Anda di halaman 1dari 41

M.

K Dasar Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Kelas C

LEMAK

Disusun Oleh :
Okta Viyantri 154101010
Alya Wyadita 154101027
Nadiyah Kamilia 154101036
Siti Shafira 154101043
Sri Ajinatun Alimah 154101069
Ziadaturrohmah As’ary 154101089
Tilka Ayyattil Haq 154101099

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kami panjatkan ke hadirat Allah swt. karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami telah mampu menyelesaikan makalah mengenai Lemak.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Ilmu Gizi
Kesehatan Masyarakat.
Kami menyadari bahwa selama penyusunan makalah ini banyak mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Taufiq Firdaus AA, M.Si., selaku dosen mata kuliah dan semua pihak
yang tidak bisa kami sebut satu per satu.
Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak
kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa memberikan
manfaat bagi kami selaku penyusun dan bagi pembaca. Aamiin.

Tasikmalaya, 19 September 2018

Salam Hormat,

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................2
C. Tujuan Makalah ................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Lemak..........................................................................................4
B. Klasifikasi Lemak .............................................................................................6
C. Fungsi Lemak ..................................................................................................10
D. Metabolisme Lemak ........................................................................................11
E. Pengaruh Kelebihan dan Kekurangan Lemak .................................................24
F. Penanganan Kelebihan dan Kekurangan Lemak ............................................27
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .....................................................................................................30
B. Saran ...............................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................32
PEMBAGIAN TUGAS ........................................................................................33
LAMPIRAN ..........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN ....................................................................37

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Daftar Nama Asam Lemak Jenuh, Struktur dan Sumbernya 7
Tabel 2.2 Daftar Nama Asam Lemak tak Jenuh, Struktur dan Sumbernya 7

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jaringan Adiposa 5


Gambar 2.2 Plastisin 6
Gambar 2.3 Lemak Nabati 9
Gambar 2.4 Lemak Hewani 9
Gambar 2.5 Struktur Miselus 11
Gambar 2.6 Struktur Kilomikron 12
Gambar 2.7 Simpanan Trigliserida pada Sitoplasma Sel Jaringan Adiposa 12
Gambar 2.8 Ikhtisar metabolisme
lipid 14

Gambar 2.9 Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol 15


Gambar 2.10 Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA 15
Gambar 2.11 Mekanisme transportasi asam lemak trans membran
mitokondria melalui mekanisme pengangkutan karnitin 16
Gambar 2.12 Oksidasi Karbon Β Menjadi Keton 17
Gambar 2.13 Aktivasi Asam Lemak, Oksidasi Beta Dan Siklus Asam Sitrat 18
Gambar 2.14 Proses
ketogenesis 20

Gambar 2.15 Lintasan ketogenesis di hati 21


Gambar 2.16 Lintasan
kolesterogenesis 22

Gambar 2.17 Tahap-tahap sintesis asam


lemak 23

Gambar 2.18 Dinamika lipid di dalam sel adiposa 24

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lemak merupakan salah satu kandungan utama dalam makanan, dan
penting dalam diet karena beberapa alasan. Lemak merupakan salah satu
sumber utama energi dan mengandung lemak esensial. Namun konsumsi lemak
berlebihan dapat merugikan kesehatan, misalnya kolesterol dan lemak jenuh.
Dalam berbagai makanan, komponen lemak memegang peranan penting yang
menentukan karakteristik fisik keseluruhan, seperti aroma, tekstur, rasa
danpenampilan. Karena itu sulit untuk menjadikan makanan tertentu menjadi
rendah lemak (low fat), karena jika lemak dihilangkan, salah satu karakteristik
fisik menjadi hilang. Lemak juga merupakan target untuk oksidasi, yang
menyebabkan pembentukan rasa tak enak dan produk menjadi berbahaya.
Lemak yang terdapat didalam makanan, berguna untuk meningkatkan jumlah
energi, membantu penyerapan vitamin A, D, E dan K serta menambah lezatnya
hidangan. Konsumsi lemak dan minyak dalam hidangan sehari-hari dianjurkan
tidak lebih dari 25% kebutuhan energi, jika mengonsumsi lemak secara
berlebihan akan mengakibatkan berkurangnya konsumsi makanan lain. Hal ini
disebabkan karena lemak berada didalam sistem pencernaan relatif lebih lama
dibandingkan dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak menimbulkan
rasa kenyang yang lebih lama (PerMenKes RI No. 40 tahun 2014).
Lemak di dalam makanan yang memegang peranan penting ialah yang
disebut lemak netral, atau triglycerida, yang molekulnya terdiri atas satu
molekul gliserol (gliserin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada
gliserol tersebut dengan ikatan ester. Ketiga asam lemak tersebut bisa sama
semua, tetapi dapat juga dua sama atau ketiganya tidak ada yang sama.
Lazimnya, lemak memiliki tempat yang utama dalam diet orang-orang
Amerika. Akan tetapi, karena adanya pertimbangan-pertimbangan kesehatan,
sikap kita terhadap lipid makanan mulai berubah. Kita perlu menilai bukan
hanya seberapa banyak lemak yang kita makan, tetapi juga jenis lemak apa,

