Arsyad Arif Wijaya
Arsyad Arif Wijaya
OLEH :
ARSYAD ARIF WIJAYA
1301122
i
SKRIPSI
OLEH :
ARSYAD ARIF WIJAYA
1301122
Kepada
ii
iii
iv
v
CURRICULUM VITAE
A. Identitas Pribadi
Nirm : 1301122
No telepon : 082188075293
B. Riwayat Pendidikan
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian Skripsi Sarjana ini untuk memenuhi sebagian persyaratan Sarjana S1
pada Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Manado dengan judul “ Hubungan Penataan Lingkungan Rumah
Dengan Kejadian Resiko Jatuh Pada Lansia Di Kelurahan Molas Lingkungan V
Kecamatan Bunaken Kota Manado”.
Penyelesaian penelitian Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
baik berupa bimbingan, arahan, nasihat, maupun dorongan moral. Kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penelitian Skripsi ini penulis
menyampaikan banyak terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Agust A.Laya, SKM, M.Kes selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Muhammadiyah Manado, sekaligus selaku pembimbing I yang telah
memberikan banyak masukan terutama dalam penyusunan Skripsi ini.
2. I Made Rantiasa, S.Kp, M.Kes selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado.
3. Ns. Suwandi Luneto, S.Kep, M.Kes, CWCCA, HBOC selaku Wakil Ketua II di
Bidang Administrasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado.
5. Rizal Arsyad, S.Ag, M.Ag selaku Wakil Ketua IV Bidang Akademik Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado.
6. Ns. Hj. Silvia Dewi Mayasari Riu, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi
ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Manado,
vii
viii
Arsyad Arif Wijaya (2017).”Hubungan Penataan Lingkungan Rumah Dengan Kejadian
Resiko Jatuh Pada Lansia di Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan
Bunaken Kota Manado”. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES
Muhammadiyah Manado. Dosen Pembimbing (1) Agust A.Laya, SKM, M.Kes
Dan Pembimbing (II) Ns. Silvia Dewi Mayasari Riu, S.Kep, M.Kep.
ABSTRAK
Pendahuluan : jatuh merupakan salah satu penyebab utama dari kematian dan cedera
pada populasi lanjut usia. jatuh akan mengalami kehilangan kebebasan akan ADL
(aktivitas hidup sehari-hari), penurunan kualitas hidup dan yang paling memprihatinkan
adalah kematian.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan penataan
lingkungan rumah dengan kejadian resiko jatuh pada lansia di Kelurahan Molas
Lingkungan V Kecamatan Bunaken Kota Manado.
ix
Arsyad Arif Wijaya (2017). "Relationship of House Environment Set up with Risk
Incidence Fall in the Elderly in kelurahan Molas Lingkungan V kecamatan
Bunaken Kota Manado".minithesis. Nursing departement of STIKES
Muhammadiyah Manado. Supervisor (1) Agust A.Laya And Supervisor
(II) Silvia Dewi Mayasari Riu.
ABSTRACT
Introduction: Fall is one of the main causes of death and injury in the elderly population.
Fall will lose the freedom of ADL (activity of daily life), degradation of quality of life and
the most concern is death. The purpose of this research was to find out the relationship
of the arrangement of the home environment with the incidence of risk falls on the elderly
in Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken Kota Manado.
Research Method : The study was conducted using cross sectional. Samples were taken
based on 30 respondents by using simple random sampling.Gathering data was
conducted through observation and questionnaire. when data that was collected is pro-
cessed by using statistical program for social science 16.0 version and analyzed by Fish-
er Exact test statistic test with the level significant is (α) 0.05. The data ware analyzed
using chi square test .
Research Results : The results showed that there is a relationship between the arrange-
ment of the home environment with the incidence of risk fell p = 0.017. This P value is
less than α = 0,05.
Conclusion : in this research the relationship between the arrangement of the home envi-
ronment with the incidence of risk falls in the elderly p=0.017. Improper arrangement of
home environment by 16 houses (53,3%), elderly with risk of falling as much as 21
(70,0%), Suggestion for family arrangement of good home environment can decrease risk
of fall in elderly.
