Pada kondisi metabolik tertuntu disertai oksidasi asam lemak dengan kecepatan
tinggi,hati menjumlah kn besar senyawa aseotoaset dan D(-)3- hidroksibutirat (-
hidroksibutirat). Senyawa asetoesat terus-menerus mengalami dekar boliksasi sponta sehingga
menghasil kan aseton. Ketiga substansi ini secara kolektif dikenal sebagai badan keton (juga
disebut badan aseton atau [secara keliru*] senyawa “kenton”).asetoasetat dan 3-hidr0ksibutirat
mengalami interkonversi oleh enzim mitokondrial D(-)-3-hidroksibutirat dehidrogenase;
ekuilibrium reajsi interonversi tersebut dikontrol oleh rasio [NAD+] terhadap [NADH] didlam
mitrokrodia, yaitu status redoks. Rasio [3-hidrokstributirat]/[asetiaseta] didalam darah bervariasi
antara 1:1 dan 10:1.konsentrasi total badan keton di dalam dara mamalia yang diberikan
makanan kenyang biasanya tidak melampui 0,2 mmol/L. nilai agak lebi tinggi pada hewan
pemamah-biak, mengingat adanya pembentukan 3-hidrokasibutirat dari asam butira ( produk
fermentasi ruminal) di dinding usus pada hewan pemamah biak. Ekskresi badan keton melalui
urinne biasanya kurang dari 1 mg/24 jam pada manusia.
Secara ini vivo hati tampalnya menjadi satu-satunya organ pada spesis bukan pemamah-
biak yyang menambah kan badan keton dengan jumlah bermakna kedalam darah.jaringan
ekstra-hepatik akan menggunakan badan keton sebagi subtrat respirasi.sumber-sumber badan
keton ekstrahepatik, seoerti epitalium usus pada hewan pemamah biak yang diberi makan
kenyang,tidakturut menimbulkan kedadn ketosis secara bermakna pada spesi ini.
Aliran neto badan keton dari hati kejaringan ekstrahepatik terjadi pada akibat mekanisme
enzimatik aktif dihati untuk memproduksinbadan keton,yang digabungkan dengan aktivitas
yang sangat rendah pada enzim yang bertanggung jawab atas penggunaan badn keton
tersebut.situasi yang terbaik terjadi dalam jaringan ekstrahepatik.
Walaupun hati dilengkapi dengan mekanisme enzimatik yang aktif untuk produksi
astoasetat dari asetoasetil – koA, asetoas yang sudah terbentuk tidakdapat diaktifitas kembali
secara langsung di hati, kecuali di alam sitosol tempat senyawa tersebut merupakan prekursor
pada sintesis kolestro, yaitu suatulintasan yang kurang aktif.
Asetil koA yang terbentuk lewat reaksi ini akan dipecah menjadi aseti koA oleh enzin
tiloase dan dioksidasi di jaringan ekstrahepatik sebanding dengan konsentrasinya di dalam darah.
Jika kadarnya dalam darah. Jika kadarnya dalam darah meningkat, oksidasi badan keton akan
meningkat, dan pada konsentrasi badab keton sekitar 12mmol/L, akan menjenuhkan mesin
oksidatif. Kalau hal ini terjadi, sebagian besar konsumsi oksigen dapat terpakai untuk oksidasi
bahan keton.
Sebagian besar bukti memberikan kesan bahwa ketonemia terjadi karena peningkatan
produksi badan keton oleh hati, dan bukan karena defisiensi dalam pemakaiannya oleh
jaringan ekstrahepatik. Hasil hasil eksperimen terhadap sejumlah tikus yang telah dibuang
penkreasnya mendukung kemungkinan bahwa ketosis pada penderita diabetes berat dapat
ditingkatkan oleh berkurangnya kemampuan untuk mengatobolisasi badan keton.
Pada ketonemia sedang, kehilanban badan keton lewat urine hanya beberapa persen dari
jumlah seluruh produksi dan kegunaan badan keton. Karena terdapat sejumlah efek yang mirip
ambang ginjal (bukan ambang sebenarnya ) dan bervariasi antar spesies serta antar individu,
pengukuran ketonemia merupakan metode yang lebih disukai unutuk menilai intensitan ketosis.
