Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TIPE DAN JENIS BAHAN PELEDAK KOMERSIAL

2.1 Perkembangan Agen Bahan Peledak Komersial


Agen peledakan adalah campuran bahan-bahan kimia yang tidak
diklasifikasikan sebagai bahan peledak, di mana campuran tersebut terdiri dari
bahan bakar (fuel) dan oksida. Agen peledakan disebut juga dengan
nama nitrocarbonitrate, karena kandungan utamanya nitrat sebagai oksidator
yang diambil dari ammonium nitrat (NH4NO3) dan karbon sebagai bahan bakar.
Penyelidikan akan bahan peledak yang semakin berkembang membawa
para ilmuwan-ilmuwan ternama kepada suatu penemuan baru, yaitu ammonium
nitrat. Penemuan ini bermula dengan adanya kalium nitrat, suatu senyawa yang
mudah meledak jika ditambahkan dengan zat lain. Hal ini membawa pada
pembuatan gun powder oleh orang-orang Cina yang kemudian digunakan pada
senjata, meriam, dan kembang api. Untuk mempercepat reaksi, pada ilmuwan
mengembangkan daya ledak yang lebih besar dengan mencampurkan nitrogen,
karbon, oksigen, dan hidrogen.
Pertama kali, amonium nitrat disintesis oleh Johann R.Glauber pada
tahun 1965 dengan mengombinasikan amonium karbonat dengan asam nitrit.
Namun, daya ledaknya tidak ditemukan sampai Perang Dunia I. Sepanjang
Perang Dunia I, sistem pembuat ammonium nitrat telah dibangun dan digunakan
di Jerman untuk membekali keperluan bahan peledak negara tersebut. Sistem
tersebut dapat mensintesis ammonia dengan menggunakan proses Haber-Bosch
yang telah dikembangkan oleh peraih Hadiah Nobel, Fritz Haber dan kemudian
diindustrialisasikan oleh peraih Hadiah Nobel, Carl Bosch. Proses tersebut
mengombinasikan hidrogen dan nitrogen dibawah tekanan yang sangat tinggi
untuk menghasilkan amonia.
Pada akhir perang, kelebihan amonium nitrat dalam jumlah besar
dibiarkan ketika mesin sistem pembuat amunium dihentikan. Gundukan besar zat
tersebut disimpan di lapangan terbuka, dalam usaha untuk menguraikan zat
untuk pembersihan, bahan peledak dimasukkan ke dalam gundukan tersebut.
Berlawanan dengan harapan, seluruh gundukan diledakkan dan menghasilkan

3
4

letusan sebanyak 4500 ton. Kejadian ini menelan korban sebanyak 600 jiwa. Ada
dua insiden lain dimana amonium nitrat merupakan sumber bencana yang terjadi
di Texas dan Oklahoma.
Amonium nitrat menjadi campuran yang mudah meledak ketika
dikombinasikan dengan senyawa hidrokarbon, khususnya bahan bakar diesel,
atau terkadang minyak tanah. Campuran amonium nitrat dan fuel oil (ANFO)
telah digunakan oleh teroris sebagai bom, seperti pada peristiwa Oklahoma.
Kemudian seiring dengan berkembangnya zaman agen peledakan yang
mempunyai ketahanan terhadap air buruk atau mudah larut dalam air pada era
ini sudah diubah ke dalam bentuk slurry atau watergel salah satu contohnya dan
yang terbaru adalah emulsi. Dikarenakan keterbatasan dari agen peledak yang
dahulu ada, maka dikembangkanlah agen peledak menjadi beberapa jenis
seperti adanya agen peledakan kering dan ada agen peledakan lumpur.

Sumber : Prezza, 2016


Gambar 2.1
Bagan Klasifikasi Agen Peledakan

2.2 ANFO (Amonium Nitrate Fuel Oil)


ANFO singkatan dari ammoniun nitrat (AN) sebagai zat pengoksida
dan fuel oil (FO) sebagai bahan bakar. Dimana ANFO merupakan salah satu
jenis bahan peledak murah yang digunakan di tambang kering. Dibandingkan
dengan beberapa bahan baku peledak lain, maka ANFO yang termasuk dalam
kategori peledakan dengan basis kering dan mempunyai tingkat keamanan yang
tinggi, baik untuk peledakan dalam tanah maupun peledakan terbuka yang
berdiameter 1 sampai 12 inchi atau lebih.

2.3 Slurries
Slurries atau Watergel merupakan campuran oksidator, bahan bakar, dan
pemeka (sensitizer) di dalam media air yang dikentalkan memakai gums,
semacam perekat, sehingga campuran tersebut berbentuk jeli atau slurries yang
mempunyai ketahanan terhadap air sempurna. Sebagai oksidator bisa dipakai
sodium nitrat atau ammonium nitrat, bahan bakarnya adalah solar atau minyak
diesel, dan pemekanya bisa berupa bahan peledak atau bukan bahan peledak
yang diaduk dalam 15% media air.

2.4 Emulsi
Bahan peledak emulsi ini terbuat dari campuran antara fase larutan
oksidator berbutir sangat halus sekitar 0,001 mm (disebut droplets) dengan
lapisan tipis matrik minyak hidrokarbonat. Emulsi ini disebut tipe air dalam
minyak (water in oil emulsion). Emulsifier ditambahkan untuk mempertahankan
fase emulsi. Dengan memperhatikan butiran oksidator yang sangat halus dapat
difahami bahwa untuk membuat emulsi ini cukup sulit, karena untuk
keseimbangan oksigen diperlukan 6% berat minyak di dalam emulsi harus
menyelimuti 94% berat butiran droplets.

2.5 Heavy ANFO


Bahan peledak heavy ANFO adalah campuran dari emulsi dan ANFO
dengan perbandingan yang bervariasi. Keuntungan dari campuran ini sangat
tergantung pada perbandingannya, walaupun sifat atau karakter bawaan dari
emulsi dan ANFO tetap mempengaruhinya. Keuntungan penting dari
pencampuran ini adalah energi bertambah, sensitifitas lebih baik, sangat tahan
terhadap air sera memberikan kemungkinan variasi energi disepanjang lubang
ledak.
Cara pembuatan heavy ANFO cukup sederhana karena matriks emulsi
dapat dibuat di pabrik emulsi kemudian disimpan di dalam tangki penimbunan
emulsi. Dari tangki tersebut emulsi dipompakan ke bak truck Mobile Mixer /
6

Manufacturing Unit (MMU) yang biasanya memiliki tiga kompartemen. Emulsi


dipompakan ke salah satu kompartemen bak, sementara pada dua kompartemen
bak yang lainnya disimpan ammonium nitrat dan solar. kemudian MMU meluncur
ke lokasi yang akan diledakkan.

Anda mungkin juga menyukai