Anda di halaman 1dari 17

Dukungan Pemerintah dalam Pembiayaan UMKM

“Mengawal Nawacita, Wujudkan Indonesia Sejahtera”

Workshop Sistem Informasi Kredit Program


Kementerian Keuangan
Surabaya, 3 Maret 2016

1
NAWACITA (SEMBILAN AGENDA PRIORITAS)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-
bangsa Asia lainnya.
6.8 Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
1) peningkatan agroindustri, hasil hutan dan kayu, perikanan, dan hasil tambang;
2) akselerasi pertumbuhan industri manufaktur;
6. Meningkatkan produktivitas
3) akselerasi rakyat danpariwisata;
pertumbuhan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa4)Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
akselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif; dan Asia lainnya.
7. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakan Sektor-Sektor Strategis
5) peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.
Ekonomi Domestik
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Paket Kebijakan Ekonomi Tahap Ke 3  Perluasan wirausahawan penerima KUR


Arah Kebijakan dan Strategi (RPJMN) • Keluarga yang memiliki penghasilan tetap, dipertegas dapat menerima KUR untuk sektor usaha produktif.
Arah Kebijakan: • Goal:
 Mendorong Bank penyalur KUR untuk melakukan upaya pro-aktif menawarkan KUR.
• meningkatkan daya saing UMKM koperasi sehingga mampu
 Mendorong tumbuhnya wirausahawan-wirausahawan baru.
tumbuh menjadi usaha yang berkelanjutan dengan skala
yang lebih besar (“naik kelas” atau scaling-up) Paket Kebijakan Ekonomi Tahap Ke 4  Akses terhadap KUR diperluas
• mendukung kemandirian perekonomian nasional. a. Penerima KUR adalah individu/perseorangan atau badan hukum yang meliputi:
Strategi : - UMKM yang produktif;
1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia; - calon TKI yang akan bekerja di luar negeri;
2. Peningkatan akses pembiayaan dan perluasan skema - anggota keluarga dari karyawan/TKI yang berpenghasilan tetap; dan
pembiayaan; - TKI yang purna dari bekerja di luar negeri.
i. pengembangan lembaga pembiayaan/bank UMKM dan - TKI yang mengalami pemutusan hubungan kerja
koperasi, serta optimalisasi sumber pembiayaan non- b. Usaha produktif meliputi sektor;
- Pertanian, Perikanan, Industri Pengolahan, Perdagangan dan Jasa (penyediaan akomodasi dan penyediaan
bank;
makanan, transportasi, pergudangan, komunikasi, real estate, usaha persewaan, jasa perusahaan, jasa
ii. integrasi sistem informasi debitur UMKM dari lembaga pendidikan).
pembiayaan bank dan non-bank; dan Goal:
iii. peningkatan kapasitas koperasi sebagai pengelola  Mendorong peningkatan dan perluasan akses UMKM sektor usaha produktif kepada pembiayaan lembaga
sistem resi gudang; dan keuangan.
iv. advokasi pembiayaan bagi UMKM dan koperasi.  Dalam jangka menengah meningkatkan inklusi finansial, yang saat ini masih relatif rendah dibanding negara-
3. Peningkatan nilai tambah produk dan jangkauan pemasaran; negara tetangga.
4. Penguatan kelembagaan usaha; dan (Dilakukan Perubahan Permenko No.6 Th.2015 Tentang Pedoman Pelaksanaan KUR) .
5. Peningkatan kemudahan, kepastian dan perlindungan usaha Untuk memastikan ketepatan sasaran KUR maka calon debitur KUR harus sudah memiliki usaha selama minimal 6
bulan.
2
POTENSI UMKM
Proporsi sektor usaha di Australia dan Indonesia
Berdasarkan report OECD (The Organisation for Economic Co-
Tantangan UMKM di Indonesia:
operation and Development) berjudul “Small Business, Job
Australia  Proporsi usaha mikro di Indonesia
Creation and Growth: Facts, Obstacles and Best Practices”: belum ideal krn terlalu besar jika
 UMKM menyumbang 60-70% dari total lapangan kerja di dibandingkan dengan klaster usaha
mayoritas anggota OECD. Sumber:
di atasnya
 Permasalahan utama yang dihadapi UMKM terkait ABS, 2014
 Idealnya, output produksi usaha
pembiayaan: mikro mensupport produksi usaha
kecil dst scr berjenjang s.d. usaha
 Harus membayar bunga pinjaman yg lebih tinggi
besar utk bisa mandiri scr ekonomi
 Kekurangan jaminan/agunan untuk mengajukan  Usaha menengah dan besar lebih
pinjaman bny menggunakan bahan baku
impor krn usaha mikro dan kecil blm
mampu mensupport
Fakta di Indonesia: Besar 5.066
 Selain itu, proses pertumbuhan
0.01%
 UMKM merupakan mayoritas jenis usaha di Indonesia usaha antar klaster blm termonitor
Indonesia Menengah 52.106 dgn baik
(99,9%) 0.09%
 Menyediakan 97,2% lapangan kerja Sumber:  Usaha mikro juga rentan jatuh/tdk
Kemen-KUKM, 2013 Kecil 654.222 berkembang krn berbagai
 Menyumbang 59,1% PDB 1.13%
permasalahan a.l. regulasi,
Mikro 57.189.393 manajemen, daya saing dan
98.77% pembiayaan

