Anda di halaman 1dari 37

FASILITAS PEMBEBASAN ATAU PENGURANGAN

PAJAK PENGHASILAN BADAN


DAN
FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK
Untuk keterangan lebih lanjut, hubungi :
PENANAMAN MODAL DI BIDANG-BIDANG
Account USAHA TERTENTU DAN/ATAU
Representative
DI DAERAH-DAERAH TERTENTU

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA


DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat

Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 40-42


Jakarta Selatan 12190
Telepon : (021) 5250208, 5251608 ext. 51658, 51601, 51608
Fax : (021) 5736088
email : penyuluhan@pajak.go.id
website : www.pajak.go.id

• Panduan ini hanya bersifat informasi untuk memudahkan


pemahaman masyarakat atas peraturan terkait.
• Beberapa ketentuan dalam panduan ini dapat berubah
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Tahun pencetakan 2013. DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
• Nomor: PJ.091/PPh/B/002/2013-00 Direktorat Penyuluhan,
Penyuluhan Pelayanan
Pelayanan,dan
danhubungan
HubunganMasyarakat
Masyarakat
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan
Pajak Penghasilan Badan

Dan

Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di


Bidang-bidang Usaha Tertentu dan/atau Di Daerah-Daerah
Tertentu

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 3
Di Daerah-Daerah Tertentu
Daftar Isi

1. Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak


Penghasilan Badan.............................................................. 6
• Fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak
Penghasilan Badan yang diberikan.............................. 6
• Kriteria WP Badan yang mendapatkan fasilitas.......... 6
• Syarat WP Badan yang dapat memanfaatkan fasilitas
pembebasan atau pengurangan PPh Badan............... 8
• Tata cara memperoleh fasilitas pembebasan atau
pengurangan PPh Badan.............................................. 8
• Bentuk keputusan atas permohonan fasilitas
pembebasan atau pengurangan PPh Badan............... 11
• Kewajiban WP setelah memperoleh fasilitas
pembebasan atau pengurangan PPh Badan............... 11
• Pencabutan fasilitas pembebasan atau pengurangan
PPh Badan..................................................................... 14
• Ketentuan khusus terkait WP yang telah
mendapatkan fasilitas................................................... 15
2. Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal
di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau Di Daerah-
Daerah Tertentu................................................................... 17
• Latar Belakang.............................................................. 17
• Definisi........................................................................... 17
• Wajib Pajak yang berhak mendapatkan fasilitas Pajak
Penghasilan................................................................... 18
• Bentuk fasilitas Pajak Penghasilan yang diberikan...... 19
• Cara Mendapatkan Fasilitas Pajak Penghasilan........... 22

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


4 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
• Hal lain apa yang perlu diperhatikan sehubungan
dengan pemberian fasilitas ini..................................... 23
• Cara mendapat informasi lebih lanjut mengenai
kewajiban pembayaran PPN ....................................... 24
• Daftar bidang usaha tertentu....................................... 25
• Daftar bidang usaha tertentu dan daerah tertentu.... 29

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 5
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak
Penghasilan Badan

Fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan


Badan yang diberikan
Fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan
Badan yang diberikan berdasarkan Pasal 2 ayat (2), (3),
dan (4) PMK-130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas
Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan
adalah sebagai berikut:
1. pembebasan Pajak Penghasilan Badan dapat diberikan
untuk jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) Tahun Pajak
dan paling singkat 5 (lima) Tahun Pajak, terhitung sejak
Tahun Pajak dimulainya produksi komersial;
2. setelah berakhirnya pemberian fasilitas pembebasan
Pajak Penghasilan Badan di atas, Wajib Pajak diberikan
pengurangan Pajak Penghasilan Badan sebesar 50% (lima
puluh persen) dari Pajak Penghasilan terutang selama 2
(dua) Tahun Pajak;
3. dengan mempertimbangkan kepentingan
mempertahankan daya saing industri nasional dan
nilai strategis dari kegiatan usaha tertentu, Menteri
Keuangan dapat memberikan fasilitas pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan dengan jangka
waktu melebihi jangka waktu yang disebutkan tersebut.

Kriteria WP Badan yang mendapatkan fasilitas


Wajib Pajak Badan baru yang memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. merupakan Industri Pionir;

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


6 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
• Industri Pionir adalah industri yang memiliki
keterkaitan yang luas, memberi nilai tambah dan
eksternalitas yang tinggi, memperkenalkan teknologi
baru, dan memiliki nilai strategis bagi perekonomian
nasional. (Pasal 29 ayat (2) PP Nomor 94 Tahun 2010
tentang Penghitungan Penghasilan Kena Pajak dan
Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam Tahun Berjalan)
• Industri Pionir mencakup:
a. Industri logam dasar;
b. Industri pengilangan minyak bumi dan/atau
kimia dasar organik yang bersumber dari minyak
bumi dan gas alam;
c. Industri permesinan;
d. Industri di bidang sumberdaya terbarukan; dan/
atau
e. Industri peralatan komunikasi.
Dengan mempertimbangkan kepentingan
mempertahankan daya saing industri nasional dan
nilai strategis dari kegiatan usaha tertentu, Menteri
Keuangan dapat menetapkan Industri Pionir yang
diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan
Pajak Penghasilan Badan, selain cakupan Industri
Pionir yang tersebut di huruf a s.d. e.
2. mempunyai rencana penanaman modal baru yang telah
mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang
paling sedikit sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu
triliun rupiah);
3. menempatkan dana di perbankan di Indonesia
paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari total rencana
penanaman modal sebagaimana dimaksud pada angka
2, dan tidak boleh ditarik sebelum saat dimulainya
pelaksanaan realisasi penanaman modal; dan
4. harus berstatus sebagai Badan hukum Indonesia yang

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 7
Di Daerah-Daerah Tertentu
pengesahannya ditetapkan paling lama 12 (dua belas)
bulan sebelum Peraturan Menteri Keuangan ini mulai
berlaku atau pengesahannya ditetapkan sejak atau
setelah berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini.

Syarat WP Badan dapat memanfaatkan fasilitas pembebasan


atau pengurangan PPh Badan
Fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan
Badan ini dapat dimanfaatkan oleh Wajib Pajak, sepanjang
memenuhi persyaratan:
1. telah merealisasikan seluruh penanaman modalnya
sebagaimana dimaksud dalam rencana penanaman
modal baru yang telah mendapatkan pengesahan
dari instansi yang berwenang paling sedikit sebesar
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah); dan
2. telah berproduksi secara komersial.
Saat dimulainya berproduksi secara komersial ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak, yang tata caranya diatur
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak yaitu PER-
45/PJ/2011 tetang Tata Cara Penetapan Saat Dimulainya
Berproduksi Secara Komersial Bagi Wajib Pajak
Badan Yang Mendapatkan Fasilitas Pembebasan Atau
Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.

Tata cara memperoleh fasilitas pembebasan atau


pengurangan PPh Badan
Tata cara memperoleh fasilitas pembebasan atau
pengurangan PPh Badan adalah sebagai berikut:
1. Wajib Pajak menyampaikan permohonan kepada Menteri
Perindustrian atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal;

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


8 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
2. Menteri Perindustrian atau Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal setelah berkoordinasi dengan
menteri terkait, menyampaikan usulan kepada Menteri
Keuangan, dengan melampirkan fotokopi:
a. kartu Nomor Pokok Wajib Pajak;
b. surat persetujuan penanaman modal baru yang
diterbitkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal, yang dilengkapi dengan rinciannya; dan
c. bukti penempatan dana di perbankan di Indonesia
sebagaimana ditetapkan dalam kriteria WP Badan
yang dapat diberikan fasilitas pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan.

Penyampaian usulan kepada Menteri Keuangan ini harus


disertai dengan uraian penelitian mengenai hal-hal berikut:
a. ketersediaan infrastruktur di lokasi investasi;
b. penyerapan tenaga kerja domestik;
c. kajian mengenai pemenuhan kriteria sebagai Industri
pionir;
d. rencana tahapan alih teknologi yang jelas dan konkret;
dan
e. adanya ketentuan mengenai tax sparing di negara
domisili.
(Tax sparing adalah pengakuan pemberian fasilitas
pembebasan dan pengurangan dari Indonesia dalam
penghitungan Pajak Penghasilan di negara domisili
sebesar fasilitas yang diberikan)
Usulan untuk memberikan fasilitas pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan ini, harus diajukan oleh

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 9
Di Daerah-Daerah Tertentu
Menteri Perindustrian atau Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal sesuai ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4, dalam jangka waktu selama 3
(tiga) tahun terhitung sejak diundangkannya PMK-130/
PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan
Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan yaitu
tanggal 15 Agustus 2011.
3. Atas Usulan yang disampaikan oleh Menteri
Perindustrian atau Kepala BKPM, Menteri Keuangan
menugaskan komite verifikasi pemberian pembebasan
atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan untuk
membantu melakukan penelitian dan verifikasi dengan
mempertimbangkan dampak strategis Wajib Pajak bagi
perekonomian nasional;
4. komite verifikasi pemberian pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan berkonsultasi
dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;
5. Komite verifikasi pemberian pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan menyampaikan
hasil penelitian dan verifikasi kepada Menteri Keuangan
disertai dengan pertimbangan dan rekomendasi,
termasuk rekomendasi mengenai jangka waktu
pemberian fasilitas;
6. Pemberian fasilitas pembebasan atau pengurangan
Pajak Penghasilan Badan diputuskan oleh Menteri
Keuangan berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi
dari komite verifikasi pemberian pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan, dan setelah
berkonsultasi dengan Presiden Republik Indonesia.

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


10 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Bentuk keputusan atas permohonan fasilitas pembebasan
atau pengurangan PPh Badan
1. Dalam hal Menteri Keuangan menyetujui usulan untuk
memberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan
Pajak Penghasilan Badan, diterbitkan Keputusan Menteri
Keuangan mengenai pemberian fasilitas pembebasan
atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan.
2. Dalam hal Menteri Keuangan menolak usulan untuk
memberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan
Pajak Penghasilan Badan, disampaikan pemberitahuan
secara tertulis mengenai penolakan tersebut kepada
Wajib Pajak dengan tembusan kepada Menteri
Perindustrian atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal.

Kewajiban WP setelah memperoleh fasilitas pembebasan


atau pengurangan PPh Badan
WP harus menyampaikan laporan secara berkala kepada
Direktur Jenderal Pajak dan komite verifikasi pemberian
pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan
mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. laporan penggunaan dana yang ditempatkan di
perbankan di Indonesia paling sedikit 10% (sepuluh
persen) dari total rencana penanaman modal baru
yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang
berwenang ; dan
2. laporan realisasi penanaman modal yang telah diaudit.
Laporan penggunaan dana dimaksud harus disampaikan
secara triwulanan sejak triwulan saat dana tersebut mulai
digunakan sampai dengan triwulan dana digunakan
seluruhnya dengan dilampiri dengan fotokopi rekening koran
atas dana sebagaimana dimaksud dengan menggunakan

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 11
Di Daerah-Daerah Tertentu
format yang telah ditetapkan dalam Lampiran I PER-44/
PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaporan Penggunaan Dana dan
Realisasi Penanaman Modal Bagi Wajib Pajak Badan Yang
Mendapatkan Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak
Penghasilan Badan.
Laporan realisasi penanaman modal yang telah diaudit
sebagaimana dimaksud di atas harus disampaikan secara
tahunan sejak Tahun Pajak saat penanaman modal mulai
direalisasikan sampai dengan Tahun Pajak penanaman
modal direalisasikan seluruhnya dengan melampirkan
surat pernyataan akuntan publik yang menyatakan bahwa
laporan realisasi penanaman modal telah diaudit dan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya. Laporan dimaksud
disampaikan dengan menggunakan format sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran II PER-44/PJ/2011 tentang Tata
Cara Pelaporan Penggunaan Dana dan Realisasi Penanaman
Modal Bagi Wajib Pajak Badan Yang Mendapatkan Fasilitas
Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.
Selain menyampaikan realisasi penanaman modal yang
telah diaudit, Wajib Pajak juga harus menyampaikan laporan
realisasi penanaman modal yang tidak wajib diaudit secara
triwulanan. Laporan triwulanan dimaksud disampaikan
sejak triwulan saat penanaman modal mulai direalisasikan
sampai dengan triwulan penanaman modal direalisasikan
seluruhnya. Laporan realisasi penanaman modal yang
tidak wajib diaudit secara triwulanan disampaikan dengan
menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran II PER-44/PJ/2011 tentang Tata Cara Pelaporan
Penggunaan Dana dan Realisasi Penanaman Modal Bagi
Wajib Pajak Badan Yang Mendapatkan Fasilitas Pembebasan
atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.
Laporan penggunaan dana dan laporan realisasi penanaman
modal yang tidak wajib diaudit disampaikan kepada Direktur

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


12 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Jenderal Pajak melalui Direktur Pemeriksaan dan Penagihan
dan komite verifikasi pemberian pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan paling lama tanggal
5 (lima) bulan berikutnya setelah berakhirnya periode
triwulanan bersangkutan.
Laporan realisasi penanaman modal yang telah diaudit
disampaikan kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Direktur
Pemeriksaan dan Penagihan dan komite verifikasi pemberian
pembebasan atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan
paling lama 4 (empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.
Dalam hal penanaman modal direalisasikan seluruhnya pada
bagian tahun berjalan maka laporan realisasi penanaman
modal sebagaimana dimaksud, maka laporan realisasi
penanaman modal yang telah diaudit disampaikan kepada
Direktur Jenderal Pajak melalui Direktur Pemeriksaan dan
Penagihan dan komite verifikasi pemberian pembebasan
atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan paling lama 4
(empat) bulan setelah bulan penanaman modal direalisasikan
seluruhnya.
Dalam hal batas akhir pelaporan laporan penggunaan dana,
laporan realisasi penanaman modal yang tidak wajib diaudit,
dan laporan realisasi penanaman modal yang telah diaudit
bertepatan dengan hari libur termasuk hari Sabtu atau hari
libur nasional atau hari cuti bersama yang ditetapkan oleh
pemerintah, pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja
berikutnya.
Penyampaian laporan dimaksud dilakukan dengan cara:
1. disampaikan langsung dan kepada pengurus/kuasa Wajib
Pajak diberikan tanda bukti penerimaan; atau
2. dikirimkan melalui pos atau jasa ekspedisi dengan
tanda bukti pengiriman surat tanggal dan tanda bukti
pengiriman surat dianggap sebagai tanggal dan tanda

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 13
Di Daerah-Daerah Tertentu
bukti penerimaan sepanjang laporan tersebut telah
lengkap.
Tata cara pelaporan diatur dengan Peraturan Direktur
Jenderal Pajak yaitu PER-44/PJ/2011 tentang Tata Cara
Pelaporan Penggunaan Dana dan Realisasi Penanaman
Modal Bagi Wajib Pajak Badan Yang Mendapatkan Fasilitas
Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan.

Pencabutan fasilitas pembebasan atau pengurangan PPh


Badan
• Fasilitas pembebasan atau pengurangan Pajak
Penghasilan Badan dicabut, dalam hal Wajib Pajak :
1. tidak memenuhi Kriteria WP Badan yang dapat
diberikan fasilitas pembebasan atau pengurangan
Pajak Penghasilan Badan dan persyaratannya; dan/
atau
2. tidak memenuhi ketentuan penyampaian laporan
setelah WP memperoleh fasilitas pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan.
• Pencabutan fasilitas dilakukan oleh Menteri Keuangan
setelah mendapat rekomendasi dari komite verifikasi
pemberian pembebasan atau pengurangan Pajak
Penghasilan Badan.
• Direktur Jenderal Pajak dapat mengusulkan
kepada komite verifikasi pemberian pembebasan
atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan guna
menyampaikan rekomendasi kepada Menteri Keuangan
untuk melakukan pencabutan fasilitas pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan, dalam hal:
1. realisasi penanaman modal Wajib Pajak tidak sesuai
dengan rencana penanaman modal dalam surat

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


14 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
persetujuan penanaman modal baru;
2. Wajib Pajak yang diberikan fasilitas pembebasan
atau pengurangan Pajak Penghasilan Badan:
a. tidak memenuhi Kriteria WP Badan yang
dapat diberikan fasilitas pembebasan atau
pengurangan Pajak Penghasilan Badan dan
persyaratannya; dan/atau
b. tidak memenuhi ketentuan penyampaian
laporan setelah WP memperoleh fasilitas
pembebasan atau pengurangan Pajak
Penghasilan Badan.

Ketentuan khusus terkait WP yang telah mendapatkan


fasilitas
1. Atas Penghasilan yang diterima atau diperoleh WP yang
memperoleh Fasilitas Pembebasan PPh Badan berlaku
ketentuan sebagai berikut:
• atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
dari kegiatan usaha yang memperoleh Fasilitas
Pembebasan PPh Badan, tidak dilakukan
pemotongan dan pemungutan pajak selama periode
pemberian Fasilitas Pembebasan PPh Badan.
• atas penghasilan yang diterima atau diperoleh WP
di luar kegiatan usaha yang mendapatkan fasilitas,
tetap dilakukan pemotongan dan pemungutan pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang perpajakan.
2. WP yang memperoleh fasilitas pembebasan atau
pengurangan PPh Badan, tetap melaksanakan kewajiban
pemotongan dan pemungutan pajak kepada pihak lain
sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 15
Di Daerah-Daerah Tertentu
3. WP yang telah memperoleh fasilitas PPh berdasarkan
pasal 31A UU PPh, tidak dapat memperoleh fasilitas
pembebasan atau pengurangan PPh Badan berdasarkan
PMK-130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas
Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan
Badan.
4. WP yang telah memperoleh fasilitas pembebasan
atau pengurangan PPh Badan berdasarkan PMK-130/
PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan
Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan tidak dapat
memperoleh fasilitas PPh berdasarkan Pasal 31A UU PPh.

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


16 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman
Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/
atau Di Daerah-Daerah Tertentu

Latar Belakang
Latar belakang dikeluarkannya Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan
Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Tertentu dan/
atau di Daerah-daerah Tertentu sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor
52 Tahun 2011 adalah:
1. investasi langsung baik melalui penanaman modal
asing maupun penanaman modal dalam negeri
merupakan salah satu faktor penting dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan, dan
percepatan pembangunan untuk bidang-bidang usaha
tertentu dan atau daerah-daerah tertentu;
2. lebih meningkatkan kegiatan investasi langsung
guna mendorong pertumbuhan ekonomi, serta
untuk pemerataan pembangunan dan percepatan
pembangunan bagi bidang usaha tertentu dan/atau
daerah tertentu;
3. untuk mendorong investasi tersebut perlu diberikan
Fasilitas Pajak Penghasilan sesuai dengan Pasal 31A
Undang-Undang Pajak Penghasilan.

Definisi
• Penanaman Modal adalah investasi berupa aktiva tetap
berwujud tanah yang digunakan untuk kegiatan utama

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 17
Di Daerah-Daerah Tertentu
usaha, baik untuk penanaman modal baru maupun
perluasan dari usaha yang telah ada.
• Aktiva tetap berwujud adalah aktiva berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai untuk dibangun lebih
dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan atau
dipindahtangankan. Perluasan dari usaha yang telah
ada adalah suatu kegiatan dalam rangka peningkatan
kuantitas, kualitas produk, diversifikasi produk, atau
perluasan wilayah dan produksi perusahaan.
• Perluasan dari usaha yang telah ada merupakan suatu
kegiatan dalam rangka peningkatan kuantitas/kualitas
produk, diversifikasi produk, atau perluasan wilayah
operasi dalam rangka pengembangan kegiatan dan
produksi perusahaan.
• Bidang-bidang usaha tertentu adalah bidang usaha di
sektor kegiatan ekonomi yang mendapat prioritas tinggi
dalam skala nasional.
• Daerah-daerah tertentu adalah daerah yang secara
ekonomis mempunyai potensi yang layak dikembangkan.

Wajib Pajak yang berhak mendapatkan fasilitas Pajak


Penghasilan
• Fasilitas Pajak Penghasilan ini diperuntukan kepada Wajib
Pajak Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbatas
dan Koperasi yang melakukan penanaman modal pada
bidang usaha tertentu atau pada bidang usaha tertentu
dan daerah tertentu.
• Bidang-Bidang Usaha Tertentu adalah bidang usaha di
sektor kegiatan ekonomi yang mendapat prioritas tinggi
dalam skala nasional. Daerah-daerah Tertentu adalah

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


18 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
daerah yang secara ekonomis mempunyai potensi yang
layak dikembangkan.

Bentuk fasilitas Pajak Penghasilan yang diberikan


Fasilitas Pajak Penghasilan yang berikan kepada Wajib Pajak
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh
persen) dari jumlah penanaman modal, dibebankan
selama 6 (enam) tahun masing-masing sebesar 5% (lima
persen) per tahun;
Contoh:
PT ABC melakukan penanaman modal sebesar Rp 100
milyar berupa pembelian aktiva tetap berupa tanah,
bangunan, dan mesin. Terhadap PT ABC dapat diberikan
fasilitas pengurangan penghasilan neto (investment
allowance) sebesar 5% x Rp 100 milyar = Rp 5 milyar
setiap tahunnya selama 6 tahun yang dimulai sejak tahun
pemberian fasilitas.

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 19
Di Daerah-Daerah Tertentu
b. Penyusutan dan amortisasi dipercepat, sebagai berikut:
Kelompok Aktiva Masa Tarif Penyusutan
Tetap Berwujud Manfaat dan Amortisasi
Menjadi Berdasarkan Metode
Garis Saldo
Lurus Menurun
I. Bukan Bangunan:
Kelompok I 2 tahun 50% 100%
(dibebaskan
sekaligus)
Kelompok II 4 tahun 25% 50%
Kelompok III 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok IV 10 tahun 10% 20%
II. Bangunan:
Permanen 10 tahun 10% -
Tidak Permanen 5 tahun 20% -

c. Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen yang


dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar Negeri sebesar 10%
(sepuluh persen), atau tarif yang lebih rendah menurut
Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku;
Contoh:
Investor dari negara X memperoleh dividen dari Wajib
Pajak (WP) Badan dalam negeri yang telah ditetapkan
untuk memperoleh fasilitas berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No. 1 Tahun 2007 sebagaimana telah
diubah dengan PP No. 52 Tahun 2011. Apabila investor
X tersebut bertempat kedudukan di negara yang belum
memiliki Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda
(P3B) dengan Pemerintah Republik Indonesia (RI), atau
bertempat kedudukan di negara yang telah memiliki P3B

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


20 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
dengan Pemerintah RI dengan tarif pajak dividen untuk
WP luar negeri 10% atau lebih, maka atas dividen hanya
akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) di Indonesia
sebesar 10%. Namun apabila investor X tersebut
bertempat kedudukan di suatu negara yang telah
memiliki P3B dengan Pemerintah RI dengan tarif pajak
dividen tersebut dikenakan PPh di Indonesia sesuai tarif
yang diatur dalam P3B tersebut.
d. Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima)
tahun tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh) tahun dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) tambahan 1 tahun:
Apabila penanaman modal baru pada bidang usaha
tertentu yang dilakukan di kawasan industri dan
kawasan berikat;
2) tambahan 1 tahun:
Apabila mempekerjakan sekurang-kurangnya 500
orang tenaga kerja Indonesia selama 5 (lima) tahun
berturut-turut;
3) tambahan 1 tahun:
Apabila penanaman modal baru memerlukan
investasi/pengeluaran untuk infrastruktur ekonomi
dan sosial di lokasi usaha paling sedikit sebesar Rp
10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah);
4) tambahan 1 tahun:
Apabila mengeluarkan biaya penelitian dan
pengembangan di dalam negeri dalam rangka
pengembangan produk atau efisiensi produksi
paling sedikit 5% dari investasi dalam jangka waktu 5
tahun; dan/atau
5) tambahan 1 tahun:
Apabila menggunakan bahan baku dan atau

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 21
Di Daerah-Daerah Tertentu
komponen hasil produksi dalam negeri paling sedikit
70% sejak tahun ke-4.
Contoh:
PT ABC pada tahun 2007 ini, melakukan penanaman
modal di kawasan industri di kota Maumere (Nusa
Tenggara Timur) dengan mendirikan pabrik bumbu
masak dan penyedap masakan. Pabrik tersebut
mempekerjakan 750 orang tenaga kerja tetap dan
direncanakan dipekerjakan sampai tahun 2014.
Bahan baku dan komponen yang dipergunakan
PT ABC dalam memproduksi bumbu masak dan
penyedap makanan tersebut adalah bahan baku
dan komponen produksi dalam negeri. Terhadap
PT ABC diberikan fasilitas Pajak Penghasilan antara
lain berupa kompensasi kerugian selama 5 tahun + 3
tahun atau 8 tahun.

Cara Mendapatkan Fasilitas Pajak Penghasilan


Permohonan diajukan ke Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal dengan melampirkan:
a. Fotokopi kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
b. Surat persetujuan untuk penanaman modal baru atau
surat persetujuan perluasan penanaman modal yang
diterbitkan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Modal atau instansi lain yang berwenang berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
dilengkapi dengan rinciannya;
c. Fotokopi akta pendirian yang telah disahkan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia, khusus bagi perusahaan
penanaman modal asing baru; dan
d. Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) bagi
perusahaan yang sudah mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan LKPM.
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
22 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
selanjutnya Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
menyampaikan usulan kepada Menteri Keuangan melalui
Direktur Jenderal Pajak.
Pemberian fasilitas Pajak Penghasilan ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Jenderal Pajak atas nama Menteri
Keuangan yang diterbitkan dalam jangka waktu paling lama
10 (sepuluh) hari kerja terhitung sejak diterimanya usulan
dari Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal secara
lengkap dan benar.
Wajib Pajak setelah mendapat Keputusan Direktur
Jenderal Pajak tersebut, wajib mengajukan permohonan
untuk Penetapan Saat Dimulainya Produksi Komersial dan
permohonan untuk Penetapan Penambahan Jangka Waktu
Kompensasi Kerugian kepada Direktur Jenderal Pajak melalui
Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Penetapan Saat
Dimulainya Produksi Komersial dan Penetapan Penambahan
Jangka Waktu Kompensasi Kerugian diterbitkan dalam
jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung
sejak permohonan diterima.

Hal lain apa yang perlu diperhatikan sehubungan dengan


pemberian fasilitas ini
Fasilitas Pajak Penghasilan tersebut dapat dinikmati oleh
Wajib Pajak setelah Wajib Pajak bersangkutan merealisasikan
rencana penanaman modal paling sedikit 80%.
Bagi WP yang telah memiliki izin penanaman modal sebelum
berlakunya PP Nomor 52 Tahun 2011 (22 Desember 2011),
dapat diberikan fasilitas PPh sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 PP Nomor 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak
Penghasilan Untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang
Tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu sebagaimana

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 23
Di Daerah-Daerah Tertentu
telah diubah beberapa kali terakhir dengan PP Nomor 52
Tahun 2011 sepanjang:
a. memiliki rencana penanaman modal paling sedikit
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah); dan
b. belum beroperasi secara komersial pada saat Peraturan
Pemerintah ini berlaku.
Wajib Pajak yang mendapat fasilitas sebelum lewat jangka
waktu 6 (enam) tahun sejak tanggal pemberian fasilitas
dilarang:
a. menggunakan aktiva tetap yang mendapatkan fasilitas
untuk tujuan selain yang diberikan fasilitas; atau
b. mengalihkan sebagian atau seluruh aktiva tetap yang
mendapatkan fasilitas kecuali aktiva tetap yang dialihkan
tersebut diganti dengan aktiva tetap baru.
Apabila Wajib Pajak yang telah mendapatkan fasilitas
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan yang diatur, maka:
a. fasilitas PPh tersebut dicabut;
b. terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan dikenakan
sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang berlaku, dan
c. tidak dapat lagi diberikan fasilitas.

Cara mendapat informasi lebih lanjut mengenai kewajiban


pembayaran PPN
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi kami:
• di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Pelayanan,
Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)
terdekat;
• melalui Kring Pajak 500200 (melalui HP ditambah kode
area 021);
• mengunjungi situs kami www.pajak.go.id.
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
24 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
BIDANG USAHA TERTENTU

Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan


Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 25
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
26 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 27
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
28 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 29
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
30 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 31
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
32 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 33
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
34 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 35
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
36 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau 37
Di Daerah-Daerah Tertentu
Fasilitas Pembebasan Atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan Dan
38 Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau
Di Daerah-Daerah Tertentu

Anda mungkin juga menyukai