1
3

karena lemak-lemak berbeda memiliki efek yang berbeda terhadap tubuh dan
kesehatan kita. Sebagai profesional kesehatan kita perlu berfokus pada diet
total, bukan pada satu gizi saja. Lemak di kelompokkan menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok lemak sederhana (simple lipids) dan kelompok lemak
kompleks (complex lipid). Lemak sederhana mencakup senyawa-senyawa
yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam atau basa dalam air dan terdiri
dari subkelompok-kelompok: steroid, prostaglandin dan terpena.
Lemak kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis
menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu gliserida.
Berdasarkan hasil Riskesdas Tahun 2010, secara nasional, rata-rata
konsumsi lemak di Indonesia telah sesuai dengan yang dianjurkan yaitu 47
gram/kapita/hari atau 25 persen dari total konsumsi energi. Karakteristiknya
adalah lebih besar pada kelompok penduduk usia 2-18 tahun, tinggal di
perkotaan dan pada kelompok perempuan (PerMenKes RI No. 40 tahun 2014).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik Lemak?
2. Bagaimana klasifikasi Lemak?
3. Apa fungsi dari lemak?
4. Bagaimana metabolisme Lemak di dalam tubuh?
5. Bagaimana pengaruh kelebihan dan kekurangan lemak di dalam tubuh?
6. Bagaimana penanganan kelebihan dan kekurangan Lemak di dalam tubuh?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui karakteristik Lemak
2. Untuk mengetahui klasifikasi Lemak
3. Untuk mengetahui fungsi Lemak
4. Untuk mengetahui metabolisme Lemak di dalam tubuh
5. Untuk mengetahui pengaruh kelebihan dan kekurangan lemak di dalam
tubuh
4

6. Untuk mengetahui penanganan kelebihan dan kekurangan Lemak di dalam


tubuh
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Lemak
Lemak adalah sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas
unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputi asam lemak, malam,
sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak (contohnya A, D, E, dan K),
monogliserida, digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di
dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lemak secara khusus menjadi
sebutan bagi minyak hewani pada suhu ruang, lepas dari wujudnya yang padat
maupun cair, yang terdapat pada jaringan tubuh yang disebut adiposa.
Sebagian besar lipid yang ditemukan di dalam makanan adalah berbentuk
triasilgliserol, kolesterol dan fosfolipid. Kadar rendah lemak makanan adalah
penting untuk memfasilitasi penyerapan vitamin-vitamin yang larut di dalam
lemak (A, D, E, dan K) dan karotenoid. Manusia dan mamalia lainnya
memerlukan makanan untuk memenuhi kebutuhan asam lemak esensial
tertentu, misalnya asam linoleat (asam lemak omega-6) dan asam alfa-
linolenat (sejenis asam lemak omega-3) karena mereka tidak dapat disintesis
dari prekursor sederhana di dalam makanan.. Kedua-dua asam lemak ini
memiliki 18 karbon per molekulnya, lemak majemuk tak jenuh berbeda di
dalam jumlah dan kedudukan ikatan gandanya. Sebagian besar minyak nabati
adalah kaya akan asam linoleat (safflower, bunga matahari, dan jagung). Asam
alfa-linolenat ditemukan di dalam daun hijau tumbuhan, dan di beberapa biji-
bijian, kacang-kacangan, dan leguma (khususnya flax, brassica napus, walnut,
dan kedelai).

5
6

Gambar 2.1
Jaringan Adiposa

Pada jaringan adiposa, sel lemak mengeluarkan hormon leptin dan resistin
yang berperan dalam sistem kekebalan, hormon sitokina yang berperan dalam
komunikasi antar sel. Hormon sitokina yang dihasilkan oleh jaringan adiposa
secara khusus disebut hormon adipokina, antara lain kemerin, interleukin-6,
plasminogen activator inhibitor-1, retinol binding protein 4 (RBP4), tumor
necrosis factor-alpha (TNFα), visfatin, dan hormon metabolik seperti
adiponektin dan hormon adipokinetik (Akh).
Lemak memiliki karakteristik yaitu terdiri atas rantai hidrokarbon lurus
yang pada satu ujung mempunyai guggus karboksil (COOH) dan pada ujung
lain guggus metil (CH3). Asam lemak alami biasanya mempunyai rantai
dengan jumlah atom karbon genap, yang berkisar antara empat hingga dua
puluh dua karbon (Sunita .A., 2004). Karena struktur molekulnya yang kaya
akan rantai unsur karbon (-CH2-CH2-CH2-) maka lemak mempunyai sifat
hydrophob. Ini menjadi alasan yang menjelaskan sulitnya lemak untuk larut di
dalam air. Lemak dapat larut hanya di larutan yang apolar atau organik seperti:
eter, Chloroform, atau benzol.
7

B. Klasifikasi Lemak
Menurut (Almatsier, 2013) Klasifikasi lemak dapat dibedakan
berdasarkan sumbernya, struktur kimia, dan jenis ikatan kimianya.
1. Klasifikasi Berdasarkan Struktur
Berdasarkan Struktur Kimianya, terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Lemak Sederhana, merupakan lemak yang disusun oleh trigliserida,
yaitu tiga asam lemak dan satu gliserol. Contoh; lilin, plastisin dan
minyak
b. Lemak Campuran, merupakan lemak yang terdiri dari asam lemak dan
gugus tambahan lain selain lemak. Contoh; lipoprotein (mengandung
protein) dan fosfolipid (mengandung fosfat)
c. Lemak Derivat, merupakan senyawa lemak yang dihasilkan dari proses
hidrolisis lipid. Contoh; asam lemak dan kolesterol.