Best Practice Dukungan Pembiayaan UMKM


Support untuk UMKM di negara anggota OECD: Lima area support untuk UMKM:
 Seperempat dari total program dukungan publik 1) Pembiayaan
ditargetkan untuk UMKM (Jerman, Jepang,  Penyediaan atau bantuan modal untuk bisnis baru (start-up)
Selandia Baru, dan Islandia memberikan lebih dari  Kemudahan perpajakan untuk UMKM
50%) 2) Iklim bisnis
 Pengurangan birokrasi khususnya untuk UMKM misalnya melalui penggunaan IT untuk memangkas birokrasi
 Bentuk dukungan: hibah langsung, keringanan
3) Teknologi
pajak, kredit berbunga rendah, atau penjaminan
 Pengenalan teknologi bagi UMKM (quality control, inovasi, perubahan teknis dan organisasi, dsb)
kredit.
4) Kemampuan Manajerial
 Lebih dari 50% program ke UMKM dikelola oleh  Training bagi pemilik atau manajer UMKM
pemerintah daerah sehingga koordinasi antar  Memberikan akses jasa pendampingan dan konsultasi
otoritas sangat penting. 5) Akses Pasar
 Lebih dari 70% program ke UMKM periodenya  Membantu akses ke pasar internasional
lebih dari 5 tahun  Membantu akses UMKM untuk ikut serta dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah

3
Variasi Program dan Sumber Dana
Dana Pemerintah bagi Masyarakat
Kredit program (penjaminan, subsidi bunga dan dana bergulir) adalah dana yg dialokasikan oleh Kementerian/Lembaga/BLU untuk kegiatan perkuatan modal
usaha dan investasi bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM) serta usaha lainnya yang berada dibawah pembinaan K/L.

Variasi Program dan Sumber Dana No. Institusi Uraian Penyalur


1 KUR K/L : 8 Kementerian Teknis 33 Bank
•16T IJP Tgs : KMK dan KI kepada UMKM Pelaksana
PMN KUR (4,3T) LPDB-KUMKM
2 LPDB- K/L: Kemenkop dan UKM LPDB-KUMK
(11,7T)
KUMKM Tgs: Dana bergulir KUMKM
Subsidi (BLU)
PPP
Bunga 3 PPP (BLU) K/L: KemenPU dan Pera Bank Penyalur
(*1,7T) Dana Tgs: Kredit perumahan bagi MBR
APBN KLH
4 P2H (BLU) K/L: Kemenhut dan LH P2H
Tgs: dana bergulir masy sekitar htn

