Anda di halaman 1dari 14

SISTEM TELEKOMUNIKASI TERRESTRIAL

Media Transmisi Non Fisik Terestrial adalah media transmisi dalam bentuk gelombang
radio yang perambatannya tidak jauh atau seolah-olah sejajar dengan bumi (tidak termasuk
transmisi satelit)
Pemakaian gelombang radio sebagai media transmisi biasanya ditentukan berdasarkan
frekuensi/panjang gelombang

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang melewati titik tertentu dalam suatu interval waktu
yang berlainan
Satuan frekuensi disebut : Heartz sesuai penemu gelombang elektromagnetik : Heinrich Hertz (
Jerman)
Frekuensi ini berbanding terbalik dengan panjang gelombang.

Jenis Frekuensi :

Middle Frekuensi (MF) : 300 – 3.000 KHz


High Frekuensi (HF) : 3 – 30 MHz
Very High Frekeunsi (VHF) : 30 - 300 MHz
Ultra High Frekuensi (UHF) : 300 – 3.000 MHz
Super High Frekuensi (SFH) : 3 – 30 GHz
Extremely High Frekuensi (EHF) : 30 – 300 GHz

Besaran masing-masing jenis frekeunsi radio disebut Spektrum Frekuensi Radio


MF (Middle Frekuensi) disebut dengan radio dengan panjang gelombang sedang. Banyak
digunakan dalam radio siaran swasta niaga
HF (High Frekuensi) disebut sistem radio gelombang pendek, yang banyak dipakai untuk
hubungan ke tempat yang jauh/ terpencil.
VHF dan UHF disebut sistem gelombang sangat pendek, banyak digunakan untuk kepentingan
hubungan jarak dekat.
SHF dan EHF disebut dengan sistem gelombang mikro. Di Indonesia dipakai oleh Telkom untuk
tererstrial dan satelit

Sistem Transmisi Radio HF

Gelombang Radio HF biasanya digunakan untuk hubungan jarak jauh misalnya hubungan antar
pulau. Dengan sistem ini satu saluraan dapat digunakan untuk 4 percakapan sekaligus tanpa
saling mengganggu.
Gelombang radio HF merambat melalui udara dan kemudian dipantulkan kembali ke bumi
melalui lapisan ionosfer. Jarak dua terminal bisa mencapai lebih dari 1500 Km untuk satu hop.
Sistem ini daya jangkauannya sangat jauh tetapi membutuhkan daya pancar yang kuat sehingga
dibutuhkan sumberdaya listrik yang banyak. Oleh karena itu biasanya tidak beroperasi 24 jam
Sistem Radio Transmisi VHF/UHF

Sistem VHF bekerja pada frekuensi 30 – 300 MHz, dan untuk UHF dengan frekuensi 300 – 3000
MHz.
Sistem VHF ini berhubungan dengan cara line of sight (saling bercermin), artinya kedua tempat
dimaksud harus saling melihat sesamanya tanpa ada penghalang.
Sistem UHF mempunyai kapasitas salur yang lebih besar dibanding VHF. Di negara kita sistem
ini dipakai untuk menghubungkan Surabaya dengan Banjarmasin melalui jalur tropocaster.
Disebut tropocaster karena pancaran gelombangnya dipancarkan oleh saluran troposfer (atmosfer
terbawah bumi kita).

Sistem Radio Transmisi SHF

Sistem ini biasa disebut juga sistem Gelombang Mikro (Microwave). Disebut gelombang mikro
karena menggunakan panjang gelombang yang sangat pendek. Sistem ini hanya menjangkau 50
– 70 Km, sehingga diperlukan repeater-repeater untuk menghubungkannya.
Contoh : Terminal Gelombang Mikro Jakarta - Medan dengan jarak 2.300 Km memerlukan
repeater sebanyak 56 buah.
Di Indonesia dikenal memiliki Sistem Gelombang Mikro Nusantara, yang meliputi :
Gelombang Mikro Trans Sumatera
Gelombang Mikro Jawa – Bali
Gelombang Mikro Indonesia bagian Timur

Kelebihan dan Kekurangan :

-Gelombang Radio HF
Kelebihan
Dapat menjangkau jarak yang kauh
Dapat melewati laut, gurun, tandus, hutan belantara,
Dapat melintasi daerah rawan
Kapasitas lebih besar dibanding saluran fisik
Kekurangan
Tidak dapat beroperasi selama 24 jam
Mudah terganggu oleh keadaan cuaca
Kualitas percakapan kurang bisa diandalkan
Kapasitas Kecil

-Gelombang Mikro
Kelebihan
Kemampuan salur yang besar dibanding HF
Keandalan Tinggi tidak terpengaruh oleh cuaca
Memungkinkan disalurkannya percakapan SLJJ
Fleksibilitas Tinggi
Repeater dapat dikendalikan tidak perlu dijaga oleh tenaga teknis
Kekurangan
Jarak jangkau lebih pendek dibanding HF
Membutuhkan saluran repeater yang banyak
Lokasi repeater sering terpencil dan sukar dicapai
Membutuhkan penelitian site yang tepat lama dan sukar
Perambatan gelombangnya mudah terpengaruh oleh gunung
Tinjauan media-media komunikasi elektronik sebagai komponen Teknologi
Komunikasi
Teknologi Komunikasi

Pengertian Telekomunikasi

(Pasal 1 UU No. 36 Tahun 99) :

Telekomunikasi adalah setiap pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap
informasi dalam bentuk tanda, isyarat, tulisan, gambar, suara, dan bunyi melalui sistem kawat,
optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya

Subsistem Terminal :
Alat/perangkat telekomunikasi yang berupa media elektronik yang ditempatkan pada posisi
awal/akhir jaringan sistem yang berfungsi untuk mengirim/menerima informasi
Subsistem Switching :
Alat/perangkat telekomunikasi yang berfungsi melaksanakan penyambungan telekomunikasi
antar terminal berdasarkan permintaan
Subsistem Transmisi :
Alat/perangkat telekomunikasi yang berfungsi sebagai media penghubung informasi antar
terminal
Subsistem Catu Daya :
Alat/perangkat telekomunikasi yang berfungsi sebagai penyedia sumber listrik
Subsistem Terminal :
Pesawat Telepon
Pesawat Telegrap
Facsimilie
Terminal data
Komputer
Studio dan Penerima Radio/Televisi
Telepon Seluler

Pesawat Telepon
Arti dari Telepon adalah suara dari jarak jauh
Berdasarkan cara melakukan pemanggilan
Pesawat Telepon Otomat Roda Pilih (rotary dial) digunakan pada sentral telepon otomat, dgn
roda pilih yang menghasilkan digit
Pesawat Telepon Otomat Tombol Tekan (push button dial) sentral otomat, dgn tombol digit
Berdasarkan Penggunaan Alat Bantu :
Pesawat Telepon Umum Dengan Coin Box telepon umum, cara pembayaran dengan
menggunakan uang logam
Pesawat Telepon Umum Kartu (TUK) cara pembayaran dengan kartu
Berdasarkan keleluasaan mobilitas :
Pesawat Telepon Fix Line / PSTN (Public Switching Telepon Network) jaringan telepon umum
tetap / tidak bergerak
Pesawat Telepon Seluler (Ponsel)
jaringan telepon bergerak(AMPS, GSM, PCS)

Telepon Seluler
Biasa disebut dengan Handphone. Di Indonesia sudah diperkenalkan sejal Tahun 1979 oleh PT.
INTI (Industri Telekomunikasi). Jaringan saat itu dikenal dengan Sambungan Telepon Bergerak
(STB)
Teknologi STB ini hanya bertahan selama setengah dasawarsa karena pada Tahun 1986 masuk
Teknologi Telepon Seluler NMT-450 (Nordic Mobile Telepon) yang diperkenalkan Oleh PT.
Rajasa Hazanah Perkasa
Tahun 1990, PT. Elektrindo Nusantara mulai memperkenalkan layanan Telepon Seluler yang
memperkenalkan Teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System). AMPS ini ditetapkan
oleh Pemerintah sebagai STBS ( Sistem Telepon Bergerak Seluler) Nasional.
Sistem Analog AMPS banyak digunakan di Amerika Utara, Australia, dan Asia. Sedangkan
Eropa menggunakan STBS yang berlainan misalnya NMT-450, NMT-900. Karena itu Eropa
kemudian membangun sistem bersama sebagai sistem GSM (Groupe Spesiale Mobile) tahun
1982. Pada awalnya dirancang untuk bekerja pada frekuensi 900 MHz
Di Indonesia sistem GSM mulai diperkenalkan pada tahun 1993 dengan sebutan Global System
for Mobile Communication (Sistem Komunikasi Bergerak Global) yang disingkat juga dengan
GSM.
Sistem GSM ini menggunakan teknologi digital. Dengan sistem digital ini satu saluran dapat
digunakan oleh banyak pelanggan, sedangkan pada AMPS satu saluran hanya digunakan untuk
satu pelanggan.
Saat ini sedang diuji coba sistem PCS (Personal Communication System) untuk diterapkan di
Indonesia. Sistem ini bekerja pada frekuensi 1800 MHz dan telah digunakan di Amerika, Jepang,
Hongkong, Singapura, dan Korea. Pemerintah belum menerapkan kebijakan untuk aplikasi
sistem PCS di Indonesia saat ini.

Pesawat Telegrap
Telegrap dapat diartikan sebagai proses penyampaian berita/ informasi berupa gambar, atau
grafik, tanda, isyarat dalam jarak jauh melalui perangkat telegrap
Ditinjau dari perangkat yang digunakan untuk menyalurkan informasi telegrap hubungan
telegrap dapat dibedakan menjadi dua sistem :
Sistem Morse
Sistem ini ditemukan oleh Samuel F.B. Morse (1832).
Dengan memakai Pesawat Morse, pengiriman informasi telegrap dilakukan dengan cara
mengetok tanda-tanda melalui kunci ketok morse.
Tanda-tanda yang dikirim berupa kode-kode yang berupa kombinasi titik dan garis
Contoh :
a = . __
b = __ …
ab = . __ __ …

Pesawat Teleprinter
Sistem Telegrap dengan menggunakan teleprinter ini merupakan pengembangan lebih lanjut di
bidang telegrap. Prinsipnya adalah mengetik jarak jauh dengan menggunakan keyboard.
Sistem Teleprinter terdiri dari :
Keyboard, berfungsi menuliskan pesan
Transmitter, berfungsi mengirimkan pesan
Receiver, berfungsi menerima pesan
Printer, berfungsi mencatak pesan
Control Unit, berfungsi sebagai pusat control, semacam CPU sebuah komputer

Pesawat Facsimile
Disamping Pesawat Telegrap, kita mengenal pesawat Telephoto. Telephoto berarti pengiriman
gambar dari jarak jauh. Kini pesawat Telephoto lebih dikenal dengan nama Pesawat Facsmile.
Pada dasarnya Facsimile adalah sebuah mesin fotocopy jarak jauh

Pesawat Terminal Data


Pesawat Terminal Data adalah bagian dari Mesin Pemroses Data yang mampu mengirimkan data
digital melalui jaringan komunikasi. Komunikasi yang terjadi sering kita sebut dengan
Komunikasi Data.
Pesawat Terminal Data bisa berupa komputer atau hardware lainnya
Studio dan Penerima Radio/Televisi
Studio Radio/Televisi adalah terminal yang berfungsi mnegirimkan informasi dalam bentuk
suara atau gambar dan suara
Pesawat Radio/Televisi adalah terminal yang berfungsi menerima informasi dalam bentuk suara
atau gambar dan suara.

NAMA : ROCHMAN ADI S.P


NIM : 115514253

Referensi : http://jurusankomunikasi.blogspot.com/2009/03/media-transmisi-
non-fisik-terestrial.html
Dalam suatu sistem televisi tidak dapat dipisahkan dengan sistem transmisi teresterial dimana terjadi
proses pengiriman sinyal audio visual dari Master Control Room ke stasiun Transmisi. Dalam sistem
broadccasting semua perangkat yang menunjang terjadinya pengiriman sinyal itu berada dibawah
naungan divisi teknik dengan sub divisi teknik transmisi.

Sisitem transmisi dalam suatu televisi broadcasting terdiri dari beberapa sistem transmisi yaitu:

1. Transmisi Teresterial Broadcasting


2. Transmisi Teresterial Radio Link (Microwave)
3. Transmisi Satlit broadcasting,
4. Transmisi SNG (satlit news gathering)
Ad
1. Transmisi Teresterial Broadcasting
Sisitem transmisi teresterial broadcasting adalah sisitem transmisi yang rambatan sinyalnya merambat
diatas pemukaan bumi. sitem ini biasanya berada diperkotaan dimana dengan kepadatan penduduk yang
banyak. Sistem transmisi teresterial broadcasting biasanya terdiri dari beberapa peralatan yang berperan
penting yaitu:

Sistem Transmisi Teresterial Broadcasting

 Perangkat Router yaitu perangkat yang terdiri dari beberapa peralatan yang berfungsi sebagai koreksi audio
visual. Perangkat ini terdiri dari beberapa peralatan, yaitu: Audio prosesor, Video prosesor, TBC (Time Base
Corector), VDA(Video distribution amplifier), ADA (Audio Distribution Ampifier), Vectorscope, Videoscope, ham
braker, monitor dll
 Perangkat Transmitter yaitu peralatan yang berfungsi memancarkan sinyal audio video, Perangkat
Transmitter yang dipakai saat ini adalah perangkat transmitter analog teresterial dimana perangkat ini masih
menggunakan sistem analog, tetapi kedepan ada wacana dari pemerinth yang dibawah naungan kementrian
komunikasi dan informatika akan diadakan migrasi sistem transmisi dari analog menjadi digital teresterial, dalam
transmitter terdiri dari peralatan-peralatan yaitu; Up Converter, Down Converter, Modulator audio, Modulator
video, Power Amplifier, Power Combiner, Feeder, dammiload, power spliter, beach feeder, Antenna dll
2. Transmisi teresterial radio link (microwave)
Apabila letak antara ruang Master Control Room dengan Stasiun transmisi berjauhan maka agar sinyal
bisa menjangkau stasiun transmisi diperlukan suatu alat penghubung yaitu Radio link, Fiber optic atau
satelit sesuai dengan kondisi dan letak stasiun transmisi, apabila stasiun transmisi bisa dijangkau dengan
radio link atau microwave maka cukup menggunakan radio link tapi apa bila tidak lagi bisa dijangkau
dengan radio link maka kita gunakan alternatif lain yaitu via satlit.
Transmisi teresterial radio link atau microwave adalah sistem transmisi point to point dimana terdiri dari
perangkat pengirim atau Tx dan perangklat penerima atau Rx. kedua perangkat ini harus berada dalam
satu garis pandang atau tidak terdapat penghalang antara sisi kirim dan sisi terima atau dalam istilah
telekomunikasi disebut dengan Line Of Sigh

Sistem Transmisi Radio Link (Microwave) Broadcasting

Sistem transmisi radio link terdiri dari beberapa komponen peralatan yaitu: up-converter, down converter,
power amplifier, local osilator, modulator, demodulator dan antenna.

3. Transmisi Satlit Broadcasting


Sistem transmisi ini digunakan untuk penerimaan siaran didaerah-daerah yang tidak terjangkau oleh
sinyal teresterial walau pun sistem transmisi satlit dapat menjangkau seluruh daerah bumi selama masih
dalam coverage area atau masih dalam jangkauan satlit. Transmisi satelit adalah menggunakan satlit
sebagai repeater dimana satlit diorbitkan di orbitnya mengelilingi rotasi bumi satlit diorbitkan pada
ketinggian 36.000 km diatas permukaan bumi, dalam transmisi satlit terdiri dari dua ruas transmisi yaitu
ruas angkasa dan ruas bumi dimana ruas angkasa adalah dimana tempat diorbitkan satlit dan ruas bumi
dimana terdapat stasiun bumi. Dalam transmisi satlit sinyal dipancarkan dari stasiun bumi menuju satlit
dan dari satlit sinyal dipantulkan kembali kestasiun bumi lainnya, dalam hal ini bisa terjadi transmisi poin
to point atau point to multi point tergantung fungsinya.

Sistem Transmisi Satlit broadcasting


4. Satlit News Gathering (SNG)
Satlit news gathering adalah perangkat Up-Link portable (sebuah piranti telekomunikasi yang dapat
dengan mudah dipindah-pindahkan dari suatu tempat ketempat yang lain dan mudah untuk di instalasi,
atau secara harafiah dapat diartikan sebagai pengepul berita melalui satlit walaupun tidak selamanya
SNG hanya untuk keperluan pemberitaan.
Media Transmisi Non Fisik Terestrial
Teknologi Komunikasi

Terestrial berasal dari kata terra : bumi

Media Transmisi Non Fisik Terestrial adalah media transmisi dalam bentuk gelombang

radio yang perambatannya tidak jauh atau seolah-olah sejajar dengan bumi (tidak termasuk

transmisi satelit)

Pemakaian gelombang radio sebagai media transmisi biasanya ditentukan berdasarkan

frekuensi/panjang gelombang

Frekuensi adalah banyaknya getaran yang melewati titik tertentu dalam suatu interval

waktu yang berlainan

Satuan frekuensi disebut : Heartz sesuai penemu gelombang elektromagnetik : Heinrich Hertz (

Jerman)

Frekuensi ini berbanding terbalik dengan panjang gelombang sesuai dengan rumusnya :

kecepatan

Frekuensi = ————–

gelombang

Jenis Frekuensi :

Middle Frekuensi (MF) : 300 – 3.000 KHz

High Frekuensi (HF) : 3 – 30 MHz

Very High Frekeunsi (VHF) : 30 – 300 MHz

Ultra High Frekuensi (UHF) : 300 – 3.000 MHz

Super High Frekuensi (SFH) : 3 – 30 GHz

Extremely High Frekuensi (EHF) : 30 – 300 GHz

Besaran masing-masing jenis frekeunsi radio disebut Spektrum Frekuensi Radio

MF (Middle Frekuensi) disebut dengan radio dengan panjang gelombang sedang. Banyak

digunakan dalam radio siaran swasta niaga

HF (High Frekuensi) disebut sistem radio gelombang pendek, yang banyak dipakai untuk
hubungan ke tempat yang jauh/ terpencil.

VHF dan UHF disebut sistem gelombang sangat pendek, banyak digunakan untuk kepentingan

hubungan jarak dekat.

SHF dan EHF disebut dengan sistem gelombang mikro. Di Indonesia dipakai oleh Telkom untuk

tererstrial dan satelit

Sistem Transmisi Radio HF

Gelombang Radio HF biasanya digunakan untuk hubungan jarak jauh misalnya hubungan antar

pulau. Dengan sistem ini satu saluraan dapat digunakan untuk 4 percakapan sekaligus tanpa

saling mengganggu.

Gelombang radio HF merambat melalui udara dan kemudian dipantulkan kembali ke bumi

melalui lapisan ionosfer. Jarak dua terminal bisa mencapai lebih dari 1500 Km untuk satu hop.

Sistem ini daya jangkauannya sangat jauh tetapi membutuhkan daya pancar yang kuat sehingga

dibutuhkan sumberdaya listrik yang banyak. Oleh karena itu biasanya tidak beroperasi 24 jam

Sistem Radio Transmisi VHF/UHF

Sistem VHF bekerja pada frekuensi 30 – 300 MHz, dan untuk UHF dengan frekuensi 300 – 3000

MHz.

Sistem VHF ini berhubungan dengan cara line of sight (saling bercermin), artinya kedua tempat

dimaksud harus saling melihat sesamanya tanpa ada penghalang.

Sistem UHF mempunyai kapasitas salur yang lebih besar dibanding VHF. Di negara kita sistem

ini dipakai untuk menghubungkan Surabaya dengan Banjarmasin melalui jalur tropocaster.

Disebut tropocaster karena pancaran gelombangnya dipancarkan oleh saluran troposfer

(atmosfer terbawah bumi kita).

Sistem Radio Transmisi SHF

Sistem ini biasa disebut juga sistem Gelombang Mikro (Microwave). Disebut gelombang mikro

karena menggunakan panjang gelombang yang sangat pendek. Sistem ini hanya menjangkau

50 – 70 Km, sehingga diperlukan repeater-repeater untuk menghubungkannya.

Contoh : Terminal Gelombang Mikro Jakarta – Medan dengan jarak 2.300 Km memerlukan
repeater sebanyak 56 buah.

Di Indonesia dikenal memiliki Sistem Gelombang Mikro Nusantara , yang meliputi :

Gelombang Mikro Trans Sumatera

Gelombang Mikro Jawa – Bali

Gelombang Mikro Indonesia bagian Timur

Kelebihan dan Kekurangan

Gelombang Radio HF

Kelebihan

Dapat menjangkau jarak yang kauh

Dapat melewati laut, gurun, tandus, hutan belantara,

Dapat melintasi daerah rawan

Kapasitas lebih besar dibanding saluran fisik

Kekurangan

Tidak dapat beroperasi selama 24 jam

Mudah terganggu oleh keadaan cuaca

Kualitas percakapan kurang bisa diandalkan

Kapasitas Kecil

Gelombang Mikro

Kelebihan

Kemampuan salur yang besar dibanding HF

Keandalan Tinggi tidak terpengaruh oleh cuaca

Memungkinkan disalurkannya percakapan SLJJ

Fleksibilitas Tinggi

Repeater dapat dikendalikan tidak perlu dijaga oleh tenaga teknis

Kekurangan

Jarak jangkau lebih pendek dibanding HF

Membutuhkan saluran repeater yang banyak

Lokasi repeater sering terpencil dan sukar dicapai


Membutuhkan penelitian site yang tepat lama dan sukar

Perambatan gelombangnya mudah terpengaruh oleh gunung

Anda mungkin juga menyukai