Aktivitas Media Relations Humas Setda Kota Salatiga dalam Membentuk Berita Positif
Nugrahaning Esa Pratiwi, Richard Gordon Mayopu, dan George Nicholas Huwae........ 330
Jln Kayu Jati 2 No. 5 Rawa Mangun Jakarta Timur, Telp: 021-29385144,
Email: anisti.ans@bsi.ac.id
Abstract
The study aims to map and describe relationships between concepts of activity of journalists in the media now
cloning technology based activities and relationship between news reporters. This study discusses the focus
of news coverage in media activities and relationships among the journalists in the era of technology. The
theory used is situational theory Grunig and Hunt and descriptive method of Public Relations. The study
found that the situation changes in the era of media encourage actions of unscrupulous hunters cloning news.
News media such as online media should now be used as the initial data is not the primary data news writing.
The presence of media now facilitates the work of journalists but not always produce good quality of news.
Otherwise, the presence of technology encourages more active cloning news reporter. Media now can initiate
active and apathetic public situations as influenced by quality news content. The presence of media technology
changes the image of the relationship between journalists—from person to person or reporter to reporter to
journalists with media technology.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan dan mendeskripsikan hubungan antarkonsep tentang
aktivitas wartawan di media now berbasis teknologi dalam aktivitas kloning berita dan hubun-
gan antarwartawan. Fokus penelitian ini membahas tentang aktivitas peliputan berita di Media Now
dan relationship wartawan di era teknologi. Teori yang digunakan yaitu situational theory Grunig
dan Hunt dengan metode deskriptif Public Relations. Hasil penelitian menemukan bahwa situasi
perubahan media mendorong tindakan kloning oleh oknum pemburu berita. Berita di Media Now
seperti media online semestinya dijadikan data awal bukan data primer penulisan berita. Hadirnya
Media Now membangun situasi yakni mempermudah kerja wartawan tapi tidak selamanya meng-
hasilkan pemberitaan yang baik. Justru kehadiran teknologi mendorong oknum wartawan lebih
aktif melakukan kloning berita. Media Now dapat melahirkan situasi publik aktif dan apatis karena
dipengaruhi kualitas isi berita. Hadirnya teknologi media mengubah citra tentang hubungan an-
tarwartawan. Sebelumnya hubungan person to person atau wartawan dengan wartawan, saat ini
wartawan dengan teknologi media.
t erj adi dan tidak dap at dip un g k iri yang akurat dan bermanfaat jauh dari
bahw a ada s aja “ok n um” warta w a n harapan sebenarnya. Wartawan tidak
yang berlindung pada kekuatan lembaga la g i me n g in d a h k a n fu n g s i me d i a
media. Sebuah kejahatan dalam dunia massa sebagai sarana informasi utama
wartawan karena telah merampas hak masyarakat yang dinilai bertanggung
pemilik berita tanpa izin. Adanya praktik jawab. Masyarakat saat ini terdorong
kloning berita ini, disinyalir terjadi untuk lebih kritis mengonsumsi isi berita
karena lemahnya aturan yang diterapkan dan selektif dalam memilih saluran media
pada internal media. Tidak adanya saksi massa. Hal ini pula yang menyebabkan
yang tegas dari eksternal yakni lembaga reputasi dan citra wartawan dan media
pers atau dewan pers terhadap tindakan massa tertentu menjadi kurang baik
kloning berita tersebut, disamping dimata masyarakat. Pergeseran fungsi
karena kurangnya pengetahuan redaktur hubungan wartawan di era digital ini,
sehingga sulit membedakan hasil kloning menarik untuk ditelaah dan dibahas
dan buatan wartawanya. Tentu saja faktor dalam artikel ini sehingga menemukan
pengetahuan wartawan serta kegigihan jawaban atas permasalahan tentang
wartawan juga sangat mendominasi kloning atau aktivitas mengambil berita
terjadinya kejahatan kloning berita. tanpa mencantumkan sumbernya.
Tren kloning berita bisa saja
Metode Penelitian
dilakukan secara sadar maupun tidak
Penelitian ini menggunakan metode
disadari, seiring hadirnya media online,
deskriptif Public Relations (PR) yang
sehingga mempermudah insan pers untuk
bertujuan untuk mengetahui penilaian
menangkap isu berita. Terkadang media
orang lain atau publik terhadap wartawan
online dimanfaatkan oleh oknum yang
dan media terhadap fenomena kloning
enggan meliput kelapangan. Misalnya,
berita di era digital. Menurut Ardianto
cukup hanya mengupdate berita melalui
(2013:320) PR sangat sering menggunakan
telepon kantor atau telepon pribadi. Hal
p e n e litia n d e s k rip tif. Me tod e i ni
ini berdampak tidak baik bagi dunia
diaplikasikan untuk isu-isu sosial lebih
pemberitaan karena mengakibatkan
luas, seperti pembentukan opini publik.
proses kegiatan jurnalistik menjadi
Di dunia PR metode deskriptif terdiri
mandul, tidak berfungsi sesuai dengan
dari survei deskriptif, meneliti gambaran
kaidah media massa. Misalnya, mulai dari
situasi atau kondisi yang terjadi sekarang,
rapat redaksi untuk menentukan topik
dan survei eksplanatori atau penjelasan,
berita yang akan diangkat, menentukan
dikenal dengan metode penelitian sebab-
nara sumber, hunting hingga pada proses
akibat. Metode ini tujuannya untuk
penulisan dan penerbitan. Seyogyanya
mencoba menjelaskan keberadaan situasi
tahap demi tahap tersebut dilakukan
dan kondisi sekarang serta memberikan
secara normal, namun adanya media
penjelasan tentang opini dan sikap publik.
online sangat memicu kerja istans para
Pendekatan yang relevan pada
jurnalis atau wartawan. Semua tahapan
pen elitian ini adalah pendekatan
dipotong menjadi singkat bahkan secara
kualitatif. Pendekatan kualitatif me
menyengaja mengcopi atau mengkloning
nekan kan pada makna, penalaran,
berita tanpa menyebutkan sumber berita.
definisi suatu situasi tertentu dalam
Tindakan instan wartawan tersebut
konteks tertentu, lebih banyak meneliti
sangat mempengaruhi kualitas isi atau
hal-hal yang berhubungan dengan
content media massa sehingga aspek
kehidupan sehari-hari. Pendekatan
tanggung jawab terhadap pemberitaan
kualitatif, lebih lanjut mementingkan
298 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 295-303
proses dibandingkan dengan hasil akhir. dalam Mengemas Berita Online”. Unit
Urutan-urutan kegiatan dapat berubah analisis yakni kesan yang dibangun dalam
sewaktu-waktu tergantung pada kondisi aktivitas kloning berita di media online
dan banyaknya gejala-gejala yang dan relationship wartawan di era digital.
ditemukan. Pendekatan ini diarahkan Diharapkan unit yang dianalisis ini dapat
pada latar dan individu secara holistik menjawab permasalahan penelitian. Ada
atau utuh. Kualitatif secara epistimologi beberapa literatur review yang dijadikan
menekankan pada asumsi tentang sebagai tinjauan kajian ini. Beberapa kajian
hubungan peneliti dengan masalah yang dikutip dari jurnal international
yang diteliti, yaitu keterlibatan langsung menggambarkan tentang kehadiran tek
dengan masalah yang diteliti. nologi dan dampaknya, meskipun tidak ada
Penelitian kualitatif menekankan yang mengangkat secara spesifik tentang
sifat realita yang terbangun secara sosial, cloning berita.
hubungan erat antara peneliti dengan Alasan yang baik untuk memeriksa
subjek yang diteliti dan penekanan pada kembali metodologis dan teoritis kerangka
makna situasi penyelidikan. (Denzin: kerja yang mendominasi disiplin
2009:06). komunikasi hari ini (Bennett & Iyengar,
Miller menekankan pada epistimologi 2008; Lang, 2013). Misalnya, lingkungan
penelitian yaitu hubungan peneliti dengan komunikasi saat ini ditandai dengan
masalah yang diteliti yakni bersifat hibridisasi besar media yang ada: berita
subjektif. Artinya peneliti berada di dalam koran Situs web sering menggabungkan
(internal) penelitian. Keterlibatan langsung forum diskusi, seperti menggabungkan
diharapkan dapat membantu peneliti dalam fungsi konten-sharing, situs web juga
menggali data lebih mendalam. Selain itu, menggabungkan blogging fitur, dan
kualitatif menekankan pada seting yang sebagainya (Karpf, 2011:503). Dylko dan
alami atau natural setting (2005:15). McCluskey (2014:502) berpendapat bahwa
Penelitian ini mencoba untuk seperti hibridisasi mengurangi kemampuan
melakukan interpretasi terhadap realita peneliti berteori tentang efek yang ada
kloning berita di era digital. Realtias dari bentuk media karena tumpang tindih
yang dibangun dengan tujuan untuk substansial dalam teknologi karakteristik
memahami opini dan sikap publik terhadap media. Selain itu, Teknelogi Informasi
realitas tersebut. Diharapkan pendekatan Komunikasi TIK mengubah perilaku
interpretatif dapat menggambarkan secara individu dengan cepat. Hal ini dapat
holistik tentang masalah yang terjadi dilihat dari fenomena penggunaan forum
yakni kegiatan kloning dan penyaduran diskusi seperti blog, jejaring sosial, dan
berita dari sumber berita lainnya. Realitas microblogging genre media, yang semuanya
dibangun secara alami berdasarkan data- sekarang pindah ke platform mobile. Dylko
data yang dikumpulkan dari pengamatan dan McCluskey (2014:501) menyatakan
selama melakukan penelitian di lapangan. bahwa percepatan seperti pembangunan
Adapun informan penelitian ditentukan ICT dapat mengurangi kemampuan teori
secara purposive sampling. Informan sehingga memunculkan dampak media
berprofesi sebagai wartawan media now di dimasa mendatang.
kota Bandung.
Kesan Media Now Dimata Publik
Hasil Penelitian dan Pembahasan Hidayat dalam bukunya Media
Pada bagian ini penulis memaparkan Cyber Public Relations (2014:95) media
beberapa unit analisis dari masalah now merupakan media berbasis
penelitian tentang “Wartawan Media Now teknologi internet. Konvergensi atau
Dasrun Hidayat dan Anisti, Wartawan Media Now.... 299
meskipun tidak ada kesepakatan antar kerja melalui teknologi sehingga dapat
media dan wartawan, antar owner media membimbing praktik jurnalistik di era
dan lainnya. Tindakan kloning berita juga industri teknologi. Wartawan Update
tidak terstrukutur melainkan mengalir dengan teknologi tentunya diharapkan
karena faktor kebutuhan berita yang dapat mengenali aplikasi dari prinsip-
seringkali sulit untuk dicapai, disamping prinsip teknologi melalui studi kasus
faktor lain seperti efisiensi dan kemalasan yang berkembang sehingga dari kasus
wartawan. tersebut dapat diambil beberapa prinsip
Kehadiran media now secara tidak yang memiliki kemiripan sebagai contoh
sadar telah membangun situasi baru yaitu skenario atau cara kerja wartawan.
situasi dimana wartawan dikondisikan Hal serupa dipertegas oleh Tench
untuk pragmatis dan tidak aktif. Gruning and Yeomans (2006:483) dalam bukunya
dan Hunt dalam teorinya situational theory Exploring Public Relations; recognise of this
menegaskan bahwa dampak dari situasi impact of technologi, describe the key features
yang diciptakan dapat berupa positif dan of the technology industry relevant to public
negatif. Publik selalu aktif mengamati relations practice, identify the audiences
dan mencerna setiap informasi yang targeted by the technology inustry, detail the
disampaikan. Demikian pula publik features of the industry that challenge public
akan bersikap apatis ketika publik tidak relation practice, identify key principles
menemukan informasi yang dapat guiding the practice of public relations in the
dipertanggung jawabkan. Dikhawatirkan technology industry, recognise applications of
aktivitas kloning berita juga dapat these principles through case studies, apply
berdampak pada situasi publik. Muncul some of these priniples to example scenarios.
ketidak percayaan terhadap pemberitaan Profesi sebagai wartawan dituntut
sehingga publik lebih memilih apatis. untuk memahami dengan baik tata
Relationship Wartawan Media Now cara kerja untuk memaksimalkan isi
Wartawan di era digital didorong berita sesuai dengan fakta yang ada
agar mampu bekerja dengan me ma dan menggunakan bahasa yang baik
dukan kemampuan antara konsep ke dan benar dengan dilandasi oleh rasa
wartaw anannya dengan perk embang tanggung jawab dan beretika. Wartawan
an update tentang media now. Tidak dapat dikelompokkan sebagai wartawan
dapat dipungkiri kehadiran teknologi profesional, freelance, koresponden dan
sangat membantu pekerjaan wartawan wartawan kantor berita. Semua jenis
di media now. Membantu wartawan wartawan pada prinsipnya bertugas
dalam mengenali dampak dari teknologi sebagai jurnalis untuk mencari informasi
yang berkembang saat ini. Selain itu, dan disampaikan kepada masyarakat.
wartawan juga dapat memprediksi dan Kesamaan profesi sebagai wartawan
menggambarkan kunci dari industri menjadi salah satu faktor penyebab ke
teknologi yang relevan dengan praktik dekatan hubungan antar jurnalis. Ada
jurnalistik disetiap dan jenis media. nya rasa senasib-sepenanggungan, ke
Disamping itu, wartawan juga mampu samaan tanggung jawab mendorong
mengidentifikasi khalayak sasaran ter
bentuknya kebersamaan. Hal ini
industri teknologi serta memahami dilakukan semata-mata untuk saling
secara detail tentang program-program men dukung profesi mereka. Akan
dari teknologi yang dapat digunakan tetapi, pada realitasnya kebersamaan
dalam praktik jurnalistik. Hal ini untuk tersebut ada yang menyalahartikan se
mengidentifikasi prinsip-prinsip kunci hingga fungsinya pun disalah gunakan.
