Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Keluarga
Keluarga dalam bahasa arab adalah AL - Usroh yang berasal dari kata al-
asru yang secara etimologis nempunyai arti ikatan.Kata keluarga dapat diambil
kefahaman sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat, atau suatu organisasibio-
psiko-sosio-spiritual dimana anggota keluarga terkait dalam suatuikatan khusus
untuk hidup bersama dalam ikatan perkawinan dan bukan ikatan yang sifatnya statis
dan membelenggu dengan saling menjaga keharmonisan hubungan satu dengan
yang lain atau hubungansilaturrahim. Sementara satu . Al- Razi mengatakanal-asru
maknanya mengikat dengan tali, kemudian meluas menjadi segala sesuatu yang
diikat. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
keluarga adalah proses transformasi prilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit
sosial terkecil dalam masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya
yang pertama dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai
kebiasaan dan prilaku yang penting bagi kehidupan pribadi,keluarga dan
masyarakat.
Dalam norma ajaran sosial, asal-usul keluarga terbentuk dari perkawinan (laki-laki dan
perempuan dan kelahiran manusia seperti yang ditegaskan Allah dalm surat an-Nisa ayat satu
yang berbunyi:

ِِ ‫الر ِحيم‬
‫ه‬ ‫الر ْح َٰم ِن‬ ِ ‫ِبس ِْم ه‬
‫َّللا ه‬
‫ث ِم ْن ُهما ِرج ااًل‬ ‫احدةٍ وخلق ِم ْنها ز ْوجها وب ه‬ ِ ‫اس اتهقُوا ربه ُك ُم الهذِي خلق ُك ْم ِم ْن ن ْف ٍس و‬
ُ ‫يا أيُّها النه‬
‫يرا‬
‫ك ِث ا‬
‫َّللا الهذِي تساءلُون ِب ِه و ْاْل ْرحام ۚ ِإ هن ه‬
‫َّللا كان عل ْي ُك ْم ر ِقيباا‬ ‫ونِسا اء ۚ واتهقُوا ه‬
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari
seorang
diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah
memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada
Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan
(peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi
kamu.
(an-Nisa’ ayat 1)

Asal-usul ini erat kaitannya dengan aturanIslam bahwa dalam upaya pengembangbiakan
keturunan manusia,hendaklah dilakukan dengan perkawinan. Oleh sebab itu, pembentukan
keluarga di luar peraturan perkawinan dianggap sebagai perbuatan dosa.
B. Akhlak Istri Kepada Suami
Adapun kewajiban bagi seorang istri kepada suaminya di bagi menjadi 5

Pertama, alangkah mulianya seorang wanita yang berjiwa qana`ah, cermat dalam
membelanjakan harta demi mencukupi suami dan anak-anaknya.Dahulu kala, para wanita
kaum salaf memberi wejangan kepada suami atau ayahnya, “Berhatilah-hatilah engkau dari
memperoleh harta yang tidak halal.Kami akan sanggup menahan rasa lapar namun kami tak
akan pernah sanggup merasakan siksa api neraka.”
Kedua, istri shalihah adalah istri yang berbakti kepada suaminya, mendahulukan hak
suami sebelum hak dirinya dan kerabat-kerabatnya.Termasuk dalam masalah taat kepada
suami adalah berlaku baik pada ibu mertua. bukanlah istri shalihah yg dinyatakan dlm hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‫ع وخي ُْر متاعِ الدُّ ْنيا ْالم ْرأة ُ ال ه‬


