Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali menjumpai zat-zat cair
yang selalu ada di sekeliling kita. Di dalam proses pengukuran sifat zat cair
dan kekentalannya maka sering dikaitkan dengan metode dari Viskositas.
Metode viskositas sendiri berkaitan dengan suatu keadaan atau fase viskeus,
yakni fase yang berada di antara zat padat dan zat cair yang terjadi ketika
bahan padat menjadi lembek dan sebelum menjadi cair saat dipanaskan.
Namun, tidak semua bahan dapat mengalami fase viskeus sebelum menjadi
cair. Karena dalam fase viskeus ini, mengalirnya suatu bahan tidak leluasa
seperti cairan karena adanya hambatan di antara bagian-bagiannya atau di
antara lapisan-lapisan dalam gerakan alirannya.
Viskositas juga membicarakan tentang masalah gesekan yang terjadi
antara bagian-bagian atau lapisan-lapisan pada suatu cairan atau fluida pada
umumnya, yang bergerak antara satu dengan yang lain. Tentunya gesekan
atau hambatan tersebut ditimbulkan oleh gaya tarik-menarik antara molekul-
molekul disatu lapisan dengan molekul-molekul dilapisan lain. Gaya
interaktif itu terutama ialah gaya elektrostatika, yaitu gaya antara muatan-
muatan listrik. Selain itu pada viskositas kita dapat menentukan jumlah
kekentalan dalam suatu zat padat, sehingga nantinya kita dapat menentukan
suatu konsentrasi kekentalan yang baik di dalam suatu sediaan obat.

1
1.2. TUJUAN PENULISAN
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Fisika;
b. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian viskositas;
c. Untuk mengetahui dan memahami tentang konsep viskositas;
d. Untuk mengetahui dan memahami tentang cara pengukuran viskositas;
e. Untuk mengetahui dan memahami tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi viskositas;
f. Untuk mengetahui pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari.

1.3. RUMUSAN MASALAH


a. Apa itu viskositas?
b. Bagaimana konsep dari viskositas?
c. Bagaimana cara mengukur viskositas?
d. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi viskositas?
e. Bagaimana pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN VISKOSITAS


Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan
atau fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat,
sedangkan lainnya mengalir secara lambat. Cairan yang mengalir cepat
contohnya seperti air, alkohol, dan bensin karena memiliki nilai viskositas
kecil. Sedangkan gliserin, minyak asto, dan madu mengalir lebih lambat
karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain menentukan
kecepatan mengalirnya suatu cairan ( Yazid, 2005).
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antar-
bagian atau lapisan cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan
atau gesekan yang terjadi ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair.
Viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa tumbukan yang terjadi antara
molekul-molekul gas ( Yazid, 2005).
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair. Zat cair
ideal tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat
sebagai berikut (Wylie, 1992) :
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk
permukaan bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat massa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termampatkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.

3
Untuk viskositas beberapa fluida dapat kita lihat pada tabel berikut!

Pada tabel diatas terlihat bahwa air, udara, dan alkohol mempunyai
koefisien kecil sekali dibandingkan dengan gliserin. Oleh karena itu, dalam
perhitungan sering diabaikan. Berdasarkan eksperimen juga diperoleh bahwa
koefisien viskositas tergantung suhu. Pada kebanyakan fluida makin tinggi
suhu makin rendah koefisien viskositasnya. Itu sebabnya di musim dingin oli
mesin menjadi kental sehingga kadang-kadang mesin sukar dihidupkan
karena terjadi efek viskositas pada oli mesin.

2.2. KONSEP VISKOSITAS


Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas yang
jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas/
kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul
yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu
fluida saling gesek-menggesek ketika fluida-fluida tersebut mengalir. Pada
zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul.

4
a. Hukum Poiseuille
Suatu fluida tidak kental bisa mengalir melalui pipa yang
bertingkat tanpa adanya gaya yang diberikan. Pada fluida kental
(viskos) diperlukan perbedaan tekanan antara ujung-ujung pipa untuk
menjaga kesinambungan aliran.
Banyaknya cairan yang mengalir persatuan waktu melalui
penampang melintang berbentuk silinder berjari-jari r, yang
panjangnya L, selain ditentukan oleh beda tekanan (∆𝑃) pada kedua
ujung yang memberikan gaya pengaliran juga ditentukan oleh
viskositas cairan dan luas penampang pipa. Hubungan tersebut
dirumuskan oleh viskositas cairan dan luas penampang pipa.
Hubungan tersebut dirumuskan oleh Poiseuille yang dikenal dengan
hukum Poiseuille sebagai :

(∆𝐏)𝛑𝐫 𝟒 𝐕 (∆𝐏)𝛑𝐫 𝟒
𝐐= 𝐚𝐭𝐚𝐮 =
𝟖ŋ𝐋 𝐭 𝟖ŋ𝐋

Dengan Q adalah kecepatan aliran volume (volume cairan V


yang melewati pipa persatuan waktu (t) dinyatakan dalam satuan SI
m3/s).

Keterangan :
ŋ : Viskositas cairan (Ns/m2) atau (Pa s)
t : Waktu yang diperlukan cairan dengan volume mengalir
melalui alat (s).
V : Volume total cairan (L)
∆P : Perubahan tekanan pada cairan = P1-P2 (N/m2)
r : Jari-jari tabung (m)
L : Panjang pipa (m)

Persamaan di atas memperlihatkan bahwa Q berbanding


terbalik dengan viskositas cairan. Semakin besar viskositas,

5
hambatan aliran juga semakin besar sehingga Q menjadi rendah.
Kecepatan aliran volume juga sebanding dengan gradien tekanan
∆𝑃/L dan pangkat empat jari-jari pipa. Ini berarti bahwa jika r
diperkecil sehingga menjadi setengahnya, maka akan dibutuhkan 16
kali lebih besar tekanan untuk memompa cairan lewat pipa pada
kecepatan aliran volume semula persamaan ini berlaku untuk gas dan
juga pipa cairan.

b. Hukum Stokes
Apabila benda padat bergerak dengan kecepatan tertentu
dalam medium fluida kental, maka benda tersebut akan mengalami
hambatan yang diakibatkan oleh gaya gesekan fluida. Gaya gesek
tersebut sebanding dengan kecepatan relatif gerak benda terhadap
medium dan viskositasnya.
Sir George Stokes (1845) melakukan percobaan dengan cara
melepaskan sebuah bola baja ke dalam fluida. Dari hasil percobaan,
Stokes memberikan suatu hukum tentang besarnya gaya penahan/gaya
penghambat fluida terhadap gerak bola akibat adanya gesekan antara
permukaan bola dengan fluida. Besar gaya gesek fluida/gaya Stokes
itu adalah:

Fs = 6 π r ŋ v

Keterangan :
Fs : Gaya gesekan stokes (N)
r : Jari-jari bola (m)
η : Koefisien viskositas fluida (Ns/m2)
v : Kelajuan bola (m/s)

6
Gambar di atas menunjukkan sebuah bola baja dengan jari-jari
r dilepaskan tanpa kecepatan awal ke dalam suatu fluida. Gaya-gaya
yang bekerja pada bola selama bergerak dalam fluida tersebut, antara
lain :
- Gaya berat w = m.g (arah ke bawah)
- Gaya apung/gaya ke atas Fa = ρ.g.h
- Gaya lambat akibat viskositas atau gaya stokes Fs = 6 π η r v

w – Fs – Fa = 0

Ketika dijatuhkan, bola bergerak dipercepat. Namun, ketika


kecepatannya bertambah, gaya stokes juga bertambah. Akibatnya,
pada suatu saat bola mencapai keadaan seimbang sehingga bergerak
dengan kecepatan konstan yang disebut kecepatan terminal.
Pada kecepatan terminal, resultan gaya yang bekerja pada bola
sama dengan nol. Sehingga pada saat kecepatan terminal tercapai
berlaku persamaan berikut.

7
Untuk benda berbentuk bola seperti pada gambar diatas, maka
persamaannya menjadi :

4
g ( πR3 ) (ρb − ρf )
vT = 3
6πŋR

2R2 g
vT = (ρb − ρf )

Keterangan:

vT : Kecepatan terminal (m/s)

η : Koefisien viskositas fluida (kg/ms)

R : Jari-jari bola (m)

g : Percepatan gravitasi (m/s2)

ρb : Massa jenis bola (kg/m3)

ρf : Massa jenis fluida (kg/m3)

8
2.3. PENGUKURAN VISKOSITAS
Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang
dinamakan viskometer. Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan
antara lain :

a. Viskometer Oswald
Yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah
cairan tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri.
Di dalam percobaan, diukur waktu aliran untuk volume V
(antara tanda a dan b) melalui pipa kapiler yang vertikal. Jumlah
tekanan (P) dalam hukum Poiseuille adalah perbedaan tekanan antara
kedua permukaan cairan, dan berbanding lurus dengan berat jenis
cairan (𝜌). Dalam praktek R dan L sukar diukur secara teliti dalam
persamaan Poiseuille. Karenanya viskositas cairan ditetapkan dengan
cara membandingkannya dengan cairan yang mempunyai viskositas
tertentu, misalnya air.
Persamaan yang digunakan adalah:

𝛑𝐑𝟒 (𝐏𝐭)
ŋ=
𝟖𝐕𝐋

sehingga :

ŋ1 𝜋𝑅4 (𝑃𝑡) 8𝑉𝐿


= ×
ŋ2 8𝑉𝐿𝜋𝑅 4 (𝑃𝑡)2
(Pt)1 P1t1
= =
(Pt)2 P2t2
Dengan :
P : 𝜌 × konstanta
𝜌 : Massa jenis

9
b. Viskometer Hoppler
Yang diukur adalah waktu yang diperlukan oleh sebuah bola
untuk melewati cairan pada jarak atau tinggi tertentu. Karena adanya
gravitasi benda yang jatuh melalui medium yang berviskositas dengan
kecepatan yang semakin besar sampai mencapai kecepatan
maksimum. Kecepatan maksimum akan dicapai jika gaya gravitasi (g)
sama dengan gaya tahan medium (f) besarnya gaya tahan (frictional
resistance) untuk benda yang berbentuk bola stokes.

c. Viskometer Cup dan Bob


Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding
luar dari bob dan dinding dalam dari cup dimana bob masuk persis di
tengah-tengah. Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran
sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di sepanjang keliling
bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.
Penurunan konsentras ini menyebabkan bagian tengah zat yang
ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat
(Moechtar,1990).

d. Viskometer Cone dan Plate


Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan di tengah-
tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut.
Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan dan
sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).

2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS


Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas adalah sebagai berikut
(Bird, 1987) :

10
a. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan, sedangkan
viskositas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan.

b. Temperatur
Viskositas akan turun dengan naiknya suhu, sedangkan
viskositas gas naik dengan naiknya suhu. Pemanasan zat cair
menyebabkan molekul-molekulnya memperoleh energi. Molekul-
molekul cairan bergerak sehingga gaya interaksi antar molekul
melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan
kenaikan temperatur.

c. Kehadiran Zat Lain


Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air. Adanya
bahan tambahan seperti bahan suspensi menaikkan viskositas air.
Pada minyak ataupun gliserin adanya penambahan air akan
menyebabkan viskositas akan turun karena gliserin maupun minyak
akan semakin encer, waktu alirnya semakin cepat.

d. Ukuran dan Berat Molekul


Viskositas naik dengan naiknya berat molekul. Misalnya laju
aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirannya lambat dan
kekentalannya tinggi serta laju aliran lambat sehingga viskositas juga
tinggi.

e. Kekuatan antar Molekul


Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen.

f. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang
tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan banyaknya

11
partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak partikel
yang terlarut, gesekan antar partikel semakin tinggi dan viskositasnya
semakin tinggi pula.

2.5. PENGAPLIKASIAN VISKOSITAS DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


HARI
Cairan yang mempunyai viskositas lebih tinggi akan lebih lambat
mengalir didalam pipa dibandingkan cairan yang viskositasnya lebih rendah.
Sebuah benda yang bergerak dalam fluida yang punya viskositas lebih tinggi
mengalami gaya gesek viskositas yang lebih besar daripada jika benda
tersebut bergerak didalam fluida yang viskositasnya lebih rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas antara lain adalah
koefisien kekentalan zat cair itu sendiri, massa jenis dari fluida tersebut,
bentuk atau besar dari partikel fluida tersebut, karena cairan yang partikelnya
besar dan berbentuk tak teratur lebih tinggi daripada yang partikelnya kecil
dan bentuknya teratur. Selain itu juga suhu, semakin tinggi suhu cairan
semakin kecil viskositasnya, semakin rendah suhunya maka semakin besar
viskositasnya.
a. Aplikasi teori viskositas adalah pelumas mesin.
Pelumas mesin ini biasanya kita kenal dengan nama oli. Oli
merupakan bahan penting bagi kendaraan bermotor. Oli yang
dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin kendaraan berbeda-beda karena setiap
tipe mesin kendaraan membutuhkan kekentalan yang berbeda-beda.
Kekentalan ini adalah bagian yang sangat penting sekali karena
berkaitan dengan ketebalan oli atau seberapa besar resistensinya untuk
mengalir. Sehingga sebelum menggunakan oli merek tertentu harus
diperhatikan terlebih dahulu koefisien kekentalan oli sesuai atau tidak
dengan tipe mesin.
Memilih dan menggunakan oli yang baik dan benar untuk
kendaraan bermotor merupakan langkah tepat untuk merawat mesin
dan peralatan kendaraan agar tidak cepat rusak dan mencegah

12
pemborosan. Masyarakat umum beranggapan bahwa fungsi utama oli
hanyalah sebagai pelumas mesin. Padahal oli memiliki fungsi lain,
yakni sebagai pendingin, pelindung karat, pembersih dan penutup
celah pada dinding mesin. Sebagai pelumas mesin oli akan membuat
gesekan antar komponen didalam mesin bergerak lebih halus dengan
cara masuk kedalam celah-celah mesin, sehingga memudahkan mesin
untuk mencapai suhu kerja yang ideal.
Viskositas dari oli sangat diperhitungkan untuk meminimalisir
gaya gesek yang ditimbulkan oleh mesin yang bergerak dan terkontak
satu terhadap yang lain sehingga mencegah terjadinya kerusakan.
Pada permesinan bagian yang paling sering bergesekan adalah piston,
ada banyak bagian lain namun gesekannya tak sebesar yang dialami
piston. Di sinilah kegunaan oli. Oli memisahkan kedua permukaan
yang berhubungan sehingga gesekan pada piston diperkecil. Selain
itu, oli juga bertindak sebagai fluida yang memindahkan panas ruang
bakar yang mencapai 1000-1600 derajat celcius ke bagian lain mesin
yang lebih dingin, sehingga mesin tidak over heat (sebagai
pendingin). Pembersih mesin dari sisa pembakaran dan deposit
senyawa karbon yang masuk dalam ruang bakar supaya tidak muncul
endapan lumpur.
Teknologi mesin yang terus berkembang menuntut kerja
pelumas semakin lengkap, seperti penambahan anti karat dan anti
foam. Semakin kental oli, maka lapisan yang ditimbulkan menjadi
lebih kental. Lapisan halus pada oli kental memberi kemampuan
ekstra menyapu atau membersihkan permukaan logam yang terlumasi.
Sebaliknya oli yang terlalu tebal akan memberi resitensi berlebih
mengalirkan oli pada temperatur rendah sehingga mengganggu
jalannya pelumasan ke komponen yang dibutuhkan. Untuk itu, oli
harus memiliki kekentalan lebih tepat pada temperatur tertinggi atau
temperatur terendah ketika mesin dioperasikan karena nilai viskositas
masing-masing oli akan berkurang jika suhu cairan dinaikkan. Suhu
semakin tinggi diikuti makin rendahnya viskositas oli atau sebaliknya.

13
Beberapa kriteria yang penting yang harus dipenuhi oleh oli
antara lain :
- Viskositas harus cukup kental untuk menahan agar bagian
peralatan yang bergerak relatif terpisah, tetapi juga harus
mencegah kebocoran dari segel.
- Fluida harus cukup pada saat awal yaitu pada saat peralatan
masih dingin.
- Dapat membentuk film yang cukup kuat untuk pelumasan
perbatasan.
- Tahan terhadap oksidasi suhu tinggi.
- Mengandung detergen dan dispersan cukup untuk menyerap
endapan atau lumpur yang terbentuk.
- Tidak membentuk emulsi dengan air yang masuk dari segel
yang bocor.
Dengan tingkat kekentalan yang disesuaikan dengan kapasitas
volume maupun kebutuhan mesin. Maka semakin kental oli, tingkat
kebocoran akan semakin kecil, namun disisi lain mengakibatkan
bertambahnya beban kerja bagi pompa oli. Oleh sebab itu,
peruntukkan bagi mesin kendaraan baru (dan/atau relatif baru
berumur dibawah 3 tahun) direkomendasikan untuk menggunakan oli
dengan tingkat kekentalan minimum SAE10W. Sebab seluruh
komponen mesin baru (dengan teknologi terakhir) memiliki lubang
atau celah dinding yang sangat kecil, sehingga akan sulit dimasuki
oleh oli yang memiliki kekentalan tinggi.
Selain itu kandungan aditif dalam oli, akan membuat lapisan
film pada dinding silinder guna melindungi mesin pada saat start.
Sekaligus mencegah timbulnya karat, sekalipun kendaraan tidak
dipergunakan dalam waktu yang lama. Disamping itu pula kandungan
aditif detergen dalam pelumas berfungsi sebagai pelarut kotoran hasil
sisa pembakaran agar terbuang saat pergantian oli. Oli jenis mesin
diesel ini memerlukan tambahan aditif dispersant dan detergen untuk
menjaga oli tetap bersih karena menghasilkan kontaminasi jelaga sisa

14
pembakaran yang tinggi. Sedangkan bila oli yang digunakan sudah
tipe sintetik maka tidak perlu lagi diberikan bahan aditif lain karena
justru akan mengurangi kireja mesin bahkan merusaknya. Tingkat
kekentalan oli disebut Viscosity Grade, yaitu ukuran kekentalan dan
kemampuan oli untuk mengalir pada temperatur tertentu menjadi
prioritas terpenting dalam memilih oli. Kode pengenal oli adalah
berupa huruf SAE yang merupakan singkatan dari Society of
Automotive Engineers. Selanjutnya angka yang mengikuti
dibelakangnya, menunjukkan tingkat kekentalan oli tersebut.
Misalnya oli yang bertuliskan SAE 10W-50, berarti oli tersebut
memiliki tingkat kekentalan SAE 10 untuk kondisi suhu dingin dan
SAE 50 pada kondisi suhu panas. Semakin besar angka yang
mengikuti kode oli menandakan semakin kentalnya oli tersebut.
Sedangkan huruf W yang terdapat dibelakang angka awal, merupakan
singkatan dari Winter. Dengan kondisi seperti ini, oli akan
memberikan perlindungan optimal saat mesin start pada kondisi
ekstrim sekalipun. Sementara itu dalam kondisi panas normal,
idealnya oli akan bekerja pada kisaran angka kekentalan 40-50
menurut standar SAE.
Dalam penggunaan sehari-hari, viskositas dikenal sebagai
ukuran ketahanan oli untuk mengalir dalam mesin kendaraan. Zat cair
dan gas memiliki viskositas, hanya saja zat cair lebih kental (viscous)
daripada gas. Viskositas oli didefinisikan dengan nomor SAE’S
(Society of Automotive Engineer’s). Contoh pada sebuah pelumas
tertulis :

API SERVICE SJ
SAE 20W – 50

Klasifikasi service minyak pelumas ini dikembangkan oleh


API (American Petroleum Institute) yang menunjukkan karakteristik

15
service minyak pelumas dari skala terendah (SA) sampai skala
tertinggi (SJ) untuk mesin-mesin berbahan bakar bensin.
Nilai viskositas setiap fluida berbeda menurut jenis material
tempat fluida tersebut mengalir. Nilai viskositas beberapa fluida
tertentu dapat dipelajari pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Harga Viskositas Berdasarkan Eksperimen

Fluida Viskositas

Uap Air 100°C 0,125 cP

Air 99°C 0,2848 cP

Light Machine Oil 20°C 102 cP

Motor Oil SAE 10 50–100 cP, 65 cP

Motor Oil SAE 20 125 cP

Motor Oil SAE 30 150–200 cP

Sirop Cokelat pada 20°C 25.000 cP

Kecap pada 20°C

Keterangan:

Poiseuille dan Poise adalah satuan viskositas dinamis, juga disebut


viskositas absolut. 1 Poiseulle (PI) = 10 Poise (P) = 1.000 cP.

b. Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.


c. Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin
kecil viskositas minyak goreng).
d. Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah
kita.

16
2.6. CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN
Soal 1
Sebuah kelereng dengan jari-jari 0,5 cm jatuh ke dalam bak berisi oli yang
memiliki koefisien viskositas 110 × 10−3 N.s/m2. Tentukan besar gesekan
yang dialami kelereng jika bergerak dengan kelajuan 5 m/s!
Jawab :
Diketahui : r = 0,5 cm = 5 × 10−3 m
η = 110 × 10−3 N.s/m2
ν = 5 m/s

Ditanya : Fs = …?

Penyelesaian :

Benda yang bergerak dalam fluida akan mengalami gesekan. Besar gesekan
yang terjadi jika benda bentuknya bola dirumuskan:

𝐅𝐬 = 𝟔𝛑𝐫ŋ𝐯

Dengan :

Fs = gaya gesekan di dalam fluida


η = koefisien viskositas fluida
r = jari-jari benda
ν = kecepatan gerak benda

Sehingga besarnya gesekan :

Fs = 6(3,14)(5 x 10−3 m)(110 x 10−3 Ns/m2 )(5 m/s)

−6
N s m3
Fs = 51810 x 10
m3 s
Fs = 51810 x 10−6 N

Soal 2
Kecepatan maksimum dari tetes air hujan (ρ air = 1000 kg/m3) yang berjari-
jari 0,3 mm yang jatuh di udara (ρ udara = 1,29 kg m-3) dengan koefisien
viskositas = 1,8 x 10-5 kg/ms dan g = 10 m/s2 adalah …

17
Jawab :
Diketahui : r = 0,3 mm = 3 x 10-4 m
ρf = ρudara = 1,29 kg/m3
ρb = ρair = 1000 kg/m3
ŋ = 1,8 x 10-5 kg/ms
g = 10 m/s2

Ditanya : Kecepatan terminal (vT) = …?

Penyelesaian :

𝟐𝐑𝟐 𝐠
𝐯𝐓 = (𝛒𝐛 − 𝛒𝐟 )
𝟗ŋ

2(3 x 10−4 m)2 . (10 m/s2 )


vT = (1000 kg/m3 − 1,29 kg/m3 )
9(1,8 x 10−5 kg/ms)

2(9 x 10−8 m2 ). (10 m/s2 )


vT = (998,71 kg/m3 )
(16,2 x 10−5 kg/ms)

(18 x 10−8 m2 ). (10 m/s2 )


vT = (998,71 kg/m3 )
(16,2 x 10−5 kg/ms)

(18 x 10−7 m3 /s2 )


vT = (998,71 kg/m3 )
(16,2 x 10−5 kg/ms)

17976,78 x 10−7 kg m3 / s 2 m3
vT =
16,2 x 10−5 kg/ms

kg ms
vT = 1109,6778 x 10−2 .
s 2 kg

vT = 11,09 m/s

18
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Viskositas merupakan ukuran kekentalan fluida yang menyatakan
besar kecilnya gesekan di dalam fluida. Makin besar viskositas suatu fluida,
maka makin sulit suatu fluida mengalir dan makin sulit suatu benda bergerak
di dalam fluida tersebut. Di dalam zat cair, viskositas dihasilkan oleh gaya
kohesi antara molekul zat cair. Sedangkan dalam gas, viskositas timbul
sebagai akibat tumbukan antara molekul gas.
Pengukuran viskositas bisa menggunakan Viskometer Oswald,
Viskometer Hoppler, Viskometer Cup dan Bob, Viskometer Cone dan Plate.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas diantaranya tekanan,
temperatur, kehadiran zat lain, ukuran dan berat molekul, kekuatan antar
molekul, dan konsentrasi larutan.
Pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari adalah
pelumas mesin yang biasanya kita kenal dengan nama oli, mengalirnya darah
dalam pembuluh darah vena, proses penggorengan ikan (semakin tinggi
suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng), dan mengalirnya air
dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.

3.2. SARAN
Banyak sekali contoh-contoh pengaplikasian viskositas dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga diharapkan setelah membaca makalah ini,
pembaca menjadi lebih paham dan dapat mengetahui pengaplikasian
viskositas dalam kehidupan sehari-hari.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad, S. 2007. “Mempelajari Hubungan antara Viskositas Larutan Dope


dan Karakteristik Membran Serat Berongga”. Bandung : LIPI.
2. https://www.academia.edu/19882419/Makalah_Viskositas
3. https://www.academia.edu/6427305/Viskositas
4. https://www.academia.edu/6832104/Viskositas_Zat_Cair
5. http://fisikazone.com/viskositas/
6. http://rumushitung.com/2013/11/09/hukum-stokes-kecepatan-terminal/
7. http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/37-fluida-statis

20

Anda mungkin juga menyukai