Dasrun Hidayat dan Anisti, Wartawan Media Now.... 301
Misalnya, hubungan dijadikan sebagai daerah, namun saat ini situasi beralih
alat untuk mempermudah pencapaian kepada teknologi media. Sangat
target berita dengan melakuan kloning disayangkan, apabila teknologi media
berita, mengutip, mengambil berita orang now dijadikan sebagai rekan kerja utama.
lain tanpa menyebutkan sumber aslinya. Padahal, relasi yang perlu dibangun adalah
Jalan pintas atau instanisasi seperti ini relasi antar wartawan untuk kepentingan
memang terjadi, seiring dengan beban tukar-menukar informasi yang lebih akurat.
atau target pemberitaan yang ditetapkan Artinya pertukaran informasi sebagai data
oleh redaktur berita. Saat ini kloning awal yang dapat dikembangkan lebih
berita terjadi begitu mudah seiring mendalam oleh para wartawan sesuai
hadirnya teknologi. Semua serba praktis dengan kebutuhan dari masing-masing
sehingga media dan wartawan terkadang media.
tidak ingin direpotkan dengan proses “Dulu mah kita ngga mengakui adanya
peliputan yang panjang dan biaya yang kloning berita, yang ada dulu sistem
besar seperti zaman sebelum hadirnya kontributor berita, menempatkan
wartawan sebagai perwakilan di setiap
media online. daerah. Tujuannya untuk menghendel
Kehadiran media now juga mem pemberitaan daerah tanpa yang di pusat
ban gun situasi baru terhadap cara repot-repot mengerjakannya lagi. Tapi,
sekarang hanya media-media tertentu
kerja wartawan. Wartawan saat ini yang masih bertahan menempatkan
menganggap hubungan atau relationship kontributor, justru kebanyakan media
yang paling dekat adalah teknologi. sekarang menarik kontributor dengan
alasan penghematan, tidak efektif dan
Terjadi perubahan sikap dan perilaku lainnya. Saat ini media lebih memilih
wartawan seiring dengan perkembangan berhubungan dengan media online
teknologi sehingga tidak bisa dipungkiri sebagai rujukan bahkan bahan utama
pemberitaan. Nah ini yang sebenarnya
bahwa citra atau image wartawan saat saya secara pribadi menolak, karena dapat
ini terkesan pragmatis hanya memper merusak citra wartawan. Semestinya,
hatikan tujuan dan manfaat tanpa me proses jurnalistik tetap harus dijalankan
sesuai dengan kaidahnya. Tapi, lagi-
ngedepankan proses yaitu standar dan lagi media maupun wartawan nggak
etika peliputan. Gruning dan Hunt mau repot …iya begini akhirnya.” Hasil
dalam situational theory berasumsi bahwa wawancara informan 17 Maret 2015.
situasi yang dibangun akan mendorong
Pergeseran situasi hubungan wartawan
terjadinya dua kemungkinan yaitu publik tentu merubah perilaku wartawan. Jika
aktif atau apatis terhadap informasi yang sebelumnya terjadi jaringan informasi
disampaikan. Situasi apatis juga tidak berbasis wartawan dengan wartawan atau
hanya berdampak pada publik dari media person to person, namun saat ini jaringan
massa akan tetapi situasi yang dibangun yang terbentuk adalah wartawan dengan
pada media now juga membangun sikap teknologi. Sejak adanya media now
apatis antar wartawan. Satu dengan lain merubah cara pandang wartawan dengan
nya seperti tidak membutuhkan karena mengutamakan media online sebagai
merasa adanya teknologi yang dapat sumber bukan wartawan atau koresponden
mem bantu aktivitas mereka. Situasi di daerah. Meskipun masih ada media yang
dengan kehadiran teknologi di media mempertahankan kebijakan koresponden
now ini tentu saja sangat mempengaruhi sebagai sumber berita di setiap daerah.
hubungan atau relationship wartawan. Mencermati cara wartawan media
Perubahan situasi dari sebelumnya now dalam mengemas berita, sebenarnya
wartawan lebih mengenal istilah kontri jauh sebelum teori situasional ini hadir,
butor pemberitaan yang ada disetiap McLuhan melalui teori ekologi media
302 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 295-303
Fera Nurficahyanti
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, Jln Babarsari No. 2 Yogyakarta,
No Telp. (0274) 485268,
Email: ferranurcahyo@yahoo.com
Abstract
This study aims to find strategic model for marketing communications of Paguyuban Batik Tulis Giriloyo
Bantul in increasing sales. Type of research is qualitative research. Data are collected by observation, document
review and interview. The result shows that marketing communication strategy of Paguyuban Batik Tulis
Giriloyo Bantul is still familial and simple. The biggest supporting factor in terms of marketing is Yogyakarta
get new name predicate as the World Batik City so more people use batik. Inhibiting factor in the marketing
communication strategy is lack of competence of marketing division.
Key Words: Batik, Marketing Communication Strategy.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menemukan model strategi komunikasi pemasaran di Paguyuban Batik
Tulis Giriloyo Bantul dalam meningkatkan penjualan. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, kajian dokumen dan wawancara. Hasil
penelitian menunjukkan strategi komunikasi pemasaran Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul
masih bersifat kekeluargaan dan sederhana. Faktor pendukung pemasaran ialah dinobatkannya
Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia yang menjadikan makin banyak orang menggunakan kain
batik. Faktor penghambat dalam strategi komunikasi pemasaran yaitu divisi pemasaran mengalami
kesulitan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten.
2014. Semakin banyak perajin batik baru saran. Dalam penelitian ini penulis
yang muncul dengan adanya penobatan melakukan penelitian di Paguyuban
ini dan mengharuskan Paguyuban Batik Batik Tulis Giriloyo Bantul. Batik Giriloyo
Tulis Giriloyo Bantul mempunyai strategi terkenal memiliki batikan tangan warisan
untuk memasarkan produk. leluhur turun-temurun dengan motif
Persaingan bisnis menuntut setiap keraton yang halus, dengan ciri khas
kelompok perajin batik mencari strategi warna soga (coklat). Beragam motif batik
khusus. Di Kabupaten Bantul, sentra batik diproduksi disini setiap harinya.
Giriloyo masuk ke dalam wilayah Desa Beberapa strategi harus terus dikem
Wukirsari Kecamatan Imogiri. Sentra ini bangkan oleh Paguyuban Batik Giriloyo
memiliki sebuah paguyuban batik bernama Bantul agar bisa meningkatkan penjualan.
Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul Komunikasi yang baik antara pihak
yang terdiri dari 13 kelompok kecil perajin internal dan eksternal organisasi harus
batik dengan jumlah lebih dari enam dibina dengan baik agar hubungan dengan
ratus (600) perajin yang tersebar di enam pelanggan dapat berjalan. Hubungan
pe dusunan di wilayah Giriloyo Bantul. dengan pelanggan merupakan poin pen
Dengan banyaknya jumlah perajin dalam ting dalam sebuah industri bisnis, hal
bentuk organisasi kelompok, diperlukan tersebut dilakukan untuk meninggalkan
sebuah pola hubungan baik dimana nan kesan yang baik pada persepsi konsumen
ti
nya hubungan anggota-anggota dalam bahwa produsen mampu membangun
kelompok memiliki peran penting. Hubu komunikasi. Dalam membangun se
ngan anggota-anggota dalam ke lompok buah komunikasi dibutuhkan adanya
memiliki peranan penting dalam mening strategi yang nantinya akan menjurus
katkan moral dan produktifitas mereka pada strategi berkomunikasi dalam hal
terlepas dari apakah kondisi kerja tersebut pemasaran produk.
baik atau buruk (Mulyana. 2006: 60). Dilihat dari sudut pandang produsen,
Munculnya kelompok perajin baru konsumen individu atau konsumen institusi
di Yogyakarta khususnya di Kabupaten merupakan bagian penting dalam industri
Bantul membuat persaingan dalam dunia bisnis. Keduanya menyerap produk yang
bisnis semakin ketat, para perajin juga ditawarkan pelaku usaha di arena pasar.
dihadang dengan tugas mencari strategi Tanpa konsumen tidak mungkin suatu
yang tepat dalam memasarkan produk usaha dapat berkembang (Nitisusastro,
nya. Setiap industri dituntut bersaing 2012: 27). Artinya, dalam sebuah hubungan
secara kompetitif dalam menciptakan membutuhkan lebih dari satu orang dan
dan memasarkan produk sesuai dengan hubungan tersebut harus mampu dijaga
keinginan konsumen. dengan baik agar dapat berkelanjutan.
Strategi pemasaran pada dasarnya Produsen yang menjalin komunikasi atau
merupakan pola langkah atau pola pikir hubungan baik dengan konsumen memiliki
yang harus dijalankan dan atau harus potensi yang besar dalam memajukan
dijalan
kan di masa yang akan datang, usahanya.
setidaknya dalam kurun waktu tertentu. Produsen harus menjaga hubungan
Pola pikir dan pola langkah tersebut harus baik dengan konsumen. Jika konsumen
diselaraskan searah dengan tujuan dan suka dengan produk dan produsen cerdas
sasaran yang ingin dicapai (Nitisusastro, dalam menawarkan, konsumen akan
2012: 13). setia dengan produk yang ditawarkan
Fokus penelitian yang penulis laku dan menciptakan profit tersendiri bagi
kan adalah strategi komunikasi pema produsen. Hubungan baik penting karena
306 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 304-313
banyak konsumen yang akan berkunjung; beberapa kendala seperti sulitnya sinyal
(4) Promotions (Promosi). Paguyuban dan minimnya sumberdaya manusia
Batik Tulis Giriloyo Bantul dalam mem- yang bisa mengoperasionalkan komputer
perkenalkan produknya menggunakan apalagi mengelola media sosial.
konsep 3 (tiga) strategi promotion mixyang Menurut pengamatan dan penelitian
meliputi iklan, promosi penjualan, dan yang penulis lakukan di Paguyuban Batik
pemasaran langsung. Ketiganya yai- Tulis Giriloyo Bantul, hasil penelitian
tu : (a) Advertising (Periklanan). Dalam didapat memperkuat teori perencanaan
kegiatan strategi komunikasi pemasaran yang menjelaskan bahwa dalam kegiatan
Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul perencanaan diperlukan rencana yang
menggunakan beberapa media iklan disusun secara terkonsep untuk mencapai
seperti brosur dan kartu nama. Sejauh ini sebuah tujuan.Peneliti memperoleh data
Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul bahwa mereka sudah melakukan upaya-
tidak menggunakan iklan di media cetak, upaya yang sudah sesuai dengan teori
televisi, radio, serta papan reklame atau perencanaan dan konsep marketing mix.
baliho yang di sengaja untuk kegiatan Walaupun belum sesuai seratus persen.
promosi dikarenakan biaya sangat mahal Upaya-upaya yang mereka lakukan
dan kurang terjangkau; (b) Sales Promotion ialah mengadakan rapat rutin setiap
(Promosi Penjualan). Promosi penjualan bulannya. Namun ditemukan masih ada
adalah promosi yang dilakukan secara beberapa kelemahan yaitu hasil rapat tidak
langsung. Kegiatan promosi penjualan ternotulen dengan baik, hasil putusan
yang dilakukan oleh Paguyuban Batik rapat tidak segera ditindak lanjuti.
Tulis Giriloyo Bantul adalah mengikuti Paguyuban Batik Tulis Giriloyo se
kegiatan-kegiatan yang didukung bagaimana visinya adalah kekeluarga
oleh pemerintah baik itu pemerintah an, oleh karena itu dalam promosinya
pusat maupun pemerintah daerah. semua anggota dan pengurus dalam
Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul Paguyuban ikut serta membantu men
memanfaatkan peluang yang diberikan jalan
kan kegiatan komunikasi pema
oleh pemerintah dalam kegiatan strategi saran untuk mempromosikan produk.
komunikasi pemasaran menggunakan Dalam praktiknya, memang ada yang
metode promosi penjualan tatap muka bertanggungjawab penuh untuk me
(mengikuti pameran, menyebar brosur, rumuskan dan memasarkan produk batik
dan kartu nama); (c)Direct Marketing tulis yang dibuat anggota paguyu ban
(Pemasaran Langsung). Paguyuban Batik yaitu divisi pemasaran yang memiliki
Tulis Giriloyo Bantul melakukan strategi anggota sebanyak 3 (tiga) orang. Namun
pemasaran langsung dengan adanya semua memiliki kewajiban menjalankan
gazebo. Kegiatan yang dilakukan dilakukan komunikasi pemasaran ini bersama-sama.
searah dengan konsep bauran pemasaran Jika ada pengunjung atau tamu yang
langsung ialah penjualan tatap muka datang ke sentra batik Giriloyo,semua
dimana Paguyuban Batik Tulis Giriloyo wajib menyambut dengan ramah. Dengan
Bantul memiliki showroom bersama yang keramahan ini pengurus Paguyuban Batik
disebut gazebo, kios-kios kecil yang men- Tulis Giriloyo Bantul mengharapkan ada
display kain batik jualannya di setiap nya keunikan minat serta kunjungan
kelompok kecil, serta promosi melalui dari konsumen atau pengunjung untuk
saluran online yaitu website. Hanya saja datang lagi ke sentra batik Giriloyo.
dalam hal pemasaran langsung melalui Dalam hal produksi mereka
media online belum optimal dikarenakan sudah mempunyai produk yang siap
Fera Nurficahyanti, Model Komunikasi Pemasaran.... 311
Tulis Giriloyo Bantul dimana jika model Batik Tulis Giriloyo Bantul memiliki
ini diaplikasikan akan lebih menunjang tujuan sebagai wadah bagi para pembatik
kegiatan pemasaran. Berkaitan dengan kelompok kecil agar bisa mengoptimalkan
hal ini pengurus Paguyuban Batik Tulis penjualan batik serta mencegah adanya
Giriloyo Bantul terutama divisi pemasaran perselisihan yang mungkin bisa terjadi di
dituntut untuk dapat menggunakan antara kelompok perajin batik di Giriloyo
aplikasi media sosial seperti website, facebook, Bantul. 2) Paguyuban Batik Tulis Giriloyo
twitter, hingga instagram. Fakta dilapangan Bantul telah menggunakan konsep
menunjukkan bahwa divisi pemasaran strategi pemasaran. Strategi komunikasi
Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul pemasaran yang dilakukan mempunyai
belum memiliki kompetensi menggunakan tujuan agar Paguyuban Batik Tulis Giriloyo
media sosial tersebut. Hasil penelitian ini Bantul bisa ikut berkembang dan bersaing
merekomendasikan agar divisi pemasaran dengan kompetitor dalam hal penjualan
Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul produk dan memenangkan persaingan
melibatkan anak muda di Giriloyo agarke pasar. 3) Strategi komunikasi pemasaran
5 (lima) strategi ini dapat dijalankan secara yang dilakukan oleh Paguyuban Batik
dan menunjang jumlah produksi. Tulis Giriloyo Bantul menggunakan
Dalam menggunakan media per konsep marketing mix yang dijabarkan
iklanan yang ada yaitu brosur dan kartu dalam product (produk), price (harga), place
nama masih ditemukan masih memiliki (distribusi atau tempat), dan promotions
(promosi) dalam kegiatannya yang juga
desain seadanya. Desain yang digunakan
ditunjang dengan kegiatan promosi
masih sangat minimalis. Desain kartunama
melalui iklan, pemasaran langsung, dan
akan lebih baik jika diperbaiki dengan
promosi penjualan. 4) Sebaiknya dalam
desain yang baru. Brosur yang telah ada
kepengurusan Paguyuban Batik Tulis
masih bergabung dengan desa wisata
Giriloyo Bantul dilibatkan anak muda di
Wukirsari. Sebaiknya untuk menunjang
Giriloyo khususnya bagian pemasaran agar
kegiatan promosi mulai dibuat brosur dan
dapat memaksimalkan strategi dari model
flyer baru yang berfokus pada produk yang
komunikasi pemasaran untuk menunjang
ditawarkan Paguyuban Batik Tulis Giriloyo
jumlah produksi.
