Dukungan Pemerintah Dalam Pembiayaan Umkm
Dukungan Pemerintah Dalam Pembiayaan Umkm
1
NAWACITA (SEMBILAN AGENDA PRIORITAS)
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-
bangsa Asia lainnya.
6.8 Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional
1) peningkatan agroindustri, hasil hutan dan kayu, perikanan, dan hasil tambang;
2) akselerasi pertumbuhan industri manufaktur;
6. Meningkatkan produktivitas
3) akselerasi rakyat danpariwisata;
pertumbuhan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa4)Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa
akselerasi pertumbuhan ekonomi kreatif; dan Asia lainnya.
7. Mewujudkan Kemandirian Ekonomi Dengan Menggerakan Sektor-Sektor Strategis
5) peningkatan daya saing UMKM dan koperasi.
Ekonomi Domestik
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
3
Variasi Program dan Sumber Dana
Dana Pemerintah bagi Masyarakat
Kredit program (penjaminan, subsidi bunga dan dana bergulir) adalah dana yg dialokasikan oleh Kementerian/Lembaga/BLU untuk kegiatan perkuatan modal
usaha dan investasi bagi usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKM) serta usaha lainnya yang berada dibawah pembinaan K/L.
Kelemahan
-Tidak dapat diyakini ketepatan sasaran (BPK 2012&2013) -Tidak dapat diyakini ketepatan sasaran - Tidak dapat diyakini ketepatan
Sasaran
1 - Penyaluran Sektor Hulu minimal 25% tidak tercapai (Audit BPK 2013) sasaran
Program
-Overlapping sasaran -Overlapping sasaran -Overlapping sasaran
Program KUR yg berbasis komersial bermanfaat besar pada Bank
Bank pelaksana masih kesulitan memilih debitur yang Kesulitan memilih debitur &
Pelaksana dan Lembaga Penjamin, tetapi mengecilkan
layak (BKF) menyalurkan kedit
kontribusinya dalam pengentasan kemiskinan (LIPI)
2 Efektifitas
Fungsi penjaminan kurang efektif, karena : Debitur tidak dapat menyediakan agunan
Dana idle besar, tidak dapat di shift
- Debitur dapat menjadi nasabah bank tanpa KUR (permasalahan yang terkait dengan sertifikasi lahan -
antar K/L antar kegiatan
- Debitur mikro menggunakan agunan (74% responden- BKF) BKF)
Pemda/Dinas terkait : - Pengeloladanabergulir terpusat di
Penjamin :
- Minimnya tenaga pendamping dari Pemda/ dinas Jakarta
- Automatic Cover, bukan case by case
terkait (BKF) - Kurangnya pembinaan pada
- Tarif IJP tunggal meski risiko berbeda (Benchmark : leveling
- Lemahnya koordinasi Pemda/dinas terkait dengan penerima yang tersebar diseluruh
berdasarkan risiko)
kementerian teknis Indonesia.
Masih rendahnya penyaluran kredit program - Dana yang disediakan pemerintah
Terfokus pada Bank Pelaksana, Lembaga Penjamin dan
dibanding dengan komitmen awal bank pelaksana sedikit
3 Skema Pemerintah Pusat cenderung memarginalkan peran Pemda (LIPI)
(BKF) - Biaya operasional tinggi
Pembayaran subsidi tiga bulan sekali memberatkan
Peran Kementerian Teknis tidak berjalan sesuai ketentuan bagi bank pelaksana karena mengganggu likuiditas Tingkat bunga ke end user tinggi
dan cash flow (BKF)
Linkage program KUR pola executing dan channeling masih perlu - Banyaknya skema (5 jenis skema) subsidi bunga
Overlapping komoditas yg dibiayai
dikaji ketepatan sasarannya - Overlapping komoditas ygdibiayai tiap2 skema
Perubahan kebijakan KUR yang tidak searah lagi dengan prinsip Produk hukum berbeda untuk masing-masing skema
dasar dalam penyaluran KUR (diberikan kepada debitur yang dan belum ada peraturan induk yang menaungi
Landasan Terdapat beberapa regulator untuk
4 bankable – BKF) semua skema
Hukum setiap pengelola dana bergulir
Landasan hukum program subsidi bunga hanya
Landasan hukum program KUR belum kuat (MoU)
berupa PMK
Kelebihan
Meskipun kurang tepat sasaran, akan tetapi program KUR menghasilkan
Terdapat peningkatan omzet, laba serta aset dari Meningkatkan tenaga kerja pada
1 Outcome Outcome/Impact yang positif. Rata-2 kenaikan tenaga kerja: 22% per
penerima kredit program (IPB) UMKM
debitur(BKF)
- DirektoratJenderal Perbendaharaan-
SKEMA KREDIT PROGRAM TERINTEGRASI
• Kemenko
• K/L Teknis Regulasi, supervisi
Komite Kebijakan
SKEMA 1: SUBSIDI BUNGA • Kemenkeu
2g Tim
1d Subsidi bunga Independen
2f
Data Debitur, Akad, transaksi
1c
1c Lakukan Assessment
Laporan
Proposal
Laporan
Proposal
Tim Independen:
Assessment kredit
2h
1b - Universitas
Bergulir
Fee
Dana
- Tokoh Masyarakat
Pokok + bunga
1b 2b
Perusahaan - Pegadaian
Penjamin - PNM (ventura)
Laporan
Pemda dan K/L - BPR
- dll
LKM *)
Koperasi Pendamping:
Penjaminan Pelatihan/training/ • Koperasi
Kredit Kelompok monitoring • LH dan
(B to B) Kehutanan
BANK • Perindustrian
Proposal
Proposal
Laporan
• Dll sesuai
Lapora sektor
n
Laporan
OK 1a 2a
2f
1e Pinjaman End User
2g
1f Pokok + bunga
Pelatihan/training/ monitoring 6
KONSEPSI PERBAIKAN SKEMA KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) UNTUK UMKM
2015 s.d. 2018
Membangun
Penggabungan semua skema Membangun Unit Pelatihan Menuju UMKM
untuk pembiayaan UMKM (KUR, Sistem Informasi dan yang mampu
Subsidi Bunga, Dana Bergulir) Kredit Program Pendampingan bersaing scr global
UMKM
2016
2015
KUR Baru
KUR Baru - Target Penyaluran Rp 100 Triliun
- Target Penyaluran Rp 30 Triliun - Suku Bunga 9%
2008 s.d 2014 - Suku Bunga 12% - Alokasi subsidi TA 2016 = Rp 10,5 T
- Subsidi Bunga Alokasi
KUR
KUR Mikro = 7% - Rp700 M Jenis Besaran Target
- Penyaluran Rp178,8 T KUR Ritel = 3% - Rp135 M KUR Subsidi Penyaluran
- Suku Bunga 22% KUR TKI = 12% - Rp 60 M Bunga
- Subsidi IJP 3,25% - Sektor Usaha
- Sektor usaha:
Mikro 10% 61%
Pertanian, Perikanan, Industri
Perdagangan & jasa lain :79% Pengelohan, Perdagangan, dll Ritel 4,5% 35%
Pertanian& Industri olah :21% - Realisasi per 31 Des. 2015: TKI 12% 4%
- Kredit Usaha yang dibiayai: Rp22,8 T 1.003.553 debitur
Ritel : 46%
Database SIKP:
Mikro: 54% - Database SIKP: - Alat bukti bayar subsidi
- Jumlah debitur 12,48 juta
- Alat bukti bayar subsidi - Data debitur UMKM
Subsidi Bunga - Data debitur UMKM
- Penyaluran Rp38,2 T Sektor Usaha
- Suku Bunga 5% - 8,75% 1.Temuan BPK: 1. Pertanian
a. Ketepatan Skema Subsidi Bunga Lainnya:
Dana Bergulir Sasaran 2. Perikanan
b. Efektifitas KKPE 3. Industri Pengolahan
- Penyaluran Rp25,8 T Penggabungan Skema Kredit
Penyaluran KUPS 4. Perdagangan
Total Penyaluran Rp 243 T 2. Belum ada
KPENRP
5. Jasa-jasa
Data UMKM dan penyaluran: data konkrit
jumlah UMKM Tidak dapat digabung dgn KUR karena konsepsi berbeda :
manual SSRG • KUR tdk dpt memenuhi persyaratan agunan, SSRG memiliki agunan lebih
besar daripada kreditnya.
KPP NAD NIAS akan ditutup • Dalam kondisi normal KUR dibutuhkan, sedangkan SSRG tidak
dibutuhkan (hanya dibutuhkan ketika harga jatuh saat panen). 7
2015
System Flow SIKP KPA
4. Tagihan Subsidi
5. Verifikasi
Subsidi
6. Pembayaran
Subsidi
Stakeholders
2016
7. Monitoring/
Reporting
2. Download
Calon Debitur
Potensial Bank
1. Upload
Calon Debitur
Kementerian Teknis Potensial
3. Upload Debitur
dan Data Transaksi
Pemerintah Daerah
Existing IT
System
SIKP
LKM, Koperasi/Kelompok Perusahaan
Penjamin
9
1. Pengertian SIKP
• Sistem Informasi Kredit Program yang selanjutnya disingkat SIKP adalah sistem informasi elektronik
yang digunakan untuk menatausahakan dan menyediakan informasi penyaluran Kredit Program
• Pengguna yang memiliki akses SIKP pada Pemerintah Daerah adalah pejabat/pegawai yang ditunjuk pada Pemerintah Daerah.
TERIMA KASIH
12
Proses Pembayaran Subsidi Bunga KUR
H-1 H-2 H-3 H-4 H-5 H-6 H-7 H-8
KPPN
KPA KPA
Indonesia $ 3.492 s.d. Rp 50 Jt s.d. Rp 300 Jt s.d. Rp 500 Jt s.d. Rp 2,5 M s.d. Rp 10 M s.d. Rp 50 M
Industri Pengolahan:
Industri Pengolahan: Aset s.d. Rps 5 Crore Industri Pengolahan:
India $ 1.596 Aset s.d. Rps 25 Lakh Aset s.d. Rps 10 Crore
~ Rp 515 Jt ~ Rp 10,3 M ~ Rp 20,6 M
Sektor Jasa: Sektor Jasa: Sektor Jasa:
Aset s.d. Rps 10 Lakh Aset s.d. Rps 2 Crore Aset s.d. Rps 5 Crore
~ Rp 206 Jt ~ Rp 4,12 M ~ Rp 10,3 M
Ukuran aset/omset UMKM berbanding lurus dengan pendapatan per capita. Semakin tinggi pendapatan per kapita, semakin besar
ukuran aset/omsetnya 14
KREDIT PROGRAM
30.0
25.0
20.0
L Penjaminan
15.0 L Sub. Bunga
10.0
5.0
0.0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014