Kelautan dan KUMK 5 KLH (BLU) K/L: Kemenhut dan LH KLH


Perikanan (N.A) Tgs: Pembiayaan UMK u/ lingkungan
Sumber 6 KUMK K/L:Kementerian Keuangan Bank
Dana Tgs:Pinjaman UKM u/ mdl kerja
Dana 7 KKP (BLU) K/L: Kemen KP LPDB-KUMKM
Masyarakat BP3TI Tgs: Dana bergulir UKM Kelautan
8 PKBL K/L: Kemen.BUMN BUMN
Dana CSR BUMN
PKBL RPH LP *)
LPDB
2015 ) 9 BP3TI (BLU) K/L: Kemen Kominfo BP3TI
Tgs: penyedia kom dan informasi
KUR
Dana APBD (178T) 10 KKPE K/L : Kementan dan Kelautan/Perikanan Bank
Tgs : Penyaluran kredit bersubsidi
Dana Bank
SSRG
Jamkrida 11 KPENRP K/L : Kementerian Pertanian Bank
Jamkrida (*189M) Tgs : Penyaluran kredit bersubsidi
Bali
Jatim
KPENRP KUPS 12 KUPS K/L : Kementerian Pertanian Bank
(*8,3T) (*628M) Tgs : Penyaluran kredit bersubsidi
KKPE
(*12,7T) 13 SSRG K/L : Kementerian Pertanian Bank
Belanja (APBN)
• 1,7T
Rata2 Leverage (komulatif)
38,2T = 22 kali (subsidi)
*21,8T Tgs : Penyaluran kredit bersubsidi
• 17T 178T = 10 kali (penjaminan)
4
HASIL EVALUASI PEMBIAYAAN UMKM (2013)
Keterangan Skema Penjaminan (KUR) Skema Subsidi Bunga Dana Bergulir

Kelemahan
-Tidak dapat diyakini ketepatan sasaran (BPK 2012&2013) -Tidak dapat diyakini ketepatan sasaran - Tidak dapat diyakini ketepatan
Sasaran
1 - Penyaluran Sektor Hulu minimal 25% tidak tercapai (Audit BPK 2013) sasaran
Program
-Overlapping sasaran -Overlapping sasaran -Overlapping sasaran
Program KUR yg berbasis komersial bermanfaat besar pada Bank
Bank pelaksana masih kesulitan memilih debitur yang Kesulitan memilih debitur &
Pelaksana dan Lembaga Penjamin, tetapi mengecilkan
layak (BKF) menyalurkan kedit
kontribusinya dalam pengentasan kemiskinan (LIPI)
2 Efektifitas
Fungsi penjaminan kurang efektif, karena : Debitur tidak dapat menyediakan agunan
Dana idle besar, tidak dapat di shift
- Debitur dapat menjadi nasabah bank tanpa KUR (permasalahan yang terkait dengan sertifikasi lahan -
antar K/L antar kegiatan
- Debitur mikro menggunakan agunan (74% responden- BKF) BKF)
Pemda/Dinas terkait : - Pengeloladanabergulir terpusat di
Penjamin :
- Minimnya tenaga pendamping dari Pemda/ dinas Jakarta
- Automatic Cover, bukan case by case
terkait (BKF) - Kurangnya pembinaan pada
- Tarif IJP tunggal meski risiko berbeda (Benchmark : leveling
- Lemahnya koordinasi Pemda/dinas terkait dengan penerima yang tersebar diseluruh
berdasarkan risiko)
kementerian teknis Indonesia.
Masih rendahnya penyaluran kredit program - Dana yang disediakan pemerintah
Terfokus pada Bank Pelaksana, Lembaga Penjamin dan
dibanding dengan komitmen awal bank pelaksana sedikit
3 Skema Pemerintah Pusat cenderung memarginalkan peran Pemda (LIPI)
(BKF) - Biaya operasional tinggi
Pembayaran subsidi tiga bulan sekali memberatkan
Peran Kementerian Teknis tidak berjalan sesuai ketentuan bagi bank pelaksana karena mengganggu likuiditas Tingkat bunga ke end user tinggi
dan cash flow (BKF)
Linkage program KUR pola executing dan channeling masih perlu - Banyaknya skema (5 jenis skema) subsidi bunga
Overlapping komoditas yg dibiayai
dikaji ketepatan sasarannya - Overlapping komoditas ygdibiayai tiap2 skema

