d. Klasifikasi KPD
a. PROM (Premature Rupture of the membranes) Ketuban pecah dini pada
saat usia kehamilan >37 minggu. Pada PROM penyebabnya mungkin
karena melemahnya membrane amnion secara fisiologis. (Syaifuddin,
2002)
b. PPROM (Preterm Premature of the membranes) Ketuban pecah dini yang
terjadi sebelum umur kehamilan 37 minggu
c. Prolonged PROM Ketuban pecah yang terjadi lebih dari 12 jam
e. Penatalaksanaan KPD
Penatalaksanaan KPD memerlukan pertimbangan usia kehamilan,adanya
infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tandapersalinan.
Penanganan ketuban pecah dini menurut Sarwono (2010),meliputi :
a. Konserpatif
2) Pengelolaan konserpatif dilakukan bila tidak ada penyulit (baik pada ibu
maupun pada janin) dan harus di rawat dirumah sakit.
3) Berikan antibiotika (ampicilin 4 x 500 mg atau eritromicin bila tidak
tahan ampicilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama 7 hari.
4) Jika umur kehamilan <32-34 minggu, dirawat selama air ketuban masih
keluar, atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
5) Jika usia kehamilan 32-27 minggu, belum in partu, tidak ada infeksi, tes
buss negativ beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin, terminasi pada kehamilan 37 minggu.
6) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi,berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi
sesudah24 jam.
7) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik
danlakukan induksi.
8) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
9) Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk
memicukematangan paru janin, dan kalau memungkinkan periksa
kadarlesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12
mgsehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason IM 5 mg setiap
6jam sebanyak 4 kali.
b. Aktif
1) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal seksio
sesarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 mg intravaginal tiap 6 jam
maksimal 4 kali.
2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi. Dan
persalinan diakhiri.
3) Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan servik, kemudian induksi. Jika
tidak berhasil, akhiri persalinan dengan seksio sesarea
4) Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam
Penatalaksanaan KPD menurut Manuaba (2009) tentangpenatalaksanaan KPD
adalah :
a. Mempertahankan kehamilan sampai cukup bulan khususnya
maturitasparu sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan
paruyang sehat.
b. Terjadi infeksi dalam rahim, yaitu korioamnionitis yang menjadipemicu
sepsis, maningitis janin, dan persalinan prematuritas
c. Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan
diharapkanberlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan
kortikosteroid, sehingga kematangan paru janin dapat terjamin.
d. Pada umur kehamilan 24-32 minggu yang menyebabkan menungguberat
janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksipersalinan,
dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan
e. Menghadapi KPD, diperlukan penjelasan terhadap ibu dan
keluargasehingga terdapat pengertian bahwa tindakan mendadak
mungkindilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan ibu
danmungkin harus mengorbankan janinnya.
f. Pemeriksaan yang penting dilakukan adalah USG untuk
mengukurdistansia biparietal dan perlu melakukan aspirasi air ketuban
untukmelakukan pemeriksaan kematangan paru.
g. Waktu terminasi pada kehamilan aterm dapat dianjurkan selang waktu6-
24 jam bila tidak terjadi his spontan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.
DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI RUANG CEMPAKA RS WANGAYA DENPASAR
TANGGAL 4-6 OKTOBER 2017\
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS PASIEN PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny.I Nama : Tn.H
Umur : 25 tahun Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Pria
Agama : Hindu Pendidikan : S1
Suku / Bangsa : Bali / Indonesia Pekerjaan : PNS
Pendidikan : SMA Suku / Bangsa : Bali/ Indonesia
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Agama : Islam
Ruang Rawat : Ruang Cempaka Alamat : Denpasar
No.MR : 249226 Hub. Dg keluarga : suami
Status Perkawinan : Sudah menikah
Tanggal masuk RS : 3 Oktober 2017
Tanggal Pengkajian : 4 Oktober 2017
Diagnosa Keperawatan : Ketuban Pecah Dini (KTB)
Alamat : Denpasar
B. RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan Utama
Keluhan saat MRS:
Keluaran cairan dari vagina berwarna jernih dan berbau amis
Keluhan saat pengkajian:
Klien masuk dengan keluhan lemah, perut terasa sakit, keluar cairan dari
vagina berwarna jernih dan berbau amis. Klien mengatakan usia kehamilan 8
bulan (± 32 minggu)
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien mengatakan keluar cairan ketuban dari pervaginaan sejak malam pada
pukul 05.30 Wita tanggal 3 September 2017, klien mengatakan cairan ketuban
yang keluar pervaginaan berwarna jernih dan berbau amis serta merasakan nyeri
pada bagian abdomen bawah dengan skala nyeri 6 (dari skala nyeri 1 – 10), nyeri
muncul tiba-tiba saat duduk/bergerak dengan durasi 3 - 7 detik, nyeri terasa
seperti diremas dan menyebar ke daerah belakang, saat terasa nyeri Ny. I terlihat
mengusap - usap perut. Kemudian, oleh keluarga Ny. I dibawa ke bidan tempat
biasa periksa, oleh bidan Ny. I dirujuk ke RS Wangaya Denpasar dengan alasan
untuk diberi obat penguat janin, namun setibanya di rumah sakit (06.30 Wita)
melalui RPP (ruang penerimaan pasien) keluar air ketuban merembes (KPD), usia
kehamilan 8 bulan (± 32 minggu) his 3x/menit lamanya 45 detik. Ny. I mendapat
terapi infus RL 20 tpm selama di VK (ruang bersalin). Saat ini Ny. Ir dirawat di
ruang Cempaka.
3. Riwayat Kesehatan dahulu
Klien mengatakan sebelumnya saat melahirkan anak pertama tidak pernah
mengalami hal seperti ini. Klien juga mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit
keturunan seperti hipertensi, DM, atau asma. Klien juga mengatakan tidak
memiliki penyakit menular seperti TBC.
4. Riwayat kesehatan keluarga
Klien menagtakan keluarga klien tidak ada memiliki penyakit keturunan,
menular dan kejiwaan.
E. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
GCS : 15 (E = 4, V = 5, M = 6)
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis
Tanda-Tanda Vital :
- TD = 120/90 mmHg
- P = 84 x / m
- R = 20 x / m
- S = 36˚C
BB : 65 kg
TB : 159 cm
Head To Toe
1. Rambut dan kulit kepala
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala klien bersih, tidak ada benjolan,
tidak ada keluhan.
2. Muka
Bentuk simetris, tidak ada edema, tidak sembab, tidak ada cloasma
gravidarum.
3. Mata
Konjungtiva anemis, sclera an-ikterik, fungsi penglihatan klien baik terbukti
klien dapat membaca papan nama yang mengkaji dalam jarak ± 30 cm.
4. Hidung
Bentuk simetris, keadaan bersih, pernafasan cuping hidung (-), fungsi
penciuman baik terbukti klien dapat mencium aroma kayu putih.
5. Telinga
Simetristidak terdapatserumen, tidak ada peradangan dan nyeri,tidak
menggunakanalat bantu pendengaran,fungsi pendengaran baik.
6. Leher
Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran KGB dan tidak ada
peningkatan tyroid.
7. Dada
Bentuk simetris, bunyi jantung reguler, tidak terdapat bunyi ronchi maupun
wheezing, mamae simetris tidak ada benjolan, puting susu menonjol, sudah ada
pengeluaran colostrum.
8. Abdomen
a. Inspeksi
Bentuk perut bundar, posisi menonjol kedepan, lingkar perut 32 cm, tidak
ada bekas luka SC.Pada pemeriksaan secara leopold ditemukan:
- Leopold I : Tinggi fundus Uteri ¾ antara pusat dengan procesus
xypodseus atau 32 cm dari simpisis pubis sampai procesus
xypoideus.
- Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba tonjolan-tojolan
kecil (bagian terkecil janin) dan pada bagian kanan perut ibu
teraba bagaian datar dan keras seperti papan. (punggung janin).
- Leopold III : Bagian terbawah janin adalah letak kepala
- Leopold IV : Janin belum masuk pintu atas panggul
(konvergen) atau hanya sebagian kecil dari kepala turun
kedalam rongga panggul.
9. Genetalia
Flour albus : Keputihan ada, tidak berwarna dan berbau
Perdarahan : Tidak ada
Kebersihan : Terawat
Keluhan : Tidak ada
10. Ekstremitas atas bawah
Ekstremitas atas pada tangan kiri terpasang infus Dextrose + ½ amp piton gtt: 8
tetes/menit sedangkan ekstremitas bawah varises oedema tidak ada
F. DATA PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Darah Rutin
- Leukosit : 9400/µL (N :5-10.103µL)
- Hemoglobin : 12,5 gr/dl (N :12-14gr/dl)
- Hematokrit : 31,3 % (N :37-43%)
- Trombosit : 256000/µL (N :150-400.103/µL)
- Massa perdarahan : 2 menit (N :1-6menit)
- Massa pembekuan : 6 menit (N :1-10menit)
- Glukosa sewaktu : 94 mg/dl (N :<200mg/dl)
Pemeriksaan USG
- JT, AH, LK
- FM (+), FHR (+) 156x/menit
- BPD : 79,6mm (32W 0D)
- FL : 58,8mm (32W 6D)
- AC : 248mm (30W 3D)
- EFW : 1625gr
- Air ketuban : tidak cukup (oligohidromnion)
- Kesan : IUP (31-32)mgg + LK + AH + Oligohidramnion berat
G. PENGOBATAN
Inf. Dextrose
Ceftriaxon 2 x 1 gr ( jam 09.00 – 21.00 )
Dexametason 2 x 1 amp ( jam 09.00 – 21.00 )
Amoxilin 3 x 1 (500 gr)
Vit C 3 x 1 (100 gr)
H. ANALISA DATA
memegangi perutnya
- Nyeri yang dirasakan pada skala
nyeri 6 (1 – 10)
- Klien melakukan bedrest total.
3. DS:
- Klien mengatakan sulit tidur
karena nyeri yang dirasakan
- Klien mengatakan hanya dapat
tidur pada siang haari ± 1 jam Peningkatan his atau Gangguan Pola
dan pada siang hari 4 – 5 jam kontraksi istirahat (Tidur)
DO:
- Klien tampak lemah dengan
tampak adanya kantung
mata.
DX
S : 36,50C
N : 73 x/menit
R : 20 x/menit
Ekspresi wajah
meringis, pasien
nampak tegang,
terdapat lingkaran
hitam di bawah mata
pasien, mata pasien
nampak sayu, skala
nyeri 6
S: pasien mengatakan
2 Mengajarkan teknik
Pukul 06.30 merasa lebih tenang
distraksi untuk
WITA mengalihkan perhatian O : pasien nampak
pasien dari rasa nyeri yang teralihkan perhatian dari
diderita dan teknik rasa nyerinya dan
relaksasi membantu nampak lebih tenang
pasien untuk mengurangi
rasa tegangnya
No Hari/tgl/jam No. Implementasi Respon Ttd
DX
Pukul 09.30
2 Melakukan delegasi
WITA S : pasien mengatakan
pemberian obat Ceftriaxon
setuju dengan terapi
1gr dan dexametason 1
yang diberikan,
amp (IVA)
O : pasien kooperatif
dalam pemberian
obat, pasien meringis
saat obat diberikan
Pukul 11.30
1,2,3 S : pasien mengatakan
WITA Mengobservasi keadaan
masih merasa nyeri
umum pasien
namun nyeri yang
dirasakan mulai
berkurang
N : 73 x/menit
No Hari/tgl/jam No. Implementasi Respon Ttd
DX
O : pasien dapat
mendemonstrasikan
cara menyusui yang
benar dan perawatan
tali pusat
Mengobservasi keadaan
Pukul 17.30 1,2,3
umum pasien
WITA S : Pasien mengatakan
masih merasa nyeri
namun nyeri yang
dirasakan semakin
berkurang
S : 36,50C
N : 73 x/menit
Pukul 21.00
Mengobservasi lingkungan
No Hari/tgl/jam No. Implementasi Respon Ttd
DX
O : Pasien nampak
tertidur
S : 36,50C
N : 73 x/menit
R : 20 x/menit
Ekspresi wajah
sedikit meringis,
No Hari/tgl/jam No. Implementasi Respon Ttd
DX
S: pasien mengatakan
Mengajarkan teknik merasa lebih tenang
distraksi untuk
Pukul 06.30 2 O : pasien nampak
mengalihkan perhatian
teralihkan perhatian dari
WITA pasien dari rasa nyeri yang
rasa nyerinya dan
diderita dan teknik
nampak lebih tenang
relaksasi membantu
pasien untuk mengurangi
rasa tegangnya
S : pasien mengatakan
Medikasi luka post partum nyeri pada luka
jahitan
1
Pukul 07.00
O : luka bersih tidak ada
WITA
tanda infeksi dan
kasa kering, tidak
ada pus
S : pasien mengatakan
setuju dengan terapi
yang diberikan,
DX
S : pasien mengatakan
O : pasien nampak
masih sedikit
meringis menahan
nyeri
TD : 120/80 mmHg
R : 20 x/menit
S : Pasien mengatakan
Mengobservasi keadaan masih merasa nyeri
Pukul 17.30 umum pasien namun nyeri yang
dirasakan semakin
WITA
berkurang, pasien
mengatakan sudah
bisa tidur siang.