x
DAFTAR ISI
Halaman
CAVER LUAR ....................................................................................................... i
CAVER DALAM .................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. iii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................ v
CURICULUM VITAE .......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 5
C. Tujuan Penulisan ................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6
xi
C. Definisi Operasional .......................................................................... 26
BAB VI PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................... 47
B. Saran .................................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 49
LAMPIRAN ........................................................................................................ 52
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7 : Kuesioner
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam,
2012). Usia lanjut merupakan tahapan akhir dari proses perkembangan tubuh yang
tidak dapat dipungkiri dan merupakan tahapan yang normal yang dialami oleh
setiap individu yang memasuki usia lanjut (Stanley, 2011). Usia lanjut yang dialami
yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsi baik dari fungsi fisik, psikologis
serta sosial (Tamher, 2009). Perubahan-perubahan yang terjadi pada lanjut usia salah
satunya dapat menimbulkan masalah yaitu meningkatnya risiko jatuh yang dapat
menyebabkan cidera bagi lansia (Stockslager, 2008). Jatuh pada lansia adalah suatu
jatuh merupakan salah satu penyebab utama dari kematian dan cedera pada
populasi lanjut usia. Dua puluh hingga tiga puluh persen dari lansia yang memiliki
derajat kecacatan tinggi terkait jatuh akan mengalami kehilangan kebebasan akan
ADL (aktivitas hidup sehari-hari), penurunan kualitas hidup dan yang paling
Jatuh merupakan salah satu masalah yang dialami lanjut usia baik di Indonesia
oleh jatuh, pada 13% populasi lanjut usia 65 tahun keatas. Sekitar 40% dari
1
kelompok usia 65 tahun keatas yang tinggal dirumah mengalami setidaknya jatuh
sekali dalam setahun, dan sekitar 1 dari 40 orang dirawat di rumah sakit
jatuh pada usia 60 tahun-74 sekitar 70,2% dan pada usia 75 tahun keatas sekitar
78,2%. Hal ini membuktikan bahwa lansia di Indonesia memiliki risiko tinggi
mengalami jatuh.
tentang hubungan penataan lingkungan rumah terhadap resiko jatuh pada lansia di
desa karangwuni wates kulon progo Dimana hasil dari penelitian ini adalah bahwa
responden paling banyak berada pada penataan lingungan dalam kategori tidak
aman dan berisiko jatuh sebanyak 37 responden dan responden yang paling sedikit
berada pada penataan lingungan dalam kategori tidak aman dan tidak berisiko
jatuh yaitu sebanyak 1 responden. Hasil analisis pengujian hipotesis dengan uji
chi square diperoleh nilai signifikan p-value sebesar 0,035 (p<0,05) sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara penataan lingkungan rumah
dan kejadian jatuh pada lansia di Desa Karangwuni Wates Kulon Progo.
Jatuh pada lansia dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik (Lemier & Silver, 2008). Faktor intrinsik seperti gender, kelemahan otot,
defisit sensorik, penyakit kronis, gangguan kognitif dan usia (Edelberg, 2013).
2
ketidaktahuan prinsip keselamatan, penggunaan sepatu yang tidak tepat dan
berbagai kawasan. Faktor penyebab adalah gelap atau silau, akses ke titik sakelar
lingkungan lain adalah lantai, faktor penyebab adalah licin, lipatan karpet,
(Tamher,2009). Sekitar 70% jatuh pada lanjut usia terjadi di rumah. Sebesar 10%
terjadi di tangga, dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding
dipegang, lantai yang licin atau tidak rata dan penerangan yang kurang (Darmojo,
2009).
sedikit lansia terjatuh karna tidak ada pegangan atau terpeleset karena licin
Menurut (Darmojo, 2009). lingkungan rumah yang aman untuk lanjut usia adalah
lingkungan di dalam rumah dan di luar rumah. Lingkungan yang tidak aman juga
dapat dilihat pada lingkungan rumah ruang tamu, kamar tidur, dapur, kamar
3
Lingkungan mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi
atau berakibat terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup. Definisi yang luas
misalnya rumah (Potter, 2012). Berdasarkan (Darmojo & Martono, 2009) bahwa
keadaan lingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh pada
mandi dan membuat penerangan rumah cukup terang tetapi tidak menyilaukan
Rumah adalah tempat dimana segala sesuatu tidak asing dan tidak berubah,
dekat dan pertemuan tatap muka antara anggota keluarga dan yang lainnya
Setelah survey awal penelitian didapati ada 150 responden lansia di kelurahan
molas lingkungan V kecamatan bunaken kota manado. Dan hasil observasi pada
beberapa rumah yakni adanya kasus kejadian resiko jatuh pada lansia berjumlah 5
orang.
