Anda di halaman 1dari 19

Nomor : 26 / EKS / UNG / IV / 2018

Perihal : Keberatan Atas Surat Dakwaan penuntut Umum

No. Reg. Perkara : PDM-026/Ungaran/Ep.1/X/2018


Atas Nama Terdakwa Sonali Arindang

Lampiran :-

Kepada Yang terhormat:


Majelis Hakim Yang Terhormat yang memeriksa dan menimbang
Perkara Pidana Nomor Reg. Perkara: PDM-26/Pid.B/PN UNG/Ep.1/X/2018

Atas Nama Terdakwa Sonali Arindang

Di Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang


Jalan Gatot Subroto No. 16, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah

Dengan Hormat,

Yang bertanda tangan dlbawah ini:

Adiani Mutiara Khafidzoh, S.H., M.H. dan Andhika Rakasiwi S.H., LL. M. para
advokat didalam Kantor Advokat dan Konsultasi Hukum MUTIARAKA Law Firm
yang beralamat di Cordova Tower Kav 13130 Tembalang, Kota Semarang, Jawa
Tengah. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus No.08/SK/HALPID/2018/IX/PNUngaran
tertanggal, Ungaran, 3 September 2018 yang dalam hal bertindak selaku Penasehat
Hukum untuk dan atas nama serta mewakill Terdakwa Sonali Arindang dengan
Identitas klien kami:

Nama Lengkap : Sonali Arindang


Tempat Lahir : Pematang Siantar
Umur/Tanggal Lahir : 30 Tahun / 17 Agustus 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Tempat Tinggal : Jalan Sisingamangaraja Nomor 10, Semarang
Agama : Katholik
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : S1

1
Berdasarkan Surat Kuasa Khusus No : 26/SK/MRP/IV/2018 tertanggal 20
September 2018 dengan ini mengajukan KEBERATAN atas Surat Dakwaan
Penuntut Umum No. Reg. Perkara : PDM-026/Ungaran/Ep.1/X/2018. Berdasarkan
ketentuan Pasal 156 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (untuk
selanjutnya disebut KUHAP). Adapun isi Keberatan kami dengan susunan sebagai
berikut :

2
DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN .....................................................................................4
II. KEBERATAN TERHADAP SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM ...7
1. PENGADILAN NEGERI YANG DITUJU TIDAK BERWENANG
MEMERIKSA DAN MENGADILI PERKARA ............................................7
2. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK DAPAT DITERIMA ......9
A. PENUNTUT UMUM KELIRU DALAM MENDAKWA ORANG YANG
TELAH MELAKUKAN TINDAK PIDANA (ERROR IN PERSONA) .... 9
3. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM BATAL DEMI HUKUM .........11
SURAT DAKWAAN OBSCUUR LIBEL .......................................11

a) Surat Dakwaan Penuntut Umum Tidak Jelas.............................11

i. Tidak jelas dalam menguraikan locus..................................12

b) Surat Dakwaan Penuntut Umum Tidak Lengkap ..........................12

i.Tidak lengkap dalam menguraikan unsur Barang Siapa yang


dilakukan ................................................................................13

ii. Tidak lengkap dalam menguraikan unsur Perampasan


Kemerdakaan dalam dakwaan yang didakwakan pada
Terdakwa................................................................................14

iii. Tidak lengkap dalam menguraikan unsur perbuatan


mengakibatkan luka berat Terdakwa seperti dalam Pasal .....14

III. PENUTUP ............................................................................................. 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

"GEEN STRAF ZONDER SCHULD

TIADA HUKUM TANPA KESALAHAN”

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Penuntut Umum Yang Kami Hormati

Sidang Yang Mulia

Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Yang
Maha Agung karena dengan rahmat dan kesih karunia Nya kita dapat melaksanakan
persidangan atas nama Terdakwa Sonali Arindang sampai saat ini dapat berjalan
dengan lancar. Pada persidangan hari ini kita telah mendengarkan Surat Dakwaan
dari Penuntut Umum atas nama Terdakwa Sonali Arindang, Sebelum memasuki
uraian mengenai Surat Dakwaan Penuntut Umum dan dasar hukum pengajuan serta
materi keberatan kami selaku Penasihat hukum Terdakwa Sonali Arindang
terhadap Surat Dakwaan Penuntut Umum, perkenankanlah kepada kami untuk
menyampaikan terima kasih kepada Majelis Hakim atas kesempatan yang diberikan
untuk mengajukan eksepsi ini.

