EKOLOGI HEWAN
Disusun Oleh:
B. Tujuan
Mengetahui pengaruh faktor lingkungan (suhu) terhadap organisme, dan keberlangsungan hidup ikan
saluang terhadap 3 zona suhu yang berbeda dalam waktu yang sama dengan interval 60.
C. Metode
Sebelum melakukan praktikum ini, disiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Metode
praktikum pada praktikum kali ini menggunakan 30 ekor ikan seluang (Rasorba sp.) sebagai sampel
uji yang didapatkan dari sungai wilayah pelabuhan kereng dan air dari habitat asli ikan sebanyak 14,4
liter sebagai saranan habitat ikan, adapun alat yang digunakan meliputi 3 buah bak kaca, kaki bak
kaca, 3 buah termometer, lakban secukupnya sebagai perekat termometer, kameran handphone
sebagai dokumentasi, stopwatch sebagai penghitung interval waktu, pemanas bunsen, dan 2 balok es
batu.
Sampel ikan seluang didibagi kedalam 3 kelompok menjadi 10 ekor tiap bak/zona, tiap bak
diisi air sebanyak 4,8 liter dan diberi label yaitu A sebagai zona panas, B sebagai zona normal yang
tidak diberikan perlakuan dan C sebagai zona dingin, bak ditempatkan pada tempat yang mendukung
saat melakukan perlakuan. Langkah pertama yaitu merekatkan termometer pada posisi yang
memungkinkan pengamat dalam pengamatan. 2 buah es batu ditempatkan pada zona C agar suhu
dapat mencapai >15o dan pemanas bunsen diletakan pada bagian bawah zona A agar suhu dapat
<30o, korek api digunakan untuk memijarkan api pada bunsen.
Pengamatan dilakuan secara bergantian, pada kelompok ganjil pengamatan dilakukan oleh
kelompok 1, 3, 5, 7 dan tiap-tiap kelompok melakukan pengamatan secara berlanjut dengan interval
2 menit dalam waktu 30 menit per kelompok sehingga total waktu pengamatan yaitu 120 menit.
Pengamatan pada masing-masing zona meliputi suhu air, jumlah ikan hidup dan perilaku ikan.
Data tiap kelompok kemudian digabung dalam format excel dan dianalisis data meliputi
analsisis suhu dan jumlah ikan yang hidup dengan jenis analisis One Way ANOVA untuk
mendapatkan hasil berupa tabel dan grafik, apabila Fhit > Ftab maka dilakukan uji lanjut dengn
metode uji LSD, SPSS digunakan dalam uji lanjut.
D. Hasil dan Diskusi
A. Hasil
Hipotesis
Ha: Suhu mempengaruhi kebrlangsungan hidup ikan seluang.
Ho: Suhu tidak mempengaruhi keberlangsungan hidup ikan seluang.
Keterangan:
Jika Fhit<Ftab maka Ho diterima.
Jika F hit>Ftab maka Ho ditolak.
Jika P-value>0,05 maka perbedaan tidak signifikan.
Jika P-value<0,05 maka perbedaan signifikan.
Tabel hasil analisis ANOVA satu arah terhadap suhu tersebut menunjukkan bahwa pada kolom Sig.
diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 yang dimana angka ini lebih kecil dari significance level yang
sebesar 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan suhu yang nyata berdasarkan ketiga zona
perlakuan tersebut. Ftabel = 3,05, sedangkan Fhitung yang didapatkan sebesar 825,773. Hal ini menunjukkan
bahwa Fhitung > Ftabel yang berarti bahwa H0 ditolak, ada perbedaan rata-rata suhu dengan kelompok
perlakuan yang berbeda. Kelompok I, Kelompok II, dan Kelompok III mempunyai pengaruh terhadap
suhu.
Karena pada analisis ANOVA mendapatkan kesimpulan H0 ditolak, maka perlu dilakukan uji lanjut
Post Hoc dengan metode LSD untuk melihat zona perlakuan mana saja yang berbeda.
Tabel 4. Uji Lanjut Post Hoc dengan metode LSD
Suhu
LSD
(I) (J) Mean 95% Confidence Interval
Kelompok Kelompok Difference Std. Lower Upper
(I-J) Error Sig. Bound Bound
Panas dim Kontro 5,51667* ,39509 ,000 4,7370 6,2964
ensi l
di on3 Dingin 15,81667* ,39509 ,000 15,0370 16,5964
*
me Kontrol dim Panas -5,51667 ,39509 ,000 -6,2964 -4,7370
nsi ensi Dingin 10,30000* ,39509 ,000 9,5203 11,0797
on on3
2 Dingin dim Panas -15,81667* ,39509 ,000 -16,5964 -15,0370
ensi Kontro *
-10,30000 ,39509 ,000 -11,0797 -9,5203
on3 l
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Mean difference dari uji LSD di atas pada kelompok Panas dan Kontrol memiliki perbedaan
rata-rata sebesar 5,51667* (didapatkan dari mean kelompok Panas 33,2833 dan mean kelompok
kontrol 27,7667 sehingga didapatkan 5,51667). Perbedaan rata-rata kelompok Panas dan Dingin
sebesar 15,81667*. Perbedaan rata-rata kelompok Kontrol dan Dingin sebesar 10,30000*. Hal ini
berarti kelompok Panas dan Dingin yang paling berbeda nyata karena memiliki perbedaan jumlah rata-
rata tertinggi serta pada kolom Sig. menunjukkan angka 0,000 yang berarti bahwa ada perbedaan nyata
karena nilai signifikan < 0,05. Ada pengaruh yang nyata antara Kelompok I, Kelompok II dan
Kelompok III terhadap suhu.
60
50
40
Suhu
30 Zona I
20 Zona II
Zona III
10
0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57
Interval
Keterangan:
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Jumlah Ikan Hidup (Survive) pada 3 zona perlakuan
(dilampirkan).
Hipotesis dari pengamatan jumlah ikan adalah sebagai berikut:
H0 : 1 = 2 = 3
Tabel hasil analisis ANOVA satu arah terhadap jumlah ikan hidup tersebut menunjukkan
bahwa pada kolom Sig. diperoleh nilai p-value sebesar 0,000 yang dimana angka ini lebih kecil dari
significance level yang sebesar 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada perbedaan yang nyata jumlah
ikan hidup berdasarkan ketiga zona perlakuan tersebut. Ftabel = 3,05, sedangkan Fhitung yang
didapatkan sebesar 19,724. Hal ini menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel yang berarti bahwa H0 ditolak,
ada perbedaan nyata jumlah ikan hidup dengan ketiga kelompok perlakuan yang berbeda. Ada
pengaruh Kelompok I, Kelompok II, dan Kelompok III terhadap jumlah ikan hidup.
Karena pada analisis ANOVA mendapatkan kesimpulan H0 ditolak, maka perlu dilakukan uji
lanjut Post Hoc dengan metode LSD untuk melihat kelompok perlakuan mana saja yang berbeda.
Mean difference dari kelompok panas dan kontrol sebesar 0,000 (didapatkan dari mean
kelompok Panas sebesar 10, mean kelompok Kontrol sebesar 10 sehingga didapatkan 0,000) dengan
tidak ada tanda (*). Perbedaan rata-rata kelompok Panas dan Dinging sebesar 0,717*. Perbedaan rata-
rata kelompok Kontrol dan Dingin sebesar 0.717*. Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan yang
nyata pada kelompok Panas dan Kontrol dengan nilai signifikan sebesar 1,000 yang lebih besar dari
signifikan level sebesar 0,05. Kelompok panas dan kontrol tidak memiliki pengaruh pada jumlah ikan
hidup. Sedangkan pada kelompok dingin menunjukkan ada perbedaan nyata karena memiliki
perbedaan rata-rata sebesar 0,717* dengan nilai signifikan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari
signifikan level sebesar 0,05. Kelompok dingin memiliki pengaruh terhadap jumlah ikan hidup..
12
10
Jumlah Ikan
6 Zona I
Zona II
4
Zona III
2
0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57
Interval
3.5
3
Transformasi Jumlah Ikan
2.5
2
Zona I
1.5
Zona II
1 Zona III
0.5
0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57
Interval
Keterangan:
Grafik di atas menunjukkan bahwa kelompok I dan kelompok II yaitu zona panas dan kontrol
tidak ada ikan mati atau tetap 10 ekor. Pada kelompok III yaitu zona dingin di pertengahan ulangan
menunjukkan adanya penurunan jumlah ikan hidup sampai menjadi sisa 7 ekor ikan.
Kelompok perlakuan pada praktikum ini terbagi menjadi tiga yaitu kelompok panas,
kelompok kontrol dan kelompok dingin. Perilaku ikan berbeda-beda dalam setiap kelompok
perlakuan.
Perilaku ikan pada kelompok panas aktif dan bergerombol. Dari awal sampai pertengahan
interval aktif kemudian lama-kelamaan mulai tenang dan menjadi aktif kembali pada akhir interval.
Suhu air dari awal sampai pertengahan interval mengalami kenaikan sehingga perilaku ikan menjadi
aktif dan pada interval pertengahan sampai akhir suhu air mulai tetap pada 35oC sehingga ikan mulai
menyesuaikan diri dengan suhu air. Ikan banyak yang menyebar pada awal interval, kemudian pada
pertengahan interval mulai bergerombol untuk menghindari titik api di bawah bak kaca dan mulai
menyebar kembali di akhir interval.
Perilaku ikan pada kelompok kontrol tenang dan menyebar. Dari awal sampai pertengahan
interval tenang, kemudian mulai aktif pada interval 37 – interval 47 dan tenang kembali pada akhir
interval. Perilaku ikan pada kelompok kontrol ini lebih banyak menyebar dari awal sampai akhir
interval. Hal ini dikarenakan suhu air yang turun tidak terlalu signifikan.
Perilaku ikan pada kelompok dingin tenang dan bergerombol. Dari interval 1 – 6 tenang, pada
interval 7-15 ikan cenderung aktif dan mulai tenang kembali sampai pertengahan dan akhir interval.
Tetapi, pada interval akhir mulai ada ikan yang mati. Perilaku ikan dari awal sampai pertengahan
menyebar dan mulai bergerombol pada interval 38 – interval 45, serta pada akhir interval perilaku
ikan sudah tidak beraturan dan banyak yang muncul ke permukaan. Hal ini dikarenakan suhu air
semakin turun sehingga ikan sulit menyesuaikan diri dengan suhu air sehingga ada ikan yang mati.
Terdapat pola yang dapat diidentifikasi dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan yaitu
pola perubahan perilaku ikan seluang yang dimana semakin tinggi suhu air maka perilaku ikan akan
semakin aktif dan bergerombol mencari tempat atau kondisi air yang optimum bagi ikan. Semakin
rendah suhu air maka perilaku ikan tenang dan bergerombol namun ikan sering muncul ke
permukaan untuk mencari oksigen. Hal ini berkaitan dengan Hukum Toleransi Shelford yang
menyatakan bahwa “Suatu faktor atau beberapa faktor dikatakan penting apabila pada waktu
tertentu faktor atau faktor-faktor itu sangat mempengaruhi hidup dan perkembangan organisme,
karena terdapat dalam batas-batas minimum, maksimum dan optimum menurut batas-batas toleransi
dari organisme tersebut”. Bila faktor yang dalam hal ini adalah suhu melampaui batas toleransi dari
ikan atau suhu maksimum akan mengakibatkan perilaku ikan menjadi aktif dan bergerombol.
Sedangkan bila suhu kurang dari batas toleransi, ikan akan menunjukkan perilaku yang tenang dan
bergerombol tetapi banyak ikan yang mati. Jadi, ikan harus berada pada kondisi yang optimum atau
dalam batas-batas toleransinya agar dapat bertahan hidup.
Terdapat hal yang menarik dari perilaku, waktu dan hasil pengamatan pada percobaan yang
kami lakukan, yaitu kenaikan dan penurunan suhu mengakibatkan perubahan perilaku ikan. Terutama
pada kondisi panas, ikan cenderung lebih aktif untuk mencari tempat dengan kondisi optimum dan
pada kondisi panas, tidak ada ikan yang mati. Sedangkan pada kondisi dingin yang dimana perilaku
ikan cenderung lebih tenang namun penurunan suhu ini dapat mengakibatkan ada ikan yang mati.
Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi atau semakin rendah
suhu air akan memengaruhi perilaku ikan dimana jika semakin tinggi suhu maka ikan akan menjadi
lebih aktif dan jika semakin rendah suhu maka ikan cenderung tenang namun lebih sering muncul ke
permukaan untuk mencari oksigen.
Dalam melakukan praktikum ini diperlukan persiapan yang matang mulai dari pencarian ikan
yang akan digunakan dalam praktikum sampai pelaksanaan praktikum yang memerlukan konsentrasi
dan ketelitian.
70
60
50
Transformasi
40 INTERVAL
30 zona I
20 ZONA II
10 ZONA III
0
1 3 5 7 9 11131517192123252729313335373941434547495153555759
Interval
B. Diskusi
1. Jika memperhatikan hasil pengamatan saudara, apakah terdapat pola yang dapat
diidentifikasi menurut ruang dan waktu pengamatan? Jika ada atau tidak, berikan argumen
teoritis yang menunjang?
Jawab:
Ada. Semakin lama waktu pengamatan maka semakin terlihat preferensi ikan saluang
terhadap suhu. Hal ini karena terdapat perlakuan berbeda pada setiap ruangnya. Pada zona 1
semakin lama waktu pengamatan maka suhu semakin naik yang akhirnya menimbulkan
ikan lebih banyak bergerak, sedangkan dizona 2 (tanpa perlakuan) ikan terlihat tenang.
Sebaliknya pada zona 3 semakin lama waktu pengamatan semakin dingin suhu air sehingga
ikan bergerak agresif pada ruang ini. Akibat dari perubahan suhu di zona 1 dan ruang 3,
akhirnya terjadilah perputaran suhu yang mengakibatkan suhu padazona 1 (perlakuan
dipanaskan dengan spiritus) dan 3 ( perlakuan diberi es batu) menjadi naik.
2. Berkaitan dengan perilaku, waktu dan hasil pengamatan adakah hal-hal menarik yang
ditemukan pada percobaan saudara?
Jawab:
Ada, pada saat pertama kali ikan dimasukan, ikan menyebar merata disetiap zona, tetapi
setelah es batu dimasukan dizona 3 dan api dinyalakan pada zona
1 terjadi perubahan gerakan ikan. Yakni ikan pada ruang 3 (es batu) bergerak agresif.
Sedangkan pada zona 1, ikan bergerak tenang. Dan setelah selang waktu 25 menit terjadi
perputaran suhu di semua ruang yang diakibatkan perubahan suhu padazona 1 (perlakuan
dipanaskan dengan spiritus) dan 3 ( perlakuan diberi es batu).
3. Kesimpulan apa yang saudara tarik dari percobaan ini?
Jawab:
Menurut hasil pengamatan yang telah dilakukan, Umumnya ikan lebih agresif jika
mendiami air dengan suhu yang dingin dan suhu yang panas hal ini dikarenakan perputaran
suhu di semua ruang yang diakibatkan perubahan suhu padazona 1 (perlakuan dipanaskan
dengan spiritus) dan 3 ( perlakuan diberi es batu).
4. Berikan saran untuk kegiatan praktikum ini?
Jawab:
Disarankan kepada mahasiswa agar bisa lebih tertib dan disiplin dalam kegiatan
praktikum ini.
E. Kesimpulan
Menurut hasil pengamatan yang telah dilakukan, Umumnya ikan lebih agresif dan lebih
banyak bergerak jika mendiami air dengan suhu yang dingin dan suhu yang panas hal ini
dikarenakanperputaran suhu di semua ruang yang diakibatkan perubahan suhu padazona 1 (perlakuan
dipanaskan dengan spiritus) dan 3 ( perlakuan diberi es batu).
DAFTAR PUSTAKA
Campbel, Neil A. 2014. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga.
Panda, Adventus dan Suatma. 2017. Buku Penuntun Praktikum Ekologi Hewan. Palangka Raya: FKIP
Universitas Palangka Raya
Panda, Adventus. 2017. Bahan Ajar Ekologi Hewan. Palangka Raya: Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Palangka Raya.
Soetjipta. 1993. Dasar-Dasar Ekologi Hewan. Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Sugiri.
Lampiran
Lampiran 1
Suhu
Interval Ke- Zona (C°) Jumlah Ikan Perilaku
I 32 10 menyebar, di dasar, aktif
1 II 30 10 menyebar, di dasar, tenang
III 26 10 bergerombol, di dasar, aktif
I 34 10 menyebar, didasar, aktif
2 II 30 10 menyebar, didasar, tenang
III 24 10 bergerombol, didasar, aktif
I 34 10 menyebar, di permukaan, aktif
3 II 30 10 bergerombol, di dasar, tenang
III 24 10 bergerombol, di permukaan, aktif
I 36 10 bergerombol, di permukaan, aktif
4 II 30 10 bergerombol, di dasar, aktif
III 24 10 bergerombol, di permukaan, aktif
I 36 10 bergerombol, di permukaan, aktif
5 II 30 10 menyebar, di dasar, aktif
III 22 10 bergerombol, di permukaan, aktif
I 38 10 menyebar, dipermukaan, aktif
6 II 30 10 menyebar, di dasar, aktif
III 22 10 bergerombol, di dasar, aktif
I 38 9 menyebar, di permukaan, aktif
7 II 30 10 menyebar, di dasar, aktif
III 22 10 bergerombol, di permukaan, aktif
I 40 7 Menyebar , di permukaan , aktif
8 II 30 10 Tenang, aktif dan menyebar
III 22 10 Bergerombol , di permukaan , aktif
I 40 0 -
9 II 32 10 bergerombol, di dasar, aktif
III 22 10 bergerombol , di permukaan , tenang
I 42 0 -
10 II 32 10 menyebar , di permukaan , aktif
III 22 10 menyebar , di dasar , aktif
I 42 0 -
11 II 32 10 bergerombol, di dasar, tenang,
III 20 10 bergerombol. Di dasar , tenang
I 42 0 -
12 II 32 10 menyebar , di dasar , aktif
III 20 10 menyebar , di dasar , aktif
I 44 0 -
13 II 32 10 Menyebar, di dasar, aktif
III 20 10 Bergerombol, di dasar, tenang
I 44 0 -
14 II 32 10 Menyebar, di permukaan , aktif
III 20 10 Menyebar, di dasar, aktif
I 44 0 -
15 II 32 10 Menyebar, di permukaan, aktif
III 20 10 Bergerombol , di dasar , tenang
I 44 0 -
16 II 32 10 Menyebar, di permukaan, aktif
III 20 10 Bergerombol , di dasar , tenang
I 46 0 -
17 II 32 10 menyebar, di dasar, aktif
III 20 10 menyebar , di dasar , aktif
I 46 0 -
18 II 32 10 menyebar, di dasar, aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar , tenang
I 46 0 -
19 II 32 10 bergerombol, di dasar , tenang
III 20 10 bergerombol, di dasar , tenang
I 46 0 -
20 II 32 10 menyebar, di permukaan, aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar , tenang
I 46 0 -
21 II 32 10 menyebar, di permukaan, aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar, tenang
I 46 0 -
22 II 32 10 menyebar, di dasar, aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar , tenang
I 46 0 -
23 II 32 10 menyebar, di permukaan , aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar , tenang
I 48 0 -
24 II 32 10 Menyebar, di permukaan, aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar, tenang
I 48 0 -
25 II 32 10 menyebar, di dasar , aktif
III 20 10 bergerombol, di permukaan, tenang
I 48 0 -
26 II 32 10 menyebar, di dasar, aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar , tenang
I 48 0 -
27 II 32 10 menyebar, di permukaan , aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar, tenang
I 48 0 -
28 II 32 10 menyebar, di dasar, aktif
III 20 10 bergerombol, di permukaan, tenang
I 48 0 -
29 II 32 10 menyebar, di permukaan , aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar, tenang
I 48 0 -
30 II 32 10 menyebar, di permukaan , aktif
III 20 10 bergerombol, di dasar, tenang
I 50 0 -
31 II 34 10 menyebar, didasar, aktif
III 20 10 menyebar, didasar, tenang
I 50 0 -
32 II 34 10 menyebar, didasar, tenang
III 20 10 menyebar, didasar, tenang
I 50 0 -
33 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 20 10 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
34 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 20 10 bergerombol,didasar, tenang
I 50 0 -
35 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 18 10 bergerombol,didasar, tenang
I 50 0 -
36 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 18 10 bergerombol,didasar, tenang
I 50 0 -
37 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 18 9 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
38 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 18 9 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
39 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 18 9 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
40 II 34 10 menyebar, didasar, aktif
III 18 9 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
41 II 34 10 bergerombol, didasar, aktif
III 18 9 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
42 II 34 10 menyebar, didasar, aktif
III 18 9 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
43 II 34 10 menyebar, didasar, aktif
III 18 9 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
44 II 34 10 menyebar, didasar, tenang
III 18 9 bergerombol. Di dasar , tenang
I 50 0 -
45 II 34 10 menyebar, didasar, aktif
III 18 9 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
46 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 19 8 menyebar, dipermukaan, aktif
I 50 0 -
47 II 34 10 bergerombol, didasar, tenang
III 19 8 bergerombol, didasar, aktif
I 50 0 -
48 II 34 10 menyebar, didasar, tenang
III 19 8 menyebar, dipermukaan, aktif
I 50 0 -
49 II 34 10 bergerombol, didasar, tenang
III 19 8 menyebar, didasar, tenang
I 50 0 -
50 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 19 8 menyebar, dipermukaan, tenang
I 50 0 -
51 II 34 10 menyebar, didasar, aktif
III 19 8 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
52 II 34 10 bergerombol, didasar, aktif
III 19 8 bergerombol, dipermukaan tenang
I 50 0 -
53 II 34 10 Menyebar, di permukaan, aktif
III 18 8 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
54 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 18 8 bergerombol, didasar, aktif
I 50 0 -
55 II 34 10 menyebar, didasar, tenang
III 18 8 menyebar, didasar, tenang
I 50 0 -
56 II 34 10 menyebar, didasar, aktif
III 18 8 menyebar, dipermukaan, aktif
I 50 0 -
57 II 34 10 menyebar, didasar, aktif
III 18 8 bergerombol, didasar, tenang
I 50 0 -
58 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 18 8 menyebar, didasar, tenang
I 50 0 -
59 II 34 10 menyebar, dipermukaan, aktif
III 18 8 bergerombol, dipermukaan tenang
I 50 0 -
60 II 34 10 menyebar, dipermukaan , aktif
III 18 8 menyebar di dasar, tenang
Lampiran 2
Lampiran 3
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Pengamatan Jumlah Ikan Hidup (Survive) pada 3 zona perlakuan
Interval 1 2 3
1 10 10 10
2 10 10 10
3 10 10 10
4 10 10 10
5 10 10 10
6 10 10 10
7 9 10 10
8 7 10 10
9 0 10 10
10 0 10 10
11 0 10 10
12 0 10 10
13 0 10 10
14 0 10 10
15 0 10 10
16 0 10 10
17 0 10 10
18 0 10 10
19 0 10 10
20 0 10 10
21 0 10 10
22 0 10 10
23 0 10 10
24 0 10 10
25 0 10 10
26 0 10 10
27 0 10 10
28 0 10 10
29 0 10 10
30 0 10 10
31 0 10 10
32 0 10 10
33 0 10 10
34 0 10 10
35 0 10 10
36 0 10 10
37 0 10 9
38 0 10 9
39 0 10 9
40 0 10 9
41 0 10 9
42 0 10 9
43 0 10 9
44 0 10 9
45 0 10 9
46 0 10 8
47 0 10 8
48 0 10 8
49 0 10 8
50 0 10 8
51 0 10 8
52 0 10 8
53 0 10 8
54 0 10 8
55 0 10 8
56 0 10 8
57 0 10 8
58 0 10 8
59 0 10 8
60 0 10 8
Gambar 3. Zona III (Di Beri Perlakuan Es Gambar 4. Zona I (Di Beri Perlakuan
Batu) Panas)
Gambar 5.Zona II (Tanpa di Beri Gambar 6. Zona III (Di Beri Perlakuan
Perlakuan) Es Batu)
Gambar 11.Zona II (Tanpa di Beri Gambar 12. Zona III (Di Beri Perlakuan
Perlakuan) Es Batu)
Gambar 13. Zona I (Di Beri Perlakuan Gambar 14.Zona II (Tanpa di Beri
Panas) Perlakuan)