Pembimbing:
dr. Sylvi Anitasari, Sp.A
Oleh :
Dwi Ayu Noviana
30101306925
NIM : 30101306925
Pembimbing
I. IDENTITAS
Nama penderita : An. A.N
Umur/tgl lahir : 10 tahun 8 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Pulodarat, Jepara
Bangsal : Melati 2
No CM : 000673XXXX
Masuk RS : 08 Oktober 2018 pukul 21:25 WIB
Keluhan Utama
Keluar lenting- lenting kemerahan pada badan.
Riwayat Penyakit Sekarang
- Pasien datang ke IGD RSUD RA Kartini dengan keluhan keluar lenting-
lenting sejak 3 hari SMRS, lenting-lenting keluar terlebih dahulu pada
daerah perut dan dada, kemudian meluas ke daerah lengan dan wajah.
Lenting-lenting berisi cairan, gatal (+) berwarna kemerahan, nyeri (-). Awal
ruam berwarna kemerahan saja kemudian berisi cairan dan ada yang sudah
pecah atau digaruk menjadi seperti koreng, demam (-). Pasien juga
mengeluh nyeri daerah perut yang dirasakan sejak 2 minggu, nyeri daerah
perut bagian atas, nyeri hilang timbul, memberat ketika telat makan dan saat
setelah makan perut merasa tidak nyaman, mual (+), akhir- akhir ini makan
sedikit karena cepat merasa kenyang, sering bersendawa dan sering
kembung. Muntah (-), BAB berwarna hitam (-), BAK tidak ada keluhan.
Tidak ada yang menderita keluhan serupa di rumah, tetangga maupun teman
sekolah. Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan.
- 2 hari SMRS ruam kemerahan menjadi lenting- lenting berisi cairan dan
semakin banyak, menyebar ke daerah punggung, lengan dan wajah. Lenting
lenting sebesar jarum pentul. Mual (+) muntah (-) nyeri perut
Riwayat Sosio-Ekonomi
Pekerjaan ayah adalah wirastwasta dan ibu anak sebagai ibu rumah tangga.
Rumah dihuni oleh 3 orang, terdiri dari pasien dan kedua orangtuanya. Rumah
terbuat dari tembok, jubin dari lantai. Sumber biaya pengobatan ditanggung BPJS
Non PBI
Kesan : Keadaan sosial ekonomi cukup.
hipertensi, DM dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep
hipertensi, DM dan trauma saat hamil disangkal. Riwayat minum obat tanpa resep
Anak pertama perempuan lahir dari ibu G2P0A0, hamil aterm, lahir spontan
dengan indikasi presentasi kepala di bidan, langsung menangis. Berat badan lahir
3100 gram, panjang badan saat lahir, lingkar kepala, lingkar dada saat lahir ibu
tidak ingat.
Kesan: Neonatus aterm, lahir secara spontan, vigorous baby.
Riwayat Pemeliharaan Postnatal
Ibu mengaku anak diberi ASI sejak lahir sampai 2 tahun. MPASI diberikan
saat usia 10 bulan, anak diberikan makanan pendamping ASI berupa nasi tim dan
bubur susu. Mulai usia 1 tahun sampai sekarang, anak diberikan makanan padat
seperti anggota keluarga yang lain dengan frekuensi makan 3-4 kali sehari.
Kesan : kualitas dan kuantitas makanan cukup.
Riwayat Imunisasi
Pertumbuhan :
Berat badan lahir 3100 gram, panjang badan saat lahir, lingkar kepala, lingkar
dada saat lahir ibu tidak ingat. Berat badan sekarang 35 kg, tinggi badan sekarang
130 cm.
Perkembangan :
Senyum : ibu tidak ingat
Miring : ibu tidak ingat
Tengkurap : ibu tidak ingat
Duduk : ibu tidak ingat
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 12 tahun
Anak masuk SD : 6 tahun
Riwayat pendidikan :
Selama sekolah anak tidak pernah tinggal kelas dan dapat mengikuti pelajaran,
anak bergaul dengan teman sebayanya,
Keadaan Umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis
TandaVital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Nadi :
- Frekuensi : 80 x/ menit
- Irama reguler
- Isi dan tegangan cukup
Laju pernafasan : 20 x/ menit
Suhu : 37° C (axilla)
Status Internus
Kepala : Mesocephale
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut.
Mata : Oedem palpebra ( -/- ), konjungtiva anemis ( -/- )
Hidung : Epistaksis ( -/- ), nafas cuping hidung ( -/- )
Telinga : Discharge( -/- )
Mulut : Bibi rkering( - ), bibir sianosis ( - ), strawberry tongue (-),
koplik spot (-), forscheimer spot (-)
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe ( - )
Tenggorok : T1-T1, Faring hiperemis ( -)
Thorak
Paru-paru
Inspeksi : Bentuk normal, hemithorax dextra dan sinistra simetris,
retraksi (-)
Palpasi : Stemfremitus kanan = Stemfremitus kiri, nyeri tekan ( - )
Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara tambahan ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidakt ampak
Perkusi : Batas kiri atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas pinggang : ICS III linea mid clavicula sinistra
Batas kanan bawah : ICS V linea parasternalis dextra
Batas kiribawah :ICS V 2 cm medial linea mid clavicula
sinistra
Palpasi : Iktus cordis teraba, tak kuat angkat
Auskultasi : Irama : Reguler
Bunyi Jantung : BJ I dan BJ II normal reguler
Bising : (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Peristaltik (+) normal
Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (+) di epigastrium
Hepar tak teraba membesar
Lien schufner 0
Anggota Gerak : Atas Bawah
Kiri/kananKiri/kanan
Capilary refill <2” <2”
Akral dingin -/- -/-
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
Tanda Dehidrasi
Status dermatologis
Regio fasialis et coli et thorakalis et abdomen et skapularis: Papulae
dengan dasar eritematous, vesikulae, pustulae, erosi (+).
Regio brachii et antebrachii dextra et sinistra : papula dengan dasar
eritematous, vesikulae, pustulae, erosi (+).
V. PEMERIKSAAN PENUJANG
1. Laboratorium, Tanggal 09-10-2018
Darah Rutin Nilai Normal Pr
Hemoglobin : 15,5 g/dl 12 – 16 g/dl
Hematokrit : 42,8 % 37 - 43 %
Leukosit : 5.410 /mmk (L) 4.000 – 10.000/mmk
Trombosit : 204.000 /mmk (L) 150.000 – 400.000 /mmk
Kimia Darah
CHLORIDA : 99,1 mmol/L 95-105 mmol/L
GDS : 114 mg% 80-150 mg %
Natrium : 136,2 mmol/L 135-155 mmol/L
Kalium I Pottasium : 3,86 mmol/L 3.5-5.5 mmol/L
DAFTAR MASALAH
Papula dengan dasar eritematous, vesikel, pustul, dan erosi pada regio fasialis et
coli et thorakalis et abdomen et skapularis et brachii et antebrachii dextra dan sinistra,
mual, nyeri tekan epigastrium.
RESUME :
Pasien datang ke IGD RSUD RA Kartini dengan keluhan keluar lenting-lenting
sejak 3 hari SMRS, lenting-lenting keluar terlebih dahulu pada daerah perut dan
dada, kemudian meluas ke daerah lengan dan wajah. Bintil bintil berisi cairan, gatal
(+) berwarna kemerahan, nyeri (-). Awal ruam berwarna kemerahan saja kemudian
berisi cairan dan ada yang sudah pecah atau digaruk menjadi seperti koreng.
Demam (-). Pasien juga mengeluh nyeri daerah perut yang dirasakan sejak 2
minggu, nyeri daerah perut bagian atas, nyeri hilang timbul, memberat ketika telat
makan dan saat setelah makan perut merasa tidak nyaman, mual (+), akhir- akhir ini
makan sedikit karena cepat merasa kenyang, sering bersendawa dan sering
kembung. Muntah (-), BAB berwarna hitam (-), BAK tidak ada keluhan. Tidak ada
yang menderita keluhan serupa di rumah, tetangga maupun teman sekolah. Pasien
tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan. Riwyat penyakit dahulu tidak pernah
mengalami keluhan serupa, tidak ada anggota keluarga ataupun teman sekolah yang
mengalami keluhan serupa. Pada Pemeriksaan TTV dalam batas normal,
pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan epigastrium, pemeriksaan dermatologis
ditemukan papulae dengan dasar eritematous, vesikulae, pustulae, erosi pada regio
fasialis et coli et thorakalis et abdomen et skapularis et brachii et antebrachii dextra
dan sinistra. Pemeriksaan laboratoium darah rutin dan kimia darah dalam batas
normal. Test tzank tidak dilakukan.
Ip. Rx :
Infus RL 15 tpm
PPI : Omeprazole inj 20 mg/ 12 jam, po omeprazole 20 mg 2x 1
Salep antibiotika : Asam Fusidat krim 2 x aplikasi pada lesi yang pecah
Topikal : Bedak salisil 2% pada lesi yang kering
Imunostimulan : 1 x 1 tablet selama 7 hari
Ip. Mx :
TTV (HR, RR, Suhu, Tekanan darah) tiap 6 jam
Ip. Ex :
Istirahat yang cukup.
Makan makanan yang bergizi
Menjaga kebersihan diri dengan tetap mandi walaupun masih banyak terlihat
bintik-bintik.
Tidak menggaruk dan memecahkan lepuh-lepuh tersebut karena dapat
menimbulkan bekas luka garukan dikulit
Ip. Dx:
S: Kualitas dan kuantitas makanan
O: -
Ip. Rx :
Kebutuhan cairan BB: 35 kg Usia 10 tahun 8 bulan
10 kg x 100 cc
10 kg x 50 cc
15 kg x 20 cc
+
1800 cc / 24 jam
Ip. Mx :
Keadaan umum pasien
Data antropometri (berat badan, tinggi badan)
Ip. Ex : Makan teratur dengan gizi seimbang sesuai kebutuhan gizi
Follow up pasien :
Waktu Hari ke-1 perawatan Hari ke-2 perawatan Hari ke-3 perawatan
Tanggal 09 Oktober 2018 10 Oktober 2018 11 Oktober 2018
Keluhan Gatal, mual Gatal, bintil banyak yang Tidak ada keluhan
pecah dan menimbulkan bekas
luka kehitaman, mual
berkurang
Keadaan Compos mentis Compos mentis Compos mentis
Umum
TTV :
Tensi 100/60 mmHg 110/70 mmHg 110/60 mmHg
Nadi 80x/mnt isi cukup 80x/mntisicukup 80x/mntisicukup
RR 20x/mnt 20x/mnt 19x/mnt
Suhu 36,8C(axilla) 37,0C(axilla) 37,5C(axilla)
Assesment Varicella Zooster dan Varicella Zooster dan Varicella Zooster dan
dyspepsia dyspepsia dyspepsia
Terapi -Cairan kristaloid untuk -Cairan kristaloid untuk -Cairan kristaloid
maintenance (RL 0,9%) maintenance (RL 0,9%) untuk maintenance (RL
o 15 tpm o 15 tpm 0,9%)
-Omeprazole tab 20 mg -omeprazole tab 20 mg 2x 1 o 15 tpm
2x 1 -Asam Fusidat krim 2 x -Omeprazole tab 20 mg 2x 1
-Asam Fusidat krim 2 x aplikasi pada lesi yang pecah -Asam Fusidat krim 2 x
aplikasi pada lesi yang -Bedak salisil 2% pada lesi aplikasi pada lesi yang pecah
pecah yang kering -Bedak salisil 2% pada lesi
-Bedak salisil 2% pada -Imunos : 1 x 1 tablet yang kering
lesi yang kering -Imunos : 1 x 1 tablet
-Imunos : 1 x 1 tablet
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
Varisela berasal dari bahasa latin, Varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal
dengan istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama Chicken –
pox. Varisela adalah Penyakit Infeksi Menular yang disebabkan oleh virus Varicella
Zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit.
Varisela atau cacar air merupakan penyakit yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster dengan gejala-gejala demam dan timbul
bintik-bintik merah yang kemudian mengandung cairan.
Varicella adalah suatu penyakit infeksi virus akut dan menular, yang disebabkan
oleh Varicella Zoster Virus (VZV) dan menyerang kulit serta mukosa, ditandai oleh
adanya vesikel-vesikel. Varicella (Cacar Air) adalah penyakit infeksi yang umum
yang biasanya terjadi pada anak-anak dan merupakan akibat dari infeksi primer Virus
Varicella Zoster. Varicella pada anak mempunyai tanda yang khas berupa masa
prodromal yang pendek bahkan tidak ada dan dengan adanya bercak gatal disertai
dengan papul, vesikel, pustula, dan pada akhirnya, crusta, walaupun banyak juga lesi
kulit yang tidak berkembang sampai vesikel.
varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh virus varisela-zoster (V-Z
virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya menganai anak, yang
ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulopapular
untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan
dapat meninggalkan keropeng.
varisela yang mempunyai sinonim cacar air atau chickenpox adalah infeksi
akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan mukosa yang secara
klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama dibagian sentral
tubuh.
2. Epidemiologi
3. Etiologi
Varicella Zoster Virus (VZV) dapat ditemukan dalan cairan vesikel dan dalam
darah penderita Varicella sehingga mudah dibiakkan dalam media yang terdiri dari
Fibroblast paru embrio manusia.
4. Patofisiologi
6. Patogenesis
Virus Varicella Zooster masuk dalam mukosa nafas atau orofaring, kemudian
replikasi virus menyebar melalui pembuluh darah dan limfe ( viremia pertama )
kemudian berkembang biak di sel retikulo endhotellial setelah itu menyebar
melalui pembuluh darah (viremia ke dua) maka timbullah demam dan malaise.
Permulaan bentuk lesi pada kulit mungkin infeksi dari kapiler endothelial
pada lapisan papil dermis menyebar ke sel epitel pada epidermis, folikel kulit dan
glandula sebacea dan terjadi pembengkakan. Lesi pertama ditandai dengan
adanya makula yang berkembang cepat menjadi papula, vesikel da akhirnya
menjadi crusta. Jarang lesi yang menetap dalam bentuk makula dan papula saja.
Vesikel ini akan berada pada lapisan sel dibawah kulit. Dan membentuk atap pada
stratum korneum dan lusidum, sedangkan dasarnya adalah lapisan yang lebih
dalam.
Degenarasi sel akan diikuti dengan terbentuknya sel raksasa berinti banyak,
dimana kebanyakan dari sel tersebut mengandung inclusion body intranuclear
type A. Penularan secara airborne droplet. Virus dapat menetap dan laten pada sel
syaraf. Lalu dapat terjadi reaktivitas maka dapat terjadi herpes Zooster.
7. Komplikasi
Komplikasi varisela pada anak biasanya jarang dan lebih sering pada orang dewasa.
1. Infeksi sekunder
2. Otak
4. Sindrom Reye
5. Hepatitis
6. Komplikasi lain
- Penurunan kesadaran
- Kejang
- Sulit jalan
- Gangguan pernapasan
- Sianosis
- Saturasi oksigen menurun
Semua neonatus lahir dari ibu yang menderita varisela kurang dari 5 hari
sebelum melahirkan atau 2 hari setelah melahirkan.
8. Pengobatan
* Umum
*Farmakologi:
Obat topical
Pengobatan local dapat diberikan Kalamin lotion atau bedak salisil
1%.
Antipiretik/analgetik
Biasanya dipakai aspirin, asetaminofen, ibuprofen.
Antihistamin
Golongan antihistamin yang dapat digunakan, yaitu Diphenhydramine,
tersedia dalam bentuk cair (12,5mg/5mL), kapsul (25mg/50mg) dan injeksi
(10 dan 50 mg/mL). Dosis 5mg/kg/hari, dibagi dalam 3 kali pemberian.
Obat anti virus
Efek samping:
Pada anak kecil yang tanpa komplikasi, penggunaan obat ini kurang
bermanfaat dan tidak direkomendasikan secara rutin sehingga Asiklovir lebih
banyak digunakan pada penderita dengan komplikasi atau penderita dengan
gangguan imunitas. Obat ini tidak mengurangi rasa gatal pada kulit,
komplikasi atau penularan sekunder.
Efek samping:
9. Pencegahan
Pencegahan terhadap infeksi varisela zoster virus dilakukan dengan cara imunisasi
pasif atau aktif.
Imunisasi aktif
Dosis yang dianjurkan ialah 0,5 mL subkutan. Pemberian vaksin ini ternyata
cukup aman. Dapat diberikan bersamaan dengan MMR dengan daya proteksi yang
sama dan efek samping hanya berupa rash yang ringan.
Efek samping:
Efek samping biasanya tidak ada, tetapi bila ada biasanya bersifat ringan.
Imunisasi pasif
Dilakukan dengan memberikan Zoster Imun Globulin (ZIG) dan Zoster Imun
Plasma (ZIP).
Zoster Imun Globulin (ZIG) adalah suatu globulin-gama dengan titer antibody
yang tinggi dan yang didapatkan dari penderita yang telah sembuh dari infeksi herpes
zoster. Dosis Zoster Imuno Globulin (ZIG): 0,6 mL/kg BB intramuscular diberikan
sebanyak 5mL dalam 72 jam setelah kontak. Indikasi pemberian Zoster
Imunoglobulin ialah:
Neonatus yang lahir dari ibu menderita varisela 5 hari sebelum partus atau 2
hari setelah melahirkan.
Penderita leukemia atau limfoma terinfeksi varisela yang sebelumnya belum
divaksinasi.
Penderita HIV atau gangguan imunitas lainnya.
Penderita sedang mendapat pengobatan imunosupresan seperti kortikosteroid.
Zoster Imun Plasma (ZIP) adalah plasma yang berasal dari penderita yang
baru sembuh dari herpes zoster dan diberikan secara intravena sebanyak 3-14,3
mL/kg BB. Pemberian Zoster Imun Plasma (ZIP) dalam 1-7 hari setelah kontak
dengan penderita varisela pada anak dengan defisiensi imunologis, leukemia, atau
penyakit keganasan lainnya mengakibatkan menurunnya insiden varisela dan
merubah perjalanan penyakit varisela menjadi ringan dan dapat mencegah varisela
untuk kedua kalinya.
10. Pemeriksaan Penunjang
Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang
diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati
sel datia berinti banyak (multinukleated).
Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi gambaran
monomorf, dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yakni telapak tangan
dan telapak kaki.
12. Prognosis
Djuanda Adhi. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Keempat. Bab Varisella.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2007