Anda di halaman 1dari 3

FIKIH ZAKAT

PENGERTIAN ZAKAT
Zakat tidaklah sama dengan donasi/sumbangan/shadaqah. Zakat merupakan suatu kewajiban muslim
yang harus ditunaikan dan bukan merupakan hak, sehingga kita dapat memilih untuk membayar atau
tidak. Zakat memiliki aturan yang jelas, mengenai harta apa yang harus dizakatkan, batasan harta yang
terkena zakat, demikian juga cara perhitungan nya, bahkan siapa yang boleh menerima harta zakat pun
telah diatur oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Jadi, zakat adalah sesuatu yang sangat khusus, karena memiliki
persyaratan dan aturan baku baik untuk alokasi, sumber, besaran maupun waktu tertentu yang telah
ditetapkan oleh syariah.

Hubungan antara Zakat, Infak, dan Shadaqah

Menurut bahasa, Infak adalah membelanjakan, sedangkan menurut terminology artinya mengeluarkan
harta karena taat dan patuh kepada Allah SWT dan menurut kebiasaan yaitu untuk memenuhi kebutuhan.
Pengeluaran infak dapat dilakukan oleh seorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima rezeki dari
Allah dengan jumlah sesuai kerelaan dan kehendak muslim tersebut. Hal ini sesuai dengan (QS 2:195)

“…… dan tetaplah kamu berinfak untuk agama Allah, dan janganlah kamu menjerumuskan diri
dengan tanganmu sendiri ke lembah kecelakaan (karena menghentikan infak itu).”

Jenis Infak

1. Infak Wajib : terdiri atas zakat dan nazar, yang bentuk dan jumlah pemberiannya telah ditentukan.
Nazar adalah sumpah atau janji untuk melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Menurut Qardhawi,
nadzar itu adalah sesuatu yang makruh. Namun demikian, apabila telah diucapkan, maka harus dilakukan
sepanjang hal itu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Infak Sunah : Infak yang dilakukan seorang muslim untuk mencari rida Allah, bisa dilakukan dengan
berbagai cara dan bentuk. Misalnya : memberi makanan bagi orang terkena bencana.

Shadaqah adalah segala pemberian/kegiatan untuk mengharap pahala dari Allah. Shadaqah
memiliki dimensi yang lebih luas dari Infak, karena shadaqah memiliki 3 (tiga) pengertian utama.

1. Shadaqah merupakan pemberian kepada fakir, miskin yang membutuhkan tanpa mengharapkan
imbalan (azzuhaili). Shadaqah bersifat sunah.
2. Shadaqah dapat berupa zakat, karena dalam beberapa teks Al-Quran dan As Sunah ada yang
tertulis dengan shadaqah padahal yang dimaksud adalah zakat.
“sesungguhnya zakat-zakat itu adalah bagi orang-orang fakir, orang-orang miskin, amil-amil
zakat…” (QS 9:60). Pada ayat tersebut, “zakat-zakat” diungkapkan dengan lafal “ash shadaqat”.
3. Shadaqah adalah sesuatu yang ma’ruf (benar dalam pandangan syariah). Pengertian ini yang
membuat definisi atas shadaqah menjadi luas, hal ini sesuai hadis Nabi Muhammad SAW “Setiap
kebajikan, adalah shadaqah” (HR Muslim)

Manfaat infak dan shadaqah adalah sebagai berikut.

1. Mencegah datangnya bala (kesulitan).


2. Memelihara harta dari hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Mengharap keberkahan harta yang dimiliki.
Perbedaan Zakat dengan Pajak

Terdapat beberapa perbedaan antara pajak dan zakat (Syarwat, 2006), yaitu sebagai berikut.

1. Zakat merupakan menifestasi ketaatan ummat terhadap perintah Allah SWT dan Rasullullah SAW
sedangkan pajak merupakan ketaatan seorang warganegara kepada ulil amrinya (pemimpinnya).
2. Zakat telah ditentukan kadarnya di dalam Al-Quran dan Hadis, sedangkan pajak dibentuk oleh
hukum Negara.
3. Zakat hanya dikeluarkan oleh kaum muslimin sedangkan pajak dikeluarkan oleh setiap warga
Negara tanpa memandang apa agama dan keyakinannya.
4. Zakat berlaku bagi setiap muslim yang telah mencapai nisab tanpa memandang di Negara mana
ia tinggal, sedangkan pajak hanya berlaku dalam batas garis territorial suatu negara saja.
5. Zakat adalah suatu ibadah yang wajib didahului oleh niat sedangkan pajak tidak memakai niat.
6. Zakat harus dipergunakan untuk kepentingan mustahik yang berjumlah delapan asnaf
(sasarannya), sedangkan pajak dapat dipergunakan dalam seluruh sektor kehidupan.