Gambar 2.2
Plastisin

2. Klasifikasi Bedasar Ikatan Kimia Rangkap


a. Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan
tunggal pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak jenuh mempunyai
rantai zig-zag yang dapat cocok satu sama lain,sehingga gaya tarik
vanderwalls tinggi, sehingga biasanya berwujud padat.
8

Tabel 2.1 Daftar Nama Asam Lemak Jenuh, Struktur dan


Sumbernya
Nama asam Struktur Sumber
Butirat 𝐶𝐻3 (𝐶𝐻2 )2 𝐶𝑂2 𝐻 Lemak susu
Lemak hewani dan
Palmitat 𝐶𝐻3 (𝐶𝐻2 )14 𝐶𝑂2 𝐻
nabati
Lemak hewani dan
Stearat 𝐶𝐻3 (𝐶𝐻2 )16 𝐶𝑂2 𝐻
nabati

b. Asam lemak tak jenuh


Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung satu
ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak dengan lebih
dari satu ikatan dua tidak lazim, terutama terdapat pada minyak nabati,
minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda
(poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.
Tabel 2.2 Daftar Nama Asam Lemak tak Jenuh, Struktur dan
Sumbernya
Nama asam Struktur Sumber
Lemak hewani
Palmitoleat 𝐶𝐻3 (𝐶𝐻2 )5 𝐶𝐻 = 𝐶𝐻(𝐶𝐻2 )7 𝐶𝑂2 𝐻
dan nabati
Lemak hewani
Oleat 𝐶𝐻3 (𝐶𝐻2 )7 𝐶𝐻 = 𝐶𝐻(𝐶𝐻2 )7 𝐶𝑂2 𝐻
dan nabati
Linoleat 𝐶𝐻3 (𝐶𝐻2 )4 𝐶𝐻 = 𝐶𝐻𝐶𝐻2 𝐶𝐻 = 𝐶𝐻(𝐶𝐻2 )7 𝐶𝑂2 𝐻 Minyak nabati
Linolenat 𝐶𝐻3 𝐶𝐻2 𝐶𝐻 = 𝐶𝐻𝐶𝐻2 𝐶𝐻 = 𝐶𝐻𝐶𝐻2 = 𝐶𝐻(𝐶𝐻2 )7 𝐶𝑂2 𝐻 Minyak biji rami

3. Klasifikasi Berdasarkan Panjang Rantai


Berdasarkan panjang rantai asam lemak dibagi atas;
a. Asam lemak rantai pendek (Short Chain Fatty Acid = SCFA)
mempunyai atom karbon lebih rendah dari 8.
b. Asam lemak rantai sedang mempunyai atom karbon 8 sampai 12
(Medium Chain Fatty Acid = MCFA).
9

c. Asam lemak rantai panjang mempunyai atom karbon 14 atau lebih


(Long Chain Fatty Acid = LCFA). Semakin banyak rantai C yang
dimiliki asam lemak, maka titik lelehnya semakin tinggi.
4. Klasifikasi Berdasarkan Sumber
Lemak berasal dari dua sumber, yaitu lemak nabati yang berasal dari
tumbuhan dan lemak hewani yang berasal dari hewan. Berikut ini
klasifikasi lemak berdasarkan sumbernya:
a. Sumber lemak nabati
1) Alpukat
Di dalam satu buah alpukat dengan ukuran sedang terdapat 22
gram lemak tak jenuh.
2) Kacang kenari
Di dalam kacang kenari yang nikmat terkandung lemak tak jenuh
yang dapat berguna untuk kesehatan otak, mencegah kanker serta
anti inflamasi.
3) Tumbuhan laut
Krill dan alga merupakan tumbuhan laut yang memiliki
kandungan asam lemak dalam omega 3. Kandungan tersebut dapat
mengurangi kadar kolesterol jahat tanpa mengurangi kadar
kolesterol baik.
4) Minyak kelapa
Memiliki kandungan asam laurat. Yang selain terdapat pada
minyak kelapa, asam laurat juga terdapat pada ASI. Berguna untuk
menangkal virus jahat.
5) Kacang kedelai
Kandungan protein, vitamin, serta lemak pada kacang kedelai
mampu mencegah penyakit kolesterol.
10

Gambar 2.3
Lemak Nabati

b. Sumber lemak hewani


1) Daging
Meski beresiko kanker karena kandungan lemak jenuhnya, namun
daging sapi merupakan penyumbang lemak terbesar dari sumber
hewani.
2) Ikan laut
Beberapa jenis ikan seperti salmon, sarden dan tuna memiliki
kandungan lemak jenuh dan omega 3 yang baik untuk
perkembangan otak.
3) Telur
Selain mengandung protein tinggi, telur juga mempunyai
kandungan lemak pada bagian putihnya.
4) Susu
Susu sapi mempunyai lemak dengan kadar 3.1% sedangkan susu
kambing mempunyai 6.4%.

Gambar 2.4
Lemak Hewani
11

C. Fungsi Lemak
Menurut Devi, Nirmala (2010) fungsi lemak di dalam makanan
memberikan rasa gurih, memberikan kualitas renyah terutama pada makanan
yang digoreng, memberi kandungan kalori tinggi, dan memberikan sifat empuk
(lunak) pada kue yang dibakar. Berikut ini merupakan beberapa fungsi lainnya
dari lemak:
1. Sumber energi
Lemak penghasil energi yang besar karena satu gram lemak dapat
menghasilkan sembilan kalori.
2. Sumber gliserida dan kolesterol
3. Memberikan rasa kenyang
Lemak dapat memberikan rasa kenyang karena lemak meninggalkan
lambung secara perlahan selama 3,5 jam.
4. Pelarut vitamin A, D, E, K
5. Meningkatkan cita rasa
6. Lemak dapat memperbaiki rasa, tekstur, dan flavor makanan
7. Secara tidak langsung mengatur substansi masuk dan keluar sel serta
mengubah bentuk dan ukuran substansi dalam sel
8. Menjaga suhu tubuh
Lemak di bawah kulit berfungsi menjaga suhu tubuh sehingga panas tidak
keluar dari tubuh.
9. Pelindung
Lemak dapat melindungi organ vital dalam tubuh, seperti jantung dan
ginjal.
10. Asam linolenat dan linoleat, berfungsi dalam pembentukan sel otak.
11. DHA
Merupakan komponen mayor pada membran fosfolipid dalam retina,
jaringan korteks otak, testis, dan sperma.
12. Asam oleat (omega 9)
Termasuk monounsaturated fatty acid dan merupakan komponen mayor
dalam mielin (sel saraf).
12

D. Metabolisme Lemak
1. Metabolisme Lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari
lipid netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak).
Secara ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol,
selain itu ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena larut dalam air,
gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati. Asam-asam lemak
rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.