Bantul. Kepada pihak-pihak yang terkait
Para perajin batik akan sukses dalam
diharapkan memberikan kontribusi untuk
pemasaran apabila selalu memperbarui
meningkatkan termasuk dari pemerintah
strategi komunikasi pemasaran sesuai per
daerah dan seluruh pengurus di Paguyuban
kembangan teknologi komunikasi. Hal
Batik Tulis Giriloyo Bantul agar Paguyuban
ini terjadi karena calon konsumen dan
ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan
konsumen batik banyak menggunakan
yaitu mencapai tujuan memenangkan
teknologi komunikasi terbaru dalam belanja
persaingan pasar.
batik.
Simpulan
Daftar Pustaka
Berdasarkan hasil penelitian yang
Littlejohn, W, Stephen & Foss A, Karen.
telah dilakukan, maka dapat diambil
2011. Teori Komunikasi (Theories of
kesimpulan dan saran sebagai berikut;
Human Communications). Jakarta :
1) Paguyuban Batik Tulis Giriloyo Bantul Salemba Humanika.
merupakan bidang usaha seni kerajinan
batik yang didalamnya menaungi 13 Mulyana, Deddy. 2006. Komunikasi
kelompok perajin batik tulis dengan Organisasi : Strategi Meningkatkan
jumlah anggota lebih dari enam ratus Kinerja Usaha. Bandung : Remaja
(600) perajin. Didirikannya Paguyuban Rosdakarya.
Fera Nurficahyanti, Model Komunikasi Pemasaran.... 313
Abstract
This research aims to understand communication style and cultural adaptation of Bataknese students from
North Sumatera studying at Institut Seni Indonesia Yogyakarta using theories of intercultural communication,
communication style and adaptation. This research employs qualitative descriptive method. Data were collected
through in-depth interview and observation among ten Bataknese students from North Sumatera studying at
Institut Seni Indonesia Yogyakarta. The informants are students who went to primary level to high school in
North Sumatera province. Data were analyzed by data processing, categorization and data interpretation. The
result shows that most of informants speak directly and explicitly. It means that their communication style
tends to be low-context communication. They also experienced culture shock in process of cultural adaptation.
Overall, informants are able to adapt well in Yogyakarta’s environment. Their openness and willingness to
adapt with a new culture help them to be comfort in new environment.
Key Words: Communication style, cultural adaptation, North Sumatera Bataknese students.
Abstrak
Penelitian ini ingin mengetahui gaya berkomunikasi dan adaptasi budaya mahasiswa Batak asal
Sumatera Utara di Institut Seni Indonesia Yogyakarta menggunakan teori komunikasi antarbudaya,
gaya komunikasi dan adaptasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi. Sepuluh mahasiswa
Batak asal Sumatera Utara di Institut Seni Indonesia Yogyakarta diwawancara sebagai informan
untuk memperoleh data primer. Informan adalah mahasiswa yang menjalani pendidikan dasar
hingga tingkat atas di Sumatera Utara. Data dianalisis melalui pemrosesan data, kategorisasi dan
penafsiran data. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar informan berbicara
lugas dan eksplisit. Hal ini menunjukkan gaya komunikasi mereka cenderung komunikasi konteks-
rendah. Mereka juga mengalami kejutan budaya dalam proses adaptasi budaya. Secara keseluruhan
dapat dikatakan bahwa subjek dapat beradaptasi dengan baik di Yogyakarta. Keterbukaan dan
kesediaan mereka untuk beradaptasi dengan budaya baru menolong mereka untuk bisa merasa
nyaman dengan lingkungan baru.
Kata kunci: Gaya komunikasi, adaptasi budaya, mahasiswa Batak Sumatera Utara.
membutuhkan waktu lama untuk menjadi pada informan. Kebiasaan menyapa de
terbiasa menggunakan kata “motor” ngan tersenyum kepada setiap orang
untuk sepeda motor dan “kemarin” melintas memang bukan kebiasaan
untuk hari kemarin, meskipun tetap ada yang lazim bagi masyarakat Sumatera
informan yang masih menggunakan kata Utara apalagi kepada orang yang tidak/
“semalam” hingga saat ini. belum dikenal. Informan merasa aneh
Pemaknaan kata di Yogyakarta juga ketika pertama kali mereka mendapatkan
ada yang menimbulkan kebingungan sapaan dan senyuman ketika melintas di
bagi informan. Masyarakat di Yogyakarta depan penduduk setempat. Ada infor
ternyata tidak memiliki batasan waktu man yang mulai terbiasa dengan sikap
yang mutlak untuk kata “besok”. Infor tersebut bahkan menirunya, tetapi ada
man memaknai “besok” sebagai sehari juga informan yang merasa terganggu
setelah hari ini. Jika hari ini adalah hari tetap tidak nyaman jikalau harus me
Senin maka besok otomatis adalah hari nyapa penduduk setiap kali melintas.
Selasa. Berbeda dengan orang-orang di Informan yang kemudian merasa risih
Yogyakarta karena bagi mereka besok dengan kebiasaan tersebut bahkan ada
belum tentu sehari setelah hari ini. Besok yang menghindari pertemuan dengan
bisa berarti dua hari kemudian, seminggu penduduk ketika melintas hanya supaya
kemudian, sebulan kemudian atau se tidak perlu bertegur sapa.
tahun kemudian. Informan kemudian Seseorang yang beradaptasi dengan
memilih untuk langsung mengkonfirmasi budaya baru akan mengalami ketidak
kepada pihak yang menyebutkan kata nyamanan psikologis dan fisik yang
besok, kapan waktu yang dimaksudnya dikenal dengan nama kejutan budaya.
dengan besok. Makna suatu kata dapat Kejutan budaya merupakan keadaan
menjadi sangat berbeda ketika ditafsirkan mental yang datang dari transisi yang
oleh komunitas budaya lain. Oleh karena terjadi ketika seseorang pergi dari ling
itu tidak ada hubungan yang mutlak kungan yang dikenal ke lingkungan
antara suatu kata dengan rujukannya. yang tidak dikenal dan menemukan
Tanpa memahami makna kontekstual bahwa perilakunya yang dulu tidak
kata-kata yang kita gunakan, kita bisa efektif (Samovar, et.al., 2010: 474-475).
salah paham, bingung atau kehilangan Adaptasi terhadap budaya yang baru
muka (Mulyana, 2005: 116). bukanlah proses yang berlangsung
Orang-orang yang berusaha untuk hanya satu malam namun merupakan
menyesuaikan diri dan berinteraksi proses transformasi yang berlangsung
dengan budaya baru harus menghadapi secara bertahap (Ting-Toomey, 1999:
tantangan yang berhubungan tidak hanya 233). Dengan demikian adalah sesuatu
dengan belajar bahasa tambahan, namun hal yang wajar jika terjadi kejutan budaya
juga dengan pola budaya yang unik ketika beradaptasi dengan budaya baru.
yang ditemukan dalam setiap bahasa Perasaan rindu kampung halaman
(Samovar, et.al., 2010: 480). Pola unik (homesick) adalah reaksi yang dialami oleh
yang harus dihadapi informan adalah hampir seluruh informan. Perasaan rindu
kebiasaan masyarakat di Yogyakarta tersebut bukan hanya kepada lingkungan
secara khusus di Sewon yang selalu daerah asal mereka tetapi juga kerinduan
menyapa dan tersenyum kepada setiap kepada keluarga dan teman-teman
orang yang melintas sekalipun tidak mereka di daerah asal. Reaksi yang
saling mengenal. Kebiasaan ini juga menganggap anggota budaya lain tidak
menyebabkan terjadinya kejutan budaya sensitif juga dialami ketika gaya berbicara
Oktolina Simatupang, Lusiana A. Lubis dan Haris Wijaya, Gaya Berkomunikasi.... 327
informan yang lugas dengan intonasi kebingungan bagi informan apalagi ter
yang keras dianggap kurang baik. kadang penduduk lokal tidak menyadari
Masalah kejutan budaya biasanya bahwa mereka sedang berbicara dengan
dilewati orang-orang dalam empat orang yang berasal dari luar Yogyakarta
tahapan (Samovar, et.al., 2010: 477-478). dan tidak mengerti bahasa Jawa. Informan
Tahapan-tahapan tersebut juga dilewati yang masih berada dalam fase ini adalah
oleh informan. Empat tahapan tersebut Hansen, Tulus dan Abdi.
diantaranya: Ketiga, Fase Awal Resolusi. Fase
Pertama, fase Kegembiraan. Fase ini ketiga ditandai oleh pemahaman yang
penuh dengan rasa gembira, harapan dan diperoleh dari budaya yang baru. Di sini
euforia seperti yang diantisipasi seseorang orang-orang secara bertahap membuat
ketika berhadapan dengan budaya yang beberapa penyesuaian dan modifikasi
baru. Fase ini dilalui oleh seluruh informan. dalam bagaimana mereka berhadapan
Rasa gembira, harapan dan euforia yang dengan budaya yang baru. Peristiwa dan
dirasakan informan cenderung kepada orang-orang sekarang kelihatan lebih dapat
keputusan mereka untuk kuliah di ISI diprediksi dan tingkat stres sedikit. Pada
Yogyakarta. Mereka gembira ketika akhir fase ke tiga, informan sudah melakukan
nya bisa berada di Yogyakarta dengan beberapa penyesuaian seperti mempelajari
harapan besar akan bisa melewati proses sedikit demi sedikit bahasa Jawa untuk
seleksi dan diterima sebagai maha mengurangi kebingungan ketika ber
siswa. Sangat disayangkan karena fase komunikasi dengan orang-orang Jawa
kegembiraan ini tidak dilengkapi dengan atau membiasakan diri dengan kebiasaan
pengetahuan yang cukup tentang budaya menyapa setiap orang yang melintas.
yang baru. Padahal pengetahuan yang Informan memang tidak kemudian men
memadai tentang budaya baru juga jadi fasih berbahasa Jawa. Setidaknya
penting bagi mereka karena kehidupan dengan mengetahui makna dari beberapa
mereka bukan hanya sekedar kehidupan kosakata Jawa yang umum dipergunakan
perkuliahan. dalam percakapan sehari-hari mampu
Kedua, Fase Kekecewaan. Fase ke dua mengurangi kendala komunikasi.
ini dimulai ketika seseorang menyadari Dalam fase yang terakhir ini se
kenyataan dari ruang lingkup yang ber seorang mulai mengerti elemen kunci
beda dan beberapa masalah awal mulai dari budaya yang baru (nilai, kebiasaan
berkembang. Misalnya kesulitan adaptasi khusus, pola komunikasi dan lain-lain).
dan komunikasi mulai timbul.F ase ini Pada tahap ini orang merasa nyaman
kadang ditandai oleh perasaan kecewa, dalam budaya yang baru dan mampu
tidak puas dan segala sesuatunya bekerja dengan baik. Informan yang
mengerikan. Hal ini merupakan periode menurut peneliti telah berada pada fase
krisis dari kejutan budaya. Orang- ini adalah Ade, Neni, Maria, Daniel dan
orang mulai bingung dan heran dengan Afrina. Informan juga tidak perlu sampai
lingkungan baru mereka. Pada fase kedua harus kehilangan budaya daerah asal
ini informan mengalami kesulitan untuk mereka untuk bisa merasakan nyaman
beradaptasi dengan budaya setempat. di budaya baru. Beberapa budaya dari
Dalam hal komunikasi informan harus daerah asal yang masih mereka per
berhadapan dengan tradisi orang-orang tahankan baik secara sadar ataupun tidak
di Yogyakarta yang selalu berkomunikasi sadar adalah seperti logat/dialek yang
dengan menggunakan bahasa Jawa. masih tetap dan gaya bicara yang masih
Kebiasaan ini tentu saja menyebabkan blak-blakan.
328 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 314-329
Nugrahaning Esa Pratiwi, Richard Gordon Mayopu, dan George Nicholas Huwae
Program Studi Public Relations, Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya
Wacana, Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga, Jawa Tengah, No Telp. (0298) 321212
Email: 602013604@student.uksw.edu, richard.mayopu@staff.uksw.edu,
nicholas.huwae@staff.uksw.edu
Abstract
This research aims to find out the role of media relations in forming positive news on printed media by having
a special page for Salatiga news as research focus. This research is a qualitative research by using qualitative
descriptive approach. Observation, interview, document collection and photo activities are used to collect data.
The result indicates that informal media relations activities are more effective to create positive news about
Salatiga government in printed media because it can build good relation between Public Relations practitioners
and journalists.
Abstrak
Penelitian dilakukan untuk mengetahui peran aktivitas media relations dalam membentuk berita
positif di media cetak dengan menjadikan suratkabar yang memiliki halaman khusus untuk berita
Salatiga sebagai fokus penelitian. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yang
menjadikan observasi, wawancara, pengumpulan dokumen dan foto sebagai teknik pengumpulan
data. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas media relations informal lebih berperan dalam
membentuk berita positif tentang pemerintahan Kota Salatiga di media cetak karena dapat
menciptakan hubungan baik antara humas dan jurnalis.
berfokus pada instansi media yaitu Tabel 1. Jumlah Berita Kota Salatiga di Media
stakeholder yang mampu membantu Cetak
humas dalam mensosialisasikan program
kerja Pemerintah kepada stakeholder
Pemerintah yang lain terutama kepada
masyarakat. Humas sebagai corong
Pemerintah perlu melakukan upaya
untuk menjalin relasi yang baik lebih dulu
dengan media atau yang biasa disebut dalam membentuk berita positif di
dengan istilah media relations. media cetak yang dituangkan dalam
Menurut hasil wawancara yang di judul penelitian yaitu “Peran Aktifitas
lakukan peneliti dengan Kabag Bagian Media Relations dalam Membentuk
Humas Setda Kota Salatiga, Bapak Berita Positif di Media Cetak”. Penelitian
Adi Setiarso, S.E didapat pernyataan ini dilaksanakan dengan melihat keter
bahwa hubungan humas dan media libatan antara Humas Setda Kota Salatiga
semakin hari semakin baik. Hubungan dan jurnalis media cetak dalam aktifitas
yang semakin baik juga diikuti dengan media relations yang diadakan oleh Bagian
berita positif mengenai Kota Salatiga Humas Setda kota Salatiga.
