Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perjalanan dan bentuk seni tari di Indonesia sangat terkait dengan perkembangan
kehidupan masyarakatnya, baik ditinjau dari struktur etnik maupun dalam lingkup negara
kesatuan. Jika ditinjau sekilas perkembangan Indonesia sebagai negara kesatuan, maka
perkembangan tersebut tidak terlepas dari latar belakang keadaan masyarakat Indonesia.
Tarian daerah Indonesia dengan beraneka ragam jenis tarian indonesia seni tari
membuat indonesia kaya akan adat kebudayaan kesenian. Dengan mengenal lebih banyak
Tarian adat di seluruh provinsi di indonesia mudah-mudahan membuat kita lebih mencintai
negeri kita ini. Tarian Indonesia mencerminkan kekayaan dan keanekaragaman suku bangsa
dan budaya Indonesia. Terdapat lebih dari 700 suku bangsa di Indonesia: dapat terlihat dari
akar budaya bangsa Austronesia danMelanesia, dipengaruhi oleh berbagai budaya dari negeri
tetangga di Asia bahkan pengaruh barat yang diserap melalui kolonialisasi. Setiap suku bangsa
di Indonesia memiliki berbagai tarian khasnya sendiri. Di Indonesia terdapat lebih dari 3000
tarian asli Indonesia. Tradisi kuno tarian dan drama dilestarikan di berbagai sanggar dan
sekolah seni tari yang dilindungi oleh pihak keraton atau akademi seni yang dijalankan
pemerintah.
Indonesia memiliki kekayaan seni pertunjukan yang sungguh mengagumkan. Kekayaan
ini, antara lain, disebabkan jumlah penduduk Indonesia lebih dari 200 juta dan keberagaman
agama yang dianut oleh masyarakatnya. Jumlah penduduk yang cukup besar jumlahnya itu
ternyata terdiri lebih dari 500 kelompok etnis. Akibatnya, sebagai satu contoh, seni
pertunjukan yang berkembang di Aceh dan seni pertunjukan yang berkembang di Sumatera
Barat sangat berbeda. Adapun sebabnya, meskipun kedua provinsi yang berada di Sumatera
ini sebagian besar penduduknya beragama Islam, tetapi keduanya berasal dari etnis yang
berbeda.

B. Rumusan Masalah
Banyak hal yang perlu diketahui dan dipahami oleh semua siswa untuk mengetahui
dan memahami seni tari yang ada di Indonesia. Dalam penulisan makalah ini, penulis
membuat rumusan-rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian seni tari ?
2. Apa jenis tari berdasarkan polanya?
3. Bagaimana Asal-usul dari tari nonetnik?
4. Bagaimana perkembangan tari nonetnik?
5. Sebutkan contoh tari nonetnik?

1
C. Tujuan
Tujuan utama kami menulis makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai yang
memuaskan. Diluar itu, makalah ini ditulis karena kami ingin mengingatkan kepada para
pembaca bahwa begitu banyaknya keunika-keunikan kesenian di Indonesia seperti seni tari
ini yang harus selalu kita pelajari, kita lestarikan, dan kita kembangkan agar kesenian itu tidak
hilang begitu saja, karena itu merupakan kebudayaan yang sangat berharga di Indonesia. Dan
kami berinisiatif ingin meningkatkan pembelajaran Seni Budaya di MAN 1 Bogor ini dalam
bentuk makalah. Secara garis besar makalah ini bertujuan untuk mengembangkan
pengetahuan kami dengan cara berbagi pengalaman melalui makalah ini kepada orang lain.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Tari
Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang
dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan perasaan, maksud
danpikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga, irama, dan rasa.
Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk
mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Menurut Corrie Hartong, ahli tari
dari Belanda, mengajukan batasan tari yang berbunyi tari adalah gerak-gerak yang diberi
bentuk dan ritmis dari badan didalam ruang.
Tari adalah gerakan tubuh sesuai dengan irama yang mengiringinya. Tari juga berarti
ungkapan jiwa manusia melalui gerak ritmis, sehingga dapat menimbulkan daya pesona. Yang
dimaksud ungkapan jiwa adalah meliputi cetusan rasa dan emosional yang disertai kehendak.
Menurut Dr Soedarsono, tari adalah ekspresi jiwa manusia melalui gerak-gerak ritmis yang
indah.
Gerakan pada seni tari diiringi dnegan musik untuk mengatur gerakan penari dan
menyampaikan pesan yang dimaksud. Seni tari memiliki geraka berbeda dari gerakan sehari-
hari seperti berjalan. Gerakan pada tari tidak realistis tetapi ekpresif fan estetis. Agar sebuah
tarian harmonis, tarian harus memiliki unsur tersebut. Gerakan seni tari melibatkan anggota
badan. Unsur- unsur anggota badan tersebut didalam membentuk gerak tari dapat berdiri
sendiri, bergabung ataupun bersambungan.

