Anda di halaman 1dari 57

BAGIAN IKM-IKK SEPTEMBER 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS KEJADIAN DERMATITIS KONTAK OKUPASIONAL PADA


KARYAWAN RUMAH MAKAN SAMBAL LALAP

OLEH:

RAJA MUHAMMAD SYAFIQ BIN RAJA AZMAN


C11113841

PEMBIMBING:
DR. dr. SULTAN BURAENA, MS, SP.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


DI BAGIAN IKM-IKK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
1. ARTIKEL
2. STATUS OKUPASI
Berkas Okupasi

Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan :


No Berkas :
No Rekam Medis :

Data Administrasi

Tanggal : 17 September 2018 ; Diisi oleh Nama : Raja Muhammad Syafiq Bin Raja Azman
NPM/NIP : C111 13 841

Nama Tn. D
Alamat Griya Alam Permai, Jln Perintis Kemerdekaan
Umur 28 tahun Tempat/tanggal lahir : Makassar, 14 Desember 1990
Kedudukan dalam
Suami
keluarga
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Cuci Piring dan Pelayan
Status perkawinan Sudah Menikah
Kedatangan yang
ke
Telah diobati Pernah
sebelumnya
Alergi obat Tidak ada
Sistem pembayaran BPJS

Data Pelayanan

I. ANAMNESIS (subyektif)
Dilakukan secara: autoanamnesis dengan pasien sendiri

A. Alasan kedatangan/keluhan utama


Gatal di kedua tangan kiri dan kanan

B. Keluhan lain /tambahan


Pasien mengeluh gatal di telapak tangan, punggung tangan, dan lengan bawah
C. Riwayat perjalanan penyakit sekarang:
Keluhan gatal di telapak tangan, punggung tangan, dan lengan

D. Riwayat penyakit keluarga:


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama

E. Riwayat penyakit dahulu:


Keluhan gatal di telapak tangan, punggung tangan, dan lengan bawah setiap kali selesai bekerja
di Rumah Makan Sambal Lalap sebgai tukang cuci piring dan pelayan. Keluhan ini sudah
dialami sejak 5 bulan yang lalu. Gatak dialami terutama pada telapak tangan dan punggung
tangan. Pasien biasanya mencuci piring menggunakan sabun dan air setiap hari. Keluhan
berkurang jika pasien tidak bekerja dan memakai sarung tangan. Keluhan membaik setelah
minum obat tablet loratadine dan obat salep atau krim, namun sering kambung jika pasien
kembali bekerja dan tidak menggunakan sarung tangan.

F. Riwayat Sosioekonomi dan kebiasaan


Pasien merupakan seorang suami dan mempunyai satu orang isteri. Pasien juga
memiliki satu orang anak. Pasien telah bekerja di Rumah Makan Sambal Lalap selama 2
tahun. Pasien pergi ke tempat kerja mulai jam 0800 dan selesai kerja jam 1400. Pada
kebiasaanya pasien akan melakukan tindakan yang membutuhkan kontak dengan sabun
pencuci piring.

II. ANAMNESIS OKUPASI (khusus untuk pasien yang bekerja)


1. Tuliskan jenis pekerjaan yang dilakukan sejak pertama kali, serta lama kerja di tiap
pekerjaan tersebut

Jenis pekerjaan bahan/material yang tempat kerja Masa kerja


digunakan (perusahaan) (dalam bulan /
tahun)
Tukang cuci Pencuci piring, pencuci Rumah makan 2 tahun
piring tanga sambal lalap

2. Uraian tugas/pekerjaan
Pasien adalah seorang pencuci piring dan pelayan di Rumah Makan Sambal
Lalapan. Pasien bekerja selama 6 hari dalam datu miggu, bekerja dari jam 0800-1400
dalam sehari dengan waktu istirahat sekitar 1-2 jam.
Uraian Tugas Rutin

Jam 04.30 - 07.30 : Bangun pagi, sholat, mandi, sarapan


Jam 07.30 - 08.00 : Berangkat menuju tempat kerja
Jam 08.00 - 12.00 : Kegiatan di tempat kerja
Jam 12.00 - 13.00 : Istirahat makan siang
Jam 13.00 - 14.00 : Kegiatan di tempat kerja
Jam 14.00 - 14.30 : Pulang ke rumah
Jam 14.30 - 22.00 : Kegiatan di rumah, berkumpul bersama keluarga
Jam 22.00 – 04.30 : Istirahat/tidur

3. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta
pada lingkungan kerja

Urutan Bahaya Potensial Gangguan Risiko


kegiatan kesehatan kecelaka
yang an kerja
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psiko
mungkin

Menyiapkan Sarung Sabun/ Bakteria, Posisi stress Alergi pada -dermatits


wastafel dan tangan detergen jamur, dan kulit kontak
membersihkan virus atau kegiatan
dapur parasit kerja
yang
Mencuci piring berulang-
dan ulang
membersihkan
tempat
masakan atau
dapur

4. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala / keluhan yang ada)
Keluhan gatal di telapak tangan, punggung tangan, dan lengan bawah sudah dialami
sejak 3 tahun yang lalu. Gatal dialami terutama pada telapak tangan dan punggung
tangan. Pasien biasanya mencuci piring menggunakan detergen atau pencuci piring
yang menyebabkan alergi atau iritasi pada permukaan kulit. Keluhan berkurang jika
pasien tidak bekerja. Keluhan membaik setelah minum obat tabletloratadine dan obat
salep, namun sering kambuh jika pasien kembali bekerja.
5. Body Discomfort Map:

Keterangan :
1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat
mengisi sendiri
2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh
pekerja dengan memberti tanda/ mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan
muskulo skeletal yang dirasakan
pekerja

Tanda pada gambar areayang dirasakan :


Kesemutan = x x x Pegal-pegal = / / / / /
Baal = v v v Nyeri =////////

/// ///
// /xx/ x
xxx
• Ket : High Risk o Tangan
kanan (skor : 4)
• Ket : Low Risk o Punggung
(skor : 1)
III. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda Vital
a. Nadi : 90x/menit c. Tekanan Darah (duduk) : 110/70mmHg
b. Pernafasan : 18x/menit d. Suhu Badan : 36,7o C
2. Status Gizi
a. Tinggi Badan : 156cm Berat Badan : 50 Kg c. IMT = 20.3 kg/m2
b. Lingkar perut : - cm d. Bentuk badan : Astenikus
Atletikus  Piknikus

3. Tingkat Kesadaran dan keadaan umum

Keterangan
a. Kesadaran  Compos Mentis Kesadaran menurun

b. Tampak kesakitan Tidak Ya

c. Gangguan saat berjalan  tidak Ya

4. Kelenjar Getah Bening


Jumlah, Ukuran, Perlekatan, Konsistensi
a. Leher :  Normal Tidak Normal
b. Submandibula  Normal Tidak Normal
c. Ketiak : Normal Tidak Normal
d. Inguinal Normal Tidak Normal

5. Mata

Ket Mata kanan Mata kiri


a. Persepsi Warna Normal Buta Warna Parsial Normal Buta Warna
Buta Warna Total Parsial Buta Warna Total

b. Kelopak Mata  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal


c. Konjungtiva Normal Hiperemis Sekret  Normal Hiperemis Sekret Pucat
Pterigium Pucat Pterigium

d. Kesegarisan /  Normal Strabismus  Normal Strabismus


gerak bola
mata
e. Sklera  Normal Ikterik  Normal Ikterik
f. Lensa mata tidak Keruh tidak Keruh
keruh keruh
g. Bulu Mata  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal

h. Penglihatan Normal 3 Tidak Normal Normal Tidak Normal


dimensi

i. Visus mata :
Tanpa koreksi: 6/6 6/6

Dengan koreksi: - -

6.Telinga

Ket Telinga kanan Telingan kiri


a. Daun Telinga  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
b. Liang Telinga Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
- Serumen tidak ada ada serumen tidak ada ada serumen
Menyumbat (prop) Menyumbat (prop)
c. Membrana Intak Timpani Tidak intak Intak Tidak intak
lainnya…… lainnya sulit dinilai
d. Test berbisik Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
e. Test Garpu Normal Tidak Normal Normal Tidak Normal
tala Rinne
f. Weber

g.
Swabach
h. Lain – lain ……….

7. Hidung

a. Meatus Nasi Normal Tidak Normal


b. Septum Nasi  Normal Deviasi ke ........
c. Konka Nasal Normal Udem warna merah lubang hidung normal
d. Nyeri Ketok Normal Nyeri tekan positif di ……..
e. Penciuman normal

8. Gigi dan Gusi


9. Tenggorokan
a. Pharynx Normal Granulasi Hiperemis

b. Tonsil : Kanan : To T1 T2 T3 Kiri : To T1 T2 T3 Ukuran


Normal □ Hiperemis Normal □Hiperemis

c. Palatum Normal Tidak Normal d. Lain- lain

10. Leher
Keterangan
a. Gerakan leher  Normal Terbatas
b. Kelenjar Thyroid Normal Tidak Normal
c. Pulsasi Carotis Normal Bruit
d. Tekanan Vena  Normal Tidak Normal
Jugularis
e. Trachea Normal Deviasi
f. Lain-lain : …..

11. Dada
Keterangan
a. Bentuk  Simetris Asimetris
b. Mammae  Normal Tidak Normal Tumor : Ukuran
Letak
Konsistensi
c. Lain – lain

12. Paru- Paru dan Jantung


Keterangan
a. Palpasi  Normal Tidak Normal

Kanan Kiri

b. Perkusi  Sonor Redup  Sonor Redup Hipersonor Hipersonor


Iktus Kordis : Tidak Normal , sebutkan 
Normal .............
Batas Jantung : Tidak Normal ,
Normal sebutkan ………
c. Auskultasi :  Vesikular  Vesikular
Bunyi napas Bronchovesikular Bronchovesikular
Bunyi Napas  tak ada Ronkhi  tak ada Ronkhi
tambahan Wheezing Wheezing
Bunyi Jantung  Normal Tidak Sebutkan ....
Normal

- kelainan Kuku
 tidak ada ada
 tidak ada ada
Pemeriksaan Khusus :
Tes Range of Motion : +/+
Phallen test : +/-
Tinel test : +/-

13. Abdomen 15a.Tulang / sendi


Keterangan Ekstremitas atas
•Inspeksi - Gerakan
•Perkusi - Tulang
•Auskultasi: - Sensibilitas
Bising Usus - Oedema
•Hati - Varises
- Kekuatan otot
•Limpa

•Ginjal

•Ballotement

•Nyeri costo vertebrae

14. Genitourinaria
a. Kandung Kemih
b. Anus/Rektum/Periana
l

c Genitalia Eksternal
d. Prostat (khusus Pria)
Normal Tidak Normal

 Normal Tidak Normal


 Timpani Redup
 Normal Tidak Normal

Teraba…….jbpx
 Normal
……jbac
 Normal- Teraba shoeffne …..