dan Pemerintah yang memiliki jumlah Dari Sudut Pandang Praktisi Humas
lebih banyak daripada berita negatifnya Kementerian dan Wartawan (Studi
dalam setiap bulan.Secara lebih jelas, Kasus : Media relations di Kementerian
pemberitaan tentang Kota Salatiga dan Pendidikan dan Kebudayaan Republik
pemerintahannya dapat dilihat pada Indonesia dalam rangka sosialisasi
media cetak terutama pada media cetak program dan kebijakan kementerian)”
surat kabar yang memiliki halaman (Yunita, 2012). Penelitian ini mengungkap
khusus untuk berita seputar Kota Salatiga. bahwa Kemendikbud melakukan
Sesuai data analisis media yang di sosialisasi program dan kebijakan dengan
buat oleh sub-bagian analisis kemitraan menggunakan beberapa saluran media
media pada Bagian Humas Setda yaitu media cetak, media elektronik,
Kota Salatiga, jumlah berita mengenai media luar ruang, media tatap muka,
Kota Salatiga yang meliputi segala media kemitraan, pengumpulan dan
kejadian baik di masyarakat maupun di pengolahan informasi pendidikan
pemerintahan selama 5 bulan mulai Mei- dan kebudayaan, dokumentasi foto/
September 2014 yang disajikan melalui audiovisual dan pengembangan mutu
media cetak dapat dilihat pada tabel 1. SDM. Hasil penelitian menyimpulkan
Hubungan baik antara Humas Setda Kota bahwa banyaknya kegiatan Kemendikbud
Salatiga dan jurnalis media kontributor dengan menggunakan saluran media
Kota Salatiga juga terlihat dengan tidak ternyata belum diikuti dengan pemahaman
di blow-up¬nya kasus mengenai sengketa humas Kemendikbud mengenai makna
tanah di Salatiga oleh media. Oleh karena dan maksud media relations sehingga
itu, peneliti menganggap perlu untuk Humas Kemendikbud bisa dikatakan
mengungkap dan mengetahui aktifitas belum mampu menjalankan tugas seba
media relations yang dilakukan Humas gai perwakilan Kemendikbud terutama
Setda Kota Salatiga kepada jurnalis media sebagai sumber informasi utama bagi
kontributor Kota Salatiga (jurnalis yang wartawan di lingkungan Kemendikbud.
mendapatkan tugas untuk mencari berita- Penelitian lain berjudul “Strategi
berita seputar Salatiga) serta peranannya Media Relations dalam Pemerintahan
332 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 330-345
hubungan baik dengan jurnalis media hubungan humas dan media dalam suatu
massa tidak menutup mata tetapi terus kegiatan yang tidak merupakan agenda
mengadakan perubahan dan perbaikan rutin pemerintah dan bukan aktifitas yang
agar hubungan dengan pers yang bersifat resmi serta hanya menggunakan
selama ini tercipta terus terjaga dengan anggaran taktis dalam pelaksanaannya
baik (Syaifullah, 2004). Perubahan dan dimana aktifitas yang dilaksanakan
perbaikan tersebut direalisasikan dengan biasanya bersifat pribadi.
melakukan aktifitas media relations
yaitu usaha untuk mencapai publikasi Aktivitas Media Relations
atau penyiaran yang maksimum atas Humas Setda Kota Salatiga memiliki
suatu pesan atau informasi humas dalam bermacam-macam aktivitas, mulai dari
rangka menciptakan pengetahuan dan jumpa pers, press tour, pembuatan dan
pemahaman bagi khalayak dari organisasi pengiriman release, penulisan advertorial
atau perusahaan yang bersangkutan sampai aktivitas yang terkait dengan
(Jefkins, 1992). pelatihan-pelatihan. Secara lebih rinci,
Hubungan media terjalin baik secara aktivitas media relations Setda Kota Salatiga
formal maupun informal. Hubungan baik itu seperti yang ada di dalam tabel 2
dapat tercipta juga melalui kegiatan yang Peran Aktivitas Media Relations dalam
humas lakukan. Maksud dari aktifitas Membentuk Berita Positif
media relations dalam hubungan formal Aktivitas media relations yang
adalah hubungan humas dan media dilakukan oleh Humas Setda Kota
dalam suatu kegiatan yang telah menjadi Salatiga, memiliki peran dalam
agenda pemerintah dan memiliki membentuk berita positif terkait dengan
anggaran khusus dari pemerintah dalam kota Salatiga. Peran aktivitas media
pelaksanaannya. relation dalam membentuk berita positif
Begitu sebaliknya, aktifitas media itu seperti yang ada pada tabel 3.
relations Humas Setda Kota Salatiga dalam Sesuai dengan batasan masalah
hubungan informal yang dimaksud adalah penelitian yang dibuat, berikut aktifitas
Pratiwi, R. Gordon Mayopu, dan G. Nicholas Huwae, Aktivitas Media . .. 337
Tabel 2. Aktifitas Media Relations Formal – Informal Humas Setda Kota Salatiga
Tabel 2.1 Aktifitas Media Relations Formal – Informal Humas Setda Kota Salatiga
tetapi humas selalu menjalin pendekatan Humas sebagai jembatan dan juru
yang berkelanjutan dimana tidak hanya bicara bagi pemerintah juga menyediakan
disaat butuh kehadiran wartawan mereka diri untuk menjadi penyambung lidah
diundang, setelah itu mereka dilupakan dari instansi yang memiliki kepentingan
(Partao, 2010). dengan media massa. Koordinasi kepada
Pratiwi, R. Gordon Mayopu, dan G. Nicholas Huwae, Aktivitas Media . .. 339
Tabel 2.2 Aktifitas Media Relations Formal – Informal Humas Setda Kota Salatiga
Tabel 3. Peran Aktifitas Media Relations Formal – Informal Humas Setda Kota
Salatiga dalam Membentuk Berita Positif
Pratiwi, R. Gordon Mayopu, dan G. Nicholas Huwae, Aktivitas Media . .. 341
Tabel 3.1 Peran Aktifitas Media Relations Formal – Informal Humas Setda Kota
Salatiga dalam Membentuk Berita Positif
342 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 330-345
Tabel 3.2 Peran Aktifitas Media Relations Formal – Informal Humas Setda Kota
Salatiga dalam Membentuk Berita Positif
bagan jalur koordinasi yang tercipta ketika yang digunakan humas dalam melakukan
instansi lain membutuhkan keterlibatan koordinasi dengan media semakin variatif
media melalui humas ataupun dari sub- dan fleksibel serta tidak terbatas dengan
bagian humas sendiri. ruang ataupun harus tatap muka dengan
Dari gambar 2. dijelaskan bahwa jurnalis. Melalui jumpa pers, koordinasi
Humas Setda Kota Salatiga yang terbagi bisa dilakukan juga melalui short message
menjadi 3 sub-bagian, membentuk service (sms), telepon maupun media sosial.
koordinasi melalui satu pintu yaitu melalui Setelah mengetahui macam aktifitas
sub-bagian Analisis Kemitraan Media media relations yang dilaksanakan Humas
(AKM) ketika membutuhkan jurnalis Setda Kota Salatiga dengan melibatkan
dalam suatu kegiatan. AKM adalah sub- jurnalis media cetak dan mengetahui
bagian yang secara langsung berhubungan peran masing-masing aktifitas dalam
dengan media sesuai dengan tugas membentuk berita positif, diketahui bahwa
pokok dan fungsi (tupoksi) yang tertulis. beberapa aktifitas media relations formal
Dengan perkembangan teknologi, cara memberikan kesempatan kepada jurnalis
Pratiwi, R. Gordon Mayopu, dan G. Nicholas Huwae, Aktivitas Media . .. 343
untuk membuat berita secara langsung tertentu serta bahasa yang digunakan
dengan menemui narasumber yang ada jurnalis tidak mendiskreditkan humas dan
seperti jumpa pers, press tour, pelatihan- instansi pemerintah. Hal itu dikarenakan
pelatihan, menyediakan kemudahan akses adanya kedekatan emosional antara humas
informasi dan mengundang jurnalis dalam dan jurnalis serta didukung dengan adanya
acara pemerintah. Tetapi, aktifitas media kedekatan ruang kerja diantara keduanya.
relations informal memliki peranan lebih Humas menyediakan ruang kerja bagij
banyak dibandingkan dengan aktifitas urnalis yang disebut dengan press room
formal dalam membentuk beritapositif yang memudahkan adanya konfirmasi
dikarenakan aktifitas informal dapat dan klarifikasi dari pihak Humas kepada
membentuk hubungan baik secara personal. jurnalis ketika jurnalis menemui isu negatif
Dengan hubungan baik yang terbentuk tentang pemerintah. Dalam menjalankan
melalui aktifitas media relations membuat tugasnya, jurnalis media tetap menjalankan
usaha Humas dalam membentuk berita tanggung jawab pekerjaan sesuai kode
positif melalui release selalu dimuat di etik yang dimiliki tetapi kendali lainnya
media cetak. Release yang dibuat humas adalah aspek moral individu yang tetap
selalu berisi berita positif sehingga ketika dimiliki jurnalis sebagai kendali pertama
dimuat pada surat kabar, secara langsung dalam kebebasan pers yang artinya apakah
dapat menyuguhkan berita positif tentang memiliki cukup moral untuk menulis
pemerintah kepada masyarakat. Release sesuatu yang berhubungan dengan hati
dibuat juga sebagai upaya meminimalisir nurani (Abdullah, 2004).
berita-berita negatif dikarenakan kurang
Simpulan
pahamnya jurnalis akan kejadian
Aktifvtas media relations Humas
sebenarnya.
Setda Kota Salatiga dengan jurnalis
Mengenai isu negatif yang menjadi fakta
media kontributor Kota Salatiga telah
pemerintah, jurnalis memberitahukannya
menciptakan hubungan baik di antara
kepada humas bahkan ketika humas belum
keduanya dalam ranah formal maupun
mendengar isu tersebut, dan meskipun
informal. Peran aktifitas media relations
ada berita negatif namun selalu berimbang
yang dilakukan humas dalam ranah
dengan menuliskan isi klarifikasi pihak
formal mampu memberikan ruangkepada
pemerintah terhadap suatu berita negatif
344 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 330-345
Magister Ilmu Komunikasi Komunikasi Universitas Mercu Buana, Jl. Menteng Raya
No.29 Jakarta Pusat, No Telp (021) 3193-5454
Email: mersi.sabini@gmail.com&leilamona@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the understanding of the mine repellent group PT.ABC communication
strategy through the CSR program. Research using qualitative descriptive approach with the constructivist
paradigm. Data collection technique used the techniques of interview and literature study. The study design
is done with the design of the case study. The results showed PT.ABC has been running various CSR
programs that include four areas of activity: community development, education, health and infrastructure
improvements. Nevertheless, the rejection of a repellent group remain. Some of the factors, the program is
limited to a certain group, employment is still very limited, and the tendency of corporations to be closed
to some sensitive issues like IUP, illegal miners and environmental damage. Constraints faced by the
corporation less communicate openly with repellent group, the CSR program is also still limited to a few
groups, the limited competence of communicating CSR employee-related mines, as well as the personal
interests of the group repellent utilizing the mine issue.
Keywords: Communication Strategy, CSR, Public, Group repellent, Mine, Resistance, exploitative.
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemahaman kelompok penolak tambang
menggunakan strategi komunikasi melalui program Corporat Social Resposibility (CSR) PT.ABC.
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data
menggunakan wawancara dan studi kepustakaan. Desain penelitian dilakukan dengan studi
kasus. Hasil penelitian menunjukkan PT.ABC sudah menjalankan program CSR, melalui program
pemberdayaan masyarakat, pendidikan, kesehatan, dan perbaikan infrastruktur. Kendati demikian,
penolakan masih tetap ada. Beberapa faktor penyebabnya adalah program masih terbatas pada
kelompok tertentu, penyerapan tenaga kerja masih terbatas, kecenderungan korporasi untuk tertutup
terhadap beberapa isu sensitif, seperti perolehan IUP, penambangan liar dan kerusakan lingkungan.
Selain itu, kendala yang dihadapi adalah korporasi kurang berkomunikasi secara terbuka dengan
kelompok penolak, program CSR masih terbatas pada beberapa kelompok, keterbatasan kompetensi
berkomunikasi karyawan CSR terkait tambang, serta adanya kepentingan pribadi dari kelompok
penolak dengan memanfaatkan isu tambang.
Kata kunci: Strategi Komunikasi, CSR, Keterbukaan, Kelompok Penolak, Tambang, Eksploitatif.
yang sebelumnya menolak, akhirnya agar peduli dan respect dengan warga
mendukung tambang karena aspirasinya sekitar, menghindari tindakan asusila
diakomodasi oleh PT. ABC. Banyak dan mencegah kesenjangan sosial antar
masyarakat yang konsisten untuk tetap karyawan dengan warga sekitar.
menolak karena masih menilai bahwa Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
PT. ABC belum memberi banyak manfaat terdapat ketidakseimbangan relasi yang
untuk warga sekitar tambang. terjadi antara PT. ABC dengan kelompok
Kelompok penolak tambang PT. penolak tambang. Dalam hubungan sosial,
ABC adalah warga yang bekerja sebagai ada pola komunikasi yang dominan dari
petani, penambang rakyat, orang yang pihak perusahaan yang menentukan
berkepentingan dengan isu tambang, pola hubungan sosial, ekonomi dengan
dan aktivis lingkungan. Para penolak komunitas sekitar. Ketidakseimbangan
mengharapkan resistensi terhadap aktivitas hubungan tersebut berpengaruh pada cara
pertambangan menjadi gerakan bersama pandang terhadap satu sama lain.
dari semua kelompok yang merasa Kontras dengan itu, masyarakat
dirugikan. setempat dan penambang tradisional tidak
Bentuk penolakan antara lain; (1) memilikimodalyangcukupuntukmengelola
Demonstrasi di lokasi tambang, (2) kekayaan alam di lingkungannya. Mereka
Menyebarkan opini negatif kepada hanya mengandalkan peralatan tradisional
komunitas sekitar,(3) Pemasangan spanduk dengan fasilitas seadanya, dengan teknik
dan menyebarkan selebaran penolakan di penambangan yang sederhana, juga tidak
jalan dan tempat umum, (4) Menuntut ke memiliki rencana penambangan jangka
bupati dan lobi di DPRD kabupaten untuk panjang. Komunitas sekitar dan penambang
mencabut IUP PT. ABC. liar yang kurang berpendidikan, dan
Tuntutan dibuat oleh kelompok tidak memiliki keahlian dalam bidang
penolak dan mengarah pada beberapa isu, pertambangan. Mereka juga tidak dapat
yaitu ; (1) Mempertanyakan aspek legalitas direkrut menjadi karyawan yang ber-skill
perusahan (IUP). Menurut mereka, IUP karena kurang terlatih. Sehingga mereka
yang diberikan oleh bupati tidak melalui hanya berharap untuk direkrut menjadi
prosedur yang jelas dan transparan. Bupati karyawan non-skill dan mendapatkan
memberikan IUP dari perusahaan ITC ke keuntungan ekonomis dari penambangan.
PT. ABC tanpa melalui sosialisasi kepada Sementara keberadaan penambang liar
masyarakat di sekitar Tiwu Tanah, (2) di sekitar daerah penambangan PT. ABC
Perekrutan karyawan dari warg a lokal tidak mendapat izin resmi dari pemerintah
terutama di Ring I tidak sesuai harapan daerah. Petak yang selama ini menjadi
komunitas. Menurut penolak tambang, lahan penambangan warga merupakan
perekrutan tenaga kerja belum mampu bagian dari wilayah IUP PT. ABC. Dengan
menyerap tenaga kerja, masih banyak ketiadaan perlindungan politik dan hukum,
anak muda di Ring I yang menganggur. aktivitas penambangan liar tersebut kapan
Perekrutan warga lokal juga masih saja dapat dihentikan oleh pemerintah.
terbatas pada tenaga non-skill, (3) Meminta
Strategi Komunikasi PT. ABC
ganti rugi uang tunai sebesar 2-3 miliar
Strategi komunikasi PT. ABC adalah
per-Kepala Keluarga. (4) Memberikan
bentuk respon dari perusahaan terhadap
area penambangan untuk penambang
tuntutan warga. Tujuan penolakan dari
tradisional yang selama ini sudah
warga adalah untuk mendapatkan respon
melakukan penambangan, termasuk di area
dari perusahaan. Oleh karena itu, strategi
IUP PT. ABC, (5) Menuntut perusahaan
komunikasi harus memahami kebutuhan
350 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 346-356
warga dan kondisi sosial ekonomi yang penolak atau masyarakat yang belum
berkembang di komunitas dengan cara bersikap terbuka terhadap perusahaan
; (1) Merekrut karyawan non skill dari karena tidak mendapat informasi yang
masyarakat setempat. Dalam perekrutan memadai terkait PT. ABC. Dalam setiap
tenaga kerja terutama yang non skill, PT. perjumpaan dengan warga, staf Corporate
ABC memprioritaskan masyarakat lokal Social Responsibilty (CSR) memberikan
di Kecamatan Seredindung yang tersebar penjelasan terkait tambang, kegiatan
di lima desa. Pada saat ini jumlah karyawan sosial yang sudah dilakukan PT. ABC,
yang berkerja di PT. ABC 797 orang. Dari dan sisi manfaat tambang.
jumlah tersebut yang berasal dari warga Departemen Corporate Social
lokal berjumlah 762 orang, dan ada 573 Responsibilty (CSR) PT. ABC merekrut
orang yang berasal dari wilayah Ring I, karyawan perempuan yang memiliki
Kecamatan Seredindung, (2)Memberi kompentensi komunikasi yang bagus
perhatian khusus kepada tokoh penolak. dan pemahaman terhadap dunia
Departemen Corporate Social Responsibilty pertambangan. Ini merupakan bentuk
(CSR) PT. ABC memberi perhatian kepada strategi perusahan untuk menarik simpati
para tokoh penolak dengan berbagai warga yang cenderung bersikap keras
bentuk bantuan dan kerja sama yang terhadap perusahaan. Para karyawati
saling menguntungkan. Setiap program itu melakukan pendekatan komunikasi
sosial Corporate Social Responsibilty interpersonal yang asertif dan persuasif
(CSR) selalu dikomunikasikan dengan dengan tokoh penolak dan warga.
mereka, masukan para tokoh menjadi Mereka mensosialisasikan program
materi pertimbangan dalam perumusan CSR perusahaan, manfaat tambang
kebijakkan dan distribusi program, (3) dan menjawab berbagai pertanyaan
PT. ABC bekerja sama dengan kelompok masyarakat terkait tambang.
penolak dengan menjadikan mereka Pengembangan kegiatan pember
local supplier. PT. ABC berkomitmen dayaan masyarakat bertujuan untuk
untuk memberdayakan masyarakat lokal meningkatkan kemandirian masyarakat
dengan menjadikan mereka sebagai lokal dalam memanfaatkan potensi
suplier beberapa jenis materil bangunan kekayaan alam di lingkungannya. Pem
dan makanan. PT. ABC juga menyewa jasa berdayaan masyarakat lokal menjadi
kendaraan para pengusaha lokal. Selain sangat penting karena mereka tidak
itu, perumahan warga dijadikan kantor memiliki modal yang cukup, keterampilan
dan camp sejak tahap eksplorasi hingga yang terbatas dan tidak memiliki
tahap konstruksi. Dari 102 mitra kerja,84 kekuatan politik-hukum berhadapan
diantaranya berasal dari Kecamatan dengan perusahaan. PT. ABC telah
Seredindung. Pembelian kepada mitra melakukan program pemberdayaan,
kerja lokal selama bulan Januari-Juni 2015 yaitu; (1) Membantu pengembangan
terus meningkat dengan nilai keseluruhan usaha pertanian, perikanan dan
mencapai Rp 4,378 Milyar. peternakan, (2) PT. ABC memberdayakan
Manajemen PT. ABC merespon kaum ibu melalui pembudidayaan
tuntutan dengan mengalokasi waktu staf tanaman sayuran dan lainnya, (3) PT.
Corporate Social Responsibilty (CSR) untuk ABC membangun kerja sama dengan para
lebih banyak berada di lapangan agar pengusaha lokal agar mampu bersaing
dapat membaur dengan masyarakat. dengan pengusaha dari daerah lainnya.
Tujuannya, untuk menemui dan Mereka menjadi local supplier kebutuhan
menjalin silaturahmi dengan kelompok operasional perusahan dan penyedia jasa
Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . . 351
sumber daya alam di lingkungan mereka tokoh penolak, peneliti menilai bahwa
tidak memiliki trickle-down effect kepada isu penolakan tambang dari kelompok
masyarakat. Dalam rentang waktu 3 tahun penolak tidak berdiri sendiri dengan
terakhir, kelompok penolak tambang isu lainnya. Isu tambang dijadikan
yang terdiri LSM dan beberapa tokoh medium untuk mendapatkan dan
masyarakat setempat terus melakukan memperjuangkan sesuatu yang lain dari
aksi penolakan terhadap perusahaan. kelompok penolak. Artinya, kelompok
Disisi lain hal positif datang dari kerja penolak tambang memiliki misi pribadi
sama antara pemerintah kecamatan, desa terkait isu tambang, tidak murni untuk
dengan PT. ABC. Hal ini tercermin dari memperjuangkan warga.
adanya beberapa kebijakan dan program Kerusakan lingkungan menjadi
pemerintah yang merupakan hasil salah satu isu yang berkembang saat
rumusan bersama dengan pihak PT. ABC. ini. Gugusan di wilayah tersebut
Penolakan tambang karena adanya berfungsi untuk menghadang terpaan
program Corporate Social Responcibility angin pada bulan tertentu. Masyarakat
(CSR) hanya dinikmati segelintir orang. mencemaskan apabila nanti pegunungan
Keuntungan PT. ABC tidak ada untuk Tiwu Tanahdigusur, maka akan
warga setempat. Beberapa Lembaga membahayakan keselamatan mereka
Swadaya Masyarakat (LSM) yang ada terutama bagi yang berada di sekitar
di sekitar perusahaan menyayangkan lokasi tambang.
sikap perusahaan yang dinilainya tidak Illegal mining merupakan salah
adil dalam merekrut tenaga kerja. Bagi satu isu penting terkait pengelolahan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), aset Tiwu Tanah. Para penambang
perusahaan gagal menekan angka tradisional berjumlah sekitar 1000 orang.
pengangguran di wilayah tersebut. Dengan dimulainya eksplorasi PT. ABC
Keuntungan yang didapat oleh sangat potensial untuk menghentikan
PT. ABC sangat besar sementara yang aktivitas para penambang liar. Padahal,
diterima masyarakat hanya sebagian penambangan rakyat yang sudah mereka
kecil saja. Kami melakukan demonstrasi lakukan selama ini sudah menjadi
atas dasar tersebut. LSM dan warga pekerjaan pokok.
penolak lainnya menuntut agar mendapat Penolakan terhadap tambang Tiwu
uang kompensasi per-kepala keluarga Tanah tidak terlepas dari kepentingan
dipandang layak. Pihak yang dirugikan politik. Pada pemilu legislative tahun 2014
atas berdirinya perusahaan perusak lalu, banyak caleg yang menggunakan isu
lingkungan, tidak mendapat kerugian tambang untuk menggalang dukungan
yang kedua kalinya, (wawancara dengan warga. Para caleg berjanji akan berjuang
Rosid, salah satu anggota dari Lembaga untuk menghentikan aktivitas tambang
Swadaya Masyarakat (LSM)). di Tiwu Tanah apabila terpilih. Pada saat
Salah seorang warga setempat itu, isu tambang kembali menghangat
mengatakan bahwa program CSR PT. dan mendapat dukungan penuh dari
ABC terlalu monoton kepada orang kelompok penolak.
kelompok penolak tambang, sehingga Kelompok penolak tambang
kelihatannya program CSR hanya untuk memiliki misi pribadi dalam memainkan
membujuk para tokoh agar mengubah isu tambang. Antara lain dari sisi sosial
sikap dan berpihak pada perusahaan. mereka mau diakui sebagai tokoh yang
Berdasarkan pengamatan di memperjuangkan nasib warga sekitar.
lapangan dan wawancara dengan para Dari sisi ekonomi, kelompok penolak
Marselinus Nuba dan Leila Mona, Corporate Social Responsibility. . . 353
selanjutnya bergerak secara terpola yang Prayogo, D.2004. Konflik Antara Kor
pada akhirnya menjadi konflik sosial. porasi dan Komunitas: Pengalaman
Beberapa Industri. Tambang
Daftar Pustaka
dan Minyak di Indonesia. Jurnal
Ansori, Mohammad Hasan. 2013.
Masyarakat No 13. Jakarta: Fisip UI.
Desentralisasi Korupsi, dan
Kemunculan IUP di Indonesia. http://www.greenpeace.org/seasia/
Jurnal Demokrasi dan HAM Vol. 10, id/press/releases/Laporan-
2013 The Habibie Center.Jakarta: UNJ. Greenpeace-Selain-Merusak-
Lingkungan-Industri-Batubara-
Cangara, H. 2005. Pengantar Ilmu Komu
Melukai-Perekonomian-Indonesia/
nikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada Scott, James. 2000. “ Weapons of The Weak ;
Everyday Forms of Peasant Resistance.
Hardt, Michael dan A. Negri. 2000.
Chicago: Yale University Press.
Biopolitical Production dalam Empire.
Cambridge: Harvard University Tambang dan Minyak di Indonesia. Jurnal
Press. Masyarakat No 13. Jakarta: Fisip UI.
Abstract
This study aims to determine the motive of the public to read or understand the information contained on
the drug packaging OTC, identify the ability of people to understand information on the the drug packaging
OTC and the utilization of existing information. This is a qualitative research. Researchers collected data in
the Kepuharjo village, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. The result shows that the main reason of people
reading the instructions on the drug packaging OTC is to be safe after consuming drugs. However, other clue,
such as drug side effects is less noticed. Because of consuming drugs is always safe, it makes people repeat
in consuming drugs considered suitable for her. People do this in accordance with rules of consuming drugs
because they expect to get speedy recovery. The other reason is to make as information or knowledge when they
will consume drugs.
Abstrak
Penulisan ini bertujuan mengetahui motif masyarakat dalam membaca atau memahami informasi
pada kemasan obat yang dijual bebas, mengidentifikasi kemampuan masyarakat dalam memahami
informasi pada kemasan obat yang dijual bebas dan mengetahui pemanfaatan informasi pada
kemasan obat yang dijual bebas di wilayah Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman
Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan alasan utama masyarakat selalu
membaca petunjuk pada kemasan obat yang dijual bebas ialah supaya aman setelah mengkonsumsi
obat tersebut, khususnya masa berlaku obat. Petunjuk lain misalnya, efek samping obat kurang
diperhatikan. Karena setiap mengkonsumsi obat selalu aman, menjadikan masyarakat untuk selalu
mengulangi obat yang dianggap cocok. Masyarakat mengkonsumsi obat sesuai aturan penggunaan.
Harapannya supaya cepat sembuh. Alasan yang lain ialah menjadikan informasi atau ilmu sebagai
pengetahuan apabila akan mengkonsumsi obat.
ngobatan sendiri umumnya masih rendah perut yang sudah kadaluarsa (http://
dan kesadaran masyarakat untuk membaca yokowebs.com/node/438).
label pada kemasan obat juga masih kecil. 2) Kasus keracunan obat sakit kepala
Sumber informasi utama untuk melakukan di Ngawi. Astuti, warga Ngawi harus
pengobatan sendiri umumnya berasal dari tergolek di rumah sakit dengan kondisi
media massa.Menurut Suryawati (1997) sekujur tubuh melepuh seperti habis
dalam http://mfi.farmasi.ugm.ac.id/ terbakar. Diagnosa medis menyebutkan dia
files/news/5.bu susi.pdf (diakses tanggal keracunan obat yang dikonsumsinya ketika
18 April 2009, 1.49PM), informasi dari mengeluhkan sakit kepala. Kondisinya
pabrik obat ada yang kurang mendidik sangat mengenaskan. Sekujur tubuhnya
masyarakat, ada yang kurang benar. melepuh seperti bekas terbakar. Menurut
Semua obat memiliki efek samping pihak rumah sakit, kemungkinan Astuti
walaupun tidak seketika, namun akan menderita stephen johnson syndrome atau
kelihatan perlahan-lahan. Sekarang banyak penyakit yang timbul karena keracunan
media yang memberitahukan korban- obat. Astuti meminum obat sakit kepala
korban yang mengkonsumsi obat-obatan yang dibelinya secara bebas dari kios di dekat
sembarangan mengalami efek yang tidak rumahnya. Setelah meminum obat sakit
baik. Seperti diberitakan ada seseorang kepala yang diduga sudah kadaluwarsa
yang mengalami kulit melepuh setelah tersebut, Astuti justru merasakan panas
mengkonsumsi obat- obatan yang tidak sekujur tubuhnya dan kulitnya
dari resep dokter. Hal tersebut dikarenakan juga nampak memerah (http://
tubuh tidak kuat menerima obat dengan cybermed.cbn.net.id/cbprtl/Cybermed/
dosis yang dikonsumsi. Sehingga seluruh pda/detail. aspx ? x = Health + News&y =
badan melepuh dan seperti terbakar. Cybermed%7C0%7C0%7C5%7C4817).