B. Jenis Tari Berdasarkan Pola


1. Tari Etnik
Tari etnik adalah tari yang dipergelarkan pada tempat dan waktu berkaitan dengan
kebudayaannya atau tari yang berasal dari etnis tertentu misalnya Tari etnik Bugis berasal dari
suku Bugis, tari etnik Toraja berasal dari suku toraja.
Contoh lain tari etnik adalah : Tari Cipat Cipit Banyumasan dari Banyumas Jawa Tengah, Tari
Pendet dari Bali, Tari Gambyong Banyumasan dari Banyumas Jawa Tengah, Tari Dolalak dari
Purworejo Jawa Tengah, Tari Jathilan dari Yogyakarta dan Tari Bambangan Cakil dari Jawa
Tengah.

2. Tari Nonetnik
Tari nonetnik merupakan tari modern,yang tidak dipengaruhi oleh etnik. meskipun
karya tari nonetnik ini merupakan karya tari yang bebas dalam penciptaannya, para seniman
tetap berpatokan pada tema yang telah mereka pilih. Selain sebagai sarana mengungkapkan
perasaan, karya tari nonetnik pada perkembangannya juga merupakan karya tari yang

3
dikemas sebagai seni pertunjukan. Karya tari banyak disajikan dalam sebuah pertunjukan
karya seni tari. Jika karya tari sudah berfungsi sebagai seni pertunjukan, pada akhirnya akan
mendapat tanggapan dari penontonnya sebagai suatu pernyataan tentang karya seni
tersebut. Karya tari kreasi nonetnik yang diciptakan untuk diperagakan oleh satu orang
penari, dinamakan karya tari tunggal.

A. Tari Tunggal Kreasi Nonetnik


Tari kreasi nonetnik merupakan karya tari garapan baru yang tidak berpola atau tidak
berpatokan pada karya tari daerah tertentu atau etnis tertentu. Penggarapan karya tari
seperti ini benar-benar terlepas dari tradisi yang ada. Tari kreasi nonetnik banyak diciptakan
oleh para seniman untuk memenuhi kebutuhan akan nilai-nilai keindahan. Mereka benar-
benar mengungkapkan perasaannya melalui gerak-gerak yang indah. Namun, meskipun karya
tari nonetnik ini merupakan karya tari yang bebas dalam penciptaannya, para seniman tetap
berpatokan pada tema yang telah mereka pilih. Selain sebagai sarana mengungkapkan
perasaan, karya tari nonetnik pada perkembangannya juga merupakan karya tari yang
dikemas sebagai seni pertunjukan. Karya tari banyak disajikan dalam sebuah pertunjukan
karya seni tari. Jika karya tari sudah berfungsi sebagai seni pertunjukan, pada akhirnya akan
mendapat tanggapan dari penontonnya sebagai suatu pernyataan tentang karya seni
tersebut. Karya tari kreasi nonetnik yang diciptakan untuk diperagakan oleh satu orang
penari, dinamakan karya tari tunggal. Di samping ini beberapa contoh karya tari tunggal
nonetnik.

B. Karya Tari Kelompok Kreasi Nonetnik


Karya tari nonetnik tidak hanya berbentuk tari tunggal. Karya tari nonetnik juga dapat
berbentuk tari kelompok. Tari kelompok diperagakan oleh lebih dari dua orang penari.
Penciptaan karya tari kelompok kreasi nonetnik pada dasarnya sama dengan karya tari
tunggal kreasi nonetnik. Kedua karya tari tersebut diciptakan tidak berpatokan pada nilai-nilai
budaya etnis tertentu.
Dalam segi keindahannya, karya tari kelompok kreasi nonetnik diciptakan dengan
memerhatikan beberapa hal mengenai komposisi tari kelompok. Komposisi kelompok yang
dimaksud sebagai berikut.
1. Kesatuan.
2. Keseimbangan.
3. Terpecah.
4. Selang-seling.
5. Silih berganti.