Oleh karena itu dalam Negara Hukum seperti halnya Negara Republik
Indonesia, pengajuan keberatan terhadap surat dakwaan penuntut umum sama
sekali tidak dimaksudkan untuk mencari-cari kesalahan atau memojokkan posisi
penyidik atau penuntut umum yang dalam menjalankan tugas dan kewajibannya
telah bekerja dengan tekun dan gigih serta dengan hati nurani yang bersih.

Surat dakwaan disusun dengan cara merangkai perpaduan antara fakta-fakta


perbuatan tersebut dengan unsur-unsur tindak pidana yang seharusnya dan
memenuhi persyaratan formil maupun materil surat dakwaan sesuai Pasal 143 ayat
(2) KUHAP, yaitu :

4
A. Syarat Formal:
Bahwa Surat Dakwaan haruslah menyebutkan identitas lengkap dari
Terdakwa atau tersangka bahwa Surat Dakwaan harus diberi tanggal dan
ditanda tangani oleh Penuntut Umum.
B. Syarat Materil:
Bahwa Surat Dakwaan harus memuat dan menyebutkan waktu dan tempat
delik dilakukan. Kemudian Surat Dakwaan harus disusun secara cermat,
jelas, dan lengkap tentang tindak pidana yang didakwakan Penuntut Umum
mendakwa Terdakwa dengan dakwaan berbentuk alternatif dengan susunan
sebagai berikut :
1. Dakwaan Alternatif Pertama sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 333 Ayat (2) juncto pasal 55 ayat (1)
atau
2. Dakwaan Alternatif Kedua sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam Pasal 351 Ayat (2) juncto pasal 55 ayat (1)

1. Surat Dakwaan Tidak Dapat Diterima

Harun M. Husein menyatakan bahwa surat dakwaan adalah suatu surat yang
diberi tanggal dan ditandatangani oleh penuntut umum yang memuat uraian tentang
identitas lengkap Terdakwa,perumusan tindak pidana yang didakwakan yang
dipadukan dengan unsur-unsur tindak pidana sebagaimana dirumuskan dalam
ketentuan pidana yang bersangkutan, disertai uraian tentang waktu dan tempat
tindak pidana dilakukan oleh Terdakwa, surat mana menjadi dasar dan batas ruang
lingkup pemeriksaan di sidang pengadilan (Harun M. Husein, 1989 : 43).

2. Surat Dakwaan Batal Demi Hukum

Menurut pasal Pasal 143 ayat (2) dan (3) KUHAP,

“Penuntut umum membuat surat dakwaan yang diberi tanggal dan


ditandatangani serta berisi: nama lengkap, tempat lahir, umur atau tanggal
lahir, jenis kelamin, kebangsaan, tempat tinggal, agama dan pekerjaan
tersangka; uraian secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak pidana
yang didakwakan dengan menyebutkan waktu dan tempat tindak pidana itu
dilakukan.”

5
“Surat dakwaan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) huruf b batal demi hukum”

1) Surat Dakwaan Cermat

Dalam penyusunan surat dakwaan, penuntut umum harus cermat/ teliti dengan
penerapan peraturan perundang-undangan yang berlaku agar tidak terjadi
kekeliruan yang mengakibatkan batalnya surat dakwaan atau unsur dakwaan tidak
berhasil dibuktikan.

