Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASAS-ASAS DASAR ILMU LINGKUNGAN

OLEH :

KELOMPOK 5

 SURYA KAHFI RAHIM (F1H1 14 082)


 FARIANA (F1H1 14 046)
 MUHAMMAD INJAS (F1H1 14 066)
 IRSHA UTAMI N.M.M (F1H1 14 024)
 SRIYUNI HANDIRA (F1H1 14 080)
 WD. NUNG ALSYAIRA (F1H1 14 085)
 DEAN ALDINA ALI.A (F1H1 14 006)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan
rahmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
baik.

Penulisan dari makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas yang


diberikan oleh dosen mata kuliah Pengetahuan Lingkungan, sehingga dengan adanya
tugas makalah ini, maka dapat melatih kemampuan mahasiswa yang bersangkutan
dalam membuat suatu karya ilmiah. Olehnya itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada Ibu WD. NANANG TRISNA DEWI, S.Si, M.Si selaku Dosen
pengajar dan pembimbing dalam mata kuliah ini.

Akhirnya, kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini baik dalam
referensi maupun teknik penulisan masih terdapat kekurangan, kesalahan dan
kekeliruan. Olehnya itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari para pembaca demi penyempurnaan daripada makalah ini.

Kendari, 14 Maret 2015

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Asas – asas dasar ilmu lingkungan ......................................................... 2

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 10
B. Saran ..................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,


keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain. Ilmu lingkungan adalah Ilmu ekologi yang menerapkan berbagai
azas dan konsepnya kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan
manusia dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu
lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal
balik anatara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya. Ilmu
ekologi juga memiliki asas-asas. Asas-asas dalam ilmu ekologi tersebut merupakan
asas-asas dasar dalam ilmu ekologi yang isinya tentang kondisi ekologi dialam ini.
Kita sebagai manusia harus mengetahui tentang asas-asas pengetahuan lingkungan.
Tujuannya adalah agar kita mematuhi aturan-aturan yang telah berlaku agar
lingkungan yang ada di sekitar kita tidak terjadi kerusakan. Karena sekarang banyak
terjadi kerusakan pada lingkungan di dunia yang di sebabkan ketidaktahuan manusia
terhadap asas-asas dasar ilmu lingkungan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ada salah satunya yaitu adalah, bagaimana bentuk
asas-asas dasar ilmu lingkungan.

C. Tujuan Penulisan

Penulisan tentang asas asas ilmu lingkungan memiliki tujuan yaitu untuk
mengetahui tentang asas-asas dasar dari ilmu lingkungan atau ilmu ekologi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asas-asas Dasar Ilmu Lingkungan

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan


lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") dan logos
("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar
makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah
ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 - 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Asas-asas ekologi merupakan asas-asas dasar dalam ilmu ekologi yang isinya
tentang kondisi ekologi dialam ini. Adapun asas-asas ekologi tersebut adalah sebagai
berikut:

 ASAS 1 (HUKUM THERMODINAMIKA I)

Semua energi yang memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat
dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu
bentuk ke bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Contoh:
Banyaknya kalori, energy yang terbuang dalam bentuk makanan di ubah oleh
jasad hidup menjadi energy untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses
metabolism, dan yang terbuang sebagai panas.

 ASAS 2

Tak ada sistem pengubahan energi yang betul-betul efisien.

Asas ini tak lain adalah hukum Thermodinamika II, ini berarti energy yang tak
pernah hilang dari alam raya, tetapi energy tersebut akan terus di ubah dalam bentuk
yang kurang bermanfaat.
Contoh:
 Hanya 20 % dari energi potensial dalam BBM digunakan untuk
menggerakkan mobil ((energi mekanik)),, 80 % llainnya dilepas ke
llingkungan dalam bentuk panas.

2
 Filamen bola lampu 5 % diubah menjadi energi cahaya,, 95 % dilepas
dalam bentuk panas.

 ASAS 3

Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk


kategori sumberdaya alam.

Pengubahan energy oleh system biolgi harus berlangsung pada kecepatan yang
sebanding dengan adanya materi dan energy di lingkungannya. Pengaruh ruang
secara asas adalah beranalaogi dengan materi dan energy sebagai sumber alam.
Contoh:
Produktivitas hutan tropis alam di Semenanjung Malaya lebih tinggi daripada
hutan iklim sedang di Inggris. Di Malaya hutan tumbuh sepanjang tahun tanpa
waktu istirahat, sesuai dengan iklim tropis. Di Inggris, hutan hanya pada
musim semi dan musim panas (± 5 bulan). Hal ini terlihat perbedaan waktu,
tempat, materi, keanekaragaman dapat mempengaruhi keberadaan organisme
karena darii kesemua factor tersebut akan memberikan pengaruh yang cukup
signifikan pada kemampuan organisme untuk tumbuh, beradaptasi dan
bertahan hidup terhadap lingkungannya. Atau dengan kata lain faktor-faktor
tersebut akan memberikan perbedaan antara tempat yang satu dengan yang
lainnya.

 ASAS 4

Untuk semua kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah mencapai


optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan sumber
alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak
akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.

Pernyataan di atas berarti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas optimum,
yang berarti pula batas maksimum, maupun batas minimum pengadaan sumber alam
akan mengurangi daya kegiatan system biologi.
Contoh:
Pada sebuah populasi yang berkembang misalnya terjadi peningkatan jumlah
individu tertentu maka jika peningkatan sudah mencapai batas maksimum
terhadap ketersedian makanan hal ini akan mengakibatkan level maksimum

3
ini akan mengalami penurunan jumlah populasi karena adanya persaingan
dalam memperoleh makanan atau sumberalam yang lain. Sehingga individu
yang kalah dalam bersaing akan mengalami kematian hal inilah yang akan
menurunkan jumlah individu dalam populasi yang maksimum.

 ASAS 5

Ada dua jenis sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat
merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tak mempunyai daya rangsang
penggunaan lebih lanjut.
Contoh:
Misalnya pada suatu organisme seperti monyet, adanya jenis makanan tertentu
yang dibutuhkan oleh sekelompok monyet akan mengakibatkan terjadinya
tingkat konsumsi yang tinggi pada jenis makanan tersebut. Hal ini disebabkan
karena dengan ditemukannya sumber makanan tersebut maka akan
mendorong monyet-monyet lain untuk datang dan menggunakan sumberalam
tersebut. Maka secara tidak langsung keberadaan sumber alam ini akan
meningkatkan penggunaan dan daya gunanya.

 ASAS 6

Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada
saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.

Pada asas ini berlaku “seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu
beradaptasi baik dengan factor biotic maupun abiotik, dia akan berhasil dari pada
yang tidak dapat menyesuaikan diri.
Contoh:
Keberadaan kupu-kupu BIston Betularia bersayap gelap setelah revolusi
industri di Inggris lebih adaptif terhadap lingkungannnya dibandingkan
dengan kupu-kupu BIston Betularia bersayap cerah, hal ini terjadi karena
kupu-kupu BIston Betularia bersayap gelap tidak terlihat oleh pemangsa
karena warna sayapnya yang mirip dengan asap dari pabrik-pabrik. Lain
halnya dengan kupu-kupu BIston Betularia bersayap cerah, jenis kupu-kupu
ini karena warna sayapnya yang cerah sehingga mudah terlihat oleh pemangsa
sehingga terjadi penurunan populasi dan mengakibatkan kepunahan jenis
kupu-kupu ini. kupu-kupu BIston Betularia bersayap gelap mampu

4
menghasilkan keturunan yang banyak dibandingkan kupu-kupu BIston
Betularia bersayap cerah karena kemampuan adaptasinya bagus.

 ASAS 7

Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam yang


mudah diramal.

Mudah diramal : adanya keteraturan yang pasti pada pola faktorlingkungan pada
suatu periode yang relative lama. Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi
lingkungan di semua habitat, tetapi mudah dan sukarnya untuk di ramal berbeda dari
satu habitat ke habitat lain.
Contoh:
Populasi yang hidup pada suatu habitat dalam lingkungan, dapat memenuhi
kebutuhannya karena lingkungan mempunyai kemampuan untuk mendukung
kelangsungan hidupnya. Kemampuan lingkungan untuk mendukung
kehidupan populasi disebut daya dukung (carrying capacity). Daya dukung
lingkungan tersebut merupakan sumber daya alam lingkungan. Kemampuan
lingkungan mempunyai batas, sehingga apabila keadaan lingkungan berubah
maka daya dukung lingkungan juga berubah. Hal ini karena daya dukung
lingkungan dipengaruhi oleh faktor pembatas, seperti: cuaca, iklim,
pembakaran, banjir, gempa, dan kegiatan manusia. Seperti pada daerah yang
kondisi alamnya stabil cenderung memiliki keanekaragaman yang tinggi
dibandingkan dengan daerah yang kondisi alamnya tidak stabil. Kondisi yang
tidak stabil akan secara tidak langsung memaksa organisme untuk bertahan
hidup pada kondisi yang berbeda-beda, hal ini menyebabkan semakin
sedikitnya jumlah organisme yang dapat bertahan pada daerah tersebut karena
tingkat atau kemampuan adaptasi tiap organism yang satu dengan yang lain
berbeda.

 ASAS 8

Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson,


bergantung kepada bagaimana nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan
takson tersebut.

5
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup lingkungannya yang khas
(niche) tiap spesies mempunyai niche tertentu. Spesies dapat hidup dapat hidup
berdampingan dengan spesies lain tanpa persaingan, karena masing-masing
mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda di alam.
Contoh:
Habitat dan relung, dua istilah tentang kehidupan organisme. Habitat suatu
organisme dapat juga disebut “alamat”. Relung (niche atau nicia) adalah
profesi atau status suatu organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem
tertentu, sebagai akibat adaptasi struktural, tanggal fisiologis serta perilaku
spesifik organisme itu. Organisme-organisme akan menempati habitat yang
berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Misalnya antara zebra dengan
jerapah, zebra akan menempati wilayahnya sendiri begtupun juga dengan
jerapah. Hal ini karena adanya perbedaan jenis makanan dan kemampuan
organisme tersebut dalam mempertahankan hidup. Zebra hidup didaerah yang
banyak rumput atau padang rumput sedangkan jerapah hidup di kondisi alam
yang banyak menyediakan pohon yang banyak daun mudanya. Atau dapat
disimpulkan bahwa pada nicia yang berbeda akan mempengaruhi perilaku
organisme yang ada pada tempat itu.

 ASAS 9

Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi


produktivitas.

Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan aliran energy dalam system
biologi akan meningkat dengan dengan meningkatnya kompleksitas organisasi
system biologi dalam suatu komunitas.
Contoh:
Tingkat keberagaman komunitas akan semakin besar jika biomasanya besar
dan produktivitas kecil. Hal ini disebabkan karena aliran energy dalam system
tersebut, aliran energy tersebut akan saling tukar-menukar dengan materi yang
tersimpan pada suatu komunitas. Misalnya biomasa pada suatu system
simpanan materinya besar maka secara otomatis akan meningkatkan
keanekaragaman pada suatu komunitas tersebut.

 ASAS 10

6
Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara biomasa dengan
produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimtot.

Sistem biologi menjalani evolusi yang mengarah kepada peningkatan efisiensi


penggunaan energy dalam lingkungan fisik yang stabil dan meningkatkan
berkembnagnya keanekaragaman.
Contoh:
Pada lingkungan yang stabil hewan yang mampu bertahan akan dapat hidup
lebih lama. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan efisiensi penggunaan
energy sehingga dapat digunakan dalam waktu lama atau jangka panjang. Hal
ini dapat dicapai jika jumlah energy yang tersedia dapat digunakan untuk
menyokong biomasa yang lebih besar. Contohnya pada populasi jumlah
biomasanya besar maka diperlukan energy yang besar pula untuk memenuhi
hal tersebut. Sehingga untuk memenuhi dalam waktu lama diperlukan
efisiensi dalam menggunakan energy tersebut.

 ASAS 11

Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengekploitasi yang belum mantap (belum
dewasa).

Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan
energy, biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum
dewasa.
Contoh:
Daerah hutan yang ditanami oleh tanaman palawija, maka kondisi hutan ini
akan mempengaruhi kondisi tanaman palawija. Seperti adanya serangan babi
hutan, kera dan tikus sehingga hanya beberapa tanaman yang dapat bertahan
pada kondisi tersebut maka diperlukan usaha yang keras agar kendala ini
dapat teratasi. Pada kondisi ini energy mengalir dari tanaman palawija ke
hutan dengan perantara hama.

 ASAS 12

Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung pada kepentingan


relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.

7
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku
tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka
perjalanan waktu dapat di harapkan adanya perbaikan terus menerus dalam sifat
adaptasi terhadap lingkungan.
Contoh:
Kemampuan ikan dal beradaptasi, seperti ikan betok yang mampu bertahan
pada kondisi yang miskin air dan oksigen, langkah yang digunakan oleh ikan
jenis ini adalah dengan adaptasi morfologi dan fisiologi tubuhnya sehingga
cocok dengan kondisi tersebut. atau pada jenis ikan yang hanya mampu hidup
dengan kondisi air yang banyak, jika terjadi perubahan kondisi fisik seperti
pendangkalan dan kurangnya air akan berpengaruh pada daya adaptasi ikan
ini sehingga kondisi yang sudah stabil tersebut dapat berubah dan mengancam
keberadaan spesies tersebut.

 ASAS 13

Lingkungan yang secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan


keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat
menggalakkan kemantapan populasi lebih jauh lagi.

Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Komunitas yang mantap,
jumlah jalur energy yang masuk melalui ekositem meningkat, sehingga apabila terjadi
suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih,
dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya.
Contoh:
Kondisi iklim didaerah tropis akan menyebabkan keanekaragaman tinggi.
Keaneragaman tinggi sering disebut diversity is stability. Daerah yang
mempunyai keanekaragaman tinggi adalah hutan tropika (di kawasan tropika
jarang sekali terjadi komunitas alami dirajai oleh hanya satu jenis). Sehingga
dalam lingkungan yang stabil dapat mewujudkan kestabilan populasi dan
ekosistem. Hal inilah yang menyebabkan keberagaman di hutan tropis cukup
tinggi.

 ASAS 14

8
Derajat pola keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah
keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi
populasi itu.

Asas ini merupakan kebalikan dari asas 13, tidak adanya keanekaragaman yang tinggi
pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum mantap, menimbulkan derajat
ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Contoh:
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam komunitas atau populasi dapat
diamati dan seringkali perubahan itu berupa pergantian komunitas lain.
Contoh: sebuah kebun jagung yang ditinggalkan setelah panen dan tidak
ditanami lagi. Di situ akan bermunculan berbagai jenis gulma yang
membentuk komunitas. Apabila lahan itu dibiarkan cukup lama, maka dalam
komunitas tersebut akan terjadi pergantian komposisi jenis yang mengisi
lahan tersebut. kondisi seperti iklim juga dapat dipengaruhi oleh kondisi
iklimnya.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :


1. Ilmu lingkungan adalah Ilmu ekologi yang menerapkan berbagai azas dan
konsepnya kepada masalah yang lebih luas,yang menyangkut pula hubungan
manusia dengan lingkungannya.
2. Asas-asas dasar ilmu lingkungan mengajarkan kepada kita untuk menjaga
lingkungan agar tetap baik dan tidak merusaknya, agar masih bisa dinikmati
anak cucu kita di masa yang akan datang.

B. Saran

Oleh karena kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini masih banyak
terdapat kesalahan, kami sebagai penulis mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya mendidik dari teman-teman maupun ibu dosen agar dalam pembuatan karya
ilmiah (makalah) selanjutnya dapat lebih baik lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

http://ryanrayen.asas-asas-pengetahuan-lingkungan.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekologi

http://younggeomorphologys.wordpress.com/2010/04/01/asas-asas-ekologi/

http://hendrablog.makalah-ilmu-lingkungan.html

11

Anda mungkin juga menyukai