Anda di halaman 1dari 15

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Dalam sebuah sel, terdapat banyak organel yang saling terkoneksi satu sama
lain dan saling bekerja sama untuk menghidupkan sel tersebut dan menjaga
keberlangsungan sel tersebut. Salah satu dari organel tersebut adalah mitokondria,
yakni organel yang berperan penting dan bertanggung jawab dalam respirasi
aerob, yakni pembentukan energy dalam bentuk ATP. Pembentukan ATP ini sendiri
terdiri dari beberapa tahap, yakni glikolisis, siklus Krebs, serta transpor elektron.
Berdasarkan latar belakang inilah, penulis membuat makalah ini yang mengenai
struktur, fungsi, dan cara kerja mitokondria, untuk mendeskripsikan lebih jauh
mengenai mitokondria.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah ada di atas, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah struktur dari Mitokondria?
2. Apakah fungsi dari mitokondria?
3. Bagaimanakah cara kerja mitokondria?
1.3 Tujuan
Makalah ini sendiri bertujuan untuk:
1. Mendsekripsikan bagian-bagian dari mitokondria.
2. Mendeskripsikan fungsi dari mitokondria.
3. Menjelaskan mekanisme/cara kerja mitokondria dalam sel.
1.4 Metode Penelitian
Dalam pengerjaan makalah ini, penulis menggunakan metode penelitian studi
pustaka melalui beberapa buku referensi dan sumber-sumber dari internet yang
dapat dipercaya.

BAB II
STRUKTUR MITOKONDRIA

2.1. Struktur Mitokondria

Sitoplasma yang terdapat di dalam hampir semua sel-sel eukariotik memiliki


mitokondria, meskipun terdapat pengecualian, yakni pada protista Chaos (Pelomyxa)
carolinensis. Mitokondria secara khusus banyak terdapat di dalam sel dan bagian-

1
bagian sel yang berkaitan dengan proses-proses aktif. Sebagai contoh, dalam
protozoa berflagel atau di dalam sperma mamalia, mitokondria terkonsentrasi di dasar
flagelum atau flagela. Pada otot jantung, mitokondria mengelilingi bagian-bagian otot
yang berkontraksi. Dengan demikian, berdasarkan persebarannya, dapat diketahui
bahwa mitokondria ikut terlibat dalam produksi energi dalam tubuh.
Mitokondria memiliki diameter sekitar 0.5-1 µm hingga 7 µm. Bentuk dan jumlah
mitokondria yang ada dalam sebuah sel bergantung pada jaringan tertentu.
Mitokondria dapat berbentuk seperti lingkaran, batang maupun badan berserabut.
Namun struktur umumnya tetaplah sama. Jumlah mitokondria dalam tiap sel bervariasi
bergantung pada energi yang dibutuhkan. Jaringan-jaringan yang melakukan fungsi
metabolisme aerob seperti otot rangka dan otot lambung memiliki jumlah mitokondria
lebih banyak daripada jaringan lainnya.

Gambar 2.1.1 Diagram 2 dimensi mitokondria (sumber: Ivy-Rose.co.uk)


Mitokondria memiliki dua membran, masing-masing tersusun oleh fosfolipid
bilayer. Kedua membran tersebut memiliki perbedaaan pada wujud serta sifat fisis dan
kimiawinya. Hal inilah yang membedakan fungsi masing-masing membran tersebut
pada mitokondria. Membran luar mengelilingi struktur mitokondria secara keseluruhan.
Membran dalam mengelilingi matriks yang berisi cairan dan membentuk lekukan-
lekukan ke dalam matriks yang disebut krista (cristae, tunggal: crista). Krista-krista
tersebut dapat memperbesar permukaan membran dalam sehingga terbentuk daerah
antara membran luar dan membran dalam, ruang intermembran. Membran dalam
memegang peranan penting mitokondria yaitu fosforilasi oksidatif.

Gambar 2.1.2 Chemiosmosis dalam ruang intermembran


(sumber:http://users.rcn.com/jkimball.ma.ultranet/BiologyPages/C/CellularRespiration.h
tml)

2
Membran dalam dan membran luar tersusun atas komposisi fosfolipid dan
perbandingan protein terhadap lemak yang berbeda. Untuk membran luar,
perbandingan protein-lemak adalah 50:50, dan protein yang ada memiliki sedikit fungsi
enzimatik atau transport. Sedangkan pada membran dalam, perbandingannya adalah
80:20.
Membran luar mitokondria memiliki protein integral pada membran, disebut
porin, yang membentuk saluran permeabel untuk memfasilitasi berbagai macam
molekul keluar masuk mitokondria. Molekul-molekul sebesar 10 kilodalton bahkan
kurang dari itu, seperti ion, molekul nutrisi, ATP, dan ADP dapat dengan mudah
melewati membran luar. Membran dalam mengandung 5 kelompok protein integral
membran, yaitu:

1. NADH dehidrogenase,
2. Suksinat dehidrogenase,
3. Sitokrom c reduktase (juga dikenal sebagai sitrokom b-c),
4. sitokrom c oksidase,
5. ATP sintase.