Gambar 2.5
Struktur miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian
non polar berada di sisi dalam

Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena tidak larut dalam
air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut emulsi) dan
dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini asam lemak
dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan
berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya
kilomikron ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada
vena kava, sehingga bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini
kemudian ditransportasikan menuju hati dan jaringan adiposa.
13

Gambar 2.6
Struktur kilomikron. Perhatikan fungsi kilomikron pengangkut
trigliserida

Gambar 2.7
Simpanan Trigliserida pada Sitoplasma Sel Jaringan Adiposa

Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa, kilomikron segera dipecah


menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya asam-asam lemak dan
gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan trigliserida. Proses
pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi. Sewaktu-waktu jika
kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah menjadi asam
lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk dioksidasi
menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis.
Asam lemak tersebut ditransportasikan oleh albumin ke jaringan yang
memerlukan dan disebut sebagai asam lemak bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah
asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah
14

mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk


ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka
panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat
barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolysis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan
asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme
karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam
siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan
energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi
asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA
mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol
mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil
oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton
(aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan
ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian.
15

Diet Trigliserida

Esterifikasi Lipolisis Steroid

Asam lemak
Steroidogenesis

Lipid Lipogenesis Oksidasi beta


Gliserol Kolesterogenesis
Karbohidrat Kolesterol

Protein

Asetil-KoA + ATP

Aseto asetat
Ketogenesis

Siklus asam
hidroksi butirat Aseton
sitrat

ATP H2O
CO2

Gambar 2.8
Ikhtisar metabolisme lipid

2. Metabolisme Gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi
sumber energi. Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme
karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus
fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini
masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis.
16

Gambar 2.9
Reaksi-reaksi kimia dalam metabolisme gliserol

3. Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)


Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses
yang dinamakan oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta,
asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan
adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir
oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).

Gambar 2.10
Aktivasi asam lemak menjadi asil KoA

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai


panjang. Asam lemak rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam
mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-
CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
17

ATP + KoA AMP + PPi

FFA Asil-KoA

Asil-KoA Karnitin
sintetase palmitoil
transferase I Membran mitokondria eksterna
(Tiokinase)

Asil-KoA KoA

Karnitin Asil karnitin

Karnitin
Asil karnitin
Karnitin palmitoil
translokase Membran mitokondria interna
transferase II

KoA Karnitin Asil karnitin

Asil karnitin Asil-KoA Beta oksidasi

Gambar 2.11
Mekanisme transportasi asam lemak trans membran mitokondria melalui mekanisme
pengangkutan karnitin

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan


sebagai berikut:
a. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan
dikatalisir oleh enzim tiokinase.
b. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim
karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada membran eksterna
mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil karnitin, barulah
senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
18

c. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin


translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam
dan karnitin keluar.
d. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi
dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase
II yang ada di membran interna mitokondria menjadi Asil Koa dan
karnitin dibebaskan.
e. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk
dalam proses oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus
dengan 5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan
hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam
siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam lemak
dioksidasi menjadi keton.

Gambar 2.12
Oksidasi Karbon Β Menjadi Keton
19

Gambar 2.13
Aktivasi Asam Lemak, Oksidasi Beta Dan Siklus Asam Sitrat
Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi
sebesar 2P. (-2P)
Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-
tahap perubahan sebagai berikut:
a. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi
rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
b. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
c. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap
ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)
20

d. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan


asil-KoA yang telah kehilangan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total
energi satu kali oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam
lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan
mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena
membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir
adalah 2 asetil-KoA. Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini
selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.
4. Penghitungan energi hasil metabolisme lipid
Dari uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh
oksidasi beta suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak
dengan 10 atom C, maka kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi,
dan energi yang di hasilkan oleh oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi
1, yaitu 4 kali oksidasi beta, berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena
asam lemak memiliki 10 atom C, maka asetil-KoA yang terbentuk adalah
5 buah.
Setiap asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-
masing akan menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP
= 60 ATP. Dengan demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan
dimetabolisir dengan hasil -2 ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil
oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus Kreb’s) = 78 ATP.
Sebagian dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat,
selanjutnya asetoasetat berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto
asetat, hidroksi butirat dan aseton dikenal sebagai badan-badan keton.
Proses perubahan asetil-KoA menjadi benda-benda keton dinamakan
ketogenesis.
21

Gambar 2.14
Proses ketogenesis
22

Gambar 2.15
Lintasan ketogenesis di hati

Sebagian dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya


dinamakan kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai
bahan untuk disintesis menjadi steroid (prosesnya dinamakan
steroidogenesis).
23

Gambar 2.16
Lintasan kolesterogenesis

5. Sintesis asam lemak


Makanan bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme
dapat men-sintesis asam lemak sebagai cadangan energi jangka panjang
dan sebagai penyusun struktur membran. Pada manusia, kelebihan asetil
KoA dikonversi menjadi ester asam lemak. Sintesis asam lemak sesuai
dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier
protein) digunakan selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis
terjadi di dalam kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH
digunakan untuk sintesis.
Tahap-tahap sintesis asam lemak ditampilkan pada skema berikut.
24