4
dengan Kejadian Resiko Jatuh Pada Lansia di Kelurahan Molas Lingkungan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
D. Manfaat Penelitian
a. Institusi Pendidikan
b. Bagi Keluarga
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tahap akhir kehidupannya. Pada kelompok lanjut usia ini terjadi proses
menua dimulai dari sejak lahir dan terjadi terus menerus secara alamiah
yang tidak dapat dipungkiri dan merupakan tahapan yang normal yang
dialami oleh setiap individu yang memasuki usia lanjut (Stanley, 2011). Usia
lanjut yang dialami oleh lansia akan menyebakan lansia mengalami berbagai
yang terjadi pada lanjut usia salah satunya dapat menimbulkan masalah yaitu
7
meningkatnya risiko jatuh yang dapat menyebabkan cidera bagi lansia
(Stockslager, 2008). Jatuh pada lansia adalah suatu masalah utama yang sering
Tergolong lanjut usia atau lansia apabila usianya mencapai 65 tahun keatas
(Setianto, 2014).
dibawah ini:
jatuh merupakan salah satu penyebab utama dari kematian dan cedera
pada populasi lanjut usia. Dua puluh hingga tiga puluh persen dari lansia yang
8
dalamnya, baik faktor instrinsik dari dalam diri lanjut usia tersebut
sinkope, dan dizziness serta faktor ekstrinsik seperti lantai licin dan
lingkungan fisik rumah yang berbahaya tersebut adalah lantai yang licin
atau basah, penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), alat-
alat rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau tergeletak di
bawah, karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal/menekuk
pinggirnya dan benda-benda alas lantai yang licin atau mudah tergeser
(Darmojo, 2009).
Sekitar 70% jatuh pada lanjut usia terjadi di rumah. Sebesar 10% terjadi
di tangga, dengan kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding
9
saat naik tangga, yang lainnya terjadi karena tersandung atau menabrak benda
mudah dipegang, lantai yang licin atau tidak rata dan penerangan yang kurang
(Darmojo, 2009).
2. Faktor Resiko
a. Faktor instrinsik
seseorang dapat jatuh pada waktu tertentu dan orang lain dalam kondisi
yang sama mungkin tidak jatuh (Stanley, 2011). Faktor intrinsik tersebut
b. Faktor ekstrinsik
antara lain lingkungan yang tidak mendukung meliputi cahaya ruangan yang
kurang terang, lantai yang licin, tempat berpegangan yang tidak kuat, tidak
stabil, atau tergeletak di bawah, tempat tidur atau WC yang rendah atau
2009).
10
1. Penyebab Jatuh Dari Lingkungan Rumah
yang tidak baik (kurang atau menyilaukan), lantai yang licin dan basah,
atau perlengkapan rumah tangga yang tidak stabil dan tergeletak di bawah.
tidak terjangkau dan pintu masuk dan pintu keluar ke rumah tidak terdapat
penerangan dan ruang gerak yang cukup untuk keluar dari rumah, kabel
memadai.
2. Akibat Jatuh
psikologis. Kerusakan fisik yang paling ditakuti dari kejadian jatuh adalah
patah tulang panggul. Jenis fraktur lain yang sering terjadi akibat jatuh
adalah fraktur pergelangan tangan, lengan atas dan pelvis serta kerusakan
terjadi, syok setelah jatuh dan rasa takut akan jatuh lagi dapat memiliki
2011).
11
3. Komplikasi
a. Perlukaan (injury)
b. Disabilitas
c. Mati
4. Pencegahan
Menurut Tinetti (2009), yang dikutip dari (Darmojo, 2009), ada 3 usaha
menyebabkan jatuh.
12
kecil yang susah dilihat, peralatan rumah tangga yang sudah tidak aman
dengan benar pada saat berjalan, apakah kekuatan otot ekstremitas bawah
usia dapat dicegah dengan pemeriksaan rutin kesehatan lanjut usia secara
aktifitas fisik dapat dibatasi sesuai dengan kondisi kesehatan lanjut usia.
13
baginya sesuai hasil pemeriksaan kondisi fisik. Maka di anjurkan lanjut
usia tidak melakukan aktifitas fisik yang sangat melelahkan atau berisiko
5. Penatalaksanaan
jatuh secara efektif. Tetapi lebih banyak pasien jatuh karena kondisi
14
bantu berjalan. Biasanya progam rehabilitasi ini dipimpin oleh
fisioterapis.
tidak sedikit lansia terjatuh karna tidak ada pegangan atau terpeleset karena
licin. Menurut (Darmojo, 2009). lingkungan rumah yang aman untuk lanjut
usia adalah lingkungan di dalam rumah dan di luar rumah. Lingkungan yang
tidak aman juga dapat dilihat pada lingkungan rumah ruang tamu, kamar
tidur, dapur, kamar mandi, dan tangga atau lorong (APS Health Care, 2010).
