Akibat Meninggalkan Shalat Jum
Akibat Meninggalkan Shalat Jum
sudah menjadi hal biasa bagi sebagian orang. Sampai seringkali meninggalkannya. Padahal
shalat ini adalah kewajiban yang tidak perlu lagi disangsikan. Dalil pendukungnya pun dari Al
Qur’an, As Sunnah dan kesepakatan para ulama (baca: ijma’). Maka sudah barang tentu
yang meninggalkannya akan menuai petaka yang menimpa jasad dan lebih parah lagi akan
merusak hatinya.
َ َِللا
َّ ْ ص ََل ِة ِمن يَ ْو ِم ا ْل ُج ُمعَ ِة فَا
سعَ ْوا إِلَى ِذك ِْر َ يَا أَيُّ َها الَّذ
َّ ِين آ َمنُوا إِذَا نُودِي ِلل
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka
bersegeralah kamu kepada mengingat Allah.” (QS. Al Jum’ah: 9). Kata kebanyakan pakar
tafsir, yang dimaksud ‘dzikrullah’ atau mengingat Allah di sini adalah shalat Jum’at. Sa’id
bin Al Musayyib mengatakan bahwa yang dimaksud adalah mendengar nasehat (khutbah)
pada hari Jum’at. (Zaadul Masiir, Ibnul Jauzi, 8: 265)
َلا أ ْربعةَ عبْدَ م ْملُوكَ أ َِو ا ْمرأةَ أ َْو صبِىَ أ َْو م ِريض ِ ْال ُج ُمع َةُ حقَ و
َِ اجبَ على ُك
َ ِل ُم ْس ِلمَ فِى جماعةَ إ
“(Shalat) Jum’at adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim dalam jama’ah kecuali bagi
empat orang: budak yang dimiliki, wanita, anak kecil dan orang yang sakit.” (HR. Abu Daud
no. 1067. Kata Syaikh Al Albani, hadits ini shahih)
Lalu bagaimana jika seseorang meninggalkan shalat Jum’at? Apa akibat yang menimpa
dirinya?
Guru kami, Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir Al Barrok hafizhohullah ditanya, “Apa akibat
yang diperoleh orang yang tidak menghadiri shalat Jumat? Apa hadits yang menerangkan
hal tersebut?
Sedangkan hukuman duniawi, hendaklah ulil amri (penguasa) memberi hukuman pula bagi
orang yang meninggalkan shalat Jum’at tanpa ada uzur agar mencegah tindak kejahatan
mereka. Hendaklah setiap muslim bertakwa pada Allah, janganlah sampai ia melalaikan
kewajiban yang telah Allah wajibkan. Jika seseorang lalai dalam demikian, maka ia akan
menuai petaka dari Allah. Jagalah perintah Allah, niscaya pahala Allah akan diraih. Dan Allah
akan beri karunia kepada siapa saja yang Dia kehendaki. [Sumber fatwa: )