Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

EVALUASI MANAJEMEN PENYIMPANAN OBAT DI


GUDANG OBAT INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH dr. R. SOEDJONO SELONG
LOMBOK TIMUR
EVALUATION OF MANAGEMENT DRUG STORAGE IN dr. R.
SOEDJONO HOSPITAL SELONG LOMBOK TIMUR
Nurul Qiyaam*, Nur Furqoni, Hariati
Prodi D3 Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram
Email: Nuqi.gra@gmail.com

Abstrak
Manajemen penyimpanan obat di rumah sakit haruslah baik dan benar
supaya ketersediaan perbekalan farmasi selalu terjamin sesuai dengan kebutuhan
rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah proses penyimpanan
obat di gudang obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Soedjono
Selong sudah baik dan benar serta mengetahui bagaimana manajemen penyimpanan
obat-obatan di gudang obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Soedjono Selong. Penelitian ini merupakan penelitian deskripsi.Teknik
pengumpulan data menggunakan metode observasi disertai wawancara yang
disesuaikan dengan standar parameter penyimpanan obat yang baik dan benar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan obat-obatan di gudang obat
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah dr.R.Soedjono Selong sudah baik
dan benar berdasarkan 5 indikator pengelolaan obat pada tahap distribusi yaitu :
ketepatan data jumlah obat pada kartu stok, sistem penataan gudang, persentase
nilai obat yang kadaluarsa, persentase stok mati dan tingkat ketersediaan obat, serta
berdasarkan standar nilai penyimpanan obat yang memiliki 3 kategori yaitu:
kategori manajemen stok tergolong “baik” dengan nilai 14, kategori Stock control
tergolong “baik” dengan nilai sebesar 16 dan kategori kondisi penyimpanan
tergolong “baik” dengan nilai 16.

Kata kunci : Manajemen Obat, Penyimpanan Obat, Instalasi Farmasi Rumah


Sakit.

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 61


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

Abstract
The storage management of drugs in hospitals must be good and true that
the availability of pharmaceuticals is guaranteed in accordance with the needs of
the hospital. This study aims to determine whether the drug storage in warehouses
medicine is good and right and knowing how storage management of drugs in
pharmaceutical warehouse Pharmacy Installation District General Hospital dr. R.
Soedjono Selong. This is description research. Data collection using observational
methods tailored to the interview with the standard parameter storage management
medicine is good and right. The results showed that storage of medicines in
pharmaceutical warehouse Pharmacy Installation District General Hospital
dr.R.Soedjono Selong already well and truly based on five indicators of drug
management at the stage of distribution, namely: the accuracy of data on the
number of drugs on the card stock, the system arrangement of the warehouse, the
percentage the value of the drug expired or damaged, the percentage of stock die
and availability of drugs, as well as standards-based storage value of drugs that
have three categories: category management stock classified as "good" with a
value of 14, the category stock control classified as "good" with a value of 16 and
category storage conditions classified as "good" with a value of 16.

Keywords: Management of Drugs, Drug Storage, Installation of Hospital


Pharmacy.

PENDAHULUAN
Instalasi farmasi Rumah Sakit Penyimpanan obat merupakan
(IFRS) merupakan suatu bagian di proses sejak dari penerimaan obat,
rumah sakit yang menyelenggarakan penyimpanan obat dan mengirimkan
semua kegiatan kefarmasian untuk obat ke unit pelayanan di rumah sakit.
keperluan rumah sakit itu sendiri. Tujuan utama penyimpanan obat
Instalasi farmasi rumah sakit adalah mempertahankan mutu obat
bertanggung jawab dalam dari kerusakan akibat peyimpanan
penggunaan obat yang aman dan yang tidak baik serta untuk
efektif di rumah sakit secara memudahkan pencarian dan
keseluruhan. Tanggung jawab ini pengawasan obat-obatan. Untuk
termasuk seleksi, pengadaan, memantau dan mengevaluasi hasil
penyimpanan dan penyiapan obat yang telah dicapai dari sistem
untuk konsumsi serta distribusi obat pengelolaan obat diperlukan suatu
ke unit perawatan penderita (Siregar, indikator. Hasil pengujian dapat
2003). digunakan untuk meninjau kembali

