Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT karena atas berkah dan hidayahnya
penyusun dapat menyelesaikan penulisan ini, yang berjudul ”Identitas Nasional”.
Tidak lupa penusil mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, Dosen
pembimbing dan semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penyusun dalam
penulisan makalah ini, mudah-mudahan apa yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT.
Aamiin.
Penyusun menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan baik dari segi bahasa maupun dari segi pembahasannya, oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca akan memperbaiki penulisan ini.

Yogyakarta, 10 april 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengidentitas Nasional
B. Sejarah Kelahiran Paham Nasionalisme Indonesia
C. Identitas Nasional Sebagai karakter Bangsa
D. Proses Bangsa dan Negara

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
C. Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Berdasarkan perngertian ini maka setiap bangsa didunia ini akan memiliki identitas sendiri-
sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri, serta karakter dari bangsa tersebut. Berdasarkan
hakikat pengertian identitas nasional suatu Bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu
bangsa atau lebih populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa.
Namun selama ini masyarakat Indonesia masih bingung dengan identitas bangsanya.
Agar dapat memahaminya, pertama-tama harus dipahami terlebih dulu arti Identitas Nasional
Indonesia. Moto nasional Indonesia adalah “Bhinneka Tunggal” atau “kesatuan dalam
keragaman”. Hal ini diciptakan oleh para pemimpin republik Indonesia yang diproklamasikan
pada tahun 1945 .
Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bangsa, agama dan pulau-pulau yang
dipisahkan oleh lautan. Oleh karena itu, nilai-nilai yang dianut masyarakatnyapun berbeda-
beda. Nilai-nilai tersebut kemudian disatupadukan dan diselaraskan dalam Pancasila. Nilai-
nilai ini penting karena merekalah yang mempengaruhi identitas bangsa. Oleh karena itu
nasionalisme dan integrasi nasional sangat penting untuk ditekankan pada diri setiap warga
Indonesia agar bangsa Indonesia tidak kehilangan Identitas.
Oleh karena itu, tujuanpenulis membuat makalahini kaerana ingin membahas tentang
identitas sebuah negara.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengidentitasan nasional itu?
2. Bagaimana sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia?
3. Bagaimana identitas nasional sebagai karakter bangsa?
4. Bagaimana proses bangsa dam negara?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui:
1. Pengidentitasan nasional
2. Sejarah kelahiran faham nasionalisme Indonesia
3. Identitas nasional sebagai karakter bangsa
4. Proses bangsa dam negara
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengidentitasan Nasional
1. Pengertian Identitas Nasional
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan “Nasional”berasal dari kata Nation (inggris) yang berarti bangsa yang tengah
menegara atau kebangsaan. Nasional juga menunjuk pada sifat khas kelompok yang memiliki
ciri-ciri kesamaan, baik fisik seperti, budaya, agama, bahasa, maupun non-fisik seperti,
keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Menurut Koenta Wibisono (2005) pengertian Identitas Nasional pada hakikatnya adalah
“manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan
suatu bangsa (nasion) dengan ciri-ciri khas, dan dengan yang khas tadi suatu bangsa
berbeda dengan bangsa lain dalam kehidupannya”.
Jadi, “Identitas nasional” adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat.
2. Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional
Adapun faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa
Indonesia meliputi :
 Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.
 Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa
Indonesia (Suryo, 2002).
Kondisi geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang
beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi antarwilayah dunia di Asia
Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan kehidupan demografis, ekonomis, sosial dan
kultural bangsa Indonesia. Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi
proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya, melalui interaksi
berbagai faktor yang ada di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai faktor tersebut
melahirkan proses pembentukan masyarakat, bangsa, dan negara bangsa beserta identitas
bangsa Indonesia, yang muncul tatkala nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad
XX.
3. Unsur-Unsur Identitas Nasional
 Sejarah: Bangsa indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang.
Terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang
yaitu sejak zaman kerajaan-kerajaan pada abad ke-VII,yaitu ketika timbulnya kerajaan sri
wijaya di bawah wangsa syailendra di palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit
di Jawa timur serta karajaan-kerajaan lainnya.
 Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak
sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
 Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yan
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan
Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi
negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuska
 Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh
pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan
digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
 Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa dipahami sebagai
system perlambang yang secara arbiter dibentuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang
digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya
menjadi 3 bagian sebagai berikut :
o Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan
Ideologi Negara
o Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”.
 Identitas Alamiah, yang meliputi Negara kepulauan (Archipelago) dan pluralisme dalam suku,
bahasa, budaya, dan agama, serta kepercayaan.
4. Bentuk – Bentuk Identitas Nasional
 Dasar – dasar falsafah negara yaitu pancasila.
 Semboyan negara ialah “Bhineka Tunggal Ika”.
 Lambang negara ialah Garuda Pancasila.
 Lagu kebangsaan yaitu Indonesia Raya
 Bendera negara yaitu Sang Merah Putih.