Perubahan kebijakan KUR yang tidak searah lagi dengan prinsip Produk hukum berbeda untuk masing-masing skema
dasar dalam penyaluran KUR (diberikan kepada debitur yang dan belum ada peraturan induk yang menaungi
Landasan Terdapat beberapa regulator untuk
4 bankable – BKF) semua skema
Hukum setiap pengelola dana bergulir
Landasan hukum program subsidi bunga hanya
Landasan hukum program KUR belum kuat (MoU)
berupa PMK
Kelebihan
Meskipun kurang tepat sasaran, akan tetapi program KUR menghasilkan
Terdapat peningkatan omzet, laba serta aset dari Meningkatkan tenaga kerja pada
1 Outcome Outcome/Impact yang positif. Rata-2 kenaikan tenaga kerja: 22% per
penerima kredit program (IPB) UMKM
debitur(BKF)

- DirektoratJenderal Perbendaharaan-
SKEMA KREDIT PROGRAM TERINTEGRASI
• Kemenko
• K/L Teknis Regulasi, supervisi
Komite Kebijakan
SKEMA 1: SUBSIDI BUNGA • Kemenkeu

SKEMA 2: DANA BERGULIR

2d Perintah Pencairan BK/BI


Pencairan Dana 2e
Laporan
Laporan
OJK DATABASE 2h Fee

2g Tim
1d Subsidi bunga Independen
2f
Data Debitur, Akad, transaksi

1c
1c Lakukan Assessment

Laporan

Proposal
Laporan
Proposal
Tim Independen:
Assessment kredit

2h
1b - Universitas

Bergulir
Fee

Dana
- Tokoh Masyarakat

Pokok + bunga
1b 2b
Perusahaan - Pegadaian
Penjamin - PNM (ventura)

Laporan
Pemda dan K/L - BPR
- dll
LKM *)
Koperasi Pendamping:
Penjaminan Pelatihan/training/ • Koperasi
Kredit Kelompok monitoring • LH dan
(B to B) Kehutanan
BANK • Perindustrian
Proposal

Proposal
Laporan

• Dll sesuai
Lapora sektor
n
Laporan
OK 1a 2a

2f
1e Pinjaman End User
2g
1f Pokok + bunga

Pelatihan/training/ monitoring 6
KONSEPSI PERBAIKAN SKEMA KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) UNTUK UMKM
2015 s.d. 2018
Membangun
Penggabungan semua skema Membangun Unit Pelatihan Menuju UMKM
untuk pembiayaan UMKM (KUR, Sistem Informasi dan yang mampu
Subsidi Bunga, Dana Bergulir) Kredit Program Pendampingan bersaing scr global
UMKM

2016
2015
KUR Baru
KUR Baru - Target Penyaluran Rp 100 Triliun
- Target Penyaluran Rp 30 Triliun - Suku Bunga 9%
2008 s.d 2014 - Suku Bunga 12% - Alokasi subsidi TA 2016 = Rp 10,5 T
- Subsidi Bunga Alokasi
KUR
KUR Mikro = 7% - Rp700 M Jenis Besaran Target
- Penyaluran Rp178,8 T KUR Ritel = 3% - Rp135 M KUR Subsidi Penyaluran
- Suku Bunga 22% KUR TKI = 12% - Rp 60 M Bunga
- Subsidi IJP 3,25% - Sektor Usaha
- Sektor usaha:
Mikro 10% 61%
Pertanian, Perikanan, Industri
Perdagangan & jasa lain :79% Pengelohan, Perdagangan, dll Ritel 4,5% 35%
Pertanian& Industri olah :21% - Realisasi per 31 Des. 2015: TKI 12% 4%
- Kredit Usaha yang dibiayai: Rp22,8 T  1.003.553 debitur
Ritel : 46%
Database SIKP:
Mikro: 54% - Database SIKP: - Alat bukti bayar subsidi
- Jumlah debitur 12,48 juta
- Alat bukti bayar subsidi - Data debitur UMKM
Subsidi Bunga - Data debitur UMKM
- Penyaluran Rp38,2 T Sektor Usaha
- Suku Bunga 5% - 8,75% 1.Temuan BPK: 1. Pertanian
a. Ketepatan Skema Subsidi Bunga Lainnya:
Dana Bergulir Sasaran 2. Perikanan
b. Efektifitas KKPE 3. Industri Pengolahan
- Penyaluran Rp25,8 T Penggabungan Skema Kredit
Penyaluran KUPS 4. Perdagangan
Total Penyaluran Rp 243 T 2. Belum ada
KPENRP
5. Jasa-jasa
Data UMKM dan penyaluran: data konkrit
jumlah UMKM Tidak dapat digabung dgn KUR karena konsepsi berbeda :
manual SSRG • KUR tdk dpt memenuhi persyaratan agunan, SSRG memiliki agunan lebih
besar daripada kreditnya.
KPP NAD NIAS akan ditutup • Dalam kondisi normal KUR dibutuhkan, sedangkan SSRG tidak
dibutuhkan (hanya dibutuhkan ketika harga jatuh saat panen). 7
2015
System Flow SIKP KPA
4. Tagihan Subsidi
5. Verifikasi
Subsidi

