Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN KOTA ACEH TEMPO DULU DENGAN

SEKARANG

Tugas Parsial
diajukan untuk memenuhi syarat tugas Mata Kuliah Manajemen Perawatan
Gedung yang diampu oleh Ibu Dewi Yustiarini, S.T., M.T.

Disusun oleh :
Megawati
1506376

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S-1


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
NO GAMBAR DESKRIPSI
1 Pemandangan Simpang
Lima dilihat dari arah
Kuta Alam (atas). Kini
dipotret dari arah yang
sama kawasan Simpang
Lima jauh lebih apik
dengan tugunya yang
indah. Simpang Lima
kini menjadi pusat kota
paling ramai dan menjadi
pusat aksi demonstrasi
mahasiswa (bawah).
2 Lokomotif Kereta Api
Aceh yang sempat jaya di
era penjajahan Belanda
pada tahun 70-an, namun
sekarang sudah punah
dan berhenti untuk
selamanya (atas).
Monumen kereta api
Aceh yang kini
teronggok menjadi saksi
bisu atas kejayaan
transportasi massal itu
pada masanya. Kini
monumen itu terletak di
kawasan depan pusat
belanja Barata (bawah).
3 Jembatan Pante Pirak
dulu menjadi spot bagi
pasukan Belanda
menikmati pemandangan
sore (atas). Kini
jembatan tersebut sudah
terlihat gagah dan lebih
luas (bawah)

4 Aceh memiliki stasiun


kereta api (Ach Tramp)
terletak di dekat Keraton
atau sekitar pusat belanja
Barata (atas). Sekarang
kawasan tersebut sudah
dibangun pusat
perbelanjaan dan
sebagian menjadi jalan
(bawah).

5 Kawasan depan masjid


Raya Baiturrahman yang
masih berkubah satu
tampak lempang, biasa
disebut kawasan Sinbun
Sibreh (atas). Kini
kawasan itu menjadi
pusat kota paling ramai
dilintasi kendaraan
(bawah).
6 Kawasan depan masjid
Raya Baiturrahman yang
masih terdapat satu
bangunan (atas). Kini
kawasan itu sudah
berganti dengan taman
(bawah).

7 Menara Air ini


merupakan peninggalan
pemerintah Hindia
Belanda, yang kini
menjadi situs wisata
sejarah. Letaknya tak
jauh dari Masjid Raya
Baiturrahman, atau
bersebelahan dengan
Taman Sari
Bustanussalatin, Banda
Aceh. Dibangun tahun
1880-an, monumen yang
dalam bahasa Belanda
disebut Water Terront ini
masih kokoh berdiri di
tengah kota (atas). Kini
Menara Air tersebut
masih dapat dilihat
meskipun sedikit kurang
terawat, terutama dari
segi catnya yang sudah
mulai pudar (bawah).
8 Pendopo Gubernur Aceh
ini dibangun pada tahun
1880 M. Pendopo
merupakan salah satu
pembangunan awal
kolonial Belanda di Aceh
(atas). Pendopo sekarang
menjadi rumah dinas
Gubernur Aceh dan
kondisinya sudah lebih
terawat (bawah).
9 Gereja Hati Kudus
dibangun sekitar tahun
1926 (atas). Gereja ini
terletak di depan Markas
Komando Daerah Militer
Iskandar Muda yang juga
menjadi simbol teleransi
umat beragama di Aceh.
Kini gereja tersebut
sudah tampak lebih
tertata rapi (atas).
10 Dua gadis Belanda
berdiri dengan latar
rumah tua bergaya klasik
di Jalan Nyak Adam
Kamil II Neusu Jaya
(atas). Kini kompleks
perumahan peninggalan
kolonial Belanda tersebut
ditetapkan kawasan
cagar budaya nasional
dan tampak lebih terawat
11 Taman Sari (Taman
Ghairah) tempo dulu
tampak lebih luas dengan
jalan semen berliku.
Taman ini menjadi
tempat bermain putri
Sultan (atas). Sekarang
wajah Taman Sari atau
disebut Taman
Bustanussalatin sudah
berubah total dengan
wajah yang lebih modern
(atas)
12 Kawasan Peunayong
tempo dulu yang masih
tampak lengang (atas).
Sekarang Peunayong
kian ramai dan menjadi
pusat belanja masyarakat
serta pusat kuliner
(bawah)

Anda mungkin juga menyukai