2) Surat Dakwaan Jelas

Jelas berarti harus dapat menyebutkan Unsur tindak pidana yang dilakukan, fakta
dari perbuatan materiil yang mendukung setiap unsur delik dan cara perbuatan
materiil dilakukan.

3) Surat Dakwaan Lengkap

Lengkap adalah bahwa dalam menyusun surat dakwaan harus diuraikan unsur-
unsur tindak pidana yang dirumuskan dalam UU secara lengkap dalam arti tidak
boleh ada yang tercecer/ tertinggal tidak tercantum dalam surat dakwaan

6
BAB II

PEMBAHASAN KEBERATAN

" EQUUM ET BONUM EST LEX LEGUM

JATUHKANLAH HUKUMAN YANG SETIMPAL DENGAN PERBUATAN ”

Majelis Hakim Yang Terhormat,

Penuntut Umum Yang Kami Hormati,

Sidang Yang Mulia

Dalam bukunya yang berjudul "Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan


KUHAP M. Yahya Harahap, S.H. menjelaskan bahwasanya eksepsi atau exception
adalah tangkisan (plead) atau pembelaan yang tidak mengenai atau tidak ditujukan
terhadap "materi pokok" surat dakwaan, tetapi keberatan atau pembelaan ditujukan
terhadap cacat "formal" yang melekat pada surat dakwaan.

Penuntut Umum mendakwa Terdakwa dengan dakwaan berbentuk

alternatif berikut:

 Dakwaan yang dikenakan dengan Pasal 333 Ayat (2) juncto pasal
55 ayat (1) KUHP atau Pasal 351 Ayat (2) juncto Pasal 55 ayat (1)
KUHP

Maka dengan inilah kami mengajukan keberatan dengan pokok pokok


sebagai berikut:

1. PENGADILAN NEGERI UNGARAN TIDAK BERWENANG MENGADILI.


M. Yahya Harahap dalam bukunya yang berjudul Pembahasan
Permasalahan dan Penerapan KUHAP: Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding,
Kasasi, dan Peninjauan Kembali (hal. 96), menjelaskan bahwa pada dasarnya
masalah sengketa kewenangan mengadili yang diatur pada Bagian Kedua, Bab XVI
adalah kewenangan mengadili secara relatif. Artinya, Pengadilan Negeri atau
Pengadilan Tinggi mana yang berwenang mengadili suatu perkara. Ada beberapa

7
kriteria yang bisa dipergunakan Pengadilan Negeri sebagai tolak ukur untuk menguji
kewenangannya mengadili perkara yang dilimpahkan penuntut umum kepadanya.
Berikut penjelasannya:
 Tempat tinggal Terdakwa dan tempat kediaman sebagian besar

saksi yang dipanggil

M. Yahya Harahap (Ibid, hal. 99-100) menjelaskan bahwa asas kedua


menentukan kewenangan relatif berdasar tempat tinggal sebagian besar saksi. Jika
saksi yang hendak dipanggil sebagian besar bertempat tinggal atau lebih dekat
dengan suatu Pengadilan Negeri maka Pengadilan Negeri tersebut yang paling
berwenang memeriksa dan mengadili. Asas ini diatur dalam Pasal 84 ayat (2)
KUHAP (dan sekaligus mengecualikan atau menyingkirkan asas locus delicti) yang
berbunyi:

“Pengadilan negeri yang di dalam daerah hukumnya Terdakwa bertempat


tinggal, berdiam terakhir, di tempat ia diketemukan atau ditahan, hanya
berwenang mengadili perkara Terdakwa tersebut, apabila tempat kediaman
sebagian besar saksi yang dipanggil lebih dekat pada tempat pengadilan
negeri itu daripada tempat kedudukan pengadilan negeri yang di dalam
daerahnya tindak pidana itu dilakukan.”

Lebih lanjut, M. Yahya Harahap menjelaskan bahwa penerapan asas tempat


kediaman, dapat terjadi dalam hal sebagai berikut:

“Apabila Terdakwa bertempat tinggal di daerah hukum Pengadilan Negeri di

mana sebagian besar saksi yang hendak dipanggil bertempat tinggal.”