15
diminimalkan dan dihilangkan. Membuat pegangan pada kamar mandi dan
Rumah adalah tempat dimana segala sesuatu tidak asing dan tidak
yang berinteraksi. Terdapat konteks fisik dekat dan pertemuan tatap muka
Menurut (Friedman, 2010), salah satu bidang kajian yang paling berharga,
16
Menurut (Budiman, 2013), kriteria rumah sehat dan aman adalah harus
1) Penerangan
2) Bahaya
tidak dilem dan ditempelkan ke lantai, ada hambatan lain di jalur tempat
lalu.
3) Mebel
4) Tangga
untuk menandai tepi tangga, terutama bagian atas dan bawah tangga.
5) Kamar mandi
kamar mandi tidak licin, belakang kesed berlapis karet yang tidak bisa
dipakai.
17
6) Kamar tidur
7) Dapur
8) Keseluruhan keselamatan
Menurut (Darmojo, 2009) lingkungan rumah yang aman untuk lanjut usia
kamar mandi tidak licin, belakang kesed berlapis karet yang tidak bisa licin,
pembuangan air baik sehingga mencegah lantai licin setelah dipakai. Kamar
18
kacamata atau barang lain. Dapur yaitu lantai terbuat dari bahan yang tidak
pijakan yang stabil untuk mencapai barang yang letaknya tinggi. Ruang
sedemikian rupa sehingga jalan lalu lebar, tinggi kursi dan sofa cukup
sehingga mudah bagi lanjut usia untuk duduk atau bangkit kursi. Tangga
yaitu terdapat ril pegangan yang kuat dikedua sisi anak tangga, lantai anak
anak, anak tangga terbawah dan teratas diwarnai dengan warna terang untuk
dalam keadaan baik, jalan lalu bebas dari lumpur atau air di musim hujan,
kuat.
Namun, agar kedua hal tersebut tercapai, perlu diciptakan kondisi yang
mendukung. Salah satunya dengan membangun rumah yang baik bagi lansia
atau mendesain ulang dan memodifikasi lingkungan tempat tinggal usia lanjut.
Hal itu perlu dilakukan karena, rumah adalah satu kebutuhan utama manusia,
kegiatan. Alasan lainnya adalah adanya realita bahwa, banyak lansia yang
19
memilih hidup sendiri di rumahnya, daripada pindah ke panti atau tinggal
Menurut (Depsos, 2010) ada beberapa kriteria rumah yang baik bagi usia
b· Jalan yang menghubungkan area satu dengan area lainnya harus bebas
hambatan.
c· Di depan rumah harus ada ramp (jalan yang melandai) yang memudahkan
d· Fasilitas jalan di depan rumah harus bebas dari lumpur atau air di musim
e· Lebar pintu masuk rumah 80 cm, agar kursi roda bisa masuk.
g. Penataan lantai harus rata, tidak licin dan anti slip. Karpet dalam keadaan
20
i· Telepon ditempatkan di area yang mudah dijangkau, sehingga tidak perlu
j· Kabel-kabel listrik tidak terletak di lantai. Bila perlu harus diperpendek dan
dipakukan ke dinding.
kursi roda dapat masuk dan dilengkapi tempat duduk dan pegangan di
sehingga rumah sebaiknya terdiri dari satu kamar tidur, kamar mandi, dan
21
q. Jika menghendaki rumah bertingkat untuk keperluan tinggal bersama
lantai bawah. Anak tangga tidak boleh licin, tingginya antara 12,5 cm – 20
cm, lebar sekitar 23 cm, dengan sudut kemiringan 60 derajat. Anak tangga
dengan jumlah anggota keluarga dalam satu rumah tinggal (Lubis, 1989).
per orang. Luas minimum per orang sangat relatif, tergantung dari kualitas
m²/orang. Untuk kamar tidur diperlukan minimum 2 orang. Kamar tidur sebaiknya
tidak dihuni > 2 orang, kecuali untuk suami istri dan anak dibawah dua tahun
(lubis,Lumongga. 2010).
(2015) tentang hubungan penataan lingkungan rumah terhadap resiko jatuh pada
lansia di desa karangwuni wates kulon progo Dimana hasil dari penelitian ini
adalah bahwa responden paling banyak berada pada penataan lingungan dalam
kategori tidak aman dan berisiko jatuh sebanyak 37 responden dan responden
yang paling sedikit berada pada penataan lingungan dalam kategori tidak aman
dan tidak berisiko jatuh yaitu sebanyak 1 responden. Hasil analisis pengujian
hipotesis dengan uji chi square diperoleh nilai signifikan p-value sebesar 0,035
22
(p<0,05) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada hubungan antara
penataan lingkungan rumah dan kejadian jatuh pada lansia di Desa Karangwuni
sedikit lansia terjatuh karna tidak ada pegangan atau terpeleset karena licin
Menurut (Darmojo, 2009). lingkungan rumah yang aman untuk lanjut usia adalah
lingkungan di dalam rumah dan di luar rumah. Lingkungan yang tidak aman juga
dapat dilihat pada lingkungan rumah ruang tamu, kamar tidur, dapur, kamar
Rumah adalah tempat dimana segala sesuatu tidak asing dan tidak berubah,
dekat dan pertemuan tatap muka antara anggota keluarga dan yang lainnya
jatuh merupakan salah satu penyebab utama dari kematian dan cedera pada
populasi lanjut usia. Dua puluh hingga tiga puluh persen dari lansia yang memiliki
derajat kecacatan tinggi terkait jatuh akan mengalami kehilangan kebebasan akan
23
ADL (aktivitas hidup sehari-hari), penurunan kualitas hidup dan yang paling
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (Maryam,
2012). Usia lanjut merupakan tahapan akhir dari proses perkembangan tubuh yang
tidak dapat dipungkiri dan merupakan tahapan yang normal yang dialami oleh
24
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS PENELITIAN DAN
DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
konsep yang akan diukur atau diamati melalui penelitian yang akan dilakukan
(Riyanto, 2012).
Variabel Independen
Penataan Lingkungan
Rumah
Variabel Dependen
Keterangan :
= Garis penghubung
25
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau per-
Manado
C. Definisi Operasional
operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti
lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Riyanto, 2011). Dalam penelitian
26
Tabel 3.1. Definisi Operasional
DEFINISI
NO VARIABEL PARAMETER ALAT UKUR SKALA SKOR
OPERASIONAL
27
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
menguji kebenaran hipotesis (Setiadi, 2013). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
yang bertujuan menjelaskan suatu hubungan korelatif antar dua variabel atau
lebih. Pendekatan waktu yang digunakan adalah pendekatan cross sectional, yaitu
(Notoadmojo, 2012).
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
1. Populasi
28
Lingkungan V Kecamatan Bunaken Kota Manado, yaitu sebanyak 150
Lansia.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh popu-
lasi besar,dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,
maka peneliti dapat mengguanakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono,
yaitu pengambilan anggota sampel dan populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Pada penjelasan (arikunto
2010), jika sampel populasi kurang dari 100 orang, Maka jumlah sampelnya
diambil keselurahan. Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih besar dari 100
orang, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Karena jumlah
populasi lebih dari 100 orang, maka peneliti mengambil 20% dari seluruh
3. Besar sampel
Rumus: n: 20% x N
= 20 x 150
100
= 30
Ket: n : besar sampel
N: besar populasi
4. Kriterian sampel
29
Sampel yang akan disertakan dalam penelitian adalah yang memenuhi kriteria
sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi
b. Kriteria eksklusi
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2013).
D. Identifikasi Variabel
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
30
E. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
dengan menggunakan skala Guttman terdiri dari 2 pilihan jawaban Ya diberi score
2, Tidak diberi score 1. Dimana yang dinilai adalah penataan lingkungan rumah
terdiri dari pencahayaan, kamar mandi, kamar tidur, dapur, dan mebel. Untuk
: 14 x 2 + 14 x 1 = 21
yaitu:
14 x 2 + 14 x 1 = 21
31
Bila jawaban “ Ya” kejadian resiko jatuh di beri score = ≥ 21
tidak dimengerti.
diisi apakah sudah terisi semua sesuai petunjuk. Setelah semua pertanyaan
32
G. Pengolahan Data
Menurut (Setiadi, 2013), Setelah kuesioner di bagikan pada responden dan telah
1. Editing yaitu memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh para
pengumpulan.
dalam kategori.
4. Cleaning yaitu pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar
atau belum.
H. Analisa Data
Kegiatan analisa data meliputi : persiapan, tabulasi, dan aplikasi data. Selain
a. Persiapan
Persiapan yaitu dengan melakukan cek nama dan identitas, cek kelengkapan
33
b. Tabulasi
variabel yang tidak diberi score, mengubah jenis data, lakukan modifikasi
Dalam tahap ini dilakukan penerapan analisis data sesuai dengan tujuan
(Hidayat, 2011). Pada penelitian ini uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi
SPSS 16.
P= x 100
Keterangan :
P : presentase
f : frekuensi
n : jumlah populasi
I. Etika Penilitian
34
Masalah etika pada penelitian yang mennggunakan objek manusia, peneliti
1. Informed consent
2. Confideantility
pada lembar kuesioner yang diteliti dan hanya diberi kode tertentu.
