Educational Management: Pengembangan Model Supervisi Akademik Berbantuan E-Supervision Berbasis Web
Educational Management: Pengembangan Model Supervisi Akademik Berbantuan E-Supervision Berbasis Web
Educational Management
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eduman
Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-7001
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
e-ISSN 2502-454X
E-mail: davidguntoro@gmail.com
122
David Guntoro,dkk./Educational Management 5 (2) (2016)
PENDAHULUAN
kerja dan penyelenggaraan pembelajaran sudah
Pendidikan yang bermutu adalah titik banyak berubah menggunakan bantuan, tool,
tolak sebuah tatanan kehidupan bermasyarakat media dan memanfaatkan teknologi internet
yang cerdas dan berperadaban tinggi. Untuk khususnya untuk komunikasi dan melakukan
mencapai tingkat tatanan kehidupan yang proses belajar mengajar sesuai dengan tuntutan
demikian, dibutuhkan sumber daya manusia pendidikan abad 21 (Bellanca and Brandt,2010).
yang bermutu dan memiliki kompetensi Pengawas sekolah mempunyai peran
unggulan, terutama dalam hal kemampuan yang strategis dalam peningkatan kompetensi
berfikir dan berorientasi kepada proses dan hasil. dan kualitas guru. Menurut Permendiknas
Guru sebagai tumpuan terciptanya pendidikan No.12 Tahun 2007 salah satu kompetensi
yang bermutu harus selalu mengembangkan pengawas sekolah adalah kompetensi supervisi
kemampuan dan keprofesionalanya. Pendidikan akademik. supervisi akademik menurut
yang bermutu diawali dari guru yang bermutu. Glickman yang dikutip Sudjana (2012) adalah
Guru yang bermutu adalah guru yang selalu serangkaian kegiatan membantu guru dalam
melakukan refleksi terhadap apa yang telah mengembangkan kompetensinya untuk
dilakukanya pada saat proses pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan
melakukan perbaikan serta mengembangkan Permendiknas No.16 Tahun 2007 tentang
ide-ide inovatif dibidang pendidikan. Oleh sebab Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
itu, tugas yang berat dari seorang guru ini pada Guru disebutkan salah satu kompetensi
dasarnya hanya dapat dilaksanakan oleh guru pedagodik dan profesional guru adalah
yang memiliki kompetensi profesional yang memanfaatkan ICT atau TIK (teknologi
tinggi. Menurut Aqib (2002:32) guru adalah informasi dan komunikasi) untuk
salah satu faktor penentu bagi keberhasilan penyelenggaraan pembelajaran dan untuk
pendidikan disekolah karena seorang guru mengembangkan diri.
adalah sentral sumber kegiatan belajar Model supervisi akademik berbantuan e-
mengajar.Kualitas guru merupakan salah satu supervision berbasis web di kembangkan untuk
faktor kunci yang menentukan keberhasilan mengatasi beberapa tantangan dalam
peserta didik dalam penyelenggaraan pelaksanaan supervisi akademik seperti
pembelajaran. banyaknya jumlah guru binaan dan letak
Berdasarkan Permendiknas No.16 Tahun geografis yang jauh. E-supervision berbasis web
2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan menawarkan beberapa pelaksanaan supervisi
Kompetensi Guru salah satu kompetensi menggunakan bantuan teknologi internet
pedagodik dan profesional guru adalah berbasis web dan membangun komunikasi dan
memanfaatkan ICT atau TIK (teknologi komunitas maya (virtual community) antara
informasi dan komunikasi) untuk pegawas dan guru binaan (Valerie,
penyelenggaraan pembelajaran dan untuk 2012).Melalui teknologi berbasis web interaksi
mengembangkan diri. Guru diharapkan dapat dan komunikasi antar individu ataupun
memanfaatkan teknologi komunikasi dan kelompok dapat dilakukan secara online tanpa
informasi untuk penyelenggaraan pembelajaran harus bertemu secara fisik dan informasi dapat
dan untuk mengembangkan diri. Penggunaan disampaikan dengan cepat dan mudah. Salah
teknologi informasi dan komunikasi sudah satu bentuk pelaksanaan supervisi akademik
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam adalah melakukan pembinaan dan pelatihan
setiap bidang kehidupan. Harware dan software kepada guru untuk meningkatkan
berkembang beriringan dan saling melengkapi kompetensinya. oleh karena itu pembinaan guru
satu sama lain. Perkembangan teknologi oleh pengawas sekolah sangatlah penting untuk
informasi dan komunikasi berdampak pada peningkatan kompetensi guru agar kualitas dan
sistem penyelenggaraan pembelajaran. Cara mutu pembelajaran semakin meningkat.
