Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suction adalah suatu tindakan untuk membersihkan jalan nafas dengan
memakai kateter penghisap melalui nasotrakeal tube (NTT), orotraceal
tube (OTT), traceostomy tube (TT) pada saluran pernafasa bagian atas.
Bertujuan untuk membebaskan jalan nafas, mengurangi retensi sputum,
merangsang batuk, mencegah terjadinya infeksi paru. Prosedur ini
dikontraindikasikan pada klien yang mengalami kelainan yang dapat
menimbulkan spasme laring terutama sebagai akibat penghisapan melalui
trakea gangguan perdarahan, edema laring, varises esophagus, perdarahan
gaster, infark miokard (Elly, 2000).
Sebagian pasien mempunyai permasalahan di pernafasan yang
memerlukan bantuan ventilator mekanik dan pemasangan ETT (Endo Trakeal
Tube), dimana pemasangan ETT (Endo Trakeal Tube) masuk sampai
percabangan bronkus pada saluran nafas. Pasien yang terpasang ETT (Endo
Trakeal Tube) dan ventilator maka respon tubuh pasien untuk mengeluarkan
benda asing adalah mengeluarkan sekret yang mana perlu dilakukan tindakan
suction

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini sebagai berikut :
1.2.1 Apa pengertian suction ?
1.2.2 Apa sajakah diagnosa keperawatan prosedur suction ?
1.2.3 Apa sajakah prinsip suction ?
1.2.4 Apa sajakah komplikasi suction ?
1.2.5 Apa sajakah kriteria suction ?
1.2.6 Apa sajakah indikasi suction ?
1.2.7 Apa sajakah prosedur pelaksanaan suction ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Untuk mendefinisikan pengaturan posisi pasien.
1.3.2 Untuk mendeskripsikan diagnosa keperawatan prosedur suction
1.3.3 Untuk mendiskripsikan prinsip suction
1.3.4 Untuk mendiskripsikan komplikasi suction
1.3.5 Untuk mendiskripsikan kriteria suction
1.3.6 Untuk mendiskripsikan indikasi suction
1.3.7 Untuk mendiskripsikan prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien.

1.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.4.1 Dapat mengetahui pengertian suction.
1.4.2 Dapat mengetahui diagnosa keperawatan prosedur suction
1.4.3 Dapat mengetahui prinsip suction
1.4.4 Dapat mengetahui komplikasi suction
1.4.5 Dapat mengetahui kriteria suction
1.4.6 Dapat mengetahui indikasi suction
1.4.7 Dapat mengetahui prosedur pelaksanaan pengaturan posisi pasien.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Suction ( Penghisapan lender ) merupakan tindakkan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan sekret atau lendir secara
mandiri dengan menggunakan alat penghisap. Suction merupakan suatu metode
untuk mengeluarkan secret jalan nafas dengan menggunakan alat via mulut,
nasofaring, atau trakeal.

2.2 Diagnosa keperawatan prosedur suction


a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan
kemampuan batuk lemah.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
sekret oral yang berlebihan.
c. Gangguan pola napas berhubungan dengan penumpukan sekret.

2.3 Prinsip
Prinsip Suction (4 A)
1. Aseptik : Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya
mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan
mengakibatkan infeksi.
2. Asianotik : Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis.
3. Afektif : Tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang menunjukan
perasaan dan emosi.
4. Atraumatik : Tindakan yang mencegah terjadinya trauma

2.4 Komplikasi
a. Hipoksia
b. Trauma jaringan
c. Meningkatkan resiko infeksi
d. Stimulasi vagal dan bronkospas

2
2.5 Kriteria
a. Kelengkapan alat penghisap lender dengan ukuran slang yang tepat
b. Menggunakan satu selang penghisap lendir steril untuk satu klien
c. Menggunkan slang penghisap lendir yang lembut
d. Penghisapan dilakukan dengan gerakan memutar dan intermitten
e. Observasi tanda-tanda vital

2.6 Indikasi
1. Klien mampu batuk secara efektif tetapi tidak mampu membersihkan sekret
dengan mengeluarkan atau menelan.
2. Ada atau tidaknya secret yang menyumbat jalan nafas, dengan ditandai
terdengar suara pada jalan nafas, hasil auskultasi yaitu ditemukannya suara
crakels atau ronchi, kelelahan pada pasien. Nadi dan laju
pernafasanmeningkat, ditemukannya mucus pada alat bantu nafas.
3. Klien yang kurang responsive atau koma yang memerlukan pembuangan
secret oral.
2.7 Prosedur Pelaksanaan
Persiapan Alat :
Alat Nonsteril Alat Steril

a. Alat penghisap lendir (suction) a. Keteter penghisap (suction) steril.


