48
KHUSUS
PAJAK BKF
MENAKAR
BELANJA
PAJAK
PEMERINTAH MENERBITKAN LAPORAN BELANJA
PAJAK.UPAYA TRANSPARANS! KEBIAKAN FISKAL
‘SEKALIGUS TRANSPARANS! KEBIJAKAN INSENTIF
PAJAK. BERMANFAAT UNTUK MERUMUSKAN
KEBLJAKAN PERPAJAKAN KE DEPAN.
ebuah terobosan pentin
erhasil dilakukan pem
a
merlis Laporan Belanja Perpajaan (cae
expenditure reprt). Laporan itn menghitung belanja
perpajakan uneuk periode 2016 dan 2017
‘Apa itu tax expendinare report? Tuw adalah laporan
yang menghitung berapa banyak pajak yang hilang karena adanya
Kebijakan pajak yang herheda dari kebijakan pajak yang urmur
berlaku,
Misa
adalah 25%
pemerintah men
PPh, Syaratnya,
santara RpS00 miyar-Rpl trilyun selama ranizmara lima tahun, Se-
Jama lima tahun itulah perusabaan akan menikmatitarif PPh 0%,
Barudi tahun keenam, carif PPh 25% kembali ber.
Penghapusan PPh karena kebijakan diskon pa
satu bentuk za expenditure. Ada pajak
meringh menerplan kein pj
ya sat ini pajak penghasilan (PPh) untuk perusahaan
i laba. Tapi Api! lalu, untuk menarik investasi,
rapkan kebijakan diskon pajak sampai 0% untuk
vestor bersangkutan haras menginvestasikan
lah salah
rena pe-
bila rax expenditure juga
yi (hidden subith). Dengan
kata lain, laporan tay xpendiere adalah faporan yang mena total
estimasi pajak yang hilang karena kebijakan “subsidi” pemerintah,
yakeni diskon pajak, pembebasan pajak, dan seba
Ttulah Laporan yang dirils BEF awal Oktober lau. Sejak
Indonesia merdeka, 73 tahun silam, inilah pertama
Ialinya laporan tax expenditure diterbitkan.
Indoneisa bisa dibilang terlambat dalam hal ini,
yang tergabungdalam OECD (Organisastuntuk Kerja
s Ekonomi), seperti Amerika
besar negara-negara Eropa, su-
dah rutin menerbitkan Taporan tax expenditure sejak
tahun 1980-an, Laporan itu biasanya menjadi |
piran dalam nota kevangan penyusunan Anggaran
Pendapatan Belanja Negara APBN).
Tapi lebih baik terlambat daripada tidak sama
sekali, Setidaknya dari laporan setebal 158 halaman
yang dil BKF tersebut ~dan bisa diunduh gratis di
situs BKF--masyarakat bisa tahu ke mana soja selamaini subsidi pale untuk tahun 2016 dan 2017 mengalit.
Jawabannya cukup memuaskan. Sebagaimana
tercantum dilaporan, subsidi pajak untuk tahun 2016-
2017 itu terutama mengalie untuk sektor kesejah-
teraan umum dan UMKM (usaha mikro, kecil, dan
smenengah),
mn, laporan belanja perpajakan
iru menghicung.pojak yang hilang dari empat jenis
paiak,yaitupajak pertambahan nai (PPN), pajak pen-
jalan barang mewah (PPnBM), pajak penghasilan
(PPh), serta bea masulk dan enka
Dari laporan ita, erungkap bahwa pada 2016
sebanyak Rp143,6 trlyun potensi perpajakan telah
hilang akibatkebijakan texexpenditore. Angkaitusetar
dengan 1,16% dari produk domestik bruto (PDB)
Pedagang
eras di
Gipinang,
Jakarta
Sedangkan pada 2017, besaran nisi pajak yang hilang
Jearena kebijakan *subsidtersembunyi” ini meningkat
jadi Rp1S4,7 tilyun, meski secara persentase turun
‘menjadi 1,14% dari PDB,
Ditemui di kantomya, Suahasil Nazara, Kepala
[BKF, menjelaskan bahwa laporan belanja perpajakan
pada dasarnya memang bertujuan untuk menin
otkan tansparansifskal. Agor masyarakat bisa lebih
smengetahui bageimana negara menerapkan kebijakan
fiskal
[api ada manfaat lagi di samping transpa
yaina juga memberilan pegangan kepada pemer
Apakah selama ini kebijakan subsid pajak sudah ber-50
KHUSUS
jalan teparsasaran,
Menurut Sushasil, kalaw cuma
dilihac dari definisinya, maka laporan
belanja perpajakan memang terkesan
sepertlaporan penerimaan pajak yang hi
Jang. Ada penerimaan pajak yang di atas
kertis scharusnya masuk, api tidak ada
Karena ada kebijakan Kbusus pemerintah,
“Tapi menurut Suahasl, penerima-
an pajak it sebenarnya tidak hilang, me
Ininkan vetap di masyarakat, cuma sudah
berubah bentuk menjadi subsidi. De-
gan menghitungnya di laporan belan-
jn perpajakan, maka salah satu manfsat
prakzis dari laporan ini, pemerintah akan
‘endapat gambaran [ebih utuh tentang,
kebijakan subsidi pajak. “Jadi kebijakan
pembebasan pajak tu bisaditelisiklagiapa
sudah tepat atau belum? Jadi pemberian
insentifnya bisa diarahkan,” Katanya ke-
pada Anlia Putri Pandamsari dari Gara.