Inilah yang terjadi di dalam masyarakat
Metode Penelitian
sekarang ini. Masyarakat hanya berobat
Penelitian ini bersifat kualitatif,
dengan sesuai dengan tingkat ekonomi
menurut Van Maanen et al, seperti
yang ada pada masing-masing individu.
dikutip H. B. Sutopo (2002:34), dimana
Kebanyakan dari masyarakat tidak
peneliti menjelajahi kancah penelitian dan
membaca atau memahami anjuran dari
menggunakan sebagian besar waktunya
obat-obatan tersebut. Sedangkan penjual
dalam mengumpulkan data secara
hanya ingin mengeruk keuntungan yang
langsung dan data yang diperoleh benar-
sebesar-besarnya tanpa memberikan
benar berdasarkan perspektif dari para
informasi yang harus disampaikan. Agar
subjek yang diteliti dilokasi penelitian.
masyarakat mengerti dari khasiat ataupun
Penelitian ini cenderung mengarahkan
efek samping yang ditimbulkan dari obat-
kajiannya pada perilaku manusia sehari-
obatan tersebut setelah dikonsumsi.
hari dalam keadaannya yang rutin secara
Beberapa kasus yang terjadi dalam
apa adanya.
masyarakat yang belum memahami
Sementara metode penelitian
informasi yang ada dalam kemasan obat
ini menggunakan metode penelitian
bebas, antara lain: 1) Kasus keracunan obat
deskriptif yaitu penelitian yang hanya
di Medan, Seorang wanita praktek kerja
memaparkan suatu situasi atau suatu
lapangan (PKL) di Diskes Medan, Minggu
peristiwa secara apa adanya yang terjadi
(7/9) sekira pukul 21.30 WIB, dilarikan ke
di lokasi penelitian, dimana penulis
RSU Pirngadi Medan. Pasalnya, korban
mengadakan suatu penelitian secara
yang diketahui bernama Leni Marlina (21)
langsung di wilayah Kepuharjo Kecamatan
mengalami keracunan obat pereda sakit
Cangkringan Kabupaten Sleman DIY
360 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373
penelitian yang dituju dan penulis juga mempunyai alasan yang sangat berarti
memutuskan dan menafsirkan data untuk menjadikan keamanan setelah
yang ada. Ciri lain dari metode deskriptif mengkonsumsi obat. Aman yang
menurut Jalaluddin Rahmat (2007:25) ialah dimaksud oleh masyarakat merupakan
menuju titik beratnya pada observasi dan tindakan yang hati-hati setelah
suasana secara alamiah atau naturalisting mengkonsumsi obat, agar setelah
setting. Penelitian deskriptif mempunyai meminum obat tidak terjadi hal yang
dua tujuan, yaitu: 1) Untuk mengetahui tidak diinginkan dengan kata lain fatal.
perkembangan sarana fisik tertentu Pertama masyarakat akan membaca
atau terjadinya suatu aspek tertentu atau masa kedaluarsa obat terlebih dahulu
terjadinya suatu aspek fenomena sosial yang tercantum di dalam kemasan
tertentu. 2) Untuk mendeskripsikan secara obat tersebut. dan sebelum dikonsumsi
terperinci fenomena sosial tertentu. dibaca terlebih dahulu. Selain masa
Penelitiandeskriptifbiasanyadilakukan kedaluarsa, masyarakat juga akan
tanpa hipotesa yang telah dirumuskan membaca aturan dosis yang seharusnya
(Rakhmat, 2007: 25), mengatakan bahwa menjadi panutan sebelum meminum
penelitian deskriptif bertujuan untuk: 1) obat. Dilanjutkan dengan membaca
Mengumpulkan informasi aktual secara anjuran minum sebelum mengkonsumsi
terperinci yang melukiskan gejala yang obat yang dijual bebas tersebut terlebih
ada. 2) Mengidentifikasikan masalah atau dahulu. Hal itu dilakukan agar aman
memeriksa kondisi dan praktek yang setelah mengkonsumsi obat. Secara tidak
berlaku. 3) Membuat perbandingan atau langsung pula, masyarakat Kepuharjo
evaluasi. 4) Menentukan apa yang dilakukan telah melek informasi terhadap
orang lain dalam menghadapi masalah bahaya obat- obatan yang sering di
yang sama, dan belajar dari pengalaman blow-up oleh televisi. Dengan kesadaran
mereka untuk menetapkan rencana dan melek informasi tersebut masyarakat
keputusan pada waktu yang akan datang. desa Kepuharjo sudah peduli terhadap
Penelitian deskriptif merupakan bahaya yang diakibatkan dari salah
penelitian yang bertujuan untuk mengkonsumsi obat.
menggambarkan secara tepat sifat-sifat Masyarakat juga mengatakan takut
suatu individu, keadaan atau kelompok apabila salah dalam mengkonsumsi
tertentu, atau menemukan gejala lain obat, dengan maksud salah aturan
dalam masyarakat mengenai penelitian meminum yang sesuai dengan aturan
deskriptif. Penelitian deskriptif memberikan yang dianjurkan di dalam kemasan obat
gambaran tentang suatu gejala yang terjadi bebas. Salah satu dari informan juga
dalam masyarakat tertentu. mengatakan: “nek aturan ngunjukipun
kalian tanggal kedaluarsane mesti kulo
Hasil Penelitian dan Pembahasan
waos, lha ajreh nek salah kedadean sak
Motif masyarakat untuk membaca atau baripun ngunjuk obat (kalau aturan
memahami informasi yang ada pada minum obat dan tanggal kedaluarsanya
kemasan obat yang dijual bebas. selalu saya baca, nanti takut apabila salah
Secara tidak disadari masyarakat kejadian setelah minum obat) (wawancara
sendiri sudah memiliki dorongan atau dengan Bapak Semi 49 tahun, 20 Agustus
kemampuan untuk membaca informasi 2009)“. Dan ada pula informan yang
yang ada pada kemasan obat yang mengatakan: “kulo niki mboten saget
dijual bebas terlebih dahulu sebelum maos tulisan, amargi sekolah SD mawon
mengkonsumsinya. Dorongan tersebut mboten lulus. Nek ajeng ngunjuk obat
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 361
sing kulo tumbas saking warung celak Dari alasan tersebut, masyarakat menjadi
ndalem mesti kulo ngengken anak kulo lebih berhati-hati dan lebih peka terhadap
macake aturan lan tanggal kedaluarsane informasi yang beredar di masyarakat. Oleh
(saya ini tidak bisa membaca tulisan yang karena itu masyarakat membaca petunjuk
ada pada kemasan obat, karena SD saja minum sebelum mengkonsumsinya.
tidak lulus. Kalau mau membaca aturan Informan mengatakan bahwa: ”sak derange
pakai obat yang dibeli dari warung dekat ngunjuk obat mboten kesupen maos tulisan
rumah selalu saya menyuruh anak sing wonten wadahe obat riyen, sak liyane maos
saya membacakan aturan minum aturane nggeh maos tanggal kedaluarsane obat
dan tanggal kedaluarsanya) (wawancara pindah. Maose wau sampun apalan saking
dengan Bapak Sehono 42 tahun, 21 niate piambak, dados mboten enten sing mekso
Agustus 2009)”. ngengken maos niku ben kedahe aman sakwise
Sebagian besar masyarakat desa ngunjuk obat (sebelum minum obat tidak lupa
Kepuharjo yakni 16 dari 25 informan membaca tulisan yang ada pada kemasan obat
selalu membaca informasi yang ada terlebihdahulu, selain membaca aturan juga
dalam kemasan obat yang dijual bebas. Ini membaca tanggal kedaluarsa obat sekalian.
dilakukannya sebelum mengkonsumsi obat Membaca petunjuk obat sudah kesadaran dan
selalu membaca dengan landasan niat dari niat dari diri masing-masing, jadi tidak ada
diri masing- masing. Maksud dari niat ialah yang memaksa suruh membaca aturan supaya
dorongan yang tidak disadari dan tidak ada aman saja setelah meminum obat) (wawancara
paksaan dari orang lain untuk membacanya. dengan Ibu Tuminah 38 tahun, 22 Agustus
Harapan dari mereka adalah untuk 2009)”.
menjadikannya antisipasi dari kesalahan Alasan utama masyarakat selalu
meminum obat. Hal itu dilakukan agar membaca petunjuk yang ada pada kemasan
selalu aman dengan maksud tidak salah obat yang dijual bebas ialah supaya aman
mengkonsumsi dengan kelebihan dosis setelah mengkonsumsi obat tersebut.
minum dan sudah habis masa berlakunya. Khususnya pada masa belaku obat.
Misalnya, aturan minum obat seharusnya Adapun petunjuk yang lain misalnya, efek
minum sehari 3 kali akan dilakukan sehari 4 samping obat tersebut kurang diperhatikan.
kali ataupun diminum setelah makan akan Dikarenakan setiap mengkonsumsi
dilakukan sebelum makan. obat selalu aman. Hal tersebut yang
Selain membaca aturan minum juga menjadikan masyarakat untuk selalu
untuk mengetahui masa berlaku obat atau mengulangi obat yang dianggap cocok
masa kedaluarsa. Apabila obat yang sudah bagi tubuhnya. Maksud dari masyarakat
terlambat masa berlakunya dikonsumsi tersebut karena sudah ada bukti yang
akan mengakibatkan hal yang sangat nyata setelah mengkonsumsi obat dan
membahayakan bagi tubuh. Dikarenakan berhasil sembuh. Masyarakat lebih
semula yang diinginkan menjadi obat akan percaya dengan hasil yang sudah pernah
menjadi racun bagi tubuh. Informasi yang dialami karena kepercayaan terhadap suatu
ada di masyarakat sekarang ini adanya hal yang sudah melekat di benak masing-
korban salah obat maupun alergi obat yang masing sangat kuat. Tindakan tersebut akan
berakibat badan menjadi melepuh seperti menjadikan masyarakat untuk berperilaku
terbakar. hafalan terhadap obat yang mereka anggap
Banyak juga informasi yang cocok. Sehingga masyarakat susah untuk
diberitakan akhir-akhir ini, bahwa adanya berpindah ke produk lain. Dari tabel 1 dapat
salah konsumsi obat yang mengakibatkan dilihat bahwa responden yang membaca
badan menjadi melepuh seperti terbakar. petunjuk pemakaian obat dengan jawaban
362 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373
ya sebanyak 216 orang ( 36%) dan yang alasan masyarakat tidak memahami bahasa
menjawab tidak sebanyak 384 orang (64%). maupun maksud yang tertulis. Bahasa
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan memang butuh pemahaman yang lebih
bahwa dalam meminum obat responden dalam memaknai ataupun memahaminya.
kebanyakan tidak membaca petunjuk Terkadang bahasa memang sulit untuk
pemakaian obat bebas terlebih dahulu. menjadikannya tidakan dan maksudya
Sebagian besar masyarakat desa menjadi sepaham. Banyak yang terjadi
Kepuharjo hanya membaca petunjuk obat kalaupun salah maksud dari bahasa akan
saja, namun tidak dengan informasi yang berbeda tindakannya. Hal ini juga bisa
lainnya yang terdapat dalam kemasan dikarenakan tingkat SDM masyarakat
obat yang dijual bebas. Misalnya pada efek desa Kepuharjo kurang maksimal dalam
samping obat, karena sudah menjadikan memahaminya. Masyarakat desa Kepuharjo
kebiasaan masyarakat rasakan setelah Kabupaten Sleman yang kebanyakan tingkat
minum obat tersebut tidak terjadi hal yang pendidikan masyarakatnya hanya sampai
menyimpang. Hal tersebut menjadikan tingkat SD ini menjadikan kendala dalam
masyarakat kurang memperhatikannya memahaminya. Masyarakat beranggapan
karena beranggapan tidak akan terjadi hal bahwa hanya membaca informasi yang ada
yang memperburuk keadaan sebelumnya. pada kemasan obat bebas saja sudah aman
Karena dari pengalaman yang sudah apabila sudah mentaati aturannya saja.
dialami (setelah mengkonsumsi obat) tidak Bahkan ada sebagian informan yang tidak
terjadi hal yang memperburuk keadaan membaca dan memahami petunjuk yang
melainkan menjadi hal yang diharapkan ada. Hanya berdasarkan cerita keberhasilan
yaitu menjadikan tubuh menjadi sehat. orang yang pernah mengkonsumsi obat
Ungkapan dari salah satu informan yang yang sama. Informan juga ada yang
sudah peneliti wawancarai: “menawi mengatakan: “sampun manut aturane kedah
maos aturane ngunjuk obat kaliyan tanggal sampun aman, dadi mboten maos tulisane sing
kedaluarsane kulo waos terus mboten kesupen, liyane (sudah mengikuti aturannya seharusnya
nanging tulisan sak liyane mboten kulo waos sudah aman, jadi tidak membaca tulisan yang
amargi sak perlune mawon sing kulo waos, lainnya) (wawancara dengan Ibu Slamet 60
sing penting aturane (apabila membaca aturan tahun, 25 Agustus 2009)”.
minum obat dan tanggal kedaluarsanya saya Hal ini seharusnya menjadi bahan
selalu membaca dan tidak lupa, tapi tulisan yang evaluasi bagi pihak farmasi agar
lain tidak saya baca lagi karena yang saya baca menggunakan bahasa dan atau istilah
hanya seperlunya yakni aturan minumnya) yang mudah dipahami oleh semua
(wawancara dengan Bapak Sumarno 41 kalangan. Penggunaan istilah-istilah
tahun, 24 Agustus 2009)”. farmasi yang terlalu banyak, tentunya
Masyarakat biasanya dalam membaca akan mempersulit masyarakat untuk
informasi pada kemasan obat yang dijual memahami informasi yang terdapat
bebas tidak secara keseluruhan dengan dalam kemasan produk obat tersebut,
apalagi bila konsumen obat tersebut
adalah masyarakat desa Kepuharjo yang
Tabel 1. Frekuensi Responden
sebagian besar penduduknya hanya
Membaca Petunjuk Pemakaian Obat
lulusan SD dan bekerja sebagai petani.
Alasan sebagian besar masyarakat
membaca petunjuk pada kemasan obat
yang dijual bebas ialah keamanan. Aman
menurut masyarakat ialah aman yang bisa
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 363
Jadi apabila ada perubahan aturan pakai, bertanya kepada petugas kesehatan yang
efek samping atau petunjuk pemakaian, kebetulan dikenalnya.
masyarakat tidak akan mengetahui Setelah membaca anjuran
informasi secara cepat. Oleh karena itu pemakaian obat masyarakat yang
selama masyarakat tidak mencari tahu tidak memahami informasi yang telah
perkembangan obat tersebut dan produsen dibacanya, masyarakat juga tidak
tidak gencar mensosialisasikan perubahan bertanya kepada anggota keluarga
hasil produksinya, maka masyarakat tetap atau tetangga kiri kanan yang lebih
tidak akan mengetahui perubahan tersebut. mengerti. Masyarakat menganggap
Hal ini menjadi tantangan para produsen tidak penting, karena masyarakat selalu
obat yang dijual bebas. hafalan dalam memahami informasi
Masyarakat pun sudah memahami dan obat tersebut. Maksud dari hafalan ialah
mentaati anjuran konsumsi yang ada pada setiap mengkonsumsi obat masyarakat
kemasan obat yang dijual bebas. Dengan belum pernah mengalami hal yang fatal
maksud dari pemahaman masyarakat melainkan selalu baik. Hal tersebut yang
tersebut ialah hanya memahami aturan menjadikan masyarakan malas membaca
konsumsi atau anjuran minumnya saja. dan menjadikannya suatu kebiasaan.
Tindakan ini dilakukan untuk mempercepat Dikarenakan mereka selalu cocok setelah
proses penyembuhan penyakit dan mengkonsumsi obat dan tidak ada efek
mempercepat proses pemulihan stamina samping serta akibat yang didapat
tubuh. Pada dasarnya melalui petunjuk setelah mengkonsumsi obat tersebut.
yang telah tercantum pada kemasan obat Mereka menggap bahwa hal tersebut
yang dijual bebas masyarakat sudah belum penting dikarenakan mereka tidak
memahami dan mentaati anjuran. akan menggunakannya istilah tersebut.