4
Bagaimana eksistensi karya tari kelompok kreasi nonetnik bagi masyarakat Indonesia?
Peranan karya tari ini juga tidak berbeda dengan tari kreasi nonetnik. Karya tari kelompok
nonetnik bagi seseorang digunakan sebagai sarana pengungkapan perasaannya. Selain itu,
karya tari kelompok kreasi nonetnik juga sebagai seni pertunjukan yang mengedepankan
nilai-nilai estetis untuk dinikmati oleh masyarakat. Seni pertunjukan yang berfungsi sebagai
penyajian estetis memerlukan penggarapan yang serius. Mengapa demikian? Hal ini
dikarenakan masyarakat penikmat pada umumnya membeli karcis sehingga mereka
menuntut sajian pertunjukan yang baik. Berikut contoh karya tari kelompok nonetnik.
1. Tari Ah
Karya tari Ah merupakan salah satu contoh karya tari nonetnik. Penggarapan karya tari
tersebut tidak berpatokan pada etnis tertentu. Karya tari Ah ditarikan oleh empat orang
penari. Namun, satu penari hanya muncul di panggung pada awal dan akhir pertunjukan.
Karya tari ini menggarap ide dari kehidupan para remaja pengisap narkoba. Selain gerak-
gerak tari yang disusun tanpa terpola oleh nilai-nilai tradisi etnis tertentu, busana dan tata
riasnya juga menunjukkan bahwa karya tari Ah merupakan karya tari kreasi nonetnik.
Berikut penataan busana dan rias dalam tari Ah.
2. Tari Pethoi
Pethoi merupakan karya tari hasil penciptaan dari interpretasi koreografer dalam
menyikapi kondisi hutan yang rusak akibat penebangan liar. Setiap adegan dalam karya
tari ini menggarap suasana-suasana keresahan. Busana dalam karya tari ini tampak unik
dengan penataan menyerupai pepohonan.
3. Tari Tirai
Tirai dapat menjadi pelengkap interior yang manis. Tirai dapat dijadikan pelindung
ruangan dari panas sinar matahari. Tirai dapat menandakan bahwa ruangan di dalam
bersifat pribadi. Ada juga tirai yang menjadi tempat untuk menyembunyikan perilaku
orang-orang di baliknya. Namun, tirai yang dimaksud dalam karya tari ini adalah penutup
yang luwes. Koreografer karya tari Tirai bernama Adisna Kumara.

C. Asal-Usul Tari Nonetnik


Berdasarkan pola garapannya, sebuah karya seni tari dapat dibedakan ke dalam tari
yang berpijak pada tari tradisional daerah masing-masing dan tarian yang digarap tanpa
berpijak pada sumber tari tradisi. Untuk membedakan keduanya secara jelas, mungkin
mudah. Akan tetapi, jika kita mengembalikan pada prinsip bentuk seni dan aspek pembentuk
sebuah karya seni tari, mungkin dari sekian ribu judul tari dan bentuk tariannya akan
terpecah-pecah menjadi beberapa kategori. Benarkah itu adalah tari tradisi? Apakah yang ini
tari nonetnik? Tari nonetnik memiliki kriteria-kriteria tertentu, Yaitu sebagai berikut.
1. Lebih mengutamakan repertoar pola gerak hasil eksplorasi;
2. Makna atau pesan dari tarian sebagai ungkapan ekspresi pribadi;

