Anda di halaman 1dari 7

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PENYUSUNAN MASTERPLAN PENANGGULANGAN GENANGAN AIR KOTA LAWORO, KABUPATEN


MUNA BARAT

KERANGKA ACUAN KERJA

Penyusunan Masterplan Penanggulangan Genangan Air Kota Laworo


Kabupaten Muna Barat

TAHUN ANGGARAN 2017

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN MASTERPLAN PENANGGULANGAN GENANGAN AIR KOTA LAWORO, KABUPATEN
MUNA BARAT

A. Latar Belakang

Indonesia yang terdiri dari gugusan kepulauan mempunyai potensi bencana yang sangat
tinggi dan juga sangat bervariasi dari aspek jenis bencana. Kondisi alam terseut serta adanya
keanekaragaman penduduk dan budaya di Indonesia menyebabkan timbulnya risiko terjadinya
bencana alam, bencana ulah manusia dan kedaruratan kompleks, meskipun disisi lain juga
kaya akan sumberdaya alam.
Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, banjir yang melanda daerahdaerah rawan,
pada dasarnya disebabkan tiga hal. Pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya
perubahan tata ruang dan berdampak pada perubahan alam. Kedua, peristiwa alam seperti
curah hujan sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya.1 Ketiga,
degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment area,
pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan sebagainya.
Banjir bukan hanya menyebabkan sawah tergenang sehingga tidak dapat dipanen dan
meluluhlantakkan perumahan dan permukiman, tetapi juga merusak fasilitas pelayanan sosial
ekonomi masyarakat dan prasarana publik, bahkan menelan korban jiwa. Kerugian semakin
besar jika kegiatan ekonomi dan pemerintahan terganggunya, bahkan terhentinya. Meskipun
partisipasi masyarakat dalam rangka penanggulangan banjir sangat nyata. terutama pada
aktivitas tanggap darurat, namun banjir menyebabkan tambahan beban keuangan negara,
terutama untuk merehabilitasi dan memulihkan fungsi parasana publik yang rusak.
Terjadinya serangkaian banjir dalam waktu relatif pendek dan terulang tiap tahun,
menuntut upaya lebih besar mengantisipasinya, sehingga kerugian dapat diminimalkan.
Berbagai upaya pemerintah yang bersifat struktural (structural approach), ternyata belum
sepenuhnya mampu menanggulangi masalah banjir di Indonesia. Penanggulangan banjir,
selama ini lebih terfokus pada penyediaan bangunan fisik pengendali banjir untuk mengurangi
dampak bencana.
Selain itu, meskipun kebijakan non fisik --yang umumnya mencakup partisipasi
masyarakat-- dalam penanggulangan banjir sudah dibuat, namun belum diimplementasikan
secara baik, bahkan tidak sesuai kebutuhan masyarakat, sehingga efektifitasnya dipertanyakan.
Kebijakan sektoral, sentralistik, dan top-down tanpa melibatkan masyarakat sudah tidak sesuai
dengan perkembangan global yang menuntut desentralisasi, demokrasi, dan partisipasi
stakeholder, terutama masyarakat yang terkena bencana.2 Pertanyaannya adalah siapa yang

2
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN MASTERPLAN PENANGGULANGAN GENANGAN AIR KOTA LAWORO, KABUPATEN
MUNA BARAT