123
David Guntoro,dkk./Educational Management 5 (2) (2016)
124
David Guntoro,dkk./Educational Management 5 (2) (2016)
yang dibutuhkan guru dalam pmanfaatan ICT, pemanfaatan ICT. Oleh karena sebelum
dan penetapan peserta tidak sering didasarkan menyampaikan materi yang akan diberikan,
pada seleksi kemampuan guru terkait ICT. Pada pengawas sekolah harus melakukan
aspek pelaksanaan supervisi berupa pembinaan perencanaan materi yang matang dalam periode
dan pelatihan profesional guru dilakukan secara tertentu.
terprogram tetapi hanya pada acara-acara Pada tahap perencanaan pengawas
tertentu sehingga waktu yang disediakan sangat sekolah melakukan analisis materi antara lain
terbatas biasanya antara 2 sampai dengan 3 hari materi apa saja yang perlu di berikan sesuai
di tempat yang telah ditentukan. pada aspek dengan tahapan, tingkatan dan kebermanfaatan
evaluasi hasil supervisi sering tidak dilakukan sebuah materi. Selain itu dalam perencanaan
pretest dan post-test , hasil pelatihan tidak supervisi yang akan dilakukan yaitu : (1)
tersimpan dengan baik dan pemantauan laporan penentuan waktu pelatihan; (2) penyiapan
administrasi guru yang biasanya dilaksanakan materi yang akan diberikan, disusun secara
sesudah pascasertifikasi berbasis kertas. Dalam bertahap; (3) penyusunan langkah pelaksanaan,
pelaporan dan tindak lanjut hasil supervisi sasaran, instrument penilaian dan menyediakan
analisis pendalaman materi dan tindak lanjut forum diskusi secara online.
hasil supervisi tersebut belum sepenuhnya Pada tahap pelaksanaan, pengawas
dilakukan, saran masukan dan forum diskusi sekolah memantau aktifitas guru binaan dan
antara pengawas dan guru terbatas sehingga memberikan penilaian terhadap guru.
guru tidak mengetahui laporan hasil supervisi. Selanjutnya pegawas melakukan refleksi dan
diskusi daring untuk membahas dan
Pengembangan model memperdalam terkait materi yang disampaikan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan Pada tahap tindak lanjut, pengawas sekolah
tersebut dikembangkan model supervisi memberikan umpan balik positif dengan guru
akademik berbantuan e-supervision berbasis binaan kemudian mendiskusikan berbagai
web.Model supervisi akademik berbantuan e- permasalahan, kesulitan-kesulitan, dan
supervision berbasis web merupakan sebuah memberikan solusi terkait masalah yang
konsep supervisi akademik yang digunakan dihadapi guru.
dengan memanfaatkan perkembangan teknologi Ciri khusus yang membedakan model
informasi dan komunikasi. Model supervisi supervisi berbantuan e-supervision berbasis web
akademik berbantuan e-supervision berbasis web dan model yang telah ada antara lain: (1) model
adalah pelaksanaan supervisi akademik dengan supervisi akademik berbantuan e-supervision
bantuan teknologi web dimana pengawas memanfaatkan teknologi informasi dan
sekolah dan guru binaan dapat saling komunikasi berbasis web yang dapat diakses
berinteraksi secara online dan real time melalu menggunakan perangkat komputer dan gadget
media atau aplikasi yang dikembangkan. Pada secara online dan real time darimana saja kapan
pelaksanaannya diharapkan pengawas dan guru saja dan dimana saja dengan koneksi internet;
terlibat aktif dalam pelaksanaan supervisi dalam (2) Pengawas sekolah tidak harus datang
hal ini adalah pembinaan dan pelatihan yang langsung ke guru atau ke sekolah binaan; (3)
dilakukan secara online. pengawas sekolah dan guru dapat melakukan
Supervisi akademik berbantuan e- komunikasi secara real time; (4) Guru memiliki
supervision berbasis web dikembangkan untuk storage untuk menyimpan data history
menjawab permasalahan kebutuhan guru dan penyelenggaraan pembelajaran khususnya
pengawas dalam pelaksanaan supervisi terkait administrasi guru dan pengawas sekolah
akademik. Supervisi akademik yang dilakukan dapat mengakses data tersebut secara online; (5)
oleh pengawas sekolah diharapkan sesuai pengawas sekolah melakukan pelatihan ,
dengan yang dibutuhkan guru untuk penilaian, dan tindak lanjut terkait materi
meningkatkan kemampuannya dalam pemanfaatan ICT dan materi lainnya secara
125
David Guntoro,dkk./Educational Management 5 (2) (2016)
online; (6) dibutuhkan kreatifitas, kemandirian signifikansi posttest 0.100. Data dikatakan
dan semangat guru untuk meningkatkan berdistribusi normal jika nilai signifikansi lebih
kompetensinya secara mandiri. dari 0.05. dari hasil analisis data diatas
Untuk mengetahui sejauh mana model didapatkan nilai signifikansi lebih dari 0.05, oleh
supervisi akademik berbantuan e-supervision karena itu data dikatakan bahwa data
berbasis web yang dikembangkan dan berdistribusi normal. Berdasarkan hasil t-test
diterapkan dalam pelaksanaan supervisi maka diperoleh nilai t statistic sebesar 4.280 dengan
perlu dilakukan validasi. Validasi dilakukan oleh nilai signifikansi = 000. Oleh karena nilai
para ahli dan praktisi yang sesuai dengan signifikansi kurang dari 0.05 maka dapat
penelitian ini. Dari validasi model tersebut akan dikatakan terdapat perbedaan yang signifikan
diperoleh data validasi model yakni saran dan antara nilai pretes dan posttest. Pada data di atas
masukan yang akan dijadikan dasar nilai rata-rata pretest sebesar 67.19 dan posttest
pertimbangan untuk merevisi model yang sebesar 81.72. hasil perhitungan nilai rata-rata
dikembangkan. tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata posttest
lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata
Model Final pretest. Hal tersebut menunjukan bahwa
Pada tahap ujicoba untuk mengetahui terdapat peningkatan nilai setelah menggunakan
kepraktisan model pelaksanaan ujicoba model. Dengan demikian dapat diartikan bahwa
dilaksanakan dengan mensosialisasikan model model supervisi akademik berbantuan e-
kepada pengawas sekolah. Sosialiasasi meliputi supervision berbasis web efektif untuk
pengenalan aplikasi e-supervision berbasis web, meningkatkan kemampuan guru dalam
dan cara penggunaannya.. Setelah sosialisasi pemanfaatan ICT.
dan pemberian pelatihan singkat kepada Model final merupakan model hipotetik
pengawas sekolah, selanjutnya pengawas yang telah melalui tahap pengujian, perbaikan
sekolah guru diminta memberikan pendapatnya dan penyempurnaan model. Secara garis besar
melalui instrument angket tertutup yang berisi model final supervisi akademik berbantuan e-
butir-butir respon yang telah disiapkan.. Angket supervision berbasis web dapat digambarkan
respon terdiri dari 15 butir indikator yang
terangkum dalam tiga aspek yaitu: (1)
kemanfaatan; (2) kemudahan penggunaan; (3)
kemungkinan penerapan. Total rata-rata sor dari
ketiga aspek tersebut adalah 81.67 dengan
kategori sangat baik. Dengan demikian
berdasarkan respon pengawas dan guru dapat
dimaknai bahwa model supervisi akademik
berbatuan e-supervision berbasis web secara
praktis bermanfaat, mudah digunakan dan dapat
diterapkan dalam membantu pelaksanaan
supervisi akademik.
Uji coba terbatas juga bertujuan untuk
sebagai berikut:
mengetahi efektifitas model dengan pretest-
postest control group design. Hasil pretest dan
Gambar 1. Model supervisi akademik
posttest tersebut dilakukan pengujian. Pengujian
berbantuan e-supervision berbasis web.
meliputi 2 tahap yaitu: (1) Uji normalitas
distribusi data dan (2) Uji beda dua rerata.
Berdasarkan data analisis nilai diperoleh
signifikansi pretest sebesar 0.167 dan nilai
126
David Guntoro,dkk./Educational Management 5 (2) (2016)
127
David Guntoro,dkk./Educational Management 5 (2) (2016)
128