5
3. Menunjukkan kebebasan kreativitas secara koreografi;
4. Tidak menunjukkan identitas kultural.
Tari nonetnik, jika dijabarkan berdasarkan arti kata, adalah ungkapan ekspresi jiwa
manusia melalui media gerak dan ritme. Nonetnik berarti bukan termasuk jenis tari yang
mentradisi, bukan termasuk jenis tari yang kehidupannya menjadi lekat dengan adat istiadat
masyarakatnya. Misalnya, tari yang berfungsi upacara dan bersifat sosial kemasyarakatan
yang jelas menunjukkan identitas masyarakat yang berbudaya. Tari nonetnik dapat hadir
setiap saat. Tapi nonetnik tidak bergantung kepada sebuah ikatan, atau keharusan, atau
peraturan tertentu yang disepakati bersama dengan lingkungan sosial budayanya. Kapan pun
orang ingin menyajikannya, tidak ada larangan untuk itu. Selama penyajiannya mendapat izin,
tidak mengganggu ketenangan umum, maka tari nonetnik dapat hadir di mana pun.
Fenomena menjamurnya tari kreasi nonetnik ini dilatarbelakangi pula oleh adanya
faktor "ekonomi". Oleh karena itu, ketika semua persaingan untuk memenuhi kebutuhan
hidup sulit diperoleh, maka kompetensi individu melahirkan berbagai bentuk keterampilan
dan kreativitas dengan ide inovatif yang menjadi modal dalam memperoleh sisi finansial bagi
pelaku seni di dunia entertainment. Banyak orang menyebut tari nonetnik dengan beberapa
sebutan, seperti Modern Dance, Tari Kontemporer, Tari Latar, Komposisi Tari.
Semua sebutan itu menunjukkan sebuah karya seni tari yang baru, sesuai dengan
zaman. Adapun sifatnya berbau modern karena menampilkan sajian tari yang menonjolkan
bentuk baru. Namun, bagaimanakah tarian yang tumbuh di masyarakat, apakah tarian
berpola garapan nonetnik ini masih memakai prinsip dasar seni dan unsur serta kaidah-
kaidah pembentuk sebuah karya seni?
Para penari yang bergerak lincah mengikuti irama musik di belakang salah seorang
penyanyi sering disebut penari latar. Entah siapa yang mulai menggunakan sebutan itu, tetapi
semakin lama menjadi sebutan lazim bagi penari yang bergerak mengikuti irama dari lagu
yang dibawakan oleh seorang penyanyi. Istilah penari latar dapat disebutkan sebagai istilah
untuk penari yang mengiringi penyanyi. Gerakan penari yang menari di belakang penyanyi
didesain harmoni dengan syair lagu, atau gerakan tari hanya didesain berdasar irama lagu.
Gerak tari membutuhkan dinamika gerak dan gerak merupakan media dalam mengungkapan
ekspresi jiwa. Pernahkah Anda menyaksikan sebuah pertunjukan tari yang menggunakan
bantuan alat teknologi canggih dalam penyajiannya, sehingga kesan yang akan Anda tangkap
adalah betapa canggihnya tarian itu? Kekaguman tersebut bukan karena gerakan yang
canggih atau sajian yang tinggi nilai artistiknya, tetapi karena desain koreografi, setting
panggung, penataan lighting, semuanya menggunakan alat yang dikategorikan sebagai
“teknologi”.

6
Pada sebuah pertunjukan tari di Jakarta terdapat sebuah tarian dari Australia. Tarian
tersebut dibawakan oleh seorang penari di atas sebuah besi yang lentur seperti tongkat
lembing. Pemain bergerak dari satu lembing ke lembing yang lain dengan efek desain ruang
gerak yang ditimbulkan oleh lengkungan lembing, menjadi bentuk yang aneh. Hal yang lebih
menarik lagi dari pentas tersebut adalah tarian disajikan di alam terbuka di pinggir jalan raya.
Tari kontemporer merupakan sebutan yang lain untuk tari modern. Pada dasanya, tarian ini
menyajikan kreasi tari yang mengandalkan berbagai pola gerak dan dirangkai menjadi sebuah
tarian yang mempunyai bentuk lain (baru). Dalam bahasa Indonesia, istilah komposisi bisa
berarti mengatur, menata, dan mendesain sebuah karya tari. Sebenarnya, semua sajian yang
diberi judul karya seni tari harus didasarkan pada kaidah prinsip dasar seni, yaitu unity,
balance, harmoni, transisi, repetisi, kontras, dinamika, dan klimaks.