disebut masyarakat? Seberapa jauh masyarakat dapat berpartisipasi? Dan pada tahapan mana
masyarakat dapat berpartisipasi? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, harus menjadi
pertimbangan dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan partisipasi masyarakat dalam
penanggulangan banjir. Kekeliruan perumusan kebijakan tersebut menyebabkan berbagai
kepentingan individu/kelompok lebih dominan, kemudian kebijakan dimanfaatkan untuk
kepentingan negatif.
Akibatnya kebijakan yang ditetapkan tidak efektif, bahkan batal. Dengan demikian,
penanggulangan banjir yang hanya melulu pembangunan fisik (structural approach), harus
disinergikan dengan pembangunan non fisik (non-structural approach), yang menyediakan
ruang lebih luas bagi munculnya partisipasi masyarakat, sehingga hasilnya lebih optimal.
Dari penjelasan di atas, maka kebijakan penanggulangan banjir yang bersifat fisik,
harus diimbangi dengan langkah-langkah non-fisik, sehingga peran masyarakat dan
stakeholder lainnya diberi tempat yang sesuai.
Agar penanggulangan banjir lebih integratif dan efektif, diperlukan tidak hanya koordinasi
di tingkat pelaksanaan, tetapi juga di tingkat perencanaan kebijakan, termasuk partisipasi
masyarakat dan stakeholder lainnya. Atas pertimbangan tersebut, sebagai institusi yang
ditugaskan mengkoordinasikan perencanaan pembangunan, Bappenas mengkaji kebijakan
penanggulangan banjir yang komprehensif dan tidak bias sektor dan wilayah, dengan
penekanan pada partisipasi masyarakat dalam penanggulangan banjir.
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mengamanatkan pada pasal 35 dan 36 agar setiap daerah dalam upaya penanggulangan
bencana, mempunyai perencanaan penanggulangan bencana. Secara lebih rinci disebutkan di
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana.
Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Masterplan Penanggulangan Genangan Air Kota
Laworo Di Kabupaten Muna Barat agar dapat menjadi acuan dalam melalukan rencana mitigasi
dan kesiapsiagaan pada kawasan kota Laworo dan meminimalisir resiko-resiko dampak
bencana yang mungkin bisa terjadi.

A. Dasar Hukum
1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

3
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN MASTERPLAN PENANGGULANGAN GENANGAN AIR KOTA LAWORO, KABUPATEN
MUNA BARAT

2) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana.

B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini Memberikan pedoman atau panduan dalam Penanggulangan
Bencana (disaster management plan) yang menyeluruh, terarah dan terpadu pada
Kabupaten Muna Barat.

C. Lingkup Kegiatan
4.1 Ruang Lingkup Wilayah Pekerjaan
Ruang lingkup wilayah pekerjaan Masterplan Penanggulangan Genangan Air Kota
Laworo, Kabupaten Muna Barat.

4.2 Substansi Pekerjaan


1. Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana;
2. Pemahaman tentang kerentanan masyarakat;
3. Analisis kemungkinan dampak bencana;
4. Pilihan tindakan pengurangan risiko bencana;
5. Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana; dan
6. Alokasi tugas, kewenangan, dan sumber daya yang tersedia.

Tahapan Substansional Pekerjaan


1. Tahapan Penyusunan Rencana Zonasi
Mekanisme Penyusunan Rencana Zonasi Mekanisme penyusunan perencanaan
wilayah pesisir ditunjukan pada diagram dibawah. Hasil arahan rencana zonasi dapat
digunakan sebagai pertimbangan didalam penetapan struktur dan pola ruang yang
terdapat didalam RTRW. Manfaat Zonasi dalam pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah adalah ketentuan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan ruang,
meliputi pernyataan kawasan/ zona/sub zona, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian
insentif dan disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan
rencana tata ruang wilayah (RTRW). RZR Kabupaten / Kota Rencana Zonasi Rinci
Kab/Kota adalah rencana detail dalam 1 (satu) Zona dan/atau satu unit perencanaan
berdasarkan arahan pengelolaan di dalam Rencana Zonasi kab/kota dengan

4
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN MASTERPLAN PENANGGULANGAN GENANGAN AIR KOTA LAWORO, KABUPATEN
MUNA BARAT

memperhatikan daya dukung lingkungan dan teknologi yang dapat diterapkan serta
ketersediaan sarana yang pada gilirannya menunjukkan jenis dan jumlah surat izin yang
dapat diterbitkan oleh Pemerintah Daerah. Keuntuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah adalah ketentuan yang diperuntukan sebagai alat penertiban penataan ruang ,
meliputi pernyataan kawasan/ zona/sub zona, ketentuan perizinan, ketentuan pemberian
insentif dan disinsentif, serta arahan pengenaan sanksi dalam rangka perwujudan
rencana tata ruang.
2. Analisis Kondisi Kebencanaan
a. Kenaikan Muka Air Laut (Sea Level Rise/SLR) Kawasan Pantai.
b. Abrasi
c. Sedimentasi
d. Inturusi air laut
3. Analisis Resiko.
a. Analisis Potensi Bahaya
b. Analisis Kerentanan Wilayah Studi Untuk mengetahui tingkat kerentanan wilayah
studi terhadap bencana.
4. Penentuan metode penanganan resiko bencana pada kawasan pesisir pantai
Kabupaten Muna Barat.
5. Penyusunan Masterplan Penanggulangan Genangan Air Kota Laworo di
Kabupaten Muna Barat.

D. Output
Keluaran yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah dapat mengetahui kawasan-kawasan yang
menjadi prioritas dalam penanganan kawasan pesisir Kabupaten Muna Barat dan rencana
penanganan terhadap setiap kawasan prioritas dalam Masterplan Penanggulangan Genangan
Air Kota Laworo. Selengkapnya keluaran dari pekerjaan Penyusunan Masterplan
Penanggulangan Genangan Air Kota Laworo di Kabupaten Muna Barat ini adalah:
 Zonasi kawasan Masterplan Penanggulangan Genangan Air Kota Laworo
 Penetapan kawasan prioritas yang termuat dalam peta rencana kawasan prioritas
 Rencana strategis dan rencana aksi dalam penanganan kawasan pesisir
 Simulasi rencana strategis dan rencana aksi dalam bentuk 3D

E. Sumber Dana

5
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN MASTERPLAN PENANGGULANGAN GENANGAN AIR KOTA LAWORO, KABUPATEN
MUNA BARAT

Sumber dana Penyusunan Masterplan Penanggulangan Genangan Air Kota Laworo,


Kabupaten Muna Barat. Tahun anggaran 2017 dengan total anggaran untuk jasa pihak
ketiga/konsultan sebesar Rp.500.000.000,00 (Lima Puluh Juta rupiah). Waktu Efektif
pelaksanaan kegiatan ini sampai pada penyerahan laporan akhir adalah 90 hari kalender.

F. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan


Lokasi kegiatan ini berada pada kawasan Pesisir pantai, Kabupaten Muna Barat sedangkan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan berlangsung selama 90 hari kerja (seratus
dua puluh hari) atau 4 bulan sejak dikeluarkannya surat perintah kerja (SPK).

G. Tenaga Ahli Dan Tenaga Pendukung


1. Tenaga Ahli
a. Team Leader (S2) Teknik Sipil yang berpengelaman dan memiliki Sertifikat Keahlian
(SKA), dalam menangani pekerjaan sejenis minimal 5 (lima) tahun.
b. Tenaga ahli Geografi (S2) 1 orang dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga) tahun.
c. Tenaga ahli Lingkungan (S2) 1 orang dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga)
tahun.
d. Tenaga ahli Perencanaan Wilayah (S1) 1 orang dengan pengalaman kerja minimal
3 (tiga) tahun.
e. Tenaga ahli Sosial Budaya (S1) 1 orang dengan pengalaman kerja minimal 3 (tiga)
tahun.

2. Tenaga Pendukung
a. 1 orang Tenaga Administrasi
b. 5 orang Surveyor yang membantu dalam pengumpulan/penghimpunan data dan
mampu melakukan pemetaan,
c. 2 orang GIS Operator/Draftman

H. Pelaporan Kegiatan
Laporan hasil pekerjaan Laporan yang harus disampaikan adalah:
a. Laporan Pendahuluan (Inception Report), berupa Buku Laporan Pendahuluan yang
dibuat dalam rangka persiapan pekerjaan survey lapangan yang berisikan rencana
survey serta mengemukakan juga rencana kerja dan metode kerja secara terinci.

6
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
PENYUSUNAN MASTERPLAN PENANGGULANGAN GENANGAN AIR KOTA LAWORO, KABUPATEN
MUNA BARAT

Laporan Pendahuluan paling kurang berisi latar belakang pekerjaan, maksud dan
tujuan, lingkup wilayah perencanaan dan keluaran yang diharapkan, dibuat sebanyak 5
rangkap
b. Laporan Antara (Interm Report), berupa Buku Laporan berisi tentang kondisi eksisting
berdasarkan hasil survey lokasi studi dan analisis proses penyusunan kegiatan ini dibuat
sebanyak 5 rangkap
c. Laporan Akhir (Final Report), berupa Buku Laporan Masterplan Penanggulangan
Genangan Air Kota Laworo Kab. Muna Barat dibuat sebanyak 10 Rangkap.
d. Buku Album Peta (A3) Sebanyak 5 Rangkap
e. Soft Copy berupa CD sebanyak 10 Copy

I. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja Penyusunan Masterplan Penanggulangan Genangan Air
Kota Laworo Kab. Muna Barat disusun sebagai pedoman dan acuan dalam pelaksanaan
kegiatan lebih lanjut.

Penanggung Jawab
Pejabat Pembuat Komitmen

Anda mungkin juga menyukai