SUB. BAB
PHARMACOGNOCY
Jean Brunetton
OLEH
DR. H. YOHANNES ALEN, MSc.
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG 2005
1
Prakata
Tuntutan terhadap buku ajar ini sebenarnya muncul dari perjalanan kuliah Kimia Bahan
Alam II, yang merupakan mata kuliah wajib 4 (empat) Satuan Kredit Semester (SKS),
pada smester genap di jurusan Farmasi (FMIPA). Sebagai salah satu buku pegangan oleh
penulis adalah Pharmacognosy, oleh Jean Broneton, Lavoiseir Publishing, dimana buku
ini juga merupakan buku pegangan utama oleh penulis selama mengikuti program studi
Magister dan Doctoral Science di Fakultas Farmasi, Universitas Okayama, Jepang.
Mengingat pentingnya materi buku ini, maka penulis menjadikan buku ini sebagai salah
satu pegangan dalam memberikan bahan kuliah. Karena sangat terbatasnya kemampuan
mahasiswa dalam menterjemahkan, maka penulis mencoba untuk menterjemahkan buku
ini. Buku ini merupakan buku terjemahan yang dipakai pada jurusan Farmasi FMIPA
Universitas Andalas saja.
Adapun terjemahan ini merupakan bahagian dari bab yang lebih lengkap, dan karena
kemampuan serta keterbatasan waktu, maka penulis baru menjadikan bab kumarin,
triterpen dan kuinon ini sebagai prioritas terjemahan, Insya-Allah secara bertahap akan
menterjemahkan seluruh isi bab buku ini.
Diharapkan buku ini dapat menyumbangkan manfaat yang maksimal terhadap pembaca.
Terlebih lagi bagi mahasiswa kiranya dapat menjadikan buku ini sebagai salah satu buku
pegangan dalam menuntut ilmu di jurusan Farmasi, (FMIPA) Unand.
Akhir kata, kekurangan pada buku ini sepenuhnya tanggungjawab penulis dan tentunya
sumbang saran demi kebaikan sangat diharapkan dan semoga kesempurnaan akan
terwujud pada penerbitan selanjutnya.
Penulis
2
BAB I
KUMARIN
MATERI BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. KLASIFIKASI DAN STRUKTUR KIMIA
3. BIOSINTESA
a. KUMARIN SEDERHANA
b. FORMASI PIRANO DAN FURANO KUMARIN
4. KHASIAT, EKSTRAKSI DAN KHARAKTERISASI
5. KHASIAT FARMAKOLOGI DAN PENGGUNAAN
6. KUMARIN UTAMA YANG TERDAPAT PADA OBAT
7. FURANOKUMARIN DAN FOTOTOKSISITAS
a. SPESIES UTAMA YANG MEYEBABKAN FOTOTOKSISITAS
b. KUMARIN LAIN YANG BERSIFAT TOKSIK
8. KEGUNAAN FURANOKUMARIN
a. KEGUNAAN DALAM BIDANG KESEHATAN
b. KEGUNAAN LAINNYA, PRODUK KOSMETIK
3
BAB I
KUMARIN
1. PENDAHULUAN
Kumarin berasal dari kata “ comarou “, yang merupakan nama daerah dari kacang
tonka (Dypterix odorata Willd., Fabaceae) yang diisolasi pada tahun 1820. Menurut
perkiraan, kumarin merupakan 2H-1-benzopyran-2-on yang kemudian menjadi lakton
berupa 2-hidroksi-Z-asam sinamat. Lebih dari ribuan kumarin telah ditemukan dan yang
paling sederhana tersebar pada semua Kingdom Tumbuh-tumbuhan. Pada beberapa famili
Angiospermae terdapat kumarin dengan struktur molekul yang kompleks, contohnya
pada Fabaceae, Asteraceae, Apiaceae, dan Rutaceae.
4
R1=R2=OH,R3=H; Aesculetin
R1=OCH3,R2=OH,R3=H; Scopoletin
R1=OCH3,R2=R3=OH; Fraxetin
Salah satu ciri sruktural utama kumarin adalah reaksi prenilasi. Prenilasi dalam cincin
terjadi pada posisi 6- atau 8- dari umbeliferon atau Herniarin ( aurapten, suberosin, osthol
) yang umumnya dalam bentuk 0-prenilasi. Pada beberapa kasus terdapat lima karbon
residu pada atom C-3. reaktivitas yang tinggi pada rantai isopren ( C 5,C10, atau kurang
dari C15 ) menjelaskan mengapa begitu banyak bentuk turunan kumarin ( epoksida, mono
dan dihidrosilasi, siklik e.x swietenol, peucedanin ). Prenilasi juga terjadi pada kumarin
polisiklik, furano dan pyrano kumarin, kumarin linear ( e.x psoralens, imperatorin,
xanthyletin, chalepensin ), dan angular kumarin ( e.x Angelicin, visnadin ). Dalam
beberapa kasus terdapat bentuk lingkaran benzodioxan ( e.x obtusin ).
3. BIOSINTESIS
A. KUMARIN SEDERHANA
Seperti fenilpropanoid, kumarin merupakan metabolisme dari penilalanin melalui
asam sinamat, dan p-asam kumarat. Spesifikasi proses terletak pada 2-hidroksilasi ( yaitu
pada posisi orto yang nerhubungan dengan 3-rantai karbon ), dan pada Isomerisasi ikatan
rangkap oleh fotokatalisator ( E→Z ) yang diikuti dengan laktonisasi spontan. Pada kasus
tertentu terjadi glukosilasi asam sinamat, sebagai penghalang laktonisasi. Pada kasus lain,
kumarin dapat diperoleh melalui jaringan yang dilukai dan hidrolisis enzim. Formasi dari
di dan trihidroksi kumarin melalui hidroksi dari umbeliferon lebih banyak daripada
laktonisasi asam sinamat.
5
B. FORMASI FURANO DAN PIRANOKUMARIN
Penelitian secara sistematik menunjukkan bahwa prenilasi cincin benzene oleh dimetilalil
pirofosfat (DMAPP) pada posisi 6 atau 8 dari 7-hidroksi kumarin adalah karakterisasi
dari molekul ini. Hasil prenilasi adri C-6 disebut purano dan piranokumarin linear adn
pada C-8 disebut sebagai homolog angular.
Siklisasi pada 6 atau 8 isoprenilkumarin mungkin disebabkan oleh reaksi
nukleofil pada gugus hidroksi di posisi 7 dalam bentuk epoksida oleh oksidasi ikatan
rangkap pada residu isopentenil. Hasil adri reaksi ini tergantung pada orientasi serangan
nukleofilik biasanya pada hidroksiisopropil-dihidrofuranokumarin atau dalam kasus lain
pada karbon tersier yaitu pada hidroksidimetildihidropiranokumarin. Ini terjadi pada
6
salah satu spesies Apiaceae yaitu (+)-(R)-lomatin dan (+)-(S)-columbianin yang
mendukung hipotesis ini.
7
glikosidanya larut dalam air. Untuk proses pemurnian dapat dilakukan dengan spesifikasi
pada lakton yaitu pembukaan cincin alkton pada kondisi alkalis dan penutupan lakton
adalm medium asam. Pada beberapa kasus dapat juga dilakukan proses sublimasi. Namun
demikaian aplikasi dari dua prosedur diatas terbatas karena resiko terjadi perubahan
srtuktur asli. Resiko pembentukan artefak juga terjadi pada teknik kromatografi dengan
fasa diam silika gel, terutama untuk kumarin terasilasi ;dan fraksinasi dengan gel akan
menyebabkan senyawa berubah dari bentuk bebas menjadi bentuk glikosida. Biasanya
digunakn HPLC semipreparatif ( pada fasa normal dan fasa bebas ).
Kumarin mempunyai karakteristik spektrum UV yang dipengaruhi oleh sifat
alami dan posisi substituen dan juga oleh proses alkalinisasi (KOH, NaOCH 3). Ketika
dilihat dibawah cahaya UV, noda TLC dari obat yang mengandung kumarin akan
bewarna yang akan diperjelas dengan penambahn Amonia pada range warna biru sampai
kuning dan ungu. Untuk perkiraan kuantitatif dari senyawa ini dalam obat, adapt
dilakukan dengan teknik spektrofluorometri ( setelah elusi noda TLC ) atau dengan
HPLC.
8
9
6.KUMARIN UTAMA YANG TERDAPAT PADA OBAT
Kumarin
Kumarin itu sendiri dipasarkan di prancis sampai akhir tahun 1996. indikasinya
pada pengobatan limfedema karena radioterapi kanker payudara Dan pembedahan ( 90-
135 mg/hari ). Kasus timbulnya hepatitis dalam jumlah yang cukup besar karena
penggunaan kumarin ( 2-4 kasus dalam 10000 di Prancis ) menyebabkan kumarin ditarik
dari pasaran. Kasus kemtian akibat penggunaan kumarin dalm dosis besar juga
dilaporkan terjadi di Australia dan Switzerland. Kumarin masih dapat ditemukan dalam
dosis yang kecil pada obat yang mengandung sweet clover.
Peraturan pemerintah Prancis, termasuk di negara-negara eropa lainnya pada
tahun 1988, kandungan kumarin dalam makanan dan minuman tidak boleh lebih dari
2mg/kg,. Pada produk permen dan caramel serta minuman beralkohol kandungan
kumarin dibatasi sampai 10mg/kg., dan 50mg/kg untuk chewing gum.
10
Sweet clover
Melilotus officinalis (L) Pallas, Fabaceae
Pucuk bunga dari sweet clover biasa digunakan sebagai obat, dan digunakan
untuk resep pada penyakit pembuluh darah vena minor.
Obat : Sumber dan komposisi. Sweet clover adalah tumbuhan kecil dengan
tangkai batang hijau, daun berbentuk triofolat dengan 2 stipula lanceolat, bunga dengan
sekelompok petal kuning pada tandan. Buah berupa polong. Umumnya terdapat disemua
negara Eropa, ia diketahui mengandung saponin dengan aglikon triterpen pentasiklik,
flavonoid, dan sekitar 15 asam fenolat. Semua spesies Melilotus mengandung
melilotosida, glukosida dari asam 2-hidroksisinamat yang berasal dari kumarin yang
terhidrolisis dan terlaktonisasi, khususnya pada daun muda. Pada keadaan terkontaminasi
dengan jamur asam 2-hidroksisinamat dimetabolisme menjadi bentuk dikumarol yang
berfungsi sebagai antikoagulan.
Gambar dikumarol dan melilotosida
11
Ekstrak sweet clover yang dikombinasi dengan rutin ( 5 mg kumarin untuk 1 g
ektrak cair stsu 30 mg ekstrak kering ) pada penelitian klinik plasebo diindikasikan untuk
pengobatan gejala insufiensi pembuluh darah vena dan limfa ( pada lengan sakit, memar,
lengan kaku ) dan pada pengobatan gejala penyumbatan pembuluh darah akut. Kombinasi
lain ( hesperidin-metilalkon ) diinkasikan untuk pengobatan penyakit akibat penggunaan
kontrasepsi yang berhubungan dengan saluran kemih, yang diuji secara klinis dan uji
lainnya. Di Prancis, fitofarmaka sweet clover biasa digunakan secara tradisional baik
secara oral maupun topikal, untuk pengobatan gejala gangguan pada pembuluh darah
kapiler (ecchymosis, petechiae ), untuk pengobatan gejala insufiensi pembuluh vena
(memar pada lengan ), dan gejala hemoroid. Digunakan secara oral untuk gangguan
saluran cerna ( perut kembung, gangguan pencernaan, eruktasi, masuk angin ), adan
sebagai terapi tambahan paada pengobatan gangguan fungsi saluran cerna, dan
pengobatan gejala penyakit susunan syaraf pada oarng dewasa dan anak-anak, contohnya
untuk penyakit insomnia minor. Pada tahun 1998 pemerintah Prancis menyatakan bahwa
obat ini tidak dapat digunakan secara topikal karena dapat menyebabkan iritasi mata atau
gangguan etiologi pada mata ( misalnya mata tegang dan berkabut ).
Pemerintah Jerman membatasi penggunaan obat ini yaitu hanya untuk pengobatan
yang berhubungan dengan pembuluh vena dan limfa, yaitu gatal-gatal, kaku pada lengan,
kejang pada malam hari, edema, sindrom post-trombosit, penyumbatan limfa, dan
hemoroid. Preparat dan obat ini juga digunakan untuk memar, keseleo, dan pendarahan
luar ( aktivitasnya telah diujikan pada hewan ). Kumarin yang berfungsi sebagai
antikoagulan yaitu kumarol yang diperoleh dari sweet clover yang terkontaminasi oleh
jamur. Dikumarol juga berfungsi pada penanganan intoksifikasi pada ternak.
Khella
Ammi visnaga lam,. Apiaceae
Khella merupakan herba tahunan mediterranean yang tumbuh liar di Marocco
sampai daerah timur, dan mempunyai daun bi atau tripinnatiset dengan segmen linear dan
bunga berkelompok bewarna putih. Obat ini terdiri dari (khususnya di jerman ) terdiri
dari buah dengan mericarp tipis, rata, dan terpisah serta rasa yang snagat pahit.
12
Senyawa utama dalam simplisia ini telah diidentifikasi yaitu furanokromon (2-4%) yang
meliputi khellin (0,3-1,2%), visnagin (0,05-0,3%), khellol, dan khellinol, dan agular
kumarin yang meliputi visnadin, samidin, dan dihidrosamidin. Obat ini juga mengandung
lipid (sampai 18%), furanoasetophenon, flavonoid (flavonol dan flavonol sulfat), dan 0,2-
0,3 ml/kg essensial oil.
Khellin merupakan plasmolitik agent. Visnadin merupakan vasodilator pembuluh
darah dan inotropik positif, bradikardik dan apasmolitik agent, hal ini mungkin
disebabkan oleh cara kerjanya yang menghambat aktivitas kalsium yang telah diuji secara
in-vitro. Khellin meyerupai karbocromen (INN), suatu kumarin sintetik yang terdapat di
beberapa negara eropa, tetapi tidak di Prancis, telah digunakan sabagai terapi pencegahan
Angina pektoris. Ia juga digunakan sebagai vasodilator pembuluh darah di Jerman karena
khella jarang digunakan dalam bentuk infus tetapi khellin dan ekstrak titrasi dari khellin
sering digunakan dalam komposisi obat spasmolitik.
Gambar struktur khellin dan visnadin
Buah lain dari spesies Ammi adalah A.majus L,. Yang secara industri merupakan
sumber furanokumarin, khususnya Xanthotoksin (ammoidin = 8-methoksiproralens = 8-
MOP =metoksalen ). Kombinasi regimen pengobatan dari psoralen (P) dan radiasi UV
pada panjang gelombang 320-400 nm, umumya mengacu pada UVA, yang merupakan
akronim dari PUVA.
13
Mouse – Ear
Hieracium pilosella L,. Asteraceae
Mouse ear juga disebut sabagai hawkweed (rumput elang), merupakan tanaman
kecil yang menutupi halaman rumput, dengan daun oval roset (1-12 x 0,5-2 cm ) yang
ditutupi dengan rambut putih perak, bunga berambut yang berada ditangkai batang, dan
capitulum bewarna kuning sulfur yang ditutupi oleh glandular trikom yang bewarna
kehitaman. Seluruh bagian tanaman dipakai dan mengandung umbeliferon (dalam bentuk
glikosida), turunan orto-dehidroksi sinamat (tidak lebih 2,5%), dan flavonoid, serta inulin
yang terdapat pada akar. Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan umbeliferon
mempunyai aktivitas sebagai bakteriostatik, yang digunakan pada pengobatan brucellosis
dalam vaksin ternak. Tidak ada data baik secara klinik atau farmakologis, tetapi secara
tradisional digunakan untuk meningkatkan fungsi eliminasi ginjal dan untuk
meningkatkan eksresi air di ginjal.
Angelica
Angelica archangelica L,. Apiaceae
Simplisia ini terdiri dari akar yang dikeringkan, tanaman ini merupakan tanaman
dua tahunan yang hidup ditemapt lembab, tumbuh diantara tanaman lain, petiolanya
digunakan dalam industri permen, dan bahan awal pembuatan minuman keras. Obat ini
mengandung essensial oil yang kaya hidrokarbon sampai 6 ml/kg ( β- dan α-phellandren,
a-pinene, ∆3-carene, sesquiterpen hidrokarbon ) dan dapat dikarakterisasi dengan lakton
makrosikliknya (15-pentadecalonida, 13-tridecalonida ) (2ml/kg) dan kandungan pada
akar lateralnya 2,5 kali lebih banyak daripada akar utama. Ia juga mengandung sejumlah
kumarin, meliputi kumarin sederhana, furanoid, dan hidroksiisopropilfuranoid, serta
kumarin angular dan linear (e.x oshtol, bergapten,xanthotoksin, angelicin, dan
archangelicin ). Tampaknya belum ada studi farmakologis mengenai obat ini, essensial oil
mempunyai efek spasmolitik pada organ yang telah diisolasi. Secara tradisional akar dan
buah angelica digunakan secara oral untuk mengobati gejala gangguan saluran
pencernaan (perut kembung, gangguan pencernaan, eruktasi, masuk angin ), dan
digunakan sebagai bahan tambahan pada pengobatan penyakit gastrointestinal yang
14
berbahaya. Di jerman dan prancis obat ini digunakan sebagai penambah nafsu makan
tetapi hanya bagian akar saja. Selama pengobatan pasien disarankan untuk tidak terpapar
cahaya matahari atau radiasi UV ( furanokumarin dapat menyebabkan fotodermatitis )
Angelica digunakan secara luas di asia. Di China akar kering dari A.dahurica
digunakan sebagai analgetik dan antipiretik ( untuk sakit kepala dan sakit gigi ) dan
A.sinensis (oliv) dgunakan untuk hal yang sama. Di Jepang A.acutiloba dipakai seluruh
bagiannya sebagai obat.
Sweet Woodruff
Galium odoratum (L) Scop,. Rubiaceae
Sweet woodruff ( juga disebut Asperula odorata L.) mempunyai karakteristik
yaitu qudrangular tangkai batang yang bewarna kehijauan, pada setiap nodus terdapat dua
acuminata dan daun yang terang (2-4 x 0,5-1 cm) dengan tepi daun yang kasar jika
disentuh, dan dengan 4-6 stipula yang identik dengan daun. Bunga (0,3 cm) bewarna
putih kekuningan dan mempunyai corola berbentuk lonceng dengan 4 lobus. Simplisia
kering mengandung kira-kira 1% kumarin dan iridoid; asperulosida. Dalam farmakope
francis obat ini diidentifikasi dengan karakteristik mikroskopis dan analisa TLC dari
ekstrak metanol (identifikasi kumarin). Bagian atas dari sweet woodruff digunakan secara
tradisional untuk pengobatan gejala neurotonik (gangguan tidur) dan juga untuk
mengobati penyakit saluran pencernaan (seperti angelica ). Pemerintah Jerman melarang
penggunaan obat ini karena belum ada bukti yang kuat, dan belum diketahui resiko
penggunaan obat ini.
15
7. FURANOKUMARIN DAN FOTOTOKSISITAS
Telah lama diketahui bahwa berbagai spesies tanaman dari berbagai belahan dunia
dapat menyebabkan hiperpigmentasi sementara. Dikatakan bahwa jus dari Ammi visnaga
L. (Apiaceae) digunakan oleh bangsa Arab untuk menghilangkan bekas vitiligo dan
pengobatan ayurveda menggunkan biji Psoralea (Fabaceae) untuk tujuan yang sama.
Spesies ini dan spesies lainya juga diketahui dapat menyebabkan dermatitis akut,kadang-
kadang dapat menyebabkan kulit melepuh. Dalam banyak kasus hiperpigmentas terjadi
dalam waktu lama (dermatitis kronik ). Jika perawatan dihentikan maka gejala tersebut
akan hilang (kompres dingin, kortikosteroid tertentu ). Untuk kejadian fototoksisitas
terjadi jika pasien yang sedang menggunakan tumbuhan ini atau produknya terpapar
cahaya matahari dan mereka ditangani dengan meningkatkan kelembaban tubuh mereka.
Senyawa fototoksik diketahui sebagai furanokumarin, psoralen, bergapten (5-
methoksypsoralen = 5-MOP ), dan xantotoksin ( xanthotoksol= 8-MOP ), dan angular
furanokumarin yang tidak terlalu toksik ( pimpinellin, angelicin). Telah dibuktikan bahwa
furanokumarin dapat mengalami sikloadisi pada C-3, C-4, atau pada C-4’, C-5’ atau pada
rantai DNA pirimidin basa. Furanokumarin mungkin dapat mengalami satu atau lebih
sikloadisi dan pada temuan terakhir, furanokumarin dapat membentuk formasi rantai
silang antara pasangan basa asam nukleat, dan mengakibatkan kesalahan genom. Reaksi
inilah mungkin yang menyebabkan fototoksisitas, mekanisme ini yang dapat dielusidasi,
dan yang dapat menjelaskan penyebab reaksi mutagenik dan karsinogenik.
Gambar Psoralens, bergapten, xantotoksin, Angelicin, Pimpinellin.
16
A. SPESIES UTAMA YANG MEYEBABKAN FOTOTOKSISITAS
Tumbuhan ini meliputi beberapa spesies tumbuhan Eropa kecuali tumbuhan Ficus
carica L., moraceae, dan beberapa family Apiacea dan Family Rutaceae.
Hampir beberapa tanaman yang dibudidayakan dapat menimbulkan dermatitis,
hal ini dapat dilihat pada petani dan karyawan yang bekerja pada perusahaan yang
mengolah tanaman tersebut. Tumbuhan yang menyebabkan fototoksisitas meliputi
angelica; seledri, paterseli, lovage dan beberapa spesies citrus. Spesies lain pada saat ini
diduga tidak menyebabkan fototoksisitas karena mereka ditemukan pada lingkungan
alam kita (seperti kasus hogweed, Heracleum sphondylium L., untuk kebun wartel,
Pastinaca sativa L., dan tanaman Ruta graveolens L,.) atau karena tanaman tersebut
dibudidyakan untuk tanaman hias seperti varietas holtikultura dari fraxinella ( Dictamnus
Albus L,. ) atau tanaman hogweed raksasa ( Heracleum mantegazzianum
Sommier&Levier ). Tentu saja, resiko fototoksisitas yang sama juga terdapat dalam
produk dermatologi, parfum dan kosmetik yang diformulasi menggunakan
furanokumarin atau essensial oil dari citrus ( khususnya bergamot ). Resiko fototoksisitas
17
setelah injeksi sangat terbatas, walaupun beberapa kasus jarang terjadi, seledri dapat
menyebabkan manifestasi fototoksisitas khususnya pasien dalam perawatan PUVA.
8. KEGUNAAN FURANOKUMARIN
A. KEGUNAAN DALAM BIDANG KESEHATAN
Khasiat sebagai fotodinamik sensitizing dari bergapten dan metoksalen digunakan
dalam pengobatan PUVA, atau fotokemoterapi dari psoriasis dan penyakit kulit lainnya.
Teknik pemberian biasanya secara oral, furanokumarin ( 0,6 mg/kg dari 8-MOP atau 1,2
mg/kg dari 5-MOP ) 2-3 jam kemudian disinari dengan radiasi UV pada panjang
gelombang (320-380 nm atau UVA ). Penyinaran dengan radiasi UVA harus diawali
dengan energi rendah ( 1-3 J/cm2 ) dan pada energi yang tinggi yaitu 6-8 J/cm2 ), hasilnya
dapat dilihat setelah penanganan selama tiga sesi setiap minggu, untuk beberapa psoriasis
dilakukan selama 20 sesi. Pengobatan lokal yang mungkin dilakukan ( contohnya pada
kasus insufisiensi hepar ), tetapi harus diketahui penyebabnya terlebih dahulu.
Pengobatan PUVA kontraindikasi dengan wanita hamil dan anak-anak, pada kasus
penyakit kulit yang disebabkan oleh sinar matahari dan kasus insufiensi ginjala atau
jantung. Terapi ini bukan tanpa resiko: penyakit saluran pencernaan ( 8-MOP ), kulit
kering, fotosensitasi ( pruritus, terbakar, namun demikian radiasi yang berlebih dapat
dicegah dengan pakaian pelindung dan sunscreen0, dan juga dapat mempercepat
mengerasnya lensa mata (dapt dicegah dengan menggunakan kaca mata selama
pengobatan ), penuaan kulit dan masalah pigmentasi. Pengobatan jangka panjang dengan
PUVA dapat meningkatkan resiko terkena kanker: diteliti pada akhir tahun 1990an yang
18
menunjukkan bahwa timbulnya sel karsinoma dan melanoma setelah beberapa tahun
perawatan. Namun demikian, para ahli merasa bahwa selama jumlah indikasi terbatas,
remaja dan pasien dengan kulit normal terhindar dari resiko ini, pengobatan pertama
harus diawasi, jumlahs sesi dan jumlah dosis ( kumulatif maksimum 1500 J/cm 2 ) harus
dikontrol. Pengobatan PUVA tetap digunakan terutama untuk psoriasis ekstensif, karena
dapat memperbaiki kualitas hidup pasien.
19
flavonoid. Ia dibentuk seperti neoflavans yaitu dengan kondensasi dari 1-fenilpropan
menghasilkan sebuah aren yang dicapai melalui kondensasi sebuah poliasetat.
20
TRITERPEN
Sekitar 4000 senyawa triterpen berasal dari 40 skeleton yang berbeda, senyawa C-
3O berasal dari siklisasi epoksi-3S-2,3-epoksi-2,3-dihidrosqualen atau pada temuan lain
yang sangat jarang senyawa tersebut berasal dari squalen itu sendiri. Triterpen umumnya
mengalami hidrosilasi pada C-3 ( Karena berasal dari pembukaan cincin epoksida ),
triterpen memperlihatkan homogenitas struktur yang tinggi: perbedaan umumnya pada
konfigurasinya dan pada rantai yang menghubungkan konformasi yang berasal dari
squalen epoksida ( atau dari squalen ) dengan rantai siklik: hal ini sebagai akibat dari
siklisasi yang dapat melalui perubahan pada seri 1,2 proton dan gugus metal, yang dapat
digunakan untuk rasionalisasi perbedaan karakteristik antara tetra dan pentasiklik
skeleton.
Homogenitas struktur juga diperilhatkan oleh steroid, senyawa yang
dikleompokkan berdasarkan khasiatnya, seperti fitosterol, saponin, ecdysteroid, glikosida
jantung, steroidal alkamine, yang semuanya mempunyai rantai dasar yang sama.
Gambar tetrasiklik triterpen, steroid, pentasiklik triterpen.
Jika dilihat secara sekilas , memang tidak ada perbedaan secara fundamental
antara triterpen dan steroid, pertimbangan ini didasarkan tanpa melihat adanya triterpen
tetrasiklik, atau tidak adanya gugus metal ( pada saat ini gugus metal pada C-4 dan C-14
selalu digunakan untuk membedakan steroid dan triterpen ). Hanya dengan pertimbangan
biosintesis memungkinkan untuk memisahkan dua kelompok senyawa ini : senyawa
seperti sikloartenol (C30 ) diduga sebagai 4,4-dimetilsterol ( sterol merupakan
prekursornya ), dimana euphol dan dammarans ( juga merupakan C30 merupakan triterpen
21
tetrasiklik. Memisahkan dua senyawa ini tidaklah mudah, contohnya darimana
Cucurbitasin berasal ? melalui sterol yang merupakan turunan protostan atau menurut
banyak peneliti termasuk kelompok triterpen tetrasiklik.
Dilihat dari kegunaan secara industri dan kegunaan terapeutiknya, triterpen dan
steroid merupakan metabolit sekunder yang cukup penting.
- digunakan sebagai glikosida jantung, dimana belum ada produk sintetik yang
dapat menggantikannya.
- Licorice digunan sebagai pemanis rendah kalori, digunakan secara luas pada
industri makanan
22
Walaupun steroid terdapat dalam hewan,jamur, alga, dan tumbuhan tingkat tinggi
kesemuanya dicapai dengan jalur umum yaitu dari asetat, melalui mevalonat, menjadi
squalen epoksida, pada pengujian lebih dalam hal ini menunjukkan bahwa jalur
biosintesis seperti ini sangat menyimpang. Sterol pertama kali disintesis dari hewan dan
lanosterol dari jamur. Eucaryotes dapat melakukan fotosintesis ( Alga, Bryophyta,
Pteridophyta, Spermatophyta ), semua sterol (fitosterol, cardenolida, spirostan,
solanidan ) dicapai melalui dimetilasi sikloartenol dan pembukaan cincin 9ß,19-
siklopropan. Sebagi tambahan organisme tumbuhan ini dapat mensiklisasi squalen
epoksida dalam sebuah konformasi yang akan menjadi triterpen tetrasiklik pada
tumbuhan Euphorbiaceae, saponin dengan aglikon triterpen pentasiklik atau menjadi
modifikasi triterpen dari Rutales ( quassinoid, meliacin, limonoid )
SIKLISASI PERTAMA
Pada pembukaan epoksida diawali dengan proses siklisasi. Supaya siklisasi ini
terjadi, enzim siklisasi harus menstabilkan konformasi dari polyisopren dengan cara
memenuhi electron ruang ( stereoelektronic ). Ini merupakan konformasi awal dari
squalen epoksida yang akan menentukan orientasi biosintesis kearah steroid dan
cucurbitacin, atau menjadi triterpen lain yang sesuai dengan jalur ini.
Gambar squalen-2,3-oksida
23
1. Jika squalen epoksida membentuk konformasi kursi-perahu-kursi , maka siklisasi
akan membentuk sebuah protostan yang merupakan precursor perantara sikoartan
dan cucurbitan, pada seri 1,2-prton dan gugus metal ( bagian ini kemungkinan
dibentuk dari susunan proton trans-antiparalel dan gugus metal pada C-17, C-13,
C-14, dan C-8 )
- menjadi tirucallol dan euphol yang merupakan precursor limonoid dan quassinoid
- pada banyak kasus akan membentuk cincin tambahan yang akan menjadi triterprn
pentasiklik ( oleanan, lupan, ursan, friedelan, dan taraxastan )
- atau pada kasus yang snagt jarang akan membentuk senyawa tetrasiklik dengan
cincin D segienam.
3. sebuah kasus yang sangat special akan membentuk triterpen tanpa gugus hidroksi
pada atom C-3. mereka umumnya merupakan turunan squalen: hopan, fernan
( konformasi awalnya merupakan konformasi kursi-kursi-kursi-perahu.
Gambar triterpen
24
25
26
27
FORMASI TRITERPEN
Gambar
28
29
30
31
TRITERPEN LAINNYA
A. Cucurbitacin
Cucurbitacin juga telah diisolasi dari tumbuhan lain seperti Gratiola ( Gratiola
officinalis L., Scrophulariaceae ); mereka dijelaskan mempunyai efek sebagi pencahar
dan emetic tetapi pada saat sekarang ini tidak dipakai lagi.
BRYONY
Tanaman toksik ini merupakan tumbuhan perennial yang memiliki panjang dahan
5 m dengan daun yang lebar yang dipenuhi oleh rambut kasar, dan sulut\r yang
memudahkan untuk memanjat pohon tersebut. Akarnya, dahulu digunakan sebagai
purgative, yang mengandung cucurbitasin glkioksida, termasuk bryodulcosida, bryosida,
bryonosida, cucurbitasin L, bryoamaride, dan bryodiosida A-C. semua bagian tumbuhan
ini toksik, namun demikian kandungan kimianya tidak diketahui seperti pada akar. Jika
terkena kulit, akar segar akan menyebabkan kulit kemerahan, iritasi dan bengkak pada
kulit. Keracunan oleh buah ( < 10 untuk anak-anak ) akan menyebabkan mual, sakit
perut, diare, dan pada kasus lain daapt menyebabkan agitasi. Bryony diterangkan dalm
farmakope Prancis ( edisi X,. IV.7.b ), merupakan spesies yang setelah dievaluasi rasio
32
manfaat dan kerugiannya menunjukkan hasil yang negative. Pada saat sekarang ini
penggunaan satu-satunya dari zat ini adalh sebagai Homeopati. Di Armenia, akar dari
spesies yang mirip yaitu Bryony putih ( Bryony alba L. ) digunakan sebagai tonik dan
adaptogen.
33
34
B. JENIS TRITERPEN
BIRCH
Simplisia ini terdiri dari daun kering ( Farmakope Eropa,Ed III,.1998 ), baik
seluruh bagian atau daun yang telah dipotong dari Betula pendula Roth, atau B.
pubescent, atau keduanya, atau hibrida dari dua spesies tersenut. Daun B. pendula
ujungnya berbentuk acuminate panjang, sedangkan B.pubescent ujung daun berbentuk
elongate dan berambut. Tumbuhan ini mengandung 1,5 % flavonoid, berupa Hyperin
( yang ditunjukkan dari Colorimetri setelah reaksi dengan AlCl3 )
Tidak data mengenai efek farmakologis aatau data klinis, di Prancis obat ini
digunakan secara tradisional secara oral ( Dalam Farmakope Prancis. 1998 ) : 1.
digunakan untuk meningkatkan urinasi dan fungsi eliminasi digestif, dan 2. untuk
meningkatkan eliminasi air di ginjal. Oleh pemerintah Jerman daun tumbuhan ini
dijelaskan mempunyai efek diuretic: dalam monografi tumbuhan ini digunakan untuk
35
inflamasi dan infeksi saluran kemih dan untuk lithiasis urinasi. Ini juga digunakan untuk
pengobatan penyakit reumatik, walaupun tidak dicantumkan dalam etiket.
Ranting tumbuhan ini mengandung turunan Lupan dalm jumlah besar ( lupeol dan
turunan terhidroksilasi, betulinol, asam betulinat ) termasuk dammaran, yang
teresterifikasi pada gugus hidroksi pada C-3 oleh asam malonat ( asam papyriferat ).
rantingnya juga mengandung arylbutanoid, dan glikosidik diarylheptanoid. Seperi daun
ia juga bermanfaat sebagai diuretic.
Asam betulinat bersifat toksik baik secara in-vitro maupun in-vivo: ia dapat
menghambat pertumbuhan melanoma manusia pada mencit secara selektif, dengan
induksi apoptosis. Amida tertentu dari asam betulinat ( amida dari asam 11-amino-
undecanoat dan RPR 103611 ) bersifat poten dan selektif inhibitor terhadap replikasi
HIV-1. IC50 dari beberapa strain adalah sekitar 10 nM. Mereka tidak aktif terhadap enzim
virus (protease, reverse transcriptase ), tetapi ia dapt mencegah pembentukan syncytium
dan menghalangi masuknya virus kedalam sel. ( tercatat bahwa penelitian tertentu yang
menjelaskan kegunaan seperti ini menggunakan asam betulinat yang diisolasi dari ranting
tumbuhan “ Platanus hybrida Brot. “ Platanaceae ).
