan metode
Penelitian yang relevan tentang terapi eksperimen dengan dengan pendekatan
musik dalam menangani perilaku ADHD salah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
satunya adalah penelitian Wiebe (2007: 27) eksperimen dengan siswa tunggal (Single
tentang “ADHD, the Classroom and Music: A Subject Research), yang dalam pelaksanaannya
Case Study” mengemukakan bahwa dengan berkolaborasi dengan guru kelas yang
mendengarkan musik kesukaannya, seorang mencakup kegiatan merencakan pembelajaran,
remaja yang didiagnosis ADHD, sebuah gejala melaksanakan tindakan, observasi, dan
kurang perhatian yang disertai hiperaktifitas, intervensi terhadap perilaku inatensi anak
mampu meningkatkan konsentrasi belajar di ADHD kelas Dasar III di SDN Gejayan
sekolah maupun saat mengerjakan pekerjaan Yogyakarta dengan menggunakan metode
rumah, meningkatkan kemampuan mengingat terapi musik instrumental.
informasi, menumbuhkan sikap positif terhadap
tugas sekolah. Penggunaan metode terapi Waktu dan Tempat Penelitian

musik dapat membentuk perilaku yang Waktu yang akan digunakan dalam

diharapkan dengan memperdengarkan musik penelitian ini adalah kurang lebih tujuh bulan,

instrumental sebagai reinforcement ketika saat yaitu pada bulan Februari sampai dengan

pembelajaran berlangsung. Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di

Penelitian ini bertujuan untuk untuk SDN Gejayan, dan setting penelitian adalah di

menguji terapi musik instrumental dalam ruang kelas Dasar III.

proses pembelajaran terhadap perilaku inatensi


Siswa Penelitian
pada siswa dengan gangguan ADHD kelas III
Siswa penelitian ini adalah 1 orang
di SDN Gejayan Yogyakarta. Diharapkan
siswa kelas Dasar III di SDN Gejayan terdiri
dengan penggunaan terapi musik instrumental
dari seorang siswa laki-laki yang merupakan
dapat berpengaruh pada perilaku inatensi anak
siswa ADHD tipe inatensi yang berpusat pada
ADHD dan dapat menjadikan anak yang
sulitnya memusatkan perhatian pada saat
memiliki perilaku inatensi mampu
pembelajaran berlangsung. Selain itu siswa
mengendalikan diri dengan baik. Berdasarkan
penelitian juga melibatkan guru kelas Dasar III,
latar belakang ini, penelitian tentang pengaruh
yang diamati perbedaan perilaku siswa sebelum
terapi musik instrumental dalam pembelajaran
dan sesudah penggunaan terapi musik
terhadap perilaku inatensi pada siswa dengan
instrumental.
gangguan ADHD kelas III di SDN Gejayan
Yogyakarta penting untuk dilakukan.
1149 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016

Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan dilihat dari skor frekuensi siswa yang terus
Data
mengalami penurunan dari fase baseline-1, fase
Teknik pengumpulan data yang intervensi, hingga fase baseline-2. Sebelum
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik diberikan metode terapi musik instrumental,
observasi, wawancara, dan dokumentasi. siswa ADHD dengan perilaku inatensi
Instrumen penelitian dengan panduan observasi memiliki perilaku yang sangat malas untuk
frekuensi perilaku inatensi siswa dan panduan menyelesaikan tugas yang diberikan kepada
wawancara guru, serta panduan observasi guru kelasnya, siswa cenderung keluar masuk
ABC. kelas tanpa seizin guru kelas, tak luput siswa
juga sering mengganggu teman kelasnya pada
Teknik Analisis Data saat pembelajaran sedang berlangsung,
Teknik analisis data yang digunakan terkadang siswa sering tidak mendengarkan
dalam penelitian ini menggunakan teknik penjelasan yang sedang diberikan oleh guru
analisis data antar kondisi dan dalam kondisi kelas dan cenderung tidur di dalam kelas. Hal
disertai dengan deskriptif kuantitatif, yaitu ini membuktikan bahwa siswa ADHD yang
menganalisis dengan menggunakan angka dan memiliki perilaku inatensi pada kelas Dasar III
deskripsi hasil penelitian. Pengambilan perlu diberikan perbaikan dalam hal
kesimpulan dilakukan dengan uji hipotesis mengurangi perilaku inatensi melalui metode
yang didasarkan pada deskripsi hasil penelitian, yang tepat dan efektif, yaitu dengan
dengan membandingkan rata-rata hasil menggunakan metode terapi musik
frekuensi dari setiap fase yang dijalani, apakah instrumental.
terdapat penurunan perilaku inatensi bahkan Data pada sesi baseline-1 yang
menghilangkan perilaku tersebut setelah dilakukan oleh peneliti dibantu oleh guru kelas.
diberikan pembelajaran dengan metode terapi Guru melaksanakan pembelajaran seperti
musik instrumental. biasanya sedangkan peneliti melakukan
observasi dengan mencatat seberapa banyak
HASIL PENELITIAN DAN frekuensi perilaku inatensi siswa terjadi di luar
PEMBAHASAN
ruangan selama pembelajaran berlangsung.
Perilaku inatensi siswa ADHD kelas Hasil dari catatan observasi digunakan untuk
Dasar III di SDN Gejayan setelah diterapkan mengetahui secara detail seberapa besar
metode terapi musik instrumental mengalami perilaku inatensi siswa selama pembelajaran
penurunan frekuensi dari fase baseline-1 berlangsung yaitu sebagai berikut:
menuju fase intervensi. Penurunan frekuensi Siswa seringkali meninggalkan tempat duduk
perilaku inatensi tersebut diukur melalui durasi saat pembelajaran berlangsung tanpa alasan
waktu selama 30 menit dengan selang waktu yang jelas. Terkadang siswa hanya mengitari
per 5 menit. Hasil frekuensi perilaku dapat seisi ruangan kelas, berpindah dari meja satu ke
Pengaruh terapi musik instrumental .... (Nicki Yutapratama) 1150

meja lainnya, seringkali menggoda teman a. Peneliti mendekati siswa sebelum


sekelasnya. Pada saat guru kelas memberikan pembelajaran berlangsung dan
tugas, siswa seringkali malas untuk menjelaskan kepada siswa bahwa
mengerjakannya sehingga cenderung siswa akan diberi musik instrumental
menyepelekan tugas yang diberikan oleh guru saat pengerjaan tugas untuk
kelas. Seringkali siswa justru memperhatikan didengarkan dan pada waktu
sekitar seperti menoleh keluar jendela. Siswa sebelum pembelajaran usai siswa
seringkali memilih untuk tidur di dalam kelas diajak untuk mendengarkan musik
saat guru memberikan tugas, sampai guru jika siswa dapat memperhatikan
menegurnya bahkan tidak jarang guru pembelajaran dan mengikuti arahan
memarahinya, setelah ditegur siswa baru akan yang diberikan oleh guru saat
mengerjakan tugas yang diberikan. Kemudian pembelajaran.
hasil dari fase baseline-1 ini yang didapat pada b. Peneliti menjelaskan bahwa pada
setiap sesi yaitu 12 kali frekuensi, selanjutnya saat mengerjakan tugas jika siswa
14 kali frekuensi perilaku, dan terakhir 14 kali sulit untuk berdiam diri di kelas
frekuensi perilaku. maka siswa diajak untuk
Pada sesi fase intervensi/treatment mendengarkan musik sembari
dilaksanakan selama 5 kali hingga data menjadi mengerjakan tugas yang diberikan.
stabil selama 30 menit pada saat pembelajaran Sedangkan diakhir pembelajaran
berlangsung. Pelaksanaan intervensi siswa dapat mendengarkan atau
dilaksanakan dengan memberikan penjelasan memainkan musik, tetapi musik yang
kepada siswa mengenai terapi musik saat akan dimainkan atau yang akan
pembelajaran siswa akan diberikan musik didengarkan juga ialah musik yang
instrumental dengan menggunakan earphone memiliki alunan nada yang tenang
dan juga siswa diberikan waktu istirahat untuk serta siswa dijelaskan tujuan
mendengarkan musik instrumental atau mendengarkan musik tersebut agar
bermain permainan menebak musik atau siswa dapat mengistirahatkan pikiran
bermain musik yang berhubungan dengan pada saat pembelajaran yang telah
musik instrumental. Dalam penelitian ini, guru dilaksanakan.
mengajar seperti biasanya sedangkan peneliti c. Siswa mendengarkan musik pada
mengobservasi perilaku siswa. saat pemberian tugas dan waktu
Adapun langkah dalam memberikan pembelajaran hampir usai dengan
intervensi pada penelitian ini yaitu sebagai izin terlebih dahulu kepada guru
berikut: bahwa siswa ingin beristirahat
setelah belajar di dalam kelas
tersebut.
1151 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016

Dalam fase intervensi, siswa justru Perubahan perilaku inatensi siswa


sangat antusias dalam menggunakan metode ditunjukkan dengan frekuensi perilaku inatensi
yang akan diintervensikan olehnya. Karena pada fase intervensi dan baseline-2. Perubahan
siswa sangat menyukai musik yang tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
didengarkan oleh peneliti sehingga perilaku
siswa dalam intervensi menurun. Kemudian Tabel 1. Rekapitulasi frekuensi perilaku
inatensi siswa.
hasil dari fase intervensi ini yang didapat pada Perilaku Sesi ke- Frekuensi Perilaku

setiap sesi yaitu 7 kali frekuensi, selanjutnya 6 Sasaran


A1 B A2
Inatensi
kali frekuensi perilaku, 6 kali frekuensi (Baseline (interven (Baseline
- 1) si) -2)
perilaku, dan 4 kali frekuensi perilaku di hari
berikutnya, sedangkan pada hari terakhir meninggalkan 1 12
tempat duduk, 2 14
intervensi mendapatkan 5 kali frekuensi tidur di bangku 3 14

perilaku inatensi. kelas, menoleh 4 7


ke jendela saat 5 6
Pada fase baseline-2 ini dilaksanakan pembelajaran 6 6
dengan tujuan ingin mengetahui apakah 7 4
8 5
pemberian intervensi dari terapi musik
9 10
instrumental terhadap perilaku inatensi siswa 10 11
11 9
berdampak baik atau justru sebaliknya. Melihat
12 9
frekuensi pada fase baseline-1 yang telah
diperoleh, perilaku inatensi siswa cenderung
Dari pengamatan dan hasil yang didapat
menurun setelah diberikan intervensi terapi
selama observasi, hasil dari fase baseline-2
musik instrumental pada saat pembelajaran
menunjukkan perolehan data yang berbeda dari
berlangsung. Frekuensi perilaku inatensi siswa
fase baseline-1. Baseline -2 dilaksanakan
kembali mengalami kenaikan pada fase
selama 4 kali pengamatan dan memperoleh data
baseline-2 setelah dilaksanakan intervensi. Hal
sebanyak 10 kali, 11 kali, 9 kali, dan 9 kali
ini dikarenakan siswa merasa bosan terhadap
siswa menunjukkan perilaku inatensi pada saat
penjelasan dan tugas yang diberikan kepada
pembelajaran berlangsung.
guru. Tetapi siswa mengalami peningkatan
Dan dari hasil observasi terhadap
dalam menahan perilaku inatensi dan siswa
perilaku inatensi pada sesi baseline-2 ini dapat
dapat berdiam diri lebih lama saat pembelajaran
dilihat bahwa perilaku inatensi siswa telah
berlangung. Siswa tidak menunjukkan perilaku
berkurang dibanding sesi baseline-1.
keluar kelas atau berpindah tempat duduk.
Peningkatan ini dipengaruhi oleh hasil dari
Sesekali siswa hanya tidur sebentar saat guru
penggunaan terapi musik instrumental,
menerangkan materi yang diberikan pada hari
sehingga siswa lebih mudah dalam bersikap
itu.
tenang pada saat pembelajaran dan mengurain
perilaku inatensi tersebut. Untuk lebih jelasnya
Pengaruh terapi musik instrumental .... (Nicki Yutapratama) 1152