Sebagai contoh, ada informan yang Biasanya yang tidak dipahami dari
menggunakan obat 2 sampai 3 kali anjuran masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten
yang ada dalam kemasan dan belum Sleman adalah nama-nama kandungan
sembuh masih menunda-nunda untuk yang ada pada obat tersebut. Sebagai
pergi ke balai pengobatan. Tetapi tindak contoh, paracetamol, propyphenazone, caffeine
lanjut dari proses penyembuhan mereka dan dexchlorpheniramine maleate (paramex).
kurang peduli karena mereka takut Istilah, misalnya “kontraindikasi” sebagian
dengan biaya yang membengkak yang besar juga tidak mengerti. Meskipun kata
akan dibayarnya. Adapun kemungkinan tersebut sudah diserap kedalam bahasa
penyakit tersebut dibiarkan sampai Indonesia. Lebih fatal lagi masyarakat
sembuh dengan sendirinya. Adapun yang hidup di pedesaan terbiasa
setelah sakitnya bertambah parah dan menggunakan bahasa daerah, dalam hal
mendapatkan anjuran dari keluarga, ini bahasa Jawa. Mereka menjadi susah
tetangga kiri kanan, mereka baru mau pergi untuk memahaminya karena mereka
ke balai pengobatan. Hal tersebut memang tidak terlalu mengerti bahasa Indonesia.
ada kenyataannya dalam masyarakat dan Keadaan tersebut menjadikan masyarakat
itupun banyak kejadiannya. Biasanya yang sulit untuk memahami maksud atau tujuan
melakukan ini adalah masyarakat yang yang diperintahkan. Namun masyarakat
tingkat pendidikannya SD atau tidak lulus desa Kepuharjo Kabupaten Sleman harap
SD. Adapun bagi yang berpendidikan SMP, dimaklumi karena informasi yang mereka
apabila setelah minum obat belum ada dapat tidak bisa secara cepat, hal tersebut
tanda- tanda berkurang atau sembuh segera terkendala dengan minimnya tingkat
pergi ke puskesmas terdekat. Bahkan berani pemahaman masing-masing individunya.
366 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373
Kesehatan bukan hanya untuk diketahui seperti kurang cermat dalam memahami
atau disadari dan disikapi, melainkan informasi obat bebas. Jadi masyarakat
harus dikerjakan/dilaksanakan tidak melaksanakan sesuai dengan
dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penyuluhan yang disampaikan. Misalnya,
berarti tujuan akhir dari pendidikan apabila akan mengkonsumsi obat bebas
kesehatan adalah agar masyarakat tidak dibaca seluruhnya dan apabila
dapat mempraktikkan hidup sehat bagi menderita sakit tidak secepatnya pergi
dirinya sendiri dan bagi masyarakat, ke balai pengobatan melainkan tetap
atau masyarakat dapat berperilaku hidup bekerja untuk mendapatkan penghasilan.
sehat (health life style). Mereka biasanya akan memberikan
Pengetahuan kesehatan secara pertolongan pertama dengan meminum
dini dimaksudkan agar masyarakat obat bebas yang dibeli di warung sekitar.
desa Kepuharjo Kabupaten Sleman Setelah sakitnya semakin parah barulah
mengerti dan paham akan kesehatan. pergi ke balai pengobatan. Kebanyakan
Kesehatan merupakan hal yang sangat dari masyarakat akan pergi ke balai
penting bagi kehidupan. Masyarakat pengobatan disaat sore hari. Alasan
seharusnya sudah menjadi lebih tahu masyarakat ialah apabila pagi hari
dengan kesehatan lingkungan sekitar di digunakan untuk bekerja agar mendapat
masyarakat. Secara praktis, komunikasi penghasilan. Kepala Puskesmas
kesehatan memberikan kontribusi bagi Cangkringan juga membenarkan bahwa
promosi kesehatan, mencegah penyakit masyarakat di desa Kepuharjo lebih
dalam suatu wilayah. memilih obat bebas dalam melakukan
Di wilayah Kepuharjo sendiri pengobatan pertama dikarenakan
masyarakatnya juga sudah diberi biayanya lebih murah. Masyarakat desa
penyuluhan tentang bahaya obat serta Kepuharjo sebagian besar tergolong
cara pemakaian obat bebas, seperti yang dalam tingkat ekonomi menengah
dikatakan Bapak Arif Wibawa, SKM ke bawah dan berpendidikan rendah
selaku Kepala Puskesmas Cangkringan: yakni sebagian besar hanya lulusan
“Penyuluhan yang diberikan kepada SMP. Produsen obat bebas tidak bisa
masyarakat tentang bahaya dari obat bekerjasama dengan pelayanan kesehatan
bebas sudah menjadi program dari dari pemerintah untuk mempromosikan
pemerintah. Program dari pemerintah kepada masyarakat. Kemudian cara yang
tersebut turun ke tangan Kepala digunakan oleh produsen obat bebas
Puskesmas Induk kecamatan, lalu dari dengan cara beriklan (Wawancara dengan
Puskesmas di lakukan oleh Posyandu Kepala Puskesmas Cangkringan, 14
maupun Rakor yang memberikan Desember 2009)“. Pendidikan kesehatan
penyuluhan kepada masyarakat langsung masyarakat desa Kepuharjo belum
dalam 1 bulan 1 kali. Selain kepada sepenuhnya dijalankan oleh masyarakat.
masyarakat, juga kepada siswa SMKN 1 Mereka hanya mendukung program-
Cangkringan yang dijadikan program program pendidikan kesehatannya saja,
dalam pemberian penyuluhannya. Setiap namun kegiatannya belum sepenuhnya
bulan penyuluhan akan selalu berbeda dijalankan. Kegiatan penyuluhan
dan mengikuti dari program Dinas yang dilakukan setiap 1 bulan 1 kali
Kesehatan. Masyarakat desa Kepuharjo memang masyarakat sangat antusias
sangat responsif apabila ada penyuluhan, dalam memberikan respons. Respons
namun masyarakat juga banyak yang tersebut hanyalah sesaat saat penyuluhan
mengabaikan disaat pelaksanaannya dilakukan. Setelah penyuluhan selesai
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 369
masa kedaluarsa sudah cukup dan minum dan dosis obat saja, tanpa membaca
sesudah menjadikan aman setelah petunjuk lain seperti efek samping,
meminum. Hal tersebut membuat kontra indikasi, cara penyimpanan dan
masyarakat tidak membaca informasi lain-lain. Sedapat mungkin masyarakat
lagi yang terdapat dalam kemasan obat kelas bawah yang pendidikanya sangat
yang dijual bebas tersebut. Misalnya saja minim dapat mengikuti perkembangan
efek samping, kontraindikasi dan lain- informasi obat andalannya. Hal ini
lain. Masyarakat hanya hafalan dalam dimaksudkan agar apabila ada perubahan
memahami efek sampingnya yakni akan aturan pakai atau dosis masyarakat
mengantuk setelah mengkonsumsi dengan cepat memperoleh informasi
obat. Kebanyakan dari masyarakat juga tersebut. Untuk itu, ini merupakan
tidak akan membaca efek samping secara tantangan serta pekerjaan bagi para
keseluruhan. produsen obat bebas untuk memberikan
Alasan masyarakat tidak membaca sosialisasi perubahan hasil produknya
secara keseluruhan ialah tingkat kesulitan kepada para konsumen mereka. Dengan
dalam pemahaman untuk memahami adanya sosialisasi tersebut maka imbas
bahasa maupun tulisan yang ada pada dari semua itu bukan hanya untuk para
kemasan obat yang dijual bebas tersebut. konsumen obat bebas, selain masyarakat
Dengan alasan tersebut menjadikan mendapatkan informasi yang lengkap
masyarakat untuk malas membaca tentang obat tersebut baik itu aturan
dikarenakan apabila membaca juga tidak pakai, dosis, kontra indikasi, dan lain-lain,
paham pula maksud yang disampaikan. tetapi kepercayaan masyarakat akan obat
Obat yang masyarakat dapatkan tersebut bertambah. Hal ini berpengaruh
ialah obat yang masuk kategori obat juga pada penjualan produk para
bebas yakni obat yang dijual di pasaran produsen obat. Namun untuk sekarang
tanpa resep dokter. Masyarakat desa hal itu belum sepenuhnya tercapai. Itu
Kepuharjo memilih pengobatan sendiri dikarenakan kebiasaan masyarakat yang
dengan alasan untuk pertolongan cenderung hafalan dalam memahami
pertama, murah, mudah didapatkan, informasi obat bebas tersebut. Inilah yang
dan terjangkau harganya. Dari alasan menjadikan masyarakat malas membaca
masyarakat tersebut, keinginan untuk dan sudah menjadi kebiasaan yang
pergi ke balai pengobatan setelah buruk. Biasanya yang tidak dipahami
menindaklanjuti apabila meminum obat oleh masyarakat pada umumnya adalah
yang dibeli di warung-warung tidak nama kandungan yang terdapat pada
manjur. Masyarakat menganggap bahwa obat tersebut. Tentu pula berpatok pada
pergi ke balai pengobatan sangat mahal tingkat kemampuan pemahaman masing-
dikarenakan biaya. Tingkat ekonomi masing individunya.
masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten Masyarakat akan menindak lanjuti
Sleman sebagian besar masyarakatnya anjuran yang ada pada kemasan produk
pada tingkat eonomi menengah ke obat bebas apabila setelah mengkonsumsi
bawah. Masyarakat yang sebagian besar obat tersebut tidak kunjung ada
hanya berkebun dan beternak. Mereka perubahan guna mengantisipasi sakit
hanya memperoleh informasi hanya yang semakin parah. Sehingga pada
terpaku tingkat kemampuan masing- saat mendatangi balai pengobatan
masing yakni kemampuan individu. sudah dalam keadaan akut karena asal
Pemahaman masyarakat dalam meminum obat. Kesehatan memang
mencari informasi hanya sebatas aturan belum sepenuhnya diperhatikan secar
372 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 357-373
khusus oleh sebagian besar masyarakat kemasan obat bebas, hal tersebut
desa Kepuharjo Kabupaten Sleman. diperkuat dengan:
Masyarakat mudah percaya apabila Motif masyarakat untuk membaca
sudah ada hasil yang didapat saat atau memahami informasi yang ada
pertama kali mengkonsumsi obat yang pada kemasan obat yang dijual bebas.
tersebut. Hal itulah yang menjadikan Masyarakat menjadikannya supaya aman
masyarakat menganggap informasi obat apabila sudah membaca masa kedaluarsa
tersebut tidak lagi penting karena sudah maupun aturan minum obat. Aman
berfikir kalau obat tersebut manjur. yang masyarakat cari ialah untuk tidak
Manfaat informasi yang ada pada terjadi hal yang tidak diinginkan setelah
kemasan obat yang dijual bebas bagi meminum obat.
masyarakat desa Kepuharjo Kabupaten Kemampuan masyarakat untuk
Sleman setelah membacanya ialah memahami informasi yang ada pada
menjadikan badan sehat. Dengan maksud kemasan obat yang dijual bebas. Masyarakat
bahwa setelah mengkonsumsi obat yang hanya sebatas memahami masa berlaku
dijual bebas dan memperhatikan aturan dan aturan pakai obat. Dalam memahami
minumnya yang sesuai pada kemasan. informasi yang lain masyarakat belum
Masyarakat juga bisa mengamati dan bisa dikarenakan tingkat pendidikan yang
merasakan kondisi tubuhnya sendiri kurang. Jadi masyarakat hanya membaca
setelah mengkonsumsi obat. Keterangan informasi yang dibutuhkan pada saat akan
tersebut juga ada pada petunjuk yang ada meminum saja. Masyarakat tidak akan
pada kemasan obat dengan kata lain efek membaca informasi yang lainnya secara
samping. Namun sebagian masyarakat keseluruhan.
jarang yang membacanya. Aturan dan Pemanfaatan informasi masyarakat
petunjuk pemakaian obat yang terdapat terhadap informasi yang ada pada
dalam kemasannaya merupakan suatu kemasan yang dijual bebas. Masyarakat
informasi yang diberikan produsen akan menjalankannya sesuai dengan
obat kepada konsumen. Informasi yang aturan apabila mengkonsumsi obat.
masyarakat baca di kemasan merupakan Harapan masyarakat mentaatinya ialah
suatu ilmu yang akan dijadikan pedoman supaya sesuai dengan harapan yang
untuk pengobatan selanjutnya. Dari diinginkan yakni cepat sembuh. Alasan
informasi yang didapat masyarakat yang lain ialah menjadikan informasi
dalam kemasan produk obat, masyarakat ataupun ilmu untuk menjadikan
bisa mengamati dan akan menindak pengetahuan berikutnya apabila akan
lanjuti kalaupun tidak ada perkembangan mengkonsumsi obat.
setelah meminum obat. Berdasarkan hasil penelitian,
masyarakat yang hanya membaca
Simpulan
informasi secara hafalan akan tidak
Berdasarkan hasil pembahasan
mengetahui apabila ada perubahan dalam
tentang “Literasi Informasi yang Ada
informasi yang ada pada kemasan obat
dalam Kemasan Produk Obat Bebas”
yang dijual bebas. Produsen sebaiknya
terhadap (Studi Dskriptif Pemahaman
mensosialisakan yang lebih mengena dan
Informasi pada Masyarakat di Wilayah
lebih bisa dipahami masyarakat secara
Kepuharjo Cangkringan Sleman) pada
menyeluruh dengan memberi tulisan
bab terdahulu, maka dapat disimpulkan
yang lebih tebal. Produsen sebaiknya
bahwa masyarakat desa Kepuharjo
menonjolkan informasi paling penting
Cangkringan Sleman belum sepenuhnya
yang terkait langsung dengan obat
memahami informasi yang ada pada
Cahya Purnama Dini dan Puji Lestari, Literasi Informasi tentang Kemasan . .. 373
Nurul Izzati
Program Studi Kajian Komunikasi dan Masyarakat Islam (KKMI), Prodi Interdiciplynari
Islamic Studies, Universitas UIN Sunan Kalijaga, Jl. Marsda Adisucipto, Daerah Istimewa
Yogyakarta, No Telp. (0274) 589621
Email: nuzzaizzati@gmail.com
Abstract
The presence of gadgets mainly in the form of smartphones has much to contribute in everyday life, as a media
gadget information search, interacting, get entertained, even for the purpose of online business activities for
today is widely used among students of UIN Sunan Kalijaga. This study aimed to describe the motives of use
gadgets as online business promotion tool among students UIN Sunan Kalijaga. The research approach uses
qualitative approach with descriptive qualitative method, focus of research is the use of gadgets motivation
among students. Respondent with purposive sampling. The research found patterns of use gadgets as a means
of business promotion online, such as, First, the use of gadgets are considered more convenient, easy and simple
to do promotions, Second, Online Business is suitable for small businesses run by selling a variety of products.
Third, Doing business online using a gadget or self-awareness initiative of informants in sufficient portion of
the needs as well as training yourself to be an independent figure.
