FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
OLEH:
PEMBIMBING:
DR. dr. SULTAN BURAENA, MS, SP.OK
Data Administrasi
Tanggal : 17 September 2018 ; Diisi oleh Nama : Raja Muhammad Syafiq Bin Raja Azman
NPM/NIP : C111 13 841
Nama Tn. D
Alamat Griya Alam Permai, Jln Perintis Kemerdekaan
Umur 28 tahun Tempat/tanggal lahir : Makassar, 14 Desember 1990
Kedudukan dalam
Suami
keluarga
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Cuci Piring dan Pelayan
Status perkawinan Sudah Menikah
Kedatangan yang
ke
Telah diobati Pernah
sebelumnya
Alergi obat Tidak ada
Sistem pembayaran BPJS
Data Pelayanan
I. ANAMNESIS (subyektif)
Dilakukan secara: autoanamnesis dengan pasien sendiri
2. Uraian tugas/pekerjaan
Pasien adalah seorang pencuci piring dan pelayan di Rumah Makan Sambal
Lalapan. Pasien bekerja selama 6 hari dalam datu miggu, bekerja dari jam 0800-1400
dalam sehari dengan waktu istirahat sekitar 1-2 jam.
Uraian Tugas Rutin
3. Bahaya Potensial (potential hazard) dan risiko kecelakaan kerja pada pekerja serta
pada lingkungan kerja
4. Hubungan pekerjaan dengan penyakit yang dialami (gejala / keluhan yang ada)
Keluhan gatal di telapak tangan, punggung tangan, dan lengan bawah sudah dialami
sejak 3 tahun yang lalu. Gatal dialami terutama pada telapak tangan dan punggung
tangan. Pasien biasanya mencuci piring menggunakan detergen atau pencuci piring
yang menyebabkan alergi atau iritasi pada permukaan kulit. Keluhan berkurang jika
pasien tidak bekerja. Keluhan membaik setelah minum obat tabletloratadine dan obat
salep, namun sering kambuh jika pasien kembali bekerja.
5. Body Discomfort Map:
Keterangan :
1. Tanyakan kepada pekerja atau pekerja dapat
mengisi sendiri
2. Isilah : keluhan yang sering dirasakan oleh
pekerja dengan memberti tanda/ mengarsir
bagian- bagian sesuai dengan gangguan
muskulo skeletal yang dirasakan
pekerja
/// ///
// /xx/ x
xxx
• Ket : High Risk o Tangan
kanan (skor : 4)
• Ket : Low Risk o Punggung
(skor : 1)
III. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital
a. Nadi : 90x/menit c. Tekanan Darah (duduk) : 110/70mmHg
b. Pernafasan : 18x/menit d. Suhu Badan : 36,7o C
2. Status Gizi
a. Tinggi Badan : 156cm Berat Badan : 50 Kg c. IMT = 20.3 kg/m2
b. Lingkar perut : - cm d. Bentuk badan : Astenikus
Atletikus Piknikus
Keterangan
a. Kesadaran Compos Mentis Kesadaran menurun
5. Mata
i. Visus mata :
Tanpa koreksi: 6/6 6/6
Dengan koreksi: - -
6.Telinga
g.
Swabach
h. Lain – lain ……….
7. Hidung
10. Leher
Keterangan
a. Gerakan leher Normal Terbatas
b. Kelenjar Thyroid Normal Tidak Normal
c. Pulsasi Carotis Normal Bruit
d. Tekanan Vena Normal Tidak Normal
Jugularis
e. Trachea Normal Deviasi
f. Lain-lain : …..
11. Dada
Keterangan
a. Bentuk Simetris Asimetris
b. Mammae Normal Tidak Normal Tumor : Ukuran
Letak
Konsistensi
c. Lain – lain
Kanan Kiri
- kelainan Kuku
tidak ada ada
tidak ada ada
Pemeriksaan Khusus :
Tes Range of Motion : +/+
Phallen test : +/-
Tinel test : +/-
•Ginjal
•Ballotement
14. Genitourinaria
a. Kandung Kemih
b. Anus/Rektum/Periana
l
c Genitalia Eksternal
d. Prostat (khusus Pria)
Normal Tidak Normal
Teraba…….jbpx
Normal
……jbac
Normal- Teraba shoeffne …..
Kanan ;
Normal Kiri : Normal
Tidak Normal Tidak Normal
Kanan ;
Kiri : Normal
Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Kanan ;
Kiri : Normal
Normal
Tidak Normal
Tidak Normal
Tulang Belakang
Inspeksi : deformitas (-), edema (-), skoliosis (-)
Palpasi : nyeri tekan (-), spasme otot pundak (+)
Pemeriksaan Khusus
a) Range Of Motion : normal
b) Heel Walking : normal
c) Toe Walkig : normal
d) Resistes great toe dorsoflexion : normal
e) Straight Leg Raise (SLR) : (-)
f) Patrick test : (-)
g) Contra patrick test : (-)
Tidak dilakukan
Ket
: Medium risk pada :
- Tangan kanan (skor 2)
- Tangan kiri (skor 2)
V. DIAGNOSIS KERJA :
2. Pajanan di tempat Faktor ergonomis: posisi dan kegiatan kerja yang berulang-ulang
kerja Faktor fisis: sarung tangan
Faktor kimia : sabun pencuci piring/detergen
Faktor biologis: Kemungkinan terpapar agen bakteri, jamur dan virus
Faktor psikososial : stress
3 . Evidence Based Dermatitis kontak pada tangan terutama disebabkan oleh faktor
pekerjaan. Sekitar 80% dermatitis kontak okupasional (DKO)
mengenai tangan. DKO adalah semua bentuk kelainan kulit dengan
pajanan pekerjaan sebagai penyebab utama atau merupakan faktor
yang berperan. Kondisi kulit yang abnormal disebabkan oleh berbagai
bahan yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan. Kasus DKO
melibatkan hal yang kompleks dan meliputi faktor endogen (terutama
faktor atopik) dan faktor eksogen (pekerjaan di tempat basah, pajanan
iritan, alergen, panas, dingin, dan gesekan). Antara Dermatitis Kontak
Okupasi yang sering ditemukan adalah Protein Kontak Dermatitis
(PKD).
Lainnya..................
Kesimpulan jumlah
pajanan dan dasar
perhitungannya
5. Apa ada faktor Tidak ditemukan
individu
yang berpengaruh thd
timbulnya diagnosis
klinis?
Bila ada, sebutkan.
6 . Apa terpajan Tidak ditemukan
bahaya
potensial yang sama
spt di
langkah 3 luar tempat
kerja?
Bila ada, sebutkan
7 . Diagnosis Okupasi Dermatitis Kontak Okupasional (DKO)
Apa diagnosis klinis ini
termsk penyakit akibat
kerja?
Bukan penyakit akibat
kerja
(diperberat oleh
pekerjaan/
bukan sama sekali
PAK)_
Butuh pemeriksaan lbh
lanjut)?
IX. PROGNOSIS
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing :dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
Tanda Tangan:
Oleh:
Supervisor :
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
Judul: Aspek Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pekerja Rumah Makan Sambal Lalap
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan Klink Kedokteran Kerja pada
Universitas Hasanuddin.
Pembimbing,
……………………….
Menghantar pesanan di
meja
(waiter)
Membersihkan meja
(ruang pelanggan dan
ruang cuci)
Lokasi yang menjadi pilihan kami untuk dijadikan survei kesehatan dan
kedokteran kerja adalah di Rumah Makan Sambal Lalap. Di sana kami
mengevaluasi faktor yang berpengaruh pada kesehatan dan keselamatan kerja dari
setiap aspek.
3.2.2 Waktu
Waktu pelaksanaan survei kesehatan dan kedokteran kerja ini pada tanggal 17
September – 19 September 2018. Rincian kegiatan sebagai berikut :
No Tanggal Kegiatan
1 Senin, 17Mei Melapor di RS Ibnu Sina di Bagian K3.
2018 Selanjutanya diberikan pengarahan oleh Dr
Sultan. Membuat proposal penelitian
mengenai Penyakit Akibat Kerja pada
pekerja di rumah makan sambal lalap serta
melakukan survei di lokasi penelitian.
2 Selasa, 18 Penyusunan laporan hasil Walk Through
September 2018 Survey
3 Rabu, 19
Penyusunan status okupasi
September 2018
4 Kamis, 10
Penyusunan artikel status okupasi
September 2018
5 Jumat, 11 Presentasi Laporan Hasil Walk Through
September 2018 Survey dan presentasi status okupasi
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Hasil Penelitian
Adapun hasil penelitian yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut:
2.1.1. Alur kerja rumah makan sambal lalap.
1. Membeli barang di pasar
Melakukan transaksi pembelian bahan masakan dan lain-lain di toko atau di
pasar dan seterusnya menyimpan di ruang penyimpanan atau gudang. Memastikan
semua bahan yang dibeli berdasarkan keperluan atau sesuai menu. Memastikan
keawetan barang-barang yang dibeli. Bekerja sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan. Melakukan semua tugas yang diberikan secara efisien, secara teknis,
yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan dan peraturan, perintah dari
supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan mencapai standar yang
tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.
2. Mencuci bahan basah dan kering serta memasak
Setelah pembelian bahan-bahan masakan. Proses pencucian barang ini
dilakukan di toko yaitu di dapur. Selain itu semua peralatan-peralatan kotor habis
pakai baik yang basah maupun yang kering juga dibersihkan didapur. Memasak
makanan dan membuat minuman sesuai dengan pesanan pelanggan. Memastikan
kelezatan dan cita rasa masakannya.
3. Menerima pesanan pelanggan
Mengatur meja, meja prasmanan, bahan dekorasi dan peralatan sesuai
instruksi dari atasan dan kapten sesuai dengan kebutuhan masing-
masing.Menyajikan makanan dan minuman dengan cara yang efisien dan sopan
untuk mendapatkan kepuasan tamu secara maksimum, dan sesuai dengan prosedur
dan standar yang ditetapkan.Menjaga meja, kursi dan peralatan rapi sepanjang
waktu.Mengambil makanan dari dapur dan mengembalikan piring kotor ke tempat
cuci piring.Pastikan kebersihan semua fasilitas setelah selesai agar ruang serba
guna yang sudah kosong oleh staf penjualan bisa ditunjukkan kepada klien.Harus
tahu peralatan perjamuan sudah tersedia.Bekerja sesuai dengan jadwal
sebagaimana ditugaskan oleh atasan.Melakukan semua tugas yang diberikan
secara efisien, secara teknis, yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan
dan peraturan, perintah dari supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan
mencapai standar yang tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.
4. Menghantar pesanan di meja
Memastikan bahwa semua minuman dan hidangan makanan sesuai dengan
daftar menu dan spesifikasi, disajikan dengan benar, panas/dingin/es atau pada
suhu tertentu sebelum disajikan. Mendengarkan keluhan tamu. Memperbaiki
kesalahan-kesalahan dan permintaan. Menginformasikan situasi pada atasannya
jika serius atau tidak mampu untuk menangani dan melaporkan kepada
manajemen. Menghadiri semua pelatihan yang diberikan. Berpakaian rapi dan
bersih dengan memakai nama tag. Pastikan kebersihan, keamanan dan efisiensi di
tempat kerja.Melakukan semua tugas yang diberikan secara efisien, secara teknis,
yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan dan peraturan, perintah dari
supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan mencapai standar yang
tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.
5. Membersihkan meja
Memastikan bahwa semua peralatan makan yang telah selesai digunakan
oleh pelanggan yang sudah selesai menikmati makanannya dikembalikan ke
tempat cuci piring yang selanjutnya akan dilanjutkan oleh bagian pencucian.
Selain itu, petugas ini pula memastikan tidak ada lagi sisa makanan ataupun
sampah-sampah yang berserakan di meja atau sekitar meja makan setelah
pelanggan meninggalkan tempatnya. Petugas juga memastikan jumlah peralatan
yang keluar saat penyajian makanan sesuai dengan jumlah peralatan yang dibawa
ke tempat cucian piring agar tidak ada peralatan yang mungkin terikut ketika
petugas ini membuang sampah. Dalam mengumpulkan peralatan makan, petugas
ini menggunakan teroli dorong dengan dua tingkat, sehingga memungkinkan
untuk mengangkut semua peralatan makan dalam satu kali penghantaran. Sebelum
di bawa ke tempat cucian piring, terlebih dahulu petugas ini membuang seluruh
sisa makanan dan sampah ke tempat pembuangan. Apabila ada pelanggan yang
komplain terhadap kebersihan meja, petugas akan segera mengambil tindakan
untuk membenahi keluhan tersebutMelakukan semua tugas yang diberikan secara
efisien, secara teknis, yang benar, mengikuti kebijakan manajemen, aturan dan
peraturan, perintah dari supervisor, mematuhi prosedur manual pelatihan dan
mencapai standar yang tinggi agar tercapai kepuasan tamu secara total.
3.1 Kesimpulan
Dari hasil survei yang telah dilakukan di rumah makan sambal lalap., dapat disusun
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh hazard pada Tenaga Kerja di rumah makan sambal lalap. yakni
pada faktor ergonomis seperti postur saat bekerja yang kurang baik dan pekerjaan
yang berulang, kemudian posisi kerja sebagian besar dilakukan dengan berdiri karena
tidak memungkinkan petugas untuk duduk dan cara kerja berupa mengangkat,
mendorong, memasak memebersih serta membakar dan melayani serta pada faktor
psikososial seperti kerja berlebih, sehingga sering menimbulkan keluhan pada pekerja
misalnya nyeri pergelangan tangan, nyeri punggung bawah, nyeri leher dan keluhan di
bagian mata. Dan ada juga luka bakar akibat membakar bahan makanan,
2. Pekerja di tempat survei menggunakan alat pelindung diri tetapi pekerja masih
rentan untuk terpapar zat-zat seperti debu dan bahan masak serta pencuci yang berada
di sekitar rumah makan sehingga dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan
pada tukang bakar makanan atau tukang masak, gangguan pada mata, dan rasa yang
kurang nyaman. Selain itu, ada juga karyawan yang menderita luka bakar serta yang
ada alahan pada kulit.
3. Pengetahuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja masih kurang karena belum
pernah mendapatkan penyuluhan di tempat kerja,
4. Dibagian tempat kerja juga tidak ada tempat yang ergonomis untuk pekerja merasa
lebih nyaman dan tidak ada keluhan pegal kernna sering membongkok dan
menjongkok.
5. Terdapat alat pencegahan kebakaran di tempat kerja seperti APAR, detector, alarm
kebakaran, hydran dan sprinkler.
3.2 Saran
1. Diharapkan adanya peran pimpinan tempat kerja dalam menjamin kesehatan pekerja
dengan lebih baik dengan melakukan penyuluhan kepada pekerja supaya lebih
mempunyai kesedaran tentang kenyamanan dan keamanan di tempat kerja.
2. Diharapkan setiap pekerja untuk menerapkan postur yang baik saat bekerja utamanya
saat mengangkat barang dan menggunakan alat pelindung diri agar tehindar dari
kecelakaan atau penyakit akibat kerja.
Lampiran Foto
1) Area Kasir
2) Area Tempat makan
3) Area dapur
4) Area wastafel, wc dan musholla
1) AREA DAPUR
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √
Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian
a. APAR √
b. Detector √
c. alarm kebakaran √
d. Hydran √
e. Sprinkler √
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K
4) KASIR
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K
5) TEMPAT PARKIRAN
No. Perkara Ya Tidak Ket
Faktor Hazard
e. Faktor fisik
1 Pencahayaan ;
- Apakah ada pencahayaan cukup terang √
- Apakah warna cahaya lampu yang sesuai √
- Apakah warna dinding ruangan yang terang √
2 Apakah ada sumber bising? √
3 Apakah ada sumber getaran? √
4 Apakah ada sumber radiasi ? √
5 Apakah ada sumber listrik dengan kekuatan tinggi ? √
f. Faktor kimia
i. Desinfektan √
ii. Cytotoxic √
iii. Gas-gas anestesi √
g. Faktor biologi
i Bakteri √
ii. Virus √
iii. Jamur √
iv. Parasit √
h. Faktor ergonomis
i. Pekerjaan yang dilakukan secara manual √
ii. Postur saat bekerja berdiri dan duduk √
iii. Pekerjaan yang berulang √
e. Faktor Psikososial
i. Sering kontak dengan pasien √
ii. Kerja bergilir √
iii. Kerja berlebih √
iv. Ancaman secara fisik √
Keluhan /penyakit yang dialami
i. Sistem Pernafasan √
ii. Sistem Pencernaan √
iii.. Sistem Reproduksi √
iv. Sistem saraf √
v. Orthopedi √
vii. Sistem Indera √
vii Sistem Kardiologi √
Alat pelindung diri
1 Tutup kepala √
2 Kacamata √
3 Masker √
4. Celemek √
5. Handscoen √
.6. Sepatu √
Ketersediaan dan kelengkapan kotak obat P3K √
PATIENT SAFETY:
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MAKASSAR
Oleh:
Raja Muhammad Syafiq bin Raja Azman C 111 13 841
Shaliza binti Hussin C 111 13 854
Zulfatul Ain binti Zulkefli C 111 13 860
Rezki Tri Wahyuni S. C 111 12 143
Supervisor :
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan Klink Kedokteran Kerja pada
Universitas Hasanuddin.
Pembimbing,
……………………….
Identifikasi pasien merupakan hal yang sangat krusial dalam pelayanan di rumah
sakit. Beberapa kasus dalam peayanan medis menunjukkan medical error akibat kesalahan
dalam mengidentifikasi pasien. Menyadari hal tersebut maka setiap RS sebaiknya
mengidentifikasi pasien dengan akurat dan tepat. Pada Balai Besar Kesehatan Paru Makassar
(BBKPM), identifikasi pasien dilakukan dengan mencatat identitas pasien yang lengkap yaitu
mencakup nama, umur, jenis kelamin, alamat, tanggal/ jam penerimaan, nama pengirim dan
anamnesis pasien. Selain itu, nomor catatan medis dituliskan dalam status, buku register dan
kartu kontrol.
Setelah data pasien dilengkapi, setiap pasien yang dirawat di Balai Besar Kesehatan
Paru Makassar (BBKPM), memiliki buku status RM mencakup pengkajian awal, harian dan
pengkajian akhir selama pasien dirawat beserta hasil pemeriksaan yang dilakukan dan setiap
berkas yang diisi saat pasien dirawat. Selain itu pasien diberikan gelang identifikasi yang
berisi nama, nomor rekam medik, dan tanggal lahir pasien. Dengan adanya gelang
identifikasi, petugas medis dapat mencocokkan identitas pada gelang pasien dengan status
pasien setiap kali melakukan tindakan sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan dalam
mengidentifikasi pasien. Gelang identifikasi ini akan diganti apabila gelang rusak dan
dilepaskan saat pasien pulang.
Untuk meningkatkan komunikasi yang efektif, maka pada Balai Besar Kesehatan
Paru Makassar (BBKPM) informasi ataupun instruksi yang diberikan baik kepada pasien
maupun kepada sesama tenaga medis diberikan dengan lengkap dan jelas. Setelah informasi
atau instruksi diberikan maka selanjutnya dilakukan read back terhadap informasi atau
instruksi yang diterima secara lisan maupun melaui telepon atau melaporkan hasil
pemeriksaan
Selain itu juga diberikan standarisasi singkatan, akronim dan simbol yang berlaku di
rumah sakit dengan harapan bahwa setiap orang memiliki kesamaan persepsi terhadap
singkatan, akronim dan simbol yang diterima. Komunikasi yang efektif juga sangat penting
dilakukan saat melakukan operan atau hand over communication, hal ini perlu agar
pemeriksaan, perubahan instruksi ataupun pelayanan yang perlu diberikan tidak ada yang
terlupakan. Oleh karena operan menjadi hal yang penting, maka dalam membuat laporan
diperlukan ketelitian dan ketepatan laporan sehingga instruksi yang diberikan sesuai.
Bagi pasien dan pengunjung yang terjebak di lift, terdapat tombol emergency atau
dapat menggunakan telepon darurat di dalam lift.
Pada Balai Besar Kesehatan Paru Makassar (BBKPM) sebelum melakukan tindakan
ataupun operasi, dilakukan pengecekan surat izin tindakan (informed consent), pengecekan
identitas pasien, penandaan area operasi, pengecekan data pemeriksaan penunjang dan
pelaksanaan time out tim operasi.
Untuk mengurangi angka kejadian infeksi di Balai Besar Kesehatan Paru Makassar
(BBKPM), maka setiap petugas BBKPM selalu menerapkan cuci tangan pada 5 keadaan
yaitu sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan prosedur aseptik, setelah
terpapar/menyentuh cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasien, dan setelah kontak
dengan lingkungan sekitar pasien. Selain itu, semua petugas wajib melakukan prosedur cuci
tangan yang benar. Handrub dan handwash tersedia di beberapa titik di BBKPM dan disetiap
bed pasien.
Poster pesan kesehatan mengenai “Etika Batuk” ini sangat penting untuk anda yang
sedang menderita penyakit infeksi berupa batuk dan bersin atau saat sedang berada di
lingkungan yang beresiko seperti di BBKPM. Ini merupakan langkah pencegahan penularan
penyakit melalui udara, terutama untuk penderita atau keluarga yang sedang batuk atau
bersin. Terdengar sederhana, tetapi langkah ini dapat menghindarkan lingkungan tersebut
dari berbagai jenis penyakit yang dapat menular melalui udara.
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini mengingat limbah
medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan beracun. Sebagian limbah medis
termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan sebagian lagi termasuk kategori infeksius.
Mencegah limbah rumah sakit memasuki lingkungan dimaksudkan untuk mengurangi
keterpajanan (exposure) masyarakat. Tindakan ini bisa mencegah bahaya dan risiko infeksi
pengguna limbah.
Pengelolaan sampah di BBKPM telah dilakukan dengan benar dan efektif dan
memenuhi persyaratan sanitasi. Syarat dipenuhi dalam pengelolaan sampah ialah tidak
mencemari udara, air, atau tanah, tidak menimbulkan kebakaran, tidak menimbulkan bau,
serta memenuhi syarat dari segi estetitika.
Gambar 11. Tempat sampah menurut jenis sampah