Membran dalam mitokondria tidak terlalu permeabel dibandingkan dengan membran


luar, karena itu membran dalam dapat mendegradasi molekul-molekul yang masuk
melalui pemisahan matriks dari lingkungan sitosolik. Terdapat beberapa sistem antiport
pada membran dalam yang menyebabkan pertukaran anion dengan sitosol dan
matriks mitokondria. Beberapa contohnya adalah phospate-OH- exchanger, the
adenine nucleotide translocase, mono-, di- and tricarboxylate carriers, dan the
aspartate-glutamate shuttle.

2.2. Definisi Bagian-bagian Mitokondria

Berikut akan dilampirkan tabel definisi bagian-bagian pada mitokondria untuk


pemahaman lebih jauh.
Tabel 2.1.1 Definisi bagian-bagian pada mitokondria

No. Bagian Definisi


1 Membran Luar Membran luar mitokondria bersifat permeabel
terhadap oksigen, piruvat, dan molekul-molekul
lainnya.
Ketebalan: tebal lapisan luar sekitar 40 Å = 4 nm
2 Membran Dalam Bagian-bagian yang menyusun membran dalam
disebut krista terlapisi oleh banyak partikel-partikel
kecil, bulatan-bulatan membran dalam, yang mana

3
bagian kepala terletak pada daerah matriks pada
membran dalam.

Kebanyakan reaksi kimia yang terjadi pada


mitokondria berlangsung di membran dalam.
Terdapat sistem transpor elektron dan ATPase
complex di dalamnya:
 Sistem transpor elektron – menghasilkan
gradien proton
 ATPase complex – menggunakan gradien
proton untuk memproduksi ATP dari ADP

Membran dalam merupakan tempat fosforilasi


oksidatif.

Ketebalan: Tebalnya hampir sama dengan


membran luar yakni sekitar 40 Å = 4 nm.

3 Ruang Intermembran Ruang antara membran luar dan membran dalam


memiliki konsentrasi proton yang tinggi disebabkan
sistem transpor elektron pada membran dalam.
4 Krista Kuantitas dan bentuk krista dapat bervariasi.
Stalked particles atau disebut juga bulatan
membran dalam (inner-membrane sphere):
 Kepala, bagian “sphere”, berada pada sisi
matriks membran dalam – berseberangan
dengan ruang intermembran.
 Setiap inner-membrane sphere memiliki:
 Kepala atau “sphere” berdiameter 8-
9 nm
 Stalk dengan lebar 30-35 Å dan
panjang 45-50 Å.
 Memiliki protein F1 dan F0

Inner membrane sphere memiliki peranan penting


pada produksi ATP dalam mitokondria.

4
5 Matriks Mitokondria
Matriks meitokondria mengandung campuran
a. Enzim
raturan enzim berkonsentrasi tinggi. Termasuk
enzim-zenzim yang terlibat dalam siklus Krebs,
kecuali dehidrogenase suksinat yang terletak pada
permukaan membran dalam.
b. Ribosom
Ribosom di dalam mitokondria merupakan tipe 70S
– seperti pada sel-sel prokaryot (bakteri), berbeda
dengan tipe 80S yang ada pada banyak sel
tumbuhan dan hewan. Ribosom ini dapat
mensintesis protein.
c. DNA
Mitokondria memiliki materi genetiknya sendiri
mitokondria
serta kemampuan untuk memproduksi RNA dan
protein. Semua DNA mitokondria merupakan
induk. DNA mitokondria membawa gen penting
untuk hampir semua sintesis protein mitokondria.

