Anda di halaman 1dari 11

KISI-KISI ULANGAN HARIAN II

UNTUK PESERTA DIDIK

1. Definisi Perlindungan Hukum


2. Unsur-Unsur Perlindungan Hukum
3. Contoh Perlindungan Hukum di Indonesia
4. Definisi Penegakan Hukum
5. Upaya Penegakan Hukum Ditinjau dari Subjek Hukum
6. Hal-Hal yang Dapat Terwujud dari Adanya Perlindungan dan Penegakan Hukum
7. Faktor Penentu Keberhasilan Proses Perlindungan dan Penegakan Hukum
8. Kesadaran Hukum
9. Sejarah Berdirinya POLRI
10. Susunan dan Kedudukan POLRI (baca Pasal 11 UU No. 2 Tahun 2002)
11. Tugas Pokok POLRI (baca Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002)
12. Kewenangan POLRI di Bidang Proses Pidana (baca Pasal 16 UU No. 2 Tahun 2002)
13. Sejarah Terbentuknya Kejaksaan
14. Tugas dan Wewenang Kejaksaan di Bidang Pidana (baca Pasal 30 ayat (1) UU No. 16 Tahun 2004)
15. Susunan dan Kedudukan Jaksa (baca Pasal 18 UU No. 16 Tahun 2004)
16. Persyaratan Menjadi Advokat (baca Pasal 3 UU No. 18 Tahun 2003)
17. Hak dan Kewajiban Advokat
18. Pelaksana Kekuasaan Kehakiman di Indonesia menurut UU No. 48 Tahun 2009
19. Jumlah Hakim dalam Persidangan
20. Kewenangan Hakim
21. Asas yang Menjadi Pedoman KPK dalam Pelaksanaan Tugas & Kewenangannya
22. Tugas dan Kewenangan KPK
23. Bentuk-Bentuk Korupsi
24. Tindak Pidana Lain yang Berkaitan dengan Tipikor
25. Macam-Macam Sanksi yang Dapat Dijatuhkan Pada Pelanggar Hukum
26. Partisipasi Masyarakat dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum
Jawab
1. Perlindungan Hukum adalah
Menurut Pendapat

ANDI HAMZAH:
Daya upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang, lembaga pemerintahan, & pihak swasta
dengan tujuan untuk mengusahakan
pengamanan, penguasaan, dan pemenuhan kesejahteraan hidup
sesuai dengan hak-hak asasi yang ada.

SIMANJUNTAK:
Segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum serta memberi perlindungan
kepada warganya agar hak-haknya
tidak dilanggar.

Jadi, Perlindungan Hukum merupakan pengayoman yang diberikan oleh


pemerintah kepada warga negara atau masyarakat agar dapat
menikmati segala hak-haknya serta untuk menjamin adanya prinsip
kepastian hukum.

2. Unsur
- Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya
- Jaminan kepastian hukum
- Berkaitan dengan hak-hak warga negara
- Adanya sanksi hukuman bagi siapa yang melanggarnya

3. Contoh perlindungan hukum Berbagai UU

4. Penegakan Hukum adalah


Perlindungan hukum dapat terwujud
apabila proses penegakan hukum
dilaksanakan.

Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan


hukum sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat
atau lembaga penegak hukum.

Dengan kata lain, penegakan hukum merupakan


upaya untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan
hukum dalam berbagai macam bidang kehidupan.
5. Upaya dilihat dari subjek
a. Arti luas, Dilaksanakan oleh segala
sesuatu yang menjadi
subjek hukum
(Orang dan Badan Hukum)
b. Arti sempit, Dilaksanakan hanya oleh
aparat penegak hukum.
Memiliki kewenangan legal
dan daya paksa

6. Hal-Hal yang Dapat Terwujud dari Adanya Perlindungan dan Penegakan Hukum

7. Faktor Penentu Keberhasilan Proses Perlindungan dan Penegakan Hukum


Hukumnya, penegak hukum, masyarakat, sarana atau fasilitas yang mendukung penegakam
hukum, kebudayaan, yakni sebagai hasil Karya

8. Kesadaran Hukum
Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan, atau perintah dari luar
untuk tunduk pada hukum yang berlaku.