Kanan ;
Normal Kiri :  Normal
Tidak Normal Tidak Normal

Kanan ;
Kiri :  Normal
Normal
Tidak Normal
Tidak Normal

Kanan ; 
Kiri :  Normal
Normal
Tidak Normal
Tidak Normal

Normal Tidak Normal


- vaskularisasi Tidak
Normal
Normal
...........
Normal Tidak Normal
. Tidak
dKanan Kiri
i
p
 Normal e tidak normal  Normal tidak normal
 Normal r tidak normal  Normal tidak normal
 baik i tidak baik  baik tidak baik
 tidak adak ada tidak ada ada
 tidak adas ada  tidak ada ada
5 / 5 / 5 / 5a 5/5/5/5
 baik tidak baik  baik tidak baik
15b.Tulang / Sendi
Ekstremitas bawah
- Gerakan  Normal tidak normal  Normal tidak normal
- Kekuatan otot 5/5/5/5 5/5/5/5
- Tulang  Normal tidak normal  Normal tidak normal
- Sensibilitas  baik tidak baik  baik tidak baik
- Oedema  tidak ada ada  tidak ada ada
- Varises  tidak ada ada  tidak ada ada
- vaskularisasi  baik tidak baik  baik tidak baik
- kelainan Kuku jari  tidak ada ada  tidak ada ada
Pemeriksaan khusus :

Tulang Belakang
Inspeksi : deformitas (-), edema (-), skoliosis (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), spasme otot pundak (+)

Pemeriksaan Khusus
a) Range Of Motion : normal
b) Heel Walking : normal
c) Toe Walkig : normal
d) Resistes great toe dorsoflexion : normal
e) Straight Leg Raise (SLR) : (-)
f) Patrick test : (-)
g) Contra patrick test : (-)

15c. Otot motoric


Trofi  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
Tonus  Normal Tidak Normal  Normal Tidak Normal
Kekuatan 5/5/5/5 5/5/5/5 Gerakan abnormal :
(Fs motorik)  tidak ada
tic ataxia lainya ..

16. Refleks kanan kiri


a. Refleks Fisiologis patella,  Normal Tidak  Normal Tidak lainnya .........
Normal Normal
b Refleks Patologis: Babinsky  negatif Positif  negatif Positif
lainnya ………
17. Kulit
a. Kulit  Normal Tidak Normal
Efloresensi dan Lokasi nya
b. Selaput Lendir  Normal Tidak Normal

c. Kuku  Normal Tidak Normal


d. Lain – lain
………
III. RESUME KELAINAN YANG DIDAPAT:

Seorang wanita berusia 28 tahun, bekerja sebagai pencuci piring di Rumah


Makan Sambal Lalap mengeluhkan gatal di telapak tangan, punggung kanan, dan
lengan bawah setiap kali selesai bekerja sebagai pencuci piring. Keluhan ini dialami
sejak 2 tahun yang lalu. Gatal dialami terutama pada telapak tangan dan punggung
tangan. Pasien biasanya mencuci piring menggunakan detergen. Keluhan berkurang
jika pasien menggunakan sarung tangan atau tidak bekerja. Keluhan membaik setelah
minum obat loratadine dan obat salep, namun sering kamuh jika pasien kembali
bekerja.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 N: 90, R 18x/menit, S: 36,70 C.


Pemeriksaan lokalisasi tangan kanan didapatkan kemerahan pada telapak dan
punggung tangan kanan dan kiri. Pemeriksaan fisis lainnya dalam keadaan normal.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

Hasil Body Map :


Gatal di kedua telapak tangan, punggung tangan dan lengan bawah kanan dan kiri

Hasil Brief Survey

Ket
: Medium risk pada :
- Tangan kanan (skor 2)
- Tangan kiri (skor 2)

: low risk pada


- Leher (skor 1)

: mark physical stressor


pada
- Tangan kanan (G)
- Tangan kiri (G)

V. DIAGNOSIS KERJA :

Dermatitis Kontak Okupasional

VI. DIAGNOSIS DIFERENSI :


Dermatitis atopik
VII. DIAGNOSIS OKUPASI :
Langkah Diagnosis Pertama
1. Diagnosis Klinis Dermatitis Kontak Okupasional
Dasar diagnosis Seorang wanita berusia 28 tahun, bekerja sebagai pencuci
(anamnesis, piring di Rumah Makan Sambal Lalap mengeluhkan gatal di
pemeriksaan fisik, telapak tangan, punggung kanan, dan lengan bawah setiap kali
pemeriksaan selesai bekerja sebagai pencuci piring. Keluhan ini dialami
penunjang, body map, sejak 2 tahun yang lalu. Gatal dialami terutama pada telapak
brief survey) tangan dan punggung tangan. Pasien biasanya mencuci piring
menggunakan detergen. Keluhan berkurang jika pasien
menggunakan sarung tangan atau tidak bekerja. Keluhan
membaik setelah minum obat loratadine dan obat salep, namun
sering kamuh jika pasien kembali bekerja.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/70 N: 90, R


18x/menit, S: 36,70 C. Pemeriksaan lokalisasi tangan kanan
didapatkan kemerahan pada telapak dan punggung tangan
kanan dan kiri. Pemeriksaan fisis lainnya dalam keadaan
normal.

2. Pajanan di tempat Faktor ergonomis: posisi dan kegiatan kerja yang berulang-ulang
kerja Faktor fisis: sarung tangan
Faktor kimia : sabun pencuci piring/detergen
Faktor biologis: Kemungkinan terpapar agen bakteri, jamur dan virus
Faktor psikososial : stress
3 . Evidence Based Dermatitis kontak pada tangan terutama disebabkan oleh faktor
pekerjaan. Sekitar 80% dermatitis kontak okupasional (DKO)
mengenai tangan. DKO adalah semua bentuk kelainan kulit dengan
pajanan pekerjaan sebagai penyebab utama atau merupakan faktor
yang berperan. Kondisi kulit yang abnormal disebabkan oleh berbagai
bahan yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan. Kasus DKO
melibatkan hal yang kompleks dan meliputi faktor endogen (terutama
faktor atopik) dan faktor eksogen (pekerjaan di tempat basah, pajanan
iritan, alergen, panas, dingin, dan gesekan). Antara Dermatitis Kontak
Okupasi yang sering ditemukan adalah Protein Kontak Dermatitis
(PKD).

Penelitian di Hospital Universitas Nancy di Perancis menyatakan


bahwa kelompok terbesar pasien yang mengalami PKD merupakan
pekerja di tempat pengolahan makanan mentah dimana adanya kontak
langsung dengan protein hewan. Insidens PKD yang tercatat pada
registrasi di Departemen Dermatologi dan Alergi Rumah Sakit
Universitas Nancy sebanyak 31 pasien, namun diperkirakan insidens
lebih tinggi karena terdapat beberapa kasus yang tidak terdiagnosis
sebagai. Protein Kontak Dermatitis.

Di antara seluruh Protein Kontak Dermatitis yang dialami oleh pasien


pada penelitian ini, 10 orang merupakan tukang masak, 3 orang
tukang potong daging, ikan dan ayam, dan 3 orang pembuat pastry
yang merupakan pekerja yang terkena kontak langsung dengan
protein dalam pekerjaan sehari-hari mereka. Protein, termasuk protein
dengan berat molekular yang tinggi menembus sistem pertahanan
kulit sehingga berlaku sensitisasi pada pasien dan menimbulkan
Protein Kontak Dermatitis(PKD).

PKD berkembang pada pasien dengan riwayat atopi dan tampaknya


terjadi pada pekerja yang sering dan berulang kali terkena protein.
Kejadian PKD dapat difasilitasi oleh mikro-trauma pada kulit karena
dapat menyebabkan penetrasi protein besar ke kulit. Paparan kulit
pada protein semacam itu dapat menyebabkan sensitisasi langsung
yang dimediasi IgE seperti yang biasa ditemukan saat tes tusuk atau
dengan adanya protein spesifik IgE yang bersirkulasi. Sensitisasi
menyebabkan reaksi alergi kulit ringan segera, yang mungkin
menyebabkan perkembangan fase akhir dari reaksi kulit dari alergen
yang mengandung protein seperti yang dijelaskan pada dermatitis
atopik.

Dermatitis pada kasus okupasi menunjukkan frekuensi tertinggi pada


tangan dan lengan bawah akibat kontak dengan iritan dan atau alergen
selama bekerja. Bekerja di tempat basah selama beberapa jam setiap
hari merupakan faktor atau kofaktor dermatitis kontak iritan. Kondisi
oklusi dalam sarung tangan yang non-permeabel merupakan masalah
pada banyak pekerjaan. Pekerja dapat mengeluhkan rasa tidak nyaman
dan gatal; pasien dengan latar belakang atopik lebih sering
berkembang dengan terjadinya vesikel. Gesekan juga kadang tidak
diperhatikan, namun berperan pada kerusakan kulit.

Diagnosis DKO ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan


fisis, dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis ditekankan pada
informasi rinci terkait kegiatan sehari-hari, meliputi: tata cara bekerja,
pajanan bahan, penggunaan alat pelindung, peralatan kebersihan yang
dipakai, keterkaitan riwayat penyakit dan pekerjaan (membaik bila
tidak terpajan bahan-bahan di lingkungan kerja), informasi keluhan
serupa pada rekan kerja, informasi riwayat atopi, serta riwayat
penyakit kulit sebelumnya.

Pemeriksaan penunjang utama DKO adalah dengan uji tempel yang


bertujuan untuk membedakan DKA dan DKI. Prosedur uji temple
dilakukan dengan cara penempelan bahan selama 48 jam. Pembacaan
dilakukan pada 48 jam, 72 jam, dan 96 jam setelah penempelan. Hasil
UT dinyatakan (+) sebagai reaksi lemah (eritem atau papul).

(Annick Barbaud, Claire Poreaux, Emmanuelle Penven, Julie Waton :


Occupational Protein Contact Dermatitis, Department of Dermatology
and Allergology, Brabois Hospitals, Nancy University Hospital,
France)
4. Apakah pajanan
cukup
Masa kerja 2 tahun
Jumlah jam +/- 6 jam/hari
terpajan/hari
Pemakaian APD Sarung tangan

Kosentrasi pajanan Sulit dinilai

Lainnya..................

Kesimpulan jumlah
pajanan dan dasar
perhitungannya
5. Apa ada faktor Tidak ditemukan
individu
yang berpengaruh thd
timbulnya diagnosis
klinis?
Bila ada, sebutkan.
6 . Apa terpajan Tidak ditemukan
bahaya
potensial yang sama
spt di
langkah 3 luar tempat
kerja?
Bila ada, sebutkan
7 . Diagnosis Okupasi Dermatitis Kontak Okupasional (DKO)
Apa diagnosis klinis ini
termsk penyakit akibat
kerja?
Bukan penyakit akibat
kerja
(diperberat oleh
pekerjaan/
bukan sama sekali
PAK)_
Butuh pemeriksaan lbh
lanjut)?

VIII. KATEGORI KESEHATAN (pilih salah satu)


a. Kesehatan baik (sehat untuk bekerja = physical fitness),
b. Kesehatan cukup baik dengan kelainan yang dapat dipulihkan (sehat untuk bekerja
dengan
catatan)
c. Kemampuan fisik terbatas
d. Tidak fit untuk sementara

IX. PROGNOSIS

1. Klinik : ad vitam : Bonam


ad sanasionam : Bonam
ad fungsionam : Bonam
2. Okupasi : Dubia ad Bonam
X. PERMASALAHAN PASIEN & RENCANA PENATALAKSANAAN
Jenis Rencana Tindakan (materi & metoda);
No permasalahan Tatalaksana medikamentosa; non medika Target Hasil yang
Medis & non mentosa(nutrisi, olahraga, konseling dan waktu diharapkan
medis dll) OKUPASI)

1. Dermatitis Okupasi : Segera Keluhan


Kontak - Eliminasi : sulit dilakukan berkurang
Okupasional
- Substitusi : sulit dilakukan
- Isolasi : sulit dilakukan
- Engineering Control : sulit dilakukan
- Administrative control : sulit dilakukan
- APD : diperlukan sarung tangan yang bisa
mencegah terjadinya dermatitis kontak
Terapi Medikamentosa :
- Salep mometason furoat 1x1
Terapi non medikamentosa :
- Istirahat

Persetujuan Pembimbing
Pembimbing :dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
Tanda Tangan:

Nama Jelas: RajaMuhammad Syafiq Bin Raja Azman


Tanggal: 20 September 2018
3. EVIDENCE-BASED
ARTICLE
4. LAPORAN WALK
THROUG SURVEY
BAGIAN IKM DAN IKK September 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

Aspek Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pekerja Rumah


Makan Sambal Lalap

Oleh:

Raja Muhammad Syafiq bin Raja Azman C 111 13 841


Shaliza binti Hussin C 111 13 854
Zulfatul Ain binti Zulkefli C 111 13 860
Rezki Tri Wahyuni S. C 111 12 143

Supervisor :
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS


KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KERJA
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN
KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Raja Muhammad Syafiq bin Raja Azman C 111 13 841


Shaliza binti Hussin C 111 13 854
Zulfatul Ain binti Zulkefli C 111 13 860
Rezki Tri Wahyuni S. C 111 12 143

Judul: Aspek Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pekerja Rumah Makan Sambal Lalap

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan Klink Kedokteran Kerja pada

bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat& Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

Makassar, September 2018

Pembimbing,

……………………….

dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK


BAB 1
HASILSURVEY

3.1 Bahan dan Cara Survey


3.1.1 Alur Kerja Rumah Makan Sambal Lalap

Membeli barang masakan


(pasar/gudang )

Mencuci bahan basah dan kering


(dapur)

Menerima pesanan pelanggan


(kasir)

Menghantar pesanan di
meja
(waiter)

Membersihkan meja
(ruang pelanggan dan
ruang cuci)

Mencuci lantai dan


toilet serta musholla
(sekitar rumah makan)

3.1.2 Peralatan yang Diperlukan


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey antara lain:
1. Alat tulis menulis: berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey
jalan sepintas.
2. Kamera digital: berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan dan lingkungan
pekerja rumah makan sambal lalap.
3. Checklist berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai
survei jalan sepintas yang dilakukan.
4. Alat pemeriksaan fisis (tensimeter, stetoskop, penlight)
5. Status okupasi berfungsi untuk mencatat hasil anamnesis dan pemeriksaan fisis
serta diagnosis okupasi dari pasien dengan keluhan penyakit akibat kerja.

3.1.3 Cara pemantauan


Metode walk through survey adalah dengan menggunakan metode checklist.
Walk through survey memerlukan kemampuan indra penglihatan dan indra
pendengaran serta wawancara dengan pekerja.
Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah
kerahasiaan tempat survey dan konfidensialitas pekerja. Sebelum melakukan
pemotretan perlu dimintakan izin terlebih dahulu kepada pimpinan tempat survei.
Laporan walk through survey tidak cukup hanya dengan mengisi checklist,
melainkan juga harus menyusun esai. Checklist hanyalah merupakan panduan saja
agar tidak ada kelupaan.

3.2 Lokasi dan Waktu


3.2.1 Lokasi

Lokasi yang menjadi pilihan kami untuk dijadikan survei kesehatan dan
kedokteran kerja adalah di Rumah Makan Sambal Lalap. Di sana kami
mengevaluasi faktor yang berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan kerja dari
setiap aspek.

3.2.2 Waktu
Waktu pelaksanaan survei kesehatan dan kedokteran kerja ini pada tanggal 17
September – 19 September 2018. Rincian kegiatan sebagai berikut :
No Tanggal Kegiatan
1 Senin, 17Mei Melapor di RS Ibnu Sina di Bagian K3.
2018 Selanjutanya diberikan pengarahan oleh Dr
Sultan. Membuat proposal penelitian
mengenai Penyakit Akibat Kerja pada
pekerja di rumah makan sambal lalap serta
melakukan survei di lokasi penelitian.
2 Selasa, 18 Penyusunan laporan hasil Walk Through
September 2018 Survey
3 Rabu, 19
Penyusunan status okupasi
September 2018
4 Kamis, 10
Penyusunan artikel status okupasi
September 2018
5 Jumat, 11 Presentasi Laporan Hasil Walk Through
September 2018 Survey dan presentasi status okupasi

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1.1. Alur kerja rumah makan sambal lalap.
1. Membeli barang di pasar
Melakukan transaksi pembelian bahan masakan dan lain-lain di toko atau di
pasar dan seterusnya menyimpan di ruang penyimpanan atau gudang. Memastikan
semua bahan yang dibeli berdasarkan keperluan atau sesuai menu. Memastikan
keawetan barang-barang yang dibeli. Bekerja sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Melakukan semua tugas yang diberikan secara efisien, secara teknis,
yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan dan peraturan, perintah dari
supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan mencapai standar yang
tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.
2. Mencuci bahan basah dan kering serta memasak
Setelah pembelian bahan-bahan masakan. Proses pencucian barang ini
dilakukan di toko yaitu di dapur. Selain itu semua peralatan-peralatan kotor habis
pakai baik yang basah maupun yang kering juga dibersihkan didapur. Memasak
makanan dan membuat minuman sesuai dengan pesanan pelanggan. Memastikan
kelezatan dan cita rasa masakannya.
3. Menerima pesanan pelanggan
Mengatur meja, meja prasmanan, bahan dekorasi dan peralatan sesuai
instruksi dari atasan dan kapten sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.Menyajikan makanan dan minuman dengan cara yang efisien dan sopan
untuk mendapatkan kepuasan tamu secara maksimum, dan sesuai dengan prosedur
dan standar yang ditetapkan.Menjaga meja, kursi dan peralatan rapi sepanjang
waktu.Mengambil makanan dari dapur dan mengembalikan piring kotor ke tempat
cuci piring.Pastikan kebersihan semua fasilitas setelah selesai agar ruang serba
guna yang sudah kosong oleh staf penjualan bisa ditunjukkan kepada klien.Harus
tahu peralatan perjamuan sudah tersedia.Bekerja sesuai dengan jadwal
sebagaimana ditugaskan oleh atasan.Melakukan semua tugas yang diberikan
secara efisien, secara teknis, yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan
dan peraturan, perintah dari supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan
mencapai standar yang tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.
4. Menghantar pesanan di meja
Memastikan bahwa semua minuman dan hidangan makanan sesuai dengan
daftar menu dan spesifikasi, disajikan dengan benar, panas/dingin/es atau pada
suhu tertentu sebelum disajikan. Mendengarkan keluhan tamu. Memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan permintaan. Menginformasikan situasi pada atasannya
jika serius atau tidak mampu untuk menangani dan melaporkan kepada
manajemen. Menghadiri semua pelatihan yang diberikan. Berpakaian rapi dan
bersih dengan memakai nama tag. Pastikan kebersihan, keamanan dan efisiensi di
tempat kerja.Melakukan semua tugas yang diberikan secara efisien, secara teknis,
yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan dan peraturan, perintah dari
supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan mencapai standar yang
tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.
5. Membersihkan meja
Memastikan bahwa semua peralatan makan yang telah selesai digunakan
oleh pelanggan yang sudah selesai menikmati makanannya dikembalikan ke
tempat cuci piring yang selanjutnya akan dilanjutkan oleh bagian pencucian.
Selain itu, petugas ini pula memastikan tidak ada lagi sisa makanan ataupun
sampah-sampah yang berserakan di meja atau sekitar meja makan setelah
pelanggan meninggalkan tempatnya. Petugas juga memastikan jumlah peralatan
yang keluar saat penyajian makanan sesuai dengan jumlah peralatan yang dibawa
ke tempat cucian piring agar tidak ada peralatan yang mungkin terikut ketika
petugas ini membuang sampah. Dalam mengumpulkan peralatan makan, petugas
ini menggunakan teroli dorong dengan dua tingkat, sehingga memungkinkan
untuk mengangkut semua peralatan makan dalam satu kali penghantaran. Sebelum
di bawa ke tempat cucian piring, terlebih dahulu petugas ini membuang seluruh
sisa makanan dan sampah ke tempat pembuangan. Apabila ada pelanggan yang
komplain terhadap kebersihan meja, petugas akan segera mengambil tindakan
untuk membenahi keluhan tersebutMelakukan semua tugas yang diberikan secara
efisien, secara teknis, yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan dan
peraturan, perintah dari supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan
mencapai standar yang tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.

6. Mencuci lantai, meja, wc dan musholla


Memastikan bahwa seluruh ruangan dalam keadaan bersih, mulai dari
bagian terdepan ruangan hingga ruangan musholla rumah makan. Kegiatan ini
dilakukan setiap pagi hari sebelum waktu pemesanan dilakukan dan dilakukan
setiap malam hari setelah waktu pemesanan di tutup. Memastikan bahwa tidak ada
sampah yang berserakan dilantai, mengelap dan atau mengepel lantai dan juga
meja sehingga tidak ada bekas tumpahan bahan makanan yang tertinggal di lantai
dan meja. Memastikan semua peralatan sholat dalam keadaan bersih dan harum
dengan melakukan pencucian peralatan shalat setiap sekali dalam seminggu untuk
mukenah dan membersihkan setiap hari karpet sholat. Memastikan seluruh lantai
kering sesaat sebelum waktu pemesanan dibuka untuk menghindari ada petugas
ataupun pelanggan yang terjatuh akibatnyaMelakukan semua tugas yang diberikan
secara efisien, secara teknis, yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan
dan peraturan, perintah dari supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan
mencapai standar yang tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.
BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Dari hasil survei yang telah dilakukan di rumah makan sambal lalap., dapat disusun
kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh hazard pada Tenaga Kerja di rumah makan sambal lalap. yakni
pada faktor ergonomis seperti postur saat bekerja yang kurang baik dan pekerjaan
yang berulang, kemudian posisi kerja sebagian besar dilakukan dengan berdiri karena
tidak memungkinkan petugas untuk duduk dan cara kerja berupa mengangkat,
mendorong, memasak memebersih serta membakar dan melayani serta pada faktor
psikososial seperti kerja berlebih, sehingga sering menimbulkan keluhan pada pekerja
misalnya nyeri pergelangan tangan, nyeri punggung bawah, nyeri leher dan keluhan di
bagian mata. Dan ada juga luka bakar akibat membakar bahan makanan,
2. Pekerja di tempat survei menggunakan alat pelindung diri tetapi pekerja masih
rentan untuk terpapar zat-zat seperti debu dan bahan masak serta pencuci yang berada
di sekitar rumah makan sehingga dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan
pada tukang bakar makanan atau tukang masak, gangguan pada mata, dan rasa yang
kurang nyaman. Selain itu, ada juga karyawan yang menderita luka bakar serta yang
ada alahan pada kulit.
3. Pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja masih kurang karena belum
pernah mendapatkan penyuluhan di tempat kerja,
4. Dibagian tempat kerja juga tidak ada tempat yang ergonomis untuk pekerja merasa
lebih nyaman dan tidak ada keluhan pegal kernna sering membongkok dan
menjongkok.
5. Terdapat alat pencegahan kebakaran di tempat kerja seperti APAR, detector, alarm
kebakaran, hydran dan sprinkler.
3.2 Saran

1. Diharapkan adanya peran pimpinan tempat kerja dalam menjamin kesehatan pekerja
dengan lebih baik dengan melakukan penyuluhan kepada pekerja supaya lebih
mempunyai kesedaran tentang kenyamanan dan keamanan di tempat kerja.
2. Diharapkan setiap pekerja untuk menerapkan postur yang baik saat bekerja utamanya
saat mengangkat barang dan menggunakan alat pelindung diri agar tehindar dari
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.