6. Pembayaran
Subsidi
Stakeholders
2016
7. Monitoring/
Reporting
2. Download
Calon Debitur
Potensial Bank
1. Upload
Calon Debitur
Kementerian Teknis Potensial

3. Upload Debitur
dan Data Transaksi

Pemerintah Daerah
Existing IT
System

SIKP
LKM, Koperasi/Kelompok Perusahaan
Penjamin

Diperlukan peran aktif Pemda c.q. Dinas dalam


mengajukan calon debitur potensial dan melakukan
pendampingan/monitoring atas kredit yang diterima atau
calon yang belum berhasil mengakses kredit SIKP Database
8
Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor
PER-30/PB/2015
tentang
PEDOMAN PENGGUNAAN SISTEM
INFORMASI KREDIT PROGRAM

9
1. Pengertian SIKP

• Sistem Informasi Kredit Program yang selanjutnya disingkat SIKP adalah sistem informasi elektronik
yang digunakan untuk menatausahakan dan menyediakan informasi penyaluran Kredit Program

2. Fitur dan Layanan SIKP


SIKP paling sedikit menyediakan layanan antara lain:
a. manajemen pengguna
b. manajemen data, meliputi:
1) perekaman, perubahan, dan penghapusan data referensi;
2) pengunggahan data calon debitur;
3) pengunggahan data akad kredit debitur;
4) pengunggahan data transaksi debitur;
5) pengunduhan data calon debitur;
6) pengunduhan data debitur; dan
7) pemberitahuan hasil pengunggahan data.
c. perhitungan subsidi bunga
d. pelaporan
e. pemantauan.
3. Pengguna SIKP
Pengguna SIKP meliputi:
a. Kementerian Negara/Lembaga pelaksana teknis;
b. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan;
c. Pemerintah Daerah;
d. KPA;
e. Penyalur KUR; dan
f. Pihak lain yang ditentukan oleh Komite Kebijakan.

4. Hak Akses Pengguna SIKP


• Pemerintah Daerah memiliki hak akses:
a. mengunggah data calon debitur;
b. mengunduh data debitur;
c. mengunduh laporan penyaluran KUR; dan
d. mengakses data lain yang ditetapkan oleh Komite Kebijakan.

• Pengguna yang memiliki akses SIKP pada Pemerintah Daerah adalah pejabat/pegawai yang ditunjuk pada Pemerintah Daerah.
TERIMA KASIH

12
Proses Pembayaran Subsidi Bunga KUR
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8

Bank Bank Bank Bank


KPPN

KPPN

KPA KPA

KPA KPA KPA KPA KPA


SIKP SIKP
Penyampaian Penyampaian Proses Rekon Hasil Tanda Tangan Penyusunan Penyusunan •Penyampaian
Tagihan dan ADK Rencana Kas/ Verifikasi Verifikasi Berita Acara dan dan SPM ke KPPN
Penarikan oleh Aplikasi antara Bank Verifikasi Penetapan Penetapan •Pemindah
Dana SIKP dan KPA antara Bank Surat Surat Perintah bukuan dana
dan KPA Permintaan Membayar subsidi ke
Pembayaran (SPM) rekening Bank
(SPP)
13
Klasifikasi UMKM
Secara umum pembagian UMKM dapat dilihat dari:
• Jumlah pekerja
• Total Asset
• Jumlah Omset/Penjualan Tahunan
GDP Per Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha Menengah
Capita Pekerja Aset Omset Pekerja Aset Omset Pekerja Aset Omset
WorldBank <= 10 s.d. $ 10.000 s.d. $ 100.000 s.d. 50 s.d. $ 3 Jt s.d. 300 s.d. $ 15 Juta
~ s.d. Rp 130 Jt ~ s.d. Rp 1,3 M ~ s.d. Rp 39 M ~ s.d. Rp 202,5 M

