Tugas Analisis Makul Pengembangan Kurikulum Pai (Dhofar)
Tugas Analisis Makul Pengembangan Kurikulum Pai (Dhofar)
KURIKULUM PAI
1
1. Analisis kurikulum KBK
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar,
dan pemeberdayaan sumber daya pendidikan( Depdiknas 2002). KBK merupakan sebuah konsep
kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-
tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa
penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam
dunia pendidikan di Indonesia yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah
ada sekolah yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi,
sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada
cara para murid belajar di kelas.
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan. Sedangkan
dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem semester. Dahulu pun, para murid
hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam
kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan
IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling
berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namun meski begitu pendidikan
yang ada ialah pendidikan untuk semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek,
namun subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya.
2
mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus
bangsa di masa depan.
3. Analisis Kurikulum 47
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah leer plan,
kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu,kurikulum pendidikan di
Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial Belanda dan Jepang, sehingga hanya
meneruskan yang pernah digunakan sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai
pengganti sistem pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu
masih dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai development
conformism bertujuan untuk membentuk karakter manusia Indonesia yang merdeka. dan berdaulat
dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini (development conformism). Dan juga
mengutamakan pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
Proses Belajar Mengajar pada Kurikulum 1947 menerapkan:
1. Sifat kurikulum Separated Subject Curriculum (1946-1947). Hal ini mengacu pada pemberian
mata pelajaran yang antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya tidak ada keterkaitan sama
sekali.
2. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar di sekolah.
3. Jumlah mata pelajaran : Sekolah Rakyat (SR) – 16 bidang studi, SMP-17bidang studi dan SMA
jurusan 19 bidang studi.
Bahan Pelajaran pada Kurikulum 1947
Mata pelajaran untuk tingkat Sekolah Rakyat ada 16, khusus di Jawa,Sunda, dan Madura
diberikan bahasa daerah. Daftar pelajarannya adalah:
1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Daerah
3. Berhitung
4. Ilmu Alam
5. Ilmu Hayat
6. Ilmu Bumi
7. Sejarah
8. Menggambar
9. Menulis
10. Seni Suara
11. Pekerjaan Tangan
12. Pekerjaan Keputrian
13. Gerak Badan
14. Kebersihan dan Kesehatan
15. Didikan Budi Pekerti, dan
16. Pendidikan Agama.
3
Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SPM tahun 1947 mengalami perubahan jika dibandingkan dengan
struktur kurikulum SMP yang berlaku pada zaman jepang tahun 1942. Perubahan yang terjadi
adalah sekolah menengah hasil ciptaan Jepang diubah menjadi SMP dengan masa studi 3 tahun.
Mereka yang menempuh tiga tahun dan lulus berhak melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi.
Pada kelas tiga akan adanya pembagian jurusan. Bagian A, jurusan Bahasa dan Pengetahuan sosial
sedangkan bagian B, jurusan ilmu pasti dan pengetahuan Alam.
Berikut ini adalah struktur kurikulum 1947 yang disebut Rencana Pembelajran
NO. Jumlah jam pelajaran dalam satu
Mata Pelajaran minggu
I II III IV
1. Bahasa Indonesia 6 6 6 5
2 Bahasa Daerah 2 2 3 2
3 Bahasa Inggris 3 3 4 2
4 Berhitung 4 4 2 4
5 Ilmu Ukur 3 3 - 3
6 Ilmu Alam 2 2 2 5
7 Ilmu Hayat 2 2 2 2
8 Ilmu Bumi 2 2 3 2
9 Sejarah Tatanegara 2 - 3 2
10 Pengetahuan Dagang - 1 2 -
11 Seni Suara 1 1 1 1
12 Menggambar 1 1 1 2
13 Pekerjaan Tanggan 1 1 1 1
14 Pendidikan Jasmani 3 3 3 3
15 Budi Pekerti - - - -
16 Agama 2 2 2 2
Jumlah 32 36 35 37
4
Nomor 22 Tahun 2006 dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan Pengembangan KTSP yang
dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan
memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian kewenangan (otonomi) kepada lembaga
pendidikan. Secara khusus diterapkannya KTSP adalah untuk :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam menge,bangkan
kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia;
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum
melalui pengambilan keputuasan bersama;
3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang
akan dicapai.
Pada prinsipnya, KTSP merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SI, namun
pengembangannya diserahkan kepada sekolah agar sesuai dengan kebutuhan sekolah itu sendiri.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus. Pelaksanaan KTSP mengacu
pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam
persyaratan kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan
silabus pembelajaran yang harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Standar isi merupakan pedoman untuk pengembangan kurikulum tingkat satuan
pendidikan yang memuat:
kerangka dasar dan struktur kurikulum,
beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, dan
kalender pendidikan.
SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan. SKL meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati.
Pemberlakuan KTSP, sebagaimana yang ditetapkan dalam peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan SI dan SKL, ditetapkan oleh kepala sekolah
setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah. Dengan kata lain, pemberlakuan KTSP
sepenuhnya diserahkan kepada sekolah, dalam arti tidak ada intervensi dari Dinas Pendidikan atau
Departemen Pendidikan Nasional. Penyusunan KTSP selain melibatkan guru dan karyawan juga
melibatkan komite sekolah serta bila perlu para ahli dari perguruan tinggi setempat. Dengan
keterlibatan komite sekolah dalam penyusunan KTSP maka KTSP yang disusun akan sesuai
dengan aspirasi masyarakat, situasi dan kondisi lingkungan dan kebutuhan masyarakat.
5
5.Perbedaan antara KBK, KTSP dan kurikulum 2013
KBK 2004:
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi
Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada silabus
Tematik Kelas I dan II (mengacu mapel)
KTSP 2006:
Pada KTSP, sekolah diberikan keleluasaan untuk mendelegasikan seluruh isi kurikulum melihat
karakter, dan potensi lokal, KTSP tetap menekankan kompetensi akan tetapi lebih dikerucutkan
lagi dalam operasional dan implementasinya di sekolah.
Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi
Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran
Pemisahan antara mata pelajaran pembentuk sikap, pembentuk keterampilan, dan pembentuk
Pengetahuan
Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah
Pengembangan kurikulum sampai pada komptensi dasar
Tematik Kelas I-III (mengacu mapel)
Kurikulum 2013:
6
Tabel : Perbandingan Kurikulum 2004 dan 2006
ASPEK KURIKULUM 2004 KURIKULUM 2006
1. Landasan Hukum Tap MPR/GBHN Tahun 1999- UU No. 20/2003 – Sisdiknas
2004 PP No. 19/2005 – SPN
UU No. 20/1999 – Pemerintah-an Permendiknas No. 22/2006 – Standar
Daerah Isi
UU Sisdiknas No 2/1989 kemudian Permendiknas No. 23/2006 – Standar
diganti dengan UU No. 20/2003 Kompetensi Lulusan
PP No. 25 Tahun 2000 tentang
pembagian kewenangan
5. Sifat (2) Kurikulum disusun rinci oleh Tim Kurikulum merupakan kerangka dasar
Pusat (Ditjen Dikmenum/ oleh Tim BSNP
Dikmenjur dan Puskur)
7
7. Struktur Berubahan relatif banyak Penambahan mata pelajaran untuk
dibandingkan kurikulum Mulok dan Pengem-bangan diri untuk
sebelumnya (1994 suplemen 1999) semua jenjang sekolah
Ada perubahan nama mata Ada pengurangan mata pelajaran (Misal
pelajaran TIK di SD)
Ada penambahan mata pelajaran Ada perubahan nama mata pelajaran
(TIK) atau penggabungan mata KN dan IPS di SD dipisah lagi
pelajaran (KN dan PS di SD) Ada perubahan jumlah jam pelajaran
setiap mata pelajaran
9. Pengembangan Hanya sekolah yang mampu dan Semua sekolah /satuan pendidikan
Kurikulum lebih memenuhi syarat dapat wajib membuat KTSP.
Lanjut mengembangkan KTSP. Silabus merupakan bagian tidak
Guru membuat silabus atas dasar terpisahkan dari KTSP
Kurikulum Nasional dan Guru harus membuat Rencana
RP/Skenario Pembelajaran Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
10. Prinsip 1. Keimanan, Budi Pekerti Luhur, 1. Berpusat pada potensi, perkembangan,
Pengembangan dan Nilai-nilai Budaya kebutuhan, dan kepentingan peserta
Kurikulum 2. Penguatan Integritas Nasional didik dan lingkungannya
3. Keseimbangan Etika, Logika, 2. Beragam dan terpadu
Estetika, dan Kinestetika 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu
4. Kesamaan Memperoleh pengetahuan, teknologi, dan seni
Kesempatan 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Perkembangan Pengetahuan dan 5. Menyeluruh dan berkesinam-bungan
Teknologi Informasi 6. Belajar sepanjang hayat
6. Pengembangan Kecakapan Hidup 7. Seimbang antara kepentingan nasional
7. Belajar Sepanjang Hayat dan kepentingan daerah
8. Berpusat pada Anak
8
9. Pendekatan Menyeluruh dan
Kemitraan
9
memadai, dan meman-faatkan lingkungan
sekitar sebagai sumber belajar.
6. Mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk
keberhasilan pendidikan dengan muatan
seluruh bahan kajian secara optimal.
7. Diselenggarakan dalam kese-imbangan,
keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok
dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang
pendidikan.
12. Pedoman 1. Bahasa Pengantar Tidak terdapat pedoman pelaksanaan
Pelaksanaan 2. Intrakurikuler kurikulum seperti pada Kurikulum 2
Kurikulum 3. Ekstrakurikuler
4. Remedial, pengayaan, akselerasi
5. Bimbingan & Konseling
6. Nilai-nilai Pancasila
7. Budi Pekerti
8. Tenaga Kependidikan
9. Sumber dan Sarana Belajar
10. Tahap Pelaksanaan
11. Pengembangan Silabus
12. Pengelolaan Kurikulum
10
6.PERAN KEPALA SEKOLAH
Adapun peran kepala sekolah adalah:
a. Peran sebagai manajer
Sebagai manjer kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen sekolah. Kepala sekolah
mengkordinasikan kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan
mengendalaikan segenap usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional sesuai dengan Undang-
Undang no.20 tahun 2003.
Dalam aspek perencanaan, kepala sekolah merupakan pelaku yang selalu terlibat dan bahkan
sering menjadi tumpuan dalam kegiatan perencanaan dan pengembang kurikulum mulai dari
konsep hingga hal-hal yang lebih tehnis.
Dalam aspek pengorganisasian, kepala sekolah mengorganisasikan unsur-unsur, baik unsur
manusia maupun unsur non manusia.
b. Peran sebagai inovator
Sebagai tokoh penting di sekolah kepala sekolah harus mampu melahirkan ide-ide baru yang
kreatif.
c. Peran guru sebagai fasilitator
Dalam pengembangan kurikulum, pelaksana tekhnis pengembangan biasanya tidak langsung
oleh kepala sekolah, melainkan tim khusus yang di tunjuk. Namun demikian kepala sekolah
harus terus melakukan komunikasi dengan tim itu dan menfasilitasinya untuk mengatasi berbagai
persoalan yang muncul. Kepala sekolah harus mampu mengatasi persoalan, melayani konsultasi
tim dsb.
d. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai
aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan
seluruh program sekolah. Sebagai seorang administrator, kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk memperbaiki dan mengembangkan semua fasilitas sekolah baik sarana
maupun prasarana pendidikan.
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan harus mampu menerapkan kemampuannya
dalam tugas-tugas operasionalnya yakni kemampuan pengelolaan kurikulum, pengelolaan
administrasi peserta didik, pengelolaan personalia, pengelolaan sarana dan prasarana,
pengelolaan administrasi kearsipan, dan pengelolaan administrasi keuangan.
Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa peran kepala sekolah sebagai administrator dapat
dilihat pada kemampuan pengelolaan kurikulum, pengelolaan administrasi peserta didik,
pengelolaan personalia, pengelolaan sarana danprasarana, pengelolaan administrasi kearsipan,
dan pengelolaan administrasi keuangan.
e. Kepala Sekolah sebagai supervisor
kepala sekolah mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor
dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan
personel lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas
mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang
11
sesuai dengan target yang telah ditentukan. Aspek-aspek kurikulum yang harus dikuasai oleh
kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi
kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan pengembangan kurikulum.
Sergiovani dan Starrat (dalam Mulyasa, 2005) menyatakan bahwa “ Supervision is a process
designed to help teacher and supervisor team more about their practice, to better able to use their
knowledge and skills to better serve parents and schools and to make the school a more effective
learning community".
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa peran utama kepala sekolah sebagai supervisor adalah
menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya yang
diwujudkan dalam, program supervisi kelas, kegiatan ekstra kurikuler, serta peningkatan kinerja
tenaga kependidikan dalam upaya pengembangan sekolah.
f. Kepala sekolah sebagai leader
Wahjosumidjo (1999) mengatakan bahwa kepala sekolah sebagai leader harus memiliki karakter
khusus yang mencakup kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional,
serta pengetahuan administrasi dan pengawasan. Kepala sekolah sebagai leader memiliki visi dan
mempunyai peranan dalam mengelola visi menjadi sebuah kenyataan. Untuk menjadi pemimpin
yang efektif menggunakan analitis yang dikembangkan dengan baik dan kemampuan intelektual
dalam membimbing para staf dalam proses mengidentifikasi masalah-masalah, keterampilan
politik dan manajemen untuk menyelesaikan konflik dan mampu membuat berbagai rencana
kerja.
Berikut adalah kompetensi yang perlu dikembangkan oleh kepala sekolah beserta indikator
ketercapaian hasilnya.
12