hasil frekuensi tersebut dapat dilihat dalam pernah mendapatkan hasil dan prestasi belajar
grafik berikut. diatas rata-rata. Anak hanya mendapatkan
kritikan perilaku yang negatif terhadap guru
kelas saja yang menyebabkan anak seringkali
mengabaikan perintah dan bertindak sesukanya
pada saat pembelajaran berlangsung sehingga
berdampak pada kemampuan akademik anak,
yang dalam penelitian ini difokuskan pada
perilaku inatensi pada anak ADHD tersebut.
Perilaku inatensi tersebut dapat diatasi melalui
metode yang efektif dengan menggunakan
Gambar 1. Grafik hasil observasi penurunan terapi musik instrumental yang mampu
frekuensi perilaku inatensi sesi
menurunkan frekuensi perilaku inatensi anak
baseline-1, intervensi, dan
baseline-2 ADHD.
Penurunan perilaku inatensi anak dilihat
Berdasarkan tabel, deskripsi dan grafik
berdasarkan hasil observasi yang mana dalam
di atas dapat disampaikan bahwa perilaku
frekuensi anak dapat bertahan untk
inatensi siswa kelas Dasar III mengalami
berkonsentrasi dan mengurangi perilaku
penurunan setelah diberikan terapi musik
inatensi tersebut. Penggunaan terapi musik
instrumental pada saat pembelajaran hampir
instrumental merupakan salah satu cara yang
berakhir dan pemberian tugas berlangsung,
tepat untuk menangani dan mengurangi
peneliti mengajak anak untuk berdiam diri dan
frekuensi perilaku tersebut. Seperti yang
berkonsentrasi pada penjelasan yang
dibuktikan dalam artikel yang ditulis oleh
disampaikan oleh guru kemudian siswa
Gianna Cassidy (2007: 520) yang menyebutkan
dibimbing guru dan peneliti untuk mengerjakan
“found that individuals who rarely studied with
tugas dengan tenang sembari mendengarkan
background music showed better
musik instrumental bertempo rendah. Hasil
comprehension when they learned in silence,
observasi frekuensi perilaku yang
while those who frequently studied with music
menunjukkan bahwa adanya penurunan
performed better in the presence of music.”
menjadi dasar bahwa penerapan terapi musik
Yang diartikan yaitu bahwa menemukan orang
instrumental sesuai untuk menurunkan
yang sering belajar dengan latar belakang
frekuensi perilaku siswa kelas Dasar III di SDN
musik menunjukkan pemahaman yang lebih
Gejayan.
baik ketika mereka belajar dalam keheningan,
Anak ADHD yang menjadi subjek
sementara mereka yang sering belajar dengan
penelitian ini merupakan ADHD tipe inatensi
musik yang dilakukan baik di hadapan musik.
yang mengalami hambatan perilaku sejak
Oleh karena itu, penelitian ini sejalan dengan
semasa SD. Hal itu menyebabkan anak tidak
1153 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016

teori, karena musik dapat mengurangi bahkan dibuktikan dengan hasil analisis data hasil
menciptakan suasana tenang dalam observasi frekuensi perilaku inatensi anak.
pembelajaran. Hasil analisis data observasi diperoleh
Penggunaan terapi musik instrumental kecenderungan arah dan jejak datanya bersifat
bukan hanya difokuskan untuk digunakan positif atau semakin meningkat persentasenya.
dalam pembelajaran di sekolah, akan tetapi Hal ini didukung oleh hasil analisis data pada
dapat juga digunakan secara mandiri di rumah. perubahan level dengan level peningkatan
Dalam pemberian intervensi sengaja sebanyak -2 poin pada fase Intervensi dan pada
difokuskan untuk menunjukkan bagaimana fase Baseline-2 mengalami peningkatan
mendengarkan musik instrumental pada saat sebesar -1 poin. Hasil analisis data antarkondisi
belajar pada anak, agar nantinya penggunaan pada semua perbandingan fase menunjukkan
metode tersebut tidak hanya dilakukan di persentase overlap di bawah 90%. Analisis data
sekolah pada saat penelitian saja, akan tetapi antarkondisi pada hasil pelaksanaan observasi
siswa dapat mempraktikkannya dengan mudah menunjukkan persentase overlap 0% pada
di rumah. Dengan penggunaan terapi musik perbandingan fase Baseline (A1) dengan
instrumental ini, terbukti bahwa antusiasme dan Intervensi (B), fase Intervensi (B) dengan
kemandirian siswa meningkat dibandingkan Baseline (A2), dan fase Baseline (A1) dengan
sebelum diberikannya tindakan penelitian pada Baseline (A2) menunjukkan persentase overlap
baseline-1, sehingga menyebabkan perilaku hanya sebesar 25%.
anak dalam hal berkonsentrasi dan perhatian Hipotesis yang berbunyi: “Pengaruh
anak meningkat. Hal ini membuktikan bahwa terapi musik instrumental dalam pembelajaran
penggunaan metode yang efektif dan menarik menurunkan perilaku inatensi pada anak
dapat lebih berpengaruh terhadap perilaku ADHD kelas 3 di SDN Gejayan”, telah terbukti
belajar siswa dibandingkan dengan kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan
pembelajaran manual seperti biasanya tanpa adanya pengaruh positif yaitu adanya
menggunakan metode pembelajaran. penurunan pada hasil observasi. Meskipun pada
hasil analisis data fase Intervensi menuju fase
SIMPULAN DAN SARAN baseline-2 mengalami kenaikan, tetapi yang
Simpulan dialami pada fase baseline-2 menunjukkan
Berdasarkan hasil analisis data dan penurunan frekuensi bila dibandingkan dengan
pembahasan dapat disimpulkan bahwa fase baseline-1.
hipotesis penelitian yang berbunyi: “Pengaruh
terapi musik instrumental dalam pembelajaran Saran
berpengaruh positif terhadap perilaku inatensi Berdasarkan hasil penelitian dan
pada anak ADHD kelas 3 di SDN Gejayan”, pembahasan yang telah dipaparkan
telah terbukti kebenarannya. Hal tersebut sebelumnya, peneliti memberikan beberapa
Pengaruh terapi musik instrumental .... (Nicki Yutapratama) 1154