ُ‫صا ِلحة‬ ٌ ‫الدُّ ْنيا متا‬
“Sesungguh dunia itu adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adl wanita/istri
shalihah.”
Oleh karena itu wahai para istri perhatikanlah akhlak kepada suami dan kerabatnya.
Ketahuilah akhlak yg baik itu berat dlm timbangan nanti di hari penghisaban dan akan
memasukkan pemiliknya ke dlm surga.
Ketiga, istri sebagai guru pertama bagi anak-anak, hendaknya mendidik mereka
dengan pendidikan yang baik, memperdengarkan kata-kata yang baik, mendoakan mereka
dengan doa yang baik pula. Semuanya itu merupakan implementasi bakti istri kepada
suaminya.
Keempat, karakter istri dengan adab baik adalah tidak mengadukan urusan rumah
tangga dan mengungkit-ungkit perkara yang pernah membuat diri si istri sakit hati dalam
pelbagai forum.
Kelima, tidak keluar dari rumahnya tanpa memperoleh izin terlebih dahulu dari
suami. Mengenai hal ini, Nabi telah mewanti-wanti dengan bersabda, “Hendaknya seorang
wanita (istri) tidak keluar dari rumah suaminya kecuali dengan seizin suami.Jika ia tetap
melakukannya (keluar tanpa izin), Allah dan malaikat-Nya melaknati sampai ia bertaubat
atau kembali pulang ke rumah.” (HR. Abu Dawud, Baihaqi, dan Ibnu `Asakir dari Abdullah
bin Umar).
C. Akhlak Suami Kepada Istri
Adapun beberapa kewajiban seorang suami kepada seorang istri
Pertama yang wajib diketahui dalam mempergauli istri adalah mengedepankan sikap
welas asih, cinta, dan kelembutan. Dalam Al-Qur`an, Allah berfirman;

ِ ‫وعا ِش ُرو ُه هن بِ ْالم ْع ُر‬


‫وف فإِن ك ِر ْهت ُ ُمو ُه هن فعسى أن ت ْكر ُهواْ شيْئا ا ويجْ عل ه‬
‫َّللاُ فِي ِه خيْرا ا‬
‘’Dan bergaullah dengan mereka (para istri) secara patut, kemudian bila kamu tidak
menyukai mereka,(maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu,
padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Qs. An-Nisa` : 19)

Kedua, Sebagai seorang kepala keluarga, suami dianjurkan untuk memperlakukan istri
dan anak-anaknya dengan kasih sayang dan menjauhkan diri dari sikap kasar.Adakalanya
seorang suami menjadi tokoh terpandang di tengah masyarakat, ia mampu dan pandai sekali
berlemah lembut dalam tutur kata, sopan dalam perbuatan tapi gagal memperlakukan
keluarganya sendiri dengan sikapnya saat berbicara kepada masyarkat.

Ketiga, seorang suami sangat membutuhkan pasokan kesabaran agar ia tangguh


dalam menghadapi keadaan yang tidak mengenakkan. Suami tangguh adalah suami yang
tidak mudah terpancing untuk lekas naik pitam saat melihat hal-hal yang kurang tepat demi
cinta dan rasa sayangnya kepada istri. Betapa sabarnya Rasulullah sebagai seorang suami
dalam mengurusi paraistrinya. Begitu sabarnya, sampai-sampai sebagai sahabat beliau
mengatakan, “Tidak pernah aku melihat seseorang yang lebih pengasih kepada keluarganya
melebihi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassalam.”(HR. Muslim).

Keempat, seorang suami hendaknya mampu mencandainya.Adanya canda dan tawa


dalam kehidupan berumah tangga lazim selalu dilakukan. Bayangkan apa yang terjadi jika
pasangan suami-istri melalui hari-harinya tanpa canda. Lambat laun rumah tangganya
menjadi bak areal pemakaman yang sepi, senyap, hampa.Suami yang ingin menunaikan hak-
hak istrinya akan berusaha mengundang canda, gurauan, yang mencairkan suasana dengan
senyum dan tawa; berusaha untuk bermain perlombaan dengan istri seperti yang dilakukan
Rasulullah kepada istrinya Aisyah Ra.Dalam diri setiap manusia terdapat sifat kekanak-
kanakan, khususunya pada diri seorang wanita. Istri membutuhkan sikap manja dari
suaminya dan karenanya jangan ada yang menghalangi sikap manja seorang suami untuk
istrinya.
D. Membentuk Anak Yang Sholeh Dan Sholehah
Setiap orang tua pasti mendambakan anak yang shalih, berakhlak mulia, berguna bagi
nusa dan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan tersebut orang tua memiliki peran yang sangat
penting, sebab keluarga merupakan arena pendidikan yang pertama dan utama bagi anak,
sebab setelah kelahirannya, ia berinteraksi dengan orang tua dan keluarganya.Anak lahir ke
dunia dalam keadaan fitrah. Ia tiada mempunyai dosa warisan dari siapapun juga. jelaslah
bahwa pendidikan yang diberikan orang tua sangat berpengaruh bagi anak sehingga jika
pendidikan tersebut tidak baik, maka hasilnya juga tidak baik.
Demikian pula bila orang tua berusaha dan melakukan pendidikan terhadap anaknya
dengan baik, maka hasilnyapun baik pula bagi anak. Akan tetapi karena keterbatasan orang
tua dalam mengajar dan mendidik anak, maka untuk kelanjutan pendidikan memerlukan
bantuan orang(guru/ustadz/kyai) untuk memberi pendidikan yang intensif. Hal ini dilakukan
karena anak harus disiapkan sedini mungkin secara terarah, teratur dan disilin agar dapat
bertahan dalam kehiduan yang dinamis dan mampu mengantisipasi dari godaan dan hal-hal
yang dapat merusak keimanan.
Keluarga adalah sebagai suatu masyarakat kecil, mempunyai peran bagi pendidikan
akhlak anak-anak, karena bagi anak, keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama
dalam interaksi.
Orang tua merupakan sebutan yang ditunjukan pada ayah dan ibu yang mempunyai
anak, mempunyai peranan yang sangat penting dalam mendidik anak-anaknya agar menjadi
anak yang baik, berakhlakul karimah. Karena keduanya merupakan orang yang sering diajak
berinteraksi juga menjadi figure yang selalu ditiru oleh anak.