Agar asas ini dapat diterapkan, terdapat dua syarat yang harus dipenuhi:
a) Terdakwa bertempat tinggal di daerah hukum Pengadilan Negeri yang

bersangkutan.

b) Sebagian besar saksi yang hendak dipanggil bertempat tinggal di daerah hukum
pengadilan negeri tersebut.

Dengan dipenuhinya kedua syarat tersebut, kewenangan relatif mengadili

Terdakwa atau memeriksa perkara, beralih dari Pengadilan Negeri tempat di mana

8
peristiwa pidana terjadi ke Pengadilan Negeri tempat di mana Terdakwa bertempat

tinggal.

 Pada halaman 2 (dua) Surat dakwaan poin pertama disebutkan

“Bahwa Terdakwa Sonali Arindang merupakan seorang wanita


berkebangsaan Indonesia berusia 30 (tiga puluh) tahun yang bertempat
tinggal di Jl. Sisingamangaraja No. 10, Semarang, Jawa Tengah.”

 Pada halaman 5 (lima) poin ke-16 dikatakan :

“Bahwa pada hari Sabtu, 22 Juni 2018 sekitar pukul 22.50 WIB
Terdakwa, Aisya Napitupulu binti Suroso Napitupulu, Sausanto Firdaus
bin Pramana Firdaus, Nisfa Efrianti binti Raden Fahrezi, dan Ega Medina
binti Wafa Rechtavian pergi bersama-sama ke Villa Pylla dari rumah Ega
Medina di jalan Tlogosari Raya nomor 25, Semarang, Jawa Tegah
menggunakan mobil Terdakwa untuk merayakan pesta ulang tahun
Sausanto Firdaus bin Pramana Firdaus”

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan yang telah kami uraikan


disimpulkan bahwa Penuntut Umum tidak dapat melakukan proses perkara dengan
melakukan penuntutan sesuai kompetensi relatif Pengadilan Negeri Ungaran
berdasarkan asas-asas dan persyaratan yang kami jelaskan, karena:
1. Terdakwa bertempat tinggal di Semarang

2. Tempat tinggal terakhir Terdakwa sebelum terjadinya penangkapan di

Semarang

3. Korban bertempat tinggal di Semarang

Maka dari itu, dengan uraian fakta diatas Pengadilan Negeri yang berwenang
adalah Pengadilan Negeri Semarang.

2. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK DAPAT DITERIMA

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Sidang Yang Mulia

9
Salah satu jenis keberatan yang disebut dalam pasal 156 ayat (1) KUHAP
adalah “Dakwaan tidak dapat diterima”. Akan tetapi, undang-undang tidak
menjelaskan pengertian apa yang dimaksud dengan dakwaan tidak dapat diterima.
Namun secara umum dakwaan tidak dapat diterima apabila surat dakwaan
mengandung “cacat formal” atau “kekeliruan beracara”.
Dengan ini kami sebagai Penasihat Hukum Terdakwa Sonali Arindang
mengajukan beberapa hal yang tidak dapat diterima yang terdapat dalam Surat
Dakwaan Penuntut Umum yang diantaranya adalah :

A. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM ERROR IN PERSONA

Pengertian mengenai istilah salah tangkap (error in persona) tidak terdapat


dalam KUHAP maupun peraturan perundang-undangan yang lain. Namun secara
teoritis pengertian salah tangkap (error in persona) ini bisa ditemukan dalam doktrin
pendapat ahli-ahli hukum. Secara harfiah arti dari salah tangkap (error in persona)
adalah keliru mengenai orang yang dimaksud atau kekeliruan mengenai orangnya
(M. Marwan, 2009: 18).
Kekeliruan itu bisa terjadi pada saat dilakukan penangkapan, atau
penahanan, atau penuntutan, atau pada saat pemeriksaan oleh hakim di pengadilan
sampai perkaranya diputus. Pengertian ini tersirat dalam Pasal 95 KUHAP yang
membahas tentang ganti rugi terhadap orang yang ditangkap, ditahan, dituntut dan
diadili tanpa alasan yang berdasarkan undang-undang atau kekeliruan mengenai
orangnya.