Lampiran Foto

1) Area Kasir
2) Area Tempat makan
3) Area dapur
4) Area wastafel, wc dan musholla

Checklist Walk Through Survey pada Petugas .....

1) AREA DAPUR

No. Perkara Ya Tidak Ket


Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi? √
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
c. Faktor biologi
i Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri

1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √


-
Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √

Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
a. APAR √
b. Detector √
c. alarm kebakaran √
d. Hydran √
e. Sprinkler √

2) GUDANG PENYIMPANAN BARANG

No. Perkara Ya Tidak Ket


Faktor Hazard
e. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
f. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
g. Faktor biologi
i Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
h. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri

1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √
4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K

Upaya lain perusahaan tentang K3 √


-
Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
f. APAR √
g. Detector √
h. alarm kebakaran √
i. Hydran √
j. Sprinkler √

3) AREA MAKAN PELANGGAN

No. Perkara Ya Tidak Ket


Faktor Hazard
i. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
j. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
k. Faktor biologi
i Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
l. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K

Upaya lain perusahaan tentang K3 √


-
Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
k. APAR √
l. Detector √
m. alarm kebakaran √
n. Hydran √
o. Sprinkler √

4) KASIR

No. Perkara Ya Tidak Ket


Faktor Hazard
a. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
b. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
c. Faktor biologi
i Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
d. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri

1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K

Upaya lain perusahaan tentang K3 √


-
Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
a. APAR √
b. Detector √
c. alarm kebakaran √
d. Hydran √
e. Sprinkler √

5) TEMPAT PARKIRAN
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
e. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
f. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
g. Faktor biologi
i Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
h. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri

1 Tutup kepala √

2 Kacamata √

3 Masker √

4. Celemek √

5. Handscoen √

.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √

Upaya lain perusahaan tentang K3 √


-
Memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Tidak memiliki pengetahuan dan pernah mendapat √
penyuluhan
Konstruksi bangunan
- Lantai √
- Langit-langit √
- Pintu dan jendela √
- Ventilasi √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
a. APAR √
b. Detector √
c. alarm kebakaran √
d. Hydran √
e. Sprinkler √
5. LAPORAN PATIENT
SAFETY
aBAGIAN IKM DAN IKK September 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

PATIENT SAFETY:
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MAKASSAR

Oleh:
Raja Muhammad Syafiq bin Raja Azman C 111 13 841
Shaliza binti Hussin C 111 13 854
Zulfatul Ain binti Zulkefli C 111 13 860
Rezki Tri Wahyuni S. C 111 12 143

Supervisor :
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS


KEPANITERAAN KLINIK KEDOKTERAN KERJA
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN ILMU KEDOKTERAN
KOMUNITASFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2018
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

Raja Muhammad Syafiq bin Raja Azman C 111 13 841


Shaliza binti Hussin C 111 13 854
Zulfatul Ain binti Zulkefli C 111 13 860
Rezki Tri Wahyuni S. C 111 12 143

Judul: Patient Safety: Balai Besar Kesehatan Paru Makassar

Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan Klink Kedokteran Kerja pada

bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat& Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran

Universitas Hasanuddin.

Makassar, 21 September 2018

Pembimbing,

……………………….

dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK


GOALS 1: Identifikasi Pasien

Identifikasi pasien merupakan hal yang sangat krusial dalam pelayanan di rumah
sakit. Beberapa kasus dalam peayanan medis menunjukkan medical error akibat kesalahan
dalam mengidentifikasi pasien. Menyadari hal tersebut maka setiap RS sebaiknya
mengidentifikasi pasien dengan akurat dan tepat. Pada Balai Besar Kesehatan Paru Makassar
(BBKPM), identifikasi pasien dilakukan dengan mencatat identitas pasien yang lengkap yaitu
mencakup nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal/ jam penerimaan, nama pengirim dan
anamnesis pasien. Selain itu, nomor catatan medis dituliskan dalam status, buku register dan
kartu kontrol.
Setelah data pasien dilengkapi, setiap pasien yang dirawat di Balai Besar Kesehatan
Paru Makassar (BBKPM), memiliki buku status RM mencakup pengkajian awal, harian dan
pengkajian akhir selama pasien dirawat beserta hasil pemeriksaan yang dilakukan dan setiap
berkas yang diisi saat pasien dirawat. Selain itu pasien diberikan gelang identifikasi yang
berisi nama, nomor rekam medik, dan tanggal lahir pasien. Dengan adanya gelang
identifikasi, petugas medis dapat mencocokkan identitas pada gelang pasien dengan status
pasien setiap kali melakukan tindakan sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien. Gelang identifikasi ini akan diganti apabila gelang rusak dan
dilepaskan saat pasien pulang.

Gambar 1. Data identitas pasien.


Gambar 2. Buku registrasi pasien

Gambar 3. Gelang dentitas pasien.


