Anda di halaman 1dari 23

ASPEK-ASPEK PERILAKU KOGNITIF, AFEKTIK, DAN

PSIKOMOTORIK

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah “ Assessment Pembelajaran


Matematika”

Yang dibimbing Oleh :

Samsul Bakri S.Pd.I M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 02:

Eny Sulistyowati (17204163286)

Vina Artha Melinda (17204163294)

Prima Kristika (17204163295)

Risky Dian Ratri (17204163306)

KELAS: TMT 5-G

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

SEPTEMBER 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa
atas berkat, rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di
dalamnya. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Assesment Pembelajaran Matematika”. Kami juga berharap semoga
pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah
wawasan dan pengetahuan.

Dalam pembuatan makalah ini tentunya tidak terlepas dari bantuan


berbagai pihak. Untuk itu kami ucapakan terimakasih kepada Bapak Samsul Bakri
S.Pd.I M.Pd. selaku dosen pengampu. Serta pihak-pihak lain yang turut
membantu memberikan referensi buku.

Tiada gading yang tak retak, itu kata pepatah tiada satupun manusia yang
luput dari kesalahan, oleh karena itu penulis meminta maaf. Atas kekurangan dan
kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Saran dan kritik
sangat kami harapkan agar kami dapat memperbaiki makalah-makalah
selanjutnya.

Tulungagung, 11 September 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................. 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 1

C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................... 1

BAB II

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. KOGNITIF (PROSES BERFIKIR) ............................................................. 2

B. AFEKTIF (NILAI ATAU SIKAP) .............................................................. 8

C. PSIKOMOTORIK (KETERAMPILAN) ................................................... 13

BAB III

PENUTUP ............................................................................................................. 19

A. KESIMPULAN .......................................................................................... 19

B. SARAN ...................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan sebagai sebuah proses belajar memang tidak cukup dengan


sekedar mengejar masalah kecerdasannya saja. Berbagai potensi anak
didik atau subyek belajar lainnya juga harus mendapatkan perhatian yang
proporsional agar berkembang secara optimal. Karena itulah aspek atau
faktor rasa atau emosi maupun ketrampilan fisik juga perlu mendapatkan
kesempatan yang sama untuk berkembang.

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik


tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi
hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya
menjadi tiga ranah atau kawasan, yakni kawasan kognitif, kawasan afektif,
dan kawasan psikomotorik. Sehingga ketika melakukan evaluasi hasil
belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta
didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran
yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan
(aspek afektif), dan pengalamannya (aspek psikomotorik). Ketiga aspek
atau kawasan ini atau yang juga biasa dikenal dengan istilah Taksonomi
Bloom memiliki kaitan erat sekali dan bahkan tidak mungkin dapat
dilepaskan dari kegiatan atau proses evaluasi hasil belajar.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan aspek atau kawasan kognitif?

2. Apa yang dimaksud dengan aspek atau kawasan afektif?

3. Apa yang dimaksud dengan aspek atau kawasan psikomotorik?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menjelaskan apa yang dimaksud aspek atau kawasan kognitif

2. Menjelaskan apa yang dimaksud aspek atau kawasan afektif

3. Menjelaskan apa yang dimaksud aspek atau kawasan psikomotorik

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KOGNITIF (PROSES BERFIKIR)

Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan


pembelajaran berkenaan dengan proses mental yang berasal dari tingkat
pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi.

Kognitif memiliki kategori-kategori yang merupakan


pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang
terdapat dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan. Kategori-kategori
tersebut yaitu Mengingat, kemudian Memahami dan Mengaplikasikan, ke
proses-proses kognitif yang jarang dijumpai, yakni Menganalisis,
Mengevaluasi, dan Mencipta. Mengingat berarti mengambil pengetahuan
tertentu dari memori jangka panjang. Memahami adalah mengkonstruksi
makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis,
dan digambar oleh guru. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau
menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Menganalisis berarti
memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan
hubungan-hubungan antar bagian itu dan hubungan antar bagian-bagian
tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Mengevaluasi ialah
mengambil keputusan berdasarkan criteria dan/atau standar. Mencipta
adalah memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru
dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.1