 Yang Bertanggung Jawab seharusnya adalah Aisya Napitupulu

 Pada halaman 6 poin ke-23 dan, disebutkan:

" Bahwa Aisya Napitupulu kemudian melepas sarung guling yang ada
di kamar villa dan menyekap mulut Ega Medina dengan sarung guling
tersebut. Setelahnya, Terdakwa mengambil telepon genggam milik Ega
Medina dan Aisya Napitupulu mengunci Ega Medina di kamar tersebut.”

 Pada halaman 6 poin ke-27 Surat Dakwaan, disebutkan :

10
“Bahwa sesampainya di dalam gudang, Aisya Napitupulu mengambil
tali tambang yang terdapat di dalam gudang dan kembali mengikat tangan
dan kaki Ega Medina menggunakan tali tambang tersebut di atas kursi yang
ada di dalam gudang dan Aisya Napitupulu melepaskan sekapan pada mulut
Ega Medina untuk Terdakwa melanjutkan interogasi.”

 Berdasarkan kutipan dakwaan diatas dijelaskan bahwa Aisya


Napitupulu yang mengikat tangan dan kaki korban, maka dari itu jelas
yang seharusnya bertanggungjawab adalah Aisya Napitupulu.

 Pada halaman 14 poin ke-33 Surat Dakwaan, disebutkan

“Bahwa setelah Terdakwa meninggalkan Villa Pylla, Aisya Napitupulu


binti Suroso Napitupulu melanjutkan pemukulan pada kaki Ega Medina binti
Wafa Rechtavian dengan menggunakan linggis dan tangan Ega Medina binti
Wafa Rechtavian dengan menggunakan palu. Kemudian Aisya Napitupulu binti
Suroso Napitupulu menarik kursi ke belakang yang membuat kepala bagian
belakang Ega Medina binti Wafa Rechtavian terbentur keras dan membuat Ega
Medina binti Wafa Rechtavian kehilangan kesadaran.”

 Berdasarkan kutipan dakwaan diatas dijelaskan bahwa Aisya


Napitupulu yang melakukan pemukulan pada Korban sampai akhirnya
korban tidak sadarkan diri, oleh karena itu jelas yang seharusnya
bertanggungjawab adalah Aisya Napitupulu
.

Berdasarkan uraian diatas, Penasihat Hukum sudah cukup


menyatakan dan menjelaskan bahwa Surat Dakwaan yang disusun Penuntut
Umum tidaklah tepat ditujukan kepada Terdakwa. Sehingga Surat Dakwaan
Penuntut Umum mengandung cacat formil karena orang yang didakwa
keliru sehingga Surat Dakwaan TIDAK DAPAT DITERIMA.

11
3. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM BATAL DEMI HUKUM

Majelis Hakim Yang Terhormat,


Penuntut Umum Yang Kami Hormati,
Sidang Yang Mulia

Sesuai dengan Surat Edaran Jaksa Agung No. SE-004/A/11/1993 tentang


Pembuatan Surat Dakwaan dijelaskan Surat Dakwaan harus memuat uraian secara
cermat, jelas dan lengkap mengenai Tindak Pidana yang didakwakan dengan
menyebutkan tempat dan waktu Tindak Pidana itu dilakukan. Syarat ini dalam
praktek tersebut sebagai syarat materiil. Sesuai ketentuan pasal 143 (2) huruf b
KUHAP, syarat materiil. meliputi : Uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai Tindak Pidana yang didakwakan;Uraian secara cermat, jelas dan lengkap
mengenai waktu dan tempat Tindak Pidana itu dilakukan.
Berikut kecacatan Surat Dakwaan Penuntut Umum yang terungkap oleh
Penasihat Hukum :

A. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK JELAS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional


dan Balai Pustaka, 2008 halaman 211, yang dimaksud jelas adalah terang, nyata
atau gamblang, tegas; tidak ragu-ragu atau bimbang. Didalam hal ini kami
menemukan beberapa hal dalam Surat Dakwaan yang kami rasa dapat
menimbulkan pertanyaan terkait apa yang sebenarnya terjadi dalam perkara a quo.
Diuraikan secara jelas, berarti Penuntut Umum harus mampu merumuskan
unsur-unsur delik yang didakwakan dengan jelas sekaligus memadukan dengan
uraian perbuatan materil yang dilakukan oleh Terdakwa sehingga Surat Dakwaan
mudah dipahami oleh Terdakwa (SURAT EDARAN JAKSA AGUNG No. SE-
004/A/11/1993 tentang Pembuatan Surat Dakwaan halaman 7)

 Penuntut Umum Tidak Jelas dalam menguraikan perbuatan


Terdakwa dalam surat dakwaan .

 Pada halaman 6 poin ke 23 Surat Dakwaan, disebutkan:

12
“ Bahwa Aisya Napitupulu kemudian melepas sarung guling yang ada di
kamar villa dan menyekap mulut Ega Medina dengan sarung guling tersebut.
Setelahnya, Terdakwa mengambil telepon genggam milik Ega Medina dan Aisya
Napitupulu mengunci Ega Medina di kamar tersebut”

 Dalam Surat dakwaan penuntut umum mendakwakan Terdakwa


dengan perbuatan perampasan kemerdekaan yang mengakibatkan
luka berat, tetapi pada kutipan Surat Dakwaan diatas tidak dijelaskan
mengenai perbuatan terdakwa yang memenuhi unsur tersebut,
dimana perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa hanya mengambil hp
milik korban, sehingga tidaklah logis apabila perbuatan tersebut
dikatakan sebagai perbuatan perampasan kemerdekaan yang dapat
menimbulkan luka berat.

 Pada halaman 14 poin ke-33 Surat Dakwaan, disebutkan :

“Bahwa setelah Terdakwa meninggalkan Villa Pylla, Aisya Napitupulu


binti Suroso Napitupulu melanjutkan pemukulan pada kaki Ega Medina binti
Wafa Rechtavian dengan menggunakan linggis dan tangan Ega Medina binti
Wafa Rechtavian dengan menggunakan palu. Kemudian Aisya Napitupulu binti
Suroso Napitupulu menarik kursi ke belakang yang membuat kepala bagian
belakang Ega Medina binti Wafa Rechtavian terbentur keras dan membuat Ega
Medina binti Wafa Rechtavian kehilangan kesadaran.”

 Dalam Surat dakwaan penuntut umum mendakwakan Terdakwa


dengan perbuatan penganiyayan yang mengakibatkan luka berat,
tetapi pada kutipan surat dakwaan tersebut penuntut umum tidak
menjelaskan perbuatan Terdakwa yang bertentangan dengan surat
dakwaan yang didakwakan oleh penuntut umum.

B. SURAT DAKWAAN PENUNTUT UMUM TIDAK LENGKAP

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional


dan Balai Pustaka, 2008, halaman 211. Yang dimaksud Lengkap adalah diartikan
sebagai komplit, genap tidak ada kekurangannya.

13
Lengkap artinya adalah Penuntut Umum dapat menguraikan secara lengkap
unsur-unsur pasal. Diuraikan secara lengkap, berarti Surat Dakwaan harus
mencakup semua unsur yang ditentukan Undang-Undang secara lengkap. Jangan
sampai terjadi ada unsur delik yang dirumuskan secara tidak lengkap atau tidak
diuraikan perbuatan materilnya secara tegas dalam Surat Dakwaan, sehingga
berakibat perbuatan itu bukan merupakan tindak pidana menurut Undang-Undang.
(Pedoman Pembuatan Surat Dakwaan terbitan Kejaksaan agung Indonesia
tahun 1985 halaman 16)

 Penuntut Umum tidak lengkap dalam menguraikan unsur Barang


Siapa yang dilakukan Terdakwa seperti dalam Pasal 333 ayat (2)
KUHP dan Pasal 351 ayat (2) KUHP

 Pada halaman 6 poin ke-27 Surat Dakwaan, disebutkan:

“ Bahwa sesampainya di dalam gudang, Aisya Napitupulu mengambil tali


tambang yang terdapat di dalam gudang dan kembali mengikat tangan dan kaki
Ega Medina menggunakan tali tambang tersebut di atas kursi yang ada di dalam
gudang dan Aisya Napitupulu melepaskan sekapan pada mulut Ega Medina
untuk Terdakwa melanjutkan interogasi.”

 Pada kutipan surat dakwaan tersebut dikatakan bahwa yang


melakukan penyekapan dan pengikatan terhadap korban adalah Aisya
Napitupulu bukan Terdakwa, sehingga Terdakwa tidak memenuhi
unsur Barang Siapa yang terdapat pada pasal yang didakwakan oleh
Jaksa Penuntut Umum.

 Pada halaman 14 poin ke-31 Surat Dakwaan, disebutkan:

“Bahwa melihat Ega Medina yang masih bungkam, Terdakwa


menjambak lebih kuat rambut Ega Medina dan Aisya Napitupulu yang juga
merasa geram ikut memukul kaki Ega Medina sebanyak 5 (lima) kali
menggunakan linggis dari dalam tas perkakas berwarna biru milik Terdakwa.”

 Pada halaman 14 poin ke-33 Surat dakwaan disebutkan :

14
“Bahwa setelah Terdakwa meninggalkan Villa Pylla, Aisya Napitupulu
binti Suroso Napitupulu melanjutkan pemukulan pada kaki Ega Medina binti
Wafa Rechtavian dengan menggunakan linggis dan tangan Ega Medina binti
Wafa Rechtavian dengan menggunakan palu. Kemudian Aisya Napitupulu binti
Suroso Napitupulu menarik kursi ke belakang yang membuat kepala bagian
belakang Ega Medina binti Wafa Rechtavian terbentur keras dan membuat Ega
Medina binti Wafa Rechtavian kehilangan kesadaran.”

 Pada halaman 15 poin-36 Surat Dakwaan, disebutkan :

“Pada kesimpulan surat visum mengatakan : Terdapat tanda – tanda


kekerasan benda tumpul pada kaki kanan dan kedua tangan korban serta
terdapat tanda – tanda berupa benturan keras terhadap kepala belakang dan
leher korban.

 Dari kutipan surat dakwaan diatas disebutkan bahwa yang melakukan


pemukulan dan mengakibatkan luka berat terhadap korban adalah
Aisya Napitupulu bukan Terdakwa, sehingga Terdakwa tidak
memenuhi unsur Barang Siapa yang terdapat pada pasal yang
didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum

 Penuntut Umum tidak lengkap dalam menguraikan unsur


Perampasan Kemerdakaan dalam dakwaan yang didakwakan pada
Terdakwa.

 Pada halaman 6 poin ke-23 Surat Dakwaan, disebutkan:

“ Bahwa Aisya Napitupulu kemudian melepas sarung guling yang ada di


kamar villa dan menyekap mulut Ega Medina dengan sarung guling tersebut.
Setelahnya, Terdakwa mengambil telepon genggam milik Ega Medina dan Aisya
Napitupulu mengunci Ega Medina di kamar tersebut”

15
 Dari kutipan Surat dakwaan diatas penuntut umum menyatakan
bahwa yang melakukan penyekapan dan pengikatan terhadap korban
adalah Aisya Napitupulu, maka jelas unsur melakukan perbuatan
perampasan kemerdekaan tidak lengkap pada Terdakwa

 Penuntut Umum tidak lengkap dalam menguraikan unsur


Penganiayaan yang mengakibatkan luka berat dalam dakwaan yang
didakwakan pada Terdakwa.

 Pada halaman 14 poin ke-31 surat dakwaan disebutkan:

“Bahwa melihat Ega Medina yang masih bungkam, Terdakwa


menjambak lebih kuat rambut Ega Medina dan Aisya Napitupulu yang juga
merasa geram ikut memukul kaki Ega Medina sebanyak 5 (lima) kali
menggunakan linggis dari dalam tas perkakas berwarna biru milik Terdakwa.”

 Pada halaman 14 poin ke-33 Surat dakwaan disebutkan :

“Bahwa setelah Terdakwa meninggalkan Villa Pylla, Aisya Napitupulu


binti Suroso Napitupulu melanjutkan pemukulan pada kaki Ega Medina binti
Wafa Rechtavian dengan menggunakan linggis dan tangan Ega Medina binti
Wafa Rechtavian dengan menggunakan palu. Kemudian Aisya Napitupulu binti
Suroso Napitupulu menarik kursi ke belakang yang membuat kepala bagian
belakang Ega Medina binti Wafa Rechtavian terbentur keras dan membuat Ega
Medina binti Wafa Rechtavian kehilangan kesadaran.”

 Pada halaman 15 poin ke-36 surat dakwaan disebutkan :

“Pada kesimpulan surat visum mengatakan : Terdapat tanda – tanda


kekerasan benda tumpul pada kaki kanan dan kedua tangan korban serta
terdapat tanda – tanda berupa benturan keras terhadap kepala belakang dan
leher korban.

 Berdasarkan Surat dakwaan diatas penuntut umum menyatakan


bahwa yang memenuhi unsur penganiayaan luka berat terhadap
korban adalah Aisya Napitupulu, maka jelas unsur melakukan

16
perbuatan penganiyayaan yang menyebabkan luka berat tidak
lengkap pada Terdakwa

Berdasarkan uraian diatas, penasihat hukum sudah cukup membuktikan


bahwa Surat Dakwaan Penuntut Umum kabur (Obscuur Libel), sehingga BATAL
DEMI HUKUM.

17
BAB III
PENUTUP

“JUDEX SET LEX LAGUENS


SANG HAKIM ADALAH HUKUM YANG BERBICARA”

Majelis hakim yang terhormat,


Saudara penuntut umum yang kami hormati,
Sidang yang mulia

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, Bersama ini kami Penasihat
Hukum Terdakwa Sonali Arindang mengajukan permohonan agar Yang
Terhormat Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kabupaten Semarang yang memeriksa
dan mengadili perkara ini, berkenaan untuk memberikan Putusan Sela dengan amat
sebagai berikut:

1. Menerima dan mengabulkan keberatan Penasihat Hukum Terdakwa Sonali


Arindang
2. Menyatakan surat dakwaan penuntut umum nomor Reg. Perkara: PDM-
026/Ungaran/Ep.1/X/2018 sebagai dakwaan yang dinyatakan BATAL DEMI
HUKUM atau HARUS DIBATALKAN atau setidak-tidaknya TIDAK DITERIMA
3. Memerintahkan Penuntut Umum untuk membebaskan Terdakwa Sonali
Arindang dari tahanan;
4. Memulihkan harkat dan martabat Terdakwa Sonali Arindang
5. Membebankan biaya perkara kepada Negara

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain maka kami mohon agar Terdakwa
Sonali Arindang diberikan putusan seadil-adilnya, demi tegaknya keadilan
berdasarkan hukum yang berlaku dan atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa.
Demikian pemaparan Keberatan kami atas perhatian Majelis Hakim berikan
kami selaku Penasihat Hukum dari Terdakwa Sonali Arindang kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya,

18
Hormat Kami,
PENASIHAT HUKUM

ADIANI MUTIARA KHAFIDZOH, S.H., M.H..

ANDHIKA RAKASIWI S.H., LL. M

19

Anda mungkin juga menyukai