62 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

strategi atau sasaran yang lebih tepat soedjono. Data sekunder diperoleh
(Azis, dkk., 2005). dari kartu stok, buku masuk dan
Demi tercapainya efektifitas keluar obat, serta pengamatan
terapi dan tujuan kesehatan, langsung dari cara penyimpanan obat
diperlukan stabilitas obat yang di instalasi farmasi rumah sakit
menunjang pada kondisi tersebut. Populasi penelitian yaitu
penyimpanan dan pendistribusian. semua semua jenis sediaan obat-
Untuk mengetahui kondisi yang obatan di gudang obat Instalasi
sesungguhnya, maka peneliti Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
melakukan penelitian tentang dr. R. Soedjono Selong. Sampel
penyimpanan obat-obatan di gudang penelitian yaitu bagian dari jumlah
obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit populasi obat-obatan. Jumlah sampel
Umum Daerah dr. R. Soedjono penelitian ini adalah 30 sampel
Selong dengan salah satu indikator
METODE PENELITIAN penilaiannya yaitu kartu stok yang
Penelitian ini merupakan dicocokkan dengan jumlah atau bukti
penelitian deskripsi dengan tujuan fisik obat. Subyek dari penelitian
utama untuk membuat gambaran yaitu orang yang berhubungan
tentang suatu keadaan secara obyektif langsung dengan penyimpanan obat
(Masyhuri, 2008). Pengumpulan data di gudang farmasi seperti petugas
dilakukan dengan metode observasi gudang IFRS baik Kepala Instalasi
disertai wawancara sesuai standar maupun karyawan IFRS.
parameter penyimpanan obat yang Analisis data dengan
baik dan benar secara prospektif dan membandingkan indikator
retrospektif. Penelitian dilakukan di pengelolaan obat dengan keadaan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum sebenarnya. Data yang didapat
Daerah dr. R. Soedjono Selong dianalisa secara deskriptif dengan
selama bulan April 2015. melihat keadaan Instalasi Perbekalan
Data primer diperoleh dari Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
hasil wawancara pegawai di bagian dr. R. Soedjono Selong dan disajikan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit dr. R.

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 63


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

dalam bentuk narasi selanjutnya 1. Persentase kecocokan antara


fisik obat dan kartu stok
dibuat suatu kesimpulan
Hasil penelitian sampel pada
HASIL DAN PEMBAHASAN
tiap item obat dilengkapi kartu stok
Distribusi merupakan
yang berisi tanggal, jumlah barang
kegiatan mendistribusikan perbekalan
masuk, jumlah barang keluar, sisa
farmasi di rumah sakit untuk
stok dan keterangan. Data diambil
pelayanan individu dalam proses
retrospectif di gudang obat Instalasi
terapi bagi pasien rawat inap dan
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
rawat jalan. Distribusi merupakan
dr. R. Soedjono Selong.
proses yang dimulai dari pemahaman
Tabel 1. Kecocokan obat dengan kartu
permintaan, pengendalian stok, stok

pengelolaan penyimpanan serta Uraian Nilai Standar

penyaluran ke depo obat. Proses Jumlah sampel


30
Jumlah obat yang sesuai dengan
penyimpanan didahului dengan 30
kartu stok
% kecocokan antara obat dengan
penerimaan obat dan barang farmasi kartu stok
100% 100 %

di gudang obat. Obat yang sudah Sumber data : data sekunder yang diolah
diterima dicatat dalam buku Hasil penelitian menunjukkan

penerimaan dan kartu stok. bahwa Kesesuaian antara data jumlah

Berdasarkan hasil wawancara obat di kartu stok terhadap jumlah

dengan kepala instalasi dan petugas obat sebenarnya adalah 100 %. Hal ini

gudang Instalasi Farmasi Rumah menunjukkan bahwa petugas gudang

Sakit Umum daerah dr. R. Soedjono Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum

selong bahwa sistem penyimpanan Daerah dr. R. Soedjono sangat teliti

obat di Rumah sakit Umum daerah dr. dan disiplin dalam mencatat jumlah

R. Soedjono Selong berdasarkan obat yang sebenarnya pada saat

sistem First In First Out (FIFO) dan pengeluaran dan pemasukan obat. Hal

First Expired First Out (FEFO) dan ini sesuai dengan hasil penelitian

dicatat pada kartu stok. Hasil Pudjaningsih (1996) yang

pengamatan yang dilakukan dengan memberikan persentase 100%, maka

indikator pada tahap distribusi adalah penyimpanan obat pada indikator ini

sebagai berikut. dapat dikatakan “baik”.

64 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

2. Sistem Penataan Obat di Gudang sebesar 0,19%. Hal ini disebabkan


Tabel 2. Sistem Penataan Obat di Gudang
karena adanya beberapa item obat
Uraian Nilai Standar
Jumlah sampel 30 yang sudah kadaluarsa.
Jumlah obat yang sesuai 30
dengan kartu stok
4. Persentase stok mati
% FIFO/FEFO 100% 100 % Indikator persentase stok mati
Sumber data : data sekunder yang diolah bertujuan untuk mengetahui item obat
Sistem penataan obat di selama 3 bulan berturut-turut tidak
gudang obat Instalasi Farmasi Rumah digunakan. Data dikumpulkan secara
Sakit Umum Daerah dr.R.Soedjono retrospektif dari penelusuran data
seluruhnya menggunakan sistem pada tahun 2014. Dari pengamatan di
First In First Out (FIFO) dan First Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum
Expired First Out (FEFO) dan Daerah dr. R. Soedjono Selong masih
pencatatannya menggunakan kartu terdapat beberapa item obat stok mati
stok sehingga obat yang lebih dahulu Tabel 4. Persentase obat stok mati di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
masuk dalam penyimpanan lebih Umum Daerah dr. Soedjono
Selong
dahulu digunakan. Selain itu Keterangan Nilai Standar
penataan obat di gudang juga Jumlah item obat 8
stok mati 493
berdasarkan bentuk sediaan dan Jumlah total item
obat 1,62% 0%
alfabetis nama obat.
% obat stok mati
3. Persentase dan nilai obat yang Sumber data : data sekunder yang diolah
kadaluarsa dan atau rusak Berdasarkan dari penelitian
Tabel 3. Persentase dan nilai obat yang dilakukan bahwa pada gudang
kadaluarsa atau rusak
Keterangan Nilai Standar obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Nilai obat Rp. 2.109.293
kadaluarsa dan atau Umum Daerah dr. R. Soedjono masih
rusak pertahun
Nilai stock opname Rp.1.095.869.613 ≤0,2 % ditemukan adanya beberapa item obat
% obat kadaluarsa 0,19 % yang tidak mengalami pergerakan
dan atau rusak
Sumber data : data sekunder yang diolah selama 3 bulan atau stok mati. Hal ini
Berdasarkan dari hasil stok dapat disebabkan karena pengadaan
opname tahun 2014 menunjukkan obat yang tidak sesuai dengan
bahwa masih adanya kerugian rumah kebutuhan dan juga karena
sakit sebesar Rp.2.109.293 atau ketidaktepatan perencanaan atau