Kawasan kognitif terdiri dari 6 tingkatan yang secara hierarkis


berurutan dari yang paling rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling
tinggi (evaluasi) dan dapat dijelaskan sebagai berikut.2

1. Tingkat Pengetahuan (Knowledge)

1
Addison Wesley Longman, A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of
Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. A Bridge Edition, diterjemahkan oleh Agung
Prihantoro dengan judul Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen
Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010) hlm.43
2
Hamzah B. Uno, dkk, Assesment Pembelajaran, (Cet. 2, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012) hlm. 61

2
Pengetahuan disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali
pengetahuan tahun yang pernah diterimanya.

2. Tingkat Pemahaman (Comprehension)

Pemahaman disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam


mengartikan, menafsirkan, menerjemahkan atau menyatakan sesuatu
dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya.

3. Tingkat Penerepan (Application)

Penerapan disini diartikan sebagai kemampuan seseorang di kelas


menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai
permasalahan yang timbul.

4. Tingkat Analisi (Analysis)

Penerapan disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam


menggunakan pengetahuan dalam memecahkan berbagai masalah
yang timbul .

5. Tingkat Sintesis (Synthesis)

Sintesis di diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengaitkan


dan menyatukan berbagai elemen dan unsure pengetahuan yang ada
sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

6. Tingkat Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi disini diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam


membuat perkiraan atau keputusan yang tepat bedasarkan criteria atau
pengetahuan yang dimilikinya

3
Matriks Penentuan Kategori Perilaku, Kemampuan Internal Dan
Atau Kerja Operasional

Domain Kategori Jenis Kemampuan Internal Kata Kerja


Operasional
Perilaku

Kognitif Pengetahuan Mengetahui… Menyusun/menata

Misalnya Mendefinisikan

- Istilah Menujuk (nama benda)

- Fakta Mendaftar

- Aturan Menghafal

- Urutan Menyebutkan

- Metode Mengurutkan

Mengenal

Mengingat kembali

Pemahaman Menerjemahkan Mengklasifikasikan

Menafsirkan Menggambarkan

Memperkiraka Mendiskusikan

Menentukan.. Menjelaskan

Misalnya: Mengungkapkan

- Metode Mendefinisikan

- Prosedur Menunjukkan

Memahami.. Mengalokasikan

Misalnya: Melaporkan

- Konsep Mengkaji ulang

- Keindahan Menyatakan

- Prinsip Dll

4
- Kaitan antar fakta

- Isipokok

Mengartikan/
menginterpresikan ….

Misalnya:

- Tabel

- Grafik

- Bagan

Penerapan Memecahkanmasalahmemb Menerapakan


uatbagan dan grafik Menafsir
Menggunakan.. Mengerjakan
Misalnya : Membuat ilusi
- Metode/Prosedur Menginterpretasikan
- Konsep Mengoperasikan
- Kaidah Melatih
- Prinsip Menyusunjadwal

Membuat sketsa

Memecahkan

Dll

Analisis Mengamati Mengira-ngira

Kesalahan Menghitung

Membedakan… Mengkategorikan

Misalnya: Membandingkan

Fakta dari interpretasi data Menghubungkan

5
dari kesimpulan Membuat diagram

Membedakan

Menguji

Dll

Sintesis Menghasilkan Mengatur (sesuai


dengan)
Misalnya:
Merangkum
Klasifikasi
Mengumpulkan
Katangan
Mengatur komposisi
Kerangka teoritis
Membangun

Menciptakan
Meyusun…
Merancang
Misalnya:
Merumuskan
Rencana
Mengatur
Skema
Mengkoordinasi
Program kerja
Merencanakan

Menyiapkan

Mengusulkan

Menyusun

Menulis

Evaluasi Menilaiberdasarkannorma Membuat argumentasi


internal… Mengoreksi
Misalnya: Memilih
Hasil kaya seni Membandingkan
Mutu Ceramah Menyeleksi

6
Program penalaran Memutuskan

Menilaiberdasarkkannormae Meluluskan
ksternal… Mengira-ngira
Misalnya : Menganggap
Hasil karya seni Memberi nilai
Mutu Pekerjaan Mendukung
Mutu Ceramah Dll
Program penataan

mempertimkan..

Misalnya:

Baik buruknya

pro-kontranya

untung-ruginya

Contoh Penulisan Tujuan Dengan Kata-Kata Operasioanal

Pengetahuan (C1)

1) Siswa dapat menyebutkan kembali bangun-bangun geometri yang


berdimensi tiga

2) Siswa dapat menggambarkan satu buah segitiga sembarang

Pemahaman (C2)

1) Siswa dapat menjelaskan dengan kata-kata sendiri tentang


perbedaan bangun-bangun geometri yang berdimensi dua dan
berdimensi tiga.

2) Siswa dapat menerjamahkan arti kode-kode (berita morse) yang


dikirim oleh kapal laut yang akan berlabuh.

Tingkat Penerapan (C3)

7
1) Siswa dapat menentukan salah satu sudut dari suatu segitiga jika
diketahui sudut-sudut lainnya.

2) Siswa dapat menghitung panjang sisi miring dari suatu segitiga


siku-siku jika diketahui sisi lainnya.

Tingakat Analisi (C4)

1) Siswa dapat mengolah data meatah melalui statistika, sehigga dapat


diperoleh harga-harga range, interval kelas, Panjang kelas, rata-rata
dan satandart deviasinya.

2) Siswa dapat menganalisis tingkat kedalaman dalam luas


pembahasan diskusi yang mereka laksanakan.

Tingkat Sintesis (C5)

1) Siswa dapat menyusun rencana belajar masing-masing sesuai


dengan kebijakan yang berlaku di sekolah.

2) Siswa dapat mengemukakan formula baru dalam menyelesaikan


suatu masalah.

Tingkat Evaluasi (C6)

1) Siswa dapat menilai unsure kepadatan isi, cakupan materi, kualitas


analisis dan gaya bahasa yang dipakai oleh seorang penulis
makalah tertentu.

2) Siswa dapat menilai kualitas kemampuan pemikiran temanya


berdasarkan kemampuan dirinya.

B. AFEKTIF (NILAI ATAU SIKAP)

Bloom menyatakan bahwa domain afektif, sama halnya dengan


domain kognitif, tersusun dalam urutan hierarkis demikian sehingga
masing-masing kategori perilaku yang akan diasumsikan merupakan hasil
dari kategori perilaku dibawahnya. Akan tetapi tidak tampak bahwa
domain afektif didasari oleh prinsip dari sederhana ke kompleks atau
prinsip dari konkret ke abstrak, seperti pada domain kognitif.

8
Analisis tujuan afektif dilakukan untuk menentukan karakteristiknya
yang unik, untuk menemukan faktor-faktor yang diperlukan agar domain
afektif menjadi kontinum.3 Paling tidak ada lima karakteristik afektif yang
penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral. Sejumlah ahli
menambahkan beberapa aspek lagi terkait karakteristik afektif yang juga
layak diperhatikan, antara lain adalah preferensi (pertimbangan baik dan
buruk), kontrol diri, pengembangan emosi, lingkungan kelas, opini,
motivasi, hubungan sosial, dan altruisme.4

Kawasan afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap,


nilai-nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan
sosial. Tingkatan afektif dari yang paling sederhana ke yang kompleks ada
lima, yaitu :

1. Kemauan Menerima

Merupakan keinginan untuk memperhatikan suatu gejala atau


rancangan tertentu, seperti keinginan membaca buku, mendengarkan
musik atau bergaul dengan orang yang mempunyai ras berbeda.

2. Kemauan Menanggapi

Merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam


kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, mentaati
peraturan, mengikuti diskusi kelas, atau menolong orang lain.

3. Berkeyakinan

Berkeyakinan dalam hal ini berkenaan dengan kemauan menerima


sistem nilai tertentu pda diri individu. Seperti menunjukkan
kepercayaan terhadap sesuatu, apresiasi terhadap sesuatu, sikap
kesungguhan untuk melakukan suatu kehidupan sosial.

4. Mengorganisasi

Pengorganisasian berkenaan dengan penerimaan terhadap berbagai


sistem nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada suatu sistem nilai

3
Ibid., hlm. 63
4
Ismet Basuki, dkk, Asesmen Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014) hlm. 189

9
yang lebih tinggi. Seperti menyadari pentingnya keselarasan antara
hak dan tanggung jawab, bertanggung jawab terhadap hal yang telah
dilakukan, memahami dan menerima kelebihan dan kekurangan diri
sendiri, atau menyadari peranan perencanaan dalam memecahkan
suatu permasalahan.

5. Tingkat Karakteristik / Pembentukan Pola

Pada tahap ini individu yang sudah memiliki sistem nilai selalu
menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang
dipegangnya, seperti bersikap obyektif terhadap segala hal.

Matriks Penentuan Kategori Perilaku, Kemampuan Internal, Dan


Kata Kerja Operasional

Domain Kategori Jenis Kemampuan Kata Kerja


Perilaku Internal Operasional

Afektif Penerimaan Menunjukkan... Menerima,


Mendengar,
Misalnya :
Menanyakan,
Kesadaran,
Menyatakan,
Kemauan, Mengikuti,

Perhatian Menjawab,
Memberi,
Mengakui...
Melanjutkan,
Misalnya :
Dll
Kepentingan,
Perbedaan

Partisipasi Mematuhi.... Mempertahankan,


Bergabung,
Misalnya :
Menyelesaikan,
Peraturan,
Menolong,
Tuntutan, Menawarkan diri,

10
Perintah Menyesuaikan diri,

Ikut serta secara Menyelesaikan,


Mendiskusikan,
aktif...
Berlatih,
Misalnya :
Menyumbangkan,
Di Laboratorium,
Dll
Dalam diskusi

Dalam Kelompok

Tentir

Penilaian / Menerima suatu Memutuskan,


Penentuan Sikap hal… Memuji,
Berpendapat,
Menyukai
Menunjukkan,
Menyepakati
Menolak,
Menghargai...
Memilih,
Misalnya :
Menuntun,
Karya seni,
Dll
Sumbangan ilmu,
Pendapat,

Bersikap (Positif atau


negatif), Mengakui

Organisasi -Membentuk sistem Merumuskan,


nilai Mendukung,

-Menangkap relasi Melengkapi,


Mengubah,
antara nilai
Menyesuaikan,
-Bertanggung jawab
Memempertahankan,
-Mengintegrasi nilai
Menyempurnakan,
dll

11
Pembentukan Pola -Menunjukkan... Mempersoalkan,
Berbuat sukarela,
Misalnya :
Bersikap konstan,
Kepercayaan diri,
Menyatukan,
Disiplin pribadi,
Membuktikan,
Kesadaran,
Mempertimbangkan,
Mempertimbangkan,
Bertahan, Melayani
Melibatkan diri

Contoh Penulisan Tujuan Dengan Kata-Kata Operasional

Penerimaan (A1)

1) Siswa dapat menyatakan setuju terhadap pendapat temannya

2) Siswa dapat mengikuti ajakan temannya untuk belajar bersama

Tanggapan (A2)

1) Siswa bersedia menyelesaikan tugas terstruktur yang diberikan


gurunya

2) Siswa sanggup menolong kesulitan yang dialami temannya

Berkeyakinan (A3)

1) Siswa memutuskan untuk mengikuti studi tur yang diadakan oleh


sekolah

2) Siswa memilih temannya sebagai ketua kelas

Pengorganisasian (A4)

1) Siswa bersedia melengkapi kekurangan pada tugas yang diberikan


oleh guru

2) Siswa sanggup menyesuaikan cara belajarnya dengan peraturan yang


ada disekolah

Tingkat Karakteristik / Pembentukan Pola

12
1) Siswa bersikap sopan santun dalam pergaulan dengan gurunya

2) Siswa mempersoalkan nilai yang diberikan oleh gurunya

C. PSIKOMOTORIK (KETERAMPILAN)

Penilaian psikomotor dicirikan oleh adanya aktivitas fisik dan


keterampilan kinerja oleh siswa serta tidak memerlukan penggunaan kertas
dan pensil/pena. Seperti yang dinyatakan oleh Bloom (1979), ranah
psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik.5

Simson (1966) menyebutkan bahwa domain psikomotor meliputi


enam domain mulai dari tingkat yang paling rendah , yaitu persepsi sampai
pada tingkat ketrampilan tertinggi, yaitu penyesuaian dan keaslian,
meskipun demikian Simson masih mempertanyakan satu tingkat terakhir
yaitu penyesuaian dan keaslian. Oleh karena itu, Simson belum
memasukkan secara sistematik dalam klasifikasinya. Secara lengkap
domain psikomotor adalah sebagai berikut :6

1. Persepsi

Persepsi berkenaan dengan penggunaan indra dalam melakukan


kegiatan. Seperti mengenal kerusakan mesin dari suaranya yang
sumbang, atau hubungan suara musik dengan tarian tertentu.

Dimensi dari persepsi adalah:

a. Sensori stimulasi, yakni berhubungan dengan sebuah stimuli yang


berkaitan dengan organ tubuh, yaitu:

1) Auditori

2) Visual

3) Taktile ("ancang-ancang” untuk bertindak)

4) Taste (rasa)

5
Ibid., hlm 209
6
Hamzah B. Uno, dkk, Op.Cit., hlm. 64

13
5) Smell (bau)

6) Kinestetik

b. Seleksi isyarat yakni menetapkan bagian isyarat sehingga orang


harus merespon untuk melakukan tugas tertentu dari suatu
kinerja. Pemilihan isyarat meliputi identifikasi isyarat dan
mengasosiasikannya dengan tugas yang akan dilakukan. Selain itu
pemilihan isyarat juga mencakup pengelompokan isyarat-isyarat
dalam bentuk pengalaman dan pengetahuan masa lalu. Isyarat
yang relevan dengan situasi dipilih sebagai panduan untuk
melakukan gerakan, sedangkan isyarat yang tidak relevan
diabaikan atau dihilangkan.

c. Translasi yakni hubungan dengan persepsi terhadap aksi dalam


membentuk gerakan. Ini merupakan proses mental dalam
menentukan arti dari isyarat yang diterima untuk melakukan aksi.
Translasi meliputi translasi simbolik, yaitu memiliki image atau
menjadi teringat akan sesuatu, memiliki ide, sebagai hasil
sariisyarat yang diterima. Translasi juga mencakup insight yang
amat esensial dalam pemecahan masalah dengan mencari faktor-
faktor esensial yang berhubungan dengan penyelesaian. Translasi
sensori merupakan satu aspek dari level ini. Translasi sensori
meliputi umpan balik, yaitu pengetahuan tentang efek dari suatu
proses. Translasi merupakan bagian kontinyu dari gerakan yang
sedang dilakukan.

2. Kesiapan

Kesiapan merupakan perilaku yang siaga untuk kegiatan atau


pengalaman tertentu. Termasuk di dalamnya adalah kesiapan mental
set (kesiapan mental), physical set (kesiapan fisik) atau emotional set
(kesiapan emosi perasaan) untuk melakukan suatu tindakan.

3. Gerakan terbimbing

14
Gerakan terbimbing adalah gerakan yang berada pada tingkat
mengikuti suatu model, kemudian meniru model tersebut dengan cara
mencoba sampai dapat menguasai dengan benar suatu gerakan.

4. Gerakan terbiasa

Gerakan terbiasa adalah berkenaan dengan penampilan respons tyang


sudah dipelajari dan sudah menjadi kebiasaan, sehingga gerakan yang
ditampilkan menunjukkan suatu kemahiran. Seperti menulis halus,
menari atau mengatur/ menata laboratorium.

5. Gerakan yang kompleks

Gerakan yang kompleks adalah suatu gerakan yang berada pada


tingkat ketrampilan yang tinggi. Gerakan itu menampilkan suatu
tindakan motoric yang menuntut pola tertentu dengan tingkat
kecermatan dan atau keluwesan, serta efisiensi yang tinggi.

6. Penyesuaian dan keaslian

Pada tingkat ini individu sudah berada pada tingkat yang terampil
sehingga ia sudah dapat menyesuaikan tindakannya untuk situasi-
situasi yang menuntut persyaratan tertentu. Individu sudah dapat
mengembangkan tindakan/ketrampilan baru untuk memecahkan
masalah-masalah tertentu.

Matriks Penentuan Kategori Perilaku, Kemampuan Internal, Dan


Kata Kerja Operasional

Kategori Jenis Kata Kerja


Domain Kemampuan Internal
Perilaku Operasional

psikomotor Persepsi Menafsirkan rangsangan Memilih

Peka terhadap Membedakan


rangsangan Mempersiapkan

Menyisihkan

15
Mengidentifikasikan

Menghubungkan

Kesiapan Berkonsentrasi Memulai

Menyiapkan diri (fisik Beraksi


dan mental) Mempersiapkan

Memprakarsai

Menanggapi

Mempertunjukkan

Gerakan Meniru contoh Mempraktikkan


terbimbing Memainkan

Mengikuti

Mengerjakan

Membuat

Mencoba

Memperlihatkan

Memasang

Garakan Berketerampilan Mengoperasikan


mekanisme Berpegang pada pola Membangun

Memasang

Membongkar

Memperbaiki

Melaksanakan

Mengerkajan

Menyusun

Menggunakan

16
Mengatur

Mendemonstrasikan

Memainkan

Menangani

Respons yang Berketrampilan secara…. Mengopersikan


kompleks Misalnya: Membangun

Lancar Memasang

Luwes Membongkar

Supel Memperbaiki

Gesit Melaksanakan

Lincah Mengerjakan

Menyusun

Menggunakan

Mengatur

Mendemonstrasikan

Memainkan

Menangani

Penyesuaian dan Menyesuaikan diri Mengubah


keaslian Bervariasi Mengadaptasikan

Mengatur kembali

Membuat variasi

17
Contoh Penulisan Tujuan Dengan Kata-Kata Operasional

1. Persepsi (P1)

a) Siswa dapat menunjukkan obeng pipih dengan tepat setelah


melihat demonstrasi guru praktik.

b) Siswa dapat memilih baju yang pantas untuk dirinya.

2. Kesiapan (P2)

a) Siswa mempertunjukkan cara menggunakan keyboard computer


dengan tepat.

b) Siswa mampu menanggapi pesan kesalahan di layar computer.

3. Respons terbimbing (P3)

a) Siswa dapat melepas disket dari diskdrive dengan tepat setelah


melihat modul.

b) Siswa dapat memasang kembali disket pada diskdrive setelah


mendapat petunjuk instruktur.

4. Gerakan mekanism (P4)

a) Siswa dapat mem.bongkar karburator sepeda motor dengan tepat.

b) Siswa dapat memasang kembali karburator sepeda motor pada


dudukannya dengan tepat.

5. Respons yang kompleks (P5)

a) Siswa dapat dengan lancar dapat mendemonstrasikan cara


mengatur format tampilan di layar computer.

b) Siswa dapat melakukan gerakan dasar tari dengan luwes.

6. Penyesuaian dan keaslian

a) Siswa dapat membuat variasi tampilan storyboard pada computer.

b) Siswa dapat mengatur kembali posisi buku di perpustakaan


berdasarkan kartu catalog.

18
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Aspek Kognitif adalah aspek yang membahas tujuan pembelajaran


berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan
sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini
terdiri dari 6 tingkatan yang secara hierarkis berurutan dari yang paling
rendah (pengetahuan) sampai ke yang paling tinggi (evaluasi).

Aspek afektif adalah satu domain yang berkaitan dengan sikap, nilai-
nilai interes, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial.
Afektif memiliki lima karakteristik yang penting, yaitu sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral. Sejumlah ahli menambahkan beberapa aspek
lagi terkait karakteristik afektif yang juga layak diperhatikan, antara lain
adalah preferensi (pertimbangan baik dan buruk), kontrol diri,
pengembangan emosi, lingkungan kelas, opini, motivasi, hubungan sosial,
dan altruisme

Aspek psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang


pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan
kekuatan fisik.

B. SARAN

19
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, Ismet, dkk, 2014. Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Longman , Addison Wesley, 2001. A Taxonomy for Learning, Teaching, and


Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives. A Bridge
Edition. Penerjemah: Agung Prihantoro, 2010. Kerangka Landasan Untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Uno, Hamzah B., dkk, 2012. Assesment Pembelajaran. Cet. 2, Jakarta: PT


Bumi Aksara.

20

Anda mungkin juga menyukai