Anda di halaman 1dari 3

Bahaya Rokok Elektrik Bagi Kesehatan

Nurita A. M. P. Putri

Berdasarkan National Youth Tobacco Survey yang diterbitkan oleh Centers for
Disease Control and Prevention dan the U.S. Food and Drug Administration’s Center
for Tobacco Products (CTP) april 2015 lalu, penggunaan rokok elektrik di kalangan
siswa sekolah menengah atas naik tiga kali lipat yaitu dari 4,5 persen pada tahun 2013
menjadi 13,4 persen pada tahun 2014, atau dari sekitar 660.000 siswa menjadi sekitar 2
juta siswa. Sedangkan pada siswa SMP naik dari sekitar 120.00 siswa (1,1%) pada
tahun 2013 menjadi 450.00 siswa (3,9%) pada tahun 2014. Meskipun di Indonesia
sendiri belum ada data yang pasti mengenai berapa banyak jumlah penggunaan rokok
elektrik di kalangan anak muda tanah air, tetapi data dari CDC dan FDA ini tentu bisa
menjadi sebuah alarm makin maraknya penggunaan rokok elektrik pada generasi muda.
Masalah ini tentu harus segera ditangani, mengingat merokok merupakan salah satu
poin penting yang dicanangkan pemerintah melalui program Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).

Rokok elektrik masih tergolong sebagai suatu produk baru yang populer lima
tahun terakhir di masyarakat . Jauh berbeda dengan rokok konvensional yaitu gulungan
tembakau yang digulung atau dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, yang
biasanya dihisap seseorang setelah dibakar. Rokok elektrik umumnya dioperasikan
vapors (pengguna rokok elektrik) dengan baterai menggunakan elemen pemanas untuk
memanaskan cairan elektrik dari cartridge isi ulang yang akan menghasilkan aerosol.
Cairan elektrik yang merupakan komponen utama dari rokok elektrik ini, umumnya
merupakan campuran nikotin, ekstrak tembakau, propilen glikol, pewarna, perasa.
Cairan elektrik dan aerosol ini dipercaya masyarakat memiliki kandungan bahan kimia
yang lebih aman dan lebih ramah lingkungan dibandingkan asap rokok konvensional.
Lantas apakah benar rokok elektrik lebih aman dibandingkan rokok konvensional?

Dari sekitar 500 merek dan 7.700 jenis rasa produk rokok elektrik yang beredar.
Belum diketahui secara pasti apa saja bahan yang terkandung dalam sebuah catridge isi
ulang rokok elektrik. Food and Drug Administration pernah meneliti 18 sampel
cartridge isi ulang rokok elektrik berbagai rasa yang memiliki label bernikotin maupun

1
tidak bernikotin dari 2 merek paling terkenal yang beredar di pasaran. Dari penelitian
ini, didapatkan bahwa semua sampel posistif mengandung bahan-bahan kimia
karsinogen dan mutagen berbahaya seperti dietilen glikol, nitrosamine bahkan nikotin
pada semua sampel tanpa terkecuali. Studi pada tahun 2014 menemukan bahwa aerosol
dari rokok elektrik dengan tingkat tegangan yang tinggi mengandung formaldehida (zat
karsinogen pemicu kematian sel) jauh lebih tinggi dari formaldehida pada rokok
konvensional.
American Lung Association dalam jurnalnya juga menjelaskan bahwa belum ada bukti
bahwa aerosol rokok elektrik yang mengandung karsinogen aman bagi vapors pasif.
Cairan elektrik pada catridge juga berbahaya jika tertelan anak-anak serta menimbulkan
iritasi pada mata, kulit maupun paru. Perasa pada rokok elektrik yang telah mendapat
status aman dari FEMA GRAS™ adalah sebuah kebohongan besar, karena status dari
FEMA GRAS™ ditujukan untuk produk makanan bukan produk inhaled.
Belum adanya bukti yang jelas mengenai manfaat rokok elektrik bagi kesehatan
ini mendorong berbagai organisasi kesehatan menolak rokok elektrik menjadi jalan
alternatif memberantas masalah pengguanaan rokok dari muka bumi. World Health
Organization (WHO) menyarankan terapi ketergantungan rokok dan nikotin sebaiknya
menggunakan treatments yang sudah diakui. Sedangkan Peredaran rokok elektrik
sendiri adalah illegal pada hampir seluruh Negara di dunia. Di Indonesia sendiri
pemerintah melalui BPOM melarang keras pengunaan rokok elektrik karena berbahaya
bagi kesehatan.
Referensi:
1. Centers for Disease Control and Prevention. Tobacco Use Among Middle
and High School Students - United States, 2011–2014. Morbidity and
Mortality Weekly Report April 17, 2015; 64(14):381-5.
2. U.S. Department of Health and Human Services. The Health Consequences
of Smoking—50 Years of Progress: A Report of the Surgeon General. 2014.
3. Cheng T. Chemical Evaluation of Electronic Cigarettes. Nicotine & Tobacco
Research 2014;23,ii11–7 [accessed 2015 Jun 2].
4. Goniewicz ML, Hajek P, McRobbie H. Nicotine Content of Electronic
Cigarettes, its Release in Vapour and its Consistency Across Batches:
Regulatory Implications. Addiction. 2014;109:500-7.

2
5. U.S. Food and Drug Administration. E-Cigarettes: Questions and
Answers [last reviewed 2015 Jan 21; accessed 2015 Jun 2].
6. Centers for Disease Control and Prevention. Notes from the Field: Calls to
Poison Centers for Exposures to Electronic Cigarettes—United States,
September 2010–February 2014. Morbidity and Mortality Weekly Report
2014;63(13):292–3 [accessed 2015 Jun 2].

Anda mungkin juga menyukai