SUMBER HUKUM ZAKAT

1. Al-Quran

Kata zakat disebut 30 kali dalam Al-Quran (27 kali dalam satu ayat bersama shalat, 1 kali tidak dalam satu
ayat tapi masih dalam satu konteks dengan shalat, 8 kata zakat terdapat dalam surat yang diturunkan di
Mekah, dan 22 kata zakat yang diturunkan di Madinah).

Sedangkan kata shadaqah sendiri sebanyak 12 kali yang semuanya diturunkan di Madinah. Kata
zakat sering disebut bersamaan dengan kata shadaqah (QS 9:103, 9:58, 9:60). Shadaqah mempunyai arti
kata shidiq yang berarti benar, hal ini sejalan dengan konsep zakat.

Beberapa ayat Al-Quran yang membahas mengenai zakat:

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi
ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Alllah maha mendengar lagi maha mengetahui.” (QS 9:103)

“… dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).” (QS 30:39)

“… dan celakalah bagi orang orang yang mempersukutukan(Nya) (yaitu) orang-orang yang tidak
menunaikan zakat da mereka kafir akad adanya (kehidupan akhirat).” (QS 41:6)

2. As-Sunah

Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersada: “siapa yang dikaruniai oleh Allah kekayaan tetapi tidak
mengeluarkan zakatnya, maka pada hari kiamat nanti ia akan didatangi oleh seekor ular jantan gundul
yang sangat berbisa dan sangat menakutkan dengan dua bintik di atas kedua matanya.” (HR Bukhari)

“Golongan yang tidak mengeluarkan zakat (di dunia) akan ditimpa kelaparan dan kemarau panjang.” (HR
Tabrani)

“Bila shadaqah (zakat) bercampur dengan kekayaan lain, maka kekayaan itu akan binasa.” (HR Bazar dan
Baihaqi)
“Zakat itu dipungut dari orang orang kaya di antara mereka, dan diserahkan kepada orang orang miskin.”
(HR Bukhari)

Syarat dan Wajib Zakat

Syarat wajib zakat, antara lain sebagai berikut.

1. Islam, berarti mereka yang beragama Islam baik anak anak atau sudah dewasa, berakal sehat atau
tidak.
2. Merdeka, berarti bukan budak dan memiliki kebebasan untuk melaksanakan dan menjelaskan
seluruh syariat Islam.
3. Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan zakat dan cukup hasil.

Syarat harta kekayaan yang wajib dizakatkan atau objek zakat

1. Halal
Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal (sesuai dengan tuntunan
syariah).
2. Milik Penuh
Artinya kepemilikan di sini berupa hak untuk penyimpanan, pemakaian, pengelolaan yang
diberikan Allah SWT kepada manusia, dan di dalamnya tidak ada hak orang lain.
3. Berkembang
Menurut ahli fikih, “harta yang berkembang” secara terminology berarti “harta tersebut
bertambah”, tetapi menurut istilah bertambah itu terbagi dua yaitu bertambah secara nyata dan
bertambah tidak secara nyata.
4. Cukup Nisab
Nisab, yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat.
5. Cukup Haul
Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta di tangan si pemilik sudah melampaui dua belas
bulan Qamariyah.
6. Bebas dari Utang
Dalam menghitung cukup nisab, harta yang akan dikeluarkan zakatnya harus bersih dari utang,
karena ia dituntut atau memiliki kewajiban untuk melunasi utangnya itu.
7. Lebih dari Kebutuhan Pokok
Kebutuhan adalah sesuatu yang betul-betul diperlukan untuk kelangsungan hidup secara rutin,
seperti kebutuhan sehari-hari.

JENIS ZAKAT
Ada dua jenis zakat, sebagai berikut.

1. Zakat Jiwa/ Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim setelah matahari
terbenam akhir bulan Ramadhan.

Anda mungkin juga menyukai