1) Pengontrolan mula-mula dilaksanakan di jaringan adipose. Ketosis tidak terjadi secara in vivo
kecuali terhadap kenaikan kadar asam lemak dedas di dalam darah yang timbul dari proses
liposis triasilgliserol di jaringan adiposa. Asam lemak bebas merupakan prekursor nadan
keton di hati. Baik dalam keadaan lapar maupun kenyang., hati mengekstrasi sekitar 30%
atau lebih asam lemak bebas yang melintasinya sehingga pada konsentrasi asam lemak bebas
yang tinggi, aliran asam lemak yang melintasi hati sangat besar. Karena itu, factor yang
mengatur mobilisasi asal lemak bebas dari jaringan adipose sangant penting dalam
mengontrol ketogenesis.
2) Salah satu dari dua peristiwa asam lemak bebas setelah ambilan oleh hati dan sesudah
diaktifkan menjadi asil koA, yaitu : Asam lemak bebas tersebut akan mengalami β-oksidasi
menjadi CO2 atau esterifikasi menjadi triasilgliserol dan fosfolipid. Pengontrolan dilakukan
terhadap masuknya asam lemak bebas ke dalam lintasan oksidatif, dan sisa dari ambilan asam
lemak akan mengalami eksterifikasi. Kapasitas untuk ekstrifikasi tampaknya tidak membatasi
kecepatan reaksi.
3) Asetil koA yang terbentuk pada β-oksidasi akan teroksidasi di dalam siklus asam sitrat, atau
memasuki lintasan ketogenesis untukn membentuk badan keton. Bersamaan dengan
meningkatnya kadar asam lemak bebas serum maka secara proporsional akan lebih banyak
lagi asam lemak bebas di konversi menjadi badan keton dan sedikit yang teroksidasi lewat
siklus asam sitrat menjadi Co2. Pemisahan asetil-koA antara lintasan ketogenik dan lintasan
oksidasi menjadi CO2 doatur begitu rupa sehingga total energy bebas yang tertangkap dalam
bentuk ATP sebagai hasil oksidasi asam lemak bebas tetap konstan.
ASKEP KLINIS
Defek yang diwariskan pada enzim-enzim pada β-oksidasi dan menimbulkan keadaan
hipoglekimia nonkitotik koma dan fatty liver. Definisi enzim 3-hidroksiasil koA dehidrogenesis
rantai panjang dapat menyebabkan penyakit fatty liver yang akut pada kehamilan. Defek pada
3-hidroksiasil-koA dihidrogen rantai pendek pada 3-cketoasil koA teolase di dalam gen juga
diketahui. Demikian pula telah dilaporkan adanya kelainan bawaan ketogenesis, seperti
defisiansi HMG-koA liase.
Penyakit muntah jamaika (Jamaican vomiting sickness) terjadi makan buah mentah
pohon akee yang mengandung toksin hipogilsin sehingga mengiingaktivasi enzim asil-koA
dehidroganase rantai pendek,mengahambat reaksi β-oksidasi dan menyebabkan hipoglikemia
dengan enkskresi asam mono-sertai dikarboksilat rantai sedang dan pendek.
Penyakit refsum merupakan gangguan neurologi yang jarang dijumpai dan terjadi akibat
akumulasi asam fitanat yang terbentuk senyawa fitol,yaitu suatu unsure kloropil yang ditemukan
pada bahan pangagn nabati
Sindrom zellweger (serebrohepatorenal) terjadi pada orang yabg tidak memiliki
peroksisom disemua jaringan tubuhnya,kelainan yang langkah ini bersifat diwariskan.
Keadaan terdapatnya badan keton dengan jumlah yang lebih tinggi dari pada nilai
normalnya didalam darah menujukan ketonnemia (hiperketonemia),sementara peningkatan
badan keton diurine dinamakan ketonnuria. Keseluruhan keadan tersebut disebut ketosis.
Ekskresi yang terus menerus akan menyebabkan hilangnya sejumlah kation pendapar
(kendati terdapat produksi amunia oleh ginjal) yang secara progresis meninbulkan berkurangnya
simpanan alkali sehingga terjadi ketoasidosis. Keadan ini akan berakibat patal pada kasus
diabetes melitus yang tak terkontrol.
Bentuk keton yang sederhana terjadi pada kleadaan kelaparan dan melibat kan
berkurangnya karbon hidrat yang ada derngan diikuti oleh mobilisasi asam lemak bebas.