5
BAB III
FUNGSI DAN CARA KERJA MITOKONDRIA

3.1. Fungsi dan Cara Kerja Mitokondria


Mitokondria berfungsi sebagai tempat respirasi sel atau pembangkit
energi. Mitokondria mempunyai enzim yang dapat mengubah energi potensial
dari makanan kemudian disimpan dalam bentuk ATP. ATP inilah yang
merupakan sumber energi atau bahan bakar untuk melakukan proses kegiatan
dalam kehidupan. Mitokondria berada di sel yang banyak melakukan aktivitas
kerja. Misalnya jika seorang olahragawan melakukan aktivitas berolahraga,
maka bagian tubuh yang paling aktif bekerja adalah otot. Otot akan selalu
berkontraksi ketika seseorang bergerak. Bahkan, ketika seorang manusia
tertidur pun sel selalu melakukan pemecahan ATP.
Kegunaan ATP yaitu sebagai energi yang digunakan untuk mengganti
sel-sel yang rusak, memompa jantung, dan lainnya. Mitokondria banyak
terdapat pada bagian tubuh antara lain otot, hati, jantung, ginjal, karena bagian
tubuh tersebut paling aktif melakukan kerja dan menghasilkan energi.

Kematian Sel-Terprogram

Kematian sel dapat terjadi baik diantaranya akibat luka (terpapar racun),
kerusakan mekanis, atau proses yang diperintahkan yang disebut “kematian sel
terprogram” atau apoptosi. Apoptosis terjadi ketika perkembangan organisme
menimbulkan hal yang tidak diinginkan, yaitu kelebihan sel. Kematian sel
terprogram juga terjadi sepanjang infeksi virus, terapi kanker, atau respon imun
terhadap penyakit. Apoptosis atau kematian sel-terprogram merupakan fungsi
lain mitokondria.

Dalam keadaan normal, produksi ATP sama dengan penggunaan


oksigen. Sedangkan dalam keadaan abnormal, seperti demam, kanker, stroke,
atau ketika disfungsi terjadi dalam mitokondria, oksigen dibutuhkan lebih
banyak dari kadar normal yang digunakan untuk membentuk ATP. Akibat

6
kelebihan oksigen, (yang tidak “berpasangan” membentuk ATP) mitokondria
menghasilkan oksigen yang sangat reaktif, yang disebut radikal bebas. Saat
produksi radikal bebas melampaui kemampuan mitokondria untuk mendetoks
mereka, radikal bebas tersebut merusak fungsi mitokondria dengan mengubah
mtDNA (DNA mitokondria), protein, dan membran. Begitu proses ini berlanjut,
hal ini akan menginduksi sel untuk menjalankan apoptosis. Kematian sel yang
abnormal disebabkan disfungsi mitokondria bisa mengganggu kinerja organ.

Fungsi spesifik sel

Fungsi lain mitokondria berhubungan dengan tipe sel yang ditemukan.


Mitokondria terlibat dalam pembentukan, perombakan, dan daur ulang produk-
produk yang dibutuhkan untuk fungsi sel yang pas/sesuai. Seperti pada
pembentukan beberapa blok DNA dan RNA yang terjadi dalam mitokondria.
Mitokondria juga terlibat dalam membentuk bagian-bagian darah dan hormon
seperti estrogen dan testosteron. Mitokondria dibutuhkan untuk metabolisme :
kolesterol, neurotransmitter, dan detoksifikasi ammonia dalam siklus urea. Oleh
karena itu, jika mitokondria tidak berfungsi secara baik, tidak hanya produksi
energi tapi fungsi spesifik sel juga akan terpengaruh.

3.2. Respirasi Aerob dan Pembentukan ATP pada Mitokondria


Dalam mitokondria, pembentukan ATP dari ADP secara tidak langsung
terjadi karena kecenderungan O2 secara termodinamika untuk tereduksi, dan
proses ini disebut fosforilasi oksidatif. Seperti pada kloroplas, fosforilasi
dikatalisis oleh perangkat sintesis ATP.
Sintesis ATP pada mitokondria memiliki tangkai dan pentul seperti pada
sintesis tilakoid, dan melintasi membran dalam. Pentulnya menghadap ke
matriks, sedangkan tangkainya menuju ruang antar membran dalam dan
membran luar. ATP dibentuk pada pentul di dalam matriks, kemudian diangkut
menuju sitosol oleh transport balasan dengan ADP berikutnya. ATP kemudian
dipindah dengan melintasi membran luar yang jauh lebih permeable menuju
sitosol, dimana ATP menjalankan berbagai fungsinya. Membran luar
mempunyai porin, saluran yang mengalirkan molekul dengan bobot molekul
kurang dari sekitar 5 kDa, sehingga nukleotida dan berbagai metabolit lainnya
dapat melewati membran tersebut dengan mudah.

7
Gambar 3.1.1. Sintesis ATP (Sumber: http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/struktur-
dan-peranan-bagian-bagian-sel.html)

Proses respirasi aerob yang terjadi pada mitokondria secara singkat


reaksinya yang terjadi adalah sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 36 ATP
Respirasi aerob pada mitokndria sendiri terjadi dalam tiga tahap, yakni
glikolisis, siklus Krebds, dan transpor electron.

3.2.1. Glikolisis

Glikolisis merupakan langkah pertama dalam tahap


respirasi aerob mitokondria. Glikolisis terjadi dalam sitoplasma
sel, dan terjadi sebelum masuk ke dalam mitokondria itu sendiri.
Pada tahap glikolisis, terdapat dua langkah reaksi, yakni langkah
memerlukan energi dan langkah melepaskan energi. Pada
langkah memerlukan energi, 2 molekul ATP diperlukan untuk
mentransfer gugus fosfat ke glukosa sehingga glukosa memiliki
simpanan energi yang lebih tinggi, yang nantinya akan
digunakan pada langkah pelepasan energi.

Secara umum, reaksi glikolisis adalah reaksi pelepasan


energi yang memecah 1 molekul glukosa (C6H12O6) ataupun
monosakarida yang lain menjadi 2 molekul asam piruvat, 2NADH
(Nicotinamide Adenine Dinucleotide H), dan 2 ATP. Berikut

8
penulis lampirkan gambar mengenai glikolisis untuk
memudahkan pemahaman.

Gambar 3.2.1. Tahap Glikolisis (sumber:


staff.jccc.net/pdecell/cellresp/glycolisis.gif)

3.2.2. Siklus Krebs

Siklus Krebs merupakan tahap kedua dari respirasi


aerob. Siklus Krebs dikenal pula dengan nama lainnya, yakni
siklus asam sitrat. Langkah-langkah reaksi siklus krebs adalah
sebagai berikut.

9
a. Asam piruvat hasil glikolisis masuk ke dalam mitokondria.

b. Asam piruvat melepaskan gugus karboksil dalam bentuk


CO2. Asam piruvat juga memberikan hydrogen dan electron
kepada NAD+ , sehingga membentuk NADH. Selanjutnya
koenzim bergabung dengan sisa 2 atom karbon dari asam
piruvat dan membentuk asetil-KoA.

c. Asetil-KoA mentransfer 2 atom karbonnya ke oksaloasetat


membentuk sitrat. Koenzim A dilepaskan dari Asetil KoA.
Setelah itu, adanya penambahan dan pelepasan H2O
mengubah sitrat menjadi asam isositrat.

d. Asam isositrat kemudian melepaskan gugus karboksil dalam


bentuk CO2 dan terbentuk asam α-ketoglutarat. Hidrogen dan
electron ditansfer kepada NAD, membentuk NADH.

e. Asam α-ketoglutarat melepaskan gugus karboksil dalam


bentuk CO2, dan NADH terbentuk. Asam α-ketoglutarat
kemudian berikatan dengan molekul koenzim A, membentuk
suksinil-KoA.

f. Koenzim A dilepaskan dan digantikan oleh fosfat (berasal dari


GTP). Fosfat terikat pada ADP membetuk ATP. Suksinil-KoA
berubah menjadi asam suksinat.

g. Elektron dan hydrogen dari asam suksinat ditransfer ke FAD


membentuk FAD2, Asam suksinat berubah menjadi asam
fumarat.

h. Asam fumarat menggunakan H2O membentuk asam malat.


Asam malat mentransfer hydrogen dan electron ke NAD+
membentuk NADH. Asam malat berubah menjadi asam
oksaloasetat yang akan digunakan pada siklus krebs
selanjutnya.

Dari rekasi-reaksi yang telah dijabarkan diatas, dapat


disimpulkan bahwa selama siklus Krebs dilepaskan 3 molekul

10
karbon dioksida, 4 NADH, 1 FADH2, dan 1 ATP. Sementara itu,
selama proses ini berlangsung, dihasilkan 8 NADH, 2 FADH2,
dan 2 ATP. Perlu diketahui bahwa reaksi siklus Krebs terjadi
sebanyak dua kali untuk setiap glukosa yang di reaksikan pada
tahap glikolisis, karena pada tahap glikolisis, satu molekul
glukosa diubah menjadi dua molekul asam piruvat.

Gambar 3.2.2. Siklus Krebs (Sumber: http://www.


library.thinkquest.org/C004535/media/kreb_cycle.gif)

3.2.3. Transpor Elektron

Transpor electron terjadi di bagian membrane dalam


mitokondria. NADH dan FADH2 yang dihasilkan dari siklus Krebs
dan glikolisis memberikan elektron dan H+ ke system transport

11
elektron, yang menyebabkan H+ dipompa ke luar dari membran
dalam mitokondria. Konsentrasi H+ di luar membrane dalam
mitokondria menimbulkan gradient elektron antara bagian luar
dan bagian dalam membran dalam mitokondria. Akibatnya, ion
H+ kembali menuju bagian dalam membrane dalam mitokondria
melalui ATP sintase.