Gambar 2.17
Tahap-tahap sintesis asam lemak

6. Penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali


Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak
adalah jaringan adiposa. Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah:
a. Asam lemak ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
b. Asam lemak kemudian diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk
disimpan.
c. Gliserol 3-fosfat dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus
tersedia dari glukosa.
d. Akibatnya, kita tak dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan
glukosa di dalam tubuh.
25

Gambar 2.18
Dinamika lipid di dalam sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan
degradasi trigliserida

Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka


simpanan trigliserida ini dapat digunakan kembali. Trigliserida akan
dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber
energi (lihat metabolisme gliserol). Sedangkan asam lemak pun akan
dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula (lihat oksidasi beta).

E. Pengaruh Kelebihan dan Kekurangan Lemak


1. Kelebihan Lemak
Kelebihan konsumsi lemak dapat menyebabkan kegemukan dan
obesitas, penyumbatan pembuluh darah karena banyak lemak yang
menumpuk di dalam dinding pembuluh darah. Lemak yang menumpuk
tersebut bisa dalam bentuk kolesterol. Akibatnya, kolesterol akan tinggi,
menjadi hipertensi (tekanan darah tinggi), penyakit jantung koroner, dan
stroke. Lemak yang tinggi juga mempunyai implikasi dengan kanker
payudara, kolon, dan prostat.
Berdasarkan distribusi lemak dalam tubuh, ada dua jenis penimbunan
lemak. Penimbunan lemak di bagian bawah tubuh disebut bentuk ginoid
dan penimbunan lemak di bagian perut disebut bentuk android – lebih
dikenal obesitas abdominal/obesitas sentral.
Obesitas meningkatkan risiko kematian untuk semua penyebab
kematian. Orang uang mempunyai berat badan 40% lebih berat dari berat
badan rata-rata populasi mempunyai risiko kematian dua kali lebih besar
dibandingkan orang dengan berat badan rata-rata. Kenaikan mortalitas di
antara penderita obesitas merupakan akibat dari beberapa penyakit yang
mengancam kehidupan, seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, penyakit
kandung kemih, kanker gastrointestinal, dan kanker yang sensitif terhadap
perubahan hormon. Orang obesitas juga mempunyai risiko yang lebih besar
26

untuk menderita beberapa masalah kesehatan seperti back pain, artritis,


infertilitas, dan fungsi psikososial menurun.
a. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Hubungan antara angka kejadian hipertensi dan berat badan
meningkat tajam sesuai peningkatan berat badan. Risiko terjadinya
hipertensi meningkat 1,6 kali untuk overweight dan menjadi 2,5 – 3,2
kali untuk obesitas kelas 1 serta menjadi 3,9 – 5,5 kali untuk obesitas
kelas 2 dan 3. Penurunan berat badan juga terbukti menurunkan tekanan
darah.
b. Stroke
Angka kejadian penyakit arteri koroner menunjukkan hubungan
linear bermakna dengan IMT. Obesitas kelas 1 – 3 menunjukkan risiko
relatif, umumnya antara 1,5 – 3 kali dengan risiko tertinggi pada
obesitas kelas 3. Stroke (cerebrovascular accident) juga berhubungan
dengan obesitas.
Pola makan yang salah juga bisa memicu terjadinya stroke usia
muda. Karena seringnya mengonsumsi makanan junk food yang tidak
baik sebab kandungan kolesterol tinggi. Kolesterol tidak baik bagi
kesehatan, terutama bila terjadi penyumbatan pada pembuluh darah,
dan mengenai pembuluh darah otak bisa membuat seseorang stroke.
c. Serangan jantung (infark miokardium) dan gagal jantung
Anak-anak yang memiliki berat badan di atas normal, bahkan
memasuki tahap obesitas akan mengalami risiko pengurangan fungsi
jantung termasuk ketidaknormalan denyut jantung. Hasil riset tim dari
AS dan Italia, pimpinan Dr. Giovanni de Simone melihat mungkin hal
ini akan menjadi masalah tersendiri bagi sang anak
d. Kanker (kanker prostat dan kanker usus besar)
e. Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
f. Gout dan artritis gout
g. Osteoartritis
27

h. Tidur apnea (kegagalan untuk bernapas secara normal ketika sedang


tidur, menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam darah)
i. Sindroma pickwickian (obesitas disertai wajah kemerahan, under
ventilasi dan ngantuk)
2. Kekurangan Lemak
Apabila konsumsi lemak kurang, persediaan lemak dalam tubuh akan
berkurang dan tubuh menjadi kurus. Terjadi pula kekurangan asam lemak
esensial, yaitu asam lemak linoleat dan linolenat.
Kekurangan asam lemak omega 6 menyebabkan pertumbuhan
menurun, kegagalan reproduktif, perubahan kulit dan rambut, serta patologi
hati. Penelitian oleh Koletzko dan Braun (1991) terhadap bayi prematur
menunjukkan adanya hubungan antara berat badan lahir dan asam lemak
omega 6. Ada korelasi positif antara berat badan dan kandungan asam
asakidonat dalam trigliserida darah serta antara berat badan dan total omega
6 PUFA. Asam arakidonat merupakan pendukung pertumbuhan selama
tahun pertama kehidupan.
Kekurangan asam lemak omega 3 menyebabkan penurunan
kemampuan belajar (Lamptey dan Walker, 1976), elektroretinogram tidak
normal (Wheeler et al, 1975), penglihatan rusak (Lamptey dan Walker,
1976), dan polidipsia (rasa haus yang berlebihan) (Connor et al, 1991).

