1-9
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan ISSN 1026-4109
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/paedagogia
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menemukan prototipe instrumen
penilaian pendidikan karakter terpadu dan (2) menguji validitas instrumen penilaian
pendidikan karakter dan keterhandalannya. Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu: (1)
studi pustaka dan eksplorasi pendidikan karakter terpadu untuk membantu guru dan
siswa dalam mengevaluasi pendidikan karakter, (2) mengembangkan instrumen
pendidikan karakter terpadu. Instrumen penelitian terdiri dari kuesioner untuk guru
sebanyak 80 item, kuesioner untuk uji siswa sebanyak 80 item, dan kuesioner untuk
orang tua sebanyak 40 item. Validitas tes ini diambil dari cetak biru dan konstruksi yang
dikembangkan dari 18 aspek karakter. Hasil analisis instrumen ini dapat dikemukakan:
(1) kuesioner guru ditemukan r = 0,398307. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner ini
dapat dihandalkan; (2) tes siswa ditemukan r = 0,0481171. Hal ini menunjukkan bahwa
tes ini dapat dihandalkan; dan (3) kuesioner orang tua ditemukan r = 0,424852. Hal ini
menunjukkan bahwa kuesioner ini dapat dihandalkan pada tingkat signifikansi 5%.
Kata kunci: instrumen penilaian, pendidikan karakter, validitas tes, reliabilitas tes
Abstract: The goals of this research are: (1) to find the prototype of assessment
instrument of integrated character education and (2) to test the validity of assessment
instrument of character education and its reliability. This research consists of two stages,
that is: (1) library research and integrated character education exploration to help
teachers and students in evaluating character education, (2) developing the instrument of
integrated character education. The research instrument consists of 80 questionnaire
items for the teachers, 80 questionnaire items to investigate the students, and 40
questionnaire items for the parents. The validity of the test is taken from the blueprint and
construction developed from 18 character aspects. The reliability of the test is based on
formula analysis of Spearman Brown. The results of this instrument analysis show: (1)
from the questionnaire for the teachers it is found that r = 0,398307. It shows that the
questionnaire is reliable; (2) from the students test it is found that r = 0,0481171. It shows
that the test is reliable; and (3) from the questionnaire for the parents it is found that r =
0,424852. It shows that the questionnaire is reliable with significance level of 5%.
*Alamat korespondensi: PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, e-mail: sutijan_uns@yahoo.com
1
serta bertanggung jawab. oleh Kementerian Pendidikan dan Kebu-
Fungsi dan tujuan pendidikan na- dayaan dalam implementasi pendidikan
sional, menunjukkan bahwa pendidikan di karakter masih berkisar pada (1) deskripsi, (2)
setiap jenjang, termasuk Sekolah Dasar (SD) indikator sekolah, dan (3) indikator kelas
harus diselenggarakan secara sistematis guna secara umum. Di mana pelaksanaan kegiatan
mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut pembelajaran tersebut belum mengarah untuk
berkaitan dengan pembentukan karakter mengembangkan pencapaian nilai-nilai karak-
peserta didik sehingga mampu bersaing, ter, melainkan masih bersifat sebagai tujuan
beretika, bermoral, sopan santun dan pengiring. Selain itu, evaluasi secara khusus
berinteraksi dengan masyarakat. pencapaian nilai-nilai karakter juga belum
Permasalahan besar yang dihadapi dilaksanakan.
bangsa Indonesia saat ini adanya indikasi Dalam hal penilaian pendidikan karak-
penurunan nilai karakter yang dimiliki oleh ter, belum tersedia instrumen yang dapat
warga negara Indonesia. Sudah lebih dari digunakan secara tepat. Guru masih kesulitan
enam dasa warsa, pelaksanaan pembelajaran untuk menyusun instrumen penilaian pen-
pada mata pelajaran Sosial Humaniora, didikan karakter. Untuk itu perlu dikembang-
seperti: Pendidikan Agama, P.Kn, IPS, & kan instrumen penilaian pendidikan karakter
Pancasila yang dilakukan sejak SD hingga dalam pembelajaran di Sekolah Dasar sesuai
perguruan tinggi belum belum menampak dengan karakteristik anak usia SD. Dengan
pada kualitas lulusannya. dikembangkannya instrument penilaian
Berdasar pada masalah-masalah yang pendidikan karakter dalam pembelajaran di
dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini SD akan dapat memudahkan guru-guru SD
Kementerian Pendidikan Nasional men- dalam melaksanakan penilaian dalam
canangkan pendidikan karakter bagi peserta pembelajaran dalam rangka pendidikan
didik. Pada saat peringatan Hari Pendidikan karakter dan pada gilirannya implementasi
Nasional, tanggal 2 Mei 2010., Mendiknas, pendidikan karakter bagi peserta didik SD
meluncurkan tema penting, yaitu “Pendidikan dapat berlangsung guna mendukung ter-
Karakter untuk Membangun Keberadaban wujudnya tujuan pendidikan nasional.