ATP sintase merupakan protein yang menempel di


membran dalam mitokondria. Aliran H+ melalui protein transport
ini memacu pembentukan ATP, ADP, dan fosfat. Oksigen bebas
menjaga pembentukan ATP terus berjalan, yaitu dengan
menerima elektron yang dilepaskan pada akhir system transport
elektron. Oksigen akan bergabung dengan H+ membentuk air.
ATP yang dihasilkan dalam tahap ini adalah 32 ATP. Berikut
adalah daur transpor electron secara singkat.

Gambar 3.2.3. Proses Transpor Elektron (sumber:


academic.brooklyn.cuny.edu/biology/biof4/page/ele-tr.gif)

3.3. Metabolisme pada Mitokondria

Selama katabolisme aerob berlangsung, NADH terbentuk di dalam


sitoplasma. Sel harus mempunyai suatu cara yang memungkinkan secara
tidak langsung reoksidasi dari tambahan mitokondria NADH oleh rantai
pernafasan, sebab dari efek Pasteur dijelaskan bahwa pengumpulan asam

12
laktat berhenti apabila oksigen mulai tersedia bagi proses anaerob fakultatif.
Reoksidasi NADH sitoplasma dilakukan oleh sistem ulang alik (shuttle).
Terdapat dua sistem shuttle primer yang bekerja, yaitu : shuttle gliserol fosfat
dan shuttle malat. Keduanya melayani pengaturan jumlah NADH di dalam
sitoplasma. Selain sistem shuttle dan pernafasan, terdapat bukti bahwa NADH
dapat direoksiodasi menjadi NAD+ menurut reaksi transhidrogenase : NADP+ +
NADH → NADPH + NAD+

13
BAB IV

KESIMPULAN

Dari pembahasan yang telah kelompok penulis buat, kami


menyimpulkan beberapa hal yang akan kami jabarkan dalam bentuk poin.

1. Mitokondria terdapat di hampir seluruh sel eukariotik, kecuali pada protista


Chaos (Pelomyxa) carolinensis.
2. Mitokondria secara khusus banyak terdapat di dalam sel dan bagian-bagian sel
yang berkaitan dengan proses-proses aktif. Mitokondria banyak terdapat pada
bagian tubuh antara lain otot, hati, jantung, ginjal, karena bagian tubuh tersebut
paling aktif melakukan kerja dan menghasilkan energi.
3. Bagian-bagian mitokondria terdiri dari membrane dalam, mebran luar, ruang
inter membrane, Krista, dan matriks mitokondria (enzim, ribosom, dan DNA
mitokondria).
4. Mitokondria berfungsi sebagai tempat respirasi sel atau pembangkit energi
(pembentukan ATP).
5. Tahap-tahap respirasi aerob mitokondria terdiri dari glikolisis, siklus Krebs, dan
transport elektron.
6. Kegunaan ATP yaitu sebagai energi yang digunakan untuk mengganti sel-sel
yang rusak, memompa jantung, dan lainnya.
7. Reoksidasi NADH sitoplasma selama proses respirasi aerob mitokondria
dilakukan oleh sistem ulang alik (shuttle). Terdapat dua sistem shuttle primer
yang bekerja, yaitu : shuttle gliserol fosfat dan shuttle malat.

14
DAFTAR PUSTAKA

http://www.ivy-rose.co.uk/Biology/Organelles/Structure-of-Mitochondria.php diakses
pada 29 September 2013, 2.05 PM

http://www.mcgraw-hill.co.uk/he/chapters/9780071102087.pdf diakses pada 29


September 2013, 1.46 PM http://www.med.ufro.cl/clases_apuntes/cs_preclinicas/mg-
fisica-medica/sub-modulo-1/Mitochondria.pdf diakses pada 29 September 2013, 2.32
PM

http://www.ruf.rice.edu/~bioslabs/studies/mitochondria/mitotheory.html diakses pada 29


September 2013, 5.21 PM

http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/struktur-dan-peranan-bagian-bagian-sel.html
diakses pada 29 September 2013, 3:51 PM

http://www.sith.itb.ac.id/profile/pdf/iriawati/bahan-kuliah/bahan-2/STRUKTUR-DAN-
FUNGSI-MITOKONDRIA.pdf diakses pada 29 September 2013, 1.42 PM

15

Anda mungkin juga menyukai