Anda di halaman 1dari 4

Mirtha Aulia Salfa (201510160311082)

ANALISIS AKTIVITAS ANTAR PERUSAHAAN DAN INTERNASIONAL

1. Efek Investasi:
Tahun 2017 merupakan fase baru bagi pertumbuhan Perseroan. Pada bulan Oktober
2017, Perseroan melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (PUT I) dengan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan jumlah saham baru yang dikeluarkan sebanyak
1.124.688.888 saham. Masih di tahun yang sama, Perseroan menyambut KKR & Co.L.P.
sebagai salah satu pemegang saham terbesar Perseroan yang melakukan investasi melalui
Demeter Indo Investment Pte. Ltd. Perusahaan menerbitkan HMETD sejumlah
1.124.688.888 saham dengan nilai nominal Rp20 per saham dengan harga pelaksanaan
Rp1.275. Untuk setiap pemegang saham yang mempunyai 9 saham lama berhak atas 2
HMETD. Perusahaan mencatat peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh sebesar
Rp22.493.777.760 dan tambahan modal disetor sebesar Rp1.285.751.685.589 (setelah
dikurangi dengan biaya emisi efek sebesar Rp125.732.868.851).

2. Akuntansi Ekuitas:
Total Ekuitas Perseroan tahun 2017 adalah sebesar Rp2,8 triliun, sementara itu pada tahun
2016 Total Ekuitas Perseroan sebesar Rp1,4 triliun.
3. Kombinasi Bisnis

Kombinasi bisnis dicatat dengan menggunakan metode akuisisi. Biaya perolehan


akuisisi diukur pada nilai agregat imbalan yang dialihkan, diukur pada nilai wajar pada
tanggal akuisisi, dan jumlah setiap KNP pihak yang diakuisisi. Untuk setiap kombinasi
bisnis, pengakuisisi mengukur KNP pada entitas yang diakuisisi pada nilai wajar atau
proporsional sebesar kepemilikan KNP atas aset neto yang teridentifikasi dari entitas yang
diakuisisi. Biayabiaya akuisisi yang timbul dibebankan langsung dan disertakan dalam
beban administrasi. Ketika melakukan akuisisi atas sebuah bisnis, Perusahaan dan entitas
anaknya mengklasifikasikan dan menentukan asset keuangan yang diperoleh dan liabilitas
keuangan yang diambil alih berdasarkan pada persyaratan kontraktual, kondisi ekonomi
dan kondisi terkait lain yang ada pada tanggal akuisisi.
Dalam suatu kombinasi bisnis yang dilakukan secara bertahap, pengakuisisi
mengukur kembali kepentingan ekuitas yang dimiliki sebelumnya pada pihak yang
diakuisisi pada nilai wajar tanggal akuisisi dan mengakui keuntungan atau kerugian yang
dihasilkan, jika ada, di laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian.
Pada tanggal akuisisi, goodwill awalnya diukur pada biaya perolehan yang merupakan
selisih lebih nilai agregat imbalan yang dialihkan dan jumlah KNP atas selisih neto aset
teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil alih. Jika imbalan tersebut kurang
dari nilai wajar aset neto entitas anak yang diperoleh, selisih tersebut diakui pada laba rugi.

4. Efek Derivatif
a. Risiko Harga Komoditas
Dampak risiko harga komoditas yang dihadapi Perseroan terutama sehubungan
dengan pembelian bahan baku yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas serta
tingkat permintaan dan penawaran di pasar. Untuk meminimalkan risiko tersebut,
Perseroan menerapkan perencanaan pembelian dan pengendalian persediaan.
b. Risiko Kredit
Risiko kredit yang dihadapi oleh Perseroan berasal dari kredit yang diberikan kepada
pelanggan. Untuk mengurangi risiko ini, Perseroan menerapkan kebijakan untuk
memastikan penjualan produk hanya dibuat kepada pelanggan yang dapat dipercaya
dan terbukti memiliki sejarah kredit yang baik.
c. Risiko Mata Uang Asing
Perseroan menghadapi risiko nilai tukar mata uang asing karena harga beberapa
pembelian utamanya dipengaruhi oleh pergerakan dari harga acuan dalam mata uang
asing. Oleh karena itu, Perseroan menjaga transaksi dan saldo dalam mata uang asing
pada tingkat yang minimum untuk membatasi risiko mata uang asing.

d. Suku Bunga

5. Opsi Nilai Wajar


Pada tanggal 23 Desember 2016, SMFC mengakuisisi seluruh saham All Fit &
Popular Foods, Inc. (’’AFPI’’), perusahaan yang didirikan berdasarkan hukum di Filipina
dan sebagai pemilik merek dagang ’’Walter Health Nutrition Breads’’ dengan nilai
transaksi sebesar PHP172,32 juta (setara dengan Rp46,8 miliar). Nilai transaksi ini
didasarkan pada nilai wajar aset neto dengan rincian sebagai berikut (dalam mata uang asal
jutaan Peso Filipina):
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga
transaksi pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak terdapat transaksi yang teridentifikasi,
model penilaian yang sesuai digunakan untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-
perhitungan ini dikuatkan oleh penilaian berganda atau indikator nilai wajar lain yang
tersedia.

Nilai wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana instrumen tersebut dapat


dipertukarkan di dalam transaksi terkini antara pihak yang berkeinginan dan memiliki
pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, bukan dalam penjualan
yang dipaksakan atau penjualan likuidasi. Kelompok Usaha menggunakan hierarki berikut
ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan:

Tingkat 1: Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan)
dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.

Tingkat 2: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana seluruh


input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baik secara
langsung maupun tidak langsung.

Tingkat 3: Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana input yang
mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak berdasarkan data pasar yang dapat
diobservasi.

Anda mungkin juga menyukai