Abstrak
Kehadiran gadget terutama dalam bentuk smartphone telah banyak memberikan konstribusi
dalam kehidupan sehari-hari, gadget sebagai media pencarian informasi, melakukan interaksi,
mendapatkan hiburan, bahkan hingga untuk keperluan kegiatan berbisnis secara online untuk saat
ini memang banyak digunakan di kalangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan motif penggunaan gadget sebagai sarana promosi bisnis online dikalangan
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Adapun pendekatan penelitian menggunakan pendekatan secara
kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif, fokus penelitian yaitu motivasi penggunaan gadget di
kalangan mahasiswa. Penentuan responden dengan purposive sampling. Hasil penelitian ditemukan
motif penggunaan gadget sebagai sarana promosi bisnis online yaitu : Pertama, penggunaan gadget
dianggap lebih nyaman, mudah dan simple dalam melakukan promosi, Kedua, Bisnis Online cocok
dijalankan untuk usaha kecil dengan menjual beragam produk . Ketiga, Berbisnis secara online
menggunakan gadget merupakan inisiatif atau kesadaran diri dari informan dalam mencukupi
sebagian kebutuhan serta melatih diri untuk menjadi sosok yang mandiri.
isi pengguna yang tersedia hingga seperti saat ini dengan penggunaan
mengundang atau menerima, mengirim teknologi informasi sehingga dapat
foto, pesan suara, video, bergabung di meningkatkan transformasi bisnis
grup dan lainnya sangat memungkinkan melalui kecepatan, ketepatan dan lebih
untuk dijadikan lahan berbisnis dan biasa efesien. Keberhasilan suatu usaha kecil
disebut dengan bisnis online. Hal ini sangat bergantung kepada pemilik bisnis,
menjadi penggerak dan melahirkan motif kemajuan teknologi informasi telah
untuk berbisnis di media sosial. menjadi pilihan dalam pemanfaatan
Tingkah laku manusia pada internet untuk kegiatan bisnis. (Irena
hakikatnya selalu berkaitan erat dengan Anggita & Ratri Virianita, 2010: 380).
motif tertentu. Motif adalah hal abstrak
Simpulan
yang selalu dikaitkan dengan perilaku,
Perkembangan teknologi komunikasi
defenisi motif yaitu menyangkut
telah mempermudah setiap orang dalam
penggerak, keinginan, rangsangan,
melakukan berbagai hal. Teknologi
hasrat, pembangkit tenaga dan alasan
komunikasi dalam bentuk gadget telah
serta dorongan dalam diri manusia
memberikan manfaat yang berarti bagi
sehingga mendorong suatu perbuatan.
kalangan mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
(Sunaryo, 2004: 135).
di mana gadget atau smartphone digunakan
Gadget oleh beberapa kalangan
oleh Sa’adah Ritonga dan Desi Kumalasari
mahasiswa UIN Sunan Kalijaga juga
sebagai mahasiswa UIN Sunan Kalijaga
dipakai untuk terjun dalam bisnis online
untuk melakukan usaha kecil dengan
dengan melakukan usaha kecil atau
berbisnis secara online.
menengah dengan menjual berbagai
Smartphone dengan fitur internet serta
produk seperti baju, sepatu, jilbab,
aplikasi media sosial seperti BBM, Whatsap
aksesoris hingga produk-produk kese
dan Facebook dapat menjadi wadah dalam
hatan dan kecantikan (kosmetik).
melakukan promosi suatu produk atau
Produk-produk dipromosikan dengan
barang baik berupa pakaian, produk
meng-upload foto dan keterangan produk
kecantikan maupun produk kesehatan.
di media sosial.
Ditinjau dari teori ekologi media di mana
Sa’adah Ritonga dan Desi Kumalasari
orang-orang selalu memiliki kebutuhan
mengatakan bahwa usaha kecil sangat
terhadap media, yang dimaksud disini
efektif dilakukan secara online terutama
bukan hanya media dalam artian sempit
bagi mahasiswa dikarenakan hanya
seperti koran, majalah, televisi, laptop
dengan modal yang kecil dan dapat
dan sebagainya, namun yaitu apapun
dijalankan hanya dengan penggunaan
medium yang digunakan terutama yang
gadget sebagai sarana promosi. Berbisnis
berkaitan dengan teknologi komunikasi
secara online merupakan inisiatif atau
dan mempunyai dampak dalam perubahan
kesadaran diri sendiri yang dialami
sosial.
oleh kedua informan untuk dapat
Sa’adah Ritonga dan Desi Kumala
hidup mandiri dan mencukupi sebagian
Sari menggunakan gadget dalam bentuk
kebutuhan serta melatih diri untuk
smartphone untuk melakukan bisnis online
menjadi sosok yang mandiri.
disebabkan kemudahan, kenyamanan dan
Irena Anggita Dan Ratri Virianita
lebih simple dalam melakukan promosi
menjelaskan bahwa usaha kecil atau
maupun transaksi penjualan suatu produk
menengah (UKM) dapat dijalankan
atau barang. Berbisnis secara online dapat
dengan memanfaatkan internet dalam
melatih diri menjadi sosok yang mandiri
kegiatan berbisnis, memasuki Era global
dan dapat mencukupi sebagian kebutuhan.
380 Jurnal Komunikasi ASPIKOM, Volume 2 Nomor 5, Juli 2015, hlm 374-380
Implikasi penelitian ini adalah berbisnis Edwi Arief Sosiawan. (2011). Penggunaan
secara online memberikan kemudahan Situs Jejaring Sosial sebagai Media
dan kecepatan baik dalam ajang promosi Interaksi dan Komunikasi di Kalangan
maupun transaksi penjualan, konsumen Mahasiswa. Jurnal Ilmu Komunikasi
dapat dengan mudah memesan produk Vol. 09 No. 01, Hal. 60-75.
ataupun barang di media online dengan
Endang. (2012). Faktor-Faktor Motivasi
beragam variasi produk yang ditawarkan,
Berwirausaha Terhadap Keberhasilan
selain kemudahan dalam pemesanan
Pengusaha UKM. Jurnal Profit. Vol. 6
namun pelanggan tidak dapat mengetahui
No. 1 Hal 63-69.
atau melihat langsung suatu produk yang
telah dipesan oleh karena itu bagaimana Irena Anggita Nurul Adha, Ratri Virianita
penjual untuk benar-benar memperhatikan (2010). Sikap dan Intensi Pemanfaatan
kualitas suatu produk dan sesuai dengan Internet dalam Kegiatan Bisnis. Jurnal
tampilan foto serta keterangan produk yang Departemen Sains Komunikasi dan
di publikasikan baik itu di BBM, whatsap Pengembangan Masyarakat. Hal 380-
maupun Facebook. 389.
Daftar Pustaka Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Ke
Abdul Karim Batubara, (2014), Media perawatan, Jakarta: Penerbit Buku
Ecology Theory, Jurnal Iqra’ Vol 08. Kedokteran EGC.
No.02, Hal. 134-135.
Tria Yulius Safitri, Jurry Hatammimi,
Anton Ramdan, Sukses Bisnis Online Analisis Faktor-Faktor yang Memotivasi
(Panduan Membangun Toko Online Wanita Berwirausaha Melalui Bisnis
Profesional) [Online] https:// Online (Studi pada Mahasiswi Sekolah
books.google.co.id/books? id = Bisnis di Bandung). Jurnal Manajemen
FFNFCQAAQBAJ & pg = PA9 & dq = Bisnis dan Informatika. Hal .04.
bisnis + online & hl = en & sa = X & ved
= 0ahUKEwj Ep7bO9Lz KAhWOw
I4KHcqKDaEQ 6AEIUDAH # v =
onepage & q = bisnis % 20 online & f =
false, [accessed 20 Januari 2016]
381
1. Artikel yang ditulis untuk JURNAL Ilmu Komunikasi ASPIKOM meliputi artikel hasil
penelitian dan artikel konseptual (hasil telaah atau pemikiran) di bidang komunikasi.
2. Artikel ditulis dengan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Naskah diketik dengan
program Microsoft Word, huruf Times New Roman ukuran 12 pts, spasi ganda, marjin
standar (batas kiri dan batas bawah 4 cm, sedangkan batas kanan dan batas atas 3 cm),
dicetak pada kertas A4 dengan panjang 20-30 halaman.
3. Sistematika artikel hasil penelitian adalah judul, nama penulis (disertai alamat institusi,
nomor telepon, dan alamat e-mail), abstract, abstrak (disertai kata kunci), pendahuluan,
metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, simpulan, dan daftar pustaka.
4. Sistematika artikel konseptual adalah judul, nama penulis (disertai alamat institusi,
telepon, dan alamat e-mail), abstrak (disertai kata kunci), pendahuluan, pembahasan
(berisi sub-judul-sub-judul (sesuai kebutuhan), penutup, dan daftar pustaka.
5. Judul artikel dalam Bahasa Indonesia tidak lebih dari 12 kata, sedangkan dalam Bahasa
Inggris tidak lebih dari 10 kata. Judul ditulis rata tengah, dengan ukuran huruf 16 pts.
6. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik, disertai nama dan alamat
lembaga asal, serta ditempatkan di bawah judul artikel. Dalam hal naskah ditulis oleh
tim, penyunting hanya berhubungan dengan penulis utama atau penulis yang namanya
tercantum pada urutan pertama. Penulis utama harus mencantumkan alamat e-mail.
7. Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Panjang masing-
masing abstrak 75-200 kata, disertai kata kunci sejumlah 3-5 kata. Abstrak minimal berisi
masalah, tujuan, metode, konsep, dan hasil penelitian dan pembahasan.
8. Bagian pendahuluan untuk artikel hasil penelitian berisi latar belakang, konteks penelitian,
hasil kajian pustaka, dan tujuan penelitian. Bagian pendahuluan untuk artikel konseptual
berisi paparan acuan konteks permasalahan berisi hal-hal menarik (kontroversial, belum
tuntas, dan perkembangan baru) dan rumusan singkat hal-hal pokok yang akan dibahas.
Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-
paragraf, dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel. Bagian pendahuluan tidak
perlu diberi sub-judul pendahuluan.
9. Bagian metode berisi paparan dalam bentuk paragraf tentang rancangan penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang secara nyata dilakukan
peneliti, dengan panjang 10-15% dari total panjang artikel.
10. Bagian hasil penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan
penelitian. Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan pembandingan dengan teori dan/atau hasil
penelitian sejenis. Panjang paparan hasil dan pembahasan 40-60% dari panjang artikel.
11. Bagian inti atau pembahasan untuk artikel konseptual berisi paparan telaah atau pemikiran
penulis yang bersifat analitis, argumentatif, logis, dan kritis. Paparan pembahasan
memuat pendirian atau sikap penulis atas masalah yang dikupas. Panjang paparan bagian
inti atau pembahasan 60-80% dari panjang artikel.
12. Bagian simpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan penelitian
atau berupa intisari hasil pembahasan. Simpulan disajikan dalam bentuk paragraf.
Panjang paparan bagian simpulan 5-10% dari panjang artikel.
13. Bagian penutup berisi simpulan, penegasan pendirian atau sikap penulis, dan saran-saran.
Penutup disajikan dalam bentuk paragraf. Panjang paparan penutup 10-15% dari panjang
artikel.
382
14. Daftar rujukan hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk di dalam artikel, dan semua
sumber yang dirujuk harus tercantum dalam daftar rujukan. Sumber rujukan minimal
80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujukan yang digunakan adalah sumber-
sumber primer berupa artikel-artikel penelitian dalam jurnal atau laporan penelitian
(termasuk skripsi, tesis, disertasi). Artikel yang dimuat di Jurnal Ilmu Komunikasi
disarankan untuk digunakan sebagai rujukan.
15. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama akhir, tahun).
Pencantuman sumber pada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang
nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: Baran (2009: 45).
16. Daftar rujukan disusun dengan tata cara yang merujuk APA Style edisi ke 6 seperti contoh
berikut ini dan diuraikan secara alfabetis dan kronologis.
Buku:
Littlejohn, S. W. (1992). Theories of human communication (4th ed). Belmont, CA:
Wadsworth Publishing Company.
Rogers, E. M., & Rekha, A. R. (1976). Communication in organizations. New York,
NY: The Free Press Cunningham, S., & Turner, G. (Eds.). (2002). The media in
Australia. Sydney, Australia: Allen & Unwin
E-book:
McRobbie, A. (1998). British fashion design: Rag rade or image industry? London:
Routledge. Tersedia dari: <http://leeds.etailer.dpsl.net/Home/htmlmoreinfo.
asp?isbn=0203168011>
Artikel Jurnal:
Giroux, H. (2000). Public pedagogy as cultural politics: Stuart Hall and the “crisis” of
culture. Cultural Studies, 14(2), 341-360.
Makalah Konferensi:
Jongeling, S. B. (1988, September). Student teachers’ preference for cooperative small
group teaching. Paper presented at the 3rd Annual 13 Research Forum of the
Western
Australian Institute for Educational Research, Murdoch University, Murdoch, Western
Australia.
Dokumen resmi:
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1978). Pedoman Penulisan Laporan
Penelitian. Jakarta: Depdikbud. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2
tentang Sistem Pendidikan Nasional. (1990). Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Website:
Arstechnica: The art of technology. (2008). Tersedia dari: http://arstechnica.com/index.
ars
Blog:
Jaquenod, G. (2008, December 1). Birdie’s etsy flights. [Web log post] http://www.
giselejaquenod.com.ar/blog/
17. Tata cara penyajian kutipan, rujukan, tabel, dan gambar dapat dicontoh langsung dari
artikel yang telah dimuat Jurnal Ilmu Komunikasi ASPIKOM edisi terakhir. Artikel
berbahasa Indonesia menggunakan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dan istilah-istilah yang dibakukan oleh Pusat Bahasa.
18. Semua naskah ditelaah secara anonim oleh mitra bestari (reviewers) yang ditunjuk oleh
penyunting menurut bidang kepakarannya. Penulis artikel diberi kesempatan untuk
melakukan perbaikan (revisi) naskah atas dasar rekomendasi/saran dari mitra bestari
atau penyunting. Kepastian pemuatan atau penolakan naskah akan diberitahukan secara
tertulis. Penulis yang artikelnya dimuat akan mendapat imbalan berupa nomor bukti
pemuatan sebanyak dua eksemplar cetak lengkap, dan tiga eksemplar cetak lepas. Artikel
yang tidak dimuat tidak akan dikembalikan, kecuali atas permintaan penulis.
19. Segala sesuatu yang menyangkut perizinan pengutipan atau penggunaan software
komputer untuk pembuatan naskah atau ihwal lain yang terkait dengan HAKI yang
dilakukan oleh penulis artikel, berikut konsekuensi hukum yang mungkin timbul
karenanya, menjadi tanggung jawab penuh penulis artikel.
20. Naskah diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 3 eksemplar beserta softcopynya
paling lambat 2 bulan sebelum penerbitan kepada: Jurnal Ilmu Komunikasi ASPIKOM
(d.a. Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Jl.
Babarsari No. 6, Yogyakarta 55281). Pengiriman naskah juga dapat dilakukan sebagai
attachment e-mail ke alamat: jurnal.aspikom@gmail.com, http://ejurnal.aspikom.org
FORMULIR BERLANGGANAN
Harga Langganan mulai Juli 2013 (2 nomor) satu tahun : ___________ , ___________
Untuk Wilayah Jawa Rp 50.000,- + Ongkos Kirim
Untuk Luar Wilayah Jawa Rp 75.000,- + Ongkos Kirim
( ____________________ )
Formulir boleh difotocopy
……..Kirimkan ke alamat email : jurnal.aspikom@gmail.com, Nomor HP : 08156874669……