Bangsa”. Peluncuran tema tersebut ditin- Berdasarkan uraian di atas maka
daklanjuti dengan merumuskan perilaku “Pengembangan Instrumen Penilaian Pen-
karakter, (yang terdiri dari 18 karakter), didikan Karakter di SD: Menyongsong
deskriptor, indikator tingkat sekolah, dan Pelaksanaan Kurikulum 2013” menjadi
indikator tingkat kelas. penting dikaji. Selanjutnya, hasil akhir yang
Pendidikan karakter memang sudah diharapkan dari pengembangan ini adalah
digulirkan dan bahkan sudah disosialisasikan diperolehnya: Instrumen penilaian pendidikan
ke sekolah-sekolah. Namun demikian im- karakter terpadu dalam mata pelajaran Sosial
plementasi pendidikan karakter pada peserta Humaniora di kelas V SD, yang terdiri dari tes
didik masih memerlukan seperangkat penilaian pendidikan karakter bagi siswa,
pembelajaran pendukung dan memadai yang angket penialian pendidikan karakter melalui
meliputi silabus, rencana pembelajaran, oleh guru, dan angket penialaian pendidikan
pelaksanaan pembelajaran yang inovatif, karakter melalui oleh orang tua.
media pembelajaran, dan instrumen penilaian. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas,
Selama ini, guru baru mengembangkan karakter adalah “bawaan, hati, jiwa,
unsur–unsur pembelajaran secara umum, kepribadian, budi pekerti, perilaku, per-
sedangkan pengembangan instrumen penilai- sonalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”.
an masih sebatas kawasan kognitif. Hal ini Sehingga, orang yang berkarakter adalah orang
disebabkan oleh praktik pendidikan di yang berkepribadian, berperilaku, bersifat,
Indonesia yang cenderung lebih berorentasi bertabiat, berwatak”. Samami dan Hariyanto
pada pendidikan berbasis hard skill (kete- (2011: 43) mengemukakan bahwa karakter
rampilan teknis) yang lebih bersifat mengem- dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun
bangkan intelligence quotient (IQ), dan kurang pribadi seseorang, terbentuk baik karena
mengembangkan kemampuan soft skill yang pengaruh hereditas maupun lingkungan, yang
tertuang dalam emotional quotient (EQ), dan membedakan dengan orang lain, serta
spiritual quotient (SQ). diwujudkan dalam sikap dan perilaku dalam
Unsur-unsur yang telah dirumuskan kehidupan sehari-hari. Hidayatullah, (2009: 9)
2 PAEDAGOGIA, Jilid 18, Nomor 2, Agustus 2015, halaman 1 - 9
Tabel 1. Gambaran Karakter Bangsa
NILAI DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya,
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
agama lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu
dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap,
dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan
peraturan.
5. Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai
hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu
yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya
dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan
meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan
Kebangsaan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,
dan politik bangsa.
12. Menghargai Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang
Prestasi berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama
Komuniktif dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan
aman atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan
Membaca kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam
Lingkungan di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam
yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung-jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang
seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial
dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
menjelaskan yang dimaksud karakter adalah membedakan individu dengan individu yang
kualitas atau kekuatan mental atau moral, lain.
akhlak atau budi pekerti individu yang Dari beberapa pendapat tersebut dapat
merupakan kepribadian khusus yang ditarik kesimpulan bahwa seseorang dikatakan
Sutijan, Hasan Makhfud, Lies Lestari, dan Chumdari, Pengembangan Instrumen ... 3
berkarakter baik adalah jika seseorang selalu kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi,
berusaha melakukan hal-hal yang terbaik dan pengamalan nyata dalam kehidupan
terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, peserta didik sehari-hari di masyarakat.
