TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transportasi
bermotor (dengan mesin), kendaraan tidak bermotor (tanpa mesin) dan pejalan
kaki, namun di Indonesia sedikit tempat bahkan tidak tersedianya fasilitas yang
baik untuk pejalan kaki sehingga pejalan kaki hampir dilupakan dari bentuk
transportasi (SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687, 2002). Kebutuhan akan
pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan mempunyai ciri yang berbeda-
beda diantaranya yaitu fungsi waktu, tujuan perjalanan, frekuensi, jenis kargo
adalah perpindahan barang atau penumpang dari suatu zona asal ke zona tujuan,
terdiri dari fasilitas tertentu beserta arus dan sistem control yang memungkinkan
orang atau barang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat lain secara efisien
dalam setiap waktu untuk mendukung aktifitas manusia. Fungsi utama sistem
transportasi adalah :
29
barang
dan titik tujuan yang sama, serta terikat dengan peraturan trayek yang sudah
ditentukan dan jadwal yang sudah ditetapkan serta pelaku perjalanan harus
transportasi yang dikhususkan buat pribadi seseorang dan seseorang itu bebas
memakainya ke mana saja, di mana saja dan kapan saja dia mau, bahkan mungkin
selalu diperlukan solusi baru untuk memecahkan masalah transportasi yang juga
yang handal, karena adanya berbagai aktivitas dengan intensitas yang tinggi.
30
kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas kendaraan
kendaraan yang berjalan di atas rel sedangkan, kendaraan tidak bermotor adalah
serta memudahkan manusia dalam mencapai tujuan dengan cepat, selamat dan
dapat bergerak atau berpindah tempat dengan aman dan murah. Selain itu terdapat
pula unsur “cepat” sehingga, dituntut harus murah, aman dan cepat. Bahkan untuk
transportasi merupakan suatu proses yang dinamis, dan melibatkan berbagai pihak
31
suatu perencanaan atau teknik dengan menganalisis semua faktor - faktor yang
beberapa komponen atau objek yang saling berkaitan. Dalam setiap organisasi
berkembang sampai saat ini dan yang paling populer adalah “ Model Perencanaan
beberapa sub model yang masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan
Z Tamin,2000) :
32
meninggalkan suatu zona menjadi tujuan dasar model ini. Pergerakan lalu lintas
merupakan fungsi tata guna lahan yang akhirnya akan menghasilkan pergerakan
lalulintas. Bangkitan ini mencakupi lalulintas yang meninggalkan lokasi dan lalu
dipengaruhi oleh tingkat aksesibilitas sistem jaringan antar zona dan tingkat
bangkitan dan tarikan setiap zona. Pola sebaran arus lalulintas antara zona yang
satu dengan zona yang lain (zona asal – zona tujuan), merupakan hasil yang
terjadi secara bersamaan yaitu lokasi dan intensitas tata guna lahan (keduanya
akan menghasilkan arus lalulintas), dan pemisahan ruang, interaksi antara dua
buah tata guna lahan yang akan menghasilkan pergerakan manusia maupun
barang.
jumlah (dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau
memilih berbagai moda transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-
33
rute. Meskipun pergerakan sering diartikan dengan pergerakan pulang dan pergi,
2007).
pendidikan)
dilakukan oleh setiap orang dan setiap hari, sedangkan tujuan pergerakan lain
sifatnya hanya pilihan dan tidak rutin dilakukan. Pergerakan berbasis bukan
bekerja. Perjalanan kerja juga dapat dikatakan sebagai perjalanan ulang-alik, yaitu
perjalanan yang terjadi setiap hari dan waktu yang tetap. Pelayanan moda
transportasi yang dibutuhkan dan memenuhi syarat adalah moda transportasi yang
34
barang dari satu tempat ke tempat lain (Warpani, 1990). Sedangkan angkutan kota
adalah angkutan dari suatu tempat ketempat lain dalam wilayah kota dengan
menggunakan mobil bus dan atau mobilpenumpang umum yang terikat dalam
trayek tetap dan teratur (SK Dirjen Perhubungan Darat no. 687, 2001).
kendaraan umum dan dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar (Munawar,
2004). Angkutan umum juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
signifikasi karena kondisi sistem angkutan umum yang kurang bagus akan
maupun ditinjau dari mutu kehidupan (SK Dirjen Perhubungan Darat, 2002).
aman, cepat, murah, dan nyaman, serta pelayanan akan berjalan dengan baik
1990).
35
pengerusakan.
36
lain-lain).
minimum, rute langsung serta pelayanan ekspres dan khusus yang terjamin.