saran yang diharapkan dapat bermafaat bagi 3. Bagi peneliti selanjutnya


pihak-pihak tertentu yang berhubungan dengan Hasil penelitian ini dapat dijadikan
penelitian ini. Adapun beberapa saran tersebut sebagai bahan kajian yang dapat dimanfaatkan
antara lain sebagai berikut. dalam penulisan karya ilmiah selanjutnya,
1. Bagi guru khususnya dalam hal mengurangi frekuensi
Guru hendaknya menggunakan metode perilaku inatensi siswa ADHD. Peneliti
dan media yang lebih efektif dalam selanjutnya dapat menjadikan temuan hasil
melaksanakan pembelajaran, yaitu antara lain penelitian ini sebagai referensi dalam penelitian
dengan menggunakan metode terapi musik selanjutnya yang berhubungan dengan anak
instrumental yang mampu mengurangi perilaku ADHD, perilaku inatensi, metode
inatensi siswa, sehingga pembelajaran dan hasil pembelajaran, serta terapi musik instrumental.
belajar yang diperoleh dapat lebih optimal dan
maksimal sesuai yang diharapkan. Selain itu
DAFTAR PUSTAKA
guru diharapkan dapat menciptakan suasana
belajar yang lebih nyaman dan menyenangkan Cassidy, Gianna, dkk. (2007). The Effect of
Background Music and Background
untuk siswa, dengan lebih melibatkan siswa
Noise On The Task Performance of
dalam kegiatan pembelajaran dan memberikan Introverts And Extraverts. Jurnal.
Glasgow Caledonian University, UK
kesempatan lebih banyak kepada siswa dalam
mengambil peran aktif dalam menghidupkan Dayu, P. (2013). Mendidik Anak ADHD.
Yogyakarta: Javalitera
suasana pembelajaran.
2. Bagi Kepala Sekolah Hallahan, Daniel. P, James M. Kauffman, dan
Paige C. Pullen. (2009). Exceptional
Diharapkan agar hasil penelitian ini
Learners: An Introduction to Special
dapat dijadikan sebagai salah satu Education. USA: Pearson Education,
Inc.
pertimbangan dalam membuat kebijakan
mengenai kegiatan pembelajaran yang aktif dan Marlina. (2007). Asesmen dan Strategi
Intervensi Anak ADHD (Attention
menarik untuk anak ADHD tipe inatensi,
Deficit Hyperactivity Disorder).
misalnya dengan menggunakan metode terapi Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Direktorat Jenderal
musik instrumental sebagai salah satu referensi
Pendidikan Tinggi Direktorat
metode pembelajaran untuk meningkatkan Ketenagaan
keaktifan, antusiasme dan mengurangi perilaku
Paternotte, Arga dkk. (2010). ADHD Attention
inatensi siswa. Agar dapat menjadi inspirasi Deficit Hyperactivity Disorder
(Gangguan Pemusatan Perhatian dan
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Hiperaktivitas) Gejala, Diagnosis,
dengan melaksanakan pembelajaran yang lebih Terapi, Serta Penanganannya di
Sekolah. Jakarta: Prenada Media Grup
aktif, efektif dan menyenangkan bagi siswa.
1155 Jurnal Widia Ortodidaktika Vol 5 No 11 Tahun 2016

Satiadarma, M.P, Zahra, R.P. (2004). Cerdas


Dengan Musik. Jakarta: Puspa Swara

Wiebe, J. E. (2007). ADHD, the Classroom and


Music: A Case Study. Thesis.
Saskatchewan: University of
Saskatchewan

Anda mungkin juga menyukai