B. Sejarah Kelahiran Paham Nasionalisme Indonesia


Ide-ide yang muncul pada masa pergerakan nasional hanya terbatas pada para bangsawan
terdidik saja.Selain merekalah yang mempunyai tingkat pendidikan yang tinggi juga karena
hanya kelompok bangsawanlah yang mampu mengikuti pola pikir pemerintah kolonial.
Mereka menyadari bahwa pemerintah kolonial yang memiliki organisasi yang rapi dan kuat
tidak mungkin dihadapi dengan cara tradisional sebagaimana perlawanan rakyat sebelumnya.
Inilah letak arti penting organisasi modern bagi perjuangan kebangsaan.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan lahirnya nasionalisme Indonesia. Secara umum
bisa dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Faktor dari dalam antara lain sebagai berikut:
 Seluruh Nusantara telah menjadi kesatuan politik, hukum, pemerintahan, dan berada di bawah
kekuasaan kolonial Belanda. Ironisnya adalah eksploitasi Barat itu justru mampu menyatukan
rakyat menjadi senasib sependeritaan.
 Munculnya kelompok intelektual sebagai dampak sistem pendidikan Barat. Kelompok inilah
yang mampu mempelajari beragam konsep Barat untuk dijadikan ideologi dan dasar gerakan
dalam melawan kolonialisme Barat.
 Beberapa tokoh pergerakan mampu memanfaatkan kenangan kejayaan masa lalu (Sriwijaya,
Majapahit, dan Mataram) untuk dijadikan motivasi dalam bergerak dan meningkatkan rasa
percaya diri rakyat di dalam berjuang menghadapi kolonialisme Barat.

Kondisi itulah yang mampu memompa harga diri bangsa untuk bersatu, bebas, dan
merdeka dari penjajahan.Meskipun begitu, harus diakui bahwa munculnya kesadaran
berbangsa itu juga merupakan dampak tidak langsung dari perluasan kolonialisme.Oleh karena
itu, para mahasiswa yang menjadi penggerak utama nasionalisme Indonesia bisa disebut
sebagai tokoh penggerak dari masyarakat.
Faktor dari luar antara lain sebagai berikut.
 Gerakan Nasionalisme Cina
Dinasti Manchu (Dinasti Ching) memerintah di Cina sejak tahun 1644 sampai
1912.Dinasti ini dianggap dinasti asing oleh bangsa Cina karena dinasti ini bukan keturunan
bangsa Cina. Masuknya pengaruh Barat menyebabkan munculnya gerakan rakyat yang
menuduh bahwa Dinasti Manchu sudah lemah dan bekerja sama dengan imperialis Barat. Oleh
karena itu muncul gerakan rakyat Cina untuk menentang penguasa asing yaitu para imperialis
Barat dan Dinansti Manchu yang juga dianggap penguasa asing.Munculnya gerakan
nasionalisme Cina diawali dengan terjadinya pemberontakan Tai Ping (1850 – 1864) dan
kemudian disusul oleh pemberontakan Boxer. Gerakan ini ternyata berimbas semangatnya di
tanah air Indonesia.
 Kemenangan Jepang atas Rusia
Selama ini sudah menjadi suatu anggapan umum jika keperkasaan Eropa (bangsa kulit
putih) menjadi simbol superioritas atas bangsa-bangsa lain dari kelompok kulit berwarna.Hal
itu ternyata bukan suatu kenyataan sejarah.Perjalanan sejarah dunia menunjukkan bahwa ketika
pada tahun 1904-1905 terjadi peperangan antara Jepang melawan Rusia, ternyata yang keluar
sebagai pemenang dalam peperangan itu adalah Jepang.Hal ini memberikan semangat juang
terhadap para pelopor pergerakan nasional di Indonesia.
 Partai Kongres India
Dalam melawan Inggris di India, kaum pergerakan nasional di India membentuk All India
National Congress (Partai Kongres India), atas inisiatif seorang Inggris Allan Octavian Hume
pada tahun 1885.Di bawah kepemimpinan Mahatma Gandhi, partai ini kemudian menetapkan
garis perjuangan yang meliputi Swadesi, Ahimsa, Satyagraha, dan Hartal.Keempat ajaran
Ghandi ini, terutama Satyagraha mengandung makna yang memberi banyak inspirasi terhadap
perjuangan di Indonesia.
 Gerakan Turki Muda
Gerakan nasionalisme di Turki pada tahun 1908 dipimpin oleh Mustafa Kemal
Pasha.Gerakannya dinamakan Gerakan Turki Muda.Ia menuntut adanya pembaruan dan
modernisasi di segala sektor kehidupan masyarakatnya. Gerakan Turki Muda memberikan
pengaruh politis bagi pergerakan bangsa Indonesia sebab mengarah pada pembaruan-
pembaruan dan modernisasi
 Filipina di bawah Jose Rizal
Filipina merupakan jajahan Spanyol yang berlangsung sejak 1571 – 1898.Dalam
perjalanan sejarah Filipina muncul sosok tokoh yang bernama Jose Rizal yang merintis
pergerakan nasional dengan mendirikan Liga Filipina.Pada tahun 1892 Jose Rizal melakukan
perlawanan bawah tanah terhadap penindasan Spanyol.Tujuan yang ingin dicapai adalah
bagaimana membangkitkan nasionalisme Filipina dalam menghadapi penjajahan
Spanyol.Dalam perjuangannya Jose Rizal dihukum mati pada tanggal 30 Desember 1896,
setelah gagal dalam pemberontakan Katipunan. Sikap patriotisme dan nasionalisme yang
ditunjukkan Jose Rizal membangkitkan semangat rela berkorban dan cinta tanah air bagi para
cendekiawan di Indonesia.

Nasionalisme Indonesia muncul sebagai reaksi dari kondisi sosial, politik, dan ekonomi
yang ditimbulkan oleh adanya kolonialisme.Oleh karena itu, gerakan nasionalisme pada awal
abad XX tidak bisa dipisahkan dari praktik kolonialisme sebab keduanya merupakan hubungan
sebab akibat.Hanya saja, pada tahap awal nasionalisme berkembang pada tingkat elite yaitu
kelompok bangsawan terpelajar.

Merekalah yang mula-mula memiliki kesadaran adanya diskriminasi kehidupan bangsa


dan berusaha mencarikan jawabannya.Bentuk gerakannya memiliki corak yang beragam mulai
dari yang bersifat etnis, kultural, hingga nasional.Itulah latar belakang munculnya nasionalisme
Indonesia.Meskipun banyak mengadopsi nilai dan pengertian dari luar, tetapi nasionalisme
Indonesia tetap memiliki spesifikasi tersendiri.

Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut:


a. Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan perjuangan untuk memperbaiki
situasi sosial dan budaya.Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat
Dagang Indonesia, Sarekat Islam, dan Muhammadiyah.

b. Periode Nasionalisme Politik


Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai bergerak dalam bidang politik untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia.Organisasi yang muncul pada periode ini adalah Indische
Partij dan Gerakan Pemuda.
c. Periode Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia ditujukan untuk mencapai
kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan
penjajah).Organisasi yang bergerak secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia,
PKI, PNI.

d. Periode Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih bersikap moderat dan penuh
pertimbangan.Diwarnai dengan sikap pemerintah Belanda yang sangat reaktif sehingga
organisasi-organisasi pergerakan lebih berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah
Belanda.Organisasi dan gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI,
Gerindo.

Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu menggalang semangat


persatuan dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa Indonesia yang bersatu dari berbagai suku
di Indonesia.

C. Identitas Nasional sebagai Karakter Bangsa


Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai,
kemampuan, kapasitas moral, dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.
Karakter bangsa adalah kualitas perilaku kolektif kebangsaan yang khas-baik yang tercermin
dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa dan bernegara sebagai hasil
olah pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, serta olah raga seseorang atau sekelompok orang.
Karakter bangsa Indonesia akan menentukan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia yang
khas-baik yang tecermin dalam kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, dan perilaku berbangsa
dan bernegara Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai Pancasila, norma, UUD 1945,
keberagaman dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen terhadap NKRI. Karakter
bangsa dilakukan secara koheren melalui proses sosialisasi, pendidikan dan pembelajaran,
pemberdayaan, pembudayaan, dan kerja sama seluruh komponen bangsa dan negara
1. Fungsi dan Tujuan Pembentukan Karakter Bangsa
 Fungsi Pembentukan dan Pengembangan Potensi Pembangunan karakter bangsa berfungsi
membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar berpikiran
baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah hidup Pancasila.
 Fungsi Perbaikan dan Penguatan karakter bangsa berfungsi memperbaiki dan memperkuat
peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat, dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa
menuju bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera.
 Fungsi Penyaring Pembangunan karakter bangsa berfungsi memilah budaya bangsa sendiri
dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa yang bermartabat.
2. Tujuan Pembentukan Karakter Bangsa
Karakter bangsa bertujuan untuk membina dan mengembangkan karakter warga negara
sehingga mampu mewujudkan masyarakat yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berjiwa persatuan Indonesia, berjiwa kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan Karakter Bangsa adalah upaya kolektif-
sistemik suatu negara kebangsaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara
yang sesuai dengan dasar dan ideologi, konstitusi, haluan negara, serta potensi kolektifnya
dalam konteks kehidupan nasional, regional, dan global yang berkeadaban untuk membentuk
bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong,
patriotik, dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkanPancasila dan dijiwai oleh
iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang berlandaskan falsafah Pancasila
artinya setiap aspek karakter harus dijiwai ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif
yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
 Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa Karakter Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa
seseorang tercermin antara lain hormat dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan, saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya itu; tidak memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
 Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Karakter kemanusiaan
seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas persamaan derajat,hak, dan kewajiban;
saling mencintai; tenggang rasa; tidak semena-mena; terhadap orang lain; gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan; menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
 Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa Komitmen dan sikap yang
selalu mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan pribadi, kelompok,
dan golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter kebangsaan
seseorang tecermin dalam sikap menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan
keselamatan bangsa di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan negara.
 Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak Asasi Manusia Karakter
kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku yang mengutamakan kepentingan masyarakat
dan negara; tidak memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah
untuk mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
 Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan Karakter berkeadilan sosial
seseorang tecermin antara lain dalam perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan.
3. Ciri-ciri Karakter Bangsa Indonesia
 Saling menghormati & saling menghargai
 Rasa kebersamaan & tolong menolong
 Rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa
 Rasa perduli dlam kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara
 Adanya moral, ahlak yang dilandasi oleh nilai-nilai agama
 Adanya perilaku dlm sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati & saling menguntungkan
 Adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-
nilai hukum dan nilai-nilai budaya
 Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.
4. Nilai-nilai yang Membangun Bangsa Indonesia
 Nilai Semangat
 Nilai Kebersamaan / Gotong royong
 Nilai Kepedulian / Solidaritas
 Nilai Sopan santun
 Nilai Persatuan & Kesatuan
 Nilai Kekeluargaan
 Nilai Tanggung Jawab
Karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Keberlanjutan proses ini
memerlukan komitmen, konsistensi, dan waktu yang lama. Tak lupa pula, pembentukan
karakter bangsa diperlukan keterlibatan seluruh komponen bangsa guna membangun Indonesia
yang maju, mandiri, kuat, dan berkepribadian.
D. Proses Berbangsa dan Bernegara
Proses bangsa memberikan gambaran tentang bagaimana terbentuknya bangsa
dimana sekelompok manusia yang berada didalamnya merasa sebagai bagian dari bangsa.
Negara merupakan organisasi yang mewadai bagsa bangsa tersebut merasakan pentingnya
keberadaan Negara sehingga timbullah kesadaran untuk mempertahankan untuk tetap tegaknya
dan utuhnya negara.
Adabanyak perbedaan konsep tentang kenegaraan yang dilandasi oleh pemikiran ideologis.
Demikian pula halnya dengan bangsa Indonesia. Yang memiliki beberapa konsep tentang
terbentuknya bangsa Indonesia. Ini dapat dilihat lewat alinea pertama pembukaan UUD 1945
bahwa adanya NKRI ialah karena adanya kemerdekaan yang merupakan hak segala bangsa
sehingga penjajahan yang bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan harus
dihapuskan. Dan alinea kedua pembukaan UUD 1945 bangsa Indonesia beranggapan bahwa
terjadinya Negara merupakan proses atau rangkaian tahap-tahap yang berkesinambungan.
Secara ringkas, proses tersebut adalah:
 Perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
 Proklamasi atau pintu gerbang kemerdekaan
 Keadaan bernegara yang nilai-nilai dasarnya merdeka, bersatu berdaulat, adil dan makmur
1. Proses Berbangsa dan Bernegara pada Masa sebelum kemerdekaan
Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih berorientasi pada
perjuangan dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman Sriwijaya pada abad VII
dan Kerajaan Majapahit abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan nusantara. Namun para
penguasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan kejayaan yang telah
dicapai yang menyebabkan kehancuran. Di samping itu kehancuran juga disebabkan karena
kerajaan tradisional tersebut belum memahami konsep kebangsaan dalam arti luas.
Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak Sumpah Pemuda
dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam periode selanjutnya secara nyata mulai
dipersiapkan kemerdekaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang, yaitu dengan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dan
puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
2. Proses Berbangsa dan Bernegara pada Masa Sekarang
Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat pendidikan
kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi
warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan
hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara. Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata
negara,menumbuhkan kepercayaan dan jati diri bangsa serta moral bangsa,maka takkan sulit
untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa dan
bernegara.
Negara Indonesia merupakan negara yang berkembang dan negara yang akan melangkah maju
membutuhkan daya dukung besar dari masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih
berkualitas, dengan semangat loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah
masyarakat agar dapat tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki.
Masyarakat harus disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya, bersatu padu
dalam rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaaan, moral dan lain-lain.
Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan keinginan
untuk melindungi serta mempertahankan negara itu sendiri. Pendidikan kewarganegaraan
adalah sebuah sarana yang tepat untuk memberikan gambaran secara langsung tentang hal-hal
yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada masyarakat sehingga proses berbangsa dan
bernegara dapat berlangsung dengan efektif dan efisien.
Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahakan dengan perkembangan kehidupan masyarakat. Kesadaran terhadap sejarah
menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisinya sekarang dan
seperti apa jatidiri atau identitasnya serta apa yang dilakukan ke depan. Penciptaan suatu
identitas bersama berkisar pada perkembangan keyakinan dan nilai – nilai yang dianut bersama
yang dapat memberi suatu perasaan solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu wilayah
tertentu. Suatu identitas bersama menunjukkan bahwa individu – individu tersebut setuju atas
pendefinisian diri mereka yang saling diakui, yakni suatu kesadaran mengenai perbedaan
dengan orang lain, dan suatu perasaan akan harga diri.
3. Unsur-unsur Negara
 Rakyat, yaitu orang-orang yang bertempat tinggal di wilayah itu, tunduk pada kekuasaan
negara dan mendukung negara yang bersangkutan.
 Wilayah, yaitu daerah yang menjadi kekuasaan negara serta menjadi tempat tinggal bagi rakyat
negara. Wilayah juga menjadi sumber kehidupan rakyat negara. Wilayah negara mencakup
wilayah darat, laut, dan udara.
 Pemerintah yang berdaulat, yaitu adanya penyelenggara negara yang memiliki kekuasaan
menyelenggarakan pemerintahan di negara tersebut. Pemerintah tersebut memilih kedaulatan
baik ke dalam maupun ke luar.Kedaulatan ke dalam berarti negara memiliki kekuasaan untuk
ditaati oleh rakyatnya. Kedaulatan ke luar artinya negara mampu mempertahankan diri dari
serangan negara lain.
Unsur-unsur di atas; unsur rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berkedaulatan merupakan
unsur konstitutif atau unsur pembentuk, yang harus terpenuhi agar terbentuk negara. Selain itu,
ada unsur pengakuan dari negara lain. Pengakuan dari negara lain merupakan unsur deklaratif.
Unsur deklaratif adalah unsur yang sifatnya menyatakan, bukan unsur yang mutlak.
4. Sifat Hakikat Negara
a) Memaksa, artinya memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan ketertiban dengan memakai
kekerasan fisik secara legal.
b) Monopoli, artinya memiliki hak menetapkan tujuan bersama masyarakat. Negara memiliki hak
untuk melarang sesuatu yang bertentangan dan menganjurkan sesuatu yang dibutuhkan
masyarakat.
c) Mencakup semua, artinya semua peraturan dan kebijakan negara berlaku untuk semua orang
tanpa kecuali.
5. Teori Terjadinya Negara
 Proses Terjadinya Negara secara Teoritis
Para ahli politik dan hukum tatanegara telah membuat teoretisasi tentang terjadinya
negara.Artinya, proses terjadinya negara yang dimaksud di sini merupakan hasil pemikiran
para ahli tersebut, bukan berdasarkan kenyataan faktualnya.
Beberapa teori terjadinya negara adalah sebagai berikut:
a) Teori Hukum Alam
Teori hukum alam merupakan hasil pemikiran yang paling awal, yaitu masa Plato dan
Aristoteles.Menurut teori ini, terjadinya negara adalah sesuatu yang alamiah.Bahwa segala
sesuatu itu berjalan menurut hukum alam, yaitu mulai dari lahir, berkembang, mencapai
puncaknya, laut, dan akhirnya mati.Negara terjadi secara alamiah, bersumber dari manusia