3. Anonnimity
peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau di laporkan
35
BAB V
a. Pengenalan umum
kungan V sebesar : 2330 jiwa, dan lanjut usia sekitar :150 jiwa. Jumlah
luas wilayah lingkungan V ini sekitar 20 hektar. Secara umum suhu udara
di kota Manado rata- rata pada siang hari adalah 37 derajat celcius se-
dangkan pada malam hari yaitu 23,6 derajat celcius. Letak geografis yang
san dengan kelurahan Bailang, selatan berbatasan dengan sungai, dan utara
36
b. Visi dan Misi Kelurahan Molas Lingkungan V
c. data statistik
Laki-laki : 3 jiwa
Perempuan : 2 jiwa
B. Karakteristik Responden
(6,7%).
37
2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
responden (36,7%).
responden (3,3%).
38
4. Distribusi responden berdasarkan pendidikan
(10,0%).
C. Analisis Univariat
39
2. Distribusi berdasarkan Resiko Jatuh
sponden (30,0%).
D. Analisis Bivariat
Resiko Jatuh
Penataan Total
lingkungan rumah Resiko Kurang resiko
(f) (%) (f) (%) (f) (%)
Kurang baik 13 43,3 1 3,3 14 46,7
Baik 8 26,7 8 26,7 16 53,3
Total 21 70,0 9 30,0 30 100,0
Signifikan (p) = 0.017
Odd Ratio = 13.000
Sumber Data Primer, Tahun 2017
40
responden (14,3%) yang mengalami resiko dan dengan penataan lingkungan
rumah kurang baik ada 1 responden (3,3%) yang mengalami kurang resiko
menunjukkan bahwa nilai p value lebih kecil dari nilai α 0,05 sehingga
yang baik.
E. Pembahasan
Hasil uji chi-square dilanjutkan pada Fisher Exact Test didapatkan nilai
p = 0,017 yang berarti lebih kecil dari α = 0,05 dengan demikian maka dapat
Kota Manado.
41
Selanjutnya Nilai Odds Rasio (OR) = 13,000 Menunjukkan bahwa
43,3%) yang resiko jatuh pada lansia dan kurang resiko sebanyak 1
responden yang kategori umur yang tertinggi yakni lansia yang berusia 75-
keadaaan fisik, sistem inderanya, dan otot-otot lansia yang masi kuat dan
baik saat beraktifitas, serta pola hidupnya yang sehat dan lansia masi
Penataan lingkungan rumah yang baik setara dengan resiko jatuh dan
kurang resiko jatuh : karena faktor instrinsik dan faktor esktrinsik, faktor
kekakuan sendi. Sedangkan ekstrinsik seperti lantai licin dan tidak rata,
42
tersandung benda-benda, penglihatan kurang terang, dan sebagainya.
Adapun faktor yang lain seperti faktor umur dan jenis kelamin. Jenis
Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang di lakukan arie
rumah terhadap resiko jatuh pada lansia di Desa Karangwuni Wates Kulon
jatuh pada lansia di Desa Karangwuni Wates Kulon Progo dengan taraf
1.faktor instrinsik yaitu dari dalam diri lanjut usia tersebut seperti gaya
43
2. faktor ekstrinsik yaitu seperti lantai licin dan tidak rata, tersandung
dengan kejadian jatuh pada lansia adalah lingkungan, seperti alat-alat atau
perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil, atau tergeletak di
bawah tempat tidur atau WC yang rendah atau jongkok tempat berpegangan
yang tidak kuat atau tidak mudah dipegang. Faktor lingkungan terdiri dari
peralatan rumah yang tidak stabil, tangga tanpa pagar, tempat tidur dan
toilet yang terlalu rendah. Usia lanjut dapat memerlukan waktu dan
perawatan yang ekstra ketika berada dalam suatu situasi atau lingkungan
yang baru.
pada lansia adalah lingkungan yang tidak aman, penggunaan alat bantu
jalan, alas kaki dan pakaian yang tidak tepat atau mengganggi (WHO dalam
aman juga dapat berdampak menurunnya status mental dan fisik pada lansia.