GOALS 2: Tingkatkan Komunikasi Efektif

Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif, maka pada Balai Besar Kesehatan
Paru Makassar (BBKPM) informasi ataupun instruksi yang diberikan baik kepada pasien
maupun kepada sesama tenaga medis diberikan dengan lengkap dan jelas. Setelah informasi
atau instruksi diberikan maka selanjutnya dilakukan read back terhadap informasi atau
instruksi yang diterima secara lisan maupun melaui telepon atau melaporkan hasil
pemeriksaan
Selain itu juga diberikan standarisasi singkatan, akronim dan simbol yang berlaku di
rumah sakit dengan harapan bahwa setiap orang memiliki kesamaan persepsi terhadap
singkatan, akronim dan simbol yang diterima. Komunikasi yang efektif juga sangat penting
dilakukan saat melakukan operan atau hand over communication, hal ini perlu agar
pemeriksaan, perubahan instruksi ataupun pelayanan yang perlu diberikan tidak ada yang
terlupakan. Oleh karena operan menjadi hal yang penting, maka dalam membuat laporan
diperlukan ketelitian dan ketepatan laporan sehingga instruksi yang diberikan sesuai.
Bagi pasien dan pengunjung yang terjebak di lift, terdapat tombol emergency atau
dapat menggunakan telepon darurat di dalam lift.

Gambar 4. Tombol Emergency dan Telpon Darurat


GOALS 3: MEDIKASI YANG AMAN

Pada Balai Besar Kesehatan Paru Makassar (BBKPM) dilakukan pengawasan


medikasi yang aman. Untuk kewaspadaan obat Look Alike & Sound Alike (LASA) atau
nama Obat Rupa Mirip (NORUM) dilakukan pemisahan obat-obat LASA, minimalkan
jumlah obat look-alike yang muncul pada layar seleksi pada order entry, memisahkan
kemasan obat look-alike di area penyimpanan, mengemas ulang produk dengan kemasan
luar yang berbeda, memastikan label menampilkan kandungan aktif pada produk farmasi,
menggunakan huruf besar untuk label seperti DOPamine versus DoBUTamine dan
mengecek diagnosa saat dispensing jika diidentifikasi potensial tercampurnya obat look-
alike.
Melakukan penerapan 5 benar dalam pemberian obat yaitu benar obat, benar dosis,
benar waktu, benar cara pemberian dan benar pasien.Untuk upaya mereduksi risiko
medication error dilakukanpengkajian obat setiap tahun, membuat kebijakan/prosedur,
mengembangkan strategi untuk mencegahkebingungan atau misinterpretasi dalam penulisan
resep atau permintaan obat, menyimpan obat yang terlihat mirip secara terpisah atau
penggunaan alat dispensing otomatis, menggunakan tulisan tebal atau warna yang berbeda
pada label obat, melibatkan pasien dan pendampingnya untuk mengurangi kesalahan
pemberian obat melalui: edukasi mengenai obat yang akan diberikan, serta memastikan
seluruh langkah proses pengelolaan obat dilakukan oleh tenaga berkualifikasi dan kompeten.
Dalam meminimalkan medication error dilakukan penulisan & komunikasi dengan
jelas, penggunaan nama paten dan generic obat, menjelaskan bentuk kemasan dan dosis obat
yang akan diberikan serta edukasi mengenai obat.
Gambar 5. Daftar Look-alike and sound-alike

Gambar 6. Penyimpanan obat dan alat medis


GOALS 4: CEGAH TINDAKAN/OPERASI SALAH PASIEN, SALAH SISI, SALAH
PROSEDUR

Pada Balai Besar Kesehatan Paru Makassar (BBKPM) sebelum melakukan tindakan
ataupun operasi, dilakukan pengecekan surat izin tindakan (informed consent), pengecekan
identitas pasien, penandaan area operasi, pengecekan data pemeriksaan penunjang dan
pelaksanaan time out tim operasi.

Gambar 7. Lembar ijin tindakan

GOALS 5: KURANGI ANGKA KEJADIAN INFEKSI

Untuk mengurangi angka kejadian infeksi di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar
(BBKPM), maka setiap petugas BBKPM selalu menerapkan cuci tangan pada 5 keadaan
yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan prosedur aseptik, setelah
terpapar/menyentuh cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak
dengan lingkungan sekitar pasien. Selain itu, semua petugas wajib melakukan prosedur cuci
tangan yang benar. Handrub dan handwash tersedia di beberapa titik di BBKPM dan disetiap
bed pasien.
Poster pesan kesehatan mengenai “Etika Batuk” ini sangat penting untuk anda yang
sedang menderita penyakit infeksi berupa batuk dan bersin atau saat sedang berada di
lingkungan yang beresiko seperti di BBKPM. Ini merupakan langkah pencegahan penularan
penyakit melalui udara, terutama untuk penderita atau keluarga yang sedang batuk atau
bersin. Terdengar sederhana, tetapi langkah ini dapat menghindarkan lingkungan tersebut
dari berbagai jenis penyakit yang dapat menular melalui udara.

Gambar 8. Indikasi cuci tangan

Gambar 9. Tindakan pajanan bahan kimia atau cairan tubuh


Gambar 10. Poster mengenai etika batuk dan bersin

GOALS 6: PENGELOLAAN SAMPAH

Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat limbah
medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun. Sebagian limbah medis
termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius.
Mencegah limbah rumah sakit memasuki lingkungan dimaksudkan untuk mengurangi
keterpajanan (exposure) masyarakat. Tindakan ini bisa mencegah bahaya dan risiko infeksi
pengguna limbah.
Pengelolaan sampah di BBKPM telah dilakukan dengan benar dan efektif dan
memenuhi persyaratan sanitasi. Syarat dipenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak
mencemari udara, air, atau tanah, tidak menimbulkan kebakaran, tidak menimbulkan bau,
serta memenuhi syarat dari segi estetitika.
Gambar 11. Tempat sampah menurut jenis sampah

Gambar 12. Tempat pengumpulan sprei yang telah digunakan

Anda mungkin juga menyukai