jonny_pranata007@yahoo.com
ABSTRAK
Jalan merupakan salah satu prasarana perhubungan darat yang mempunyai peranan
penting bagi kehidupan manusia. Selain perencanaan geometric jalan, perkerasan jalan merupakan
bagian dari perencanaan jalan yang harus direncanakan secara efektif dan efisien, karena
kebutuhan tingkat pelayanan jalan semakin tinggi. Jalan Parit Haji Muksin II merupakan salah
satu bagian jalan di kabupaten Kubu Raya yang baru selesai pengerjaannya. Pekerjaan jalan ini
menggunakan perkerasan kaku, agar perkerasan tahan sampai pada masa layannya, maka perlu
metode desain yang tepat dalam perencanaannya. Terdapat banyak metode untuk mendesain tebal
pelat beton ini, diantaranya metode Bina Marga 2003 dan AASHTO 1993. Tugas Akhir ini bertujuan
untuk menganalisis alternatif desain tebal perkerasan mengkaji pada parameter perencanaan kedua
metode, perencanaan tebal pelat beton, dan melakukan analisa perbandingan hasil kedua metode.
Metode ini dimulai dengan pengumpulan data primer berupa data lalu lintas dan data
tanah. Setelah itu pengumpulan data sekunder yang berupa data pertumbuhan lalu lintas dan data
hidrologi, kemudian dilakukan perhitungan tebal pekerasan dengan menggunakan kedua metode,
dan hasil perhitungannya lalu dilakukan perbandingan antara kedua metode tersebut. Dalam
perencanaan perhitungan tebal pelat dibutuhkan parameter input untuk masing-masing metode.
Parameter input perencanaan tebal perkerasan untuk metode Bina Marga 2003 adalah parameter
lalu lintas, tanah dasar, pondasi bawah, pondasi bawah material berbutir, dan kekuatan beton.
Parameter input perencanaan tebal perkerasan untuk metode AASHTO 1993 adalah parameter lalu
lintas, modulus reaksi tanah dasar, material konstruksi perkerasan, realibility, dan koefisien
drainase. Untuk studi kasus yaitu pada jalan parit haji muksin II, Kubu Raya, tebal pelat beton
berdasarkan perhitungan metode Bina Marga 2003 adalah 16 cm, sedangkan berdasarkan metode
AASHTO 1993 adalah 15 cm. Selisih yang didapat cukup kecil yaitu 1 cm. Hal ini dikarenakan
perbedaan parameter input dari masing-masing metode dan data lalu lintas kendaraan yang
melintasi jalan tersebut yang cukup kecil.
Kata kunci: Tebal perkerasan, Kaku, Bina Marga 2003, AASHTO 1993
2
strenght) umur 28 hari, yang didapat ekivalen, sebelum menetukan
dari hasil pengujian balok yang repetisi ijin harus menentukan faktor
besarnya 30-50 kg/cm2. rasio tegangan (FRT).
e. Faktor erosi dan tegangan ekivalen FRT =
3
3.4. Perhitungan Tebal Perkerasan a. Tahap I
Langkah-langkah perencanaan Kegiatan pengumpulan data Primer,
tebal pelat menggunakan metode pada pelaksanaan pekerjaan rigid
AASHTO 1993 adalah : pavement ruas jalan Parit Haji
a. Mengetahui data-data lalu lintas Muksin II berupa data tanah dan data
yang meliputi : lalu-lintas.
1. Umur rencana, biasanya antara b. Tahap II
20 sampai 40 tahun. Merupakan perhitungan tebal rigid
2. Menentukan faktor distribusi pavement pada ruas jalan Parit Haji
arah dan distribusi lajur. Muksin II dengan menggunakan
3. Data lalu lintas harian rata-rata. metode Bina Marga 2003 dan
4. Faktor pertumbuhan lalu lintas. AASHTO 1993.
b. Menghitung modulus reaksi tanah c. Tahap III
dasar berdasarkan nilai CBR. Membandingkan tebal perkerasan
c. Menghitung modulus elastisitas hasil perhitungan Bina Marga 2003
beton berdasarkan nilai kuat tekan dan AASHTO 1993.
beton. d. Tahap IV
d. Menghitung realibility. Menjelaskan hasil perhitungan tebal
e. Menghitung nilai standar deviasi perkerasan dan pembahasan secara
berdasarkan. jelas dan singkat.
f. Menghitung nilai serviceability e. Tahap V
index berdasarkan terminal Menjelaskan kesimpulan dan saran
serviceability dan initial yang didapat dari penelitian yang
serviceability. telah dilakukan.