Pendidikan anak, terutama pendidikan akhlak bagi anak-anak menjadi sangat penting
karena mereka akan menghadapi suatu yang sama sekali berbeda dengan yang kita hadapi
sekarang. Pembekalan akhlak pada anak-anak menjadi dominant supaya mereka mampu
bertahan hidup dengan terhindar dari semua yang akan menjerumuskan mereka kedalam hal-
hal yang.

E. Akhlak kepada orang tua {birrul walidain}

istilah birrul walidain berasal langsung dari Nabi Muhammad saw. Dalam sebuah
riwayat disebut bahwa ‘Abdullah ibn mas’ud seorang sahabat Nabi yang terkenal bertanya
kepada Rasulullah saw tentang amalan apa yang di sukai oleh ALLAH SWT, Beliau
menyebutkan pertama sholat tepat pada waktunya; kedua birrul walidain dan ketiga, al-jihadu
fi sabilillahi (H, mutafaqun ‘alaihi)
birrul walidain terdiri dari kata birru dan al- walidaini .birru atau al- birru yang
artinya kebajikan (ingat penjelasan tentang al-birru dalam surat Al-baqarah ayat 1772), al-
walidain artinya dua orang tua atau bapak dan ibu’, jadi birrul walidain artinya adalah
berbuat kebajikan kepada kedua orang tua, seperti dalam firman allah swt:
“dan tuhanmu telah memerintahkanmu supaya kamu jangan menyembah selain dia
dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu “(QS, Al-isra’:23)”