D. Perkembangan Tari Nonetnik


Seni kontemporer Indonesia meminjam banyak pengaruh dari luar, seperti tari Ballet
dan tari modern Barat. Pada tahun 1954, dua seniman dari Jogjakarta yaitu Bagong
Kussudiarjo dan Wisnuwhardana merantau ke Amerika Serikat untuk belajar Ballet dan tari
modern dengan berbagai sanggar tari disana. Ketika kembali ke Indonesia pada tahun 1959
mereka membawa budaya berkesenian baru, yang pada akhirnya mengubah arah, wajah dan
pergerakan dan koreografi baru, mereka memperkenalkan gagasan seni tari sebagai ekspedisi
pribadi sang seniman ke dalam seni tari Indonesia.
Keindahan seni tar tradisional Indonesia juga banyak memengaruhi seni tari
kontemporer di Indonesia, misalnya langgam tari jawa berupa proses dan sikap tubuh serta
keanggunan gerakan seringkali muncul dalam pergelaran seni tari kontemporer di Indonesia.
Kolaborasi Internasional juga dimungkinkan, misalnya kolaborasi seni tari Jepang Noh dengan
seni tari teater tradisional Jawa dan Bali. Tari nonetnik atau lebih dikenal dengan nama tari
kontemporer berasal dari kata "co" (bersama) dan "tempo" (waktu). Sehingga menegaskan
bahwa seni kontemporer adalah karya yang secara tematik mereflesikan situasi waktu yang
sedang dilalui. Dalam dunia seni di Indonesia istilah kontemporer muncul awal tahun 70-an,
ketika Gregorius Sidharta menggunakan istilah kontemporer untuk menamai pameran seni
patung pada waktu itu.
Sementara itu perkembangan seni tari kontemporer ditandai dengan tersisihnya seni
tari tradisional dai acara-acara televisi dan hanya ada di acara yang bersifat upacara
seremonial saja.
E. Tari Nonetnik
Nama Tari : Tari Indang
Musik : Musik Melayu (Diiringi lagi Dindin Badindin ciptaan Tiar Ramon)

7
Busana : Menggunakan kostum sederhana khas Minangkabau
Tata Rias : Untuk menampilkan Tari Indang tidak membutuhkan riasan berat pada
wajah tetapi hanya menggunakan tata rias yang simple
Poperti : Tarian Indang ini tidak harus dilakukan di tempat luas seperti panggung.
Karena gerakannya sederhana dan tidak banyak berpindah-pindah.
Namun, agar terlihat lebih menarik sebaiknya ditampilkan di atas
panggung yang luas, terutama jika tarian ini dilakukan oleh lebih dari satu
orang.
Pola Lantai
Tari Indang
dari Sumatera Barat
No Uraian Gerak Pola Lantai
1 Posisi duduk bersila; tangan kanan diletakkan di atas
paha kanan; dagu di atas tangan kanan.

2. Tangan kanan ke depan, kemudian memukul lantai


(bagian depan badan). Sedangkan tari kiri ke
belakang, kemudian memukul lantai (bagian belakang
badan). Dilakukan secara bergantian selama tiga kali.
Selanjutnya, tangan kanan dan kiri ditarik ke arah
badan membentuk sudut siku-siku (tangan kiri
menumpu tangan kanan).

3. Tangan kiri ke depan, kemudian memukul lantai


(bagian depan badan). Sedangkan tari kanan ke
belakang, kemudian memukul lantai (bagian belakang
badan). Dilakukan secara bergantian selama 3x.
Selanjutnya, tangan kiri dan kanan ditarik ke arah
badan membentuk sudut siku-siku (tangan kanan
menumpu tangan kiri).

4. Mengulangi gerakan no 2

5. Mengulangi gerakan no 3

8
6. Tangan kanan ke depan, kemudian memukul lantai
2x. Sedangkan tangan kiri ke belakang, kemudian
memukul lantai 2x. Dilakukan secara bergantian
selama tujuh kali.

7. Tangan kiri menumpu tangan kanan (membentuk


sudut siku-siku) sembari menggerakkan ujung-ujung
jari agar berbunyi (tuk). Dilakukan bergantian selama
tiga kali. Kemudian tangan kanan diayunkan ke arah
kiri sehingga posisi tangan kanan menumpu tangan
kiri.

8. Tangan kanan menumpu tangan kiri (membentuk


sudut siku-siku) sembari menggerakkan ujung-ujung
jari agar berbunyi (tuk). Dilakukan bergantian selama
tiga kali. Kemudian tangan kiri diayunkan ke arah
kanan sehingga posisi tangan kiri menumpu tangan
kanan.

9. Mengulangi gerakan no 7

10. Mengulangi gerakan no 8

11. Posisi badan ke arah kanan. Kedua tangan diletakkan


di atas paha kanan. Tangan kanan di atas tangan kiri.
Kemudian pergelangan kedua tangan digerakkan; kaki
digerakkan (ngeper). Digerakkan selama empat
hitungan.

12. Posisi badan ke arah kiri. Kedua tangan diletakkan di


atas paha kiri. Tangan kiri di atas tangan kanan.
Kemudian pergelangan kedua tangan digerakkan; kaki
digerakkan (ngeper). Digerakkan selama empat
hitungan.

13. Mengulangi gerakan no 7

9
14. Mengulangi gerakan no 8

15. Kedua tangan diletakkan di depan badan (kedua


telapak tangan dipertemukan)
a. Perempuan : Kedua tangan didorong ke depan,
lalu ditarik ke depan badan,
kemudian ditarik ke atas.
Dilakukan selama tiga kali.
b. Laki-laki : Kedua tangan ditarik ke atas, lalu
ditarik ke depan badan, kemudian
didorong ke depan. Dilakukan
selama tiga kali.
16. Posisi
a)Perempuan : Kedua tangan ke depan (bagian
kanan), lalu memukul lantai 1x.
Kemudian ke depan (bagian kiri),
lalu memukul lantai 1x. Setelah
itu, kedua tangan diangkat ke atas
kanan dan kiri (kedua telapak
tangan ke arah atas). Gerakan-
gerakan tersebut dilakukan selama
delapan kali.
b)Laki-laki : Kedua tangan diangkat ke atas
kanan dan kiri (kedua telapak
tangan ke arah atas). Kemudian
kedua tangan ke depan (bagian
kanan), lalu memukul lantai 1x.
Setelah itu, ke depan (bagian kiri),
lalu memukul lantai 1x. Gerakan-
gerakan tersebut dilakukan selama
delapan kali.
17. Mengulangi gerakan no 7

18. Mengulangi gerakan no 8

19. Mengulangi gerakan no 7

20. Mengulangi gerakan no 8

10
21. Mengulangi gerakan no 11

22. Mengulangi gerakan no 12

23. Mengulangi gerakan no 7

24. Mengulangi gerakan no 8

25. Posisi
a.Perempuan : Kedua tangan ke depan (bagian
kanan), lalu memukul lantai 1x.
Kemudian ke depan (bagian kiri),
lalu memukul lantai 1x. Setelah
itu, kedua tangan diangkat ke atas
kanan dan kiri (telapak tangan
saling menepuk). Gerakan-gerakan
tersebut dilakukan selama 12 kali.
b.Laki-laki : Kedua tangan diangkat ke atas
kanan dan kiri (telapak tangan
saling menepuk). Kemudian kedua
tangan ke depan (bagian kanan),
lalu memukul lantai 1x. Setelah
itu, ke depan (bagian kiri), lalu
memukul lantai 1x. Gerakan-
gerakan tersebut dilakukan selama
12 kali.
26. Posisi berdiri, kemudian memberi hormat.

11
F. Fungsi Tari Nonetnik
Sebagai suatu kegiatan, seni tari memiliki beberapa fungsi, yaitu seni tari sebagai
sarana upacara, seni tari sebagai hiburan, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai
pertunjukan, dan seni tari sebagai media katarsis.
a. Seni tari sarana upacara
Tari dapat digunakan sebagai sarana upacara. Jenis seni tari ini banyak macamnya, seperti
seni tari untuk upacara agama dan upacara penting dalam kehidupan manusia di dunia
ini.
b. Seni tari untuk hiburan
Seni tari untuk hiburan harus bervariasi sehingga tidak menjemukan dan membosankan.
Oleh karena itu, jenis ini menggunakan tema-tema yang sederhana, tidak muluk-muluk,
diiringi lagu yang enak dan mengasyikkan. Kostum dan tata panggungnya dipersiapkan
dengan cara yang menarik.
c. Seni tari sebagai penyaluran terapi
Jenis tari ini biasanya ditunjukkan untuk penyandang cacat fisik atau cacat mental.
Penyalurannya dapat dilakukan secara langsung bagi penderita cacat tubuh atau bagi
penderita cacat mental. Bagi masyarakat Timur, jenis tarian ini pantangan karena
perasaan iba atau tidak sampai hati.
d. Seni tari sebagai media pendidikan
Kegiatan tari dapat dijadikan media pendidikan, seperti mendidik anak untuk bersikap
dewasa dan menghindari tingkah laku yang menyimpang. Nilai-nilai keindahan dan
keluhuran pada seni tari dapat mengasah perasaan seseorang.
e. Seni tari sebagai media pergaulan
Seni tari adalah kolektif, artinya penggarapan tari melibatkan beberapa orang. Oleh
karena itu, kegiatan tari dapat berfungsi sebagai sarana pergaulan. Kegiatan tari, seperti
latihan tari yang rutin atau pementasan tari bersama, adalah sarana pergaulan yang baik.
f. Seni tari sebagai media katarsis
Katarsis berarti pembersihan jiwa. Seni tari sebagai media katarsis lebih mudah
dilaksanakan oleh orang yang telah mencapai taraf atas dalam penghayatan seni. Oleh
karena itu, biasanya jenis tari ini dilakukan oleh seniman yang hakiki. Namun seseorang
guru pun bisa melakukannya, asalkan ia mau berlatih dengan kesungguhan. Konsentrasi
yang penuh, berani, dan memiliki kekayaan imajinasi.
g. Seni tari sebagai media pertunjukan
Seni tari bukan hanya sebagai sarana upacara atau hiburan, tari juga bisa berfungsi
sebagai pertunjukan yang sengaja digarap untuk dipertontonkan. Tari ini biasanya