DX
nampak sedikit
meringis, lingkaran
hitam di bawah mata
pasien mulai
berkurang.
Mengobservasi TTV
1,2,3
pasien TD : 120/80 mmHg
Pukul 17.40
WITA S : 36,50C
N : 73 x/menit
R : 20 x/menit
S:-
3
O : Pasien nampak
Mengobservasi keadaan
Pukul 22.30 tertidur
umum pasien
WITA
DX
S : 36,50C
N : 73 x/menit
R : 20 x/menit
Ekspresi wajah
sedikit meringis,
pasien nampak
semakin tenang,
lingkaran hitam pada
mata pasien mulai
berkurang, skala
nyeri 4
2 S: pasien mengatakan
Pukul 06.30
Mengajarkan teknik merasa lebih tenang
WITA distraksi untuk
O : pasien nampak
mengalihkan perhatian
teralihkan perhatian dari
pasien dari rasa nyeri yang
rasa nyerinya dan
diderita dan teknik
nampak lebih tenang
relaksasi membantu
pasien untuk mengurangi
rasa tegangnya
S : pasien mengatakan
1
Pukul 07.00
No Hari/tgl/jam No. Implementasi Respon Ttd
DX
S : 36,50C
Mengobservasi TTV
pasien N : 73 x/menit
R : 20 x/menit
DX
3 R : 20 x/menit
Pukul 21.00
S : pasien mengatakan
WITA Mengobservasi lingkungan
cukup nyaman
pasien, membantu pasien
dengan kondisi
untuk mendapatkan posisi
lingkungannya dan
yang nyaman sebelum
nyaman dengan
tidur agar tidur pasien
posisi tidurnya, serta
lelap (tidur dalam posisi
berdoa sebelum tidur
terlentang), memberikan
1,2,3 pasien kesempatan untuk O : pasien kooperatif
Pukul 22.30
melakukan ritual tidur
WITA S:-
Mengobservasi keadaan
O : Pasien nampak
umum pasien
tertidur
No Hari/tgl/jam No. Implementasi Respon Ttd
DX
S : 36,50C
N : 73 x/menit
R : 20 x/menit
S: pasien mengatakan
2 Mengajarkan teknik
Pukul 06.30 merasa lebih tenang
distraksi untuk
WITA mengalihkan perhatian O : pasien nampak
pasien dari rasa nyeri yang teralihkan perhatian dari
diderita dan teknik rasa nyerinya dan
relaksasi membantu nampak lebih tenang
pasien untuk mengurangi
rasa tegangnya
S : pasien mengatakan
Memberikan lingkungan
No Hari/tgl/jam No. Implementasi Respon Ttd
DX
O : pasien nampak
nyaman dengan
lingkungan yang bersih
Mengobservasi TTV
No Hari/tgl/jam No. Implementasi Respon Ttd
DX
1,2,3 S : 36,50C
N : 73 x/menit
R : 20 x/menit
K. EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, T. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit
Dalam.Yogyakarta: Nuha Medika.
Nugroho, T. 2011. Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Soewarto, S. 2009. Ketuban Pecah Dini. Dalam: Winkjosastro H., Saifuddin A.B.,
dan Rachimhadhi T. (Editor). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. Hal. 677-680.