Indonesia $ 3.492 s.d. Rp 50 Jt s.d. Rp 300 Jt s.d. Rp 500 Jt s.d. Rp 2,5 M s.d. Rp 10 M s.d. Rp 50 M

Industri Pengolahan: Industri Pengolahan:


Malaysia $ 10.934 <5 s.d. MYR 300.000 5 s.d. 75 Omset s.d. MYR 15 Jt 75 s.d. 200 Omset s.d. MYR 50 Jt
~ Rp 945 Jt ~ Rp 47,25 M ~ Rp 157,5 M
Sektor lain: 30 s.d. Sektor lain:
5 s.d. 30 Omset s.d. MYR 3 Jt 75 Omset s.d. MYR 20 Jt
~ Rp 9,45 M ~ Rp 63 M
Industri Pengolahan:
Korea $ 27.971 < 10 < 50 Aset s.d. KRW 8 Milyar < 300
~ Rp 96 Milyar
Pertanian:
<5 < 10 Omset s.d. KRW 20 Milyar < 200
~ Rp 240 Milyar
Singapura $ 56.287 < 200 < S$ 100 Jt
~ Rp 970,3 M

Industri Pengolahan:
Industri Pengolahan: Aset s.d. Rps 5 Crore Industri Pengolahan:
India $ 1.596 Aset s.d. Rps 25 Lakh Aset s.d. Rps 10 Crore
~ Rp 515 Jt ~ Rp 10,3 M ~ Rp 20,6 M
Sektor Jasa: Sektor Jasa: Sektor Jasa:
Aset s.d. Rps 10 Lakh Aset s.d. Rps 2 Crore Aset s.d. Rps 5 Crore
~ Rp 206 Jt ~ Rp 4,12 M ~ Rp 10,3 M

Ukuran aset/omset UMKM berbanding lurus dengan pendapatan per capita. Semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin besar
ukuran aset/omsetnya 14
KREDIT PROGRAM