12
dipersiapkan dengan baik, mulai dari latihan hingga pementasan, diteliti dengan penuh
perhitungan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Fungsi seni tari serta tujuannya dapat dibagi menjadi sebagai sarana upacara, seni tari
sebagai hiburan, seni tari sebagai media pendidikan, seni tari sebagai pertunjukan, dan seni
tari sebagai media katarsis. Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara
berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan
perasaan, maksud danpikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur yaitu raga,
irama, dan rasa. Berdasarkan polanya seni tari dapat dibedakan menjadi seni tari etnik dan
seni tari nonetnik.
Tari nonetnik merupakan tari modern,yang tidak dipengaruhi oleh etnik. meskipun
karya tari nonetnik ini merupakan karya tari yang bebas dalam penciptaannya, para seniman
tetap berpatokan pada tema yang telah mereka pilih. Selain sebagai sarana mengungkapkan
perasaan, karya tari nonetnik pada perkembangannya juga merupakan karya tari yang
dikemas sebagai seni pertunjukan. Karya tari banyak disajikan dalam sebuah pertunjukan
karya seni tari. Jika karya tari sudah berfungsi sebagai seni pertunjukan, pada akhirnya akan
mendapat tanggapan dari penontonnya sebagai suatu pernyataan tentang karya seni
tersebut. Karya tari kreasi nonetnik yang diciptakan untuk diperagakan oleh satu orang
penari, dinamakan karya tari tunggal.

B. Saran
Dengan mengenal lebih banyak tarian adat seluruh provinsi di Indonesia mudah-
mudahan membuat kita lebih mencintai negeri kita ini. Semoga seluruh masyarakat Indonesia
dapat terus menjaga dan melestarikan seni tari serta menemukan cara-cara terbaru untuk
mengatasi agar tarian suatu daerah di Indonesia dapat terjaga sampai generasi selanjutnya.

C. Daftar Pustaka
 http://walpaperhd99.blogspot.co.id/2015/12/tari-kreasi-nonetnik-tari-tunggal.html

 http://m.melayuonline.com/ind/culture/dig/2756/tari-makan-sirih-tari-tradisional-
melayu-untuk-menyambut-tamu

 http://www.sejarah.site/2015/11/fungsi-dan-peranan-seni-tari.html

 http://www.academia.edu/30136682/Makalah_Tari_Kreasi

KATA PENGANTAR

14
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang seni tari tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Palembang, Januari 2018

Penyusun

15
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tari .............................................................................................................. 3
B. Jenis Tari Berdasarkan Pola ........................................................................................... 3
C. Asal-Usul Tari Nonetnik ................................................................................................. 5
D. Perkembangan Tari Nonetnik ....................................................................................... 7
E. Tari Nonetnik ................................................................................................................. 8
F. Fungsi Tari Nonetnik .................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan .................................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................................ 14
C. Daftar Pustaka .............................................................................................................. 14

ii

16

Anda mungkin juga menyukai