vahasil meneontahkan kebyjakan
tarifPPN10%. Tarifiniaslinyadikenakan
terhadap semua barang, tapi pemerintah
kemudian menerapkan kebijakan khusos,
sehingga ada barang-barang yang ter~
bbcbas lr tarif PPN, misalnya bahan po-
ok, berasyang tidak dikenai pemotongan
PPN.
Selama ini, belum pernah ada
penghitungan berapa besar penerimaan
pajak yang hilang karena tile ada PPN
“untukberas.Dilaporaninimolaidibitung.
Selain bisa mengukor berapa penerimaan
yang hilang karena tidak ada PPN untuk
eras, laporan itu juga bisa jadi acuan
bagi pemerintah untok mengukur apakah
subsidi PPN yang diberikan untuk beras
terlalubesar,erlal keel can sehagainya,
Fadi, dengan laporan belanja perpajakan
iu, pemerintah bisa dibilang telah me-
milkialat evaluasi yang lebih terukzur se
kaligus memadai untuk meramuskan ke-
bijakan subsidipajaleke depannya.
Dari laporan itu akhirya memang
terlihat,bahwa subsici PPN uncukbarang
Kebutuitan pokok strategis seperti beras,
ula, daging dan scbagainya, merupakan
Komponen ucama dalam laporan belanja
perpajakan, Komponen lain yang juga
cukup memberikan kontribusi besar
adalah keringanan pajak bagi UMKM.
Apakah hesar belanja perpajakan
yang meneapai 1,14% pada 2016 Lalu
‘deal, atau terlalu'besar? Memurut Sua-
hail ita juga salah satu diskusi yang ia
Raraplan bss muneul dart penetra
poran ini
Pekerja UMKM saat pembuatan kotak brosur berbahan mika Jakarta
Saat ini, misalnya, rasio pajak Indo~
nesia masih berada di kisaran 11%, Mun-
cul pertanyaan, apakah besar belanja
perpajakan 1,14% pada 2016 masih per-
tu ditingkatkan lagi? “Nah, itu justra
pendapat yang ingin kita dengar, apakah
ketinggian, terlalu rendah? Bisa ji dis-
kkusi untuk memberikan masuksn,” kata
Suahasi
Pendapat yang kurang-lebih sama
disompaikan Bawono Kristaji, penelith
pjakedai kantor konsultanpajak DDTC.
Ta menjelaskan bahwa’ penerbitan
Laporan Belanja Perpajskan bukan cums
bbermanfaat dari seg transparansi kebi-
jakan fiskal, melainkan juga sebagai alat
takar untuk mengevaliasiefektviea ke-
bijakan perpajaan,
Bawono menjeliskan balwa tidak
ada rumusan pasti berapa besar tax
expendiaure yang ideal. Beberapa negara
OECD, misainya, meni besar belanja
perpaiakan yang berbeda-beds. Hanya
Jazimnya,semakin besa nai bela pe
pjakan suatu negara, itu bisa dimaknai
bahvea pemerintah negara bersangkuran
makin tmurah hate paca rokyatnys. Ini
Karena belanja perpajakan juga men-
cerminkan subsid, "Kala belanja per
pajakannya besar, bisa dimaknai bahvwa
pemerintah ito generons” katana,
Ta menjelaskan babwa dalam L
poran BelanjaPerpajakan yang dirlis
‘marin, dari angka 1.16% untuk 2016 dan
1, 14% untuk 2017, bisa diac bahwa ada
keberpihakan pemerintah terhadap mas-
yarakac yang dilakulan melalui sistem
Subsii pale