sebagai makhluk sosial yang memiliki kecenderungan berkumpul dan saling berhubungan
untuk mencapai kebutuhan hidupnya.
b.) Teori Ketuhanan
Teori ini muncul setelah lahirnya agama-agama besar di dunia, yaitu Islam dan Kristen.Dengna
demikian, teori ini dipengaruhi oleh paham keagamaan.Menurut teori ketuhanan, terjadinya
negara adalah kehendak Tuhan, didasari kepercayaan bahwa segala sesuatu berasal dari Tuhan
dan terjadi atas kehendak Tuhan.Munculnya paham teori ini karena orang yang beragama yakin
bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa (paham monoteisme) dan Dewa-Dewa (paham politeisme)
yang menciptakan alam semesta dan segala isinya termasuk negara.Tuhan memiliki kekuasaan
mutlak di dunia.Negara dianggap penjelmaan kekuasaan dari Tuhan.Para Raja atau penguasa
negara merupakan titisan Tuhan atau wakil Tuhan yang memiliki kekuasaan untuk memerintah
dan menyelenggarakan pemerintahan. Penganjur teori ini antara lain: Freiderich Julius Stahl,
Thomas Aquinas, dan Agustinus.
c.) Teori Perjanjian
Teori perjanjian muncul sebagai reaksi atas teori hukum alam dan kedaulatan Tuhan.Mereka
menganggap kedua teori tersebut belum mampu menjelaskan dengan baik bagaimana
terjadinya negara.Teori ini dilahirkan oleh pemikir-pemikir Eropa menjelang abad
Pencerahan.Mereka adalah Thomas Hobbes, John Locke, J.J. Rousseau, dan Montesquieu.
Menurut teori perjanjian, negara terjadi sebagai hasil perjanjian antarmanusia
individu.Manusia berada dalam dua keadaan, yaitu keadaan sebelum bernegara dan keadaan
setelah bernegara.Negara pada dasarnya adalah wujud perjanjian dari masyarakat sebelum
bernegara tersebut untuk kemudian menjadi masyarakat bernegara.
 Proses Terjadinya Negara di Zaman Modern
Menurut pandangan ini dalam kenyataannya, terjadinya negara bukan disebabkan oleh teori-
teori seperti di atas. Negara-negara di dunia ini terbentuk karena melalui beberapa proses,
seperti:
a.) Penaklukan atau occupatie, yaitu suatu daerah yang tidak dipertuan, kemudian diambil alih dan
didirikan negara di wilayah itu. Misal, Liberia adalah daerah kosong yang dijadikan negara
oleh para budak Negro yang telah dimerdekakan orang Amerika.Liberia dimerdekakan pada
tahun 1847.
b.) Peleburan atau fusi, yaitu suatu penggabungan dua atau lebih negara menjadi negara baru. Misal,
Jerman Barat dan Jerman Timur bergabung menjadi negara Jerman.
c.) Pemecahan, yaitu terbentuknya negara-negara baru akibat terpecahnya negara lama sehingga
negara sebelumnya menjadi tidak ada lagi. Contohnya Yugoslavia terpecah menjadi negara
Serbia, Bosnia, dan Montenegro.Uni Sovyet terpecah menjadi banyak negara
baru.Cekoslovakia terpecah menjadi negara Ceko dan Slovakia.
d.) Pemisahan diri, yaitu memisahnya suatu bagian wilayah negara kemudian terbentuk negara baru.
Pemisahan berbeda dengan pemecahan di mana negara lama masih ada.Misalnya India
kemudian terpecah menjadi India, Pakistan, dan Bangladesh.
e.) Perjuangan atau revolusi, merupakan hasil dari rakyat suatu wilayah yang umumnya dijajah
negara lain kemudian memerdekakan diri. Contohnya adalah Indonesia yang melakukan
perjuangan revolusi sehingga mampu membentuk negara merdeka.Kebanyakan kemerdekaan
yang diperoleh negara Asia Afrika setelah Perang Dunia II adalah hasil perjuangan rakyatnya.
f.) Penyerahan/pemberian adalah pemberian kemerdekaan kepada suatu koloni oleh negara lain
yang umumnya adalah bekas jajahannya. Inggris dan Perancis yang memiliki wilayah jajahan
di Afrika, banyak memberikan kemerdekaan kepada bangsa di daerah tersebut. Contoh: Kongo
dimerdekakan oleh Perancis.
g.) Pendudukan, terjadi terhadap wilayah yang ada penduduknya, tetapi tidak berpemerintahan.
Misalnya Australia merupakan daerah baru yang ditemukan Inggris meskipun di sana terdapat
suku Aborigin. Daerah Australia selanjutnya dibuat koloni-koloni di mana penduduknya
didatangkan dari dataran Eropa.Australia dimerdekakan tahun 1901.
D. Fungsi dan Tujuan Negara
Fungsi negara merupakan gambaran apa yang dilakukan negara untuk mencapai tujuannya.
Fungsi negara dapat dikatakan sebagai tugas daripada negara.Negara sebagai organisasi
kekuasaan dibentuk untuk menjalankan tugas-tugas tertentu.
Di bawah ini adalah fungsi negara menurut beberapa ahli, antara lain sebagai berikut:
 Montesquieu membagi fungsi negara sebagai berikut:
a. Fungsi Legislatif, membuat undang-undang
b. Fungsi Eksekutif, melaksanakan undang-undang
c. Fungsi Yudikatif, untuk mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili), yang
populer dengan nama Trias Politika.
 Goodnow menyatakan, fungsi negara secara prinsipil dibagi menjadi dua bagian:
a. Policy Making, yaitu kebijaksanaan negara untuk waktu tertentu, untuk seluruh masyarakat.
b. Policy Executing, yaitu kebijaksanaan yang harus dilaksanakan untuk tercapainya policy
making.
Ajaran Goodnow ini terkenal dengan sebutan Dwipraja (dichotomy).
Keseluruhan fungsi negara tersebut diselenggarakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan
negara yang telah ditetapkan bersama.
E. Elemen Kekuatan Negara
Kekuatan suatu negara tergantung pada beberapa elemen seperti sumber daya manusia, sumber
daya alam, kekuatan militer, dan teritorial negara tersebut.
1. Sumber Daya Manusia (SDM)
Kekuatan negara tergantung pada jumlah penduduk, tingkat pendidikan warga, nilai budaya
masyarakat, dan kondisi kesehatan masyarakat.Semakin banyak jumlah penduduk, semakin
berkualitas SDM, dan semakin tinggi tingkat kesehatan, maka negara akan semakin maju dan
kuat.
2. Teritorial Negara
Kekuatan negara juga tergantung seberapa luas wilayah negara, yang terdiri atas darat, laut,
dan udara, letak geografis dan situasi negara tetangga. Semakin luas dan strategis, maka negara
tersebut akan semakin kuat.
3. Sumber Daya Alam
Kekuatan negara tergantung pada kondisi alam atau material buminya, berupa kandungan
mineral, kesuburan, kekayaan laut, dan hutan. Semakin tinggi kekayaan alam, maka negara
tersebut semakin kuat, negara yang kaya akan minyak, agroindustri, dan manufaktur akan
menjadi negara yang tangguh.
4. Kapasitas Pertanian dan Industri
Sektor pertanian mempengaruhi kekuatan negara, karena pertanian memasok kebutuhan pokok
seperti beras, sayur mayur, dan lauk pauk.Tingkat budaya, usaha warga negara dalam bidang
pertanian, industri dan perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau swasembada
pangan sehingga negara menjadi kuat.
5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya
Kekuatan militer dan mobilitasnya sangat menentukan kekuatan negara, negara yang
mempunyai jumlah anggota militer, dan kualitas personel dan peralatan yang baik akan
meningkatkan kemampuan militer dalam mempertahankan kedaulatan negara.
6. Elemen Kekuatan yang Tidak Berwujud
Segala faktor yang mendukung kedaulatan negara, berupa kepribadian dan kepemimpinan,
efisiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan internasional, reputasi bangsa (nasionalisme),
dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Identitas nasional adalah suatu ciri yang di miliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk diberi makna baru agar tetap
relevan dan fungsional dalam kondisi aktual yang berkembang dalam masyarakat. Identitas
nasional penting karena memiliki fungsi sebagai pedoman dan pegangan dalam berinterakasi
di kehidupan berbangsa dan bernegara. Identitas nasional memeiliki ciri khasa yang berbeda-
beda dari setiap negara.

B. Saran
Pengidentitasan Nasional sangat besar peranannya dalam berkehidupan berbangsa dan
bernegara sehingga diharapkan kepada kita semua untuk selalu mengetahui dan memperdalam
pemahaman tentang identitas nasional yang telah dijelaskan diatas dan menerapkan didalam
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, MM, Drs. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga


Raharjo Widi, M.Pd, Drs. Dkk. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Sunardi, H.S, Drs, Mas’udi, Asy, Drs. 2004. Pengetahuan Sosial Kewarganegaraan. Solo:
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
“ SEJARAH KELAHIRAN FAHAM NASIONALISME “

DI SUSUN OLEH
NAJM DIRGANTARA
(410017022)

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL


YOGYAKARTA
2018

Anda mungkin juga menyukai