44
dan indifidualistis. lingkungan yang mempengaruhi fisik terletak pada
manusia berada pada suatu tempat dapat muncul perasaan risih, tegang,
tenang dan nyaman. berbagai hal dapat menjadi penyebab seperti suara,
diungkapkan (Budiman, 2013), kriteria rumah sehat dan aman adalah harus
lingkungan rumah yang aman untuk lanjut usia adalah lingkungan di dalam
rumah dan di luar rumah. Lingkungan yang tidak aman juga dapat dilihat
pada lingkungan rumah ruang tamu, kamar tidur, dapur, kamar mandi, dan
tangga atau lorong (APS Health Care, 2010). Biasanya usia lanjut yang
mengalami jatuh itu terjerembab (tergeletak di tanah atau pada tingkat yang
lebih rendah) secara tidak disengaja. Walaupun tidak semua kejadian jatuh
jatuh pun juga meningkat terutama pada usia 85 tahun (Miller, 2012).
tinggi dari pada penataan lingkungan rumah yang baik. Oleh karena itu
pada lansia. Terutama terjadi pada jenis kelamin perempuan ketimbang jenis
45
kehilangan kalsium. Dan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga (IRT)
aktivitas nya lebih banyak dan lebih dominan beresiko jatuh dari pada
pekerjaaan lain, sebab itu ibu rumah tangga harus di perhatikan penataan
lingkungan rumah yang baik. Maka dari pada itu penataan lingkungan
rumah yang baik dapat mengurangi resiko jatuh pada lansia. Jadi langkah
46
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian ini adalah ada
Kota Manado
B. SARAN
1. Institusi pendidikan
2. Bagi Keluarga
lingkungan rumah yang baik agar mencegah resiko jatuh pada lansia di
47
3. Bagi peneliti
dengan kejadian resiko jatuh pada lansia dan merupakan salah satu
48
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, B.R, & Martono, H.H. (2009). Buku ajar Geriatrik: (Ilmu kesehatan
lanjut usia), Edisi 4 Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Darmojo, R.B., & Martono, H.H.(2009). Buku Ajar Geriatri. Edisi 4 Balai Perbit
FKUI:Jakarta.(2009). Geriatri. Jakarta : Yudistira.
Departemen Sosial. (2010). Pedoman Pendampingan dan Perawatan Lanjut Usia
di Lingkungan Keluarga (Home care). Jakarta: Departemen Sosial.
Elderberg, H, K. Evaluation and management of Fall Risk in Older Adult. New
York, 11(10): 1-40. (2013).
Friedman, M. Marilyn. (2010). Keperawatan Keluarga: Teori dan Praktik.
Jakarta : EGC.
Hidayat. A dan Aziz Alimul. (2011) .Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa data. Jakarta : Salemba Medika.
Jamebozorgi, A, Dkk. (2013). Investigation of the Prevalent Fall-Related Risk
Factors of Fractures in Elderly Referred to Tehran Hospitals. Medical
journal of Islami Republic of Iran, 27 (1), 23-30.
Kandazani, Friedman. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC.
Lemier M, Silver I. (2008). Falls among Older Adults: Strategies for prevention.
Washington State Department of Health, 4-22.
Lubis,Lumongga. (2010). Perumahan Sehat. Jakarta : Depkes RI
Lumbuntobing. SM. (2009). Neorogeriatri. Jakarta : Balai penerbit FKUI.
49
Maryam, R. S., Dkk (2012). Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:
Salemba Medika.
Miller, A.C.(2012). Nursing Care of Older Adult Theory and Practice.3 nd Ed.
Philadelpia : J.B.Lippincott.
Nugroho, Wahyudi.(2012). Keperawatan Gerontik Edisi Ketiga. Jakarta : EGC.
Nursalam. (2013). Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Citra.
Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.Diakses: 09 mei 2017, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%
20 2013.pdf.
Riyanto. (2011). Buku Ajar Metodologi Penelitian. Jakarta: EGC
Riyanto. (2012). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Potter & Perry.(2012). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses &
Praktek. Edisi 7. Jakarta : Salemba Medika.
Probosuseno. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik, Edisi 2 : Jakarta.(2007).
Mengatasi “Isolation” pada Lanjut Usia.www.Geriatric & Internal Medicine
Consultation.Medicalzone Diakses tanggal: 13 April 2015.
Setiadi, (2013). Konsep penulisan Riset Keperawatan. Edisi2 Jogyakarta : Graha
Ilmu
Setianto, (2014). Pengaruh Aktifitas Sehari-hari Terhadap Keseimbangan Pada
Lansia, Jakarta : Unit Press.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sudijono, A. (2013). Buku pengantar statistik. Pendidikan Raja Grafindo. Persada
edisi 3. Jakarta.
Sutomo. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Risiko Jatuh
Pada Lansia Di Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta Barat.
Stanley, M., & Patricia Gauntlett Beare, (2011). Buku ajar keperwatan gerontik
Edisi 2. Jakarta: EGC.
Stikes,M,M (2017). Buku Panduan Penulisan Skripsi: Sekolah
TinggiMuhammadiyah, Manado.
50
Stockslager, J. L. (2008). Buku saku asuhan keperawatan geriatrik. Jakarta :
EGC.
Tamher, S., & Noorkasiani. (2009). Kesehatan usia lanjut dengan pendekatan
asuhan keperawatan. Jakarta : EGC.
Tinetti, M.E. (2009). Principles of geriatric medicine and gerontology (6th Ed).
USA: McGraw-Hill Companies.
Wahyudi. (2010). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Ed. 3. Jakarta: EGC
51
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
FORMULIR PERMOHONAN
MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
HUBUNGAN PENATAAN LINGKUNGAN RUMAH DENGAN
KEJADIAN RESIKO JATUH PADA LANSIA DI
KELURAHAN MOLAS LINGKUNGAN V
KECAMATAN BUNAKEN
KOTA MANADO
Hasil penelitian ini tergantung jawaban yang saudara/i berikan, oleh karena itu
identitas saudara dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian serta
akan datang.
Manado,................................2017
Peneliti
Setelah menerima penjelasan maksud dan tujuan dari penelitian ini, maka
dengan penuh kesadaran dan, saya bersedia untuk ikut berpartisipasi sebagai
responden.
Manado,............................2017
Responden
(.........................)
Lampiran 6
Berilah tanda ceklis (√), pada salah satu dari kotak yang menurut pendapat
anda.
1. YA=2
2.TIDAK=1
A PENCAHAYAAN
6 Wc dekat kamar
C KAMAR TIDUR
D DAPUR
Kode Responden :
Nama Responden :
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian :
1. Beri tanda (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan jawaban anda.
3. Bila ada yang kurang dimengerti dapat ditanyakan langsung pada peneliti.
Petunjuk Pengisian : Beri tanda ceklist (√) pada jawaban yang dianggap benar.
( ) perempuan
( ) Perguruan Tinggi
Berilah tanda ceklis (√), pada salah satu dari kontak yang menurut pendapat
anda.
1. YA=2
2. TIDAK=1
ALAT BANTU
1 Apakah anda mengunakan alat bantu berjalan atau
dibantu keluarga?
2 Apakah anda mengunakan alat bantu seperti
tongkat?
3 Apakah anda mengunakan kursi roda?
Keterangan:
Sutomo (2012), Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Risiko Jatuh Pada
Lansia Di Panti Werdha Wisma Mulia Jakarta Barat.
Lampiran 8
MASTER TABEL
1 Tn.A K 1 1 2 2 24 1 20 2
2 Tn.R M 1 1 3 2 22 1 22 1
3 Tn.A M 2 1 3 2 24 1 24 1
4 Ny.H 1 2 5 1 20 2 22 1
5 Ny.M 1 2 5 3 22 1 22 1
6 Ny.S L 1 2 5 3 18 2 24 1
7 Tn.D 2 1 4 2 18 2 20 2
8 Tn.E I 1 1 1 4 20 2 18 2
9 Ny.J M 2 2 5 1 22 1 22 1
10 Ny.S T 1 2 5 2 18 2 24 1
11 Ny.C M 2 2 5 2 22 1 22 1
12 Ny.J T 1 2 5 2 24 1 24 1
13 Ny.L M 2 2 5 3 20 2 20 2
14 Tn.K 2 1 3 2 20 2 24 1
15 Ny.Y 2 2 5 3 22 1 22 1
16 Tn.N T 3 1 1 1 18 2 18 2
17 Ny.H T 2 2 5 2 22 1 22 1
18 Ny.O L 2 2 5 2 24 1 22 1
19 Ny.V L 2 2 5 2 20 2 22 1
20 Ny.Y B 2 2 5 2 22 1 22 1
21 Ny.D S 2 2 5 4 20 2 24 1
22 Ny.S P 2 2 5 3 24 1 22 1
23 Ny.M M 2 2 5 2 18 2 22 1
24 Tn. R D 2 1 4 3 18 2 18 2
25 Ny.S D 3 2 5 1 20 2 20 2
26 Tn. A M 2 1 4 2 20 2 20 2
27 Ny.S B 2 2 5 2 22 1 22 1
28 Tn. C R 2 1 4 4 18 2 22 1
29 Tn.B P 2 1 3 2 20 2 18 2
30 Ny.W Y 2 2 5 3 22 1 24 1
Keterangan:
A. Umur:
1. 60-74
2. 75-90
3. > 90
B. Jenis Kelamin:
1. Laki-Laki
2. Perempuan
C. Pekerjaan:
2. Tukang
3. Nelayan
4. Tidak bekerja
D. Pendidikan:
1. Tidak Sekolah
D. Resiko Jatuh
Frequency table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
resiko jatuh
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cases
resiko jatuh
Baik Count 8 8 16
Total Count 21 9 30
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,20.
Risk Estimate
N of Valid Cases 30
Lampiran 10