g. Menghitung koefisien drainase
menggunakan. 5. ANALISA DAN PEMBAHASAN
h. Menghitung load transfer coefficient. Perhitungan Tebal Perkerasan
i. Menghitung perencanaan tebal Kaku Metode Bina Marga 2003 Dari data
perkerasan. yang diperoleh dan hasil survey yang
telah dilakukan dilapangan diketahui
4. METODE PENELITIAN data parameter perencanaan adalah
Untuk pelaksanan penelitian ini, sebagai berikut:
peneliti menggunakan data primer yang K = K-300
didapat dari nilai DCP dan data jumlah CBR tanah dasar = 3,1 %
kendaraan dari survey langsung Kuat tarik lentur (fcf) = 4,1 Mpa
dilapangan. Adapun tinjauan lokasi Bahan pondasi bawah =Stabilisasi
penelitian ini adalah Jl. Parit Haji Muksin semen 15 cm
II - Kuburaya, dimana terdapat CBR effektif = 25%
peningkatan rehab jalan menggunakan Data lalu-lintas harian rata-rata 2016:
perkerasan kaku (Rigid Pavement) 1. Mobil pribadi = 901
dengan panjang ±600 meter dan lebar ±5 smp/hari.
meter. 2. Mobil hantaran = 382
Adapun tahap-tahap dalam smp/hari.
penelitian ini adalah, sebagai berikut: 3. Bus = 5 smp/hari.
4. Truck 2 as 13 Ton = 104
smp/hari.
4
Direncanakan perkerasan kaku untuk analisa lalulintas harus diketahui jumlah
jalan 1 lajur 2 arah untuk jalan local. sumbu kendaraan berdasarkan jenis dan
Langkah-langkah perhitungan tebal pelat bebannya seperti tabel 2 dibawah ini.
Analisa lalulintas Dalam melakukan
Jenis Konfigurasi Beban Sumbu Jumlah Jumlah Jumlah STRT STRG STdRG
Kendaraan (ton) kendaraan(b sumbu per sumbu
h) kendaraan (bh)
(bh)
BS JS BS JS BS JS
RD R RG R (ton) (to (to (to (to (to
B D G n) n) n) n) n)
B
-1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 -11
Mobil 1 1 - - 1283 - - - - - - - -
Penumpa
ng
Bis 3 5 - - 5 2 10 3 5 5 5 - -
5
Tabel 2. Perhitungan Repitisi sumbu Rencana
1 2 3 4 5 6 7=(4)x(5)x(6)
6
Tabel 3. Analisa Persentase Fatik dan Erosi Umur Rencana 20 Tahun
Keterangan: TE = Tegangan Ekivalen ; Karena % rusak fatik dan erosi lebih kecil
FRT = Faktor Rasio Tegangan dari 100% maka tebal plat diambil 160
mm.
22,5 mm 22,5 mm
Tulangan ruji Ø 28 mm
Gambar 1. Sambungan Susut Melintang Dengan Ruji
7
Lebar truk = 180 cm = 70,86 in E (modulus elastisitas pelat) = 9600√260
Nilai k (modulus daya dukung tanah) = 154795,35 kg/cm2
didapat dari lampiran 4 = 4,1kg/cm2 P = 2500 kg = 5519 lb
P = Beban transfer
( , ).( )
l (radius kekakuan relatif) = (
= = 60,529 cm
µ, ) ( , ).( , )
Untuk perhitungan dowel ini Pavement Design ( E.J Yoder &
menggunakan Analisis Frieberg yang M.W.Witczak), digunakan rumus (3.29)-
diambil dalam buku Principles of (3.39).
180 cm
1,8 l = 108,953 cm
A B 16 cm
30
0,10
0,32
0,53
0,77
1,00
0,10 0,10
0,32 0,32
0,54 0,54
0,77 0,77
1,00
8
, 1. Menghitung Data-data Lalu lintas
fb = 4267 = 4125 psi
Berdasarkan survei yang dilakukan di
ϭ < fb dowel dengan diameter 28
lapangan untuk menghitung traffic
mm, panjang 450 mm dan jarak 300 mm
design/equivalent single axle load
memenuhi syarat untuk digunakan pada
(ESAL) digunakan persamaan: Rumus
sambungan melintang.
umum desain traffic (ESAL = equivalent
single axle load).
5.2. PERHITUNGAN TEBAL
PERKERASAN KAKU METODE
W18 =∑ x VDj x DD x DL x 365
AASHTO 1993
Dari data yang telah diperoleh dan
Dengan menggunakan persamaan diatas
hasil survey yang telah dilakukan
dapat dihitung W18 untuk jenis
diperoleh nilai CBR 3,1% maka
kendaraan tertentu. Hasil perhitungan
diketahui data parameter perencanaan
W18 dapat dilihat pada tabel 4.12:
adalah sebagai berikut :
9
ruji sisi bebas
h/4 = 4,5
h = 150 mm
22,5 mm 22,5 mm
Tulangan ruji Ø 28 mm
Gambar 3. Sambungan Susut Melintang Dengan Ruji
1,8 . l = 101,749 cm
A B 15 cm
30
0,24
0,49
0,75
1,00
0,24 0,24
0,49 0,49
0,75 0,75
1,00
10
Yo= (2+ memenuhi syarat untuk digunakan pada
.( , ) .( . ). ( , )
sambungan melintang.
0.667. 0,2 ) = 0,00096 in
Bearing stress pada beton di permukaan
dowel :
Ϭ = K . Yo = 1,5 . 106 . 0,00096 = 1442
pci
Bearing stress yang diizinkan :
fb =
fc = 300 kg/cm2 = 4267 psi
,
fb = 4267 = 4125 psi
ϭ < fb dowel dengan diameter 28
mm, panjang 450 mm dan jarak 300 mm
Tabel 5. Rekap Hasil Perhitungan Metode Bina Marga 2003 dan AASHTO 1993
No Perhitungan Bina Marga 2003 AASHTO 1993
1. CBR 5% 5%
2. Modulus reaksi tanah - 387 pci
dasar
3. Lalu lintas:
-LHR 109 smp/hari -
-ESAL pertahun - 57009
-ESAL 20 tahun 1.207.873 2.369.706
4. Pertumbuhan lalu lintas 4,94 % 4,94 %
5. Reliabilitas - 80%
6. Standard deviasi (So) - 0,40
7. Standard normal deviasi - -0,841
(ZR)
8. Serviceability
-Initial serviceability (Po) - 4,5
11
Dari hasil perhitungan tebal pelat diperoleh Pt sebesar 2,0. Nilai beban
perkerasan kaku antara metode Bina gandar standar ekivalen (ESAL)
Marga 2003 dan AASHTO 1993 di dapat diperoleh berdasarkan jumlah ESAL
tebal pelat pada metode Bina Marga 2003 tiap-tiap jenis kendaraan. Untuk nilai
yaitu 16 cm dan pada AASHTO 1993 keseluruhan kendaraan diperoleh ESAL
yaitu 15 cm, hal ini dikarenakan 57009 pertahun dan ESAL selama umur
perbedaan parameter input dan rumus rencana 20 tahun yaitu sebesar
yang digunakan untuk menghitung data 2.369.706. Faktor distribusi lajur ini
hasil dari penilitian dilapangan seperti diasumsikan mempunyai 1 lajur, maka
yang ditunjukan pada tabel 6 Didapat nilai persen untuk lajur rencana diambil
nilai CBR dilapangan yaitu 3,1%, setelah 100 %. Tingkat reliabilitas tergantung
dilakukan stabilisasi menggunakan lean volume lalu lintas ataupun klasifikasi
mix concrete setebal 15 cm nilai CBR jalan yang direncanakan. Klasifikasi
dianggap 5%. Faktor pertumbuhan lalu jalan termasuk ke jalan dalam kota dan
lintas sebesar yaitu 4,94%. Volume lalu berfungsi sebagai jalan lokal, maka
lintas untuk kendaraan jenis truk 2 as 13 tingkat reliabilitas diambil sebesar 80 %.
ton diperoleh 104 smp/hari, untuk bus Dari nilai tingkat reliabilitas ditentukan
diperoleh 5 smp/hari. Jadi jumlah nilai ZR sebesar -0,841. Pada parameter
keseluruhan kendaraan berjumlah 109 input untuk metode Bina Marga 2003
smp/hari. Pada metode AASHTO 1993 rumus yang digunakan sudah disesuaikan
diperoleh nilai serviceability pada awal dengan keadaan iklim, topografi dan
umur rencana (Po) sebesar 4,5 indeks kondisi lapangan di Indonesia.
permukaan pada akhir umur rencana
Tabel 6. Perbedaan Pada Perhitungan Tebal Pekerasan Kaku Pada Metode Bina Marga
2003 dan AASHTO 1993
Bina Marga 2003 AASHTO 1993
No
1 Pada perhitungan CBR tanah, data Pada perhitungan CBR tanah, data yang
yang diperoleh hasil perhitungan CBR diperoleh hasil dari perhitungan CBR
dapat langsung digunakan pada dipakai lagi untuk menghitung modulus
perencanaan. reaksi tanah dasar (k) terlebih dahulu
2 Perhitungan pada metode ini jauh lebih Sedangkan pada metode ini perhitungan
sedikit dibandingkan AASHTO 1993 lebih banyak dari Bina Marga yaitu ada
dikarenakan tidak ada menentukan menentukan nilai parameter Reliability
parameter Reliability (R), Standar (R), Standar Normal Deviasi (ZR),
Normal Deviasi (ZR), Standar Deviasi Standar Deviasi (So), dan parameter
(So), dan parameter Serviceability Serviceability seperti (pt) dan (po)
seperti (pt) dan (po)
3 Tebal perkerasan yang diperoleh yaitu Tebal perkerasan yang diperoleh yaitu
16 cm yang lebih tebal dibandingkan 15 cm yang lebih tipis dibandingkan
AASHTO 1993 yaitu 15 cm, sehingga Bina Marga 2003 yaitu 16 cm, sehingga
dari segi biaya metode ini lebih mahal dari segi biaya metode ini lebih
dibandingkan AASHTO 1993 jika ekonomis dibandingkan metode Bina
digunakan mutu beton yang sama yaitu Marga 2003 jika mutu beton yang
K-300. digunakan sama yaitu K-300
12
6. KESIMPULAN DAN SARAN lalu lintas meliputi jenis
6.1. Kesimpulan kendaraan, pertumbuhan lalu
Dari hasil perhitungan pada setiap lintas, demage factor, umur
bab pada perencanaan perkerasan kaku recana, faktor distribusi arah,
dengan metode Bina Marga 2003 dan faktor distribusi lajur dan
AASHTO 1993 pada ruas jalan Parit.haji Equivalent Single Axle Load
muksin II sepanjang 530 meter dapat (ESAL) selama umur rencana.
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. Tebal pelat beton berdasarkan 6.2. Saran
perhitungan metode Bina Marga a. Karena pada perkerasan kaku
2003 dengan mutu beton K-300 tidak terlalu memerlukan
adalah 160 mm atau 16 cm, perawatan yang sangat rumit dan
sedangkan berdasarkan sangat baik untuk melayani
AASHTO 1993 dengan mutu tingkat pertumbuhan lalu lintas
beton K-300 adalah 150 mm atau dan kondisi tanah di jalan Parit
15 cm. Hal ini dikarenakan haji muksin II, sehingga pada
perbedaan parameter input dari perencanaan perkerasan kaku
masing-masing metode. metode Bina Marga lebih
Perencanaan sambungan (dowel) disarankan digunakan dalam
untuk perkerasan kaku metode melakukan perencanaan
Bina Marga 2003 dan AASHTO perkerasan jalan karena,
1993 dengan umur rencana 20 perhitungan yang dibuat sudah
tahun menggunakan dowel sesuai atau mendekati dengan
dengan diameter 28 mm, panjang kondisi regional di indonesia.
450 mm dan jarak 300 mm yang b. Dikarenakan pada perencanaan
memenuhi syarat untuk perkerasan kaku pada
digunakan pada sambungan perencanaan jalan diparit Haji
melintang. Muksin II ini hanya
b. Parameter input perencanaan membandingkan dengan dua
tebal perkerasan kaku untuk metode, maka disarankan untuk
metode Bina Marga 2003 adalah penelitian dan perhitungan
parameter lalu lintas, tanah dasar selanjutnya digunakan metode
dan kekuatan beton. Parameter lainnya sebagai pembanding
lalu lintas meliputi lajur rencana, seperti metode Road Note
koefisien distribusi, umur (Inggris) atau NAASRA
rencana, pertumbuhan lalu lintas, (Australia).
lalu lintas rencana dan faktor c. Pada saat pelaksanaan pekerjaan
keamanan beban. dilapangan disarankan agar
c. Parameter input perencanaan pekerjaannya sesuai dengan
tebal perkerasan kaku metode literatur dan peraturan-peraturan
AASHTO 1993 adalah yang sudang ditetapkan, agar
parameter lalu lintas, modulus hasil dari pekerjaan tersebut
reaksi tanah dasar, reability, dan dapat sesuai dengan perencanaan
koefisien drainase. Parameter yang telah ditentukan.
13
DAFTAR PUSTAKA Ari Suryawan, Perkerasan Jalan Beton
Direktorat Jendral Bina Marga., (2003). Semen Portland (Rigid
Perencanaan Perkerasan Jalan Pavement), Penerbit Beta Offset
Beton Semen. Departemen Yogyakarta.
Pemukiman dan Prasana
Wilayah, Jakarta AASHTO., Guide For Design Of
Pavement Structures 1993 (1986),
Departement Pekerjaan Umum,(1988) American Association Of State
Petunjuk Perencanaan Highway and Transportation
Perkerasan Kaku (Rigid Officials (Washington D.C
Pavement), SKBI 2.3.28 1988,
Jakarta .
14