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 65


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

kurang baiknya sistem distribusi dan penyimpanan obat pada indikator ini
perubahan pola penyakit atau pola dapat dikatakan “baik”.
peresepan dokter. Kerugian yang A. Standar nilai penyimpanan
disebabkan akibat adanya stok mati Selain menggunakan indikator
ini adalah perputaran uang yang tidak pada tahap distribusi, peneliti juga
lancar dan kerusakan obat akibat menggunakan standar nilai
terlalu lama disimpan sehingga penyimpanan yang berisi check list
menyebabkan obat kadaluarsa. data sebagai salah satu instrument
Penyimpanan obat pada indikator ini penelitian untuk memperkuat hasil
dapat dikatakan “tidak baik” karena dari indikator pada tahap distribusi.
persentase stok matinya lebih besar Pengamatan dilakukan secara
dari hasil penelitian Pudjaningsih langsung di gudang obat Instalasi
(1996) yang memberikan persentase Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah
0% yaitu 1,62%. dr. R. Soedjono Selong dengan
5. Tingkat Ketersediaan Obat menggunakan standar nilai
Tabel 5. Tingkat ketersediaan obat di penyimpanann yang memiliki range
Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Umum Daerah dr. Soedjono penilaian sebagai berikut.
Selong
Keterangan Nilai Standar 1. Manajemen Stok
Rata-rata 12 Minimal
tingkat bulan sejumlah Tabel 6. Manajemen Stok
ketersediaan safety stock Kriteria Y Ti Kate
obat (bulan) 12 bulan a dak gori
Sumber data : data sekunder yang diolah MANAJEMEN
STOK
Dari data diatas menunjukkan 1. Pengelompokan 6
Sediaan
bahwa rata-rata tingkat ketersediaan
2. Sistem stok 2
obat di gudang obat Instalasi Farmasi kontrol
3. Metode deteksi 2 0
Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. obat kadaluarsa
BAI
Soedjono Selong sudah mencukupi 4. Sistem pengadaan 2 0 K
kebutuhan Rumah sakit yaitu 12
5. Pengembangan 2
bulan. Hal ini sesuai dengan hasil SDM
JUMLAH 1 0
penelitian Pudjaningsih (1996) yang 4

memberikan persentase minimal


Dari kriteria manajemen stok
sejumlah safety stock 12 bulan. Maka
yang telah dijelaskan diatas dapat
66 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

disimpulkan bahwa jumlah nilai ‘Ya’ “baik” karna nilai yang diperoleh
yang diperoleh yaitu sebanyak 14. sesuai dengan range penilaian yang
Hal ini menunjukkan bahwa sudah ada.
manajemen stok di gudang obat 6. Kondisi Penyimpanan
Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Tabel 9. Kondisi Penyimpanan
Kriteria Ya Tidak Kategori
Daerah dr. R. Soedjono Selong KONDISI PENYIMPANAN
dikatakan “baik” karena nilai yang 1. Ketepatan penyimpanan 4 0

diperoleh sesuai dengan range 2. Sistem penataan stok 3


penilaian yang sudah ada. 3. Bangunan dan fasilitas 6
4. Sistem keamanan dan 2
2. Stok Kontrol bangun BAIK
Tabel 7. Stok Kontrol 5. Akses ke instalasi lain 1 0
Kriteria Y Tida Kategor
a k i JUMLAH 16 0
STOK
KONTROL Dari Kriteria Kondisi
1. Pemanfaata 3
n kartu stok Penyimpanan yang telah dijelaskan di
2. Keakuratan 8
data pada atas dapat disimpulkan bahwa jumlah
kartu stok
3. Pengontrola 1
nilai Ya yang diperoleh yaitu
n kondisi sebanyak 16. Hal ini menunjukkan
stok
4. Penanganan 2 0
BAIK
bahwa kriteria kondisi penyimpanan
stok rusak
atau di gudang obat Instalasi Farmasi
kadaluarsa
5. Kesesuaian 2 Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
pengadaan Soedjono Selong dikatakan “baik”
dan
kebutuhan karena nilai yang diperoleh sesuai
JUMLAH 16 0
dengan range penilaian yang sudah
Dari kriteria stok kontrol yang ada.
telah dijelaskan diatas dapat KESIMPULAN
disimpulkan bahwa jumlah nilai ‘Ya’ Berdasarkan dari hasil
yang diperoleh yaitu sebanyak 16. penelitian yang dilakukan di Gudang
Hal ini menunjukkan bahwa stok Obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit
kontrol di gudang obat Instalasi Umum Daerah dr. R. Soedjono bahwa
Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Manajemen Penyimpanan obat di
dr. R. Soedjono Selong di katakan gudang obat Instalasi Farmasi Rumah
Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 67
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

Sakit Umum Daerah dr. R. Soedjono 4. Persentase Stok Mati yang


Selong sudah baik dan benar, hal ini diperoleh adalah 1,62% dan
berdasarkan hasil pada empat dikatakan tidak baik.
indikator yang dikatakan baik dan 5. Tingkat Ketersediaan Obat adalah
satu indikator yang dikatakan tidak 12 bulan dan dikatakan baik.
baik , yaitu : B. Indikator Standar Nilai
A. Indikator Pengelolaan Obat Penyimpanan
Pada Tahap Distribusi 1. Pada kriteria Manajemen Stok
1. Persentase Kecocokan Antara memperoleh nilai Ya sebanyak
Fisik Obat dan Kartu Stok adalah 14 dan dikatakan baik.
100% dan dikatakan baik. 2. Pada kriteria Stok Kontrol
2. Sistem Penataan Obat di Gudang memperoleh nilai Ya sebanyak
adalah 100% FIFO dan FEFO dan 16 dan dikatakan baik.
dikatakan baik. 3. Pada Kriteria Kondisi
3. Persentase dan Nilai Obat yang Penyimpanan memperoleh nilai
Kadaluarsa adalah 0,19% dan Ya sebanyak 16 dan dikatakan
dikatakan baik. baik.

DAFTAR PUSTAKA
Pengelolaan dan Pembiayaan
Anief, Moh. 1995. Manajemen
Obat, Majalah Ilmu Kefarmasian,
Farmasi. Yogyakarta: Gadjah
Vol. II, No.2, Agustus 2005,24.
Mada University Press.
[Depkes] Departemen
Anief, Moh. 2004. Ilmu Meracik
Kesehatan.1987. Keputusan
Obat, Teori dan Praktik.
Menteri Kesehatan RI Nomor:
Yogyakarta: Gadjah Mada
806b/Menkes/SK/I/1987
University Press.
Tentang Kalsifikasi Rumah Sakit
Anonim.2011.http://sites.google.com
Umum Swasta.
/site/hisfarma/Home/pengelolaan
[Depkes] Departemen
obat/pengelolaan-obat-halm-11.
Kesehatan.1992. Keputusan
Di akses tanggal 09-12-2011.
Menteri Kesehatan RI Nomor:
Anshari, M. 2009. Aplikasi
983/Menkes/SK/XI/1992
Manajemen Pengelolaan Obat
Tentang Pedoman Organisasi
dan Makanan.
Rumah Sakit.
Jogyakarta : Nuha Medika.
[Depkes] Departemen Kesehatan.
Azis, S., Herman, M. J., dan Mun’im,
2004. Keputusan Menteri
A. 2005, Kemampuan Petugas
Kesehatan Ri Nomor
Menggunakan Pedoman Evaluasi
68 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin
Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

:1197/Menkes/SK/X/2004 Hasibuan, M.S.P. 2001. Manajemen


Tentang Standar Pelayanan Dasar. Pengertian dan Masalah.
Farmasi di Rumah Sakit. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi
[Depkes] Departemen Kesehatan. Asara.
2006. Pedoman Supervise dan Lilihata R.N. 2011. Analisis
Evaluasi Obat dan Perbekalan Manajemen Obat di Instalasi
Kesehatan. Dirjen Pelayanan Farmasi Rumah Sakit Umum
Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Daerah Masohi Kabupaten
Jakarta : Departemen Kesehatan Maluku Tengah [Tesis].
RI. Jogjakarta : Fakultas Farmasi.
[Depkes] Departemen Kesehatan. Universitas Gadjah Mada.
2007. Pedoman Pengelolaan Masyuri dan Zainudin, M. 2008.
Obat Publik dan Perbekalan Metodelogi Penelitian-
Kesehatan di Daerah Kepulauan. Pendekatan Praktis dan Aplikatif.
Jakarta: Departemen Kesehatan Jakarta: PT Refika Aditama.
R.I Pudjaningsih, Dwi. 2006.
[Depkes] Departemen Kesehatan. Pengembangan Indikator
2010. Materi Pelatihan Efisiensi Pengelolaan Obat di
Manajemen Kefarmasian di Farmasi Rumah Sakit, Vol 3
Instalasi Farmasi No.1 Januari 2006. ISSN: 1410-
Kabupaten/Kota. Jakarta 2315.
Departemen Kesehatan RI kerja Pudjanigsih, Dwi. 1996.
sama JICA. Pengembangan Indikator
Djatmiko, M. et all. 2009. Evaluasi Efisiensi Pengelolaan Obat di
Sistem Pengelolaan Obat Instalasi Farmasi Rumah Sakit
Instalasi Perbekalan Farmasi [Tesis]. Jogjakarta: Fakultas
Dinas Kesehatan Kota Semarang Kedokteran, Program Pendidikan
Tahun 2007. Jurnal Ilmu Farmasi Pascasarjana, Mangister
dan Farmasi Klinik Vol.6 No.1 Manajemen Rumah Sakit,
Juni 2009. Gadjah Mada.
Ferawati, Baiq. 2015. Evaluasi Quick,J.D., Rankin, J.R., Laing, R.O.,
Penyimpanan Perbekalan O’Connor, R.W., Hogerzeil,
Farmasi di Instalasi Farmasi H.V., Dukes, M.N.G., dan
Rumah Sakit Umum Daerah Garnett A. 1997. Managing Drug
Praya Tahun 2014 [Karya Tulis Supply : The Selection,
Ilmiah]. Mataram : Program Procurement, distribusion, and
Studi Farmasi, Fakultas Ilmu use of pharmaceuticals in
Kesehatan. Universitas primary health care, second
Muhammadiyah Mataram. edition, Connecticut, Kumarin
Hartono J.C. 2014. Profil Press Inc.
Penyimpanan Obat di Gudang Quick, J.D., Hume, M.I., O’Conner,
Farmasi Dinas Kesehatan Kota R.W. 2011. Managing Drug
Surabaya. Jurnal Ilmiah Supply; Managing Access to
Mahasiswa Universitas Surabaya Madicines and Other Health
Vol.3 No.2 Tahun 2014. ISSN: Technologies, Part III, Revised
2302-8203.

Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 69


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 1(1), 61-70, 2016 Nurul Qiyaam

and Expaded. Komarian Press; UU RI.(1992). Undang-Undang


West Hartford. Republik Indonesia No. 23 tahun
Siregar, C.J.P., dan Amalia, L. 2003. 1992 Tentang Kesehatan.
Farmasi Rumah Sakit, Teori dan UU RI.(2009). Undang-Undang
Penerapan. Jakarta: Penerbit Republik Indonesia N. 44 tahun
Buku Kedokteran EGC. 2009 Tentang Rumah Sakit.
Syamsuni, H. 2012. Ilmu Resep. Warwan, Jhon. 1997. Manajemen
Jakarta: EGC. Pergudangan. Jakarta: LPPM.
Trihono. 2005. Arrimes Manajemen
Puskesmas Berbasis Paradigma
Sehat. Jakarta: CV.Sagung Seto.

70 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin


Artikel diterima: 10 Februari 2016, Diterima untuk diterbitkan: 25 Februari 2016,
diterbitkan: 1 Maret 2016

Anda mungkin juga menyukai