F. Penanganan Kelebihan dan Kekurangan Lemak


1. Penanganan Kelebihan Lemak
Kelebihan lemak dalam tubuh akan menyebabkan berat badan menjadi
berlebihan atau yang biasa kita sebut obesitas. Resep ampuh untuk
mengatasi kelebihan berat badan adalah dengan mengurangi porsi makan
dan menambah porsi olahraga. Hal ini lebih mudah diucapkan daripada
dilakukan. Dengan mengurangi makanan berarti jumlah kalori yang masuk
28

juga sudah berkurang. Perlu diingat bahwa mengurangi makanan bukan


berarti harus sampai kelaparan karena hal ini justru akan memicu gejala
defisiensi unsur penting di dalam tubuh.
Kembalinya perilaku dan kebiasaan buruk yang menimbulkan masalah
kelebihan berat badan ini cenderung disebabkan karena mereka tidak tahu
tentang merancang kebiasaan baru yang mendukung dan memudahkan
transformasi tubuh mereka. Di saat tidak ada rancangan baru, hukum
pikiran cenderung menjalankan program yang sudah dikenali sebelumnya.
Pikiran menganggap kebiasaan lama mereka sebagai program yang sudah
dikenali lalu menjalankannya kembali.
Dari berbagai pengalaman itu, dapat disimpulkan bahwa perlu
penanganan yang lebih lengkap untuk membantu mereka yang memiliki
masalah kelebihan berat badan mengatasi masalah mereka. Penanganannya
bukan hanya tentang menetralisasi emosi, tetapi lebih dari itu, mereka
butuh edukasi tentang pola hidup yang sehat dan sejalan dengan aturan
tubuh sehingga mereka bisa memiliki tubuh yang sehat dan langsing.
2. Penanganan Kekurangan Lemak
Berikut ini cara mengatasi kekurangan lemak yang perlu kita ketahui.
a. Konsumsi Makanan Mengandung Lemak Baik
Cara pertama untuk mengatasi kekurangan lemak yakni dengan
mengonsumsi makanan yang mengandung lemak atau kalori yang
sehat, makanan yang memiliki zat gizi dan nutrisi, juga olahraga teratur.
b. Cukupi Kebutuhan Lemak Sesuai Porsi
Konsumsi lemak dianjurkan sebanyak 25% - 35% energi total. Dari
25% - 35% tersebut, dibagi menjadi tiga bagian lemak, yaitu 10%
berasal dari asam lemak jenuh, 10% berasal dari asam lemak tidak
jenuh tunggal, dan 10% berasal dari asam lemak tidak jenuh ganda
(Devi, 2010). Hal ini bergantung pada usia, kondisi tubuh, serta jumlah
lemak total yang ada di dalam tubuh. Kita perlu melakukan
pemeriksaan darah untuk mengetahui kadarnya.
c. Konsumsi Lemak Tidak Jenuh
29

Komposisi dari jenis lemak harus diperhatikan. Lebih baik


mengonsumsi makanan yang mengandung lebih banyak lemak tak
jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda, karena akan meningkatkan
kadar HDL dalam tubuh. Sedangkan konsumsi lemak jenuh sebaiknya
tidak lebih dari 10% dari total asupan lemak dalam sehari.
d. Pilih Lemak Nabati daripada Lemak Hewani
Lemak yang baik memainkan peran kunci dalam perkembangan otak,
mencegah inflamasi, dan pembekuan darah. Karena lemak nabati
berasal dari tumbuhan atau kacang-kacangan, maka dianggap lebih
aman dikonsumsi bagi tubuh sebab sifatnya yang alami.
e. Nyemil
Ada baiknya membiasakan nyemil di antara waktu sarapan dengan
makan siang dan antara makan siang dengan makan malam. Pilih
camilan yang mengandung banyak protein dan karbohidrat sehat seperti
protein bar, kacang rebus, atau minum milk shake buatan sendiri.
f. Makan dalam Porsi Kecil dan Sering
Jika Anda sedang berjuang mengatasi masalah kekurangan lemak, bisa
dicoba dengan mempertimbangkan makan dalam porsi kecil tapi sering
untuk meningkatkan asupan kalori Anda.
g. Latihan Beban
Latihan aerobik dapat membantu membakar kalori untuk menurunkan
berat badan. Namun sebaliknya, latihan beban dan yoga dapat
membantu menaikkan berat badan dengan cara membangun otot-otot
dalam tubuh. Alhasil, tubuh Anda jadi nampak lebih kencang dan berisi.
h. Pilih Makanan Padat Gizi
Daripada mengonsumsi junk food, coba fokuslah pada makanan yang
kaya nutrisi seperti daging sapi rendah lemak, daging ayam tanpa kulit,
dan keju. Pilih sumber karbohidrat rendah glikemik seperti beras merah
dan biji-bijian.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari makalah ini diambil kesimpulan bahwa :
1. Karakteristik lemak (Lipid) merupakan komponen jaringan yang heterogen
dan penggolongannya didasarkan atas kelarutannya dalam pelarut-pelarut
lemak, seperti eter dan lain-lain. Sedangkan komponen-komponen
campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan
perbedaan kelarutannya dalam berbagai pelarut organik.
2. Klafikasi lemak dibagi menjadi empat yaitu, berdasarkan struktur, ikatan
kimia rangkap, panjang rantai, dan sumber.
3. Lemak berfungsi sebagai sumber energi; sumber gliserida dan kolesterol;
memberikan rasa kenyang; pelarut vitamin ADEK; meningkatkan cita rasa;
memperbaiki rasa, tekstur, dan flavor makanan; mengatur substansi masuk
dan keluar sel serta mengubah bentuk dan ukuran substansi dalam sel;
menjaga suhu tubuh; pelindung; asam linolenat dan linoleat berfungsi
dalam pembentukan sel otak; DHA merupakan komponen mayor pada
membran fosfolipid dalam retina, jaringan korteks otak, testis, dan sperma;
asam oleat (omega 9) merupakan komponen mayor dalam mielin (sel
saraf).
4. Metabolisme lemak adalah berupa metabolisme lipid, metabolism gliserol,
oksidasi asam lemak, energi hasil metabolisme lipid, sitesis asam lemak,
penyimpanan lemak dan penggunaannya kembali.
5. Kelebihan konsumsi lemak dapat menyebabkan kegemukan dan obesitas
yang dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti, hipertensi, stroke,
serangan jantung, kanker, batu empedu, gout,osteoarthritis, tidur apnea,
dan sindroma pickwickian.
6. Kekurangan konsumsi lemak, persediaan lemak dalam tubuh akan
berkurang dan tubuh menjadi kurus. Kekurangan asam lemak omega 6
menyebabkan pertumbuhan menurun, kegagalan reproduktif, perubahan

30
31

kulit dan rambut, serta patologi hati. Kekurangan asam lemak omega 3
menyebabkan penurunan kemampuan belajar, elektroretinogram tidak
normal, penglihatan rusak dan polidipsia (rasa haus yang berlebihan).
7. Penanganan kelebihan lemak adalah dengan mengurangi porsi makan dan
menambah porsi olahraga.
8. Penanganan kekurangan lemak adalah konsumsi makanan mengandung
lemak baik, cukupi kebutuhan lemak sesuai porsi, konsumsi lemak tidak
jenuh, pilih lemak nabati daripada lemak hewani, nyemil, makan dalam
porsi kecil dan sering, latihan beban, dan pilih makanan padat gizi.

B. Saran
Lemak merupakan zat gizi yang penting bagi tubuh, namun dalam
mengonsumsinya harus sesuai dengan batas yang dianjurkan untuk
menghindari berbagai penyakit kardiovaskular dan alangkah baiknya
menghilangkan lemak jahat dengan cara alami yaitu, berolahraga dan
mengonsumsi sayur dan buah yang memberi manfaat jangka panjang bagi
tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Andriani, Merryana dan Bambang Wijatmadi. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat.


Jakarta: Kencana

CCH, Kristin Liu. 2015. Quantum Slimming: Mengelola Pikiran untuk Tubuh
Sehat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Devi, Nirmala. 2010. Nutrition and Food: Gizi untuk Keluarga. Jakarta: PT
Kompas Media Nusantara

Guyton AC, Hall JE, 1996, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi IX, Penerjemah:
Setiawan I, Tengadi LMAKA, Santoso A, Jakarta: EGC

Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (Tim Penerjemah
Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC

Susianto. 2007. Diet Enak Ala Vegetarian. Jakarta: Penebar Swadaya

32
PEMBAGIAN TUGAS

NAMA NPM TUGAS


Mengerjakan Makalah BAB II
Okta Viyantri 154101010
dan Revisi Makalah
Alya Wyadita 154101027 Mengerjakan Makalah BAB II
Nadiyah Kamilia 154101036 Mengerjakan Makalah BAB II
Mengerjakan Makalah BAB I
Siti Shafira 154101043
dan BAB III
Sri Ajinatun Alimah 154101069 Mengerjakan BAB II
Ziadaturrohmah As’ary 154101089 Mengerjakan BAB II
Merapihkan Makalah dan
Tilka Ayyattil Haq 154101099
Membuat Power Point

33
LAMPIRAN

No Nama Pertanyaan
Kenapa kekurangan omega 6 dapat
1 Tiara Mutiara
menimbulkan perubahan kulit dan rambut?
Kenapa berat badan turun? Kemana perginya
2 Sagita
lemak?
Berapa batas normal kadar lemak di dalam
3 Zuliani
tubuh?
Apakah benar orang yang kelebihan lemak
4 Rahmita
mudah kehausan?
Mengapa lemak tidak jenuh lebih mudah
5 Dian S
teroksidasi?
Bagaimana cara menambah lemak dalam
6 Talita
tubuh?
Bagaimana cara kerja lemak dalam vitamin
7 Mubainah sehingga ada yang larut dalam air dan larut
dalam lemak?
Lemak jenuh seperti daging/mentega, apakah
8 Rifki
tidak apa jika dikonsumsi terus-menerus?

Jawaban:
1. Kekurangan omega 6 termasuk pada masalah kekurangan gizi atau KEP.
Kekurangan gizi ini dapat berdarnpak pada meningkatnya angka kematian
balita, berpengaruh terhadap proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Menurut UNICEF (1998) kurang gizi pada anak dapat menyebabkan
menurunnya perkembangan fisik dimana bisa dilihat dari anak yang
memiliki masalah penyakit kwashiorkor ataupun masrasmus memiliki ciri-
ciri terhambatnya pertumbuhan (stunting) dan memiliki rambut yang
berwarna coklat kemerahan dan kulit yang pucat dan kering.
2. Berat badan dapat turun dapat dikarenakan kurangnya asupan energi yang
kita konsumsi. Jika kebutuhan energi tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat,
maka simpanan lemak/trigliserida ini dapat digunaka. Trigliserida akan
dipecah menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol dapat menjadi sumber
energy. Sedangkan asam lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi
kebutuhan energi pula.