BLACK COSOSH
Merupakan tumbuhan herba Amerika utara, dikenal juga sebagai snakeroot hitam
atau rattleroot, yang diketahui penggunaanya sebagai anti-inflamasi, diuretic, sedative,
dan antitusif. Rizom dan akarnya (BHP 1990) mempunyai aktifitas estrogenic, dan secara
tradisional digunakan untuk meringankan berbagai penyakit gynecological minor. Secara
kimia, bagian subterranean mengandung formononetin, yang merupakan dasar aktifitas
estrogenic, karena isoflavon mengikat reseptor estrogen secara kompetitif ( ovarioktomi
pada uterus tikus ). Ia juga mengadung turunan triterpen tetrasiklik dari sikloartenol,
dimana rantai samping dioksidasi dan disklisasi oleh ketalisasi ( actein, cimifugosida ).
Pada hewan, ektrak tumbuhan ini merupakan hypotensiof agent, sebagai vasodilator,
spasmolitik dan anti-inflamasi. Di Prancis, obat ini sesungguhnya tidak digunakan
36
( kecuali sebagai homeopati ), ia masih digunakan di Jerman ( untuk masalah
neurovegatatif pada saat menopause, syndrome premenstrual ).
Aktivitas antiinflamasi dari asam boswellat ini telah dipelajari dam berbagai jenis
hewan berbeda ( yang diinduksi dengan arthritis dan edema ). Dibuktikan bahwa AKBA
dan asam boswellat merupakan inhibitor 5-lipoxygenase secara in-vitro, sehingga mereka
juga merupakan inhibitor sintesis leuotrien.
Uji pendahuluan pada tikus menunjukkan asam triterpenat tidak bersifat toksik,
akut atau kronis ( 1 g/kg/hari x 6 bulan ). Observasi klinis pada pasien arthritis membuat
para ahli berpendapat bahwa senyawa ini dapat digunakan untuk terapi tambahan.
Percobaan lebih jauh masih diperlukan untuk menentukan manfaat dari senyawa ini.
C.TRITERPEN TERMODIFIKASI
37
limonoid ). Pada beberapa kasus modifikasinya lebih dalam : pembukaan cincin B atau C,
dan diikuti dengan resiklisasi atau reaksi lainnya.
Limonoids
Gambar
38
pada semua citrus, tidak seperti rasa pahit pada buah anggur-angguran yang disebabkan
oleh adanya flavanon glikosida. Pada buah segar yang utuh , asam limonoid
monokarboksilat berada dalm bentuk garam yang tidak menimbulkan rasa pahit. Setelah
jus diperas, pengasaman menyebabakan laktonisasi menjadi limonin yang berasa pahit.
Dalam perdagangan, rasa pahit ini dapat menimbulkan berbagai masalah dan diperlukan
bioteknologi untuk menghilangkan rasa tersebut.
Kontak dengan tanaman ini dapat menyebabkan reaksi alergi, dermatitis atau
gangguan pernapasan. Pada banyak kasus efek ini ditimbulkan oleh adanya triterpen
(contohnya anthothecol ).
NEEM
39
menghambat pertumbuhan, menghambat icdysis, dan menyebabkan malformasi, semua
ini dapat digunakan sebagai insektisida yang lebih aman dan bermanfaat karena dampak
lingkungannya lebih kecil daripada pestisida sintetik. Beberapa produknya sekarang
beredar di amerika serikat ( e.x margosan-O, Azatin ); mereka mengandung azadirachtin
dan beberapa mengandung minyak biji Azadirachta, yang potensial untuk aktivitas
tersebut.
Quassinoids
Berbagai quasinoid mengandung obat yang biasa digunakan sebagai tonik atau
sebagai insektisida, contonya quassias. Surinam quassia ( Quassia amara L ), Dan
Jmaican Quassia , dua pohon tinggi Carabbean yang digunakan sebagai kayu, kayak akan
quassin, mempunyai rasa pahit dan bersifat aperitif. Aplikasi potensial dari famili
simaroubaceae ini berhubungan dengan aktiviats biologis dari beberapa quassinoid.
Sebagai contoh quasinoid dengan ato C20 telah diisolasi dari Brucea, Ailanthus,
Simarouba, Castela, dan Simaba, yang mempunyai aktivitas citotoksik. Aktivitas ini
disebabkan oleh adanya jembatan ( 8,11 atau 8,13 ) teresterifikasi ( pada C-15 atau C-6 )
dan mempunyai cincin A yang tidak jenuh dan gugus hoidroksi pada C-11 Dan C-12,
contohnya bruceantin. Beberapa quassinoid mempunyai atom C20 dan sebuah jembatan,
mempunyai aktivitas sebagai antimalarial secara in-vitro dan pada dosis yang sangat
rendah ( IC 50 < 0.02 Μg/Ml ). Beberapa juga merupakan amebicida.
Gambar
40
41
KUINON
1.Pendahuluan
Karena quinon diperoleh dari oksidasi fenol, timbul sebuah pendapat untuk
memasukkan pola quinon dalam kelas yang berbeda dari metabolit sekunder. Kemudian
beberpa jenis flavanoid quinon ditemukan ( dari oksidasi cincin B ), dan diikuti dengan
penemuan sejumlah quinon yang mempunyai rangka terpenoid. Pada penemuan terakhir
didapat quinon diterpenoid dengan rangka abietan, yang merupakan karakteristik
Lamiaceae. Pada kasus yang sangat jarang terjadi, bentuk quinon mungkin
dikombinasikan dengan sebuah nitrogen heterosiklik ( carbazolequinon )
42
2. DISTRIBUSI QUINON
Lebih dari 1200 quinon telah diterangkan, terutama dari kingdom tumbuh-
tumbuhan; pada angiospermae, Gymnospermae, Fungi, Lumut, dan sangat jarang pada
Filices. Kelompok ini jarang ditemukan pada kingdom hewan, khussunya pada
echinodermata dan Arthopoda.
Distribusi naftoquinon terbatas pada Fungi dan tersebar luas pada Angiospermae.
Dan naftaquinon juga terdapat dalm bebrapa family dalam jumlah terbatas :
Bignoniaceae, Ebebaceae, Droseraceae, Juglandaceae, Plumbaginaceae, Boraginaceae,
Lythraceae, Proteaceae, Verbenaceae dan laninnya.
3. BIOSINTESIS
Biosntesis quinon dikarakterisasi pada berbagai jalur metabolik yang terjadi pada
berbagai organisme untuk memperjelas jumlah beberapa prekursor mereka yang terbatas:
asetat dan malonat, mevalonat, dan fenilalanin.
Jalur Polyketida
Pada beberapa kasus, struktur quinon ditunjukkan dari biosintesanya yang melalui
siklisasi dari sebuah poli-β-ketoester : yang dapat berupa chrysophanol dan secara umum
membentuk 1,8-dihidroksianthraquinon; dapat juga dapat merupakan aleosaponarin I dan
senyawa yang berhubungan lainnya. Beberapa naftaquinon ( contohnya pada
plumbiginaceae )mempunyai ciri tertentu.
43
Jalur Mevalonat dan Asam Chorismat
Jalur lain yang banyak terjadi pada tumbuhan tingkat tinggi yaitu melalui sam o-
suksinilbenzoat (=OSB= asam 4-(2’-carboksifenil)-4-oxobutanoat).asam ini dicapai
melalui reaksi asam chorismat dengan asam α-ketoglutarat yang mebentuk thiamin
pirofosfat. Kemudian ini diasilasi oleh koenzim A dan mengalami siklisasi menjadi asam
1,4-dihidroksi-2- naftaoat (=DHNA), yang merupakan prekursor awal dari naftoqinon.
Pada kassu lain, khusunya pada Rubiaceae, jalur ini juga dapat menghasilkan
anthraquinon : dengan Isoprenilasi pada posisi 3-DHNA oleh dimetiallil pirofosfat
(=DMAPP), siklisasi, dan aromatisasi. Pada famili lain DMAPP mengalmi alkilasi pada
C-2.
Quinon bebas praktis ridak larut dalam air, dan dapat diekstraksi dengan pelarut
oraganik umum, dsan pemisahannya dilakukan dnegan teknik kromatografi umum.
Benzoquinon dan naftoquinon dapat dilakuakn dengan distilasi uap. Mereka cukup stabil
terhadap panas, tetapi masih ada kemungkinan pembentukan artefak, contohnya oksidasi
oleh silika gel pada 7-metiljuglone memnetuk metilnaftarizin dan dimernya, atau
metoksilasi naftoqunon oleh metanol.
44
Ekstraksi glikosida daapt dialkukan dengan air atau larutan hydroalkohol.
Penemuan bentuk tereduksi ( quinol, anthron ) sangat sulit dilakukan: harus dilakukan
pada temperatur rewndah, jauh dari cahaya dan di bawah nitrogen untuk mencegah
oksidasinya secara spontan selama proses ekstraksi.
Berbagai reaksi warna dapat digunakan untuk karakterisasi quinon. Yang paling
utama adalah reaksi Brontager’s, yang dilakukan dengan cara melarutkan quinon dalm
medium larutan alkali: larutan menampakkan warna dalam range tertentu, tergantung
pada struktur dan subsituen dari quinon itu sendiri, dari orange-merah menjadi
keunguan-violet. Reaksi ini juga dapat dilakuakn pada plat KLT. Pada kasus yang spesifik
dari 1,8-dihidroksianthraquinon denagn magnesium asetat sering terjadi membentuk
waran yang mantap.
45
sejumlah obat dalam jumlah terbatas yang mengandung senyawa ini yang dipergunakan
untuk menghasilkan galenical ( contohnya Drosera sp )
Dalam waktu yang cukup lama, beberapa quinon yang berkhasiat obat digunakan
sebagai bahan celup. Dan juga termasuk tanaman yang mengandung nthraquinon, seperti
madder root ( Rubia tinctorium L., Rubiaceae ) atau yang mengandung naftaquinon
seperti alkanna root (=alkanet= Anchusae radix ) ( Alkanna tinctoria Tausch.,
Boraginaceae ) : dalam bentuk yang banyak mengandung alizarin ( aglikon dari asam
ruberythrtat ) dan yang banyak mengandung Alkannin. Mereka juga termasuk produk dari
hewan , contohnya pencelup kermes dari kermococcus vermilio, digunakan seabagia
bahan pencelup pada tekstil. Cochineal, pewarna yang sekarang ini banyak dipakai
( Eur.id.code E120 ), secara tradisional di ekstrak dari hewan betina yang dikeringakn dari
hemipter amerika tengah, Dactylopius coccus = Coccus cacti L., yang menagndung kira-
kira 10 % anthraquinon terhidroksilasi, asam karminat.
Potensi allergenik dari beberapa quinon ( benzo dan naftaquinon) disebabkan oleh
fakta mereka nekerja sebagai hapten : dengan kombinasi mereka sendiri, melaui pusat
nukleofiliknya, dengan gugus amin dan gugus thiol pada makromolekul, mereka
menginduksi dermatitis dengan sensititasi. Salah saru contoh yan paling terkenal adalah
varietas hortikultura dari bunga mawar asal Asia, bunga mawar yang paling terkenal
Primula obconica Hance dan bunga mawar lainnya ( e.x P malacoides Franchet ).
Spesies ini dapat menyebabkan reaksi alergi lokal dan urtikarioa atau kemerahan pada
46
kelopak mata, pipi, dagu, leher, jari, tanagn dan lutut, pada tukang bunga dan tukang
kebun.
Hal ini dapat menyebabkan oleh erythema dan juga edema, umunya dalam bentuk
gelembung. Molekul yang mnempunyai aktivitas sebagai allergenik adalah
alkilbenzoquinon, primin atau 2-metoksi-6-pentilbenzoquinon.
Masalah yang sama terjadi pada industri kayu. Pekerja yang berkontak dengan
serbuk gergaji kayu menderita konjungtivitas dan senagu. Erithema dan dermatitis yang
melepuh sering terjadi pada bagian belakang tangan, bagian bawah lengan, kelopak mata,
muka dan leher. Pada kasus yang jarang terjadi sebuah alergi dengan tipe yang sama
dapat disebabkan oleh adanya kontak yang lama dengan alat musik tertentu. Banyak
molekul diduga sebagai penyebabnya, diantaranya :
- Naftaquinon seperti lapachol, deoksilapachol dan senyawa yang berkaiatn erat dengan
senyawa yang terdapat pada kayu jati ( Tectona grandis L., Verbebaceae ), Tabebuia,
dan Tecoma ( iperpoxo, pau de a’arco, Bignoniaceae ), atau naftoquinon dari eboni ( dari
Madagascar, Afrika, atau pulau celebes, Diospyros sp., Ebenaceae ).
- dalberdiones atau puple wood dari Asia ( Dalbergia latifolia Roxb ), Africa (
D.melanoxylon Guill. Et Perr) atau Africa selatan ( D nigra Allem. [ Vell. Conc.] Benth.,
D. Retusa Hemsley [cocolobo].
Naftaquinon merupakan pigmen kuning atau orange yang berasal dari tumbuhan
dan karakteristik pada beberapa famili Angiosperm, termasuk Ebenaceae, Droseraceae,
47
dan Bignoniaceae. Mereka umumnya selalu dalm bentuk 1,4-naftaquinon dan pada kasus
yang sangat jarang dalam bentuk 1,2-naftaquinon. Substituen yang paling utama adalah
gugus hidroksil dan metil, pada C-2 pada cincin aromatik atau lainnya. Prenilasi jarang
terjadi, dan pada Ebenaceae, tidak terdapat struktur dimerik. Penggunaan farmsetik dari
senyawa ini sanagt terbatas.
SUNDEW
Tanaman, obat. Sundew terdapat dalam Farmakope Prancis edisi 10, dinyatakan
bahwa speies ini berasal dari eropa dan sangat langka dan sekarang dilindungi.
D.rotundifolia adalah tanaman kecil ( tinggi 5 cm ) dengan daun roset dan petiloa
panjang. Belahan daun orbicular, dan ditutpi oleh trikom merah panjang dengan apex
globulus, dengan sekret kental, cairan dengan indek bias tinggi ( oleh sebab itu
dinamakan sundew ). Satu atau dua tangkai tipis, tanpa daun, bunga rasemik dengan petal
putih. Spesies Eropa lain berbeda pada bentuk belahn daun: lanseolat dan attenuatus
samapi petiola contohnya pada D. Angelica, obovate pada D.intermedia. simplisianya
terdiri dari seluruh bagian tanaman, ia sering dipalsukan dengan spesies dari Africa atau
Madagascar.
Test. Quinon dapat dikarakterisasi pada sundew dengan analisa KLT dari
tincturnya. Untuk quantiatatif , cara yang mungkin digunakan adalah dengan destilasi
uap: adanya quinon daalm distilat dapat diekstraksi dengan kloroform, dan absorban dari
48
pelarut organik dapat diukur. Uji yang paling penting untuk identifikasi obat adalah
pemeriksaan mikrokopis pada morfologi tikom galndular- khususnya pada non-Eropa
Drosera ( ramantaceae, peltata, dan lainnya ).
Bentuk umum penggunaan sundew adalah dalam bentuk tinktur (1-3 g/hari0.
eksrak juga sering digunakan. Tinktur dan ekstrak adalah kandungan utama dalam obat
yang digunakan untuk pengobatan batuk spasmodik ( khususnya dalm bentuk sirup ).
Sundew tidak terdaftar dalm Annex sampai French Explanatory Note tahun 1998.
monogarfi pada pemerintah jerman menaytakan bahwa sundew digunakan secara oral
untuk batuk biasa dan batuk iritasi.
Drosera peltata Sm. Spesies ini berasal dari asia timur (Jepang, China, Malaysia,
Filipina, dan India )mengandung plumbagian pada bagian atas tanaman, dan plumbagin
dan doseron (2-metil-3,5-dihidroksi-1,4-naftaquinon pada bagian subterranean. Speies ini
dikarakterisasi dengan tuberkelnya, daun non-stipula nya ( daun basilar dengan helai
tajam disekelilingya, daun caulin dengan helai peltate asimetris) dan bunga denngan petal
putih.
Drosera ramantaceae Burch. Ex Harv. & Sond. Berasal dari Madagascar dan
Afrika timur. Ia dikarakterisasi melalui bunganya dengan petal ungu, daun caulin dengan
helai lanceolat ( tetapi tidak rostte basilar ), dan tidak mmepunyai tuberkel. Walaupun ia
mengandung quinon, tetapi konsentrasinya sangat rendah ( kira-kira 10x lebih rendah dari
49
spesies Drosera biasa ), dan kandungan utamanya adalah 5-hydroksi-7-metil-1,4-
naftaquinon atau ramantaceon, yang ditemukan dalam bentuk glikosida pada tanaman
segar. Obat ini berkhasiat sebagai spasmolilik lemah.
WALNUT TREE
Bagian dari tumbuhan ini yang digunakan adalah anak daun (foliole) kering,
yang mengandung tidak kurang 2% dari flavonoid total.
Kotiledon biji digunakan sebagai makanan dan sumber minyakl, yang mengadung
50 % atau lebih Asam linoleat dan α-asam linolenat, dan komsumsinya di Prancis sangat
jauh terbatas. Walnut stain juga digunakan sebagai pewarna kayu.
50
digunakan untuk mengobati gejala gangguan vena, seperti memar pada lenagn, gejala
wasir, dan gejala diare. 2. secara lokal digunakan untuk mengatasi gatal pada kulit kepala,
kulit mengelupas dan ketombe. Dan sebagai emmolien tambahan dan untuk
menghilangkan gatal pada penyakit kulit: sebagai tropik protektif agent untuk kulit
pecah-pecah, lecet, radang dingin, merekah. Dan gigitan serangga.; untuk mengatasi kulit
terbakar; kemerahan karena popok; dan sebagai antalgik pada penyakit rongga mulut,
faring, atau lainnya ( penyegar atau colutoria )
Di Jerman, obat ini digunakan sebagi adstringen untuk penggunaan luar, untuk
inflamasi pada kulit, dan pelembaba kaki dan tangan. Sejak bungkus buah tidak
menunjukkan aktivitas apa-apa , tumbuhan ini tidak lagi digunakan ( juglon bersifat
mutagenik atau bahkan karsinogenik ).
HENNA
51
luas dalam bidang kosmetologi untuk bahan pencelup., disebabakan ikatannya yang kuat
anatara lawsone dan rambut, mungkin melalui reaksi gugus thiol dengan keratin ( shampo
dan lotion rambut ). Walaupun digunakan pada bagian luar untuk produk-produk rambut,
ia sering menimbulkan reaksi alergi serius, yang telah terjadi dan berakibat fatal, setelah
pemberian atau pengguanaan tincture henna dan p-phenylenediamin. Sekarang ini diduga
bahwa lawsone pada henna menyebabakan anemia hemolitik kaut yang diteliti pada bayi
baru lahir yang kekurangan kongital G6PD. Hasil dari studi in vitro mendukung
hipotesis ini karena Naftaquinon mempunyai daya oksidasi yang cukup kuat.
Senyawa obat yang berbeda dari kelompok ini dikarakterisasi dengan adanya
senyawanfenolik dan glikosida, turunna dari anthracene dan mempunyai berbagai macam
tingkat oksidasi( anthron, anthranols, anthraquinon ): mereka adalah glikosida
anthraquinon. Tidak masalah dnegan derajat oksidasi mereka , molekul ini umumnya
mempunyai hidroksilasi dobel pada .C-1 dan C-8.
52
yang tergantung pada suasana lingkungan senyawa anthron dalam dimer yang identik
atau berbeda secara respektif.
Variasi srtuktur yang ditemui untuk aglikon ini sangat terbatas. Disamping adanya
fakta bahwa dua gugus fenolik selalu ditemukan pada posisi 1 dan 8, hanya karbon 3 dan
6 yang mungkin dapat disubstitusi : bentuknya selalu karbon tersubstitusi dalam berbagai
tingkat oksidasi ( metil, hidroksimetil, karboksil ), dan akhir-akhir ini beberapa
disubstitusi oleh gugus hidroksi, dimana dalam bentuk bebas atau teresterifikasi dengan
metanol. Skema substitusi umum menunjukkan bahwa senyawa ini dicaapai melalui
kondensasi pada octa-asetat secara biogenetik.
- Glikosida . karena anthron tidak stabil, aglikon bebas yang terbentuk pada
senyawa adalah selalu anthraquinon. Bentuk tereduksi, pada sisi lain, terdapat
hanya dalam keadaan terkombinasi, dengan kata lain dalam bentuk glikosida.
sakarida yang umum dijumpai dalam glikosida adalah : glukosa, rhmanosa, dan
pada kasus yang jarang apiosa. Ikatan dengan aglikon normalnya pada gugus hidrosksi
pada C-8 ( dengan glukosa), atau pada C-6 ( dengan rhamnosa atau apiosa). Aglikon
mungkin juga daalm bentuk rantai dua , contohnya glukofrangulin A adalah emodin 6-O-
α- rhamnosyl-8-O-β-D-glikosida.
Komentar. Ada Perbedaan komposisi yang substansial antara tanaman segar dan
simplisia kering. Dalam tanaman segar , senyawa tipe anthracen merupakan komponen
utama sebagai glikosida dari nathron monomerik. Selam proses pengeringan, dua proses
transformasi berlangsung : oksidasi, yang membentuk anthraquionon glikosida (e.x
53
oksidasi pada buckthorn, bentuk anthron menjadi frangulin dan glukofrangulin ) dan
dimerisasi oleh reaksi enzimatk yang terjadi jika pengeringan dilakukan pada suhu 40oC.
Para ahli lain berpendapat bahwa dimer ini tidak hanya artefak yang terbentuk selama
proses pengeringan tetapi mereka mungkin bagian yang mungkin akan muncul dan
menjadi bagian oksidoreduksi dengan potensi fisiologi yang signifikan.
54
dikarakterisasi dengan fluoresensi dari bentuk anthranol dengan adanya sodium borak
( reaksi Schouteten ).
Identifikasi glikosida dan aglikon dilakukan dengan KLT: dan dilihat dibawah
sinar UV dan dengan reaksi Borntrager, secara langsung atau setelah oksidasi, pada plat
KLT, untuk melihat anthron mnejadi anthraquinon.
Penetapan kadar. Penetapan kadar dengan spektrofotometer dapat dilakukan
dengan adanya reaksi dengan magnesium asetat atau mungkih dengan KOH. Karena
bentuk anthraquinon bebas tidak mempunyai aktivitas farmakologi, maka senyawa ini
tidak termasuk dalam penetapan kadar ( sebagai pedoman, Farmakope hanya mewajibkan
menghitung bentuk campurannya ).
Penetaapn kadar dari bentuk campuran remasuk dalam ekstraksi,bentuk oksidasi
hidrolisis, reaksi warna dan penentuan secara spektrofotometrik. Simplisia berupa serbuk
yang dapat diekstraksi dengan pelarut organik apolar, yang menghialngkan bentuk bebas
dari anthraquinon yang mungkin ada. Selanjutnya larutan daalm air dioksidasi ( dengan
Ferri klorida ) dan dihidrolisis ( asam hidroklorida ). Pelarutnya diuapkan dan residunya
dialrutkan kembali dengan magnesium asetat dalam metanol, dan absorbannya diukur
pada 515 nm ( untuk variasi daapt diliaht dalm Monografi dalm Farmakope Prancis ).
B.EFEK FARMAKOLOGIS
Beradsarkan dosis yang tercatat, turunan 1,8-antharquinon memberiakn aktivitas
sebagai laksatif atau purgatif. Pada dosis teurapetik mereka digunakan sebagai stimulan
laksatif, dan dahulu digunakan untuk mengatasi iritasi pada mukosa, dan meskipun
sekarang ini hal tersebut tidak diakui lagi tetapi iatu tanpaknya tidak disalahkan.
.aktivitasnya berhubungan dengan struktur senyawanya, yang paling menarik
adalah turunan O-glikosida dari dianthron dan anthraquinon seperti halnya juga C-
glikosida dari anthron, kelompok senyawa ini tidak mempunyai CH2 pada posisi 10-nya.
Aktivitas dari glikosida monomerik anthron sangat berlebihan, yang menjelaskan
mengapa simplisia yang mengandung senyawa ini ( contohnya bucktorn bark ) hanay
digunakan dalam waktu yang tidak terlalu lama dari penyimpanan atau setelah
pengambilan tanaman karena selama proses tersebut ia teroksidasi menjadi anthraquinon
glikosida. Bentuk aglikon bebas ( anthraquinon ) bersifat inaktif.
55
Bentuk aglikon dapat ditemukan dalam simplisia atau terbentuk melalui
hidrolisiis pada saluran cerna, selama mencapai usus halus, ia diabsorbsi dalam usus
halus dan teglukokonjugasi di hati, dan hampir seluruhnya dieksresikan melalui urin.
Siklus enterohepatiknya diperlukan. Glikosida dari anthraquinon dan dianthron adalah
molekul polar yang larut dalam air, dan mempunyai berat molekul yang tinggi, sehingga
mereka tidak diresorbsi maupun terhidrolis dalam usus halus. Pada usus besar, mereka
terhirolisis oleh beta-glukosidase dari flora usus dan dibebaskan anthraquinon tereduksi,
bentuk aktif dari dianthron dibentuk secara in situ, yang menjelaskan hubungan antara
senyawa yang diserap dan efef laksatif. Pada beberapa pengarang lain, anthraquinon
glikosida digolongkan sebagai prodrug : molekul gula akan berperan sebagai transporter
dengan mencegah perubahan menjadi bnetuk aktif selama proses absorpsi samapi
dibebaskannya pada kolon dibawah pengaruh enzim bakterial.
Turunan hidroksianthraquinon mmepengaruhi motilitas saluran cerna, yang telah
dibuktikan secara in vivo , bahwa anthron berkontak langsung dengan sel epitel pada
mukosa dalam saluran cerna. Senyawa ini juga diketahui bersifat sitotoksik dan
kemampuannya dalam meninduksi alterasi seluler seperti formasi deposit yang tidak
larut daalm sel. Fragmen atau deposit ini diabsorpsi oleh makrofag ( secara klinis,
manifestasi ini sendiri oleh pigmentasi melanotik pada mukosa kolon [= melanosis coli ]
karakteristik dari penyalahgunaan laksatif anthraquinon ). Senyawa ini dapat
menyebaabkan ulcer pada kolon.
Glikosoda Anthraquinon diperkirakan mempengaruhi absorbsi air dan elektrolit.
Dengan cara menghambat aktivitas Na-K ATPase pada enterosite, ia menyebabkan
penghambatan resorbsi air, natrium dan klorida, dan meningkatkan sekresi kalium pada
mukosa saluran cerna. Mekanisme lain juga diperkirakan untuk menjelaskan aktivitas
dari derivatnya : aktivitas pada sintesis prostaglandin ( ia diperlukan dalam transport air
dan elektrolit ), atau mekanisme yang melibatkan kalsium.
Glikosida anthraquinon dieksresikan melalui air susu, tetapi resiko diare pada
bayi tampaknya dapat diabaikan. Pemberian sennosida pda tikus ( 25 mg/kg/hr ) selama
lebih dari dua tahun tidak menunjukkan efek karsinogenik dan penelitian pada kerlinci
menunjukkan tidak adanya efek pada keturunannya. Observasi pada manusia belum dapat
dijelaskan, yang menyebabkan beberapa pengarang mengira adanya hubungan antara
56
penyalahgunaan anhtraquinon sebagai laksatif dengan meningkatnya resiko kanker usus.
Teratogenitas dari anthraqunon telah banyak diteliti tetapi hasilnya masih diperdebatkan.
57
2. jumlah maksimun dari obat laksatif dalam bentuk kombinasi dibatasi sampai
lima dengan jumlah maksimum anthraquinon yang ada hanya dua jenis.
3. konbinasi obat yang mengandung anthraquinon yang hanya diizinkan dengan
gum, mucilago, pektin, dan serat. Namun demikian informasi untuk dokter, farmasis dan
konsumen harus difokuskan hanya kepada anthraquinon saja. Mekanisme aksi dari obat
yang berbeda atau penyaiapannya dalam bentuk kombinasi harus sesuai.
4. penggunaan anthraquinon sebagai obat harus dibatasi hanya untuk penggunaan
dalam waktu yang singkat, tidak boleh lebih dari 8 sampai 9 hari, ukuran kemasan hanya
untuk penggunaan dalm waktu yang singkat.
5. dosis untuk orang dewasa yang diperbolehkan untuk penggunaan anhtraquinon
glikosida adalah 25 mg ( barabaloin, glukofrangulin A, cascaroside A, sennosida B ) atau
50 mg ( rhein ), posologi tipa hari untuk orang dewasa dihitung dalam bentuk tingkatan
glikosida anthraquinon maksimum sebagai obat tertera dalam farmakope Prancis dan
Eropa. Untuk penyesuaian posologi individual harian, setiap unit dosis tidak boleh
mengandung lebih dari setengah dosis harian biasa. Jika dalam bentuk kombinasi, efek
kumulatif harus ditentukan dan kuantitas dari setiap obat harus diturunkan.
6. penyuntikan anthraquinon sebagai laksatif untuk anak dibawah 10 tahun adalah
kontraindikasi. Dan harus dipertimbangkan untuk anak umur antara 10-15 tahun, atau
untuk wanita yang sedang hamil atau menyusui ( penyuntikan senna pada wanita hamil
harus dengan pengawasan dokter )
7. informasi yang disediakan untuk dokter dan farmasis harus diertai
kontraindikasi ( colopathi inflamasi [ rectocolitis ulcerative, penyakit Crohn’s], efek
fecal, gangguan saluran cerna yang tidak terdiagnosa ). Pengobatan dengan obat ini hanya
boleh selama 8 sampai 10 hari dan dengan resep dokter dan pengucualian untuk anak-
anak. Inforamsi juga harus menyatakan bahwa penggunaan dalam waktu lama dapat
menyebabkan gangguan ( catartik usus, ketergantungan ). Seperti laksatif lain, informasi
harus meliputi penegasan bahwa oabt ini untuk pengobatan konstipasi dan hanya
digunakan sebagai tambahan dalam pola hidup yang sehat ( meningkatakan konsumsi
sayuran bersserat dan minuman [air], olah raga, dan melatih untuk buang air besat secara
teratur ). Penggunaan obai secara simultan yang dapat menyebabkan aritmia yang tidak
beraturan ( amiodarone, astemizole, bepridil, bretylium, disopyramide, erithroimycin IV,
58
halofantrine, pentadimidin, quinin tipe antiaritmik, sparfloxacin, satalol, sultopride,
terfenadine, vincamine ) harus dikurangi. Penggunaan secara simultan dari glikosida
jantung, diuretik, dapat menyebabkan hipokalemia, atau kortikosteroid dapat
menyebabkan gangguan khusus ( seperti kalemia ). Potensi efek samping lainnya adalah
diare, sakit perut, hipokalemia dan warna urin yang tidak normal.
8. inforamsi untuk konsumen harus seperti diatas tetai dam bahasa yang halus,
dan harus disarankan untuk disertai dengan pola hidup yang sehat dan pola makan yang
mencegah konstipasi kronik.
Komisi E jerman tealh membuat daftar anthraquinon yang umum digunakan
sebagai laksatif: untuk pasien dengan defekasi yang lebih mudah ( luka pada dubur,
hemoroid, setelah pembedahan dubur atau rektal ) dan untuk konstipasi. Khusus untuk
senna berikut ini adalah tambahannya : untuk pengosongan saluran cerna sebelum
penyinaran dengan sinar X, sebelum dan sesudah pembedahan perut. Rhubarb pada dosisi
rendah digunakan sebagai adsrtingan dan obat sakit perut. Semua obat daalm grup ini
kontraindikasi dengan kasus pada gangguan saluran cerna. Kecuali untuk aloe, simplisia
ini dapat digunakan pada wanita hamil dibawah pengawasan dokter ( aloe juga
sebenarnya kontaindikasi dengan wanita hamil ). Pertimbangan pengobatan juga hrus
dilakukan pada wanita menyusui. Monografi komisi E menetrangkan efek sampingnya.
Mereka menekan potensi resiko dari glikosida jantung (hipokalemia ) dan dan
kebutuhan untuk mmebatasi pengobatan menjadi periode yangs singkat. Mereka
menimbulkan potensi kasus urin berwarna merah pada penggunaan aloe, buckthorn dan
cascara, resiko langsung timbulnya mual jika dalm penggunaan batang segar.
Pengemasan harus menyebutkan bahwa untuk mengembalikan fungsi saluran cerna harus
disertai dengan konsumsi serat, minum yang banyak dan olah raga yang cukup.
SENNA
Cassia angustifolia VAHL. AND Cassia senna L., Caesalpiniaceae
59
Daun senna yang terdaftar dalm farmakope eropa edisi tiga terdiri dari anak daun dari
C.senna L ( =C angustifolia Del.) dikenal saebagai alexandria senna , atau Cassia
angustifolia Vahl., dikenal sebagai Tinnevelly senna, atau capuran dari dua spesies
tersebut. Buah dari kedua spesies diatas juga menjadi subjek dalm monografi. Daun dan
buahnya mempunyai khasiat sebagai laksatif, yang disebabkan adanya glikosida
hidroksianthraquinon. Pada tahun 1986 produksi polong senna dunia melebihi 5 juta ton.
Tumbuhan. Simplisia. Senna merupakan semak rendah dengan daun compositae
paripinnate. Bunganya, tetrasiklik, pentamorous, dan zygomorp dengan cuinqucial calix,
sebuah corola dengan petal kuning dengan gurat coklat, dan sebuah bagian staminodial
androceium. Buahnya rata seperti kertas, polong yang berisi enam sampai delapam biji.
Kedua spesies mempunyai daerah asal masing-masing. Tinnevelly senna, aslinya
berasal dari Arabia yang tumbuh liar di Afrika barat ( somalia ) dan di asia sampai
punjab. Sekarang ini dibudidayakan di pakistan dan india, dan di selatan provinsi Madras.
Alexandria senna tumbuh secara alamiah di timur laut afrika. Ia dibuddayakan di Sudan.
Simplisianya mempunyai morfologi yang sangat mirip. Anak daun tinnevelly
senna berbentuk lanseolat, acute ( 20-50 mm x 7-20 mm) dan asimetris pada bagian
bawahnya : daua sisi yang halus, dan sedikit rambut yang halus. Anak daun alexandria
senna berbentuk lanceolat ( 15-=40 mm x 5-15 mm), asimetris pada bagian bawah dan
mucronat ( pada bagian ujung mmenbentuk sebuah titik ). Kedua sisinya fubescent.
60