9.

10. Susunan dan kedudukan polri


(baca Pasal 11 UU No. 2 Tahun 2002)
(1) Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat.
(2) Usul pengangkatan dan pemberhentian Kapolri diajukan oleh Presiden kepada

Dewan Perwakilan Rakyat disertai dengan alasannya.

(3) Persetujuan atau penolakan Dewan Perwakilan Rakyat terhadap usul Presiden

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus diberikan dalam jangka waktu paling

lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal surat Presiden diterima oleh

Dewan Perwakilan Rakyat.

(4) Dalam hal Dewan Perwakilan Rakyat tidak memberikan jawaban dalam waktu

sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), calon yang diajukan oleh Presiden dianggap

disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

(5) Dalam keadaan mendesak, Presiden dapat memberhentikan sementara Kapolri

dan mengangkat pelaksana tugas Kapolri dan selanjutnya dimintakan persetujuan

Dewan Perwakilan Rakyat.

(6) Calon Kapolri adalah Perwira Tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang

masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier.

(7) Tata cara pengusulan atas pengangkatan dan pemberhentian Kapolri

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), (2), dan (6) diatur lebih lanjut dengan

Keputusan Presiden.

(8) Ketentuan mengenai pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan selain


yang dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.
11. Tugas wewenang polri
(baca Pasal 13 UU No. 2 Tahun 2002)
Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:

a. memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat;

b. menegakkan hukum; dan

c. memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

12. Wewenang polri dalam pidana


Pasal 16 UU No. 2 Tahun 2002
(1) Dalam rangka menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13

dan 14 di bidang proses pidana, Kepolisian Negara Republik Indonesia berwenang

untuk :

a. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan;

b. melarang setiap orang meninggalkan atau memasuki tempat kejadian perkara

untuk kepentingan penyidikan;

c. membawa dan menghadapkan orang kepada penyidik dalam rangka penyidikan;

d. menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan serta memeriksa tanda

pengenal diri;

e. melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;

f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

g. mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara
h. mengadakan penghentian penyidikan;

i. menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum;

j. mengajukan permintaan secara langsung kepada pejabat imigrasi yang berwenang


di tempat pemeriksaan imigrasi dalam keadaan mendesak atau mendadak untuk

mencegah atau menangkal orang yang disangka melakukan tindak pidana;

k. memberi petunjuk dan bantuan penyidikan kepada penyidik pegawai negeri sipil

serta menerima hasil penyidikan penyidik pegawai negeri sipil untuk diserahkan

kepada penuntut umum; dan

l. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.

(2) Tindakan lain sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf l adalah tindakan

penyelidikan dan penyidikan yang dilaksanakan jika memenuhi syarat sebagai

berikut :

a. tidak bertentangan dengan suatu aturan hukum;

b. selaras dengan kewajiban hukum yang mengharuskan tindakan tersebut

dilakukan;

c. harus patut, masuk akal, dan termasuk dalam lingkungan jabatannya;

d. pertimbangan yang layak berdasarkan keadaan yang memaksa; dan

e. menghormati hak asasi manusia.

13.

14. Tugas dan Wewenang Kejaksaan di Bidang Pidana (baca Pasal 30 ayat (1) UU No. 16 Tahun
2004)
(1) Di bidang pidana, kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang:

a. melakukan penuntutan;
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap;

c. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana bersyarat,

putusan pidana pengawasan, dan keputusan lepas bersyarat;

d. melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu

berdasarkan undang-undang;

e. melengkapi berkas perkara tertentu dan untuk itu dapat

melakukan pemeriksaan tambahan sebelum dilimpahkan ke

pengadilan yang dalam pelaksanaannya dikoordinasikan dengan

penyidik.

15. Susunan dan Kedudukan Jaksa (baca Pasal 18 UU No. 16 Tahun 2004)
1. Jaksa Agung adalah pimpinan dan penanggung jawab tertinggi kejaksaan yang

memimpin, mengendalikan pelaksanaan tugas, dan wewenang kejaksaan.

2. Jaksa Agung dibantu oleh seorang Wakil Jaksa Agung dan beberapa orang Jaksa

Agung Muda.

3. Jaksa Agung dan Wakil Jaksa Agung merupakan satu kesatuan unsur pimpinan.

4. Jaksa Agung Muda adalah unsur pembantu pimpinan

16. Persyaratan Menjadi Advokat (baca Pasal 3 UU No. 18 Tahun 2003)


(1) Untuk dapat diangkat menjadi Advokat harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. warga negara Republik Indonesia;
b. bertempat tinggal di Indonesia;
c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara;
d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun;
e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1);
f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat;
g. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor
Advokat;
h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;
i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai
integritas yang tinggi.
(2) Advokat yang telah diangkat berdasarkan persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat menjalankan praktiknya dengan mengkhususkan diri pada
bidang tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh peraturan
perundang-undangan.

17. Hak dan Kewajiban Advokat


Pasal 14

Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam membela

perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang pengadilan dengan

tetap berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.


Pasal 15

Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela perkara

yang menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang pada kode etik

profesi dan peraturan perundang-undangan.

Pasal 16

Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam

menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan

pembelaan Klien dalam sidang pengadilan.


Pasal 17

Dalam menjalankan profesinya, Advokat berhak memperoleh informasi, data,

dan dokumen lainnya, baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang

berkaitan dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk pembelaan

kepentingan Kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 18

(1) Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan

perlakuan terhadap Klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik,

keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan budaya.

(2) Advokat tidak dapat diidentikkan dengan Kliennya dalam membela perkara

Klien oleh pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.

Pasal 19

(1) Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau diperoleh

dari Kliennya karena hubungan profesinya, kecuali ditentukan lain oleh

Undang-undang.

(2) Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan Klien, termasuk

perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau

pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi

elektronik Advokat.

Pasal 20
(1) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan

kepentingan tugas dan martabat profesinya.

(2) Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian

sedemikian rupa sehingga merugikan profesi Advokat atau mengurangi

kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.

(3) Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas profesi

Advokat selama memangku jabatan tersebut.

18. Pelaksana Kekuasaan Kehakiman di Indonesia menurut UU No. 48 Tahun 2009

19. Jumlah Hakim dalam Persidangan


20. Kewenangan Hakim
Menetapkan hasil sidang.
Membuat catatan pinggir pada berita acara putusan Pengadilan Negeri mengenai hukum yang dianggap
penting.
Dalam hal Pengadilan Tinggi melakukan Pemerikasaan tambahan untuk mendengarkan sendiri para pihak
dan saksi, maka Hakim bertanggung jawab atas pembuatan kebenaran berita acara persidangan serta
menandatanganinya.
Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.
Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk ucapan.
Hakim wajib menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan.
Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di Pengadilan Negeri
yang ditugaskan kepadanya serta meneruskan kepustakaan hukum yang diterima dari Mahkamah Agung
kepada Hakim Pengadilan Negeri yang bersangkutan.

21. Asas yang Menjadi Pedoman KPK dalam Pelaksanaan Tugas & Kewenangannya
A. Kepastian hukum;

Asas Kepastian Hukum merupakan asas dalam negara hukum yang mengutamakan landasan peraturan
perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.

b. Keterbukaan;
Asas Keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh informasi
yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.

c. Akuntabilitas;

Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

d. Kepentingan umum;

Asas Kepentingan Umum adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum dengan cara yang
aspiratif, akomodatif, dan selektif.

e. proporsionalitas

Asas Proporsionalitas adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
Penyelenggara Negara.

22. Tugas dan Kewenangan KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi mempunyai tugas:


Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi.
Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi.
Melakukan tindakan-tindakan pencegahan tindak pidana korupsi; dan
Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara.
Dalam melaksanakan tugas koordinasi, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang :
Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi;
Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi;
Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi kepada instansi yang
terkait;
Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana korupsi; dan
Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.

Anda mungkin juga menyukai