Hukum Pidana
Hukum Pidana
1. Tertulis, yakni sumber hukum pidana yang berupa peraturan hukum pidana yang
dikeluarkan oleh lembaga Negara yang berhak membuat peraturan hukum.
2. Tidak tertulis, yakni kebiasaan-kebiasaan yang berlaku dalam suatu masyarakat tertentu
sehingga menjadi suatu peraturan hukum pidana adat. Keberadaan hukum pidana adat
diakui dengan masih berlakunya Pasal 5 ayat (3) sub b UU Darurat No. 1 Tahun 1951.
Hukum pidana umum: hukum pidana yang berlaku untuk siapa saja (sipil dan
militer).Contoh: KUHP (Buku I KUHP: Ketentuan Umum, yakni Pasal 1- Pasal 85),
UU No.15 Tahun 2003 tentang Terorisme.
Hukum pidana khusus: hukum pidana yang hanya berlaku untuk golongan militer.
Contoh: KUHP Militer, KUHP Buku II: Kejahatan, KUHP Buku III: Pelanggaran dan
semua peraturan perundangan di luar KUHP.
- Hukum pidana materiil (in abstracto): hukum pidana yang berisi aturan tentang
perbuatan yang diancam pidana, pihak-pihak yang dapat dipidana, dan sanksi pidana
yang dapat dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana.
- Hukum pidana formil (in concreto): hukum pidana yang berisi aturan cara-cara Negara
melaksanakan haknya untuk mengenakan pidana. Hukum pidana formil untuk
menegakkan hukum pidana materiil.
3. Hukum pidana nasional, hukum pidana lokal dan pidana internasional.
Hukum pidana nasional: hukum pidana yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia,
yang berbentuk Undang-Undang.
Hukum pidana lokal: hukum pidana yang berlaku untuk daerah tertentu saja, yang
berbentuk perda.
Hukum pidana internasional: hukum pidana yang berlakunya antarnegara
(transnasional), yang berbentuk traktat multilateral maupun bilateral.
- Hukum pidana dikodifikasikan: hukum pidana yang disusun dalam suatu buku
kodifikasi menurut sistem-sistem tertentu. Contoh: KUHP. KUHP Militer.
- Hukum pidana tidak dikodifikasikan: uhukum pidana di luar kodifikasi, yakni semua
peraturan perundangan pidana di luar kodifikasi.
<Prayudi, Guse (2012). Panduan Lengkap Hukum Pidana & Perdata. Yogyakarta: Tora Book
Yogyakarta.>