Penilaian adalah suatu proses untuk
lingkungan, bangsa dan negara serta dunia
mengetahui keberhasilan suatu program
internasional pada umumnya dengan meng- kegiatan yang sesuai dengan tujuan atau
optimalkan potensi disertai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Penilaian dapat
kesadaran, emosi dan motivasinya. Sampai di dilakukan dengan tepat apabila tersedia data
sini, akan timbul pertanyaan, bagaimanakah yang sesuai dan memadai. Guna memperoleh
gambaran karakter itu sendiri? Untuk menja- data diperlukan instrumen penilaian yang
wabnya, berikut disajikan 18 karakter minimal sesuai dengan tujuan.
yang ditumbuhkan pada peserta didik dapat Untuk mengetahui keberhasilan da-
lam pembelajaran penanaman nilai-nilai
dilihat pada Tabel 1.
karakter diperlukan instrumen penilaian yang
Kita tahu bahwa keluarga merupakan sesuai dengan tujuannya, dengan cara mem-
lingkungan pertama bagi pertumbuhan bandingkan perilaku anak dengan standar
karakter anak. Oleh karena itu sangatlah tepat (indikator) karakter yang ditetapkan. Menurut
jika pendidikan karakter dimulai dari Kesuma, Triatna, & Permana, (2011: 138)
lingkungan keluarga. Setelah itu, barulah tujuan evaluasi pendidikan karakter adalah:
pendidikan karakter dilakukan di sekolah. (1) mengetahui kemajuan hasil belajar dalam
Apakah pendidikan karakter itu sendiri? bentuk kepemilikan sejumlah indikator karak-
Kesuma, Triatna, & Permana (2011: 4) ter tertentu pada anak dalam kurun waktu
mengatakan bahwa pendidikan karakter tertentu, (2) mengetahui kekurangan dan
adalah pembelajaran yang mengarah pada kelebihan desain pembelajaran yang dibuat
guru, (3) mengetahui tingkat efektivitas proses
penguatan dan pengembangan perilaku anak
pembelajaran yang dialami oleh anak, baik
anak secara utuh yang didasarkan pada suatu
nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. pada seting kelas, sekolah, maupun rumah.
Menurut Megawangi (2004: 95) pendidikan Mardapi (2012: 1) menyatakan
karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik karakter dalam pendidikan karakter sering
anak-anak agar dapat mengambil keputusan digunakan untuk menyatakan seberapa baik
dengan bijak dan mempratikkan dalam seseorang menampilkan kualitas personal
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat yang cocok / sesuai dengan yang diinginkan
memberikan kontribusi yang positip kepada
masyarakat dinyatakan memiliki karakter
lingkungannya. Selanjutnya, Samami &
Hariyanto (2011: 45) mengatakan bahwa yang baik. Demikian pula sebaliknya,
pendidikan karakter adalah proses pemberian seseorang yang menampilkan kualitas per-
tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi sonal yang tidak sesuai dengan yang
manusia seutuhnya yang berkarakter dalam diinginkan masyarakat dinyatakan memiliki
dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa, karakter yang kurang baik. Lebih lanjut
sehingga akan terwujud manusia insan kamil. dinyatakan bahwa karakter merupakan
Lebih lanjut Said, (2011: 8) menegaskan komponen hasil belajar afektif.
bahwa pendidikan karakter merupakan kunci Dalam pengembangan instrument
suksesnya suatu bangsa. untuk penilaian pendidikan karakter harus
Pendidikan karakter tidak perlu mengikuti langkah-langkah pengembangan
menjadi suatu matapelajaran tersendiri. Pen- instrument afektif sebagai berikut : (1)
didikan karakter dapat diintegrasikan dalam Menentukan spesifikasi instrument, (2)
pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Menulis instrument, (3) Menentukan skala
Materi pembelajaran yang berkaitan dengan instrument, (4) Menentukan system penskor-
norma atau nilai-nilai pada setiap mata an, (5) Menelaah instrument, (6) Melakukan
pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, ujicoba, (7) Menganalisis instrument, (8)
dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari- Merakit instrument, (9) Melaksanakan
hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai- pengukuran, dan (10) Menafsirkan hasil
nilai karakter tidak hanya pada tataran pengukuran.
Sutijan, Hasan Makhfud, Lies Lestari, dan Chumdari, Pengembangan Instrumen ... 5
dan pedoman wawancara. Evaluasi draf karakter terintegrasi dalam mata pelajaran di
instrumen menggunakan uji validitas dan sekolah dasar. Pengembangan model tersebut
reliabilitas instrumen. Revisi draf instrumen tidak dapat terlepas dari pengembangan aspek
penilaian pendidikan karakter terpadu dalam tautannya, yaitu pengembangan silabus,
pembelajaran di SD dilaksanakan oleh peneliti satuan pelajaran atau rencana pelaksanaan
dengan memperhatikan pertimbangan dari pembelajaran (RPP) dan materi serta media.