 Bentuk-bentuk birrul walidain


banyak cara bagi seorang anak untuk dapat mewujudkan birrul walidain tersebut,
antara lain sebagai berikut:
1. Mengikuti apa yang orang tua inginkan dalam berbagai aspek kehidupan baik masalah
pendidikan, pekerjaan, jodoh maupun masalah lainya. Dengan catatan keinginan atau
saran dari orang tua tersebut sesuai dengan ajaran islam, dan pabaila bertentangan
maka anak wajib menolaknya dengan cara yang baik, seraya dengan meluruskan hal
sedemikian sesuai dengan tuntunan al-Qur’an:
“dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya dengan baik...”(QS, al-luqman ayat 15)
Dalam hal ini sering terjadi sebuah problem, bagaiman ajika orang tua dan
anak berbeda pendapat dan keinginan. Misalkan dalam hal menentukan sekolah mana
yang akan di masuki, pekerjaan, atau yang sering terjadi dalam lingkup masyarakat
seperti menentukan jodoh jodoh misalnya, bahkan tidak jarang seorang anak menikah
tanpa memberitahukan kepada kedua orang tuanya, apabila hal ini di lakukan oleh
seorang muslimah maka itu merupakan pelanggaran akhlak dan juga pelanggaran
hukum (fiqih), karna seorang wanita harus di nikahkan oleh walinya atau petugas
yang mendapatkan perwakilan dari walinya, dan apabila hal tersebut di lakukan oleh
seorang pemuda muslim, maka jika kita melihat dari hukum (fiqih) tidak ada yang di
langgarnya (nikahnya sah) tapi bagaimana dari segi akhlak, hal ini sering trjadi
problem karna seorang anak harus patuh kepada kedua orang tuanya, dalam hal ini
biasanya sang anak seringkali ber-alasan karna tidak ingin memungkiri janjinya dan
tidak ingin mengecewakan calon isterinya (karena terlanjur berjanji). sebenarnya hal
yang harus di lakukan adalah mengajak musyawarah kedua orang tua terlebih dahulu
sebelum menikah, jangan setelah dia terbentur baru dia mengaku dan memberi alasan
(karena tidak ingin mengecewakan calon isterinya), maka dalam kasus yang seperti
ini akhlak seorang anak di uji, apakah dia lebih mengutamakan orang tuanya yang
amat besar jasanya, atau mengecewakan wanita yang baru saja ia kenal dalam waktu
yang relatif singkat.?
Namun bagi orang tua ini adalah sebuah catatan, bahwa orang tua yang
bijaksana tidak akan memaksakan keinginanya kepada anakya, meskipun orang tua
pazti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya, maka orang tua juga harus bisa
membuka diri dan berusaha memahami pilihan anakya.
2. Menghormati dan memuliakan orang tuadengan penuh rasa terimakasih dan kasih
sayang atas jasa-jasa keduanya yang tidak mungkin bisa di nilai dengan apapun. Yang
melahirkan, mendidik, membesarkan, merawat dan melindungi anaknya. Seperti
dalam firman Allah swt:
“ dan kami wasiatkan (wajibkan) kepada manusia (berbuat baiklah) kepada kedua
orang tuamu (ibu dan bapaknya), ibu yang telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah
kepada-ku dan kedua ibu bapakmu, hanya kepadakulah kembalimu..”(QS.luqman
ayat14)
banyak cara untuk menunjuka rasa hormat kepada orang tua, antara lain,
memanggilnya dengan panggilan yang mennjukan hormat, berbicara kepadanya
dengan lemah lembut , tidak mengucapkan kata-kata kasar (apa lagi jika mereka
sudah lanjut usia), pamit kalau meninggalkan rumah, (kalau tinggal se-rumah),
memberi kabar tentang keadaan kita dan menanyakan kabar keduanya lewat surat atau
telpon (bila tidak tinggal se-rumah).
Membantu orang tua baik secara fisik atau materil, mengerjakan pekerjaan
orang tua (terutama ibu) mengerjakan pekerjaan rumah jika sebelu berkeluarga, atau
secara finansial, baik untuk membeli makanan, apalagi untu berobat. Rasulullah saw
menjelaskan bahwa, betapapun banyaknya kau mengeluarkan uang untuk membantu
orang tuamu tidak sebanding, dengan jasanya kepadamu.
3. Mendo’akan ibu dan bapak semoga di beri ampunan, rahmat dan kasih sayang oleh
Allah swt, seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an do’a Nabi nuh memintakan
keampunan untuk orang tuanya , dan perintah kepada setiap anak untuk memohonkan
rahmat Allah bagi orang tuanya.
4. setelah orang tua meninggal dunia, birrul walidain masih bisa di teruskan dengan cara
antara lain:
a) menyelenggarakan jenazahnya dengan sebaik-baiknya
b) melunasi hutang-hutangnya
c) melaksanakan wasiatnya
d) meneruskan silaturrahim yang di binanya di waktu hidup
e) memuliakan sahabat-sahabatnya
f) mendo’akanya

 Uququl walidain
Seperti yang sudah di jelaskan di atas bahwa ALLAH SWT menempatkan perintah
untuk birrul walidain langsung sesudah perintah untuk beribadah kepada-Nya, maka
sebaliknya ALLAH SWT menempatkan uququl walidain sebagai dosa-dosa besar ranking
kedua sesudah syirik.
Uququl walidain artinya mendurhakai kedua orang tua, istilah inipun berasal langsung
dari rosulullah saw sebagaimana ddi sebutkan dalam salah satu hadistnya
“ dosa-dosa besar adalah: memper sekutukan allah. Durhaka kepada kedua orang tua,
membunuh orang dan sumpah palsu..” (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai