1. Efek Investasi:
Tahun 2017 merupakan fase baru bagi pertumbuhan Perseroan. Pada bulan Oktober
2017, Perseroan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT I) dengan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan jumlah saham baru yang dikeluarkan sebanyak
1.124.688.888 saham. Masih di tahun yang sama, Perseroan menyambut KKR & Co.L.P.
sebagai salah satu pemegang saham terbesar Perseroan yang melakukan investasi melalui
Demeter Indo Investment Pte. Ltd. Perusahaan menerbitkan HMETD sejumlah
1.124.688.888 saham dengan nilai nominal Rp20 per saham dengan harga pelaksanaan
Rp1.275. Untuk setiap pemegang saham yang mempunyai 9 saham lama berhak atas 2
HMETD. Perusahaan mencatat peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar
Rp22.493.777.760 dan tambahan modal disetor sebesar Rp1.285.751.685.589 (setelah
dikurangi dengan biaya emisi efek sebesar Rp125.732.868.851).
2. Akuntansi Ekuitas:
Total Ekuitas Perseroan tahun 2017 adalah sebesar Rp2,8 triliun, sementara itu pada tahun
2016 Total Ekuitas Perseroan sebesar Rp1,4 triliun.
3. Kombinasi Bisnis
4. Efek Derivatif
a. Risiko Harga Komoditas
Dampak risiko harga komoditas yang dihadapi Perseroan terutama sehubungan
dengan pembelian bahan baku yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas serta
tingkat permintaan dan penawaran di pasar. Untuk meminimalkan risiko tersebut,
Perseroan menerapkan perencanaan pembelian dan pengendalian persediaan.
b. Risiko Kredit
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada
pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan menerapkan kebijakan untuk
memastikan penjualan produk hanya dibuat kepada pelanggan yang dapat dipercaya
dan terbukti memiliki sejarah kredit yang baik.
c. Risiko Mata Uang Asing
Perseroan menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena harga beberapa
pembelian utamanya dipengaruhi oleh pergerakan dari harga acuan dalam mata uang
asing. Oleh karena itu, Perseroan menjaga transaksi dan saldo dalam mata uang asing
pada tingkat yang minimum untuk membatasi risiko mata uang asing.
d. Suku Bunga
Tingkat 1: Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan)
dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.
Tingkat 3: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana input yang
mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak berdasarkan data pasar yang dapat
diobservasi.