37
lain kecuali angkutan umum), kelompok ini tidak memenuhi salah satu syarat
sebagai berikut:
pada angkutan umum. kelompok ini memenuhi salah satu syarat sebagai berikut:
untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus mempunyai asal, tujuan,
38
yang baik, yaitu lintasan angkutan umum di usahakan melewati tata guna lahan
Rute angkutan umum yang baik adalah arahnya mengikuti pola pergerakan
c. Kepadatan penduduk
kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah yang
d. Daerah pelayanan
angkutan umum.
e. Karakteristik jaringan
39
40
Kapasitas
Klasifikasi penumpang
Jenis Pelayanan Jenis angkutan
Trayek perhari/kendaraa
n
300-400
300-400
41
b. Keamanan
c. Kecepatan
d. Ketepatan
e. Kemudahan
angkutan umum, oleh karena itu diperlukan analisis pelayanan angkutan umum.
e. Kecepatan perjalanan;
f. Sebab-sebab kelambatan;
42
2.4.1 Pengertian
variabel – variabel atribut yang ditawarkan oleh suatu moda (a bundle of atribut)
selalu bertindak rasional. Nilai utilitas merupakan fungsi dari beberapa atribut
individu, sesuai dengan banyaknya informasi yang diterima dan latar belakang
sosial ekonomi.
(dalam arti proporsi) orang dan barang yang akan menggunakan atau memilih
berbagai model transportasi yang tersedia untuk melayani suatu titik asal-tujuan
misalkanlah seorang pelaku perjalanan “A” yang akan melakukan perjalanan dari
dihadapkan kepada masalah memilih alat angkut apa yang akan dipakainya yang
tersedia melayani jalur titik Medan menuju Sidikalang tersebut. Apakah dengan
bus umum atau mobil pribadi/dinas, atau dengan jenis kenderaan lainnya
barangkali. Hal ini tergantung dengan perilaku si “A” yang dipengaruhi oleh
walaupun hanya dua buah moda yang digunakan (umum atau pribadi). Ini
44
dari satu moda dalam perjalanan (multimoda). Maka, dapat dikatakan bahwa
dari faktor penentu pemilihan jenis angkutan atau moda dan faktor yang
1. Ciri pengguna jalan, faktor ini akan sangat mempengaruhi pemilihan moda
yaitu:
d. Pendapatan
2. Ciri pergerakan, dalam hal pemilihan moda akan sangat dipengaruhi oleh
a. Tujuan pergerakan
45
c. Jarak perjalanan
biaya bahan bakar, dan lainnya), ketersediaan ruang dan tarif parkir
Beberapa ciri yang dapat mempengaruhi pemilihan moda adalah jarak dari
pusat kota dan kepadatan penduduk. Model pemilihan moda yang baik harus
b. Tujuan pergerakan
bagaimana satu faktor berpengaruh terhadap faktor lainnya, maka secara ilustrasi
dari pilihan individu saat berhadapan dengan alternatif pada suatu moda.
Perbandingan ini dibuat pada penilaian atau atribut setiap alternatif, seperti
harga atau kualitas. Sebuah keputusan logis adalah memilih alternatif yang
46
47
ketersediaan moda, ukuran kota, serta usia, komposisi, dan sosial-ekonomi pelaku
perjalanan. Semua faktor ini dapat berdiri sendiri atau saling bergabung.
faktor ini terbagi lagi menjadi beberapa variable yang dapat diidentikkan.
Variable-variabel ini dinilai secara kuantitatif dan kualitatif. Faktor atau variabel
tersebut adalah :
lain-lain.
b. Waktu Perjalanan seperti (time of trip made) seperti pagi hari, siang
48
umum.
Characteristics Factor)
49
kendaraan.
untuk semua moda yang berkompetisi seperti tarif tiket, bahan bakar,
dan lain-lain.
tujuan.
2002)
didefenisikan sebagai suatu representasi ringkas dari kondisi ril dan berwujud
50
sehingga detail eksternal dapat dihindari dan faktor – faktor utama yang
dapat diestimasi dengan biaya dan resiko yang relarif rendah menurut Djoko et all
dengan waktu. Kedua sub model ini memiliki dimensi ruang dan tingkat
terhadap besarnya sumber daya (termasuk biaya dan waktu) yang diperlukan
yang berakibat model menjadi kurang efisien. Maka, model transportasi yang baik
kajian
tinjauan
51
dua buah moda transportasi: angkutan umum dan angkutan pribadi. Di beberapa
negara Barat terdapat pilihan lebih dari dua moda, misalnya, London mempunyai
kereta api bawah tanah, kereta api, bus, dan mobil. Di Indonesia terdapat beberapa
jenis moda kendaraan bermotor (termasuk ojeg di tambah becak dan berjalan kaki.
Pejalan kaki termasuk penting di Indonesia. Jones (1977, dalam Imelda, M.,P,
2012) menekankan dua pendekatan umum tentang analisis sistem dengan dua
buah moda seperti terlihat pada gambar berikut ini (Tamin 2008, Perencanaan
Gambar 2.3 Proses pemilihan dua moda (angkutan umum dan mobil)
52
pertanyaannya adalah dengan angkutan umum atau pribadi. Jika angkutan umum
Model pemilihan moda yang berbeda tergantung pada jenis keputusan yang
diambil. Gambar sebelah kiri lebih sederhana dan mungkin lebih cocok untuk
kondisi di Indonesia. Akan tetapi, khusus untuk Indonesia, pendekatan yang lebih
53
2.6.1 Pengertian
untuk mengetahui respon mereka terhadap situasi yang berbeda. Dalam metode
ini peneliti dapat mengontrol secara penuh faktor-faktor yang ada pada situasi
satu sama lain. Keuntungannya adalah bahwa efek dari setiap atribut yang
2010 ).
2. Setiap pilihan direpresentasikan sebagai „paket dari atribut‟ dari atribut yang
individu pada setiap atribut dapat diestimasi, ini diperoleh dengan teknik
54
dapat dimengerti oleh responden, tersusun rapid dan dapat masuk akal.
luas bagi keperluan penelitian. Kemampuan ini harus diimbangi oleh keperluan
ditawarkan yaitu, (Ortuzar dan Willumsen, 2001 dalam Imelda, M,P 2012) :
55
pilihan. Hal ini analog dengan survey Revealed Preference, kecuali untuk
binomial logit nisbah, pada probabilitas untuk masing-masing point rating. Nilai
skala numerik merupakan variabel tidak bebas pada analisis regresi dan sebagai
sebagai berikut:
a. Nilai skala probabilitas pilihan yang diwakili oleh nilai point rating 1, 2, 3,
4, dan 5 adalah nilai skala standart yaitu 0.9; 0.7; 0.5; 0.3; dan 0.1.
binomial logit nisbah maka dapat diketahui nilai skala numerik untuk
56
Skala Standart
Point rating
Pr (angkutan) R = Ln (Prangkutan/1- Prangkutan)
1 0,9 R1 = 2,1972
2 0,7 R2 = 0,8473
3 0,5 R3 = 0
4 0,3 R4 = -0,8473
5 0,1 R5 = -2,1972
Dimana :
Untuk point rating 1 dengan nilai probabilitas 0.9, maka nilai numeriknya
Untuk point rating 2 dengan nilai probabilitas 0.7, maka nilai numeriknya
Untuk point rating 3 dengan nilai probabilitas 0.5, maka nilai numeriknya
Untuk point rating 4 dengan nilai probabilitas 0.3, maka nilai numeriknya
Untuk point rating 5 dengan nilai probabilitas 0.1, maka nilai numeriknya
57
Agustin T, dkk. 2006) menyatakan bahwa bentuk umum utilitas suatu produk
adalah merupakan model linier yang merupakan kombinasi dari berbagai atribut:
dengan:
ao = konstanta
Atribut moda angkutan yang ditinjau yaitu atribut biaya perjalanan (x 1),
tersebut sebagai bobot pilihan atau komponen utilitas, dapat diketahui efek
atribut yang termasuk dalam eksperimen dan menentukan fungsi utilitas untuk
yang didasarkan pada prinsip bahwa tiap level dari tiap atribut sering muncul
58
(relatif) dari pasangan level atribut tersebut dapat ditentukan dengan menghitung
rata-rata (mean) nilai rangking, rating atau choice setiap pilihan yang telah
yang sama untuk level dan atribut lain. Kenyataannya, plotting nilai rata-rata ini
pada grafik sering memberikan cirri yang sangat berguna tentang penting (relatif)
dari berbagai atribut yang termasuk dalam eksperimen. Model ini tidak
menggunakan teori statistic dan oleh karena itu gagal dalam memberikan indikasi
metric. Metoda ini sangat cocok untuk menganalisis data dalam bentuk ranking
pilihan yang diperoleh denga eksperimen Stated Preference. Akan tetapi kurang
dapat diandalkan dalam hasil tes kesesuaian (goodness to fit) sehingga jarang
digunakan.
3. Metode Regresi
berikut:
59
diperoleh jika turunan parsial ∑𝛿2 berturut-turut terhadap 𝑎0, 𝑎1, 𝑎2, . . 𝑎𝑘 adalah
sama dengan nol. Dengan langkah ini maka akan diperoleh k+1 persamaan
dapat ditentukan.
(dua) alternatif moda saja. terdapat 2 (dua) jenis model yang sering digunakan
yaitu model selisih dan model nisbah yang dapat diselesaikan dengan
digunakan sebagai penentu utama dalam pemilihan moda adalah biaya perjalanan
60
βCi) dan 𝐶1𝑖𝑑 dan 𝐶2𝑖𝑑 merupakan bagian yang diketahui dari biaya
gabungan setiap moda dan pasangan asal-tujuan (i,d). jika kita juga
e z1
P1 = ........................................................................... (5)
e z1 e z2
e (1 c1 )
P1 = ...............................................................(6)
e (1 c1 ) e ( 2 c2 )
1
P1 = ( ( c2 c1 ))
......................................................................(7)
1 e
Dimana:
61
1
P1 = ..........................................................................(8)
c1
1 ( )
c2
1 p1 c1
log( ) log log ....................................................(9)
p1 c2
Dimana:
tidak diketahui adalah nilai 𝛼 dan 𝛽 nilai ini dapat dikalibrasi dengan
analisis regresi linier dengan sisi kiri persamaan berperan sebagai peubah
tidak linier diatas dapat diubah menjadi persamaan linier yang bentuknya
Y= A + BX ....................................................................(10)
62
dari setiap perubahan atribut dengan model binomial logit selisih dan binomial
logit nisbah, dan selanjutnya akan dibahas bagaimana hasil dari kedua model
tersebut.
63