34
3. Konsumsi lemak dianjurkan sebanyak 25% - 35% energi total. Dari 25% - 35%
tersebut, dibagi menjadi tiga bagian lemak, yaitu 10% berasal dari asam lemak
jenuh, 10% berasal dari asam lemak tidak jenuh tunggal, dan 10% berasal dari
asam lemak tidak jenuh ganda (Devi, 2010).
4. Ketua Departemen Ilmu Gizi FKUI, Fiastuti Witjaksono (2016) mengatakan
orang berbadan gemuk, terutama yang mengalami obesitas perlu
mengkonsumsi lebih banyak air minum karena lebih mudah kekurangan air
atau dehidrasi. Orang gemuk relatif lebih rentan dehidrasi karena lemak dalam
tubuhnya lebih banyak dan sedikit mengandung cairan, yakni sekitar 40%,
sedangkan otot mengandung 70% cairan.
5. Lemak tak jenuh yang cepat teroksidasi adalah lemak tak jenuh jamak ( Poly
Unsaturated Fatty Acid) atau PUFA dimana merupakan asam lemak yang
mengandung dua atau lebih ikatan rangkap, bersifat cair pada suhu kamar
bahkan tetap cair pada suhu dingin. Asam lemak ini banyak ditemukan pada
minyak ikan dan minyak nabati. Karena lemak tak jenuh memiliki dua atau
lebih ikatan rangkap, dimana ikatan rangkap tersebut menjadikannya lebih
peka apabila teroksidasi (Ratu,2008)
6. Konsumsi makanan mengandung lemak baik, cukupi kebutuhan lemak sesuai
porsi, konsumsi lemak tidak jenuh, pilih lemak nabati daripada lemak hewani,
nyemil, makan dalam porsi kecil dan sering, latihan beban, pilih makanan
padat gizi.
7. Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh
tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam, yaitu
vitamin B kompleks dan C, tidak disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh
system pembuangan tubuh. Akibatmya, selalu dibutuhkan asupan vitamin
tersebut tiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk
hewani, seringkali vitamin yang terkandung dalam makanan atau minuman
tidakl berada dalan keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik maupun
kimia. Proses pencernaan makanan, baik didalam lambung maupun usus halus
akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bias diserap oleh usus.
Vitamin larut lemak diserap didalam usus bersama dengan lemak atau minyak

35
yang dikonsumsi. Vitamin diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme
yang berbeda. Terdapat perbedaab prinsip proses penyerapan antara vitamin
larut dan vitamin larut air. Vitamin larut lemak akan diserap secara difusi pasif
dan kemudian didalam dinding usus digabungkan dengan kilomikron
(lipoprotein) yang kemudian diserap system limfak, kemudian bergabung
dengan saluran dara untuk ditransportasikan kehati. Sedangakan vitamin larut
air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.
8. Fungsi lemak pada tubuh manusia adalah sebagai cadangan energi, pelindung
berbagai organ penting, menjaga bentuk dan suhu tubuh, dan membantu
penyerapan vitamin A,D,E, K. Sementara fungsi lemak dalam makanan, yaitu
untuk menghasilkan kalori, membuat rasa makanan lebih enak, mengikat
vitamin, mengandung asam lemak esensial, dan menghasilkan aroma dan bau
tertentu. Namun, jika terlalu banyak makanan yang banyak mengandung lemak
jenuh, hal ini akan menimbulkan masalah bagi tubuh. Salah satunya dapat
menyebabkan peningkatan kolesterol total dan kolesterol LDL (low-density
lipoprotein). LDL sering disebut kolesterol jahat, berbentuk lemak mirip lilin.
Lemak jenuh ini sering ditemui di atas meja makan lewat hidangan yang
mengandung lemak hewani, kulit ayam, produk susu kental manis, dan minyak
seperti minyak kelapa dan minyak kelapa sawit. Satu porsi makanan cepat saji
mengandung 28 gram lemak (41,2%), dua buah gorengan mengandung 18,8
gram lemak (28,1%), bahkan satu porsi nasi padang mengandung 25–30 gram
lemak (37-45%). Anjuran asupan lemak berdasarkan Pedoman Umum Gizi
Seimbang (PUGS) Indonesia adalah 25% dari energi total. Jika konsumsi
lemak jenuh tinggi, sedangkan lemak tidak jenuh cenderung rendah, tingkat
kolesterol dalam tubuh juga akan tinggi. Hal ini akan mengakibatkan serum
kolesterol darah juga tinggi Kemudian akan terbentuk plak atheroma dalam
pembuluh darah yang berdampak pada penyempitan pembuluh darah ke
jantung. Jika hal ini terjadi maka dampak terburuknya adalah terjadinya
kematian otot jantung yang dapat menyebabkan kematian.

36
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Kurniali, Peter C. 2007. Healthy Food For Healthy People. Jakarta : Pt Gramedia

Redaksi Trubus. 2010. Kegemukan Pergi Dan Tak Kembali. Depok: Pt Trubus
Swadaya

Meerman, Ruben. 2018. Kemana Sih Perginya Lemak Saat Berat Badan Turun .
Kompas Diunduh pada tanggal 1 oktober 2018

https://sains.kompas.com/read/2018/03/29/200400223/kemana-sih-perginya-
lemak-saat-berat-badan-kita-turun-

Fivi M.OMEGA 6.2012;Jurnal Kesehatan Masyarakat:26-31


Ratu A. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans
terhadap Kesehatan.2008; Gizi Kesmas:154-160

Lie, Stephen., 2004.Terapi Vegetaria Manfaat Buah dan Sayuran : Jakarta. Prestasi
Pustakaraya
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/lemak-jenuh-adalah-lemak-jahat/

37

Anda mungkin juga menyukai