ahli, guru kelas, dan siswa yang terlibat dalam Adapun matapelajaran pendukung pengem-
pelaksanakan pembelajaran dan hasil uji bangan instrumen penelitian karakter ini
kelayakannya. Uji coba draf instrumen yang adalah Sosial Humaniora yang terdiri dari
dilaksanakan di kelas lima dari empat SD yang pelajaran Agama, IPS, PKn, PMP, dan bahasa
dipilih. Indonesia. Instrumen yang dihasilkan dalam
Tahap (3): Evaluasi. Tahap evaluasi/ penilaian pendidikan karakter diujicobakan
pengujian instrument penilaian dilakukan dalam skope terbatas, yaitu di klas lima dalam
dengan mengadakan perbaikan-perbaikan 4 SD. Adapun hasilnya adalah sebagai berikut.
terhadap program pembelajaran dan model (1) Anget lembar penilaian pendidikan
instrumen penilaian dalam pembelajar-an karakter oleh guru. Penilaian tentang pen-
untuk pendidikan karakter terpadu dalam didikan karakter oleh guru diperoleh skor
mata pelajaran di SD yang telah dilaksanakan. tertinggi = 340 dan skor terendah = 246. Hasil
Pelaksanaan tahap ini pada bulan Juli – penilaian oleh guru tersebut termasuk kategori
Agustus 2014. “baik”. Adapun sebaran frekuensinya dapat
dilihat pada Tabel 2 .
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian pendahuluan, yang Tabel 2: Nilai angket penilaian Pendidikan
Karakter dari Guru
difokuskan pada penelaahan pustaka, obser-
vasi, dan wawancara dengan para guru Interval frekuensi
No frekuensi
Sekolah Dasar (SD) ditemukan fakta bahwa Skor meningkat
guru mengajar di dalam kelas menempuh tiga 1 246 – 260 3 3
tahap, yaitu perencanaan, pelasanaan, dan 2 261 – 275 6 9
penilaian. Ketiga tahap tersebut masing- 3 276 – 280 9 18
masing masih mengandung kekurangan. (1) 4 281 – 295 11 29
5 296 – 310 5 34
Pada tahap perencanaan, guru belum
6 311 – 325 4 38
melakukan analisis kebutuhan nilai-nilai 7 326 - 340 2 40
karakter, belum merumuskan ujuan pembe- Jml - 40 -
lajaran afektif, belum merumuskan nilai-nilai
karakter yang terkandung dalam materi, dan Adapun sajian dalam bentuk grafik dapat
belum merumuskan mengkonstruksi instru- dilihat pada gambar 1.
men penilaian yang disesuaikan dengan
rumusan tujuan. (2) Pada tahap pelaksanaan
pembelajaran, belum dilakukan upaya yang
spesifik untuk penanaman nilai-nilai karakter,
kecuali sebatas yang menampak pada dampak
pengiring. (3) Selanjutnya, pada tahap
penilaian, penilaian karakter belum dilaksana-
kan secara spesifik, seperti yang menampak
pada lembar pengamatan, daftar cheklist,
anget, atau penilaian dalam bentuk yang lain. Gambar 1. Sebaran frekuensi nilai angket
Penelitian ini dirancang untuk me- penilaian Pendidikan Karakter dari Guru.
ngembangkan model instrumen penelitian
Sutijan, Hasan Makhfud, Lies Lestari, dan Chumdari, Pengembangan Instrumen ... 7
Pengamatan, Angket untuk Siswa, dan Angket untuk mengajarkan pendidikan karakter; (4)
untuk Orang Tua / Wali Siswa semuanya Purwanto, Susanto, & Pahalawidi (2014:1)
menunjukkan pada kategori baik. Dengan dalam penenlitiannya yang berjudul 'Pen-
demikian berarti nilai-nilai karakter yang didikan Karakter dengan Pendekatan Sport
dituangkan dalam Nilai Karakter yang Education dalam Perkuliahan di Jurusan
ditentukan oleh pemerintah telah tercapai Pendidikan olah Raga UNY' melaporkan
dengan baik. bahwa perkuliahan yang menggunakan sport
Hasil penelitian ini berbeda dengan education dapat memunculkan nilai-nilai
hasil penelitian tetang pendidikan karakter karakter. Selanjutnya, mereka melporkan
yang lain. Adapun perbedaan yang dimaksud bahwa sebanyak 80% dosen sudah membuat
adalah sebagai berikut. (1) Zuhdi, Ghufron, RPP, yang mengindikasikan bahwa para dosen
Syamsi, & Masruri (2014: 1) dalam sudah berkaraker.
penenlitiannya yang berjudul 'Pemetaan Im-
plementasi Pendidikan Karakter di Yogya- PENUTUP
karta' memperoleh hasil bahwa pendidikan Dari penelaahan melalui penelitian
karakter di Yogyakarta sudah dilaksanakan ini, ada beberapa rumusan yang merupakan
dengan baik, sebagian RPP belum mengan- inti permasalahan, yaitu: 1) Di Surakarta
dung nilai-nilai pendidikan karakter sehingga khususnya di SD, belum terdapat model
penilaiannya atas dasar wawancara; (2) pendidikan karakter yang baku; 2) Dalam
Katuuk (2014:1) dalam penenlitiannya yang pelaksanaannya pun pendidikan karakter
berjudul 'Pengembangan Instumen Pendidikan terintegrasi di SD masih mengalami banyak
Karakter pada Siswa SD di Propinsi Sulawesi kendala; 3) Para Guru SD masih mengalami
Utara' melaporkan bahwa pendidikan karakter kesulitan dalam melaksanakan pendidikan
dikategorikan menjadi tiga, yaitu baik, sedang, karakter terintegrasi dalam pembelajaran; 4)
dan kurang. Selanjutnya ia mengatakan bahwa Model instrument penilaian khusus untuk
pelaksanaan pendidikan karakter disajikan aspek nilai-nila karakter dalam pembelajaran
dalam mata pelajaran IPS dan PKn, jika ada di SD belum ada. Jika ada tetapi belum diso-
materi tertentu yang ada kaitannya. Hal ini sialisasikan; 5) Dalam pembelajaran di SD
ditunjang dengan aturan tertentu dari sekolah belum diperoleh data hasil belajar khusus
yang berkenaan dengan pendidikan karakter; mengenai nilai-nilai karakter terintegrasi; 6)
(3) Irawati & Elmubarok (2014:1) dalam Diperlukan pedoman yang dapat membantu
penelitiannya yang berjudul 'Pengembangan guru untuk menyusun rencana dan pelak-
Buku Ajar Bahasa Indonesia Tematik sanaan pendidikan karakter terintegrasi di SD.
Berkarakter Bagi Siswa SD MelaluiSastra Dengan ditemukannya model instru-
Anak' melaporkan bahwa sebagian besar guru men penilaian pendidikan karakter ini diha-
SD memerlukan buku teks bahasa Indonesia rapkan dapat mempermudah pelaksanaan pe-
Baru, karena mereka menganggap bahwa buku nilaian pendidikan karakter di SD.
teks bahasa Indonesia dapat membantu guru
DAFTAR PUSTAKA
Gall, Meredith D., Walter R. Borg., & Gall, Joyce P. (1996). Educational Research An
Interduction, Sixth Edition, Longman, New York.
Hidayatullah, Furqon. (2009). Guru Sejati : membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas,
Surakarta: Yuma Pustaka.
Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., & Permana, Johar. (2011). Pendidikan Katakter (Kajian Teori
dan Praktik di Sekolah), Bandung : Remaja Rosdakarya.
Mardapi, Djemari, 2012, Penilaian Pendidikan Karakter, Bahan Tulisan Pendidikan Karakter
Universitas Negeri Yogyakarta, Staff.uny.ac.id/Sites/default/tmp/ Penilaian_karakter.pdf.
Diunduh 10-09-2012.
Megawangi, Ratna. (2004). Pendidikan Karakter; Sulosi yang Tepat untuk Membangun Bangsa,
Bogor : Indonesia Heritage Foundation.
Purwanto, Sugeng., Susanto, Ermawan., & Pahalawidi, Cukup. (2014). Pendidikan Karakter
dengan Pendekatan Sport Education dalam Perkuliahan di Jurusan Pendidikan Olah
Raga DIY, dalam: Cakrawala Pendidikan, Edisi Khusus Th. XXIX, Yogyakarta UNY.
Said, Moh. (2011). Pendidikan Karakter di Sekolah, Surabaya : Je Pe Pres Media Utama.
Samami, Muchlas & Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter, Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Zuhdi, Darmiyati., anik, Ghufro., Prasetya, Zuhdan Kun., & Masruri, Muhsinatun Siasah. (2014).
Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi dalam Pembelajaran Bidang
Studi di SD, dalam: Cakrawala Pendidikan, Edisi Khusus Th. XXIX, Yogyakarta UNY
Sutijan, Hasan Makhfud, Lies Lestari, dan Chumdari, Pengembangan Instrumen ... 9