DANA BANK DANA PEMERINTAH

SUBSIDI BUNGA PENJAMINAN RISK SHARING KIP - KUMK


- Realisasi Penyaluran: Rp. 40,7 T
- Outstanding : Rp. 2,7 T
KUR - - Debitur:2,574 Juta (lancar)
1.KKP-E KUT
- Realisasi Penyaluran : Rp.12,3 T - Realisasi
- Realisasi
KIP - IEPC
- Outstanding : Rp.4,5 T Penyaluran - Realisasi Penyaluran: done
Penyaluran - Outstanding : done
- Debitur: 19.802 (lancar) Rp. 178 T
Rp. 7,6 T - Debitur:-
- Outstanding :
- Outstanding :
2. KPEN-RP Rp. 47,4 T PIR Perkebunan
Rp. 5,7 T - Realisasi Penyaluran: Rp. 1.048 M
- Realisasi Penyaluran: Rp.2,7 T - Debitur: 10,4 juta
- Kol. macet - Outstanding : Rp. 307,6 M
- Outstanding : Rp.2,7 T - Kol. lancar
- Debitur: 189.382 (macet)
- Debitur: 80,829 (lancar)
Keterangan Singkatan: UPP Perkebunan
3. KPP NAD-NIAS - Realisasi Penyaluran: 395,5 M
- KKP-E: Kredit Ketahanan Pangan dan Energi - Outstanding : Rp. 311,5 M
- Realisasi Penyaluran:Rp.10,3 M - KPEN-RP: Kredit Pengembangan Energi Nabati - Debitur: 562.121 (macet)
- Outstanding : Rp. 4,5 M dan Revitalisasi Perkebunan
- Debitur: 60 (lancar) - KPP: Kredit Pemberdayaan Pengusaha Peternakan
- KUPS: Kredit Usaha Pembibitan Sapi - Realisasi Penyaluran: Rp. 146,1M
- Outstanding : Rp. 97,2 M
4. KUPS - S-SRG: Skema Subsidi Resi Gudang
- Debitur: 266. 249 (macet)
- Realisasi Penyaluran : Rp.597,3 M - KUR: Kredit Urusan Rakyat
- Outstanding : Rp.387,6 M - KUT: Kredit Usaha Tani KLP
- KIP: Kredit Investasi Pemerintah - Realisasi Penyaluran: 58,7 M
- Debitur: 368 (lancar) - Outstanding : Rp.2,1 M
- KUMK: Kredit Usaha Mikro Kecil
- IEPC: Industrial Efficiency and Polcian Control - Debitur: 47.006 (macet)
5. S-SRG - PIR: Perkebunan Inti Rakyat
- Realisasi Penyaluran: Rp.145,7 M
P2A
- UPP: Unit Pelaksana Proyek - Realisasi Penyaluran: 5,5 M
- Outstanding : Rp.17,98 miliar - KLP: Kredit Listrik Pedesaan - Outstanding : Rp.5,3 M
- Kolektibilitas lancar - P2A: Pengembangan Pendidikan Akuntansi - Debitur: 11.631 (macet)
EVALUASI PENYALURAN DAN PENGANGGARAN
Penyaluran (dalam jutaan) Penganggaran (dalam jutaan)
Skema Penjaminan Skema Subsidi Bunga Skema Penjaminan Skema Subsidi Bunga
Tahun Target Realisasi Target Realisasi Tahun Alokasi Realisasi Alokasi Realisasi
2008 20,000,000 12,624,185 50,183,135 2,326,439 2008 225,000 61,649 1,124,097 77,611
2009 20,000,000 4,565,130 48,421,990 3,169,284 2009 375,000 143,172 951,058 152,069
2010 20,000,000 17,228,633 52,998,160 4,183,111 2010 375,000 223,164 944,177 183,790
2011 20,000,000 29,003,120 53,207,255 5,931,098 2011 636,188 624,165 454,355 286,931
2012 30,000,000 34,230,015 52,867,285 7,134,399 2012 801,125 1,257,299 369,299 309,154
2013 36,000,000 40,898,306 54,193,935 7,676,653 2013 824,688 1,853,367 355,897 300,567
2014 37,000,000 33,129,547 53,702,605 7,766,735 2014 2,804,390 1,409,783 411,416 405,248
Total 183,000,000 171,678,936 365,574,362 38,187,719 Total 6,041,391 5,572,599 4,610,299 1,715,369

Grafik Target vs Realisasi Penyaluran Grafik Alokasi vs Realisasi Anggaran


60000000 3000000

50000000 2500000 Skema


Skema Penjaminan
Penjaminan
Target
40000000 2000000 Alokasi
Skema Penjaminan Skema
30000000 Realisasi Penjaminan
1500000
Realisasi
Skema Subsidi Bunga
20000000 Target 1000000 Skema Subsidi
Bunga Alokasi
Skema Subsidi Bunga
10000000 Realisasi 500000
Skema Subsidi
Bunga Realisasi
0 0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
LEVERAGE REALISASI APBN THD PENYALURAN KREDIT PENJAMINAN DAN SUBSIDI BUNGA
Leverage Penjaminan dan Subsidi Bunga
Skema Penjaminan (Rp juta) Skema Subsidi Bunga (Rp juta) Leverage (kali)
Tahun Penyaluran APBN Penyaluran APBN L Penjaminan L Sub. Bunga
2008 12,624,185 1,511,649 2,326,439 77,611 8.4 30.0
2009 4,565,130 643,172 3,169,284 152,069 7.1 20.8
2010 17,228,633 2,023,164 4,183,111 183,790 8.5 22.8
2011 29,003,120 2,624,165 5,931,098 286,931 11.1 20.7
2012 34,230,015 3,257,299 7,134,399 309,154 10.5 23.1
2013 40,898,306 3,853,367 7,676,653 300,567 10.6 25.5
2014 40,297,557 3,409,783 7,766,735 405,248 11.8 19.2
Total 178,846,946 17,322,599 38,187,719 1,715,369 10.3 22.3

Grafik Leverage Realisasi APBN vs Penyaluran


Subsidi Penjaminan dan Subsidi Bunga
35.0

30.0

25.0

20.0
L Penjaminan
15.0 L Sub. Bunga

10.0

5.0

0.0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Anda mungkin juga menyukai