dengan botol berisi larutan - Anak usia 2-5 tahun : 6-8F
desinfektan. Misal : Lysol 2%
- Usia sekolah 6-10 tahun : 8-
b. 2 kom kecil tertutup : 1 kom kecil
tertutup berisi aquades/NaCl 09% 10F
dan 1 kom kecil tertup berisi larutan - Remaja-Dewasa : 10-16F
desinfektan (savlon)
b. Pinset Steril
c. Tongue spatel bila perlu
d. Kertas tissue c. Kasa steril
e. Kantong balutan kotor d. Sarung tangan/handscoon steril
f. Plester dan gunting
g. 1 botol NaCl 0,9%
h. Nierbeken/bengkok
i. Oksigen
j. Stetoskop
k. Jellly

3
Pelaksanaan :
1. Jelaskan prosedur yang akan di laksanakan
2. Cuci tangan
3. Atur posisi Klien
- Klien sadar : posisi semi fowler kepala miring ke satu sisi (oral suction)
dan posisi fowler dengan leher ekstensi (nasal suction)
- Klien tidak sadar baringkan klien dengan posisi lateral menghadap
pelaksana tindakan (oral/nasal suction)
4. Meletakkan nierbeken di dekat pasien
5. Gunakan sarung tangan
6. Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat penghisap
7. Mesin penghisap dihidupkan. Atur daya hisap sesuai kebutuhan pasien,
yaitu 110-150 mmHg untuk orang dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-
anak dan 50-85 mmHg untuk bayi
8. Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkan kateter penghisap ke
dalam kom berisi savlon baru kamudian ke kom berisi aquadest atau NaCl
0,9% untuk mempertahankan kesterilan
9. Lakukan hiperoksigenasi 100% dengan resuscitator bag (jika ETT)
10. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak menghisap
11. Tarik dengan memutar kateter penghisap 10-15 detik
12. Bilas kateter dengan savlon setelah itu bilas dengan aquades atau NaCl
0.9%
13. Lakukan penghisapan antara penghisapan pertama dengan berikutnya,
minta pasien untuk bernapas dalam dan batuk. Apabila pasien mengalami
distres pernapasan, biarkan istirahat 20-30 detik sebelum melakukan
penghisapan berikutnya
14. Setelah selesai, dokumentasikan kegiatan (catat sputum : banyaknya,
kekentalan, warna) hasil dari auskultasi dan respon pasien terhadap
prosedur yang dilakukan
15. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

4
Evaluasi hasil yang di dapat :
1. Klien yang mempertahankan frekuensi pernapasan normal.
2. Jalan napas dengan klien yang tidak dapat batuk dengan adekuat bersihdari
sekret.
3. Meningkatnya suara napas.
4. Menurunnya Peak Inspiratory Pressure, menurunnyaketegangan saluran
pernapasan, meningkatnya dinamikcampliance paru, meningkatnya tidal
volume.
5. Adanya peningkatan dari nilai arterial bloodgas, atau saturasi oksigenyang
bisa dipantau dengan pulse oxymeter.
6. Hilangnya sekret pulmonal.

BAB III

5
PENUTUP

3.4 Kesimpulan
Suction (Pengisapan Lendir) merupakan tindakan pengisapan yang
bertujuan untuk mempertahankan jalan napas, sehingga memungkinkan
terjadinya proses pertukaran gas yang adekuat dengan cara mengeluarkan secret
dari jalan nafas, pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya sendiri.
Suction merupakan suatu metode untuk mengeluarkan secret jalan nafas
dengan menggunakan alat via mulut, nasofaring, atau trakeal dengan
menggunakan 4 prinsip (4A), Aseptik, Asianotik, Afektif, dam Atraumatik.

DAFTAR PUSTAKA

6
Tim Dosen S1 Keperawatan STIKES BANYUWANGI. Standar Operasional Prosedur
Praktik Keperawatan.

Medrizal, Rudhieanto. 2013. Makalah Suction, (online),


(https://rudhieantomedrizal.blogspot.co.id/?2014/09/pengaturan-posisi-
pasien_98.html?m=1, diakses 08 Oktober 2017, 17.00).

Ely, Achmad dkk. 2011. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis II untukMahasiswa


D-3 Keperawatan. Maluku : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai